Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGETAHUAN MEDIA DAN REAGEN

Nama : Dyah Ayu Maharani

NIM : 42023150011

Kelompok : 2A

Instruktur : Dian Eva Febriyanti S.Tr.A.K

LABORATORIUM PATOLOGI

PRODI D4 TEKNIK LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan dengan baik meskipun jauh dari kata sempurna.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Pengetahuan Media dan
Reagen. Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak, dan
terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada:

1. Ibu Yayuk Mundruyastutik M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum
Pengetahuan dan Reagen.
2. Ibu Dian Eva Febriyanti S.Tr.A.K selaku asisten dosen yang telah membimbing

Menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan asisten dosen
mata kuliah Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen , serta teman–teman sekalian.
Terakhir, harapan penulis semoga Laporan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen ini
dapat memberi manfaat kepada semua pembaca, khususnya bagi penulis.

Penulis
I. Hari/tanggal : Selasa, 26 September 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT DAN MEDIA
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui nama alat dan media yang digunakan untuk praktikum
2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari alat dan media

IV. Metode
Memperkenalkan satu persatu alat alat dan dijelaskan nama dan fungsinya

V. Prinsip : -
VI. Dasar Teori
Identifikasi alat-alat yang umum digunakan di laboratorium, dan percobaan
pengenalan alat-alat laboratorium berdasarkan fungsi, kegunaan, dan cara
penggunaan yang benar. Hal ini dapat mempermudah kita dalam melakukan
percobaan,sehingga resiko kecelakaan kerja dilaboratorium dapat ditanggulangi.

VII. Alat dan bahan


Alat :
1. Erlenmayer
2. Pipet tetes
3. Cawan petri
4. Backer glass
5. Corong
6. Tabung reaksi
7. Bunsen
8. Neraca
9. Magnetic stirrer
10. Tabung vial
11. Rak tabung
Bahan :
1. Nutrient agar
2. Lactose broth

VIII. Prosedur
1. Diamati alat-alat laboratorium yang disediakan atau untuk diamati
2. Tulislah informasi mengenai alat dan bahan tersebut

IX. Hasil
No Nama Gambar Fungsi
1. Erlenmayer Digunakan untuk tempat mencampur,
memanaskan ciran, mereaksikan bahan,
dan membawa sampel cair atau padat.

2. Pipet tetes Untuk meneteskan / mengambil larutan


dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke
tempat lain.

3. Cawan petri Wadah yang digunakan sebagai tempat


untuk membiakkan sela tau mikroba.

4. Backer glass Wadah penampung yang digunakan


untuk mengaduk, mencampurkan dan
memanaskan cairan.

5. Corong Digunakan untuk memasukkan atau


memindahkan larutan dari satu tempat ke
tempat lain.
6. Tabung reaksi Tempat mereaksikan dua larutan / bahan
kimia atau lebih, serta sebagai tempat
untuk mengembangbiakkan mikroba
dalam media cair.

7. Bunsen Digunakan intuk membakar


zat/memanaskan larutan.

8. Neraca Untuk mengukur massa suatu zat, massa


yang diukur bisa berupa zat cair maupun
padat.

9. Magnetic Untuk memanaskan atau menghangatkan


stirrer
sekaligus mencampurkan /
menghomogenkan larutan.

10. Tabung vial Digunakan sebagai tempat untuk


menampung / menyimpan cairan, bubuk
atau obat.
11. Nutrient agar Suatu bahan yang merupakan media
universal yang digunakan untuk
menumbuhkaan dan
mengembangbiakkan bakteri.

12. Lactose broth Media yang digukakan untuk mendeteksi


kehadiran coliform yang
memfermentasikan laktosa dalam air dan
produk susu.

13. Rak tabung Berfungsi untuk meletakkan tabung


reaksi agar dapat berdiri tegak.

X. Interpretasi hasil : -
XI. Pembahasan

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang


digunakan.Setiap alat dirancang dengan bahan yang berbeda,ada yang terbuat dari
gelas,porselene,kayu,aluminium,plastic,dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-
masing.Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa,tahan terhadap kondisi asam,tahan
terhadap panas,da nada yang tahan terhadap kondisi normal.

XII. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan alat-alat di laborstorium dapat disimpulkan alat-alat yang akan
digunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang akan
dilaksanakan diantaranya adalah menghindaro kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan,maka dari itu sangat penting untuk mengenal adanya alat-alat di laboratorium.

XIII. Daftar Pustaka


Modul panduan praktikum pengetahuan media dan reagen universitas muhammadiyyah
kudus
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-manado/kimia-dasar/dasar-teori-
alat-alat-laboratorium/47428640 (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2023)

XIV. Lampiran : -

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Rabu, 27 September 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN SIMBOL HAZARD PADA REAGEN
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui simbol berbahaya pada bahan kimia di laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan, agar mengetahui jenis
bahan kimia yang tergolong berbahaya, agar mampu meminimalisir dampak bahaya
yang terjadi melalui penanganan yang tepat terhadap bahan kimia.

IV. Metode :
Memperkenalkan satu persatu simbol-simbol dan dijelaskan nama dan artinya

V. Prinsip : -
VI. Dasar Teori
Setiap bahan kimia memiliki karakteristik masing-masing baik dari sisi sifat kimia
maupun sifat fisikanya. Sebagian besar zat kimia memiliki sifat yang berbahaya dan sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia, jika dalam penggunaannya tidak memperhatikan dan
memahami risiko yang ditimbulkan dari bahan atau zat kimia tersebut. Karenanya, seorang
ATLM sangat penting untuk memahami tentang bahan kimia berbahaya, baik risiko maupun
sifat-sifatnya, terutama zat/bahan kimia yang sering digunakan di dalam pemeriksaan
laboratorium.

Silahkan Anda pelajari materi berikut ini. Bahan-bahan kimia berbahaya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Explosive (mudah meledak) contohnya adalah kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT),


natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat.

2. Flammable (mudah terbakar) contohnya adalah metanol, eter, aseton, heksana, benzena,
uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter

3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya adalah natrium nitrit/nitrat, kalium klorat,
kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan sebagainya. Sekalipun tidak ada O2 dari
luar dapat menyebabkan kebakaran.
4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam Na, K dan asam sulfat pekat.

5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan Na dan K, senyawa hidrida
dan sebagainya.

6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi

7. Bahan-bahan beracun contohnya adalah C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan
sebagainya.

8. Bahan korosif contohnya adalah anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya. Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia
telah melengkapi kemasannya dengan label-label dan lambang-lambang tertentu.

Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin 21
dapat terjadi antara lain:

1. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paruparu,
mulut dan kulit . Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau
gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau
menjelang pension.

2. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan pada
kulit, mata dan saluran pernapasan.

3. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif (peroksida dan
bahan-bahan pelarut organik).

VII. Alat dan bahan


Bahan :

1. Benzidine
2. Resolcinor
3. Geimsa
4. Di – Sodium tetraborate
5. Naphthalene
6. 1- Naphtol
7. Papaverine hydrochloride
8. Tri – SODIUM CITRATE
9. CK NAC SL

VIII. Prosedur
1. Diamati reagen di laboratorium yang disediakan atau untuk diamati symbol yang
terdapat pada kemasan reagen.
2. Tulislah informasi mengenai symbol yang terdapat pada kemasan reagen.

IX. Hasil
No Nama reagen Gambar Arti
1. Benzidine • Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
• Irritant : bahan kimia yang dapat
menyebabkan iritasi, berefek
narkotik, dan merusak ozon.
• Dangerous for the environment :
bahan kimia berbahaya yang dapat
merusak satu atau beberapa
kerusakan ekosistem.
2. Resolcinor • Irritant : bahan kimia yang dapat
menyebabkan iritasi, berefek
narkotik, dan merusak ozon.
• Dangerous for the environment :
bahan kimia berbahaya yang dapat
merusak satu atau beberapa
kerusakan ekosistem.
3. Geimsa • Flammable : bahan kimia yang
mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas / loncatan
bunga api.
• Toxic : bahan kimia yang bersifat
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
• Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
4. Di – Sodium • Health hazard : bahan kimia yang
tetraborate
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
5. Naphthalene • Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
• Flammable : bahan kimia yang
mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas / loncatan
bunga api.
6. 1- Naphtol • Toxic : bahan kimia yang bersifat
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
• Corrosive = bahan kimia yang
bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan
iritasi kulit, gatal-gatal dan dapat
membuat kulit mengelupas.
7. Papaverine • Toxic : bahan kimia yang bersifat
hydrochloride
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
8. Tri – SODIUM • -
CITRATE

9. CK NAC SL • Health hazard : bahan kimia yang


dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.

X. Interpretasi hasil : -
XI. Pembahasan

Di dalam kegiatan praktikum,bahan kimia merupakan bahan utama,oleh karena itu kita
perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia khususnya yang sering digunakan
didalam praktikum.Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan
agar kita mampu menangani bahan kimia secara baik.Dengan demikian kegiatan praktikum
akan berjalan lancer dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindarkan.

Beberapa reagen memiliki sifat yang mudah terbakar,korosif,beracun,dan bisa


menyebabkan kanker.Kita juga dapat meminimalisir resiko bahaya yang dapat terjadi dari
bahan kimia tersebut.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dari pengenalan bahan-bahan kimia dapat disimpulkan


bahwa bahan kimia yang digunakan dalam praktikum kimia dasar mempunyai jenis,sifat serta
symbol bahwa bahan kimia berbeda-beda.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen universitas Muhammadiyah


Kudus

http://internetcyberwarrior.blogspot.com/2012/02/mengenal-bahan-kimia.html (Diakses pada


tanggal 29 Oktober 2023)
XIV. Lampiran : -

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Sabtu, 30 September 2023

II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIA SSA (SALMONELLA SHIGELLA AGAR)
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dasar teori pembuatan media SSA

2. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media SSA

3. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan media SSA dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedurnya.

IV. Metode : -

V. Prinsip
Salmonella Shigella Agar mengandung bahan yang digunakan untuk mengisolasi dan
membedakan jenis pertumbuhan bakteri Salmonella dan Shigella.Sifat selektif media agar
Salmonella Shigella dimediasi oleh komponen hijau cemerlang, garam empedu, tiosulfat dan
sitrat, yang berperan mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif dan koliform.

Perbedaan sifat media agar Salmonella Shigella dimediasi oleh komponen laktosa,
merah netral, dan besi sitrat. Laktosa difermentasi oleh bakteri dan menghasilkan asam.
Merah netral bertindak sebagai indikator warna dan bereaksi dengan asam dan menghasilkan
warna merah muda pada koloni bakteri.Ferric citrate berperan penting dalam mendeteksi
hidrogen sulfida (H2S) yang dihasilkan bakteri. H2S bereaksi dengan besi sitrat
menghasilkan warna hitam pada pusat koloni bakteri.

VI. Dasar Teori


Tentu saja dalam mikrobiologi, penelitian tidak pernah jauh dari mikroorganisme.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh nutrisi dan faktor
lingkungan. Nutrisi yang tersedia dapat bersifat alami dan sintetis. Mikroorganisme dapat
tumbuh dan berkembang pada suatu substrat yang disebut media kultur. Dengan menggunakan
media pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari, dan dengan menggunakan media
pertumbuhan, kultur murni dapat digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme,
memperbanyak, menguji sifat fisiologis, dan menghitung mikroorganisme (Rahkmawati,
2012). Media kultur adalah bahan yang terdiri dari unsur hara atau campuran unsur hara yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada atau di dalamnya. Dalam proses
budidaya mikroorganisme, media kultur sangat diperlukan sebagai tempat tumbuh dan isolasi
mikroorganisme.

Fungsi media kultur adalah sebagai tempat hidup, sumber makanan, dan penyedia nutrisi
bagi mikroorganisme yang dikultur pada media kultur. Budidaya mikroorganisme di
laboratorium memerlukan media yang mengandung nutrisi dan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan mikroorganisme (Rosita et al., 2015). Bakteri dalam kultur juga membutuhkan
makanan untuk tumbuh. Mikroorganisme menggunakan nutrisi dalam media kultur dalam
bentuk molekul kecil yang dirangkai menjadi komponen selnya. Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Budidaya mikroorganisme
pada manusia melibatkan penggunaan media kultur untuk pertumbuhan. Dalam pembuatan
media budidaya ini harus memahami jenis nutrisi yang dibutuhkan bakteri dan kondisi
lingkungan fisik yang memberikan kondisi optimal untuk pertumbuhannya (Gandi et al., 2019).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum pada “Pembuatan Media
SSA” dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman permasalahan terkait produksi media
kultur.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrient yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut.Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme,identifikasi dan membuat kultur murni.Media adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat hara nutrient yang berguna untuk membiakkan mikroba.Media
berfungsi sebgai tempat tinggal,sumber makanan dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme,selain itu media juga berfungsi untuk
membiakkan,mengasingkan,mengirimkan,dan menyimpan mikroorganisme dalam waktu
yang lama dalam laboratorium. Berdasarkan bentuknya,bentuk media ada 3 macam yaitu:
1. Media padat

Merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15%
agar sehingga media menjadi padat.Contohnya Blood Agar Plate (BAP),Mac
Concey(MC),Salmonella Shigella Agar(SSA),dll.

2. Media semi padat atau semi solid


Merupakan media yang mengandung agar kurang dari seharusnya kurang lebih 0,3%-
0,4% sehingga media menjadi kenyal,tidak padat dan tidak begitu cair.Umunya
digunakan mikroba yang memerlukan air,dan hidup anerobik dan untuk melihat
pergerakan mikroba.

3. Media Cair
Merupakan media yang tidak ditambahi bhaan pemadat,umunya digunakan untuk
pertumbuhan mikroalga. Contohnya,Alkali Pepton Water(APW),Nutrient
Borth(NB),Brain Heart Infusion(BHI),dll.

VII. Alat dan bahan

Ada pula alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum yang berjudul “Pembuatan
Media SSA”.

Alat yang digunakan yaitu :

1. Neraca analitik

2. Pipet tetes

3. Beaker glass 50 ml dan 100 ml

4. Tabung reaksi

5. Bunsen

6. Cawan petri

7. Magnetic stirrer

8. Batang pengaduk

Sedangkan untuk bahannya yaitu :

1. Aquadest

2. SSA (Salmonella Shigella Agar)

VIII. Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan, menimbang media SSA pada Neraca analitik sebanyak 3,15
gr dan menggunakan beaker glass 50 ml sebagai wadah
2. Dituangkan aquadest sebanyak 50 ml kedalam beaker glass 100 ml
3. Dicampurkan bubuk SSA dan aquadest dan diaduk diatas magnetic stirrer hingga
mendidih
4. Dimasukkan setengah larutan kedalam cawan petri 1 dan sisanya cawan 2
5. Ditutup cawan dan dibiarkan agar padat sempurna

IX. Hasil

Pembuatan media sebanyak 2 @ 25ml = 50 ml.

Diketahui =

SSA adalah 63 didalam 1000 ml

aquadest 50 ml

maka =

63 1000 63 𝑥50
SSA = x = = 3,15 gr @ 50 ml aquadest.
? 50 1000

X. Interpretasi hasil
Berdasarkan hasil percobaan media berbentuk padat didalam cawan petri, berwarna
merah.

XI. Pembahasan

Media ini termasuk media selektif, digunakan untuk mengisolasi salmonella sp dan
shigella sp bakteri penyebab penyakit yang menyebar melalui makanan. Pada media ini tidak
boleh dilakukan sterilisasi pada autoklaf karena mengandung antinutrisi, dan apabila
disterilisasi akan merusak nutrisi.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa media budidaya merupakan suatu substrat dimana mikroorganisme dapat
tumbuh dengan baik sesuai dengan lingkungannya. Media kultur adalah suatu bahan yang
tersusun dari campuran unsur hara yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya
bakteri atau jamur. Sebagai media budidaya yang baik tentunya harus memenuhi syarat-syarat
yang diperlukan, antara lain harus mengandung semua unsur hara yang mudah dimanfaatkan
oleh mikroorganisme serta harus mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan, dan
nilai pH yang memenuhi kebutuhan mikroorganisme. Pada saat tumbuh tidak boleh
mengandung zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan harus dalam keadaan
steril sebelum digunakan agar mikroorganisme yang sedang tumbuh dapat tumbuh dengan
baik. Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media SSA.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen universitas Muhammadiyah Kudus

Cappuccino, J.G. & Sherman N. (2014). Manual Laboratorium Biologi. Jakarta, Indonesia:
EGC.

Gandi, Ni Luh Gita, I Wayan Getas, Miftahul Jannah. 2019. Studi Jamur Aspergillus fumigatus
penyebab Aspergillois di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media
Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Vol 6 (1): 1-12.

XIV. Lampiran

Hasil gambar pembuatan media padat ssa (salmonella shigella agar)


XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Senin, 02 Oktober 2023

II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN REAGEN PENGECATAN BAKTERIOLOGI (CAT
GRAM) LUGOL IODIN

III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan cat gram.
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan cat gram A, B, C, dan D sesuai dengan
komposisi dan prosedurnya.
3. Digunakan untuk membedakan bakteri gram negatif dan gram positif.

IV. Metode
Pengenceran

V. Prinsip
Pembuatan reagen pengecatan cat gram B ( lugol iodin ) dengan melakukan pemipetan
bahan dasar kemudian dilarutkan dengan pelarut alcohol/aquadest sesuai dengan volume yang
telah ditentukan.

VI. Dasar Teori :


Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan dilaboratorium untuk
dapat membedakan bakteri gram negative dan gram positif.Pewarnaan gram pada bakteri
menggunakan beberapa bahan yaitu gentian violet,lugol,alcohol asam,dan safranin. Bakteri
gram positif adalah bakteri yang menyerap warna primer (gentien violet) sedangkan bakteri
gram negatif akan menyerap warna sekunder (safranin).
Pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial (untuk membedakan) yaitu untuk
membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, sebagai berikut :
1. Bakteri Gram Positif, adalah bakteri yang mengikat cat utama Cengan kuat, sehingga
tidak dapat dilunturkan oleh peluntur, dan tidak dapat diwarnai oleh cat penutttup / cat
lawan. Pada pengamatan mikroskopis, sel bakteri ini tampak berwarna biru ungu
(violet).
2. Bakteri Gram Negatif, bakteri ini daya pengikatan terhadap cat utama tidak kuat,
sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur yang berupa alkohol dan dapat dengan
mudah diwarnai oleh cat penutup / cat lawan. Pada pengamatan mikroskopis, sel
bakteri ini tampak berwarna merah jambu / pink karena terjadi pencampuran Warna
antara cat utama (ungu) dan cat lawan ( merah) menjadi merah keunguan /merah
jambu / pink.
3. Bakteri Gram Variable, bakteri ini mempunyai sifat intermediate, antara Gram positif
dan Gram negatif. Bakteri ini kadang-kadang bersifat Gram positif, kadang-kadang
bersifat Gram negatif, atau ada yang bersifat Gram positif dan Gram negatif.

VII. Alat dan bahan :

Alat :

1. Beaker glass 100 ml


2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur
Bahan :
1. Reagensia lugol iodin ( cat gram B )
2. Aquadest

VIII. Prosedur

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Dipipet reagen lugol iodin ( cat gram B ) sebanyak 1 ml / sesuai kebutuhan
3. Diukur, setelah itu dituang ke dalam beaker glass
4. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sampai rata
5. Ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml
6. Diaduk menggunakan batang pengaduk
7. Diberi etiket ( nama reagen, tanggal pembuatan, kadar, nama pembuat)
8. Reagen lugol ( cat gram B ) siap untuk digunakan
IX. Hasil

Hasil gambar pembuatan Reagen Lugol Iodin (cat gram B)

X. Interpretasi hasil
Berdasarkan hasil percobaan, Cat gram B berwarna kuning bening dengan volume
sebanyak 100 ml.

XI. Pembahasan

Lugol berfungsi untuk memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target
atau mengintensifkan warna utama. Larutan lugol iodin sering digunakan untuk pemeriksaan
mikroskopis parasit salah satunya dalam mencari trofozoit dan kista.Iodin digunakan untuk
merawat dan mencegah kekurangan iodin dan sebagai antiseptic.Memiliki sifat padatan
berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan,menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru
dengan bau menyengat.Lugol menganfung iodin,kalium iodide dan keduanya.Lugol
digunakan untuk menguji amilum,jika perubahan warna pada makanan semakin hitam maka
kandungan amilum semakin banyak.

XII. Kesimpulan

Dari hasil pembuatan reagen lugol iodin dalam perwarnaan/pengecatan bakteriologi


dibutuhkan 4 reagen diantaranya adalah lugol(Cat gram B)yang tujuanya untuk melekatkan
warna pada dinding sel bakteri/memperkuat pengikatan warna pada bakteri,lugol juga dapat
digunakan untuk perlindungan terhadap paparan radioaktif.Dapat disimpulkan pemberian
lugol sangat penting peranya dalam pengecatan bakteriologi.

XIII. Daftar Pustaka


Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen universitas Muhammadiyah Kudus

https://www.academia.edu/11703944/Pewarnaan_Gram (Diakses pada tanggal 29 Oktober


2023)

XIV. Lampiran

Hasil gambar reagen lugol ( cat gram B ) dan proses pengukuran di dalam gelas ukur.

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Rabu, 04 Oktober 2023
II. Judul

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN REAGEN / CAT ZN (ZIEHL NEELSEN)

III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Untuk mengetahui cara pembuatan ZN A, B, C sesuai dengan prosedur dan
komposisinya.

IV. Metode
Pengenceran

V. Prinsip
Pembuatan reagen cat ZN B dengan melakukan pemipetan bahan dasar kemudian
dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan volume yang dilarutkan.

VI. Dasar Teori


Mikroorganisme yang ada di alam, seperti bakteri, memiliki bentuk, struktur dan sifat
yang unik. Bakteri hidup hampir tidak berwarna, sangat berbeda dengan air tempat sel bakteri
tersuspensi. Salah satu cara mengamati bentuk sel bakteri agar mudah diidentifikasi adalah
dengan mengecat atau menodainya. Ini juga berlaku untuk memahami sifat fisiologisnya yaitu
memahami reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pewarnaan (Mastra, Nyoman, dkk.
2014). Bakteri tahan asam adalah reaksi bakteri yang lemaknya terlalu kental untuk diwarnai
dengan pewarna biasa, namun harus diwarnai dengan pewarna tahan asam. Kelompok bakteri
ini disebut bakteri tahan asam (AFB) karena dapat mempertahankan pewarna pertama bila
dicuci dengan larutan pemutih. Pewarna dimasukkan ke dalam sel bakteri selama proses
pemanasan. Pengaruh pemanasan adalah memperbesar pori-pori lemak BTA sehingga bila BTA
dicuci dengan larutan pemutih (yaitu alkohol), Karbol Fuchsin dapat masuk dan kemudian zat
pewarna pertama tidak mudah lepas. Kemudian bilas bakteri dengan air mengalir untuk
menutup pori-pori dan menghentikan pemutihan. BTA tampak berwarna merah, sedangkan
bakteri yang tidak toleran terhadap asam dengan cepat melarutkan kafukin sehingga sel bakteri
tidak ternoda. Dengan penambahan pewarna kedua, metilen biru, bakteri non-tahan asam akan
tampak berwarna biru (Lay, 1994).

Metode Ziehl-Neelsen digunakan karena sangat sederhana dan mempunyai sensitivitas


dan spesifisitas yang cukup tinggi. Metode pewarna fluoresen sebenarnya sangat spesifik dan
sensitif, bakteri yang diwarnai menunjukkan warna yang kontras dengan lingkungannya, dan
tidak memerlukan pembesaran hingga 1000x, sehingga mempercepat waktu. Namun alat yang
digunakan bukanlah mikroskop fluoresensi (Martin., 2013).

Pewarnaan (pengecatan) Ziehl-Neelsen (ZN), disebut juga dikenali sebagai pewarna


bakteri tahan asam atau sering disebut pengecatan BTA. Dalam cat ini mengandung zat warna
karbol-fuchsin yang merupakan asam. Pengecatan ini pertama sekali dicetuskan oleh dua orang
doktor Jerman, Franz Ziehl (1859-1926), seorang pakar bakteria dan Friedrich Neelsen (1854-
1894), ahli patologi. Pengecatan ZN merupakan pewarna bakteri khas yang digunakan untuk
organisme/bakteri tahan asam, terutamanya Mycobacteria. Mycobacterium tuberculosis adalah
yang paling penting dalam kumpulan ini, yang merupakan penyebab tuberkulosis (TB).
Mycobacterium tuberculosis dindingnya banyak mengandung lipid sehingga sulit terwarnai
oleh pengecatan Gram. Pemeriksaan ZN merupakan pemeriksaan sederhana untuk
mengidentifikasi adanya Mycobacterium tuberculosis atau BTA di dalam sediaan. Pengecatan
ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan Mycobacterium lepra yang merupakan
penyebab penyakit lepra dan juga mikobakteria lain.

VII. Alat dan bahan

Alat :

1. Beaker glass
2. Labu ukur
3. Pipet volume
4. Filler pipet
Bahan :
1. Reagen ZN B
2. Aquadest

VIII. Prosedur

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Dipipet reagen ZN B ( Cat ZN yang lain ) sebanyak 1 ml ( sesuai kebutuhan )
menggunakan pipet volume dengan bantuan filler pipet
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur
4. Diencerkan reagen ZN B / ditambahkan aquadest sampai tanda batas, kemudian
ditutup labu ukur dan dihomogenkan dengan cara membolak-balikkan labu ukur
5. Reagen ZN B siap digunakan untuk pewarnaan BTA ( Bakteri Tahan Asam )

IX. Hasil

Hasil gambar pembuatan Reagen ZN B

X. Interpretasi hasil
Setelah dihomogenkan reagen ZN B menjadi warna bening.

XI. Pembahasan

Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) merupakan pewarnaan yang digunakan untuk


identifikasi kuman Basil tahan asam. Pewarnaan ini menyebabkan pori-pori lipid pada bakteri
akan melebur sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh kuman. Bila preparat dingin
zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun dipengeruhi dengan sam. sehingga kuman
yang tidak tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya. Basil
tahan asam akan menghasilkan warna merah, sedangkan non Basil tahan asam akan berwanra
biru.

XII. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembuatan reagen yang saya buat dapat disimpulkan bahwa reagen
Zn B digunakan untuk pewarnaan pemeriksaan bakteri tahan asam pada pasien yang
terinfeksi mycobacterium tuberculose.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan praktikum pembuatan reagen pengecatan bakteriologi(cat ZN) universitas


Muhammadiyah Kudus

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga GrafindoPersada.

Martin. 2013. Pewarnaan BTA. Tersedia online di :

http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/65/pdf [diakses pad


16-03-2015 ].

Mastra, Nyoman, dkk. 2014. Bakteriologi. Denpasar : Politektnik KesehatanDenpasar


Jurusan Analis Kesehatan.

XIV. Lampiran : -

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa
Dyah Ayu Maharani
I. Hari/tanggal : Jum’at, 06 Oktober 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN REAGEN KIMIA KLINIK LARUTAN FOUCHET

III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan reagen kimia klinik larutan fouchet sesuai dengan
prosedur dan komposisinya.
3. Untuk mendeteksi bilirubin dalam urine / untuk pemeriksaan kimia urine.

IV. Metode
Pengenceran

V. Prinsip
Untuk menguji bilirubin dalam urine.Reagen Fouchet yang digunakan dalam uji fouchet
merupakan termasuk dalam reagen atau uji pengoksidasi.Barium klorida mengendapkan
radikal sulfat yang ada dalam urine untuk membentuk endapan barium sulfat.Jika pigmen
empedu terdapat dalam urine,merekan akan melekatkan pada molekul tersebut.Ferri klorida
yang ada dalam reagen fouchet kemudian mengoksidasi bilirubin kuning,dengan adanya asam
trikoloroasetat menjadi biliverdin hijau.Pembuatan reagen kimia klinik larutan fouchet dengan
melakukan pemipetan bahan dasar kemudian dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan
volume yang telah ditentukan.

VI. Dasar Teori


Larutan fouchet merupakan larutan yang digunakan untuk memeriksa bilirubin urin.
Dengan menggunakan reagen fouchet, bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin hijau, tetapi
selain biliverdin, mungkin ada produk oksidasi berwarna lainnya : biru ( bilirubin ) atau kuning
( biliverdin ). Tes reagen fouchet dianggap positif hanya jika muncul warna hijau. Meskipun
intensitas warna dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi bilirubin, sulit untuk
mengevaluasi hasil tes secara semikuantitatif.

VII. Alat dan bahan

Alat :
1. Beaker glass
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes

Bahan :

1. Reagen fouchet
2. Aquadest

VIII. Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen fouchet sebanyak 1 ml ( sesuai kebutuhan ) dan diukur menggunakan
gelas ukur
3. Dituangkan ke dalam beaker glass
4. Ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml dan dihomogenkan
5. Setelah selesai dihomogenkan, diberi etiket ( nama pembuat, tanggal pembuatan,
kadar, dan nama pembuat )
6. Reagen fouchet siap digunakan

IX. Hasil

Hasil gambar reagen Kimia Klinik larutan Fouchet.

X. Interpretasi hasil
Setelah dihomogenkan reagen Fouchet berwarna bening dengan volume sebanyak 100
ml didalam beaker glass.

XI. Pembahasan
Tes reagen fouchet dianggap positif hanya jika muncul warna hijau.Meskipun intensitas
warna dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi bilirubin,sulit untuk mengevaluasi
hasil tes secara semi kuantitatif.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pembuatan reagen kimia klinik yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa saya sudah saya paham cara pembuatan reagen fouchet,kegunaan dan
tujuan reagen fouchet.

XIII. Daftar Pustaka

Gandasoebrata. 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta:Dian rakyat

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen Universitas Muhammadiyah


Kudus.

XIV. Lampiran

Hasil gambar pengukuran menggunakan gelas ukur

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T


Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Rabu, 11 Oktober 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN REAGEN NaOH

III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan reagen NaOH sesuai dengan prosedur dan
komposisinya.
3. Digunakan untuk pemeriksaan fesfatase alkali.

IV. Metode
Pengenceran

V. Prinsip
Pembuatan reagen NaOH dengan melakukan pemipetan bahan dasar kemudian
dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan volume yang telah ditentukan.

VI. Dasar Teori


Reagen adalah zat atau senyawa kimia yang ditambahkan dengan tujuan untuk membawa
tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi terjadi. Reagen yang dalam
pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi,penimbanganya harus menggunakan neraca
analitik dan pengukuranya harus menggunakan alat ukur kuantitatif. Teknik kuantitatif juga
digunakan dalam membuat larutan baku primer. Bahan harus murni atau dapat dimurnikan dan
bahan diproduksi secara besar dan hanya dipakai untuk maksud teknik saja tidak untuk analisa.

VII. Alat dan bahan

Alat :

1. Beaker glass 50 ml & 100 ml


2. Labu ukur 100 ml
3. Pipet tetes
4. Sendok porcelent
5. Botol timbang
6. Corong
7. Gelas ukur 100 ml

Bahan :

1. NaOH
2. Aquadest

VIII. Prosedur
1. Ditimbang NaOH di neraca analitik dengan botol timbang sebagai wadah
2. Dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian dilarutkan dengan aquadest
3. Dihomogenkan dengan alat bantu sendok porcelent
4. Dimasukkan ke dalam labu ukur dengan alat bantu corong
5. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas ( miniskus bawah )
6. Dihomogenkan dengan cara membolak-balik
7. Setelah selesai diberi etiket (nama reagen, tanggal pembuatan, kadar, nama pembuat )

IX. Hasil

Diketahui :

N=1N

V = 100 ml

Ditanya gr ?

Jawab :

𝑔𝑟 100 𝑔𝑟 1000 1𝑥40𝑥1 40


N = 𝐵𝐸 𝑥 = 𝑥 = = 10 = 4 𝑔𝑟
10 40 100 10

X. Interpretasi hasil
Didapatkan hasil uji fisik yaitu : berwarna bening, bau agak menyengat dan
homogenitasnya homogen

XI. Pembahasan

Labu ukur digunakan untuk mengukur volume larutan NaOH karena merupakan alat
ukur kuantitatif, larutan NaOH dibuat dengan cara melarutkan kristal NaOH dengan cara
analitik 4 gr dengan tingkat akurasi tinggi, saat melarutkan NaOH sarung tangan atau APD
(alat pelindung diri) lainnya harus digunakan saat praktikum.
XII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pembuatan reagen NaOH yang telah dilaksanakan, dapat


disimpulkan bahwa pada proses pelarutan NaOH dengan aquadest terjadi reaksi eksotem
sehingga dinding gelas terasa panas. Proses pelarutan dilakukan di dalam labu ukur karena
membutuhkan ketelitian tinggi.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen Universitas Muhammadiyah


Kudus.

XIV. Lampiran

Hasil gambar dari pembuatan reagen NaOH

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T


Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Jum’at, 13 Oktober 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN REAGEN KATALISATOR (INDIKATOR) AMILUM 1%

III. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
3. Untuk menguji adanya ion di dalam suatu larutan tertentu

IV. Metode : -
V. Prinsip
Pembuatan reagen katalisator amilum 1% dengan melarutkan amilum sebanyak 1 gr
dengan pelarut aquadest dan ditambahkan asam salisilat sebanyak 0,2 gr.

VI. Dasar Teori


Indikator merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau basa. Syarat suatu zat dapat
digunakan sebagai indikator asam basa adalah terjadi perubahan warna jika indikator tersebut
direndam dalam larutan asam atau basa.Beberapa macam indikator yaitu indikator universal,
indikator yang terbuat dari zat warna alami tanaman, dan ada juga yang dibuat secara sintesis
di laboratorium. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari indikator-indikator
berbeda dengan warna berbeda untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14. Indikator universal
akan memberikan warna tertentu jika diaplikasikan atau ditambahkan ke dalam larutan asam
atau basa. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui
nilai pH nya. Indikator universal ada 2 macam yaitu berupa kertas dan berupa larutan.

VII. Alat dan bahan


Alat :
1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Batang pengaduk
4. Pipet tetes
5. Botol timbang
6. Sendok porcelent
7. Labu ukur 100 ml
8. Neraca analitik
9. Magnetic stirrer

Bahan :
1. Amilum
2. Asam salisilat
3. Aquadest

VIII. Prosedur :

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Ditimbang 1 gr amilum di neraca analitik dengan menggunakan botol timbang
sebagai wadahnya
3. Setekah ditimbang, dimasukkan kedalam beaker glass
4. Dilarutkan dengan aquadest 100 ml dan dihomogenkan dan dipanaskan diatas hot
plate hingga mendidih
5. Ditambahkan asam salisilat apabila sudah tidak panas
6. Dimasukkan ke dalam labu ukur dan diberi etiket ( nama reagen, tanggal pembuatan,
kadar, nama pembuat).

IX. Hasil

Hasil pembuatan reagen katalisator amilum 1%


X. Interpretasi hasil
Amilum 1% cair berwarna putih sebelum dihomogenkan sambal dipanaskan diatas hot
plate, kemudian berubah warna menjadi bening setelah dipanaskan.

XI. Pembahasan

Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari 2 zat atau lebih, terdapat
komponen utama pembentuk larutan yaitu zat yang jumlahnya lebih sedikit yaitu zat terlarut
dat yang jumlahnya lebih banyak dari zat yang lain yaitu pelarut. Pembuatan reagen amilum
mengalami perubahan warna dari putih / keruh menjadi bening setelah dipanaskan.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pembuatan reagen katalisator amilum 1% yang telah


dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa saya dapat mengetahui cara pembuatan reagen
tersebut dengan baik dan benar sesuai komposisi dan prosedurnya.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen Universitas Muhammadiyah


Kudus.

XIV. Lampiran

Reagen amilum sebelum dipanaskan dengan Hasil penimbangan reagen katalisator


hot plate, berwarna putih/keruh. amilum di neraca analitik.
XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Jum’at, 13 Oktober 2023

II. Judul

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN REAGEN KATALISATOR (INDIKATOR) PP 1%

III. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan konsentrasi reagen
3. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
4. Untuk indikator dalam titrasi asam basa.

IV. Metode : -

V. Prinsip

Pembuatan reagen katalisator dengan mencampurkan bahan dasar yaitu PP sebanyak 1


ml dengan ethanol 96% sebanyak 50 ml kemudian dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai
dengan volume yang telah ditentukan.

VI. Dasar Teori

Indikator merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau basa. Syarat suatu zat dapat
digunakan sebagai indikator asam basa adalah terjadi perubahan warna jika indikator tersebut
direndam dalam larutan asam atau basa.Beberapa macam indikator yaitu indikator universal,
indikator yang terbuat dari zat warna alami tanaman, dan ada juga yang dibuat secara sintesis
di laboratorium. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari indikator-indikator
berbeda dengan warna berbeda untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14. Indikator universal
akan memberikan warna tertentu jika diaplikasikan atau ditambahkan ke dalam larutan asam
atau basa. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui
nilai pH nya. Indikator universal ada 2 macam yaitu berupa kertas dan berupa larutan.

VII. Alat dan bahan


Alat :

1. Gelas ukur 100 ml


2. Labu ukur 100 ml
3. Beaker glass 250 ml
4. Filler
5. Pipet tetes
6. Pipet volume
7. Neraca analitik

Bahan :

1. PP 1% ( 1 ml )
2. Aquadest 100 ml
3. Etanol 96% 50 ml

VIII. Prosedur :
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen PP menggunakan pipet volume filler sebanyak 1 ml
3. Dimasukkan ke dalam backer glass dan ditambahkan etanol 9% sebanyak 50 ml
4. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml dan dihomogenkan
5. Kemudian dimasukkann ke dalam labu ukur dan diberi etiket ( nama reagen, tanggal
pembuatan, kadar dan nama pembuat).

IX. Hasil

PP 1 % dalam 100 ml

• Diketahui :

V1 = 100 ml

N1 = 1%

N2 = 100%

• Ditanya V2 ?

Jawab :
V1 . N1 = V2 . N2

100. 1% = x . 100%

100
1% = 100

= 1 gr

X. Interpretasi hasil

Didapatkan hasil dengan warna putih / keruh dalam bentuk cair.

XI. Pembahasan

Pemipetan dalam pembuatan reagen katalisator harus dengan ketelitian yang tinggi, jika
salah dalam memipet akan mempengaruhi hasil akhir dan bisa jadi reagen yang tidak
berfungsi dengan baik.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pembuatan reagen katalisator PP 1% yang telah dilaksanakan,


dapat disimpulkan bahwa saya dapat mengetahui cara pembuatan reagen tersebut dengan baik
dan benar sesuai komposisi dan prosedurnya.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen Universitas Muhammadiyah


Kudus.

XIV. Lampiran

Hasil gambar pembuatan reagen katalisator PP 1%


XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani


I. Hari/tanggal : Jum’at, 13 Oktober 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN REAGEN KATALISATOR (INDIKATOR) BUFFER


AMONIA pH 10

III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan konsentrasi reagen
3. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
4. Untuk mempertahankan pH larutan tetap bersifat asam basa.

IV. Metode : -
V. Prinsip
Pembuatan reagen katalisator dengan mencampurkan ammonium chloride dengan
pelarut aquadest sesuai dengan volume yang telah ditentukan.

VI. Dasar Teori


Indikator merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau basa. Syarat dapat tidaknya
suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila indikator
diteteskan pada larutan asam atau basa. Beberapa macam indikator yaitu indikator universal,
indikator yang terbuat dari zat warna alami tanaman, dan ada juga yang dibuat secara sintesis
di laboratorium. Indikator Universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam
indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal akan
memberikan warna tertentu jika diteteskan atau dicelupkan ke dalam larutan asam atau
basa.Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan dengan warna standar yang sudah diketahui
nilai pH nya. Indikator universal ada 2 macam yaitu berupa kertas dan berupa larutan.

VII. Alat dan bahan


Alat :

1. Beaker glass 100 ml


2. Pipet volume 7 ml
3. Push ball / filler
4. Batang pengaduk
5. Pipet tetes
6. pH meter
7. labu ukur 100 ml
8. corong

Bahan :

1. Aquadest
2. Amonia
3. NaOH
4. HCl

VIII. Prosedur :
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen amonia ( dikerjakan di ruang asam ) sebanyak 7 ml menggunakan
pipet volume
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur
4. Ditambahkan aquadest dengan menggunakan corong
5. Dihomogenkan dengan cara membolak-balik labu ukur
6. Dimasukkan ke dalam beaker glass
7. Diukur pH reagen menggunakan pH meter sampai nilai yang diinginkan
8. Apabila pH diatas 10, maka ditambahkan HCl
9. Apabila pH dibawah 10, maka ditambahkan NaOH
10. Setelah diukur pH nya, dimasukkan ke dalam beaker glass atau labu ukur dan diberi
etiket ( nama reagen, tanggal pembuatan, kadar, dan nama pembuat ).

IX. Hasil

Diketahui:

V1 = 1000 ml

V2 = 100

N2 = 67,5
Ditanya N1 ?

Jawab:

V1 . N1 = V2 . N2

1000. N1 = 100 . 67,5

1000. N1 = 6.750

6.750
N1 = 1000

N1 = 6,75

N1 = 7 ml

X. Interpretasi hasil

Berbentuk cair dan berwarna bening.

XI. Pembahasan

Amonia merupakan senyawa kimia yang biasanya didapati berupa gas dengan bau
tajam yang khas. Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4,75), akan tetapi dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9,25). Amonia yang berada di alam
merupakan hasil dekomposisi bahan organic. Untuk pemipetan larutan amonia harus
dilakukan di lemari asam.

XII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pembuatan reagen katalisator buffer amonia pH 10 yang telah


dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa saya dapat mengetahui cara pembuatan reagen
tersebut dengan baik dan benar sesuai komposisi dan prosedurnya.

XIII. Daftar Pustaka

Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen Universitas Muhammadiyah


Kudus.

XIV. Lampiran
Hasil gambar pembuatan reagen Hasil pengukuran reagen katalisator buffer
katalisator buffer amonia pH 10 amonia pH 10 menggunakan pH meter

XV. Tanda tangan

Asisten Laboratorium Dosen


Praktikan

Dian Eva Febrianti S.Tr.Ak Yayuk Mundruyastutik M.T

Mahasiswa

Dyah Ayu Maharani

Anda mungkin juga menyukai