Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM DAN


KESELAMATAN KERJA”
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Teknik Laboratorium

Dosen Pengampu:
Drs. Ading Pramadi, MS
Astri Yuliawati, M.Si

Disusun Oleh:
Aisyah Azzahra Abdurrahman (1222060006)

Program Studi Pendidikan Biologi


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2022
Judul Praktikum: Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium dan Keselamatan Kerja
Tanggal Praktikum: 15 November 2022
Tujuan Praktikum:
 Untuk mengetahui alat- alat Hi Tech Laboratorium dan fungsinya
 Untuk mengetahui alat- alat umum Laboratorium dan fungsinya
 Untuk mengetahui bahan- bahan laboratorium dan fungsinya
 Untuk mengetahui Langkah- Langkah keselamatan dan keamanan
laboratorium

A. Hasil Pengamatan
Tabel 1
Alat- Alat Hi Tech Laboratorium:
No. Nama Alat Fungsi Dokumentasi

1. Laminar Untuk mengalirkan udara


bersih secara terus menerus

2. Oven Untuk memanaskan dan


mengeringkan sampel,
melakukan
3. Inkubator Untuk menginkubasi
mikroorganisme pada kondisi
tertentu

4. Timbangan Digital Sebagai alat bantu pengukur


massa benda

5. Autoclaf Untuk menetralisasi suatu


benda/ media dengan
menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi

6. Hotplate Untuk memanaskan/


menghangatkan sekaligus
mencampurkan/
menghomogenkan larutan
kimia

7. Mikro pipet Untuk memudahkan cairan


dalam jumlah kecil secara
akurat

Tabel 2
Alat-Alat Umum Laboratorium:
No. Nama Alat Fungsi Dokumentasi
1. Bunsen Digunakan untuk beberapa
proses kimia yang
memerlukan pemanasan di
dalamnya.

2. Labu Erlenmeyer Untuk menitrasi larutan yang


akan ditetapkan
normalitasnya

3. Gelas Ukur Untuk mengukur volume


larutan/ zat cair dengan tepat

4. Pengaduk Kaca Untuk mengaduk saat


melarutkan zat padat dalam
pelarut, sehingga pelarut
dapat larut sempurna

5. Gelas Kimia Untuk menampung larutan


zat
6. Penjepit Kayu Untuk menjepit tabung
reaksi saat dipanskan dan
memindahkan tabung yang
telah dipanaskan

7. Cawan Petri Untuk membiakkan sel


dengan menyediakan ruang
penyimpanan &
mencegahnya terkontaminasi

8. Kaca Arloji Untuk penutup gelas kimia


saat memanaskan sampel,
wadah, saat menimbang
bahan kimia, maupun untuk
mengeringkan padatan dalam
desikator

9. Jarum Ose Untuk menginokulasi


mikroba dari media ke media
lain

10. Tabung Reaksi Untuk tempat mereaksikan 2


larutan atau bahan kimia
11. Rak Tabung Untuk menyimpan/ menata
beberapa tabung reaksi

12. Mortir Untuk menggerus/


menghaluskan sampel
padatan/ kristal menjadi
serbuk

13. Termometer Untuk mengukur titik didih/


titik beku dalam sebuah
penelitian.

14. Pipet untuk memindahkan suatu


cairan dari wadah sat uke
yang lainnya dalam jumlah
kecil

15. Corong Sebagai alat bantu


memindahkan cairan dari
wadah
16. Kaki tiga Penahan kawat kassa dan
penyangga Ketika proses
pemanasan

Tabel 3
Bahan- Bahan Laboratorium:
No. Nama Bahan Fungsi Dokumentasi

1. Biuret Untuk menguji kandungan


protein

2. Iodin Untuk menguji apakah suatu


makanan mengandung
karbohidrat atau tidak

3. HCl Untuk titrasi penentuan


kadar basa dalam sebuah
larutan
4. KOH basa logam yang sangat basa
( basa kuat)

5. Alkohol sebagai antiseptik


(membunuh atau
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme

6. Reagen Molisch untuk mengetahui ada


tidaknya karbohidrat.

7. H2SO4 Sebagai pembersih logam


dan minyak

B. Pembahasan
Pengenalan peralatan laboratorium penting untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Peralatan laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya
mengenalkan alat-alat laboratorium adalah agar Anda dapat mengetahui cara
penggunaan alat-alat tersebut dengan baik dan benar dengan benar, sehingga prosedur
penggunaan alat dapat diminimalkan seminimal mungkin. Hal ini penting agar pada
saat melakukan penelitian, data yang diperoleh benar.

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum terbagi menjadi 3 jenis


alat yaitu alat listrik, kaca dan non kaca. Alat listrik yang digunakan yaitu inkubator
merupakan alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi pengatur suhu dan timer. Kisaran suhu untuk inkubator
Heraeus B5042, misalnya, adalah 10-70oC. Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu
dengan memasukkan atau menyimpan biakan murni mikroorganisme, kemudian
mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.

Mikroskop adalah alat paling khas di laboratorium mikrobiologi yang


memberikan pembesaran yang memungkinkan kita melihat struktur mikroorganisme
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang tersedia
memungkinkan rentang perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali.
Mikroskop memiliki prinsip kerja yaitu dengan memantulkan cahaya melalui cermin,
kemudian meneruskannya ke lensa objektif. Pada lensa objektif bayangan yang
dihasilkan bersifat maya, terbalik dan diperbesar.

Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak,


nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Oven berfungsi untuk mensterilkan
peralatan gelas yang tahan panas. Digunakan dalam sterilisasi udara kering dengan
membebaskan alat dari segala jenis kehidupan (mikroba) tanpa lembab. Cara
menggunakannya yaitu dengan cara meletakkan alat-alat yang sudah dibungkus
kertas untuk disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya di atas rak, lalu
memanaskannya di atas api. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai
macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air
panas bertekanan. Tekanan yang digunakan umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan temperature 121oC (250oF). prinsip kerja alat ini adalah dengan
menggunakan uap air panas bertekanan untuk mematikan dan menghilangkan kotoran
dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam
praktikum atau percobaan.

Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media yang
padat. Alat-alat gelas seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media
pemeliharaan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat
diisi dengan media padat, prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang
ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas
nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap ke diri kita atau orang lain.

Tabung reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas
atau alumunium foil. Tabung reaksi membutuhkan rak tabung reaksi yang pada
umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi.
Selain itu, dibutuhkan alat penjepit yaitu gegep, prinsip kerjanya yaitu menjepit
tabung reaksi ketika di panaskan dan cara penggunaannya adalah dengan menekan
pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan lubang yang ada ditengah
penjepit.

Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata.
Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan media kultur.
Prinsip kerjanya yaitu medium dapat menuangkan ke cawan bagian bawah dan cawan
bagian atas sebagai penutup. Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya
yaitu dengan menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar
spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada bagian atas (dari pembakar
bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau
methanol. Berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat
membuat aliran udara karena oksigen yang dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat
digunakan untuk mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
Alat-alat non gelas yang digunakan yaitu pinset prinsip kerjanya adalah
menjepit benda yang akan diambil atau dipindahkan. Fungsinya untuk mengambil
benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada
yang berbentuk lurus dan ada pula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau
mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip
kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian digosokkan pada
kaca preparat untuk diamati.

Selain beberapa alat laboratorium di atas, diperlukan juga pengetahuan


mengenai bahan-bahan yang biasa digunakan antara lain :

1. Aluminium Foildan Kapas

Untuk menutup bagian mulut alat-alat yang berupa kaca, untuk membungkus
bahan sampel. Biasanya untuk alat seperti tabung reaksi (yang berisi cairan atau
media), ditambahkan kapas terlebih dahulu sebelum dilakukan sterilisasi.

2. Alkohol 70%

Untuk sterilisasi dan kerja aseptis.

3. Biuret
Fungsi reagen biuret adalah untuk mem- bentuk kompleks sehingga yang
dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi biuret ini ber-sifat spesifik, artinya
hanya senyawa yang mengandung ikatan pepetida saja yang akan bercampur
dengan pereaksi Biuret (Bintang, 2010).
4. Iodin

Iodine dapat digunakan secara topikal (obat oles) dalam bentuk cair untuk
membantu menyembuhkan dan mencegah infeksi. Iodin bekerja dengan cara
membunuh bakteri pada luka ringan dan goresan. Namun, obat oles ini tidak
boleh digunakan pada bayi baru lahir serta mengobati luka dalam, gigitan
binatang, atau luka bakar.

5. HCl
Asam klorida dapat digunakan untuk mengatur keasaman (pH) larutan. Dalam
industri yang menuntut pemurnian tinggi (makanan, farmasi, air minum),
asam klorida berkualitas tinggi digunakan untuk mengontrol pH proses aliran
udara.
6. KOH
Kalium hidroksida ( KOH ) adalah senyawa kimia yang merupakan basa
logam yang sangat basa (basa kuat). Fungsi larutan KOH menghancurkan sel
non jamur.
7. Reagen Molisch
Reagen molisch Reagen molisch adalah larutan alfa-naftol dalam alkohol.
Fungsi α-naftol sebagai pereaksi agar terbentuknya cincin ungu sedangkan
alkohol berfungsi untuk melindungi agar karbohidrat tidak rusak ketika
H2SO4 dimasukkan ke dalam sampel . Reagen Molish untuk mengetahui ada
tidaknya karbohidrat. Uji barfoed untuk mengetahui tidak ada gula pereduksi
dalam suasana asam.
8. H2SO4
Sebagai pembersih logam dan minyak.

Berikut ini adalah alat pelindung diri standar digunakan di laboratorium

1. Laboratorium

Jas laboratorium (lab coat) berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan bahan
kimia berbahaya. Ada dua jenis yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab yang dapat
digunakan kembali. Setelan laboratorium sekali pakai umumnya digunakan di
laboratorium biologi dan hewan, sedangkan jas lab sekali pakai digunakan di
laboratorium kimia. Jas lab kimia dapat berupa:

Jas lab yang terbuat dari ditutupi dengan bahan tahan api. Jenis jas lab ini cocok
digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan atau bahan yang
mengeluarkan panas, misalnya peleburan contoh tanah, pembakaran menggunakan
tungku suhu tinggi, dan reaksi kimia yang melepaskan panas.

2. Kacamata pengaman

Percikan bahan kimia atau panas bisa berbahaya mata orang yang bekerja di
laboratorium. Karena itu, harus digunakan kacamata khusus yang tahan terhadap
potensi bahaya kimia dan panas. Kacamata dibagi menjadi 2 jenis yaitu kaca mata
safety bening dan kaca mata safety bening kacamata. Kacamata pengaman bening
adalah kacamata pengaman biasa digunakan untuk melindungi mata dari cipratan
larutan kimia atau debu. Sementara itu, keamanannya jelas googles digunakan untuk
melindungi mata dari percikan bahan kimia berbahaya atau reaksi kimia.

3. Sepatu

Sandal atau sandal saat dilarang bekerja di laboratorium. Karena keduanya tidak
bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia tumpah. Sepatu biasa umumnya
cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun, di laboratorium perusahaan besar,
sepatu yang digunakan adalah sepatu tahan api dan keamanan tekanan tertentu. Selain
itu, terkadang penutup sepatu plastik juga disediakan menjaga kebersihan
laboratorium jika menggunakan sepatu digunakan untuk meninggalkan laboratorium.

4. Pelindung wajah

Seperti namanya, pelindung wajah digunakan untuk melindungi wajah dari


panas, nyala api, dan percikan api barang panas. Alat ini biasanya digunakan saat
pengambilan alat laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi,melebur sampel
tanah di alat peleburan skala laboratorium, dan mengambil peralatan yang dipanaskan
dengan autoklaf.

5. Masker gas

Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya.
Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan sehingga gas berbahaya tersebut
tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa masker gas biasa yang
terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi bahan penghisap gas.
Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan umum, misalnya membuat
larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus digunakan saat menggunakan
larutan atau bahan kimia yang memiliki gas berbahaya, misalnya asam klorida, asam
sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos tangan

Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang
bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan yang
digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait kaos
tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan
tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk
melumasi kaos tangan agar mudah digunakan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang sangat penting dalam
setiap tempat kerja, tujuan peraturan keselamatan kerja adalah untuk menjamin :

a. Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di


laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan
di laboratorium.
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
d. Mengontrol alkohol bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam laboratorium menyangkut hal-hal sebagai


berikut :

a. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk


mencegah hal yang tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

Sebelum memasauki laboratorium hal pertama yang harus dilakukan adalah


memperhatikan cara berpakaian. Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana
di laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang
digunakan sehari-hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti
aturan sebagai berikut :

a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus kedinginan, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat
terangkut pada alat yang berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik
meskipun penggunaan alat alat keselamatan menjadi tidak nyaman.

Bekerja di laboratorium khususnya laboratorium kimia membutuhkan beberapa


perhatian khusus. Bahan-bahan kimia memerlukan perhatian dan kecermatan baik
dalam penggunaan maupun penyimpanannya. Berikut adalah beberapa hal umum
yang harus diperhatikan dalam berkerja di laboratorium kimia :
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Perhatikan beberapa bahan kimia yang dapat bereaksi langsung dengan kulit
menimbulkan iritasi (pedih dan gatal).

Bekerja dengan alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, karena

ini harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Botol reagen harus dipegang sedemikian rupa sehingga label berada di telapak
tangan.
b. Banyak alat yang terbuat dari kaca, jadi berhati-hatilah dengan pecahan kaca.
Saat memasukkan gelas pada penyangga karet kenakan sarung tangan
pelindung.
c. Saat menggunakan spirit burner, berhati-hatilah agar tidak tumpah di atas
meja karena mudah terbakar. Jika menggunakan Bunsen, perhatikan kondisi
selang apakah masih bagus atau tidak
d. Hati-hati saat mengencerkan asam sulfat pekat, tuangkan asam sulfat sedikit
demi sedikit-sedikit di udara dan bukan sebaliknya.

C. DAFTAR PUSTAKA

(Kerja, 2016)Kerja, K. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi


Untuk Mengatasi. Jurnal Mikrobiologi, 1(1).

Nurokhmah, I., & Poerwanto, S. (2022). Keselamatan Kesehatan Kerja di


Laboratorium dan Dampaknya Bagi Lingkungan.

Sangi, M. S., & Tanauma, A. (2018). Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium


IPA. Jurnal MIPA, 7(1), 20. https://doi.org/10.35799/jm.7.1.2018.18958

(Nurokhmah & Poerwanto, 2022)

(Sangi & Tanauma, 2018)


LAMPIRAN

Pertanyaan:

1. Jelaskan perbedaan antara perlengkapan laboratorium dengan alat laboratorium !


2. Berdasarkan macam senyawanya, zat kimia dikelompokkan atas senyawa: asam,
basa, dan garam. Jelaskan pengertiannya!
3. Jelaskan mengapa sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan bahan !
4. Jelaskan bagaimana penyimpanan alat yang terbuat dari:
a. Logam
b. Zat yang mudah terbakar
c. Kalium dan Natrium
5. Sebutkan langkah-langkah keselamatan kerja di laboratorium dengan singkat dan
jelas !
6. Berikan contoh cara memberikan pertolongan pertama pada
a. Luka ringan
b. Luka bakar tingkat 1,2,3
c. Dan kecelakaan pada mata

Jawaban:

1. Alat merupakan benda yang digunakan untuk melakukan kerja praktek, dapat
digunakan berulang- ulang dan tidak cepat habis, sedangkan perlengkapan fasilitas,
yang seharusnya ada dalam setiap macam laboratorium

2. Zat asam adalah zat yang jika dimasukkan dalam air melepas ion H+. Zat basa
adalah zat yang dimasukkan dalam air melepas ion OH-. Zat garam merupakan
senyawa yang terbentuk dari logam dan non logam yang bergabung dengan ikatan
ion.
3. Karena sinar matahari memiliki sinar ultraviolet yang dapat berpengaruh pada
kerusakan bahan. Pada bahan zat-zat kimia jika terkena sinar matahari langsung akan
menyebabkan perubahan, ternyata Ada banyak faktor yang dapat menimbulkan
kerusakan pada bahan-bahan di laboratorium. Salah salah satunya adalah sinar
matahari, bahkan sinar matahari juga bisa memberikan kerusakan pada alat-alat di
laboratorium.

4. Alat-alat logam harus disimpan jauh dari jatuh kimia karena uangnya dapat
merusak alat pipet dan Buret sebaiknya disimpan dalam keadaan berdiri sehingga
perlu dibuatkan khusus tempat berat dan Pipet.

zat yang mudah terbakar harus disimpan dalam kabinet flammable dan dijauhkan dari
cairan flammble atau cairan combustible bila reaktif terhadap air Jangan disimpan di
bak cuci dan sebagainya.

Bahan kimia oksidator harus dipisahkan dari bahan-bahan mudah terbakar serta
bahan kimia reduktor seperti seng (Zn). Jangan menyimpan pada wadah/tempat yang
terbuat dari kayu juga jangan disimpan pada tempat panas dan lembab, melainkan
simpan pada tempat dingin dan kering. Kalium dan natrium hidrokasida ditutup
dengan karet atau gabus, jangan ditutup dengan tutup gelas.

5. berikut ini adalah Langkah Langkah keselamatan kerja di laboratorium:

 Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam


laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
 Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
 Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
 Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
 Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan
percobaan.
 Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
 Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
 Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
 Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke
petugas laboratorium.
 Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen
yang volatil dan mudah terbakar.
 Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
 Buanglah sampah pada tempatnya.
 Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi
kecelakaan dapat dibantu dengan segera.
 Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
 Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
 Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

6. perotolongan pertama pada luka ringan: berbagai asam seperti asam nitrat,
asam sulfat, asam kromat, asam klorida, asam asetat dan asam triklorbasa dapat
menyebabkan trauma korosif. Oleh karena itu, penanganan segera harus
dilakukan ketika terjadi kecelakaan terkait asam. Dalam semua kasus: Segera
bilas bagian tubuh yang terkena dengan air yang banyak.

Pertolongan pertama pada tingkat 1: Rendam bagian tubuh yang terkena di


dalam air dingin, campuran es dan air untuk meredakan nyeri, Bubuhkan
merkurokrom atau tingtur iodin ke bagian tubuh dengan luka bakar, Bungkus dengan
perban kasa kering, Bila luka bakar sembuh atau tidak sembuh, bawa pasien ke
dokter.

Pada tingkat 3: Bila api masih menyala di tubuh korban (mis., tepercik
sewaktu membakar eter atau pelarut lain yang mudah terbakar), bungkus tubuh
korban dengan selimut untuk memadamkan api. Beri tahu segera dokter yang sedang
bertugas saat itu di departemen medis terkait, laporkan bahwa korban dengan luka
bakar berat harus segera dipindahkan. Baringkan korban di tanah. Jangan lepaskan
pakaian korban. Selimuti tulbuh demam bila dingin. Jangan melakukan penanganan
medis apa pun terhadap luka bakar: hal ini harus dilakukan oleh dokter.

Sedangkan pada kecelakaan mata yang harus dilakukan adalah Bilas mata
segera dengan air sebanyak-banyaknya yang disemprotkan dari botol polietilen (atau
karet penyemprot-air) selama 15 menit, semprotkan air ke sudut mata dekat hidung.
Alternatifnya, bilas mata dengan air mengalir dari keran.Minta pasien untuk menutup
mata yang lain. Setelah dibilas, teteskan 4 tetes larutan natrium bikarbonat 2% ke
dalam mata. Panggil dokter. Teruskan penetesan larutan natrium bikarbonat ke dalam
mata sampai dokter datang.

Anda mungkin juga menyukai