Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA INDUSTRI
(Pengenalan Alat dan Bahan)

Oleh:

Nama : Miftahur Rizqi


Npm : 240310180059
Hari / Tgl : Jumat / 22 Maret 2019
Shift / Waktu : II / 8.00 – 10.30
Nama Asisten : 1. Sasvia Ayu Puzianti 240310170014
2. Bunga Ega Evania 240310170027
3. M. Rifqi Fajriansyah 240310170030

LABORATORIUM PEDCA 1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Hal penting yang harus dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam
melakukan proses penelitian adalah pengenalan alat-alat serta instrumen yang akan
digunakan dalam praktikum. Tujuan lain dari pengenalan alat dan instrumen adalah
agar praktikan mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat terkait. Alat, instrument
dan bahan praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian ataupun praktikum
terutama dalam proses praktikum kimia. Terdapat banyak alat yang digunakan yang
mempunyai fungsi tersendiri. Di dalam bidang keilmuan ataupun proses penilitian
tentunya alat-alat ini sangat dibutuhkan. Bahaya bisa ditimbulkan dari alat,
instrument serta bahan jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Oleh
karena itu perlu adanya pengenalan alat dan instrumen laboratorium agar
penggunaan terkait dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan prosedurnya,
sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.
Dalam praktikum pengenalan alat, instrument dan bahan laboratorium akan
dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat
tersebut. Pada umumnya kegiatan praktik laboratorium diarahkan pada upaya agar
praktikan dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum.

1.2. Tujuan
1.2.2 Tujuan Umum
Tujuan dari praktikum Pengenalan Alat-alat Laboratorium adalah agar
praktikan dapat mengetahui jenis dan fungsi beberapa peralatan laboratorium yang
dibutuhkan dalam pengujian kimiawi, dan juga praktikan dapat mengoperasikan
peralatan dan mengetahui cara penanganan agar dapat berfungsi dengan benar, serta
praktikan dapat menghitung dan melakukan suatu pengenceran larutan

1.2.3 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat melakukan isolasi,
menghitung, dan menguji sifatb-sifat mikroorganisme pada berbagai bahan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat Laboratorium
Seperti yang telah dijelaskan pada praktikum pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan
alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan (Sodik, 2014).
Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan
sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan
praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat
laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya
pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang
kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian
yang tinggi (Prabowo, 2009).
2.2 Pengenceran Bahan
Dalam dunia analis atau penelitian, pengenceran larutan sudah sangat
familiar dan mudah untuk di lakukan. Tapi dimana ada kemudahan pasti ada
kesusahan, masih banyak yang baru memasuki dunia tersebut sehingga masih
belum mengerti mengenai teknik pengenceran. Baik caranya maupun
perhitungannya (Krisnadwi, 2013). Untuk membuat suatu larutan dalam
laboratorium maka diperlukan cara-cara tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang
dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang yang telah bekerja di suatu
instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi semua orang
(Seran, 2010). Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke
dalam larutan. Selain itu, pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu
menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Di dalam
pengenceran suatu larutan berlaku rumus V1M1=V2M2 (Ferdinan, 2013).
BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN

3.1 Alat, Instrumen, dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Botol Semprot
2. Bulb Pipet
3. Buret
4. Corong
5. Erlenmeyer
6. Gelas Arloji
7. Gelas Beker
8. Gelas Ukur
9. Labu Ukur
10. Pengaduk Gelas
11. Pipet Tetes
12. Pipet Ukur
13. Pipet Volume
14. Spatula
15. Tabung Reaksi
3.1.2 Bahan

1. Hcl
2. Indikator PP (phenolphthalein)
3. NaOH (cair dan padat)
3.1.3 Instrumen
1. Magnetik Stirer
2. pH Meter
3. Spektrofotometer dan Kuvet
4. Timbangan Analitik

3.2. Prosedur
3.2.1. Tahap Persiapan
1. Diketahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum serta
hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
2. Diketahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahandapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
3. Diketahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara penggunaannya.
4. Alat pelindung diri, seperti jas praktikum lengan panjang, kacamata google,
sarung tangan karet, sepatu, masker, dll, disiapkan.
3.2.2. Tahap Pelaksanaan
1. Alat pelindung diri dikenakan.
2. Diambil dan diperiksa alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Peralatan percobaan digunakan dengan benar.
4. Limbah percobaan dibuang pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
5. Bekerja dengan tertib, tenang, dan hati-hati, serta catat data yang diperlukan.
3.2.3. Tahap Pasca Pelaksanaan
1. Peralatan yang digunakan dicuci, kemudian dikeringkan dan dikembalikan
ditempat semula.
2. Listrik, dan kran air dimatikan, serta tutup bahan kimia ditutup dengan rapat
(tutup jangan tertukar).
3. Tempat atau meja kerja praktikum dibersihkan.
4. Tangan dicuci, dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.
3.2.4. Pengenceran
3.2.4.1. Pengenceran larutan NaOH dalam bentuk padatan
Misalkan konsentrasi NaOH yang diinginkan sebesar 1M dengan volume sebanyak
100 ml.
1. Cawan petri yang di dalamnya telah dilapisi aluminium foil diletakkan ke dalam
neraca analitik.
2. Tombol tare ditekan untuk mereset neraca analitik sehingga display
menunjukkan angka 0, 000 gram.
3. NaOH ditimbang menggunakan neraca analitik sesuai massa yang diinginkan.
Rumus perhitungan massa : g/Mr × 1000/ml larutan.
4. Sebanyak 1/3 bagian aquades disiapkan ke dalam beaker glass.
5. NaOH yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah
diisi aquades sebelumnya.
6. Sisa volume dari volume total dipakai ditambahkan ke dalam beaker glass,
kemudian larutan dihomogenkan dengan magnetic stirrer.
7. Larutan NaOH yang telah homogen dimasukkan ke dalam labu takar
8. Gelas beker dibilas dan labu takar dipenuhi dengan aquades sampai batas.
9. Larutan yang berada dalam labu takar dihomogenkan kembali dengan cara
mengaduknya secara manual.
10. Larutan yang telah homogen disimpan ke dalam botol kaca dan diberi label.
3.2.4.2. Pengenceran Larutan NaOH
Menggunakan rumus pengenceran larutan V1×M1 = V2×M2.
Jika kita mempunyai suatu larutan NaOH dengan volume 50 ml dan dengan
konsentrasi 1 M. Sedangkan kita ingin membuat larutan NaOH dengan konsentrasi
0, 5 M, maka dengan rumus diatas aquades yang harus kita tambahkan sebanyak
100 ml. Dalam proses larutan ini juga perlu teliti dengan benar karena kalau tidak
teliti akan mengalami proses yang tidak begitu sempurna dan hasil yang akan di
dapat tidak akan tepat atau sesuai dengan prosedur.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi

menyimpan aquades dan


digunakan untuk mencuci
Botol
1. ataupun membilas bahan-
Semprot
bahan yang tidak larut
dalam air.
www.terateplastik.com
menghisap larutan yang
akan dari botol larutan.
Untuk larutan selain air
sebaiknya digunakan karet
2. Bulb Pipet
pengisat yang telah
disambungkan pada pipet
ukur.
www.indiamart.com

meneteskan sejumlah
reagen cair dalam
eksperimen yang
3. Buret
memerlukan presisi,
seperti pada eksperimen
titrasi.
www.grainger.com

alat bantu untuk


memindah atau
memasukkan larutan ke
4. Corong
wadah yang mempunyai
dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil dan
www.medicalogy.com
untuk menyaring campuran
kimia
digunakan untuk proses
titrasi untuk menampung
larutan yang akan dititrasi.
5. Erlenmeyer Dalam mikrobiologi,
erlenmeyer digunakan
untuk pembiakan mikroba
www.ijsmiami.com dan juga membuat larutan

tempat menimbang bahan


Gelas
6. kimia berupa pasta,
Arloji
padatan atau bubuk

www.bukalapak.com

Gelas mengaduk, mencampur,


7.
Beker dan memanaskan cairan

www.id.aliexpress.com
alat ukur volume cairan
yang tidak memerlukan
ketelitian yang tinggi,
misalnya pereaksi/reagen
8. Gelas Ukur untuk analisis kimia
kualitatif atau untuk
pembuatan larutan standar
www.blanja.com sekunder pada analisis
titrimetri/volumetri
membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dan
9. Labu Ukur mengencerkan larutan
dengan keakurasian yang
tinggi
www.glasswareindonesia.com

mengaduk larutan agar


tetap homogen atau agar
Pengaduk zat padat cepat larut atau
10.
Gelas untuk mencampur bahan
kimia dan cairan untuk
keperluan laboratorium
www.cbinstrument.com

Untuk meneteskan atau


11. Pipet Tetes mengambil larutan dengan
jumlah kecil.

www.medicom.co.id

Untuk mengukur volume


12 Pipet Ukur
cairan atau larutan

www.sikumis.com
mengambil larutan dalam
Pipet
13. jumlah tertentu dengan
Volume
tepat

www.edumart.id

mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk
14. Spatula
padatan, misalnya dalam
bentuk kristal

www.kimiapost.com

Tabung untuk mereaksikan dua zat


15.
Reaksi atau lebih.

www.kompasiana.com

4.2 Hasil Pengamatan Instrumen


Nama
No. Gambar Fungsi
Instrumen
1.

menghomogenkan
suatu larutan
Magnetik Stirer
dengan
pengadukan

www.hannainst.com
2.

mengukur pH
(kadar keasaman
pH Meter
atau basa) suatu
cairan

www.omega.com
3.

tempat contoh
Spektrofotometer atau cuplikan
dan Kuvet sampel yang akan
dianalisis

www.mt.com

Untuk
menimbang
Timbangan
4. massa suatu zat
Analitik
dengan tingkat
ketelitian tinggi
www.batavialab.com,

4.3 Hasil Pengamatan Bahan


No. Nama Bahan Gambar Fungsi
Bahan baku
1. Hcl
pengenceran

www.pureformulas.com

Bahan larutan
2. Indikator PP
pengencer

www.bukalapak.com

Bahan baku
3. NaOH
pengenceran

www.vinmetrica.com
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Alat, Bahan dan Instrumen

5.1.1 Alat

1. Botol akuades berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan aquades dan


digunakan untuk mencuci atau membilas bahan-bahan yang tidak larut.
Danjuga untuk membersihan sisa zat yang menempel pada dinding suatu
alatlaboratorium

2. Bulb pipet berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume larutan dengan


cara menyedot dan mengeluarkan larutan dengan dipasang di pangkal
pipet ukur. Cara kerja bulb pipet inni adalah kosongkan terlebih dahulu
udara dari bulb dengan cara menekan knop atau katup aspirate yang
biasanya ditandai dengan huruf ‘A’ sambil men ekan bola karetnya.
Kemudian tempatkan pipet pada lautan yang akan diambil. Lalu tekan
knop atau katup suction yang biasanya ditandai dengan huruf ‘S’ untuk
menyedot laruutan. Setelah larutan disedot, larutan tersebut dikeluarkan
dengan menekan knop atau katup ekhaust yang biasanya ditandai dengan
huruf ‘E’.

3. Buret berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.


Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25
dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume
tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Buret memiliki alat bantu yaitu berupa
batang penyangga dan clamp yang masing-masing berfungsi untuk membuat buret
disimpan tegak dan menyimpan buret agar tidak jatuh

5. Corong berfungsi sebagai alat bantu untuk menuangkan cairan ke dalam wadah
bermulut sempit ketika melakukan praktikum di dalam laboratorium.

6. Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan media, memanaskan


larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Erlenmeyer berskala
teratur biasanya memiliki ukuran 25 mL sampai 2000 mL.

7. Gelas Beker sebagai wadah untuk menampung cairan atau larutan yang akan
diamati. Gelas beker juga berguna untuk memanaskan media menggunakan
kompor disertai panci sebagai wadah untuk mewadahi gelas beker. Bentuk gelas
beaker adalah silinder dan tersedia di dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 ml
sampai beberapa liter
8. Gelas Ukur berfungsi sebagai mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi, berbentuk silinder dan memiliki kapasitas volume
5 mL – 2000 m

9. Labu Ukur digunakan untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan


volume tertentu sebagai mana tertera dalam badan labu taka

10. Pengaduk Kaca berfungsi untuk mengaduk suatu campuran atau larutan
kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk
menolong pada waktu menuangkan/mendekanti cairan dalam proses
penyaringan.
11. Pipet Tetes berfungsi sebagai alat untuk memindahkan cairan dalam skala tetesan
kecil. Pengunaan pipet tetes terhadap suatu cairan harus dikhususkan agar tidak
terjadi kontaminasi cairan lain.
12. Pipet Ukur berfungsi sebagai ntuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu
wadah dengan berbagai ukuran volume. Untuk ukuran volume pada pipet ukur
yang paling besar adalah pipet ukur dengan volume 50ml.

13. Pipet Volume berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai
dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
Label inilah yang menjamin ketepatan pengukuran volume suatu cairan.
5.1.2 Bahan

1. Aquades adalah air mineral yang telah diproses dengan cara destilasi
(disuling) sehingga diperoleh air murni (H2O) yang bebas
mineral. Berfungsi sebagai pelarut dalam melarutkan senyawa dan
membersihakan alat - alat laboratorium
2. Asam Klorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen
klorida (HCl) dalam air. Asam klorida dibuat dengan melarutkan hidrogen
klorida dalam air.

3. Natrium hidroksida murni memiliki bentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk serpihan, pelet, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa
disebut larutan Sorensen. bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbondioksida dari udara bebas.Ia sangat larut dalam air dan
melepaskan panas ketika dilarutkan, dikarenakan pada proses pelarutannya
dalam air bereaksi secara eksotermis. natrium hidroksida juga larut ke
dalam etanol dan metanol, meskipun kelarutan NaOH dalam kedua cairan
ini lebih kecil daripada kelarutan KOH.

4. Phenolphthalein, adalah senyawa organik yang digunakan sebagai


indikator asam basa.Bahan ini sering sekali di gunakan dalam proses titrasi.

5.1.3 Instrumen

1. Magnetic Stirrer adalah alat pengaduk larutan yang dibantu oleh pil magnet yang
Dimasukkan ke dalam larutan yang akan dihomogenkan. Penyimpanan pil
diusahakan untuk ditengah dengan kecepatan yang diatur sehati-hati mungkin agar
tidak terjadi lonjakan yang tidak teratur yang berisiko memecahkan wadah gelas

2. Neraca Analitik berfungsiUntuk menimbang massa dengan ketelitian


tinggi.Mengukur massa suatu bahan dengan keteliltian 4 digit atau hingga
milligram

3. pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman suatu
larutan atau benda yang prinsip kerjanya cukup sederhana yaitu hanya tinggal
menempelkan ujung alat tersebut ke objek yang diinginkan lalu indicator akan
menunjukkan angka yang menunjukkan tingkat keasaman suatu larutan/padatan.
4. Kuvet bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih
kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika
(quartz), polistirena atau polimetakrilat.

5.2 Teknik Praktikum


Di dalam praktikum kali ini, dibahas mengenai salah satu teknik praktikum,
yaitu pengenceran. Pengenceran dibagi menjadi dua, yaitu pengenceran dalam bentuk
padatan dan pengenceran larutan (mengurangi konsentrasi larutan) (Nora, 2017).
Pengenceran yang telah dilakukan adalah pengenceran NaOH padat menjadi larutan
NaOH 1 M dan NaOH cair menjadi larutan NaOH 1 M. Terdapat beberapa hal yang
dibahas saat melakukan praktikum ini.
5.2.1 Pengenceran Padatan NaOH
Penimbangan NaOH padat yang dilakukan dengan timbangan analitik harus
teliti dan diusahakan tidak terjadi kesalahan penghitungan karena akan berakibat pada
konsentrasi larutan NaOH yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penimbangan
harus dilakukan secara aseptis dan memperhatikan etika laboratorium seperti cara
memegang spatula serta hal-hal lainnya. Setiap alat yang telah digunakan dalam
pengenceran, harus selalu dibilas dengan aquades dan sisa bilasnya harus masuk ke
dalam sampel agar hasil penimbangan NaOH tidak mengalami pengurangan berat.
Pengenceran NaOH yang bersifat basa, harus dilakukan dengan hati-hati. Karena
saat padatan NaOH dilarutkan ke dalam aquades dan dihomogenkan,larutan
tersebut menghasilkan temperatur yang panas dan beresiko untuk memecahkan
gelas beker atau wadah lainnya yang terbuat dari gelas. Oleh karena itu, perlu
disiapkan waterbath yang bisa diganti dengan baskom yang berukuran secukupnya
dan diisi dengan air keran biasa bertemperatur ruang. Gelas beker yang berisi
larutan dimasukkan ke dalam baskom sambil dihomogenkan. Baskom berisi air
tersebut berfungsi untuk menjaga suhu gelas beker tetap dingin dan mencegah agar
tidak pecah.

5.2.2 Pengenceran Larutan NaOH


Pengambilan larutan NaOH dengan pipet ukur perlu dilakukan secara hati-hati
dan teliti. Pengukuran larutan dilakukan dengan cara larutan diambil sampai batas akhir
pipet. Setelah itu, larutan dikeluarkan dari pipet dengan volume yang kita inginkan.
Sisa dari larutan yang masih menempel dibuang dan pipet dibilas.
Jika kemolaran larutan tidak diketahui namun larutan tersebut diketahui persen
massanya, maka digunakan rumus :
M = 1000 x Massa jenis larutan x %massa / Mr zat terlarut
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang ada, dapat ditarik
kesimpulan berupa:
1. Perlunya pengenalan dasar-dasar praktikum agar seluruh praktikan ketika
sebelum dan saat melakukan praktikum bisa menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja;

2. Pengenalan alat, instrumen, bahan dan teknik praktikum adalah dasar-dasar


praktikum yang dikenalkan;

3. Fungsi yang beragam dari setiap alat laboratorium yang memerlukan


keterampilan praktikan agar dapat berfungsi dengan baik;

4. Fungsi yang dimiliki instrumen lebih kompleks yang umumnya


memerlukan energi (contoh : listrik) dalam pemakaiannya;

5. Bahan yang digunakan untuk praktikum sangat beragam serta mempunyaii


fungsi yang bermacam-macam;

6. Teknik praktikum yang perlu diketahui salah satunya adalah pengenceran,dan

7. Terdapat dua macam pengenceran, yaitu dalam bentuk larutan dan


Pengenceran bentuk padatan.

6.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan, terdapat saran untuk
praktikum selanjutnya yaitu:
1. Agar ilmu yang disampaikan merata dan efektif, pemateri harusnya bisa
lebih mengkondisikan praktikan;

2. Agar praktikan memiliki waktu yang cukup dan efisien dalam melakukan
praktikum seharusnya jadwal dan durasi praktikum lebih dipertegas.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung


Mangkurat, Banjar baru
Fedinan, A. 2013. Konsentrasi Larutan. (online) (http://www.slideshare.net/ardian
syahferdinan/4konsentrasi-larutan). Diakses pada tanggal 23 Maret 2019.

Sodik, 2014. Peralatan Laboratorium. (http://xondis.blogspot.com). Diakses pada


hari sabtu Tanggal 23 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai