NIM : 42023150011
Kelompok : 2A
LABORATORIUM PATOLOGI
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan dengan baik meskipun jauh dari kata sempurna.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Pengetahuan Media dan
Reagen. Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak, dan
terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada:
1. Ibu Yayuk Mundruyastutik M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum
Pengetahuan dan Reagen.
2. Ibu Dian Eva Febriyanti S.Tr.A.K selaku asisten dosen yang telah membimbing
Menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan asisten dosen
mata kuliah Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen , serta teman–teman sekalian.
Terakhir, harapan penulis semoga Laporan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen ini
dapat memberi manfaat kepada semua pembaca, khususnya bagi penulis.
Penulis
I. Hari/tanggal : Selasa, 26 September 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT DAN MEDIA
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui nama alat dan media yang digunakan untuk praktikum
2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari alat dan media
IV. Metode
Memperkenalkan satu persatu alat alat dan dijelaskan nama dan fungsinya
V. Prinsip : -
VI. Dasar Teori
Identifikasi alat-alat yang umum digunakan di laboratorium, dan percobaan
pengenalan alat-alat laboratorium berdasarkan fungsi, kegunaan, dan cara
penggunaan yang benar. Hal ini dapat mempermudah kita dalam melakukan
percobaan,sehingga resiko kecelakaan kerja dilaboratorium dapat ditanggulangi.
VIII. Prosedur
1. Diamati alat-alat laboratorium yang disediakan atau untuk diamati
2. Tulislah informasi mengenai alat dan bahan tersebut
IX. Hasil
No Nama Gambar Fungsi
1. Erlenmayer Digunakan untuk tempat mencampur,
memanaskan ciran, mereaksikan bahan,
dan membawa sampel cair atau padat.
X. Interpretasi hasil : -
XI. Pembahasan
XII. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan alat-alat di laborstorium dapat disimpulkan alat-alat yang akan
digunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang akan
dilaksanakan diantaranya adalah menghindaro kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan,maka dari itu sangat penting untuk mengenal adanya alat-alat di laboratorium.
XIV. Lampiran : -
Mahasiswa
IV. Metode :
Memperkenalkan satu persatu simbol-simbol dan dijelaskan nama dan artinya
V. Prinsip : -
VI. Dasar Teori
Setiap bahan kimia memiliki karakteristik masing-masing baik dari sisi sifat kimia
maupun sifat fisikanya. Sebagian besar zat kimia memiliki sifat yang berbahaya dan sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia, jika dalam penggunaannya tidak memperhatikan dan
memahami risiko yang ditimbulkan dari bahan atau zat kimia tersebut. Karenanya, seorang
ATLM sangat penting untuk memahami tentang bahan kimia berbahaya, baik risiko maupun
sifat-sifatnya, terutama zat/bahan kimia yang sering digunakan di dalam pemeriksaan
laboratorium.
Silahkan Anda pelajari materi berikut ini. Bahan-bahan kimia berbahaya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
2. Flammable (mudah terbakar) contohnya adalah metanol, eter, aseton, heksana, benzena,
uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter
3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya adalah natrium nitrit/nitrat, kalium klorat,
kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan sebagainya. Sekalipun tidak ada O2 dari
luar dapat menyebabkan kebakaran.
4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam Na, K dan asam sulfat pekat.
5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan Na dan K, senyawa hidrida
dan sebagainya.
6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi
7. Bahan-bahan beracun contohnya adalah C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan
sebagainya.
8. Bahan korosif contohnya adalah anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya. Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia
telah melengkapi kemasannya dengan label-label dan lambang-lambang tertentu.
Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin 21
dapat terjadi antara lain:
1. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paruparu,
mulut dan kulit . Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau
gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau
menjelang pension.
2. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan pada
kulit, mata dan saluran pernapasan.
3. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif (peroksida dan
bahan-bahan pelarut organik).
1. Benzidine
2. Resolcinor
3. Geimsa
4. Di – Sodium tetraborate
5. Naphthalene
6. 1- Naphtol
7. Papaverine hydrochloride
8. Tri – SODIUM CITRATE
9. CK NAC SL
VIII. Prosedur
1. Diamati reagen di laboratorium yang disediakan atau untuk diamati symbol yang
terdapat pada kemasan reagen.
2. Tulislah informasi mengenai symbol yang terdapat pada kemasan reagen.
IX. Hasil
No Nama reagen Gambar Arti
1. Benzidine • Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
• Irritant : bahan kimia yang dapat
menyebabkan iritasi, berefek
narkotik, dan merusak ozon.
• Dangerous for the environment :
bahan kimia berbahaya yang dapat
merusak satu atau beberapa
kerusakan ekosistem.
2. Resolcinor • Irritant : bahan kimia yang dapat
menyebabkan iritasi, berefek
narkotik, dan merusak ozon.
• Dangerous for the environment :
bahan kimia berbahaya yang dapat
merusak satu atau beberapa
kerusakan ekosistem.
3. Geimsa • Flammable : bahan kimia yang
mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas / loncatan
bunga api.
• Toxic : bahan kimia yang bersifat
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
• Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
4. Di – Sodium • Health hazard : bahan kimia yang
tetraborate
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
5. Naphthalene • Health hazard : bahan kimia yang
dapat menyebab gangguan
pernapasan, kanker, mutagenic, dan
reproduksi.
• Flammable : bahan kimia yang
mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas / loncatan
bunga api.
6. 1- Naphtol • Toxic : bahan kimia yang bersifat
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
• Corrosive = bahan kimia yang
bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan
iritasi kulit, gatal-gatal dan dapat
membuat kulit mengelupas.
7. Papaverine • Toxic : bahan kimia yang bersifat
hydrochloride
beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian apabila
dihirup / tertelan.
8. Tri – SODIUM • -
CITRATE
X. Interpretasi hasil : -
XI. Pembahasan
Di dalam kegiatan praktikum,bahan kimia merupakan bahan utama,oleh karena itu kita
perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia khususnya yang sering digunakan
didalam praktikum.Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan
agar kita mampu menangani bahan kimia secara baik.Dengan demikian kegiatan praktikum
akan berjalan lancer dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindarkan.
XII. Kesimpulan
Mahasiswa
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIA SSA (SALMONELLA SHIGELLA AGAR)
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dasar teori pembuatan media SSA
2. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media SSA
3. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan media SSA dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedurnya.
IV. Metode : -
V. Prinsip
Salmonella Shigella Agar mengandung bahan yang digunakan untuk mengisolasi dan
membedakan jenis pertumbuhan bakteri Salmonella dan Shigella.Sifat selektif media agar
Salmonella Shigella dimediasi oleh komponen hijau cemerlang, garam empedu, tiosulfat dan
sitrat, yang berperan mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif dan koliform.
Perbedaan sifat media agar Salmonella Shigella dimediasi oleh komponen laktosa,
merah netral, dan besi sitrat. Laktosa difermentasi oleh bakteri dan menghasilkan asam.
Merah netral bertindak sebagai indikator warna dan bereaksi dengan asam dan menghasilkan
warna merah muda pada koloni bakteri.Ferric citrate berperan penting dalam mendeteksi
hidrogen sulfida (H2S) yang dihasilkan bakteri. H2S bereaksi dengan besi sitrat
menghasilkan warna hitam pada pusat koloni bakteri.
Fungsi media kultur adalah sebagai tempat hidup, sumber makanan, dan penyedia nutrisi
bagi mikroorganisme yang dikultur pada media kultur. Budidaya mikroorganisme di
laboratorium memerlukan media yang mengandung nutrisi dan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan mikroorganisme (Rosita et al., 2015). Bakteri dalam kultur juga membutuhkan
makanan untuk tumbuh. Mikroorganisme menggunakan nutrisi dalam media kultur dalam
bentuk molekul kecil yang dirangkai menjadi komponen selnya. Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Budidaya mikroorganisme
pada manusia melibatkan penggunaan media kultur untuk pertumbuhan. Dalam pembuatan
media budidaya ini harus memahami jenis nutrisi yang dibutuhkan bakteri dan kondisi
lingkungan fisik yang memberikan kondisi optimal untuk pertumbuhannya (Gandi et al., 2019).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum pada “Pembuatan Media
SSA” dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman permasalahan terkait produksi media
kultur.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrient yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut.Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme,identifikasi dan membuat kultur murni.Media adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat hara nutrient yang berguna untuk membiakkan mikroba.Media
berfungsi sebgai tempat tinggal,sumber makanan dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme,selain itu media juga berfungsi untuk
membiakkan,mengasingkan,mengirimkan,dan menyimpan mikroorganisme dalam waktu
yang lama dalam laboratorium. Berdasarkan bentuknya,bentuk media ada 3 macam yaitu:
1. Media padat
Merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15%
agar sehingga media menjadi padat.Contohnya Blood Agar Plate (BAP),Mac
Concey(MC),Salmonella Shigella Agar(SSA),dll.
3. Media Cair
Merupakan media yang tidak ditambahi bhaan pemadat,umunya digunakan untuk
pertumbuhan mikroalga. Contohnya,Alkali Pepton Water(APW),Nutrient
Borth(NB),Brain Heart Infusion(BHI),dll.
Ada pula alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum yang berjudul “Pembuatan
Media SSA”.
1. Neraca analitik
2. Pipet tetes
4. Tabung reaksi
5. Bunsen
6. Cawan petri
7. Magnetic stirrer
8. Batang pengaduk
1. Aquadest
VIII. Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan, menimbang media SSA pada Neraca analitik sebanyak 3,15
gr dan menggunakan beaker glass 50 ml sebagai wadah
2. Dituangkan aquadest sebanyak 50 ml kedalam beaker glass 100 ml
3. Dicampurkan bubuk SSA dan aquadest dan diaduk diatas magnetic stirrer hingga
mendidih
4. Dimasukkan setengah larutan kedalam cawan petri 1 dan sisanya cawan 2
5. Ditutup cawan dan dibiarkan agar padat sempurna
IX. Hasil
Diketahui =
aquadest 50 ml
maka =
63 1000 63 𝑥50
SSA = x = = 3,15 gr @ 50 ml aquadest.
? 50 1000
X. Interpretasi hasil
Berdasarkan hasil percobaan media berbentuk padat didalam cawan petri, berwarna
merah.
XI. Pembahasan
Media ini termasuk media selektif, digunakan untuk mengisolasi salmonella sp dan
shigella sp bakteri penyebab penyakit yang menyebar melalui makanan. Pada media ini tidak
boleh dilakukan sterilisasi pada autoklaf karena mengandung antinutrisi, dan apabila
disterilisasi akan merusak nutrisi.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa media budidaya merupakan suatu substrat dimana mikroorganisme dapat
tumbuh dengan baik sesuai dengan lingkungannya. Media kultur adalah suatu bahan yang
tersusun dari campuran unsur hara yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya
bakteri atau jamur. Sebagai media budidaya yang baik tentunya harus memenuhi syarat-syarat
yang diperlukan, antara lain harus mengandung semua unsur hara yang mudah dimanfaatkan
oleh mikroorganisme serta harus mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan, dan
nilai pH yang memenuhi kebutuhan mikroorganisme. Pada saat tumbuh tidak boleh
mengandung zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan harus dalam keadaan
steril sebelum digunakan agar mikroorganisme yang sedang tumbuh dapat tumbuh dengan
baik. Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media SSA.
Modul panduan Praktikum Pengetahuan Media dan Reagen universitas Muhammadiyah Kudus
Cappuccino, J.G. & Sherman N. (2014). Manual Laboratorium Biologi. Jakarta, Indonesia:
EGC.
Gandi, Ni Luh Gita, I Wayan Getas, Miftahul Jannah. 2019. Studi Jamur Aspergillus fumigatus
penyebab Aspergillois di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media
Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Vol 6 (1): 1-12.
XIV. Lampiran
Mahasiswa
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN REAGEN PENGECATAN BAKTERIOLOGI (CAT
GRAM) LUGOL IODIN
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan cat gram.
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan cat gram A, B, C, dan D sesuai dengan
komposisi dan prosedurnya.
3. Digunakan untuk membedakan bakteri gram negatif dan gram positif.
IV. Metode
Pengenceran
V. Prinsip
Pembuatan reagen pengecatan cat gram B ( lugol iodin ) dengan melakukan pemipetan
bahan dasar kemudian dilarutkan dengan pelarut alcohol/aquadest sesuai dengan volume yang
telah ditentukan.
Alat :
VIII. Prosedur
X. Interpretasi hasil
Berdasarkan hasil percobaan, Cat gram B berwarna kuning bening dengan volume
sebanyak 100 ml.
XI. Pembahasan
Lugol berfungsi untuk memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target
atau mengintensifkan warna utama. Larutan lugol iodin sering digunakan untuk pemeriksaan
mikroskopis parasit salah satunya dalam mencari trofozoit dan kista.Iodin digunakan untuk
merawat dan mencegah kekurangan iodin dan sebagai antiseptic.Memiliki sifat padatan
berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan,menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru
dengan bau menyengat.Lugol menganfung iodin,kalium iodide dan keduanya.Lugol
digunakan untuk menguji amilum,jika perubahan warna pada makanan semakin hitam maka
kandungan amilum semakin banyak.
XII. Kesimpulan
XIV. Lampiran
Hasil gambar reagen lugol ( cat gram B ) dan proses pengukuran di dalam gelas ukur.
Mahasiswa
LAPORAN PRAKTIKUM
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Untuk mengetahui cara pembuatan ZN A, B, C sesuai dengan prosedur dan
komposisinya.
IV. Metode
Pengenceran
V. Prinsip
Pembuatan reagen cat ZN B dengan melakukan pemipetan bahan dasar kemudian
dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan volume yang dilarutkan.
Alat :
1. Beaker glass
2. Labu ukur
3. Pipet volume
4. Filler pipet
Bahan :
1. Reagen ZN B
2. Aquadest
VIII. Prosedur
IX. Hasil
X. Interpretasi hasil
Setelah dihomogenkan reagen ZN B menjadi warna bening.
XI. Pembahasan
XII. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembuatan reagen yang saya buat dapat disimpulkan bahwa reagen
Zn B digunakan untuk pewarnaan pemeriksaan bakteri tahan asam pada pasien yang
terinfeksi mycobacterium tuberculose.
XIV. Lampiran : -
Mahasiswa
Dyah Ayu Maharani
I. Hari/tanggal : Jum’at, 06 Oktober 2023
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN REAGEN KIMIA KLINIK LARUTAN FOUCHET
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan reagen kimia klinik larutan fouchet sesuai dengan
prosedur dan komposisinya.
3. Untuk mendeteksi bilirubin dalam urine / untuk pemeriksaan kimia urine.
IV. Metode
Pengenceran
V. Prinsip
Untuk menguji bilirubin dalam urine.Reagen Fouchet yang digunakan dalam uji fouchet
merupakan termasuk dalam reagen atau uji pengoksidasi.Barium klorida mengendapkan
radikal sulfat yang ada dalam urine untuk membentuk endapan barium sulfat.Jika pigmen
empedu terdapat dalam urine,merekan akan melekatkan pada molekul tersebut.Ferri klorida
yang ada dalam reagen fouchet kemudian mengoksidasi bilirubin kuning,dengan adanya asam
trikoloroasetat menjadi biliverdin hijau.Pembuatan reagen kimia klinik larutan fouchet dengan
melakukan pemipetan bahan dasar kemudian dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan
volume yang telah ditentukan.
Alat :
1. Beaker glass
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
Bahan :
1. Reagen fouchet
2. Aquadest
VIII. Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen fouchet sebanyak 1 ml ( sesuai kebutuhan ) dan diukur menggunakan
gelas ukur
3. Dituangkan ke dalam beaker glass
4. Ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml dan dihomogenkan
5. Setelah selesai dihomogenkan, diberi etiket ( nama pembuat, tanggal pembuatan,
kadar, dan nama pembuat )
6. Reagen fouchet siap digunakan
IX. Hasil
X. Interpretasi hasil
Setelah dihomogenkan reagen Fouchet berwarna bening dengan volume sebanyak 100
ml didalam beaker glass.
XI. Pembahasan
Tes reagen fouchet dianggap positif hanya jika muncul warna hijau.Meskipun intensitas
warna dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi bilirubin,sulit untuk mengevaluasi
hasil tes secara semi kuantitatif.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pembuatan reagen kimia klinik yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa saya sudah saya paham cara pembuatan reagen fouchet,kegunaan dan
tujuan reagen fouchet.
XIV. Lampiran
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan reagen NaOH sesuai dengan prosedur dan
komposisinya.
3. Digunakan untuk pemeriksaan fesfatase alkali.
IV. Metode
Pengenceran
V. Prinsip
Pembuatan reagen NaOH dengan melakukan pemipetan bahan dasar kemudian
dilarutkan dengan pelarut aquadest sesuai dengan volume yang telah ditentukan.
Alat :
Bahan :
1. NaOH
2. Aquadest
VIII. Prosedur
1. Ditimbang NaOH di neraca analitik dengan botol timbang sebagai wadah
2. Dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian dilarutkan dengan aquadest
3. Dihomogenkan dengan alat bantu sendok porcelent
4. Dimasukkan ke dalam labu ukur dengan alat bantu corong
5. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas ( miniskus bawah )
6. Dihomogenkan dengan cara membolak-balik
7. Setelah selesai diberi etiket (nama reagen, tanggal pembuatan, kadar, nama pembuat )
IX. Hasil
Diketahui :
N=1N
V = 100 ml
Ditanya gr ?
Jawab :
X. Interpretasi hasil
Didapatkan hasil uji fisik yaitu : berwarna bening, bau agak menyengat dan
homogenitasnya homogen
XI. Pembahasan
Labu ukur digunakan untuk mengukur volume larutan NaOH karena merupakan alat
ukur kuantitatif, larutan NaOH dibuat dengan cara melarutkan kristal NaOH dengan cara
analitik 4 gr dengan tingkat akurasi tinggi, saat melarutkan NaOH sarung tangan atau APD
(alat pelindung diri) lainnya harus digunakan saat praktikum.
XII. Kesimpulan
XIV. Lampiran
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
3. Untuk menguji adanya ion di dalam suatu larutan tertentu
IV. Metode : -
V. Prinsip
Pembuatan reagen katalisator amilum 1% dengan melarutkan amilum sebanyak 1 gr
dengan pelarut aquadest dan ditambahkan asam salisilat sebanyak 0,2 gr.
Bahan :
1. Amilum
2. Asam salisilat
3. Aquadest
VIII. Prosedur :
IX. Hasil
XI. Pembahasan
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari 2 zat atau lebih, terdapat
komponen utama pembentuk larutan yaitu zat yang jumlahnya lebih sedikit yaitu zat terlarut
dat yang jumlahnya lebih banyak dari zat yang lain yaitu pelarut. Pembuatan reagen amilum
mengalami perubahan warna dari putih / keruh menjadi bening setelah dipanaskan.
XII. Kesimpulan
XIV. Lampiran
Mahasiswa
II. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan konsentrasi reagen
3. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
4. Untuk indikator dalam titrasi asam basa.
IV. Metode : -
V. Prinsip
Indikator merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau basa. Syarat suatu zat dapat
digunakan sebagai indikator asam basa adalah terjadi perubahan warna jika indikator tersebut
direndam dalam larutan asam atau basa.Beberapa macam indikator yaitu indikator universal,
indikator yang terbuat dari zat warna alami tanaman, dan ada juga yang dibuat secara sintesis
di laboratorium. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari indikator-indikator
berbeda dengan warna berbeda untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14. Indikator universal
akan memberikan warna tertentu jika diaplikasikan atau ditambahkan ke dalam larutan asam
atau basa. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui
nilai pH nya. Indikator universal ada 2 macam yaitu berupa kertas dan berupa larutan.
Bahan :
1. PP 1% ( 1 ml )
2. Aquadest 100 ml
3. Etanol 96% 50 ml
VIII. Prosedur :
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen PP menggunakan pipet volume filler sebanyak 1 ml
3. Dimasukkan ke dalam backer glass dan ditambahkan etanol 9% sebanyak 50 ml
4. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml dan dihomogenkan
5. Kemudian dimasukkann ke dalam labu ukur dan diberi etiket ( nama reagen, tanggal
pembuatan, kadar dan nama pembuat).
IX. Hasil
PP 1 % dalam 100 ml
• Diketahui :
V1 = 100 ml
N1 = 1%
N2 = 100%
• Ditanya V2 ?
Jawab :
V1 . N1 = V2 . N2
100. 1% = x . 100%
100
1% = 100
= 1 gr
X. Interpretasi hasil
XI. Pembahasan
Pemipetan dalam pembuatan reagen katalisator harus dengan ketelitian yang tinggi, jika
salah dalam memipet akan mempengaruhi hasil akhir dan bisa jadi reagen yang tidak
berfungsi dengan baik.
XII. Kesimpulan
XIV. Lampiran
Mahasiswa
III. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan reagen
2. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan konsentrasi reagen
3. Mahasiswa mampu membuat reagen katalisator yang biasa dibuat dan digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur dan komposisinya
4. Untuk mempertahankan pH larutan tetap bersifat asam basa.
IV. Metode : -
V. Prinsip
Pembuatan reagen katalisator dengan mencampurkan ammonium chloride dengan
pelarut aquadest sesuai dengan volume yang telah ditentukan.
Bahan :
1. Aquadest
2. Amonia
3. NaOH
4. HCl
VIII. Prosedur :
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dipipet reagen amonia ( dikerjakan di ruang asam ) sebanyak 7 ml menggunakan
pipet volume
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur
4. Ditambahkan aquadest dengan menggunakan corong
5. Dihomogenkan dengan cara membolak-balik labu ukur
6. Dimasukkan ke dalam beaker glass
7. Diukur pH reagen menggunakan pH meter sampai nilai yang diinginkan
8. Apabila pH diatas 10, maka ditambahkan HCl
9. Apabila pH dibawah 10, maka ditambahkan NaOH
10. Setelah diukur pH nya, dimasukkan ke dalam beaker glass atau labu ukur dan diberi
etiket ( nama reagen, tanggal pembuatan, kadar, dan nama pembuat ).
IX. Hasil
Diketahui:
V1 = 1000 ml
V2 = 100
N2 = 67,5
Ditanya N1 ?
Jawab:
V1 . N1 = V2 . N2
1000. N1 = 6.750
6.750
N1 = 1000
N1 = 6,75
N1 = 7 ml
X. Interpretasi hasil
XI. Pembahasan
Amonia merupakan senyawa kimia yang biasanya didapati berupa gas dengan bau
tajam yang khas. Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4,75), akan tetapi dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9,25). Amonia yang berada di alam
merupakan hasil dekomposisi bahan organic. Untuk pemipetan larutan amonia harus
dilakukan di lemari asam.
XII. Kesimpulan
XIV. Lampiran
Hasil gambar pembuatan reagen Hasil pengukuran reagen katalisator buffer
katalisator buffer amonia pH 10 amonia pH 10 menggunakan pH meter
Mahasiswa