Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk cairan, dibuat dengan cara
melarutkan kotoran ternak, atau dan jenis kacang-kacang dan rumput jenis
tertentu kedalam air. Pupuk cair giengandung unsur-unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman,
unstar unsur hara terdiri dari Nitrogen utuk pertumbuhan turas, batang, dan
daun. Kalium untuk meningkatkan ketahanan tanaruan terhadap serangan
hama dan penyakit. Pupuk cair memiliki keistimewaaan dibanding dengan
pupuk slam yang lain, pupuk cair lebih cepat di serap oleh tanaman (Zahroh,
2018).
Secara umum pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk
menambah hara tanah dan menambah kesuburan tanah sehingga tanaman
yang ditanam pada media tanam dapat memperoleh cukup hara guna
memenuhi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik yang ramah
terhadap lingkungan seperti tumbuhan, limbah hewan, ataupun limbah
organik lainnya Sedangkan pupuk organik cair merupakan pupuk organik
yang memiliki wujud berupa cairan sehingga mudah larut saat digunakan
(Manuel, 2017).
Limbah air kelapa pada kenyataan masyarakat belum memanfaatkan
limbah tersebut, air kelapa lebih banyak dibuang bersama limbah rumah
tangga lainnya dari pada dimanfaatkan. Beberapa faktor penyebab kurangnya
minat masyarakat dalam pemanfaatan air kelapa, antara lain terbatasnya
pengetahuan mereka tentang kandungan zat-zat penting dalam air kelapa. Air
kelapa mengandung hormon auksin dan sitokinin kedua hormon inı penting
dalam pertumbuhan dan jumlah daun pada tanaman (Pane, 2020).
Dengan adanya pratikum "Pembuatan Pupuk Organik Cair" kita dapat
mengetahui clangkah-langkah membuat pupuk organic cair dari limbah
organic rumah tangga, kita juga dapat memanfaatkan bahan-bahan sederhana
dalam membuat pupuk organic cair seperti gula merah, ragı, dan air kelapa
yang biasanya orang-orang membuangnya tapi kita menjadi bisa
memanfaatkan nya menjadi bahan untuk pembuatan pupuk organik cair.
B. Tujuan Praktikum
Untuk membuat pupuk cair dari limbah organik rumah tangga.
C. Manfaan praktikum
Dapat membuat pupuk cair dari limbah organik rumah tangga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan melalui proses fermentasi,
fermentasi merupakan penguraian unsur organik kompleks terutama
karbohidrat untuk menghasilkan energi melalui reaksi enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme, yang biasanya terjadi dalam keadaan anacrob dan
diiringi dengan pembebasan gas, hal ini bertujuan untuk menekan
pertumbuhan patogen agar proses degradasi berjalan dengan baik Proses
fermentasi menghasilkan metabolit mikroba primer dan sekunder, metaboht
primer contohnya etanol, asam sitrat, polisakarida, aseton, butanol dan
vitamin, metabolit sekunder contohnya antibiotik dan pemacu pertumbuhan
sehingga mampu mempengaruhi kadar unsur pada pupuk (Prasetyo, 2021).
Pupuk organik cair memiliki kelebihan antara lain mengandung nutrisi
yang cukup lengkap baik makro dan mikro, mudah diserap oleh tanaman
karena mengandung unsur hara sudah terurai sehingga pemanfaatan oleh
tanaman berjalan lebih cepat daripada pupuk padat. Bahan organik yang
melimpah dan nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman dapat menjaga
kualitas atau keberlanjutan tanah dan tanaman. Sumber bahan baku POC
dapat menggunakan limbah pertanian yang difermentasi dalam waktu tertentu
dan dapat diperkaya dengan sumber lainnya, pupuk organik cair dapat
dimanfaatkan pada berbagai komoditas pertanian, baik komoditas pangan
maupun hotikultura (Selviana, 2019).
Pupuk organik cair dapat dihasilkan dari limbah pertanian yang sudah
tidak dimanfaatkan untuk dikembalikan ke dalam tanah. Proses pembuatan
pupuk organik umumnya melalui proses penguraian oleh aktivitas mikroba,
senyawa yang berasal dari bahan organik akan mudah diurai oleh mikroba
dibandingkan dengan senyawa anorganik. Penguraian bahan organik atau
POC melalui proses yang disebut dengan fermentasi, limbah bahan organik
akan diubah oleh mikroba menjadi senyawa yang sederhana seperti gula,
gliserol, asam lemak dan asam amino (Supriyani, 2020).
Besarnya komponen sampah yang dapat didekomposisi merupakan
sumber daya yang cukup potensial sebagai sumber humus, unsur hara makro
dan mikro, dan sebagai soil conditioner Sampah dapat juga sebagai faktor
pembatas karena kandungan logam-logam berat, senyawa organik beracun
dan patogen, pengomposan dapat menurunkan pengaruh senyawa organik
beracun dan patogen terhadap lingkungan. Salah satu penanganan sampah
organik yang efektif adalah mengolahnya sebagai pupuk organik (Prasetyo,
2021).
Pengomposan atau pembuatan pupuk organik merupakan suatu metode
untuk mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih
sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba. Proses pembuatannya
dapat dilakukan pada kondisi aerobic dan anaerobik, pengomposan aerobik
adalah dekomposisi bahan organik dengan kehadiran oksigen (udara), produk
utama dari metabolis biologi acrobik adalah karbodioksida, air dan panas.
Pengomposan anaerobik adalah dekomposisi bahan organik tanpa
menggunakan oksigen bebas, produk akhir metabolis anaerobik adalah
metana, karbondioksida dan senyawa tertentu seperti asam organik (Manuel,
2017).
Pada dasarnya pembuatan pupuk organik padat maupun cair adalah
dekomposisi dengan memanfaatkan aktivitas mikroba. Oleh karena itu
kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan
jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan. Kondisi optimum bagı
aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses pengomposan, misalnya
aerasi, media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba (Zahroh, 2018).
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukkan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik
cair ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah
dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat,
dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan anorganik. Selain itu, pupuk ını
juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
permukaan tanah bisa digunakan tanaman secara langsung (Supriyani, 2020).
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergaji kayu, lumpur aktif yang
kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan. Pupuk
organık mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam jumlah yang sangat
berpariasi dan imbangan unsur tersebut sangat penting dalam
mempertahankan ata mmemperbaiki kesuburan tanah. Pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada
bahan penambah buatan/sintesis (Pane, 2020).
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat,
mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk
pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair adalah larutan yang berasal dari
hasil pembusukan bahan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman,
kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah sercaca cepat mengatasi
defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara yang cepat (Selviana, 2019).
Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi
defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik.
pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walapun
digunakan sesering mungkin, selain itu pupuk organik juga memiliki bahan
pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa
langsung digunakan oleh tanaman. Pupuk organik cair dalam proses
pembuatannya memerlukan waktu yang lebih cepat dari pupuk organik padat,
dan penerapannya di pertanian yakni tinggal di semprotkan ke tanaman
(Manuel, 2017).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal : Rabu, 22 November 2023
Waktu : 09.45-12.15 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Universitas sulawesi Barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Ember
b. Botol
c. Gunting
d. Selang
2. Bahan
a. Limbah buah-buahan atau sayur-sayuran
b. Gula merah 1 kg
c. Air kelapa 10 liter
d. Ragi
e. Lem lilin
C. Prosedur Kerja
1. Disiapkan baskom, lalu isi dengan air kelapa sebanyak 10 liter.
2. Dimasukkan gula merah yang sudah halus kedalam baskom yang berisi air
kelapa.
3. Diisi botol dengan air mineral dan ragi yang sudah dihaluskan sebeumnya,
kocok hingga larut.
4. Dicampurkan ragi yang sudah larut tadi kedalam baskom yang berisi
latuan air kelapa dan gula merah.
5. Diaduk ketiga bahan hingga larut/homogen.
6. Bahan yang telah larut dimasukkan kedalam botol dan tunggu hingga 10
hari dan amati perubahannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Gambar Keterangan Pembanding


Hari ke-1 Warna pada pupuk cair
berwarna coklat dan bau yang
dibhasilkan belum berubah.
Masih berbau air kelapa dan
gula merah.
Hari ke-2 Warna pada pupuk cair
berwarna coklat (masih sama
dengan hari pertama) dan bau
yang dihasilkan belum
berubah.

Hari ke-5 Warna pada pupuk cair


semakin pekat, memiliki bau
yang cukup menyengat dan
terdapat endapan/
pembentukan gelembung
(gas) berupa buih dalam
jumlah sedikit.

Hari ke-10 Di hari terakhir, warna pada


pupuk cair berwarna coklat
yang sangat pekat, dan juga
bau yang dihasilkan semakin
dan sangat menyengat serta
gelembung (gas) berupa buih
bertambah banyak dan
terdapat endapan didasar
botol yang berwarna putih.

B. Pembahasan
Pupuk organik cair adalah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur yang berbentuk larutan. Keuntungan dari pupuk
organik ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak
bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara
cepat. Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair
umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan
sesering mungkin, selain itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga
larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan
oleh tanaman.
Penggunaan pupuk cair memiliki beberapa keuntungan yaitu
penggunaannya lebih mudah jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk
organik padat. Unsur hara yang terdapat di dalam pupuk cair mudah diserap
tanaman. Mengandung mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk
organik padat dan pencampuran pupuk cair organik dengan pupuk organik
padat dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat.
Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro rendah tetapi
mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan
pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembelah tanah, pupuk organik
mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah (Crusting) dan
retakan tanah, mempertahankan kelangasan tanah serta memperbaiki
pengatusan dakhil (internal drainase). Pemberian pupuk organik kedalam
tanah dapat dilakukan seperti pupuk kimia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
tanaman adalah mengganti bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan
dengan menggunakan mikroorganisme lokal (MOL). MOL adalah pembuatan
pupuk organik baik cair maupun padat dengan menggunakan mikroorganisme
sebagai staternya, bahan utama pembuatan MOL terdiri dari karbohidrat,
glukosa, dan sumber mikroorganisme, karbohidrat sebagai sumber nutrisi
untuk mikroorganisme diperoleh dari limbah-limbah organik seperti gandum,
singkong, air cucian beras, dan lain-lain dan glukosa berasal dari air kelapa,
cairan gula merah, maupun gula pasir.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses fermentasi pupuk organik
cair terjadi perubahan pada hari pertama, kedua, kelima dan kesepuluh.
Berikut penjelasannya :
1. Pada pengamatan hari pertama dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna kecoklatan, belum menghasilkan bau dan belum terdapat
endapan/buih-buih pada dasar tabung. Begitupun pada gambar
pembanding pupuk organik cair memiliki warna kecoklatan dan belum
menghasilkan bau yang menyengat.
2. Pada pengamatan hari kedua dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna kecoklatan dan memiliki bau yang sudah berubah pada
hari pertama. Sedangkan pada gambar pembanding warna pada pupuk
cair berwarna coklat dan bau yang di hasilkan belum berubah.
3. Pada pengamatan hari kelima dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna yang semakin pekat, memiliki bau yang menyengat, dan
terdapat endapan/buih-buih pada dasar botol. Begitupun pada gambar
pembanding warna pada pupuk organik cair semakin pekat, memiliki bau
yang menyengat, dan terdapat endapan/buih-buih diatasnya.
4. Pada pengamatan hari kesepuluh dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna yang semakin pekat, memiliki bau yang semakin
menyengat, dan terdapat endapan/buih-buih pada dasar botol. Begitupun
pada gambar pembanding warna pada pupuk cair semakin pekat,
memiliki bau yang semakin menyengat, dan terdapat banyak
endapan/buih-buih diatasnya.
C. Pertanyaan
1. Bagaimankah kondisi campuran pupuk organik cair pada han pertama dan
hari ke 15 deskripsikan berdasarkan faktor berikut.
a. Warna Pada hari pertama memiliki warna yang kecoklatan. Pada hari
ke 15 memiliki warna kecoklatan yang semakin pekat.
b. Bau/aroma Pada hari pertama belum memiliki bau/aroma yang
menyengat Pada hari ke 15 memiliki bau/aroma yang sangat
menyengat.
c. Kandungan air Pada hari pertama memiliki kandungan air pada pupuk
organik cair masih mencair atau belum terjadi perubahan apa- apa
pada kandungan air nya. Pada hari ke 15 kandungan air pada pupuk
organik mengalami penyusutan/tampak berkurang.
2. Apakah tujuan pemberian ragi pada campuran pupuk organik cair?
Pemberian ragi pada pupuk organik cair karena ragi berfungsi untuk
memfermentasi karbohidrat sehinggan menghasilkan karbondioksida.
3. Apakah tujuan pemberian gula merah dan air kelapa pada campuran
pupuk organık cair?
Pemberian gula merah dan air kelapa pada campuran pupuk organik
Gula merah digunakan pada pembuatan pupuk organik cair karena
merupakan sumber makanan mikroorganisme yang baik untuk tumbuhan,
larutan campuran gula merah juga dapat menyuburkan tanah dan tanaman
organik dapat tumbuh dengan maksimal. Air kelapa digunakan dalam
campuran pupuk organik karena air kelapa adalah sumber hara.
4. Menurut anda, apakah bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai
pengganti gula merah dalam campuran pupuk organik cair?
Pada campuran pupuk organik cait dapat menggunakan EM4 yag
juga dapat menekan pertumbuhan patogen tanah, mempercepat fermntasi
limbah dan sampah organik. Serta meningkatkan ketersediaan unsur hara
pada tanaman, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang
menguntungkan serta dapat mengurangi kebutuhuan pupuk kimia.
5. Buatlah komposisi bahan untuk membuat pupuk organik cair anda sendiri
berikan analisis dan penjelasan terhadap bahan dan perlakuan yang anda
gunakan!
Bahan: gula merah, sampah sayur-sayuran, EM4. Gula merah
digunakan untuk melarutkan EM4 dan EM4 digunakan untuk
mempermudah proses pelarutan. Langkah-langkah pembuatan adalah
Siapkan air, campurkari cincangan sampah sayur-sayuran, EM4 dan gula
merah kedalam baskom, Setelah itu campuran dimasukkan pada kedalam
botol dan tutup rapat selama kurang lebih 15 hari. Dan Setelah 15 hari,
buka tutup botol dan cek hasilnya, jika sampah dalam botol berbau busuk
dan kelihatan menyusut berarti pembuatan pupuk organik cair yang
dilakukan berhasil.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada Pada pengamatan hari pertama dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna kecoklatan, belum menghasilkan bau dan belum terdapat
endapan/buih-buih pada dasar tabung. Begitupun pada gambar
pembanding pupuk organik cair memiliki warna kecoklatan dan belum
menghasilkan bau yang menyengat.
2. Pada pengamatan hari kedua dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna kecoklatan dan memiliki bau yang sudah berubah pada
hari pertama. Sedangkan pada gambar pembanding warna pada pupuk
cair berwarna coklat dan bau yang di hasilkan belum berubah.
3. Pada pengamatan hari kelima dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna yang semakin pekat, memiliki bau yang menyengat, dan
terdapat endapan/buih-buih pada dasar botol. Begitupun pada gambar
pembanding warna pada pupuk organik cair semakin pekat, memiliki bau
yang menyengat, dan terdapat endapan/buih-buih diatasnya.
4. Pada pengamatan hari kesepuluh dapat dilihat pada pupuk organik cair
memiliki warna yang semakin pekat, memiliki bau yang semakin
menyengat, dan terdapat endapan/buih-buih pada dasar botol. Begitupun
pada gambar pembanding warna pada pupuk cair semakin pekat,
memiliki bau yang semakin menyengat, dan terdapat banyak
endapan/buih-buih diatasnya.
B. Saran
1. Saran untuk laboratorium
Diharapkan agar alat-alat dilaboratorium dilengkapi sehingga lebih
memadainya proses praktikum.
2. Saran untuk praktikan
Diharapkan kepada praktikan agar dapat melaksanakan proses
praktikum dengan tenang dan senyap.
3. Saran untuk asisten
Diharapkan kepada kakak asisten agar selalu sabar dalam
membimbing kami.
DAFTAR PUSTAKA

Manuel, J. (2017). Pembuatan Pupuk Organik cair dari Limbah Air Kelapa dengan
Menggunakan Bioaktivator. Fakultas Teknologi Industri. UNDIP
Press.

Pane, H. (2020). Sosialisasi dan Penyuluhan Pupuk Organik Cair dari Limbah
Organik Rumah Pasar dan Rumah Tangga. Focus Agroteknologi
UPMI, vol 1(1), halaman 1-18.

Prasetyo. D. (2021). Pembuatan dan Upaya Peningkatan Kualitas Pupuk Organik


Cair. Jurnal Agrotropika Biologi Ilmiah, vol 20(1), halaman 64-88.

Selviana, T. E. (2019). Pengolahan Limbah Nasi Basi menjadi Pupuk Organik Cair
Mikroorganisme Lokal (MOL) bagi Tanaman. OSF Preprints.

Supriyani, (2020). Pengaruh Variasi Gula Terhadap produksi Ekoenzim


Menggunakan Limbah Buah dan Sayur. Juenal Pendidikan Sains, vol
8(1), halaman 99-115.

Zahroh, K. (2018). Perbandingan variasi Konsesntrasi Pupuk Organik Cair dari


Limbah Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah. Jorunal
of Biology adn Applied Biology, vol 1(1), halaman 50-57.

Anda mungkin juga menyukai