Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA INDUSTRI
(Pengenalan Alat – Alat dan Preparasi Dasar Laboratorium)

Oleh :

Nama : Putri Rizqi Amaliyah


NPM : 240310160002
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017
Nama Asisten : 1. Emilda Ayu 240310150009
2. Erin Nur F. 240310150046
3. Laisa R Y A. 240310150042

LABORATORIUM PENDIDIKAN I
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat dimana praktikan melakukan praktikum atau
penelitian. Percobaan di laboratorium tidak akan jauh dari penggunaan zat – zat
kimia yang beraneka ragam, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya
bagi tubuh manusia. Alat – alat laboratorium itu digunakan untuk mempermudah
percobaan sekaligus mendukung keselamatan praktikan pada saat percobaan.
Namun, para praktikan tidak secara langsung menggunakan alat – alat laboratorium
tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup, Karena masing –
masing alat laboratorium memiliki prosedur – prosedur tersendiri dalam
penggunaannya.
Pada setiap percobaan kimia selalu menggunakan perlatan yang berbeda
sesuai dengan percobaannya. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah
sedikit praktikan harus menggunakan gelas ukur bukan gelas beaker, karena
ketelitian gelas beaker skalanya tidak akurat dan hanya sebagai tempat larutan.
Para praktikan juga harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan
laboratorium dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum.
Sebelum memulai praktikum kimia industri ini. Mahasiswa yang berlaku
sebagai praktikan harus menguasai prosedur praktikum.Mengingat pentingnya
pengetuan tentang alat – alat dan prosedur penggunaan alat – alat laboratorium agar
setiap melakukan praktikum dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan data
yang akurat.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mengetahui alat – alat laboratorium serta fungsi – fungsinya
b. Mengetahui jenis, sifat, dan fungsi zat kimia
c. Mempelajari alat – alat yang biasa digunakan pada saat praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum fungsi dari alat – alat praktikum telah diketahui dan
dipelajari sebelumnya. Untuk memudahkan dalam memahami alat – alat
laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan
baik, maka diperlukan pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai.
(Wirjosoemarto, 2004). Fungsi dari setiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar
praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat – alat laboratorium yang akan
dipakai.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan
kerja, karena alat – alat laboratorium biasanya dapat rusak atau berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer, 1987). Pentingnya
dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium agar dapat mengetahui cara – cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Data-data yang tepat akan
meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini dapat berupa bahan kimia yang bersifat mudah terbakar, mudah
meledak, korosif, dan beracun. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti
aquadest, amilum, yodium dan gula (Mustafa,2007).

Bagaimana mengunakan alat tersebut agar tidak terjadi salah penggunaan


dan pemakainnya.Alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat
yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan
tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya
akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian terhadap penggunaan alat
laboratorium harus diperhatikan guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau
penelitian. Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat
sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-
masing alat tersebut.

Analis adalah analis yang cermat dalam hal kerapian. Kerapian dalam
laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya sendiri ke rak
dimana tersedia bahan bahan untuk seluruh kelas. Kerapian hendaknya mencakup
juga pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam,
bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan,
bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan
mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Day and Underwood, 1999:1).
Karakteristik bahan-bahan kimia berdasarkan sifatnya yaitu terdapat 6 bagian,
yaitu :
a. Alumunium sulfat (AlSO4) : berbentuk kristal, berwarna putih , larut dalam
air. Aluminium sulfat digunakan sebagai pengganti tawas,
b. Amoniak (NH4OH) : mudah menguap, jika terkena kulit dan mata
menyebabkan iritasi, dalamwujud uap mengganggu pernafasan
c. Asam sulfat (H2SO4) : zat cair tidak berwarna, tergolong asam kuat, bersifat
racun, sangat korosif.Jika terkena kulit dapat menimbulkan luka parah dan
jika terkena kain dapat merusak kain
d. Asam klorida (HCl) : zat cair tak berwarna, bersifat racun, korosif
e. Etanol (C2H5OH) sering juga disebut dengan alkohol. Karakteristiknya, yaitu
zat cair tidak berwarna, mudah menguap, muah terbakar, biasanya
digunakansebagai pelarut
f. Natrium klorida (NaOH) merupakan zat padat berwarna putih, bersifat racun,
bersifat korosif, danmudah menyerap uap air, udara (Mustafa,2007).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN

3.1 Alat, Bahan, Instrumen, dan Pelindung Diri


3.1.1 Alat
1. Batang Pengaduk
2. Botol semprot
3. Bulb
4. Bunsen
5. Buret
6. Cawan penguap
7. Corong
8. Corong Buchner
9. Corong pisah
10. Desikator
11. Erlenmeyer
12. Gelas beaker
13. Gelas ukur
14. Kaca arloji
15. Kaki tiga
16. Kawat kasa
17. Klem Utilitas
18. Labu ukur
19. Lampu Spirtus
20. Mortal
21. Penjapit
22. Petridish
23. Piknometer
24. Pipet tetes
25. Pipet ukur
26. Pipet volume
27. Rak tabung reaksi
28. Spatula
29. Statif dan klem
30. Tabung reaksi
3.1.2 Bahan
1. Aquades
2. Natrium klorida (NaCl)
3.1.3 Instrumen
1. Kulkas
2. Magnetic stirrer
3. Oven
4. Ruang asam
5. Timbangan analitik
3.1.4 Pelindung Diri
1. Google glass
2. Jas laboratorium
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Sepatu

3.2 Prosedur
3.2.1 Prosedur Percobaan
1. Para praktikan memasuki laboratorium
2. Alat – alat praktikum diterangkan oleh laboran
3. Alat – alat praktikum juga disiapkan oleh asisten dosen
4. Para praktikan sebelumnya sudah dibagi kelompok, selanjutnya 4 jenis
praktikum dikerjakan oleh mereka
5. Kelompok praktikan 7 dan 8 melakukan praktikum pencampuran
konsentrasi antara Natrium Klorida (NaCl) dan aquades
6. Praktikum selanjutnya simulasi titrasi juga dikerjakan oleh praktikan
7. Natrium Klorida (NaCl) ditimbang dengan timbangan analitik
8. Praktikan dilatih untuk menggunakan bulb dengan bantuan media air
9. Semua simulasi praktikum praktikan diamati dan difoto.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1
No. Nama Alat Gambar Fungsi
Alat
1. Batang
pengaduk
Untuk mengaduk
atau mengocok
suatu bahan yang
direaksikan

2. Botol
semprot
Untuk
menyimpan
aquades

3. Bulb

Untuk menyedot
larutan.

4. Bunsen
Untuk
memanaskan
larutan dan
digunakan untuk
sterilisasi dalam
suatu proses.
5. Buret

Digunakan untuk
titrasi dan
mengukur volume
suatu larutan

6. Cawan
penguap Untuk
mengeringkan
suatu bahan
dalam oven dan
desikator.

7. Corong Untuk
memasukkan atau
memindahkan
larutan dari suatu
tempat ke tempat
lain sekaligus
sebagai
penyaringan

8. Corong
buchner
Untuk menyaring
larutan atau cairan
yang menjadi
objek penilitian
9. Corong Untuk
pisah memisahkan dua
larutan yang tidak
tercampur Karena
adanya perbedaan
massa jenis yang
biasa digunakan
proses ekstraksi.
10. Desikator

Untuk
menghilangkan
kadar air suatu
bahan.

11. Erlenmeyer

Untuk
menampung
larutan yang akan
dititrasi pada
proses titrasi.

12. Gelas beker


Wadah untuk
melarutkan suatu
zat dan dapat
menampung zat
kimia yang
bersifat korosif.
13. Gelas ukur

Untuk mengukur
volume larutan.

14. Kaca arloji

Wadah untuk
menimbang

15. Kaki tiga

Sebagai
penyangga
pembakar spirtus.

16. Kawat kasa

Untuk menahan
gelas ukur atau
beaker saat proses
pemanasan.
17. Klem
utilitas
Untuk menjepit
alat – alat gelas,
seperti
Erlenmeyer.

18. Labu ukur

Tempat membuat
larutan dan
mengencerkan
larutan.

19. Lampu
spirtus
Untuk membakar
zat atau
memanaskan
larutan

20. Mortal

Untuk
menghaluskan zat
yang masih
bersifat padat atau
kristal.
21. Penjapit Untuk
pengambilan alat
– alat yang tidak
dapat diambil
dengan tangan
22. Pertidish

Tempat untuk
meletakkan
mikroba.

23. Piknometer
Untuk mengukur
nilai massa jenis
atau densitas
fluida ada
beberapa yang
sekaligus sebagai
pengukur suhu.

24. Pipet tetes Untuk


meneteskan atau
mengambil
larutan dalam
jumlah kecil.

25. Pipet ukur

Untuk mengambil
larutan pada
volume tertentu.
26. Pipet
volume Untuk mengukur
volume larutan.

27. Rak tabung


reaksi

Untuk
menyimpan
tabung reaksi

28. Spatula Sebagai sendok


untuk mengambil
bahan kimia
padat.
29. Statif dan  Menjepit soklet
klem pada proses
ekstraksi
 Menjepit buret
pada proses
titrasi
 Menjepit
kondensor pada
proses destilasi.
30. Tabung
reaksi Tempat
mereaksikan zat
kimia dalam
jumlah kecil.
Bahan
1. Aquades

2. Natrium
klorida
(NaCl)

Instrumentasi
1. Kulkas Untuk
menyimpan
kebutuhan lab,
seperti vaksin,
obat – obatan
mapun benda
farmasi lainnya.
2. Magnetik
Untuk
stirer
menghomogenkan
suatu larutan
dengan
pengadukan.

3. Oven
Untuk membuat
bahan kimia yang
kita teliti kadar air
yang keluar.
4. Ruang asam

Untuk
memastikan
keamanan bagi
analis dari
paparan asam
yang berbahaya
dari suatu reagent.

5. Timbangan Untuk
analitik menimbang suatu
zat yang
membutuhkan
suatu ketelitian
yang tinggi dalam
skala mikro.
Pelindung Diri
1. Google
glass Untuk melindungi
mata dari
percikan suatu zat
yang berbahaya.

2. Jas
laboratorium
Untuk melindungi
badan dari
percikan suatu zat
yang berbahaya.
3. Masker

Untuk mencegah
terhirupnya gas
zat yang
berbahaya.

4. Sarung
tangan
Untuk melindungi
tangan dari
tumpahan atau
percikan suatu zat
yang berbahaya.

5. Sepatu
Untuk melindungi
kaki dari
tumpahan atau
percikan suatu zat
yang berbahaya.
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa alat – alat yang ada di laboratorium


memiliki fungsi yang berbeda – beda, waalaupun ada beberapa alat yang memilki
kemiripan fungsi dan bentuk.
Buret, gelas ukur, pipet ukur, dan pipet volume memiliki fungsi yang
hampir sama, yaitu berguna untuk pengukuran zat cair. Namun, masih terdapat
perbedaan yang jelas, seperti buret digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan. Gelas ukur
untuk mengukur volume larutan. Pipet ukur berguna untuk mengukur volume
larutan yang akan dipindahkan dari satu wadah ke wadah lainnya. . Pengukuran
dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
Corong, corong butcher dan corong pisah memiliki bentuk yang hampir
sama, namun fungsi keduanya sangatlah berbeda. Corong berguna untuk
memasukan atau memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain sekaligus dapat
digunakan sebagai penyaringan. Corong butchner digunakan untuk menyaring
larutan, sedangkan corong pisah digunakan untuk memisahkan dua larutan yang
tidak tercampur.
Desikator, gelas beaker, mortal, dan tabung reaksi memiliki fungsi yang
sama yaitu sebagai wadah. Desiktor berfungsi sebagai wadah penyimpan bahan-
bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Gelas
beaker merupakan wadah untuk menyimpan dan membuat larutan. Mortal
digunakan sebagai wadah untuk menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal dengan menggunakan pastle. Sedangkan tabung reaksi digunakan
untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
Pengaduk dan spatula juga memiliki kemiripan fungsi. Pengaduk berfungsi
untuk mengocok atau mengaduk suatu zat, baik yang akan direaksikan mapun
ketika reaksi sementara berlangsung. Sedangkan spatula berfungsi untuk
mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk
kristal.
Labu ukur leher panjang berfungsi untuk membuat dan atau mengencerkan
larutan dengan ketelitian yang tinggi. Penjepit berfungsi untuk menjepit tabung
reaksi. Pipa kapiler untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula
dalam penentuan titik lebur suatu zat. Pipet tetes untuk meneteskan atau mengambil
larutan dengan jumlah kecil.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini terdapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut.
a. Alat – alat laboratorium sangat wajib diketahui dengan baik dan
benar
b. Ketidakakuratan alat ukur, seperti timbangan dapat dipengaruhi
salah satunya oleh udara
c. Setiap alat memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, namun ada
beberapa alat yang memiliki kemiripan karena alasan kepraktisan
d. Kebersihan dan perlengkapan, seperti jas lab, masker, sarung
tangan, sepatu, dan google glass juga sangat penting demi menjaga
keselamatan praktikan.

6.2 Saran
Pada praktikum ini terdapat juga beberapa saran yang dapat
diambil dan ditingkatkan pada setiap praktikum, yaitu sebagai berikut.
a. Modul praktikum harus dibagikan minimal 4 hari sebelum
praktikum
b. Setiap praktikum minimal dibagi 2 shift, agar praktikum berjalan
dengan lancar dan kondusif
c. Setiap praktikan harus sudah menguasai praktikum yang akan
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Maulida, Arista. 2015. Laporan Praktikum Pengenalan Alat – Alat Praktikum


(Kimia Dasar). http://kakaarist-arista.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal
11 Maret 2017 Pukul 17.13.
Day, R.A. Jr dan A. L Underwood.1998. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Revisi,
Terjemahan R.Soedoro dkk. Erlangga: Jakarta.
Plummer, David T.1979. An Introduction to Practical Biochemistry,
Second Edition. Tata McGaraw-Hill Publishing Company: New Delhi.
Widiarti, Trie. 2015. Laporan Praktikum Kimdas Pengenalan Alat dan Bahan.
http://aayhunna.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktikum-kimdas-
pengenalan.html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2017 Pukul 19.30.
Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengadukkan Gambar 2. Menghomogenkan


Natrium Klorida (NaCl) antara NaCl dan aquades.

Gambar 3. Simulasi praktikum Gambar 4. Penimbangan NaCl


titrasi dengan timbangan analitik
Gambar 5. Memasangkan bulb Gambar 6. Memipet aquades
ke pipet ukur ke tabung reaksi dengan bulb

Gambar 7. Laboran sedang


menjelaskan 4 jenispraktikum

Anda mungkin juga menyukai