Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

OLEH :
AZMI DEA ULPAHANI
J1A020019
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 27 Mei 2022


Menyetuju
Co. Asst Praktikum Praktikan,
Analisis Pangan

Fannisa Amelza Saati Yandani Azmi Dea Ulpahani


NIM. J1A018046 NIM. J1A0200
I. TANGGAL DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada hari, Kamis, 19 Mei 2022, di Laboratorium
Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan mampu
menjelaskan beberapa alat dan bahan kimia yang digunakan dalam praktikum
beserta fungsi, cara penggunaaan, cara penyimpanan dan bahayanya.

III. LANASAN TEORI

Pengelolaan Laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan sumber


daya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna fasilitas
laboratorium (bangunan,peralatan laboratorium,bahan kimia) dan aktifitas yang
dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.Agar semua
kegiatan yang dilakukan didalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar,
dibutuhkan sistim pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai
dangan situasi dan kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hal
yang telah dijelaskan diatas, perlu diperhatikan peran kepala laboratorium sangat
penting dalam menerapkan proses manajemen laboratorium, termasuk dukungan
keterampilan dari segala elemen yang ada didalamnya (Raharjo, 2017).
Pengetahuan awal tentang jenis dan fungsi alat laboratorium sangat
penting bagi mahasiswa. Pengetahuan awal ini harus diketahui terlebih dahulu
sebelum melaksanakan praktikum di laboratorium. Hal ini penting agar jalannya
praktikum dan keselamatan kerja dipraktikum dapat dijalankan dengan benar.
Pengetahuan tentang alat-alat laboratorium dan fungsinya merupakan hal yang
penting bagi seorang mahasiswa. Alat-alat yang paling banyak diketahui oleh
mahasiswa antara lain: plat tetes, mortar dan alue, pembakar spirtus, kaki tiga,
rak tabung reaksi, tabung reaksi, erlenmeyer, penjepit tabung reaksi, dan gelas
ukur. Selain itu, ada beberapa alat-alat praktikum yang masih awam diketahui
oleh mahasiswa seperti, hot hands, klem dan statif, krusibel, kalorimeter bom,
botol reagen, dan lain-lain (Ayuni, dkk, 2018).
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan
kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur.
Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat
diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini
penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Pengerjaan praktikum, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja yang steril.
Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua
bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang nonpatogen. Agar
ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan
tempat kerja.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna . Pengenalan alat-alat ini meliputi macammacam alat, mengetahui
nama- namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut.
Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama
lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk
percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun
peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat
untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan
gelas atau membuat peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan (Dwidjoseputro,
2012)
Pengenalan tentang alat-alat yang ada di dalam laboratorium beserta
fungsinya masing-masing merupakan hal pertama yang harus dapat kita kuasai
terlebih dahulu. Mahasiswa harus dapat menguasai alat dan cara
penggunaannya agar dapat memperlancar kegiatan praktikum di dalam
laboratorium. Alat-alat yang ada dalam laboratorium mikrobiologi tidak jauh
berbeda dengan alat-alat di laboratorium kimia. Peralatan yang umum digunakan
seperti tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, pipet ukur, erlenmeyer, pembakar
spirtus, dan masih banyak lagi. Namun, ada juga alat-alat khusus yang ada
dalam laboratorium mikrobiologi seperti autoclave, oven, jarum ose, inkubator,
dan lain-lain (Putri, 2017).
IV. ALAT BAHAN
a. Alat-alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktimum ini adalah desikator,
destilasi, gelas beaker, kompor listrik, krus porselen, oven, pendingin balik,
pipet ukur, pipet volume, soxhlet, spektrofotometri dan kufet, statif dan
klem, tabung reaksi, tanur dan timbangan analitik.
b. Bahan-bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aceton, asam
asetat kloroform (3:2), asam klorida 0,1 N, chloroform, indikator amilum 1%,
indikator phenolphthalein, kalium iodida 20%, natrium hidroksida 45%,
natrium triosulfat 0,1 N, petroleum ether dan thiobarbituric acid.

V. PROSEDUR KERJA

Dilakukan pengamatan dan dicatat hasil penjelasan


tentang beberapa peralatan dan bahan kimia uang
digunakan dalam praktikum

Dibuat laporan hasil pengamatan semantara

Carilah sumber pustaka pendukung yang berhubungan


dengan fungsi, cara kerja dan bahan kimia

Berikan uraian dan pembahasan mengenai hal tersebut

Berikan kesimpulannya
VI. HASIL PENGAMATAN & PERHITUNGAN

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan daftar alat-alat praktikum


No Nama alat Gambar Fungsi
1 Desikator Untuk menyerap kadar
air

2 Destilasi Untuk memisahkan


larutan dengan
komponennya (hasilnya
destilat)

3 Gelas beaker Untuk mengukur


volume larutan

4 Kompor listrik Untuk memanaskan


bahan atau sampel

5 Krus porselen Untuk menampung


sampel saat
pengeringan

6 Oven Untuk pengeringan


sampel
7 Pendingin balik Untuk proses refluks
dalam destilasi

8 Pipet ukur Untuk mengukur


volume cairan, tapi
tidak teliti

9 Pipet volume Untuk mengukur cairan


dengan ketelitian tinggi

10 Soxhlet Untuk mengekstraksi


lemak

11 Spektrofotometri dan Alat untuk mengukur


kufet transmitan atau
absorban suatu sampel
12 Statif dan klem Untuk menjepit gelas
kimia

13 Tabung reaksi Untuk mereaksikan


bahan kimia

14 Tanur Untuk pengabuan

15 Timbangan analitik Untuk menimbang


secara teliti

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Daftar Bahan-bahan Kimia


Cara
Nama Cara Bahaya bagi Penanggulangan
No Sifat kimia
bahan kimia penyimpanan kesehatan Jika Terekspos/
Terhirup/ Tertelan

1 Aceton Mudah Simpan di Paparan Paparan jangka


menguap tempat pada jangka panjang dapat
dan area yang panjang dapat menyebabkan
tidak mudah menyebabkan kulit kering
terbakar
terbakar. kulit kering
Dalam
wadah
tertutup di
tempat yang
sejuk.
2 Asam Korosif bau Disimpan Menyebabkan Tanggalkan
asetat tajam pada suhu luka bakar segera semua
kloroform ruang dan pada kulit pakaian yang
jauh dari terkontaminasi.
(3:2)
sinar Bilaslah kulit
matahari dengan air,
segera panggil
dokter.
3 Asam Korosif Pada wadah Membuat kulit Bila terkena kulit,
klorida 0,1 yang tertutup melepuh, jika alirkan air bersih
N rapat, jauh terhirup dapat dan sejuk (suhu
dari senyawa menyebabkan normal) ke kulit
alkali kerusakan yang terkena
paru-paru cairan secara
perlahan-lahan
minimal selama
20 menit dan
hubungi dokter.
4 Chloroform Mudah Tidak boleh Iritasi pada Cuci dengan
menguap terpapar kulit dan toksik banyak sabun
dan bau cahaya dan jika terhirup dan air bila
menyengat simpan di terkena kulit. Jika
tempat sejuk terhirup,
pindahkan ke
tempat berudara
dan tetap rileks
bernapas.
5 Indikator Mudah Wadah Berbahaya jika Tanggalkan
amilum 1% menyala tertutup rapat terkena kulit, segera semua
dan kering. terhirup, dan pakaian yang
Simpan di menyebabkan terkontaminasi.
tempat yang iritasi mata Bilaslah kulit
berventilasi dengan air,
baik. segera panggil
dokter.
6 Indikator Tidak Disimpan Beracun, Bilas dengan air
phenolphth berbau, dalam wadah bahaya bagi yang banyak, jika
alein tidak yang tertutup ginjal terhirup
berasa, rapat pindahkan korban
tidak ke tempat
berwarna berudara segar,
jika tertelan
minum air putih 2
gelas dan periksa
ke dokter.
7 Kalium Berbau dan Wadah Menyebabkan Cuci dengan air
iodida 20% bentuk tertutup rapat iritasi kulit yang banyak
stabil dan kering. dengan
Simpan di menggunakan
tempat yang sabun,
berventilasi konsultasikan
baik dengan dokter.
8 Natrium Mudah Disimpan Menghirup Jika terjadi kontak
hidroksida menyerap dalam wadah NaOH dapat dengan NaOH,
45% gas CO2 kedap udara menyebabkan mata atau bagian
dan mudah mual, muntah, tubuh lainnya
larut dalam sesak napas, harus disiram air
air sakit mengalir terus-
tenggorokan, menerus sembari
hingga gejala menunggu
iritasi berat datangnya
bantuan medis.
9 Natrium Tidak Tertutup Toksik bila Bilas dengan air
triosulfat 0,1 mudah rapat dan tertelan, yang banyak dan
N terbakar, kering menyebabkan hubungi dokter
memiliki iritasi mata mata.
efek
penyulut api
akibat
pelepasan
osigen
10 Petroleum Mudah Simpan Menyebabkan Bilas dengan air
ether menguap ditempat iritasi kulit dan sabun.
yang
berventilasi
baik dan jaga
wadah
tertutup
kedap atau
rapat
11 Thiobarbitur Mudah Tertutup Menyebabkan Cuci dengan
ic acid menyala rapat dan iritasi kulit sabun dan air.
kering

VII. PEMBAHASAN
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa. Fungsi laboratorium yang memang tergantung
dari lokasinya berada. Namun secara garis besar, fungsi laboratorium inilah untuk
meningkatkan keterampilan dan keahlian dari para peneliti dalam menggunakan
peralatan yang tersedia di dalam laboratorium. Menjadi sarana belajar bagi para
peserta didik untuk mampu mengerti dan memahami seluruh ilmu pengetahuan yang
bersifat abstrak sehingga menjadi bersifat konkrit dan nyata. Tentunya semua berkat
penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium. Menjadi penyeimbang antara praktik
dengan teori karena laboratorium menjadi tempat untuk menguji sebuah teori
sehingga mampu menunjang pelajaran teori yang telah ada.Meningkatkan berbagai
aktivitas yang berpusat pada pengembangan keterampilan proses. Baik proses
dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan pembentukan sikap ilmiah.

Di beberapa laboratorium, kondisinya tidak lebih berbahaya dari pada di


ruangan lain. Bagaimanapun, terdapat bahaya di banyak laboratorium. Ragam
bahaya laboratorium sebanyak subyek penelitian di laboratorium, dan mungkin
termasuk racun; zat penginfeksi; bahan yang mudah terbakar, mudah meledak,
atau radioaktif; mesin bergerak; suhu ekstrim; laser, medan magnet kuat
atau tegangan tinggi. Di laboratorium tempat terdapatnya kondisi berbahaya,
tindakan pencegahan keselamatan merupakan hal penting. Terdapat aturan
untuk meminimalkan risiko individu, dan peralatan keselamatan digunakan untuk
melindungi pengguna laboratorium dari cedera atau untuk membantu dalam
keadaan tanggap darurat. ADMINISTRASI Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(OSHA) di Amerika Serikat, telah menyesuaikan standar untuk paparan kerja
terhadap bahan kimia berbahaya di laboratorium dengan mengenali karakteristik
unik dari tempat kerja laboratorium. Standar ini sering disebut sebagai "Standar
Laboratorium". Berdasarkan standar ini, laboratorium diharuskan menghasilkan
Chemical Hygiene Plan (CHP) yang membahas bahaya spesifik yang ditemukan
di lokasi, dan langkah-langkah pendekatannya terhadapnya.
Sebagian besar alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis pangan
di laboratorium biokimia ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) Alat yang ukurannya besar/sedang yang biasanya digunakan pada suatu
tempat yang khusus dan tidak mudah untuk dipindahkan, antara lain:
a) Destilasi digunakan untuk memisahkan larutan dengan komponennya
(hasilnya sestilat).
b) spektrofotometri dan kufet digunakan untuk mengukur trasmisi atau
absorban suatu sampel.
c) kompor listrik digunakan untuk memenaskan bahan atau sampel
d) oven digunakan untuk pengeringan sampel.
e) pendingin balik digunakan untuk proses refluks dalam destilasi.
f) soxhlet digunakan untuk mengekstraksi lemak.
g) statif dan klem digunakan untuk menjepit gelas kimia.
h) tanur digunakan untuk pengabuan.
i) timbangan analitik digunakan untuk menimbang secara detail.
2) Alat yang biasa/sering digunakan dan dapat dipindah-pindahkan serta
mudah pecah, antara lain:
a) Desikator digunakan untuk menyerap kadar air.
b) gelas beaker digunakan untuk mengukur volume larutan.
c) krus porselen digunakan untuk menampung sampel saat pengeringan.
d) pipet ukur digunakan untuk mengukur volume cairan tapi tidak teliti.
e) pipet volume digunakan untuk mengukur cairan dengan ketelitian tinggi.
f) tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan bahan kimia.

Zat kimia atau bahan kimia, yang juga dikenal sebagai zat murni adalah
suatu bentuk materi yang memiliki komponen kimia dan sifat karakteristik
konstan. Ia tidak dapat dipisahkan menjadi komponen dengan metode
pemisahan fisika, yaitu tanpa memutus ikatan kimia. Zat kimia bisa berupa unsur
kimia, senyawa kimia, ion atau paduan. Zat kimia sering disebut 'murni' untuk
membedakannya dari campuran. Contoh umum zat kimia adalah air murni; ia
memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama, baik
diisolasi dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Zat kimia lain yang biasa
ditemui dalam bentuk murni adalah intan (karbon), emas, garam meja (natrium
klorida) dan gula pasir (sukrosa). Namun, pada praktiknya, tidak ada zat yang
sepenuhnya murni, dan kemurnian kimia ditentukan sesuai dengan penggunaan
zat kimia yang dimaksud. Zat kimia berada sebagai zat padat, cairan, gas atau
plasma, dan berubah antara fase materi ini dengan perubahan suhuatau
tekanan. Zat kimia dapat digabungkan atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi
kimia.
Pada sebagian besar bahan yang digunakan pada praktikum analisis
pangan di laboratorium biokimia ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a) Bahan Kimia Beracun (Toxic) adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat
kulit. Contoh bahan kimia yaitu indicator phenolphthalein.
b) Bahan Kimia Korosif (Corrosive) adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia
dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau
bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan
saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-
gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Contoh bahan kimia yaitu asam asetat kloroform (3:2), chloroform, asam
iodide 20% dan asam klorida 0,1 N.
c) Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) Adalah bahan kimia yang mudah
bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi
kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. Contoh bahan
kimia yaitu, thiobarbituric acid, indikator amilum 1%,
d) Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) adalah suatu bahan kimia yang mungkin
tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Contoh bahan kimia yaitu,
petroleum ether, aceton natrium tiosulfat 0,1N dan natrium hidroksida 45%

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa:

1. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,


pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya
dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
2. Ragam bahaya laboratorium sebanyak subyek penelitian di laboratorium, dan
mungkin termasuk racun; zat penginfeksi; bahan yang mudah
terbakar, mudah meledak, atau radioaktif; mesin bergerak; suhu eksrim; laser,
medan magnet kuat atau tegangan tinggi. Di laboratorium tempat terdapatnya
kondisi berbahaya, tindakan pencegahan keselamatan merupakan merupakan
hal penting. Terdapat aturan untuk meminimalkan risiko individu,
dan peralatan keselamatan digunakan untuk melindungi pengguna
laboratorium dari cedera atau untuk membantu dalam keadaan
tanggap darurat.
3. Sebagian besar alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis pangan di
laboratorium biokimia ini terdiri dari dua jenis, yaitu: alat yang ukurannya
besar/sedang yang biasanya digunakan pada suatu tempat yang khusus dan
tidak mudah untuk dipindahkan, antara lain: destilasi, kompor listrik, oven,
pendingin balik, soxhlet, spektrofotometri dan kufet, statif dan klem, tanur dan
timbangan analitik. Alat yang biasa/sering digunakan dan dapat dipindah-
pindahkan serta mudah pecah, antara lain: desikator, gelas beaker, krus
porselen, pipet ukur, pipet volume, dan tabung reaksi.
4. Zat kimia atau bahan kimia, yang juga dikenal sebagai zat murni adalah suatu
bentuk materi yang memiliki komponen kimia dan sifat karakteristik konstan.
Ia tidak dapat dipisahkan menjadi komponen dengan metode pemisahan
fisika, yaitu tanpa memutus ikatan kimia. Zat kimia bisa berupa unsur kimia,
senyawa kimia, ion atau paduan.
5. Pada sebagian besar bahan yang digunakan pada praktikum analisis pangan
di laboratorium biokimia ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu: bahan kimia
beracun (Toxic) indicator phenolphthalein, bahan kimia korosif (Corrosive)
yaitu asam asetat kloroform (3:2), chloroform, asam iodide 20% dan asam
klorida 0,1 N, bahan kimia mudah terbakar (Flammable) yaitu, thiobarbituric
acid, indikator amilum 1%, bahan kimia oksidator (Oxidation) yaitu, petroleum
ether, aceton natrium tiosulfat 0,1N dan natrium hidroksida 45%.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. 1 (1): 1-8.

Ayuni, N . P. B., Meifiqih, Z, Rezti, D. O., Nina, K., dan Safira, Y. 2018.
Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan
Laboratorium Biologi. NECTAR: Jurnal Pendidikan Biolog. 1 (1): 1-7.

Dwidjoseputro, 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Putri, M. H., Sukinil, dan Yodong, 2017. Mikrobiologi Pusdik. SDM Kesehatan.
Jakarta Selatan.

Raharjo. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi. 20 (2): 99 – 104

Anda mungkin juga menyukai