Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
(PNA1314)

ACARA 1
PENGENALAN ALAT

Oleh:
Ariska Febrilianti
NIM.A1H023011
Rombongan 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan tempat yang disediakan untuk melakukan berbagai


penelitian dan percobaan. Segala aktivitas laboratorium tersebut selalu
berhubungan denga berbagai bahan kimia, peralatan gelas, dan berbagai instrument
khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara
yang tidak tepat. Kecelakaan tersebut dapat terjadi karena kelalaian dan
kecerobahan dalam bekerja di laboratorium. Hal ini dapat mencelakakan diri sendiri
bahkan orang lain (Juvitasari et al., 2018). Apalagi dalam laboratorium
mikrobiologi kita juga akan berurusan dengan mikroorganisme yang tak kasat mata
seperti pathogen yang tentu saja dapat membahayakan kesehatan kita. Oleh karena
itu sangat penting untuk mengenal lebih dulu berbagai peralatan atau instrument
yang ada di laboratorium untuk memastikan keamanan kita nantinya (Morency-
Potvin et al., 2017).
Peralatan di laboratorium biasanya mudah rusak dan dapat dapat
menyebabkan bahaya yang berisiko cukup tinggi bagi praktikan jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pengenalan peralatan di laboratorium
ini penting untuk dilakukan agar praktikan mengetahui cara-cara penggunaan alat
tersebut dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalisir kesalahan prosedur
pemakaian alat dan meningkatkan keselamatan kerja saaat melakukan penelitian di
laboratorium
Mempelajari keselamatan kerja di laboratorium dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran praktikan, melindungi kesehatan praktikan, mengurangi
pencemaran dan pengrusakan lingkungan, dan mengembangkan pendidikan di
laboratorium. Dengan mempelajari keselamatan kerja di laboratorium ini akan
membantu praktikan memahami resiko dan langkah-langkah keamanan dalam
menangani bahan kimia berbahaya, perlatan-peralatan khusus, dan mikroorganisme

1
patogen dalam perspektif yang lebih profesional. Hal ini akan meningkatkan
kemampuan praktikan untuk mencegah dan merespon berbagai kecelakaan yang
mungkin terjadi di laboratorium (Wu et al., 2023).

B. Tujuan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas praktikum ini memiliki tujuan


untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya


mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau
prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen, asisten dosen atau buku teks. Ada
juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur
yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak
diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari
percobaantersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini,
secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara
langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya
dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa
(Mirdayanti & Murni, 2017).
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses
penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-
alat laboratorium akan dijelaskan secara detail menngenai fungsi dan
spesifikasi masing- masing alat tersebut.
Menurut Dwidjoseputro (2005) dalam Andriani, (2016) menyatakan bahwa,
Antony Van Leeuwenhoek (1632- 1732) ialah orang yang pertama kali mengetahui
adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat
bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali
keadaannya. Menurut Selin et al., (2013) menyatakan bahwa, alat-alat laboratorium
mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi,
beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu
spritus, ose. Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode
cawan. Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate
count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan
Swarastuti, 2011 dalam Andriani, 2016).

3
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah spirtus. Alat yang
digunakan dalm praktikum ini adalah tabung erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, api bunsen, batang L, jarum ose, sprayer, cawan petri, seal, Mikroskop
Binokuler, Gelas Ukur, Beaker glass/ gelas beker, Spatula, Mortar, alu/pestle,
Pinset, Buret, Pembakar Bunsen, Corong, Penjepit tabung reaksi, dan
Autoclave/autoklaf .

B. Prosedur Kerja

Pada praktikum ini prosedur kerja yang harus diikuti yaitu:


1. Dosen memperkenalkan peralatan dan bahan kimia di laboratorium serta
fungsi dan cara menggunakan alat laboratorium.
2. Memperhatikan dan mendengarkan dosen yang sedang mengenalkan
peralatan laboratorium.
3. Mengamati dan mengambil gambar dari peralatan dan bahan kimia
dilaboratorium.
4. Mahasiswa langsung mempraktikkan cara penggunaan alat laboratorium

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1. Pengamatan Alat

No Gambar Fungsi
1. Sebagai alat pengamat benda-benda yang
berukuran kecil.

Mikroskop Binokuler
2. Mengukur volume larutan atau zat cair
dengan tepat.

Gelas Ukur
3. Wadah penampung yang digunakan
untuk mengaduk, mencampur dan
memanaskan cairan.

Beaker glass/ gelas beker


4. Mengambil obyek/ bahan kimi yang
bersifat padat(serbuk) serrta dapat
Spatula digunakan untuk mengaduk pada proses
pembuatan larutan kimia.
5. Memindahkan biakan untuk ditanam ke
media baru.
Jarum ose

5
No Gambar Fungsi
6. Menghaluskan sampel pengujian dan
mencampurkan beberapa bahan menjadi
satu dengan cara ditumbuk secara
bersamaan.
Mortar dan alu/pestle
7. Menyebarkan kultur bakteri secara merata
diatas lempeng agar.
Spatula drigalsky/Batang L
8. Menampung larutan, bahan atau cairan,
juga sering digunakan dalam proses titrasi
untuk menampung larutan yang akan
digunakan.
Labu Erlenmeyer
9. Wadah untuk menyelidiki tropi dan juga
untuk mengkultur bakteri, khamir, spora
Cawan petri atau biji-bijian.
10. Tempat mereaksikan dua larutan/bahan
kimia atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam media
cair.
Tabung reaksi
11. Mengambil benda dengan menjepit
misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik.
Pinset
12. Menimbang bahan yang akan digunakan
sebagai media pembentukan bakteri,
jamur, atau media tanam kultur jaringan.
Timbangan analitik
13. Menghisap atau menyedot cairan/larutan
dalam kegiatan analisa di laboratorium.

Karet penghisap/Rubber bulb

6
No Gambar Fungsi
14. Memindahkan larutan atau cairan dari satu
tempat ke tempat lainnya dalam volume
Pipet yang sangat kecil.
15. Meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang tentunya memerlukan
presisi, seperti eksperimen titrasi.

Buret
16. Peralatan laboratorium umum yang
menghasilkan api gas terbuka tunggal yang
digunakan untuk pemanasan, sterilisasi,
dan pembakaran.
Pembakar Bunsen
17. Alat bantu untuk memindah/memasukkan
larutan ke wadah/tempat yang mempunyai
dimensi pemasukkan sampel bahan kecil.

Corong
18. Menjepit tabung reaksi ketika suatu bahan
dipanaskan.

Rak Tabung Reaksi


19. Menjepit tabung reaksi ketika suatu bahan
dipanaskan.
Penjepit tabung reaksi
20. Melakukan sterilisasi pada wadah dan
benda-benda labooratorium serta untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri.

Autoclave/autoklaf

7
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil diatas, dapat diuraikan sebagai berikut, Peralatan


laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan.
Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau
tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia,
memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan
biasa dibawah 1000oC, dan mudah dilas jika retak dan pecah (Wardiah, 2016).
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium dan dijelaskan juga fungsi, cara penggunaan alat serta prinsip kerjanya
masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi
atas 3 macam alat yaitu alat elektri, gelas dan non gelas.
1. Alat praktikum gelas

a. Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang umum digunakan di
laboratorium untuk menampung, mencampur, atau memanaskan bahan
kimia. Tabung reaksi berbentuk tabung silinder dengan diameter 10
sampai 20 mm dan panjang 50 sampai 200 mm. Bagian atas tabung reaksi
sering kali dilengkapi dengan bibir yang melebar untuk membantu
menuang isinya. Beberapa tabung reaksi dibuat agar dapat dipasangi
sumbat kaca atau tutup berulir. Tabung reaksi tersedia dalam berbagai
ukuran panjang dan diameter (“Preface: Test-Tube Conceptions,” 2022).
b. Buret (Burette)
Alat laboratorium yang terbuat dari kaca dan berbentuk silinder. Buret
memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret
digunakan untuk mengukur volume cairan dengan akurasi yang tinggi,
terutama dalam titrasi. Buret dapat digunakan untuk meneteskan reagen
cair dengan sangat akurat. Buret tersedia dalam beberapa jenis, seperti
buret basa, buret asam, buret universal, dan buret amberglas. Buret harus

8
diuji terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memastikan tidak bocor.
Buret juga harus dibersihkan dengan benar dan dirawat dengan baik agar
tetap berfungsi dengan baik (Amador et al., 2020).
c. Pipet Tetes
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengambil dan meneteskan
cairan dalam jumlah kecil. Pipet tetes terbuat dari kaca atau plastik, dan
memiliki bentuk yang panjang dan ramping. Pipet tetes kaca biasanya
lebih tahan terhadap bahan kimia daripada pipet tetes plastik. Pipet tetes
plastik sering disebut juga pipet Pasteur, dan tersedia dalam berbagai
ukuran, mulai dari 1 ml hingga 5 ml. Pipet tetes kaca biasanya lebih akurat
daripada pipet tetes plastik. Pipet tetes sering digunakan dalam
laboratorium untuk menambahkan reagen atau larutan dalam jumlah kecil
ke dalam suatu campuran. Pipet tetes juga digunakan dalam industri
farmasi dan kosmetik untuk mengukur dan menambahkan bahan-bahan
dalam jumlah kecil.
d. Batang L/Spatula Drigalsky
Alat yang penting dalam laboratorium biologi dan mikrobiologi karena
memudahkan penyebaran bahan biologis pada media nutrisi padat dengan
cara yang lebih akurat dan steril.
e. Gelas Beaker
Alat laboratorium yang berfungsi sebagai wadah penampung untuk
mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan pada laboratorium. Alat
ini biasanya berbentuk silinder dengan dasar datar dan memiliki skala. Alat
ini tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 ml hingga beberapa liter.
Alat ini dapat terbuat dari kaca, logam, atau plastik. Alat ini kaca biasanya
lebih tahan terhadap bahan kimia daripada Alat ini plastik. Alat ini
digunakan untuk berbagai keperluan di laboratorium, seperti mengaduk,
mencampur, dan memanaskan cairan. Alat ini juga digunakan untuk
kristalisasi dan titrasi.

9
f. Labu Erlenmeyer
Alat ini memiliki bentuk seperti gelas dengan ujung kepala yang lebih
kecil lalu mulai melebar terus hingga dasarnya . Alat ini memiliki tubuh
berbentuk kerucut, leher silinder, dan dilengkapi dengan dasar yang datar.
Alat ini terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan ketika dipanaskan.
Alat ini tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 25 ml hingga 2.000 ml.
Alat ini digunakan untuk berbagai keperluan di laboratorium, seperti
mencampur, mengukur, dan menyimpan cairan Alat ini juga sering
digunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan
digunakan. Alat ini dapat dimaksimalkan untuk tempat pembiakan
mikroba. Harga alat ini bervariasi tergantung pada bahan, merek, dan
ukuran. Alat ini harus dibersihkan dengan benar dan dirawat dengan baik
agar tetap berfungsi dengan baik .
g. Cawan petri
Sebuah wadah bundar yang terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan
untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya
agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat
ini dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius
Richard Petri, seorang ahli bakteri berkebangsaan Jerman. Cawan Petri
digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk
mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik
dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri (Lenk et al.,
2014).
h. Corong
Alat yang digunakan untuk menyalurkan atau memindahkan cairan atau
zat padat dari satu wadah ke wadah lainnya. Terdapat berbagai jenis
corong yang telah disesuaikan untuk aplikasi khusus di laboratorium, dan
corong dapat terbuat dari kaca atau plastik. Corong gelas adalah jenis
corong yang umum digunakan di laboratorium dan memiliki beberapa
jenis corong yang disesuaikan dengan kegunaan sesuai fungsi dari jenis
corong masing-masing.

10
i. Mortar dan pestle
Mortar and pestle adalah sepasang alat yang digunakan untuk
menghancurkan dan menghaluskan bahan atau sampel berbentuk padatan
menjadi serbuk. Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan pestle adalah
bagian batang yang dipegang. Mortar and pestle terbuat dari berbagai
bahan seperti kayu keras, logam, keramik, atau batu keras seperti granit.
Di laboratorium, mortar and pestle digunakan untuk menghancurkan
sampel padatan atau kristal menjadi serbuk.
j. Bunsen burner
Pembakar Bunsen adalah peralatan laboratorium yang menghasilkan nyala
api gas terbuka tunggal, dan digunakan untuk pemanasan, sterilisasi, dan
pembakaran. Pembakar terdiri dari tabung lurus dengan lubang kecil di
bagian bawah tempat udara masuk dan bercampur dengan gas untuk
menghasilkan nyala api biru yang sangat panas. Pembakar Bunsen
biasanya dilengkapi dengan duri selang di dasar cerobong asap untuk
memungkinkan tabung karet memasok gas dari nosel gas di bangku
laboratorium.
2. Alat praktikum ukur

a. Gelas ukur
Peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume cairan.
Gelas ukur memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda yang
menunjukkan ukuran . Gelas ukur memiliki skala atau tanda ukur yang
tercetak di bagian luar gelas, sehingga mudah untuk mengetahui volume
cairan yang diukur. Kapasitas khas dari gelas ukur adalah dari 10 mL
sampai 1000 mL. Gelas ukur secara umum lebih akurat dan lebih presisi
dibandingkan labu laboratorium dan gelas kimia.
b. Timbangan analitik
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa benda dengan tingkat
akurasi yang sangat tinggi. Timbangan analitik memiliki kelebihan
dalam tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, sehingga cocok digunakan
untuk pengukuran massa benda dalam jumlah kecil. Selain itu,

11
timbangan analitik juga dilengkapi dengan berbagai aksesori seperti tare
container holders, sample handling accessories, dan anti-static solutions.
Penggunaan timbangan analitik sangat penting dalam penelitian dan
pengujian yang memerlukan tingkat akurasi yang tinggi.
c. Buret
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume cairan
dengan akurasi yang tinggi. Burette terbuat dari tabung kaca yang
panjang dan memiliki kran di salah satu ujungnya untuk mengontrol
aliran cairan. Burette biasanya digunakan dalam analisis kimia, terutama
dalam titrasi. Burette dapat digunakan untuk mengukur volume cairan
dengan presisi yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan gelas ukur
atau pipet volumetrik
3. Alat praktikum non gelas

a. Jarum ose
Jarum yang digunakan dalam laboratorium untuk mengambil sampel
mikroba atau kultur bakteri. Jarum ose terbuat dari kawat nichrome atau
platinum. Jarum ose biasanya digunakan dalam teknik inokulasi, yaitu
teknik penanaman mikroba atau kultur bakteri pada media pertumbuhan.
Jarum ose memiliki berbagai ukuran, tergantung pada kebutuhan
penggunaannya.
b. Pinset

Pinset dalam laboratorium adalah alat yang berfungsi untuk menjepit


atau menggenggam objek atau bahan yang kecil atau objek lainnya yang
tak bisa dipegang oleh tangan secara langsung. Pinset laboratorium
biasanya terbuat dari bahan stainless steel yang tahan karat dan mudah
disterilisasi.
c. Rak tabung reaksi

Rak tabung reaksi adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
menyimpan atau menata beberapa tabung reaksi agar dapat berdiri tegak.
Alat ini berbentuk seperti rak kecil dan terbuat dari kayu atau bahan

12
plastik. Rak tabung reaksi memiliki beberapa lubang di bagian atas yang
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan tabung agar tabung dapat
berdiri.
d. Penjepit tabung reaksi

Penjepit Tabung Reaksi terbuat dari bahan dasar kayu yang aman
digunakan pada saat memindahkan tabung reaksi selama proses
pemanasan. Alat ini dilengkapi dengan jepitan pegas yang terbuat dari
baja, sehingga tahan panas sekalipun.
4. Alat praktikum elektrik.

a. Mikroskop Binokuler

Mikroskop binokuler adalah alat laboratorium yang digunakan untuk


meneliti benda-benda kecil yang tak kasat mata atau transparan.
Mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler yang memungkinkan
pengamat melihat objek dengan kedua mata. Mikroskop binokuler
digolongkan ke dalam kelompok mikroskop cahaya, karena memiliki
sumber cahaya yang memantulkan cahaya pada objek yang diteliti.
Fungsi utama mikroskop binokuler adalah sebagai alat pengamat benda-
benda yang berukuran kecil seperti jaringan hewan, jaringan tumbuhan,
sel tubuh, protozoa, bakteri, virus, dan objek lain. Mikroskop binokuler
juga mampu menunjukkan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi dari objek
yang diteliti. Mikroskop binokuler memiliki beberapa bagian, seperti
lensa okuler, lensa objektif, mekanisme fokus, kondensor, dan sumber
cahaya.
b. Autoklaf

Autoklaf adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk


mensterilkan benda-benda dengan menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi. Autoklaf bekerja dengan cara meningkatkan suhu
dalam alat tersebut untuk membunuh mikroorganisme, terutama
endospora yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.
Autoklaf memiliki beberapa fase yang harus dilewati dalam proses

13
pensterilan, yaitu fase pengkondisian, fase sterilisasi, dan fase
pengeringan.

14
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat


disimpulkan bahwa banyak alat-alat praktikum terbuat dari bahan gelas, karena
gelas memiliki sifat ; tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid),
tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak
mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000oC, dan mudah dilas
jika retak dan pecah. Selain bahan gelas, terdapat alat dengan bahan stainless steel
karena mudah untuk disterilkan.

B. Saran

Sebaiknya alat-alat dan bahan kimia yang ada dilaboratorium


lebihdiperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan
baikdan maksimal tanpa ada kekurangan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adianto, Redi Rusmana. 2017. Uji Potensi Isolat Rhizobakteri Tanaman Teh
(Camellia Sinensis) Dan Kakao (Theobroma Cacao) Sebagai Pupuk Hayati.
Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Amador, C., Liu, F. W., Johnson-Glenberg, M. C., & LiKamWa, R. 2020. Work-
in-Progress—Titration Experiment: Virtual Reality Chemistry Lab with Haptic
Burette. 2020 6th International Conference of the Immersive Learning
Research Network (ILRN), 363–365.
https://doi.org/10.23919/iLRN47897.2020.9155209

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).

Juvitasari, P. M., Melati, H. A., & Lestari, I. 2018. Deskripsi Pengetahuan Alat
Praktikum Kimia Dan Kemampuan Psikomotorik Siswa MAN 1 Pontianak.
Journal of Equatorial Education and Learning, 7(7).

Lenk, F., Vogel, M., Lauterbach, T., Stange, R., Bley, T., & Boschke, E. 2014.
Innovative Lab‐Automation Solution for Culture Dish Handling and Imaging
Using the PetriJet Technology Platform. Chemie Ingenieur Technik, 86(9),
1375–1375. https://doi.org/10.1002/cite.201450517

Mirdayanti, R., & Murni. 2017. Kajian Penggunaan Laboratorium Virtual Berbasis
Simulasi Sebagai Upaya Mengatasi Ketidak-Sediaan Laboratorium. Visipena
Journal, 8(2), 323–330. https://doi.org/10.46244/visipena.v8i2.415

Morency-Potvin, P., Schwartz, D. N., & Weinstein, R. A. 2017. Antimicrobial


Stewardship: How the Microbiology Laboratory Can Right the Ship. Clinical
Microbiology Reviews, 30(1), 381–407. https://doi.org/10.1128/CMR.00066-
16 Preface: Test-Tube Conceptions. 2022. In Conceptions (pp. ix–xiv).
Berghahn Books. https://doi.org/10.1515/9781785332319-002

Wardiah. 2016. Praktikum Kimia Dasar Komprehensif. Jakarta Selatan.Pusdik


SDM Kesehatan Wu, G., Yang, Y., & Xu, C. 2023. Determination of
University Students’ Laboratory Safety Awareness: A Cross-Sectional Study.
Journal of Chemical Education, 100(9), 3402–3409.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.3c00305

16
LAMPIRAN

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai