Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK

Di susun oleh :
Nama : Novia Banafsya (19300029)
Ilham Khoeruman (19300031)
Muhammad Idham Prayoga(19300039)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
2021
HALAMA PENGESAHAN

Laporan Pertanian organik disusun guna melengkapi tugas matakuliah Pertanian


organik dan telah diketahui serta disahkan oleh Dosen pengampu Praktikum Pertanian organik
pada 29 November 2021.

Di susun oleh :
Nama :Novia Banafsya (19300029)
Ilham Khoeruman (19300031)
Muhammad Idham Prayoga(19300039)

Mengetahui

Dosen Pengampu
Pertanian organik
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum Pertanian organik tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pertanian organik . Selain itu, laposan praktikum ini juga bertujuan untuk menambah wawasan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Priyono, SE., SH., MM, selaku Dosen
Pertanian organik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pupuk merupakan suatu nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Pupuk secara umum dibedakan menjadi dua yaitu pupuk anorganik dan pupuk
organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif seperti
pestisida yang diproduksi oleh pabrik-pabrik kimia yang beredar dipasaran. Sedangkan pupuk
organik yaitu pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur haranya lebih
satu unsur. Dengan mengekstrak sampah organik tersebut dapat mengambil seluruh nutriens
yang terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens juga sekaligus menyerap
mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa dan nematodoa. Pupuk organik cair mengandung
unsur kalium yang berperan dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis
asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan
turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan
menjamin kesinambungan pemanjangan sel (Hadisuwito, 2012).
Terdapat dua macam pupuk organik yaitu pupuk organik padat dan organik cair. Pupuk
organik padat merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan
kotoran manusia yang berbentuk padat sedangkan pupuk organik cair merupakan larutan yang
berasal dari pembusukan bahan-bahan organik. Kelebihan pupuk organik cair adalah mampu
memberikan hara bagi tanaman tanpa merusak unsur hara di dalam tanah dan lebih mudah
diserap oleh tanaman (Hadisuwito, 2012).
Batang pisang merupakan limbah dari tanaman pisang yang hanya dapat berbuah satu
kali, sehingga batang pisang hanya akan menjadi limbah yang menumpuk karena
pemanfataannya masih belum optimal. Batang pisang merupakan limbah pertanian yang dapat
dijadikan sebagai produk bermanfaat karena mengandung senyawa-senyawa potensial. (Santi,
2012), susunan kimiawi dalam batang pisang meliputi protein 4,77%, bahan kering 30,85%,
bahan organik 76,76%, kecernaan bahan kering 46,53%, kecernaan bahan organik 43,91%, pH
cairan 6,74%, bau 1,40%, warna 1,50%, jamur 1,00%, tekstur 1,0%, dan kadar abu batang
pisang sebanyak 25,12%. Oleh karena itu, limbah batang pisang dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan pupuk organik cair (Budiyani dkk., 2016).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan praktikum mengenai pupuk
organik cair untuk memanfaatkan limbah-limbah dari bahan organik contohnya seperti batang
pisang yang biasanya tidak digunakan lagi setelah ditebang.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara membuat pupuk organic cair, untuk
mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk organic cair, memanfaatkan bahan-bahan yang
sudah busuk, terutama buah-buahan dan untuk mengurangi pupuk sintetis atau kimia. Adapun
kegunaan pada praktikum pembuatan pupuk organic cair sayuran ini adalah pemanfaatan
limbah sayuran dimasyarakat dapat berkurang, serata dalam hal pengurangan limbah ini juga
tercipta sesuatu yang dapat bermanfaat untuk keseharian masyarakat terutama bagi yang ingin
membuat pupuk organik cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian pupuk organic cair


Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan , dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur . kelebihan daari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara
, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu meyediakan hara secara cepat (Ayub
Pranata, 2004).
Pada dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk
padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair ini mempunyai banyak manfaat.
Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos. Untuk
membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter. Yakni sebuah
tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan
diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis
limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat. Sebetulnya tidak mudah memanfaatkan
kotoran ternak sebagai pupuk kandang tanpa mengandung limbah yang lain karena bersifat
ruah dan mudah rusak. Penyebaran pupuk| kandang ke lahan pertanian mengurangi kehilangan
hara yang dikandung pupuk kandang. (Santi, 2010).
Samekto (2008) dan Yuliarti (2009), mengemukakan bahwa pupuk organik cair
merupakan hasil akhir dari peruraian bagian – bagian atau sisa –sisa tanaman dan binatang
(makhluk hidup) misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, tepung
tulang dan lain sebagainya. Pupuk organik cair mampu menggemburkan lapisan permukaan
tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan
air, yang oleh karenanya kesuburan tanah menjadi meningkat (Samekto, 2008). Hal ini
sependapat dengan Yuliarti (2009) penggunaan pupuk organik cair memberikan manfaat
meningkatkan ketersediaan anion – anion utama untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat,
fosfat, sulfat, borat, dan klorida, meningkatkan ketersediaan hara mikro untuk kebutuhan
tanaman, dan memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah menurut Hadisuwito (2007),
pemberian pupuk cair dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Jenis jenis pupuk organik cair
Dalam dunia pertanian kita mengenal dengan 2 jenis pupuk yakni pupuk anorganik dan pupuk
organik, pupuk organik sendiri mempunyai 2 Jenis yaktni pupuk organik padat dan pupuk
organik cair, kedua jenis pupuk organik tersebut sama saja yakni dihasilkan dari bahan-bahan
organik yang tidak menyebabkan pencemaran dan residu terhadap tanaman, berikut
penjeralasan jenis-jenis pupuk organik :
o Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayur Pupuk organik cair (POC) limbah sayur
kandungan mikroorganisme pengurai dan penyubur tanaman mengandung sitokinin,
karbohidrat pseudomonas, asdergilus dan lactobasilius yang bermanfaat pengurai dan
penyubur tanaman (Septiana, 2009).
o Pupuk Organik Cair(POC) Bonggol Pisang Menurut (Septiana.,dkk,2009) Pupuk
organik cair (POC) bonggol pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan
Sitokinin. Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 9.
Mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu : Lactobacillussp,
Pseudomonassp, Azospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus,
mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik Bakteri tersebut mampu mengurai
bahan organik termasuk nitrogen, phospat dan kalium dalam bahan organik yang ada
dalam tanah menjadi nutrisi yang siap digunakan oleh tanaman. Bonggol pisang lebih
banyak mengandung unsur hara P atau phospat sehingga banyak digunakan sebagai
penambah nutrisi tanaman, POC bonggol pisang mengandung N sebesar 1,73 %, P
sebesar 0,19%, K sebesar 0,13%. POC bonggol pisang memiliki peranan dalam masa
pertumbuhan vegetatif tanaman dan toleran terhadap penyakit, kadar asam fenolat yang
tinggi membantu ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga membantu ketersedian P tanah yang
berguna pada proses pembuangan dan pembentukan buah
o Pupuk Organik Cair (POC) Urine Sapi Menurut penelitian Kurniadinata (2008), pupuk
cair dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih 7 hari
pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair terlihat bewarna
kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses fermentasi urin sapi
menggunakan 1% dekomposer yang bertujuan untuk mempercepat proses
fermentasi.e).
o Mikro organisme lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme
yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun
pupuk cair (Budiyani dkk., 2016). Pemanfaatan limbah pertanian seperti buah-buahan
tidak layak konsumsi untuk diolah menjadi MOL dapat meningkatkan nilai tambah
limbah, serta mengurangi pencemaran lingkungan (Juanda dkk., 2011) Larutan
mikroorganisme lokal (MOL) merupakan larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar
dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Unsur hara mikro dan makro pada
larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik,
perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman.
sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pupuk hayati, dekomposer, dan pestisida
organik terutama sebagai fungisida (Nappu dkk., 2011).
Faktor factor yang mempengaruhi keberhasilan
Menurut Hardisuwito (2007) Pembuatan pupuk cair organik sebaiknya dilakukan pada waktu
sore hari atau pagi hari dimana intensitas cahaya matahari relatif rendah dan kelembaban tidak
terlalu tinggi. Misalnya dilakukan pada siang hari diusahakan tempat pembuatan pupuk
dilakukan pada tempat yang terhalang intensitas cahaya matahari secara langsung.
Kontaminansi dengan bakteri patogenik pada awal pembuatan akan sangat berbahaya, bakteri
patogenik cenderung dapat berkembang biak dari suhu yang relatif tinggi. Bakteri patogenik
juga dapat menyebar dari penggunaan bahan yang busuk. Proses pembuatan pupuk cair bahan
yang digunakan sebaiknya tidak busuk, hal ini dikarenakan pada bahan yang busuk
kemungkinan terjadinnya kontaminasi dari mikroba lain (mikroba merugikan) sangat besar,
hal ini dikarenakan pada bahan yang telah busuk sudah dapat dipastikan ada penyebabnya, hal
ini tidak boleh terjadi, karena berdampak pada tingkat keberhasilan dalam proses pembuatan
pupuk cair yang akan dibuat. Pada intinya di dalam bahan yang sudah mengalami pembusukan
akan menghambat proses fermentasi yang dilakukan mikoorganisme yang menjadi starter yang
telah di siapkan, sehingga proses fermentasi akan terhambat dan akhirnya tingkat keberhasilan
bisa dapat dipastikan akan kecil. Ciri-ciri dari pembuatan pupuk cair yang tidak jadi adalah
dari bau yang dihasilkan, apabila berbau busuk dan menyengat pupuk itu dinyatakan gagal, hal
ini mungkin disebabkan juga karena bahan yang digunakan sudah mengalami pembusukan,
sehingga pada saat proses fermentasi berlangsung mikroba di dalamnya mengalami kompetisi
dan pada akhirnya sama-sama mengalami kematian. (Hardisuwito, 2007) Menurut Indriani
(2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan pupuk organik yaitu
nilai C/N bahan, ukuran bahan, campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, kelembaban
dan aerasi, temperatur dan keasaman (pH). Hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses
pembuatan pupuk organik dapat berlangsung lebih cepat antara lain sebagai berikut:
o Nilai C/N Bahan Bahan organik tidak dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan
oleh tanaman karena perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak
sama dengan C/N tanah. Nilai C/N merupakan hasil perbandingan antara karbon dan
nitrogen. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan
C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat digunakan atau
dapat diserap tanaman. Namun, umumnya bahan organik yang segar mempunyai C/N
yang tinggi, seperti jerami padi 50-70; daun-daunan > 50 (tergantung jenisnya); cabang
tanaman 15-60 (tergantung jenisnya); kayu yang telah tua dapat mencapai 400.
Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pembuatan pupuk
organik semakin cepat. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan
menggunakan N untuk sintesis protein
o Ukuran Bahan Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses
pengomposannya karena semakin luas bahan yang tersentuh dengan bakteri. Untuk itu,
bahan organik perlu dicacah sehingga berukuran kecil. Bahan yang keras sebaiknya
dicacah hingga berukuran 0,5-1 cm, sedangkan bahan yang tidak keras dicacah dengan
ukuran yang agak besar sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak keras sebaiknya
tidak terlalu kecil karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik
(kelembabannya menjadi tinggi).
o Komposisi Bahan Komposisi bahan dari beberapa macam bahan organik akan lebih
baik dan cepat. Ada juga yang menambahkan bahan makanan dan zat pertumbuhan
yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga selain dari bahan organik, mikroorganisme
juga mendapatkan bahan tersebut dari luar.
o Jumlah Mikroorganisme Biasanya dalam proses ini bekerja bakteri, fungi,
Actinomycetes dan protozoa. Sering ditambahkan pula mikroorganisme ke dalam
bahan organik yang akan dijadikan pupuk. Dengan bertambahnya jumlah
mikroorganisme diharapkan proses pembuatan pupuk organik akan lebih cepat
Kelebihan dan kekurangan pupuk organic cair
Pupuk organik cair memiliki manfaat bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk
menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di
lingkungan sekitar, Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan
kualitas produk (Suriadikarta, 2006) Adapun keunggulan dari pupuk organik cair yaitu Mudah
untuk membuatnya, Murah harganya, tidak ada efek samping bagi lingkungan maupun
tanaman, bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada daun (bio-control), seperti
ulat pada tanaman sayuran, aman karena tidak meninggalkan residu, pestisida organik juga
tidak mencemari lingkungan (Suriadikarta, 2006). Kelemahan yang umum terdapat pada pupuk
organik/ hayati cair, yaitu Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat
rendah, Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada/mati
seiring dengan waktu, (Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa
tambahan bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea, Mikroorganisme di dalamnya sangat
mudah berkurang bahkan mati, Tingkat kontaminasi sangat tinggi, Seringkali menghasilkan
gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk), Tidak tahan lama (kurang dari setahun)
(Suriadikarta, 2006).
BAB II
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada 29 November 2021 pukul 13.00 WIB-selesai tanggal 20
Desember 2021 di Laboratorium Agroteknologi , Fakultas Pertanian, Universitas Slamet
Riyadi Surakarta.

B. Alat dan Bahan


Alat
o Wadah kecil
o Selang
o Pisau
o Ulekan
o Botol
Bahan
o Limbah sayur / Sayur layu
o Sayur segar
o Buah busuk
o Buah segar
o Nasi

C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Memotong kecil-kecil limbah sayur, limbah buah, haluskan sampai merata.
3. Setelah itu, saring dan tambahkan sedikit air
4. Setelah itu tuangkan cairannya ke dalam botol
5. Menutup rapat botol tersebut dengan menggunakan isolasi/lem dan berikan lubang
drainase dan sambungkan menggunakan selang yang terhubung langsung ke botol yanng
berisi air.
6. Setelah itu menyimpan selama 20 hari
BAB V
HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari praktikum pembuatan pupuk organik cair yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Bahan Busuk terdiri dari buah naga busuk, pakcoy busuk, tetes tebu.
Proses pembuatan

Minggu 1

Minggu 3

Indicator 1-7 hari 7-14 hari


Warna Coklat Coklat muda
Aroma Agak menyengat Menyengat
2. Bahan Segar & Bahan Busuk terdiri dari sawi segar, tomat busuk, tetes tebu.
Proses pembuatan

Minggu 1

Minggu 3

Indicator 1-7 hari 7-14 hari


Warna Coklat tua Coklat
Aroma Agak menyengat Menyengat
3. Bahan Segar & Bahan Busuk terdiri dari tomat busuk, buah naga busuk, pakcoy busuk,
sawi segar, sisa nasi, tetes tebu.
Proses pembuatan

Minggu 1

Minggu 3

Indicator 1-7 hari 7-14 hari


Warna Coklat Coklat muda
Aroma Agak menyengat Menyengat
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai pembuatan POC terjadi beberapa
perubahan fisik setiap minggunya. Pada pengamatan pertama yaitu hari 1-7 warnanya cokelat
kemudian hari 7-14 warnanya cokelat muda. Sedangkan aromanya pada hari 1- 7agak
menyengat, hari 7-14 menyengat.
Berdasarkan parameter warna dan aroma menunjukkan bahwa POC yang dibuat
mencapai tingkat kematangannya pada minggu kedua. Hal ini dapat dilihat dari warnanya dari
minggu pertama hingga minggu kedua bahwa warna POC dari minggu pertama berwarna
cokelat hingga minggu ketiga berubah menjadi cokelat muda. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sufianto (2016) warna cairan yang dihasilkan pada proses pembuatan pupuk organik cair
berwarna coklat muda dengan bau tidakmenyengat. Pada parameter aroma, POC berubah
menjadi bau fermentasi Kandungan unsur hara makro (N, P, K, Ca, dan Mg) maupun unsur
hara mikro (Fe, Zn, dan Mn) pada larutan MOL setelah fermentasi 15 hari mengalami
peningkatan dibandingkan sebelum fermentasi. Fermentasi merupakan proses oksidasi anaerob
karbohidrat menghasilkan alkohol dan asam-asam. Gula jika difermentasi akan menghasilkan
etanol, asam laktat, asam butirat, aseton, dan hydrogen. Pada proses fermentasi terjadi
dekomposisi terhadap bentuk fisik padatan dan pembebasan sejumlah unsur penting dalam
bentuk senyawa-senyawa kompleks maupun senyawa-senyawa sederhana ke dalam larutan
fermentasi. Aktivitas mikrobia dalam mendekomposisi bahan organik menurut Djuarni (2014)
juga akan menghasilkan gas CO2 . Gas CO2 ini akan membentuk asam karbonat (H2CO3)
yang mudah terurai menjadi ion H+ dan HCO3. Ion H+ ini akan mempengaruhi kemasaman
sehingga pH larutan MOL menurun (kemasaman meningkat).
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses keberhasilan pembuatan
pupuk organic cair yaitu nilai C/Nbahan, ukuran bahan, campuran bahan,mikroorganisme yang
bekerja, kelembaban dan aerasi, temperatur dan keasaman (pH). Apabila bahan organik
mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat
digunakan atau dapat diserap tanaman.Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebihcepat
proses pengomposannya karena semakin luas bahan yang tersentuh dengan bakteri. Untuk itu,
bahan organik perlu dicacah sehingga berukuran kecil. Komposisi bahan dari beberapa
macambahan organik akan lebih baik dan cepat. Sering ditambahkan pula mikroorganisme ke
dalam bahan organik yang akan di jadikan pupuk. Dengan bertambahnya jumlah
mikroorganisme diharapkan proses pembuatan pupuk organik akan lebih cepat.Serta
temperatur dan keasaman tanah (pH) yang harus dijaga agar hasilnya lebih optimal dan cepat
panen.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1.
Pupuk organik cair merupakan salah satu cara untuk mengurangi penggunan pupuk kimia yang
dapat mencemarkan lingkungan, dan dapat mengurani sampah limbah buah dan sayuran 2.
Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahanbahan organik dan
berwujud cair.
3. Pupuk organik cair memiliki manfaat bagi tanaman yaitu untuk menyuburkan tanaman,
untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, untuk mengurangi dampak sampah organik
di lingkungan sekitar, untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, untuk meningkatkan
kualitas produk
SARAN
Dalam praktikum ini masih banyak kekurangan-kekurangan yaitu waktu praktikum yang selalu
selesai saat senja atau magrib dan asisten kurang menjelaskan selama kegiatan berlangsung
maka dari itu perlu dilakukan penelitian lanjutan agar mahasiswa lebih paham mengenai pupuk
organik cair dan waktu dan media yang lebih banyak agar mahasiswa lebih tahu lebih dalam
mengenai pupuk organik cair lalu perlu penjelasan yang lebih rinci dari asisten mengenai
pupuk organik cair agar mahasiwa mampu menjelaskan mengenai pupuk organik cair

Anda mungkin juga menyukai