LAPORAN PRAKTIKUM
NIM : A44231554
GOLONGAN : A
Urin sapi merupakan salah satu produk limbah cair dari peternakan sapi. Pengelolaan
limbah peternakan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan.
Kehadiran urin sapi tidak hanya menimbulkan bau yang tidak sedap, tetapi juga dapat
membahayakan kesehatan. Kotoran sapi juga dapat mendorong lalat dan nyamuk
berkembang biak di tumpukan sampah, serta dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti
demam merah dan diare pada ternak dan masyarakat sekitar peternakan.
Untuk mengurangi risiko tersebut, urine sapi dapat digunakan sebagai pupuk organik
cair yang dapat memberikan efek positif bagi tanaman. Penggunaan pupuk sebagai bahan
tambahan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi sangat penting bagi tanaman
karena dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkannya. Pupuk organik mempunyai
keunggulan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta ramah lingkungan.
Dengan menggunakan jenis pupuk organik, petani dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pupuk anorganik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan yaitu harganya mahal,
tidak dapat mengatasi permasalahan fisik dan biologi tanah, serta pemupukan yang tidak
tepat atau berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara membuat pupuk organik cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari praktikum yang sudah dilakukan didapat hasil bahwa pada pupuk organic cair (POC) terdapat
bercak putih dipermukaan cairan. berwarna kuning kecoklatan, dan memiliki bau yang khas. Maka
dapat dikatakan pembuatan pupuk organic cair yang dibuat berhasil . POC ini juga ramah lingkungan
dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
BAB V
PEMBAHASAN
Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah sisa dari
bahan-bahan tanaman maupun kotoran hewan. Dalam praktikum ini pembuatan pupuk
organik cair menggunakan bahan dasar dari urine sapi. Di dalam urine sapi terdapat unsur
hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan bahan organik. Kandungan yang terdapat di
dalam POC tersebut dapat menyuburkan tanah dan tanaman.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan haranya lebih dari
satu unsur. Pupuk organik cair dapat memberikan unsur hara yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman karena bentuknya yang cair, oleh karena itu jika terjadi kelebihan
kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur
penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Dibandingkan
dengan pupuk cair an-organik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak akan tanaman
dan tanah walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik cair memiliki
bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung
digunakan oleh suatu tanaman (Parnata, Ayub.S 2007).
Dalam proses pembuatan Pupuk Organik Cair ini kemudian ditambahkan tetesan tebu.
Tetesan tebu ini berperan sebagai molase yang merupakan sumber energi bagi
mikroorganisme yang akan memfermentasikan dari bahan dasar dari pupuk organik cair.
Pada saat pupuk organik cair dipanen terlihat adanya bercak-bercak putih pada pupuk
organik cair tersebut dan memiliki aroma yang kurang sedap, dimana dengan adanya
tanda- tanda seperti itu maka POC tersebut dapat dikatakan berhasil. Hal ini sesuai
dengan pendapat purwendo dan nurhidayat (2007) yang menyatakan bahwa pupuk cair
dikatakan berhasil serta dapat diaplikasikan pada tanaman apabila memperhatikan
keadaan dari bentuk-bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil ditandai dengan
adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan, cairan yang dihasilkan dari proses ini
akan berwarna kuning kecoklatan atau kuning tua dan dengan bau yang khas.
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Dari POC yang sudah dipanen dapat disimpulkan bahwa hasil dari fermentasi urine
sapi dan tetes tebu menghasilkan bercak putih dan bau yang khas. Hal ini merupakan
suatu ciri keberhasilan dari pembuatan POC. Hal ini sesuai dengan pendapat purwendo
dan nurhidayat (2007) yang menyatakan bahwa pupuk cair dikatakan berhasil serta dapat
diaplikasikan pada tanaman apabila memperhatikan keadaan dari bentuk-bentuk fisiknya,
dimana fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada
permukaan cairan, cairan yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning
kecoklatan atau kuning tua dan dengan bau yang khas.