Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
(PNA1314)

ACARA 13
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

Oleh:
Ariska Febrilianti
NIM.A1H023011
Rombongan 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan salah satu input penting dalam budidaya pertanian.


Pupuk berfungsi untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
untuk tumbuh dan berkembang. Penggunaan pupuk yang tepat dapat
meningkatkan produktivitas pertanian.
Pupuk dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan
alami, seperti kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, dan kompos. Pupuk
anorganik merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan buatan, seperti
urea, ZA, dan NPK.
Penggunaan pupuk anorganik secara intensif dalam budidaya pertanian
dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain: meningkatkan produktivitas
pertanian, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,meningkatkan
kualitas hasil panen serta mempermudah dan mempercepat proses budidaya.
Namun, penggunaan pupuk anorganik secara intensif juga dapat
menimbulkan beberapa efek samping, antara lain meningkatkan pencemaran
lingkungan, meningkatkan ketergantungan tanaman terhadap pupuk,
meningkatkan biaya produksi, sehingga perlu adanya alternatif lain yaitu
dengan penggunaan pupuk organik cair.
Pupuk organik cair (POC) merupakan salah satu jenis pupuk yang
dibuat dengan cara memfermentasi bahan-bahan organik, terutama dari
tanaman, melalui pencampuran dengan air. POC mengandung berbagai
macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium,
magnesium, kalsium, sulfur, dan unsur hara mikro. Fungsinya yang sama
seperti pupuk anorganik namun mempunyai manfaat yang sama seperti pupuk
anorganik dengan harga yang lebih murah sehingga dapat menekan hari. Oleh
karena itu, pada praktikum ini akan dibahas cara pembuatan pupuk organik
cair.

1
B. Tujuan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas praktikum ini memiliki


tujuan untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik cair.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan


kesuburannya (Syamsudin et al., 2016). Pupuk dapat berasal dari bahan
organik atau anorganik. Pupuk organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup,
seperti kotoran hewan, kompos, dan pupuk hijau. Pupuk anorganik berasal
dari mineral, seperti urea, ZA, dan NPK.
Pupuk berfungsi untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman meliputi nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, dan
mikronutrien. Pupuk dapat diberikan ke tanah dengan berbagai cara, yaitu
dengan cara ditaburkan, dibenamkan, atau dikocor. Cara pemberian pupuk
yang tepat tergantung pada jenis pupuk dan kondisi tanah. Pupuk memiliki
peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Pupuk dapat
meningkatkan hasil panen, memperbaiki kualitas hasil panen, dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit(Huda et al.,
2017).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik,
seperti kotoran hewan, kompos, dan pupuk hijau (Syamsudin et al., 2021).
Pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi tanaman, seperti meningkatkan
kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap hama dan penyakit.
Pupuk organik dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu pupuk
organik padat dan pupuk organik cair.
1. Pupuk Organik Padat
Pupuk organik padat adalah pupuk organik yang berbentuk padat. Pupuk
organik padat umumnya dibuat dari bahan-bahan organik yang telah
mengalami proses dekomposisi, seperti kompos, pupuk kandang, dan
bokashi. Contoh dari pupuk organik padat adalah sebagai berikut ;
a. Pupuk Kompos

3
Pupuk kompos adalah pupuk organik yang dibuat dari proses
dekomposisi bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran
hewan, dan limbah organik lainnya. Pupuk kompos memiliki
kandungan unsur hara yang lengkap, serta memiliki sifat fisik dan
kimia yang baik bagi tanah.
b. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang dibuat dari kotoran
hewan, seperti kotoran sapi, kotoran kambing, dan kotoran ayam.
Pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, terutama
nitrogen.
c. Bokashi
Bokashi adalah pupuk organik yang dibuat dari proses fermentasi
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, dan
limbah organik lainnya. Bokashi memiliki kandungan unsur hara
yang lengkap, serta memiliki sifat fisik dan kimia yang baik bagi
tanah.
2. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang berbentuk cair. Pupuk
organik cair umumnya dibuat dari bahan-bahan organik yang telah
mengalami proses fermentasi, seperti limbah cair, kotoran hewan, dan
limbah organik lainnya.
a. Pupuk Limbah Cair
Pupuk limbah cair adalah pupuk organik cair yang dibuat dari limbah
cair, seperti limbah cair industri, limbah cair rumah tangga, dan
limbah cair pertanian. Menurut (Haryono et al., 2019), Pupuk limbah
cair memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, serta memiliki sifat
fisik dan kimia yang baik bagi tanah.
b. Pupuk Kotoran Hewan Cair
Pupuk kotoran hewan cair adalah pupuk organik cair yang dibuat
dari kotoran hewan, seperti kotoran sapi, kotoran kambing, dan
kotoran ayam. Pupuk kotoran hewan cair memiliki kandungan unsur
hara yang tinggi, terutama nitrogen.
4
c. Pupuk Limbah Organik Cair.
Pupuk limbah organik cair adalah pupuk organik cair yang dibuat
dari limbah organik, seperti sisa-sisa tanaman, limbah makanan, dan
limbah organik lainnya. Pupuk limbah organik cair memiliki
kandungan unsur hara yang lengkap, serta memiliki sifat fisik dan
kimia yang baik bagi tanah.
Pupuk limbah organik cair adalah salah satu jenis pupuk organik yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
tanaman. Pupuk ini dibuat dengan cara fermentasi limbah organik, seperti
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.
Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk limbah organik cair
bervariasi, tergantung pada jenis limbah organik yang digunakan. Secara
umum, pupuk limbah organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Unsur hara makro yang terdapat pada pupuk limbah organik cair antara
lain nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen merupakan unsur hara
yang berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Fosfor
berperan dalam pembentukan akar, bunga, dan buah. Kalium berperan dalam
transportasi air dan nutrisi di dalam tanaman.
Unsur hara mikro yang terdapat pada pupuk limbah organik cair antara
lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), besi (Fe), mangan (Mn),
tembaga (Cu), seng (Zn), dan boron (B). Unsur-unsur ini berperan penting
dalam berbagai proses fisiologis tanaman, seperti fotosintesis, respirasi, dan
metabolisme.
Penelitian yang dilakukan oleh Susi & Neng, (2018) menunjukkan
bahwa pupuk limbah kulit nenas mengandung unsur hara makro dan mikro,
yaitu N (0,127%), P (23,63 ppm), K (8,25 ppm), Ca (27,55 ppm), Mg (137,25
ppm), Na (79,52 ppm), Fe (1,27 ppm), Mn (28,75 ppm), Cu (0,17 ppm), Zn
(0,53 ppm), dan C-organik (3,10%). Adapun penelitian yang dilakukan oleh
Umadji et al., (2023) menunjukkan bahwa pupuk limbah organik cair dari
limbah rumah tangga mengandung unsur hara makro dan mikro, yaitu N

5
(0,33%), P (2,98%), K (3,28%), Ca (1,98%), Mg (2,66%), Fe (212 ppm), Mn
(0,852 ppm), Na (118 ppm), dan Zn (169 ppm).

6
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kotoran ternak, dedak
halus padi (katul), hijauan (jerami, gedebog pisang, atau daun leguminnosa),
gula merah, EM4 (sumber mikroba dekomposer) dan air.. Alat yang
digunakan, antara lain tong plastik ukuran 7 liter, botol plastik ukuran 1,5
liter, dan selang aerator.

B. Prosedur Kerja

Pada praktikum ini dilakukan tiga prosedur untuk mencapai tujuan


dijelaskan sebagai berikut:
1. Bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembuatan POC disiapkan.
2. Tong plastik yang akan digunakan dilubangi bagian tutupnya seukuran
dengan selang aerator. Bagian bawah tong plastic dipasang kran atau
proporsinya.
3. Bahan organic sebagai bahan baku POC dirajang, kemudian dimasukkan
secara selang-seling kedalam tong dan ditambahkan air secukupnya. Lalu
diaduk secara merata.
4. Bioaktivator dan gulamerah dilarutkan kedalam 5 Liter air, diaduk
hingga merata. Lalu, larutan tersebut dimasukkan kedalam tong yang
berisi bahan baku POC.
5. Setelah itu, tong ditutup dengan rapat (anaerob), lalu selang dimasukkan
lewat tutup tong yang sudah dilubangi. Tempat selang masuk direkatkan
sehingga tidak ada celah udara. Ujung selang yang lain dibiarkan masuk
kedalam botol yang telah diberi air. Fungsi selang adalah untuk
menstabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa
harus ada udara luar yang masuk kedalam tong.

7
6. POC difermentasikan selama 7 hari. POC yang matang berbau wangi
seperti tape.
7. POC dan ampasnya dipisahkan dengan cara membuka kran. Ampas
adonan digunakan sebagai pupuk organik padat. POC dalam kemasan
rapat dapat digunakan sampai 6 bulan

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 13.1 Pembuatan Pupuk Organik Cair


No. Dokumentasi Keterangan
1. Disiapkan alat dan bahan seperti air, toples,
galon bekas, dll.

2. Cairan EM4 sebanyak 10 ml diukur dengan


gelas ukur.

3. Cairan EM4 yang sudah diukur dimasukkan


ke dalam toples dan dilarutkan dengan 1 liter
air.

4. Disiapkan gula merah sebanyak 10 gram dan


dilarutkan dengan 1 liter air.

5 Gedebok pisang sebanyak 250 gram dipotong


kecil-kecil dan ditimbang sebanyak 64 gram.

6 Dedek ditimbang seberat 250 gram dan


dimasukkan ke dalam toples.

7 Jerami dimasukkan ke dalam ember dan


ditimbang seberat 250 gram. Lalu dimasukkan
ke dalam galon yang telah disiapkan sebagai
wadah POC.

9
8 Larutan gula merah dan EM4 dimasukkan ke
dalam galon secara bertahap.

9 Dedek padi dimasukkan ke dalam galon.

10. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam galon.

11. Air 5 liter dimasukkan ke dalam galon yang


sudah berisi Jerami, larutan gula merah,
larutan EM4, gedebong pisang, dan pupuk
kandang.

12 Campurkan seluruh bahan yang ada didalam


galon sampai tercampur rata.

B. Pembahasan

Praktikum ini membahas mengenai pembuatan pupuk organik cair yang


dibuat dari limbah-limbah organik. Pada sektor pertanian penggunaan pupuk
adalah hal yang biasa terjadi. Tentu saja karena memiliki tujuan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman melalui pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman. Namun, setelah penerapan revolusi hijau pada
tahun ke pemimpinan presiden Pak Soeharto, petani menjadi terbiasa
menggunakan pupuk sintesis berbasis bahan kimia. Produktivitas tanaman
meningkat karena penggunaan pupuk sintesis tersebut, namun diikuti dengan
penurunan produktivitas di tahun-tahun berikutnya. Sejalan dengan penelitian
Farawita, (2018) penggunaan pupuk sintesis berdampak buruk pada
lingkungan, maka perlu ada solusi lain untuk tetap menerapkan pertanian
yang berkelanjutan.
10
Menurut Wihardjaka (2021), kualitas tanah dapat diperbaiki dengan
pupuk organik. Pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi tanaman,
seperti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Kandungan
unsur hara yang terdapat pada pupuk organik juga sangat beragam, maka
pupuk organik ini dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan produktivitas
tanaman dan menjadikan pertanian tetap berlanjut. Pupuk organik dapat
berupa padatan maupun cairan. Pupuk organik dapat diperoleh dengan
membeli maupun dengan membuat sendiri. Pada praktikum ini akan
dijelaskan bagaimana pembuatan pupuk organik cair. Pembuatan pupuk
organik cair pada praktikum ini dilakukan dengan memfermentasikan
campuran bahan-bahan organik dengan air pada suatu tempat dengan kondisi
anaerob (tanpa oksigen). Bahan yang digunakan pada praktikum ini terdiri
dari kotoran ternak, dedak halus padi (katul), jerami, gula merah, EM4, dan
air. Komposisi bahan yang dipakai dalam pembuatan pupuk organik akan
mempengaruhi kualitas pupuk organik yang dihasilkan. Meskipun demikian
hampir seluruh bahan organik dapat diolah menjadi pupuk bahkan sampah
yang merupakan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga tersebut dapat
berupa sampah sayuran baru, sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit
telur, anggur, kulit jeruk, apel dan sampah buah lainnya (Kurniawidi et al.,
2021).
Kotoran ternak yang digunakan pada praktikum ini adalah kotoran sapi
menggunakan pupuk kompos. Pupuk kompos yang terbuat dari kotoran sapi
memiliki kandungan unsur N, P, dan K yang tinggi, yaitu masing-masing 2,5-
3,0%, 0,6-0,8%, dan 1,5-2,0% (Hartati et al., 2023). Bila dibandingkan
dengan pupuk sintesis, kandungan unsur hara lebih rendah dibanding pupuk
sintesis.
Ternak, seperti sapi dan kambing, biasanya memakan hijauan, yang
merupakan bagian tubuh tanaman. Sebagai bahan organik, itu dapat
digunakan sebagai pupuk organik. Pada kegiatan praktikum ini, hijauan yang
digunakan adalah jerami sisa pemanean padi dan gedebog pisang. Kandungan
unsur hara jerami padi dapat bervariasi, tergantung pada varietas padi, umur
11
tanaman, dan kondisi lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Sukaryani (2019), kandungan unsur hara jerami padi rata-rata adalah
sebagai berikut: Nitrogen (N) 1,5-2,0% ; Fosfor (P) 0,05-0,1%; Kalium (K)
1,0-1,5%; Kalsium (Ca) 0,5-1,0% dan Magnesium (Mg) 0,2-0,3%.
Kandungan unsur hara yang terkandung pada fermentasi batang pohon
pisang dapat bervariasi, tergantung pada varietas pisang, umur tanaman, dan
kondisi lingkungan. Menurut penelitian Nurhadiah (2017), secara umum,
kandungan unsur hara pada fermentasi batang pohon pisang adalah sebagai
berikut: Nitrogen (N) 0,04% - 0,17%; Fosfor (P) 0,001% - 0,004%; Kalium
(K) 0,16% - 0,17%; Kalsium (Ca) 16% dan Magnesium (Mg) 23%.
Kandungan nitrogen dan fosfor pada fermentasi batang pohon pisang relatif
rendah, sedangkan kandungan kalium dan kalsium relatif tinggi. Kandungan
kalium yang tinggi pada fermentasi batang pohon pisang menjadikannya
sebagai sumber kalium yang baik untuk tanaman. Kalium merupakan unsur
hara makro yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
terutama untuk pembentukan klorofil, fotosintesis, dan transportasi
karbohidrat.
Selain itu, fermentasi batang pohon pisang juga mengandung berbagai
macam mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman, seperti bakteri,
jamur, dan actinomycetes. Mikroorganisme tersebut dapat membantu
meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit.
Bekatul, juga dikenal sebagai dedak halus padi, biasanya digunakan
sebagai pakan ternak seperti ayam, bebek, dan sebagainya. Setelah
penggilingan beras. Cari dedak digunakan sebagai biang fermentasi untuk
membuat pupuk organik. Ini karena EM 4 mudah bereaksi dengan dedak,
yang mempercepat proses fermentasi, sehingga bahan organik menjadi pupuk
organik lebih cepat (Fahruddin & Sulfahri, 2019).
EM4, atau Effective Microorganism-4, adalah larutan cair yang
mengandung mikroorganisme bermanfaat yang digunakan dalam berbagai
aplikasi pertanian dan lingkungan. Ini adalah teknologi yang dikembangkan
untuk meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman, serta meningkatkan
12
kesuburan dan produktivitas tanah. EM4 mengandung mikroorganisme
fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus
sp.), Bakteri Fotosentetik (Rhodopseudomonas sp.), Actinomycetes sp.,
Streptomyces sp. dan Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk
memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah
diserap oleh akar tanaman (Herlina & Aswita, 2019). Dalam pembuatan pupuk
organik cair, EM4 digunakan sebagai bioaktivator yang membantu dalam
proses pengomposan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik
cair. EM4 membantu memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik
menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman.
Air merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk organik cari.
Air berperan dalam melarutkan semua bahan yang digunakan. Semua bahan
yang digunakan pada pembuatan pupuk organik ini dicampurkan di dalam
galon bekas, pada sisi bagian bawah galon dipasang kran yang berguna untuk
mengeluarkan POC. Setelah semua bahan masuk dan tercampur di dalam
galon, galon kemudian ditutup rapat sehingga tidak ada udara yang masuk.
Pada bagian tutup galon disambungkan ke botol yang berisi menggunakan
slang plastik. Hal ini bertujuan agar udara dari proses fermentasi yang terjadi
di dalam galon dapat keluar melalui selang. Adapun fungsi air pada botol
adalah untuk mencegah udara dari luar masuk ke dalam galon yang dapat
menyebabkan kerusakan pada proses fermentasi di dalam galon.
Pupuk organik cair difermentasikan selama sekitar tujuh hari sebelum
dapat digunakan. Menurut (Triman & Mikhael, 2023) ciri dari pupuk organik
cair yang baik adalah berwarna kuning kecoklatan, pH netral, tidak berbau,
dan memiliki kandungan unsur hara tinggi. Baik cairan maupun ampas dari
pupuk organik cair ini dapat digunakan. Kelebihan pupuk organik cair adalah
mereka dapat digunakan melalui daun, membuatnya mudah diserap tanaman.
Penggunaan pupuk organik cair pada tanah juga dapat meningkatkan kualitas
tanah, seperti halnya penggunaan pupuk organik pada umumnya. Dalam
pengamatan yang dilakukan setelah 7 hari membuat POC, bau dan warnanya
diamati. Baunya menyerupai fermentasi tape, dan warnanya cokelat
kekuningan. Menurut Syafri et al., (2017), menyatakan bahwa proses
13
fermentasi dapat dikatakan berhasil dan berlangsung dengan baik apabila
terdapat bercak berwarna putih yang banyak pada permukaan POC disertai
dengan warnanya yang kuning kecokelatan. Pada pengamatan tercium bau
busuk yang tidak sedap, hal ini terjadi kandungan bahan organiknya yang
tinggi. Bahan organik tersebut, seperti kotoran hewan, sisa tanaman, dan
limbah rumah tangga, mengandung senyawa-senyawa volatil yang mudah
menguap (Purwanto et al., 2023). Senyawa-senyawa ini, seperti amonia,
metana, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfida, memiliki bau yang tidak sedap.
Bau pupuk organik cair dapat dikurangi dengan beberapa cara, yaitu:
a. Menyimpannya di tempat yang sejuk dan teduh. Suhu yang tinggi akan
mempercepat penguapan senyawa-senyawa volatil.
b. Mencampurnya dengan air. Penambahan air akan mengencerkan
konsentrasi senyawa-senyawa volatil.
c. Menambahkan bakteri pengurai. Bakteri pengurai akan mengurai
senyawa-senyawa volatil menjadi senyawa-senyawa yang tidak berbau.

14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat


disimpulkan bahwa pupuk organik cair merupakan alternatif pengganti pupuk
sintesis yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan dalam jangka panjang.
Pupuk organik cair dapat dibuat secara mandiri dan menggunakan limbah-
limbah yang ada disekitar seperti limbah pertanian atau rumah tangga. Untuk
membuat pupuk organik cair, bahan-bahan organik dapat dicampur dengan
air dan kemudian difermentasikan pada kondisi anerob. EM4 dapat digunakan
sebagai bioaktivator untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan
kualitas pupuk, sementara gula merah dapat digunakan sebagai makanan
mikroba dan dedak halus sebagai biang mikroba. Setelah 7 hari didiamkan,
POC menghasilkan warna cokelat kekuningan dan bau yang mirip dengan
fermentasi tape.

B. Saran

Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan mencampur bahan-


bahan yang dibutuhkan dengan air. Bahan-bahan yang digunakan,
perbandingan komposisi setiap bahan, dan kondisi lingkungan adalah semua
faktor yang memengaruhi kualitas dan keefektifan pupuk organik cair yang
dibuat. Praktikan diharapkan memahami prosedur pembuatan dengan cermat,
termasuk memastikan galon tertutup dengan rapat. Asisten praktikan
diharapkan terus memandu praktikan untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas pupuk organik cair yang dibuat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fahruddin, F., & Sulfahri, S. 2019. Pengaruh Molase dan Bioaktivator EM4
Terhadap Kadar Gula Pada Fermentasi Pupuk Organik Cair. BIOMA :
Jurnal Biologi Makassar, 4(2), 138. https://doi.org/10.20956/bioma.v4i2.

Farawita, F. 2018. Degradasi Ekologi dan Kapitalisme Revolusi Hijau (Analisis


Wacana Kritis pada Buku Teks Sejarah Sekolah). Historia: Jurnal Pendidik
Dan Peneliti Sejarah, 1(2), 77.

Hartati, H., Azmin, N., & Nasir, Muh. 2023. Analisis Pengaruh Kompos Dari
Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Kacang
Panjang (Vigna sinensis L). Jurnal Pendidikan Biologi, 12(1), 29–35.

Haryono, D., Nursanti, & Arief. 2019. Potensi Pupuk Organik Cair dari Limbah
Kotoran Sapi untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.
Merr.). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(2).

Herlina, S. M., & Aswita, D. 2019. Economic Value from the Household
Environment Using EM4 Addition of Compost Solid Fertilizer in Banda
Aceh. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 506, 12–
15.

Huda, N., Saepulloh, A., & Irwan. 2017. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esulentum
Mill.). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 22(2).

Kurniawidi, D. W., Alaa, S., Pratiwi, I., Yudiawati, M., & Valentina, G. 2021.
Inisiasi Pembuatan Pupuk Organik Dari Sampah Rumah Tangga Sebagai
Media Tanam Dalam Program Penanaman 1000 Pohon. Jurnal Warta Desa
(JWD), 3(1), 38–44.

Nurhadiah. 2017. Pengaruh Kompos Batang Pisang Terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena, L.) Pada Tanah Podsolik
Merah Kuning. Jurnal Piper, 13(24).

Purwanto, E., Navitasari, L., & Nisa, U. 2023. Desain Penyuluhan Pembuatan
Pupuk Organik dari Kotoran Sapi di Gapoktan Kertotani Desa Nglawak.
AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian, 22(1), 79–
85.

Sukaryani, S. 2019. Kajian Kandungan lignin dan Selulosa Jerami Padi


Fermentasi. AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 2(2), 160.

Susi, & Neng. 2018. Pengujian Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair (POC)
Limbah Kulit Nenas. Jurnal Ilmiah Pertanian , 14(2), 46–51.

Syafri, R., Hilma, R., Nst, H., & Pras, P. 2017. Pelatihan Pembuatan Pupuk
Organik Cair Bagi Kelompok Tani Desa Kartama Pekanbaru. Jurnal
Pengabdian UntukMu NegeRI, 1(1), 13–18.

Syamsudin, Mulyati, & Hartati. 2016. Pupuk dan Pemupukan. IPB Press.
16
Syamsudin, Mulyati, & Hartati. 2021. Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik . IPB
Press.

Triman, T., & Mikhael, M. 2023. Efektivitas Penyuluhan Pertanian Pembuatan


Pupuk Organik Cair Air Leri di Kelurahan Manokwari Barat Kabupaten
Manokwari. Journal of Sustainable Agriculture Extension, 1(2), 76–83.

Umadji, N. I. R., Badu, R. R., & Rahman, A. 2023. Kandungan Unsur Hara Pupuk
Organik Cair Dengan Penambahan Limbah Cangkang Telur Ayam Broiler.
Jambura Edu Biosfer Journal, 5(2), 43–47.

Wihardjaka, A. 2021. Dukungan Pupuk Organik untuk Memperbaiki Kualitas


Tanah pada Pengelolaan Padi Sawah Ramah Lingkungan. Jurnal Pangan,
30(1), 53–64.

17
LAMPIRAN

18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai