Anda di halaman 1dari 5

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil survey dari Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak) Bogor
menyatakan sebagian besar lahan sawah Indonesia kandungan C-Organiknya sangat
rendah, kurang dari 2%. Sedangkan tanah yang subur kandungan C-organik tanahnya
adalah 5%. Dengan kandungan C-organik yang rendah itu respon tanah terhadap
pupuk kimia semakin menurun . Kesuburan (fisik dan biologi) tanah semakin
menurun.
Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik
berupa kotoran maupun mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Perombakan
bahan organik oleh biota perombak (makro maupun mikro organisme) akan
menghasilkan humus yang kaya akan bahan makanan bagi tanaman. Disamping itu
bahan organik tanah juga dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan
mengkelat beberapa unsur hara sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk
organik juga dapat memperbaiki struktur tanah serta daya pegang air tanah.
Demikian pentingnya pupuk organik sehingga Menteri Pertanian mengeluarkan
peraturan No. 02/Pert./HK.060/2/2006 yang menetapkan bahwa pupuk organik adalah
pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal
dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
II BOKASHI PUPUK KANDANG

2.1 Bahan Organik

Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik
berupa kotoran maupun mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Perombakan
bahan organik oleh biota perombak (makro maupun mikro organisme) akan
menghasilkan humus yang kaya akan bahan makanan bagi tanaman.
a. Fungsi bahan organik
 Sebagai sumber bahan makanan (nutrisi) untuk tanaman secara langsung.
 Sebagai sumber nutrisi dan energi serangga perombak dan mikro-organisme
pengurai. Pada tahap selanjutnya, biota mengurai tersebut akan menjadi sumber
bahan makanan organisme lain termasuk tanaman.
 Memperbaiki aerasi tanah.
 Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan nutrisi.
 Membantu proses nutrisi yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses
fiksasi dan mengurangi keasaman tanah.
b. Pengomposan
Adalah untuk memantapkan bahan-bahan organik yang berasal dari bahan limbah,
mengurangi bau busuk, membunuh organisme patogen (penyebab penyakit),
membunuh biji-biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk
organik/kompos yang sesuai dengan tanah. Pengomposan diyatakan selesai bila
kompos dalam keadaan matang.

2.2 Bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau
peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4).
Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat
dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik

2
dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan
mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam,
pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan
sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang
sangat baik untuk mikroorganisme.

2.3 Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi Pupuk Kandang adalah bokashi yang bahan-bahan utamanya


mempergunakan pupuk kandang. Adapun bahan-bahan pembuatan bokashi pupuk
kandang untuk kapasitas 1 ton yaitu:
 Pupuk kandang 800 kg
 Dedak 50 kg
 Sekam 150 kg
 Gula 1/4 atau Molase 1/2 liter
 EM-4 1 liter
 Air secukupnya (kadar air 30 - 40 %)
Cara Pembuatan :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
2. Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.
3. Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata,
sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan
akan segar.
4. Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm,
kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari.
5. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-500C, bukalah karung goni. Suhu yang
tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses
pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6. Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan
sebagai pupuk organik.

3
III PENUTUP

Pupuk organik dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan


mengkelat beberapa unsur hara sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk
organik juga dapat memperbaiki struktur tanah serta daya pegang air tanah. Bokashi
adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4).

4
PUPUK ORGANIK

OLEH:
ANAK AGUNG GEDE PUTRA PEMAYUN, S.P.
NIP. 19840117 200604 1 006

Penyuluh Pertanian Desa Tojan, Desa Satra dan Klungkung II

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


KECAMATAN KLUNGKUNG
KABUPATEN KLUNGKUNG
2013

Anda mungkin juga menyukai