Anda di halaman 1dari 80

MODUL HASIL PENYELARASAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK PEMESINAN KAPAL

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover : matsugov.us/images/content/16852/engine-back-in-web.jpg
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.

Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,

Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.

Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
MOTOR PENGGERAK KAPAL
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

Pendahuluan.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Deskripsi Singkat ............................................................................................ 1
C. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 1
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ............................................................... 2
E. Waktu ............................................................................................................. 3

Unit Kompetensi 1. Merawat dan Memperbaiki Sistem Transmisi Daya ................. 4


A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Transmisi Daya ..... 4
B. Membersihkan Saringan Minyak Pelumas Reduction Gear ............................. 6
C. Membersihkan Alat Penukar Panas Minyak Pelumas Reduction Gear............ 7
D. Memeriksa Kelurusan Poros Baling – baling ................................................... 8
E. Mengatur Pengencangan Cakram Tabung Buritan ......................................... 9
Evaluasi............................................................................................................... 11

Unit Kompetensi 2. Merawat dan Memperbaiki Sistem Air Pendingin .................... 14


A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Air Pendingin......... 14
B. Membersihkan Strainer ................................................................................... 17
C. Membersihkan Alat Penukar Panas Air Tawar ................................................ 17
D. Menguras Tangki Ekspansi ............................................................................. 20
E. Memeriksa Pompa Air Pendingin .................................................................... 20
Evaluasi............................................................................................................... 22

Unit Kompetensi 3. Merawat Dan Memperbaiki Sistem Pelumasan ....................... 25


A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Pelumasan ............ 25
B. Melakukan Pelumasan Awal ........................................................................... 28
C. Memeriksa Pompa Minyak Pelumas ............................................................... 29
D. Membersihkan Filter Minyak Pelumas Motor Induk ......................................... 30
E. Membersihkan Alat Penukar Panas Minyak Pelumas Motor Induk .................. 31
F. Mengganti Minyak Pelumas Motor Induk......................................................... 31
Evaluasi............................................................................................................... 33

iii
Unit Kompetensi 4. Merawat Dan Memperbaiki Sistem Start ................................. 36
A. Menjelaskan Prinsip dan Fungsi Komponen Sistem Start Udara Tekan ......... 36
B. Memeriksa Kompresor Udara ......................................................................... 38
C. Merawat Botol Angin dan Katup ..................................................................... 39
Evaluasi .............................................................................................................. 40

Unit Kompetensi 5. Merawat dan Memperbaiki Sistem Bahan Bakar .................... 43


A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar ......... 43
B. Mengganti Filter Bahan Bakar ........................................................................ 46
C. Menyetel Katup............................................................................................... 46
D. Men-“test” dan Menyetel Pengabut Bahan Bakar ........................................... 48
Evaluasi .............................................................................................................. 50

Unit Kompetensi 6. Merawat Dan Memperbaiki Sistem Kontrol ............................. 53


A. Jenis-jenis Pengendalian ........................................................................... 53
B. Persyaratan Keselamatan .......................................................................... 54
C. Penyetelan dan Pengetesan Pada Tekanan Deviasi.................................. 54
D. Penyetelan dan Pengetesan Tekanan Transmiter ..................................... 55
E. Alarm Level................................................................................................ 56
F. Penyetelan dan Pengetesan Temperatur Pt 100........................................ 57
Evaluasi .............................................................................................................. 59

Penutup ................................................................................................................. 62

Kunci Jawaban ...................................................................................................... 63

iv
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Perawatan dan perbaikan motor diesel penggerak kapal merupakan salah satu
kegiatan rutin permesinan yang dilakukan untuk kelancaran dan keselamatan kapal dalam
pelayaran. Untuk dapat merawat dan memperbaiki motor diesel penggerak kapal maka
ada beberapa sistem yang berkaitan dalam pengoperasiannya antara lain sistem
transmisi daya, sistem air pendingin, sistem pelumasan, sistem start, sistem bahan bakar
dan sistem kontrol. Masing- masing sistem terdiri dari berbagai komponen yang tentu
memiliki prinsip kerjanya sendiri-sendiri, dan setiap komponen memiliki komponen kecil
atau suku-suku mesin untuk menjamin fungsi kerja komponen itu.
Modul perawatan dan perbaikan motor diesel pengerak kapal ini disusun sebagai
panduan belajar para siswa sekolah menengah kejuruan supaya para siswa dapat
mengerti tentang merawat dan memperbaiki berdasarkan sistem yang berkaitan pada
motor diesel penggerak kapal dalam pengoperasiannya. Modul ini bermanfaat sebagai
bahan acuan para guru dalam memberikan materi mengenai perawatan dan perbaikan
motor diesel penggerak kapal sehingga para siswa dapat melakukan kegiatan merawat
dan memperbaiki motor diesel penggerak kapal di lapangan dengan benar berdasarkan
sistem transmisi daya, sistem air pendingin, sistem pelumasan, sistem start,
sistem bahan bakar dan sistem kontrol.

B. Deskripsi Singkat.
Modul dengan judul Perawatan dan Perbaikan Motor Diesel Penggerak Kapal ini
berisi uraian mengenai merawat dan memperbaiki sistem transmisi daya, sistem air
pendingin, sistem pelumasan, sistem start, sistem bahan bakar dan sistem kontrol. Modul
ini disusun secara sederhana, menggunakan bahasa yang mudah dipahami para siswa
setingkat SUPM. Sehingga diharapkan para siswa dapat mempelajari dan
menerapkannya dengan baik. Modul dibatasi perawatan dan perbaikan di atas kapal.

C. Tujuan Pembelajaran.
1. Kompetensi Utama
Setelah mempelajari modul ini para siswa diharapkan mampu menjelaskan merawat
dan memperbaiki motor diesel penggerak kapal berdasarkan sistem- sistem yang
berkaitan dalam pengoperasiannya.

1
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari modul ini para siswa diharapkan mampu menerapkan
merawat dan memperbaiki motor diesel penggerak kapal berdasarkan sistem-
sistem yang berkaitan dalam pengoperasiannya.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.


1. Merawat dan Memperbaiki Sistem Transmisi Daya
a. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen sistem transmisi daya
b. Membersihkan saringan minyak pelumas reduction gear
c. Membersihkan alat penukar panas minyak pelumas reduction gear
d. Memeriksa kelurusan poros baling-baling
e. Mengatur pengencangan cakram tabung buritan
2. Merawat dan memperbaiki sistem air pendingin:
a. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen sistem air pendingin
b. Membersihan sarangan
c. Membersihkan alat penukar panas airtawar
d. Menguras tangki ekspansi
e. Memeriksa pompa air pendingin
3. Merawat dan memperbaiki sistem pelumasan:
a. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen sistem pelumasan
b. Melakukan pelumasan awal
c. Memeriksa pompa minyak pelumas
d. Membersihkan filter minyak pelumas motorinduk
e. Membersihkan alat penukar panas minyak pelumas motor induk
f. Mengganti minyak pelumas motor induk
4. Merawat dan memperbaiki sistem start udara tekan:
a. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen sistem start udara tekan
b. Memeriksa kompresor udara
c. Merawat botol angin dan katup

5. Merawat dan memperbaiki sistem bahan bakar:


a. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen sistem bahan bakar
b. Mengganti filter bahan bakar
c. Menyetel katup
d. mengetes dan menyetel pengabut bahan bakar.

2
6. Merawat dan memperbaiki sistem kontrol:
a. Menjelaskan jenis-jenis pengendalian
b. Menjelaskan persyaratan keselamatan
c. Menyetel dan mengetes tekanan deviasi
d. Menyetel dan mengetes tekanan transmiter
e. Menyetel dan mengetes alarm level
f. Menyetel dan mengetes temperatur pt 100

E. Waktu.

Waktu yang diperlukan untuk mengikuti mata pelajaran ini adalah 8 jam pelajaran
(JP) @ 45 menit, yang terdiri dari:
a. Teori : 12JP
b. Praktek : 24JP
c. Jumlah : 36JP

3
UNIT KOMPETENSI 1
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM TRANSMISI DAYA

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat dan memperbaiki sistem transmisi
daya tenaga penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem transmisi daya motor
diesel penggerak kapal yang benar.
 Tidak adanya tanda peringatan (alarm) yang terjadi pada tekanan oli Reduction
Gear dan suhu pada bantalan- bantalan poros serta pendinginan yang cukup pada
cakram tabung poros saat instalasi tenaga penggerak kapal beroperasi.

Uraian Materi :
Sistem transmisi daya adalah sistem rangkaian komponen-komponen yang
bersumber dari main engine yang ditansmisikan dayanya melalui reduction gear, bantalan
tekan, kopling, poros baling-baling, bantalan poros dan tabung poros yang berguna untuk
menggerakkan kapal atau menunjang gerakan atau olah gerak kapal melalui putaran
baling-baling.
A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Transmisi Daya.

Gambar 1. Sistem Transmisi Daya

4
1. Reduction Gear

Adalah komponen yang terdiri dari susunan roda gigi yang berfungsi untuk
menurunkan putaran motor. Fungsi lain yang terdapat dalam sistem roda gigi itu
adalah sistem pembalik putaran (Reversing Gear) dan sistem penerus putaran yang
disebut clutch (kopling). Sistem pembalik putaran digunakan untuk membalik
putaran baling-baling sehingga gerak kapal pun menjadi mundur. Sistem clutch
(kopling) adalah untuk meneruskan atau memutus putaran motor induk ke poros
baling-baling.
2. Bantalan tekan
Adalah bantalan yang menumpu gaya berat arah vertikal dan gaya aksial dengan
arah horisontal. Gaya vertikal adalah gaya yang ditimbulkan oleh berat poros itu
sendiri dan oleh gaya sentrifugal akibat putaran poros. Gaya horisontal adalah gaya
yang ditimbulkan oleh tenaga dorong baling-baling akibat kerja baling- baling yang
mendorong air ke belakang maka kapal terdorong ke depan oleh poros baling-baling
secara horisontal. Gaya dorong yang besar itu bertumpu pada bantalan tekan.
3. Kopling
Istilah kopling dalam bahasa Indonesia sering dimaksudkan sebagai clutch.
Pengertian ini mungkin tidak salah karena alat untuk menggabungkan dua ujung
bagian poros yang berputar secara semi- permanen untuk meneruskan torsi
(momen puntir) dari poros yang satu ke poros yang lain. Bandingkan dengan clutch.
Clutch adalah suatu mekanisme yang siap sedia untuk menggabungkan atau
melepaskan suatu poros dengan poros yang lain. Dengan demikian perbedaan
kopling dan clutch adalah pada cara penggabungan kedua poros yang berputar itu,
yang satu secara semi- permanen, yaitu dengan mur dan baut, yang lain secara
otomatis yang biasanya menggunakan piringan gesek atau sabuk kanvas.
4. Poros Baling-baling
Adalah komponen untuk meneruskan momen putar dari Reduction Gear hingga
baling-baling. Poros yang melekat pada baling-baling disebut Propeller Shaft (poros
baling-baling) dan poros yang salah satu ujungnya bertumpu pada Thrust Bearing di
sebut Thrust Shaft (poros tekan). Di antara kedua poros ini terkadang ada terdapat
Intermediate Shaft (poros antara) jika jarak antara Motor Induk dengan baling-
baling cukup jauh. Poros-poros ini adalah komponen yang akan meneruskan torsi
dari rangkaian transmisi daya yaitu mulai dari motor induk hingga ke baling- baling.

5
5. Bantalan Poros
Adalah tempat tumpuan gaya berat poros agar poros senantiasa lurus terjaga,
tidak melengkung. Kelurusan poros sangat berkaitan dengan getaran yang
ditimbulkannya. Poros yang bengkok, baik disebabkan oleh keausan bantalan
ataupun tidak lurus akibat ke- tidak-tepatan pemasangan sistem poros akan
menyebabkan getaran yang berlebihan saat poros-poros itu berputar.
6. Tabung Poros (SternTube)
Adalah tabung laluan poros keluar dari Engine Room (kamar mesin). Di dalam
Stern Tube terdapat juga bantalan yang biasanya terbuat dari bahan kayu pok
atau bahan karet. Pelicin dari bantalan ini ialah air laut yang biasanya dibiarkan
masuk menetes ke dalam Engine Room. Untuk membatasi jumlah ait laut
yang masuk melalui Stern Tube ke dalam Engine Room maka di pangkal
Stern Tube terdapat Gland Packing (perapat berbentuk tali).

B. Membersihkan Saringan Minyak Pelumas Reduction Gear.

Pada Reduction Gear selain memeriksa jumlah minyak pelumas yang


berada didalamnya dilakukan pembersihan terhadap saringan minyak pelumas.
Pada saringan terdapat magnet yang berfungsi melekatkan kotoran-kotoran yang
bersifat logam. Banyaknya logam yang melekat pada magnet merupakan
indikator kerusakan reduction gear. Dalam membersihkan saringan tersebut
dilakukan saat motor induk berhenti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan kunci dan wadah untuk tempat filter
2. Membuka penutup rumah saringan, dilakukan dengan hati-hati, agar magnet
tidak terbentur rumah saringan
3. Pasang kembali mur atau baut di tempat dudukan semula
4. Letakan saringan pada wadah, dan menguras minyak pelumas rumah
saringan hingga bersih
5. Lepas satu per satu magnet dari saringan lalu bersihkan saringan dan magnet
dengan menggunakan solar, bilas dengan air tawar dan semprot dengan
udara tekan
6. Periksa kondisi seal o-ring penutup, saringan dan magnet, ganti baru bila ada
kerusakan

7. Pasang kembali magnet pada saringan dan o-ring pada penutup


8. Isi rumah saringan dengan minyak pelumas baru sesuai dengan jumlah yang
dikuras

6
9. Pasang penutup pada rumah saringan, pastikan dudukan penutup bersih dari
kotoran agar tidak ada kebocoran yang terjadi.

Pembersihan saringan tersebut wajib dilakukan secara berkala berdasarkan


buku panduan reduction gear sesuai dengan jam kerja motor induk yakni 1000
jam kerja.

C. Membersihkan Alat Penukar Panas Minyak Pelumas Reduction Gear.

Apabila media alat penukar panas adalah air tawar hal tersebut dilakukan
setiap satu tahun sekali, namun apabila medianya air laut maka dilakukan 4-6
bulan sekali. Langkah-langkah membersihkan alat penukar panas tipe tabung
(media pendingin air laut) minyak pelumas sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan dan memberikan tanda pada sambungan penutup
2. Tutup saluran air pendingin dan buka cerat pengurasannya pada alat
penukar panas
3. Buka kedua penutup alat penukar panas, lalu bersihkan tutup tersebut, pada
media pendingin air laut terdapat zink anode yang harus diganti baru pada
cover tersebut
4. Perhatikan kondisi penutup, berikan lapisan bahan anti karat bila perlu
5. Ganti baru packing penutup
6. Bersihkan lubang selongsong alat penukar panas satu per satu dengan
menggunakan sikat ataupun rotan sambil menyemprotkan air tawar
secukupnya. Pastikan semua selongsong dalam keadaan bersih
7. Lakukan tes kebocoran dengan cara melakukan pelumasan awal reduction
gear yakni memberi tekanan pada minyak pelumas. Apabila ada kebocoran
maka ganti baru selongsong tersebut atau tutup rapat kedua lubang
selongsong bila keadaan tidak memungkinkan untuk gantibaru;
8. Pasang kedua penutup tersebut sesuai posisi dan tanda yang diberikan
9. Buang udara sambil membuka aliran air pendingin dan pastikan tidak ada
kebocoran yang terjadi pada sambungan penutup.

Apabila sedang melakukan pengecekan jumlah minyak pelumas pada


reduction gear melalui stik penduga, sebaiknya diperhatikan juga kondisi minyak
pelumas dengan cara melakukan pengetesan terhadap kemungkinan kebocoran
air pendingin dengan cara memberi lapisan detektor air pada ujung stik penduga,
apabila warnanya berubah dari coklat menjadi merah segera lakukan perawatan

7
dan perbaikan alat penukar panas tersebut dan juga penggantian minyak
pelumas pada reduction gear.

D. Memeriksa Kelurusan Poros Baling-baling.


Memeriksa kelurusan poros baling-baling pada umumnya dilakukan pada
saat docking. Akan tetapi apabila terjadi penambahan getaran, naiknya suhu
bantalan, naiknya suhu turbochager pada motor induk yang tidak wajar, maka
segera lakukan pemeriksaan terhadap kelurusan poros baling-baling. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya kerusakan pada baling-baling, konstruksi
yang tidak kuat pada instalasi tenaga penggerak kapal dan ausnya bantalan.
Dalam memeriksa kelurusan poros pengukurannya berdasarkan GAP/SAG.
GAP adalah nilai pengukuran jarak bebas horisontal antara sudut kopel dalam
mm, sedangkan SAG nilai pengukuran jarak bebas vertikal antara sudut kopel
dalam mm. Adapun prosedur kerja kelurusan poros adalah sebagai berikut:
1. mempersiapkan alat ukur seperti dial gauge, feeler gauge (GAP/SAG) dan
batang penggaris;
2. Pasang dial gauge pada posisi jarum spindel tegak lurus pada poros,
perhatikan dudukan pemasangan. Lalu putarlah poros secara manual lalu
catat penyimpangan yang terjadi, apabila nilai penyimpangan melebihi
standar yang ditentukan maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan
terhadap kopel sambungan dan kondisi bantalan tersebut;

8
Gambar 2. Pengukuran Poros

3. Gunakan feeler gauge dan batang penggaris dalam memeriksa kelurusan


kopel sambungan baik pengukuran pada celah kopel dan kerataan putaran
bibir-bibir kopel. Catat perbedaan celah dan ketidakrataan bibir-bibir kopel
serta membuat tanda. Nilai ukur pada SAG yang diperhatikan adalah
perbedaan bacaan dial gauge harus dikali dua. Contoh SAG=0.2 mm maka
ekivalen ukuran dial gauge adalah 2 x 0.2 mm = 0.4mm.
4. Periksa keausan bantalan dan konstruksi penyangga bantalan.
Apabila nilai penyimpangan kelurusan poros sudah melebihi standar yang
ditentukan maka penyetelan ulang sebaiknya dilakukan pada saat kapal
sandar atau di dermaga dan dilakukan oleh ahlinya.

E. Mengatur Pengencangan Cakram Tabung Buritan

Sebelum sistem ini dioperasikan, artinya sebelum motor induk meneruskan


tenaganya pada sistem ini, maka terlebih dahulu harus dipastikan bahwa dari
tabung poros ada air menetes masuk ke got kamar mesin. Air laut itu adalah
sebagai pelumas dan pendingin bantalan yang terbuat dari kayu pok terhadap
gesekan poros baling-baling.
1. Jika kapal dalam keadaan berhenti kencangkan baut perapat cakram (gland
packing) untuk menghentikan air laut yang terus masuk ke dalam kamar
mesin.

9
2. Kendorkan baut perapat cakram (gland packing) jika sistem ini akan
beroperasi untuk maksud pelumasan dan pendinginan tabung poros.
3. Perhatikan dalam pengencangan dan pengendoran baut harus dilakukan
secara rata dan silang, pada ulirnya diberi gemuk.

10
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para Siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada Sistem Transmisi Daya
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum dimengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan prinsip kerja sistem transmisi daya motor diesel penggerak kapal.
2. Sebutkan komponen sistem transmisi daya tersebut!
3. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan alat penukar panas tipe tabung pada oil
cooler reduction gear!
4. Jelaskan pengertian pengukuran SAG/GAP!
5. Jelaskan indikator kerusakan pada minyak pelumas di reduction gear!

11
Tes Pengetahuan
1. Komponen yang berfungsi menurunkan putaran motor pada sistem instalasi
tenaga penggerak kapal adalah:
a. ThrustBearing
b. ReductionGear
c. Coupling
d. SternTube
2. Pengencangan baut perapat cakram gland packing dilakukan pada saat:
a. Olah GerakKapal
b. Penggantian gland packing
c. Kapal sedang berlayar
d. Kapal tidak sedang berlayar/berhenti
3. Gaya dorong yang besar ditimbulkan poros akibat kerja propeller bertumpu pada:
a. Thrust Bearing
b. Roda Gila
c. Cluth
d. Coupling
4. Salah satu langkah dalam membersihkan alat penukar panas tipe tabung adalah,
kecuali:
a. Mengganti zink anode
b. Membersihkan selongsong tabung
c. Membersihkan plat dengan airbertekanan
d. Memberi lapisan bahan anti karat

5. Komponen yang meneruskan momen putar dari Reduction Gear hingga propeller
adalah:
a. Shaft Bearing
b. Stern Tube
c. Shaft
d. Coupling (Flange)

12
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x100%
Jumlah keseluruhansoal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

13
UNIT KOMPETENSI 2
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM AIR PENDINGIN

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat sistem air pendingin motor
diesel penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem air pendingin motor
diesel penggerak kapal dengan benar.
 Tidak adanya tanda peringatan (alarm) yang terjadi pada suhu sistem air
pendingin saat instalasi tenaga penggerak kapal beroperasi.

Uraian Materi :
Ada dua macam sistem air pendingin di kapal ikan yakni Sistem pendingin langsung
dan tidak langsung. Sistem pendingin langsung merupakan sistem pendinginan pada
motor bakar pada kapal dimana air laut dipakai langsung untuk mendinginkan silinder
motor bakar dan komponen lainnya setelah itu dibuang kembali ke laut. Suhu maksimal
yang diijinkan oleh air laut pada pendinginan motor bakar adalah kurang dari 60°C.
Sistem ini memerlukan material komponen yang tahan terhadap korosi pada mesin
terhadap air laut.
Sistem Pendingin Tidak Langsung merupakan sistem pendingin pada motor bakar
dimana silinder motor bakar dan komponen lainnya didinginkan dengan air tawar
kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut secara terpisah selanjutnya air tawar
tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan motor bakar. Jadi yang selalu bergantian
adalah air laut sedangkan air tawar selalu beredar tetap, demikian siklus ini berjalan
secara terus menerus. Suhu air tawar efektif pada sistem pendingin motor bakar adalah
70°C - 80°C.

A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Air Pendingin


Perawatan dan perbaikan sistem pendingin sangat penting mengingat sistem
tersebut sangat berpengaruh pada efesiensi kerja dan efek kerusakan. Rangkaian
komponen-komponen tersebut di atas yang terdapat pada sistem transmisi daya
dapat dilihat pada Gambar 3.

14
Gambar 3. Sistem Air Pendingin

1. Kingstone Valve (Keran Induk)


Kingstone Valve adalah jenis keran yang dipasang pada dasar kapal. Keran
ini melekat pada suatu kotak atau wadah yang disebut sarangan air laut,
menampung air laut yang telah melalui saringan kasar. Pada sarangan dipasang
beberapa pipa-pipa untuk laluan hisap air laut menuju pompa-pompa. Perawatan
pada Kingston Valve adalah pada kekedapannya ketika ditutup. Perawatan ini
dilakukan pada saat docking atau 2 sampai 4 tahun sekali, akan tetapi dapat
dilakukan juga kurang dari itu sesuai kondisi yang diperlukan atau diadakan
perbaikan. Sedangkan zink anode yang terpasang sekitar komponen ini harus
diganti secara berkala tergantung daerah pelayaran.
2. Strainer (Saringan)
Adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang dipasang pada pipa ke
motor induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa bypass di sisi hisap. Alat
tersebut dipasang filter yang berfungsi sebagai jebakan kotoran dari laut. Pada
strainer terdapat filter, dengan mengetahui debit ataupun tekanan air pendingin
dapat dipastikan sedikit ataupun banyaknya kotoran yang terjebak. Dengan
demikian kotoran yang terjebak dibersihkan baik secara berkala ataupun sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Biasanya dilakukan rutin 240 jam sekali.
Perbaikan ataupun penggantian biasanya dilakukan pada filter dan paking yang
rusak.

15
3. Pump (Pompa)
Berfungsi menghisap dan menekan suplay air pendingin pada sistem
pendingin. Pompa yang biasa digunakan adalah jenis setrifugal. Adapun
perawatan pompa yang dilakukan adalah pemeriksaan dan penggantian
komponen-komponen pompa secara berkala seperti mechanical seal, impeller,
kelurusan as, ball bearing, seal o-ring dan busing.
4. Heat Exchanger (Alat Penukar Panas)
Adalah suatu alat yang berfungsi memindahkan panas antara dua fluida
yang berbeda temperatur dan dipisahkan oleh suatu sekat pemisah. Sistem
pendingin tidak langsung di atas kapal menggunakan dua fluida yakni air tawar
dan air laut. Perawatan yang dilakukan adalah mengatasi kotoran hasil
endapan dengan melakukan pembersihan secara berkala; meminimalisir korosif
di antaranya pemasangan zink anode; dan mengatasi kebocoran baik yang
disebabkan oleh seal maupun sekat pemisah dengan mengadakan
penggantian seal atau perbaikan sekat.
5. Expantion Tank (Tangki Ekspansi)

Pada umumnya digunakan pada sistem pendinginan tidak langsung


sebagai wadah air tawar, selain berfungsi untuk mengontrol jumlah air tawar,
tangki tersebut juga berfungsi untuk membuang udara/uap berlebih pada sistem
pendingin. Perawatan yang dilakukan adalah pembersihan kotoran ataupun
endapan di dalam tangki tersebut dengan cara drain ataupun pengurasan
secara berkala.

6. Pipe and Fitting (Pipa-pipa danKeran)


Pipa sebagai penghubung aliran air pendingin yang bermacam - macam
besaran dan bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya pada
sistem pendingin. Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin dilengkapi
katup yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air juga
dapat mengatur debit air yang masuk pada sistem pendingin. Perawatan pada
sistem perpipaan adalah hal penting dalam sistem pendingin. Yang perlu
diperhatikan adalah kebocoran dimana penggantian pipa harus segera
dilakukan apabila ada kebocoran sekecil apapun. Perawatan Katup yang sering
dilakukan adalah pemberian gemuk pada ulir katup untuk memudahkan ketika
membuka dan menutup katup. Perbaikan dan penggantian katup dilakukan
ketika katup tersebut tidak lagi kedap khususnya katup induk.

16
B. Membersihkan Strainer
Prosedur yang dilakukan dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Tutup Kingston Valve (keran induk) dan keran keluaran Strainer
2. Buka penutup atas saringan secara perlahan untuk memastikan kekedapan
penutupan keran Kingstone dan keransaringan
3. Keluarkan saringan, perhatikan letaknya dan bersihkan dari kotoran dan teritip

4. Kuras dan bersihkan dudukan paking dan rumah sarangan dari kotoran dan
teritip
5. ganti baru zink anode pada rumag saringan itu
6. beri pelapis bahan anti karat pada rumah sarangan
7. Pasang saringan pada posisi yang tepat
8. Ganti paking penutup rumah saringan dan pasang penutup
9. Buka keran kingstone sedikit hingga air laut keluar sedikit dari tutup yang
belum dikencangkan itu dengan maksud untuk membuang udara yang ada di
dalam rumah saringan
10. Jika udara sudah keluar semua, lakukan pengencangan baut-baut penutup
dan pastikan tidak ada kebocoran melalui paking tutup rumah saringanitu
11. Buka penuh semua keran, yaitu keran Kingstone dan keran keluar saringan.

C. Membersihkan Alat Penukar Panas Air Tawar


Selain tipe tabung Cell and Tube yang sudah dijelaskan, sekarang ini banyak
kapal yang menggunakan alat penukar panas tipe Plate Hear Exchanger (tipe plat)
dengan alasan lebih efektif juga lebih kecil, jadi tidak banyak memakan ruangan.
Adapun prosedur kerja pembersihan yang dilakukan pada alat penukar panas tipe
plat adalah sebagai berikut (lihat Gambar4).

Langkah membuka:
1. Tutup keran-keran air tawar dan air laut lalu cerat pendingin air laut sampai
habis sambil mengecek kekedapan keran air laut. Lalu cerat pendingin air
tawar
2. Periksa batang peluncur dudukan plat, bersihkan terlebih dahulu dari kotoran
3. Berikan tanda pada plat dengan garis diagonal
4. Ukur dan catat jarak A kedua dudukan plat

17
Gambar 4. Melepas Plat

5. Kendorkan dan lepas dahulu batang baut paling atas dan bawah, kecuali ke 4
baut yang tersisa. Pada 4 baut yang tersisa harus dikendorkan secara
perlahan secara diagonal masing-masing 2-3 putaran atau 10-15 mm dan
begitu seterusnya;
6. Geser perlahan dudukan plat dan mulai melepas plat satu persatu.
Langkah membersihkan plat:
1. Bersihkan plat dari kotoran dengan menggunakan air tawar dan sikat dengan
sikat halus, jangan melukai plat
2. lalu bilas dengan air bertekanan.

Gambar 5. Membersihkan Plat

18
Langkah memasang plat
1. Periksa permukaan plat, pastikan tidak ada kotoran
2. Sikat ulir pada baut pengikat dan lumasi
3. Cek gasket pada plat usahakan tidak ada yang terlepas
4. Masukan plat secara dengan posisi yang benar
5. Dorong dudukan plat tersebut lalu empat pasang baut pengikat untuk tahanan
awal. Kemudian kencangkan perlahan secara diagonal sambil diukur kedua
jarak dudukan plat sampai ukuran yang ditandai dan dicatat tadi
6. Pastikan pemasangan plat tidak ada yang terbalik. Lalu tes kebocoran.

Gambar 6. Memasangan Plat

19
D. Menguras Tangki Ekspansi
Prosedur menguras tangki ekspansi adalah sebagai berikut:
1. Tutup keran-keran air tawar pada tangki atau yang berhubungan dengan tangki
2. Cerat air tawar sampai habis dan matikan fungsi alarm
3. Buka penutup tangki lalu bersihkan
4. Tutup lubang-lubang pipa dan bersihkan tangki dengan menggunakan air tawar
dan cek kondisi dalam tangki, apabila ada keretakan atau korosif adakan
perbaikan
5. Beri pelapis bahan anti karat di dalam tangki
6. Lepas gelas duga dan bersihkan
7. Ganti dan buat paking penutup
8. Lepas penutup lubang-lubang pipa dan bersihkan kotoran yang tersisa
9. Pasang paking pada baut tanam tangki, pasang penutup tangki dan
kencangkan secara diagonal dan rata
10. Pasang gelas duga dan isi air tawar pada batas yang ditentukan sambil
mengecek kebocoran yang ada. Konfirmasi fungsi alarm. Lalu buka keran-keran
air tawar yang tadi ditutup.

E. Memeriksa Pompa Air Pendingin


Pemeriksaan pompa dilakukan secara berkala dan tercatat sebagai berikut:
1. Pemeriksaan harian yakni rasakan dengan tangan, dilihat dan dengarkan
permukaan rumah bantalan dan rumah pompa serta cek alat ukur
manometer, vakumeter dan ampermeter
2. Pemeriksaan Bulanan dilakukan dengan mengecek tahanan isolasi motor
pompa tidak boleh kurang 1MΩ
3. Pemeriksaan tiga bulanan yakni mengganti minyak pelumas rumah bantalan
dan cek kondisi gemuk, ganti bila perlu
4. Pemeriksaan enam bulanan yakni mengganti paking tekan dan selubung poros,
setel ulang kelurusan flange kopling poros
5. Pemeriksaan Tahunan yakni melakukan bongkar pasang pompa dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Lepaskan pompa dari dudukan dan motor
b. Buka tutup rumah impeler
c. Cabut impeler dengan menggunakan treker, cek kondisinya dan bersihkan
d. Ganti baru mechanical seal atau rekondisi gland packing

20
e. Buka tutup bantalan dan cabut bantalan bola dengan treker, lumasi poros
terlebih dahulu agar tidak merusak permukaan poros dan ganti bantalan bola
tersebut pada saat pemasangan
f. Lepas selubung poros perunggu, lakukan pemanasan terlebih dahulu, cek
kondisinya dan ganti bilaperlu
g. Cek kelurusan poros dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan
dialgauge

h. Lumasi permukaan poros dan pasang bantalan lalu selubung poros dengan
hati-hati, pastikan tepat pada dudukannya, dan tutup rumah bantalan
i. Pasang mechanical seal atau gland packing, selanjutnya pasang impeler dan
tutup rumah pompa. Pada saat pengencangan pemasangan cek dan rasakan
putaran poros
j. Tutup rumah impeler dan lakukan penyambungan dan penyenteran pada poros
motor pompa dan dudukan.

21
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para Siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada Sistem Air Pendingin
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum Anda mengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan prinsip kerja sistem pendinginan tidak langsung motor diesel penggerak
kapal!
2. Sebutkan komponen sistem air pendingin tersebut!

3. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan alat penukar panas tipe plat!
4. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan sarangan!

5. Jelaskan pemeriksaan berkala pada pompa air pendingin!

22
Tes Pengetahuan
1. Pada sistem pendinginan pada gambar, manakah sirkulasi air laut secara berurutan:

a. G-E-B-A
b. G-D-E-B
c. A-B-C-F
d. C-B-E-G
2. Pada “B” terjadi:
a. Pendinginan Oli
b. Pendinginan Air Laut
c. Pendinginan Bahan Bakar
d. Perpindahan Panas
3. Apabila terjadi penurunan tekanan pendinginan air laut, maka pemeriksaan yang
pertama kali dapat dilakukan pada komponen:
a. E dan B

b. G dan D
c. C dan E

d. B saja.

23
4. Salah satu perawatan yang dilakukan akibat naiknya suhu oli dan penurunan
tekanan oli adalah pada komponen:
a. F

b. B

c. A

d. C
5. Penggantian Zink Anode pada sistem pendinginan dilakukan pada komponen:
a. A dan B
b. G, D dan B
c. G dan D
d. A, B, G dan D

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x100%
Jumlah keseluruhansoal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

24
UNIT KOMPETENSI 3
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM PELUMASAN

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat dan memperbaiki sistem
pelumasan motor diesel penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukanlangkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem pelumasan motor
diesel penggerak kapal dengan benar.
 Tidak adanya tanda peringatan (alarm) yang terjadi pada tekanan dan suhu sistem
pelumasan saat instalasi tenaga penggerak kapal beroperasi.

Uraian Materi :
Sistem pelumasan pada motor diesel motor induk berfungsi untuk mengurangi
keausan komponen-komponen mesin yang bergerak dan bergesekan, yaitu dengan cara
membentuk lapisan tipis yang disebut oil film pada permukaan komponen motor tersebut.
Fungsi lain dari pelumasan adalah sebagai perapat antara piston ring dengan di dinding
cylinder liner, mendinginkan bagian dalam dari komponen mesin dan membersihkan
interior mesin dari kotoran dan karbon.
Sebelum motor diesel dioperasikan selalu didahului dengan pelumasan awal, yaitu
dengan menggunakan pompa oli manual yaitu berupa pompa rotari atau pompa piston
atau swing pump yang melekat pada badan motor diesel tersebut. Sementara pompa
manual digerakkan, Fly Wheel (roda gila) diputar beberapa kali sehingga oli akan
menyebar ke seluruh bagian yang memerlukan pelumasan.

A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Pelumasan

Ketika motor diesel bekerja, pompa oli turut berputar bersama poros
bubungan yang dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli
menyebabkan oli pelumas yang berada di carter tersedot oleh pompa dengan
terlebih dahulu melalui strainer di dalam carter. Setelah oli melewati pompa, lalu
masuk ke Oil Cooler (pendingin oli). Setelah keluar dari Oil Cooler lalu oli masuk
ke Filter, penyaringan oli yang kedua yang lebih halus. Setelah disaring, oli
dialirkan ke komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan seperti ke main
bearing, crank pin bearing, piston pin bearing, kepala selinder (mekanisme katup),
piston pin, kepala piston, cam shaft bearing, tappet roller guide, dan lain-lain.
Sebagian lagi oli menuju indikator minyak pelumas (Pressure Gauge) dan

25
peralatan kontrol seperti Oil Pressure Switch, yaitu perangkat penghubung listrik
yang akan memberikan tanda alarm apa bila tekanan oli turun. Setelah oli
melumasi komponen-komponen tersebut, lalu oli pelumas kembali lagi turun ke
carter secara menetes atau jatuh bebas dan membawa kotoran-kotaran atau
partikel logam hasil gesekan dan juga membawa panas komponen yang
dilaluinya. Begitulah seterusnya, dari carter, oli dihisap kembali oleh pompa dan
disirkulasikan. Tekanan kerja pelumasan biasanya 3 s/d 4 kg/cm2. Suhu operasi
berkisar antara 50 s/d 70oC.
Data tekanan dan suhu selalu dicatat dalam jurnal motor setiap 4 jam sekali.
Ini gunanya agar kerja motor selalu termonitor dan data dapat digunakan juga
sebagai pembanding dikemudian hari setelah kerja Over Haul (bongkar-basang)
atau setelah mengganti beberapa komponen motor. Kebocoran atau tanda-tanda
kebocoran yang biasanya terjadi melalui persambungan atau paking atau O-Ring
harus senantiasa diamati ketika motor diesel hidup. Jumlah minyak lumas akan
berkurang seiring waktu, bukan saja karena kebocoran halus tapi juga karena
adanya penguapan dan atau turut terbakar bersama bahan bakar. Kebersihan
motor menjadi sangat penting guna mudah mendeteksi gejala kebocoran yang
sangat kecilpun.
Secara umum sistem pelumasan motor induk termasuk kategori sistem
pelumasan tekan atau sirkulasinya dilakukan dengan bantuan pompa sirkulator,
yang disebut Oil Pump. Komponen-komponen utama pada sistem pelumasan
motor diesel Main Engine antara lain carter atau panci minyak pelumas atau oil
pan, Oil Strainer atau oil screen atau saringan kasar, Oil Pump atau pompa oli, Oil
Filter atau saringan oli, Oil Cooler atau pendingin oli, Oil Indikator atau pressure
gauge dan thermometer, Oil piping atau pipa-pipa saluran-saluran minyak
pelumas ke komponen pemakai serta pendingin pelumas. Rangkaian
komponen sistem minyak pelumas dapat dilihat pada Gambar 7.

26
Gambar 7. Sistem Pelumasan

1. Oil Pump (Pompa Oli)


Fungsi Oil Pump ialah mengalirkan minyak pelumas yang bertekanan.
Dapat mengalirkan 10 liter per jam untuk setiap 1 HP (Horse Power) pada mesin
putaran rendah dan 20 liter pada mesin putaran tinggi. Tekanan minyak pelumas
adalah 1.0 – 5.5 kg/cm2. Pada umumnya pompa yang dipakai adalah jenis roda
gigi. Pada pompa tersebut disediakan katup pengatur tekanan ataupun secara
bypass. Perawatan Oil Pump hanya dilakukan oleh ahlinya yaitu untuk
pemeriksaan clearence roda gigi, perbaikan busing, penggantian seal dan
rekondisi rumah pompa serta kelurusan as-as roda gigi.
2. Carter
Fungsi Carter ialah tempat menampung minyak pelumas yang bersirkulasi.
Pada umumnya dilengkapi dengan stick penduga untuk mengetahui jumlah oli
dalam oil carter. Dilakukan pengecekan terhadap packing penutup oil carter
dan pembersihan saringan di dalam oil carter pada saat ganti oli. Pelapisan
bahan anti karat dilakukan pada saat overhaul mesin yang diadakan secara
berkala atau 2-4 tahun sekali.
3. Oil Filter & Strainer
Oil Filter ialah untuk menyaring minyak pelumas dari kotoran seperti debu,
serpihan logam, dan oksida. Ada dua saringan oli yaitu Strainer dan Oil Filter.
Strainerialah saringan kasar yang ditempatkan di dalam Carter, Oil Filter ialah

27
saringan halus yang terpasang setelah Oil Pump. Pada umunya terdapat dua
Oil Filter yang dipasang secara paralel dengan maksud dapat digunakan
secara bergantian agar filter dapat dibersihkan walau motor dalam keadaan
berjalan. Perawatan yang dilakukan pada Oil Filter adalah membersihkan
ataupun mengganti filter tersebut pada saat pergantian oli di oil carter secara
berkala.
4. Oil Cooler
Fungsi Oil Cooler ialah untuk menurunkan temperatur minyak pelumas.
Biasanya dilengkapi dengan otomat regulator thermalyang bertujuan menjaga
temperatur oil. Perawatan yang dilakukan adalah pembersihan baik sisi saluran
pendingin maupun sisi saluran minyak pelumas, penggantian packing cover
atau O-ring, pengecekan dan pengetesan otomat regulator themal dan
memeriksa kebocoran sekat-sekat pendingin Hal tersebut dilakukan secara
berkala.
5. Oil Control &Indicator
Fungsi Oil Control ialah sebagai pengaman dari sistem pelumasan
berdasarkan tekanan. Biasanya indikator tersebut dilengkapi dengan sistem
alarm yang terpasang. Indikator ini bekerja bilamana terjadi penurunan tekanan
oli yang biasnya disebabkan oleh filter yang kotor, kurangnya minyak pelumas
akibat pembakaran ataupun kebocoran dan over heating. Perawatan yang
dilakukan adalah pengecekan dan pengetesan indikator. Apabila indikator
tersebut sudah melampaui jam kerjanya sebaiknya diganti baru.

B. Melakukan Pelumasan Awal


Dalam standar operasional prosedur sebelum mengoperasikan motor induk,
pelumasan awal wajib dilakukan. Adapun langkah-langkah pelumasan awal adalah
sebagai berikut:
1. Periksa jumlah oil pada oil carter motor induk adalah batas maksimal
2. Hidupkan motor pompa pelumas motor induk. Perlu diketahui pompa yang
dimaksud di sini berbeda dengan pompa yang melekat pada motor induk
3. Perhatikan penunjukan alat ukur tekanan oli motor induk 3-4kg/cm2
4. Buka katup dekompresi dan putar roda gila beberapa kali bisa secara manual
ataupun dengan udara tekan sehingga minyak pelumas dapat mengalir ke
seluruh elemen mesin yang bergesekan
5. Tutup katup dikompresi

28
6. Tidak perlu mematikan motor pompa pelumas tersebut sebelum menjalankan
motor induk, karena ketika motor induk jalan motor pompa akan mati secara
otomatis berdasarkan bacaan setelan tekanan pada alat kontrol.

C. Memeriksa Pompa Minyak Pelumas


Pemeriksaan pompa yang dimaksud adalah pompa yang melekat pada
motor induk. Pemeriksaan rutin harian yang dilakukan adalah dengan melihat
tekanan minyak pelumas dan kebocorannya. Pemeriksaan bagian dalam pompa
tersebut dapat dilakukan pada saat pembongkaran dalam tujuan perbaikan.
Adapun langkah-langkah pembongkaran adalah sebagai berikut:
1. Buka kedua baut cerat pada penutup rumah pompa untuk menceratoli.

2. Kendorkan baut pengikat rumah pompa dan lepas dari dudukannya, pastikan
tidak merusak gigi hubung. Berikan tanda pada gigi hubung pada posisi
terpasang sebelumnya.

3. Buka baut pengunci gigi hubung dan lepas gigi hubung tersebut. Cek gigi
hubung tersebut baik gigi dan dudukan poros.

Gambar 8. Elemen Pompa Pelumas


4. Buka penutup rumah pompa lalu angkat gigi-gigi pompa secara perlahan
dan periksa busing yang melekat.
5. Cek permukaan busing, ganti bila perlu.
6. Cek kondisi rumah pompa, ukur toleransinya.
7. Cek gigi-gigi pompa, ganti bila ada kerusakan.
8. Periksa kelurusan poros-poros gigi.

29
D. Membersihkan Filter Minyak Pelumas MotorInduk
Prosedur yang harus dilakukan untuk membersihkan filter oli
adalah sebagai berikut:
1. Putar katup T pada filter dan posisikan
pada filter yang akan dibersihkan.
2. Kendorkan baut lubang udara
pada penutup atas.
3. Buka cerat bagian bawah untuk
mengurasoli
4. Buka penutupfilter.
5. Angkat jaring filter tanpa merusak
kawat dan lepas filter cartridge
(pertama) palingatas.
6. Lepas filter-filter cartridge (kedua
dan ketiga). Filter cartridge tidak
bisa dibersihkan oleh karena itu
harus digantibaru.
7. Bersihkan jaring filter dan pastikan
tidak ada jaring kawat yangrusak.
8. Bersihkan bagian dalam rumah
filter dari oli dan kotoran dengan
majun, tidak perlu disemprotkan
dengan udaratekan.
9. Cek kondisi paking dan seal ring,
ganti bila perlu.
10. Pasang filter-filter cartridge
(kedua dan ketiga), Filter
cartridge yang pertama (bagian
atas) dipasang setelah jaring filter
dipasang. Cek posisi paking
cartridge dan jangan lupa
memasang ring-ring antara
cartridge

11. Pasang penutup atas filter dan kencangkan baut-baut penutup


secara silang merata

30
12. Pasang baut cerat
13. Kendorkan baut buang udara paling atas sambil memutar katup T pada posisi
siap dioperasikan secara perlahan.
14. Pastikan udara yang berada dalam rumah filter terbuang semua lalu
kencangkan baut tersebut.

E. Membersihkan Alat Penukar Panas Minyak Pelumas Motor Induk


Prosedur dalam membersihkan alat penukar panas minyak pelumas pada
motor induk adalah sama dengan prosedur membersihkan alat penukar panas
minyak pelumas pada reduction gear, hanya saja ukurannya lebih besar dan
media pendingin yang digunakan pada umunya adalah air tawar sehingga zink
anode tidak diperlukan dalam pemasangannya.

F. Mengganti Minyak Pelumas Motor Induk


Prosedur kerja mengganti oli pada motor induk adalah sebagai berikut:
Oil Cooler dan Pipa:
1. Lakukan pemanasan motor induk selama 5 menit agar endapan pada oli
bergerak

2. Matikan motor induk dan buka baut cerat oli di oil cooler dan kendorkan
kopel saluran oli untuk kelancaran penguras anoli

3. Pengurasan oil pada perpipaan dapat dilakukan dengan mencerat atau


membuka kopel pipa terbawah secara gravitasi

4. Pastikan oli sudah terkuras semua di oil cooler dan pipa. Lalu tutup kembali
cerat atau kopel pipa.

Oil Carter
1. kuras oli pada oil carter dengan menggunakan pompa portabel dan
dimasukan ke dalam wadah atau dirty oil tank
2. buka seluruh penutup badan motor induk untuk pembersihan oli di dalam oil
carter, buka baut cerat oli untuk membilas kotoran. Pastikan tidak ada
endapan kotoran yang tersisa
3. tutup baut cerat oli dan pasang penutup badan motor induk. Periksa paking
penutup badan motor induk, ganti bila perlu
4. lakukan pengisian oli baru pada batas maksimal di stik penduga.

31
Oil Filter
1. Buka baut penutup atas rumah filter dan baut cerat. Kuras oli pada oil
filter
2. ganti baru semua filter cartridge
3. pastikan tidak ada udara pada rumah pompa.

Pelumasan awal
1. Lakukan tahapan pelumasan awal, yang perlu diperhatikan pada saat
pelumasan awal adalah jumlah oli pada oil carter yang berkurang
dikarenakan adanya sirkulasi oli pada oil cooler dan perpipaan. Lakukan
penambahan jumlah oli di oilcarter;
2. periksa kebocoran pada sistem dan perhatikan tekanan sirkulasi oli 3-4
kg/cm2. Putar roda gila agar sirkulasi oli baru sempurna ke elemen-
elemen motor induk.

32
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada Sistem Pelumasan.
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum Anda mengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan prinsip kerja sistem pelumasan motor diesel penggerak kapal!
2. Sebutkan komponen sistem pelumasan tersebut!
3. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan saringan minyak pelumas pada motor
induk!
4. Jelaskan tahapan kerja dalam mengganti oli motor induk!
5. Jelaskan pelumasan awal!

33
Tes Pengetahuan
1. Pada gambar penyaringan minyak pelumas dilakukan pada komponen:
a. A dan D
b. A, B, C, D dan E
c. E dan B
d. C dan D

2. Sebelum pengoperasian dilakukan pemeriksaan Jumlah oli melalui tongkat ukur oli
pada komponen:
a. A
b. B
c. E
d. D
3. Pendinginan oli dilakukan pada komponen:
a. B
b. E
c. A
d. D
4. Oil Control pada sistem pelumasan bekerja berdasarkan:
a. Suhu
b. Putaran
c. Tekanan
d. Viskositas

34
5. Pelumasan Awal wajib dilakukan sebelum pengoperasian, dengan cara memompa
oli dari carter sambil dilakukan:
a. Memompa bahan bakar
b. Memeriksa kebocoran
c. Memutar roda gila
d. Memutar poros baling-baling

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x100%
Jumlah keseluruhansoal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

35
UNIT KOMPETENSI 4
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM START

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat dan memperbaiki sistem start
motor diesel penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem start udara tekan
pada motor diesel penggerak kapal dengan benar.
 Motor Induk dapat berjalan stasioner.

Uraian Materi :
Untuk menjalankan motor diperlukan tenaga awal dari luar motor itu. Ada dua tenaga
yang biasa digunakan untuk start, yaitu tenaga listrik dan tenaga udara tekan. Motor-
motor dengan daya sekitar 100 kW biasanya distart dengan menggunakan tenaga listrik
dari aki, misalnya seperti sistem start pada mobil, sedangkan Motor yang dayanya lebih
besar dari itu menggunakan tenaga udara tekan. Jadi, ada dua sistem start yakni Electric
Starting System dan Air Starting System. Dalam modul ini hanya akan dijelaskan sistem
start dengan udara tekan. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem ini antara lain
Two-stage Air Compressor (kompresor udara dua tingkat), Air Tank (botol angin), Starting
Valve (katup start), Air Distribution Valve (katup pengatur udara), Piping and Fitting.

A. Menjelaskan Prinsip dan Fungsi Komponen Sistem Start Udara Tekan


Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian adalah memastikan tekanan dalam
botol angin > 15 kg/cm2. Bila kurang dari itu maka bukalah keran-keran pengisian
angin lalu jalankan kompresor udara. Jika tekanan angin sudah mencukupi, pastikan
tidak ada air kondensasi dalam botol dengan cara mambuka-tutup keran cerat
beberapa kali. Buka tutup keran tidak cukup hanya sekali karena air kondensasi
berkumpul lambat tapi yang keluar itu cepat.
Selanjutnya, bukalah keran-keran pada sistem udara start, lalu dengan
mengangkat handelStarting Valve, motor akan diputar paksa melalui tekanan udara
pada Piston secara bergantian. Dalam keadaan normal maka motor akan hidup.
Pekerjaan mengangkat handelStarting Valve adalah pekerjaan terakhir yaitu setelah
melakukan rangkaian kerja pemeriksaan dan pengoperasian pada sistem-sistem
yang lain.

36
1. Two-stage Air Compressor (Kompresor Udara Dua- Tingkat)
Kompresor udara kerap terlihat digunakan oleh bengkel atau warung
tambal ban. Kompresor itu umumnya kompresor satu-tingkat yang hanya bisa
menyimpan udara-tekan maksimum hingga 10 kg/cm2. Tekanan udara
minimum untuk start motor diesel kapal adalah sekitar 15 kg/cm 2, untuk itu
diperlukan kompresor dua-tingkat. Kompresor dua-tingkat maksudnya: Udara
yang masuk ke kompresor tingkat pertama itu bertekanan 1 atm (1 kg/cm 2)
lalu ditekan dan masuk ke kompresor tingkat ke dua, maka tekanan akhir bisa
mencapai 30 kg/cm2. Kompresor dua-tingkat ini harus ada dua unit di kapal.
Satu untuk operasi normal yang digerakkan oleh motor listrik, satu lagi untuk
darurat yang digerakkan oleh motor diesel kecil.
2. Air Tank (Botol Angin)
Tangki udara atau kerap disebut botol angin, karena bentuknya seperti
botol, mampu menyimpan udara bertekanan maksimum 50 kg/cm2. Udara start

biasanya selalu dijaga tersedia 30 kg/cm2. Untuk membatasi tekanan kerja itu,
sebuah Pressure Switch akan memutuskan aliran listrik ke motor kompressor
jika tekanan itu tercapai, dan Savety Valve (katup pengaman) akan bekerja
melepaskan tekanan udara jika melebihi 30 kg/cm 2. Untuk menjaga
keselamatan, botol ini setiap tahun diperiksa oleh Kementerian Tenaga Kerja
untuk mendapatkan sertifikatkelayakan.
3. Starting Valve (KatupStart)
Starting Valve dipasang pada setiap Cylider Head (kepala silinder) Motor
Induk. Katup ini bekerja menutup dan membuka berdasarkan mekanisme
tekanan juga, tekanan udara dan tekanan pegas. Jika katup terbuka, udara
tekan dari botol angin akan menekan Piston turun ke TMB lalu tenaga
kinetiknya terserap di Fly Wheel (roda gila) dan dilepaskan lagi ke Piston
melalui Crank Shaft (poros engkol) menggerakkan Piston naik ke TMA dan
sebelum tiba di TMA bahan bakardisemprotkan oleh Injection Pump
sehingga timbul energi baru dari hasil pembakaran dan Piston didorong
kembali ke TMB oleh energi pembakaran itu, dan seterusnya. Ingat
prinsip kerja motordiesel.

37
4. Air Distribution Valve (Katup Pembagi Udara)
Air Distribution Valve adalah katup yang mendistribusikan (membagikan)
udara tekan ke dalam silinder yang pistonnya tepat berada di posisi setelah
TMA (mulai menuju TMB), yaitu permulaan awal langkah hisap. Jadi, katup ini
tidak memberikan udara tekan ke dalam semua silinder secara bersamaan.
Katup ini hanya mengalirkan udara tekan ke dalam silider yang pistonnya
sesuai posisi tadi (sedang mulai menuju TMB). Setelah motor berjalan, katup ini
tidak berguna lagi dan katup botol angin pun harus ditutup. Namun demikian,
mekanisme katup ini terus berjalan dan harus dilumasi secara manual jika yang
otomatis tidak tersedia.
5. Piping and Fitting
Pipa-pipa yang digunakan pada sistem udara tekan adalah jenis pipa gas
yang mampu menahan tekanan tinggi. Demikian juga stop valve (keran-
keran/katup- katup) adalah tipe jarum, bukan keran biasa, tipe daun. Paking-
paking pada setiap persambungan pipa pun adalah jenis O-Ring (cincin karet yg
khusus). Peralatan lain yang terangkai pada sistem udara start adalah Pressure
Gauge (untuk mengontrol sisa tekanan botol), Pressure Switch (untuk
membatasi kerja kompresor), Savety Valve (untuk membatasi tekanan botol).
B. Memeriksa Kompresor udara
Pemeriksaan dilakukan setiap hari terhadap jumlah oli, suhu dan tekanan
udara dan peralatan otomatis. Sedangkan perawatan dan perbaikan pada
pembongkaran dilakukan setiap 1000 jam kerja atau setiap 2 tahun.
Pemeriksaan komponen juga dilakukan pada saat pembongkaran mengikuti
langkah-langkah pembongkaran sebagai berikut:
1. Periksa kondisi Katup LP dan katup HP dengan membuka kepala silinder,
rekondisi atau ganti bila perlu
2. Periksa kondisi piston dan batang hubung dengan membuka penutup
depan crankcase dan lepas plat pengunci di ujung crankpin, lepas silinder
dari crankcase, putar as sampai piston berada di TMA dan geser keluar
batang hubung daricrankpin.
3. Periksa bantalan cranshaft dengan melepas cincin luar batang hubung
menggunakan tekanan hidrolik, lepas cincin dalam dari crankpin dengan
pemanasan kemudian tekan. Ganti baru pada cincin luar apabila dilakukan
pemasangan dan lakukan pemanasan pada cincin dalam sebelum
dipasang ke dalampin.
4. Periksa bantalan pin dengan melepas cincin-cincin, tekan keluar pin.

38
5. Periksa bantalan utama dengan melepas kipas dan roda gila, kendorkan
baut pengikat rumah bantalan dan tarik rumah bantalan dan crankshaft
keluar dari crankcase. Lepas cincin-cincin dalam rumah bantalan

dan tarik keluar cranshaft lengkap dengan bantalan dari rumah bantalan.
Tarik bantalan dari poros.
Pada saat pemasangan sebaiknya oli, paking, ring/cincin sebaiknya
diganti baru. Pada bantalan yang sudah aus harus diganti baru.

C. Merawat Botol Angin dan Katup


Adapun hal yang khusus diperhatikan dan diperiksa setiap hari dalam
merawat botol angin adalah sebagai berikut:
1. Membuang uap air atau embun di dalam botol dengan membuka katup cerat;
2. Jaga kebersihkan botol angin untuk pencegahan korosif dari luar, dan jauhkan
dari bahaya benturan.
3. Menjaga suhu ruang kamarmesin
4. Selalu memeriksa tekanan botol angin untuk melihat kebocoran yang ada.
Karena apabila ada kebocoran maka kerja kompresor akan berulang-ulang dan
perlakuan perubahan tekanan pada botol angin pun terlalu sering.
5. Periksa kebocoran yang mungkin terjadi pada katup starting, katup pengaman,
katup cerat, katup pengisian dan perpipaan. Kebocoran bisa terjadi pada:
a. Packing Poros pada katup; kencangkan cakram paking atau ganti baru paking
bila perlu.
b. Kerusakan dudukan katup atau kotor; bongkar katup dan bersihkan atau
rekondisi dudukan
c. Apabila terjadi kebocoran pada katup pengaman sebaiknya ganti baru.

39
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para Siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada SistemStart
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum Anda mengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan pengertian kompresor udara dua tingkat!
2. Sebutkan komponen sistem start udara tekan tersebut!
3. Sebutkan apa saja yang diperiksa dalam merawat botol angin !

40
Tes Pengetahuan
1. Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam membongkar kompresor
udara adalah, kecuali:
a. Periksa bantalan utama dengan melepas kipas dan roda gila
b. Periksa bantalan pin dengan melepas cincin-cincin, tekan keluar pin.
c. Periksa kebocoran yang mungkin terjadi pada katup starting
d. Periksa kondisi Katup LP dan katup HP dengan membuka kepala silinder
2. Katup pada botol angin yang terbuka katupnya apabila tekanan udara melebihi 30
kg/cm2 adalah katup:
a. Pengaman
b. Distribusi
c. Start
d. Pengisian
3. Membuang uap air hasil udara yang terkondensasi melalui:
a. SavetyValve
b. FillingValve
c. DeliveryValve
d. DrainValve
4. Kebocoran pada katup start sering diakibatkanoleh:
a. Paking yangrusak
b. Tekanan tinggi
c. Uap air hasil udara yang terkondensasi
d. a, b dan c benar
5. Overhaul setiap 1000 jam kerja atau 2 Tahun,artinya:
a. Lakukan overhaul tepat di 1000 jam kerja pada tahun kedua.
b. Lakukan overhaul tepat pada tahun kedua, meskipun kurang dari 1000 jam
kerja
c. Lakukan overhaul tepat di tahun kedua, meskipun lebih dari 1000 jam kerja
d. Lakukan overhaul tepat di 1000 jam kerja, meskipun lebih dari 2 tahun

41
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x100%
Jumlah keseluruhansoal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

42
UNIT KOMPETENSI 5
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM BAHAN BAKAR

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat sistem pelumasan motor diesel
penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar motor
diesel penggerak kapal dengan benar.
 Tidak adanya tanda peringatan (alarm) yang terjadi pada tekanan sistem bahan bakar
saat instalasi tenaga penggerak kapal beroperasi.

Uraian Materi :
Pada mesin diesel hanya udara bersih yang dihisap dan dikompresikan. Bahan
bakar dan udara dicampur di dalam silinder dengan cara setelah udara dikompresikan,
bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran.
Persyaratan tekanan udara kompresi 1,5-4 MPa (15-40 bar) sehingga temperatur udara
naik 700-900 °C. Bahan bakar harus dikabutkan halus oleh pompa injeksi pada tekanan
(100-250bar).
Ada dua cara penyemprotan bahan bakar ke dalam ruang bakar yaitu Injeksi
langsung dan Injeksi tak langsung. Injeksi langsung dimana injection
nozzlemenyemprotkan bahan bakar langsung ke ruang bakar utama (main combustion
chamber) pada akhir langkah kompresi. Udara tertekan dan menerima pusaran cepat
akibatnya suhu dan tekanannya naik bahan bakar cepat menguap dan menyala dengan
sendirinya setelah disemprotkan.
Injeksi tidak langsung dimana bahan bakar disemprotkan oleh injection
nozzle ke kamar depan (precombustion chamber). Udara yang dikompresikan oleh
torak memasuki kamar pusar dan membentuk aliran turbulensi di tempat bahan bakar
yang diinjeksikan. Tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar akan mengalir ke
ruang bakar utama melalui saluran transfer untuk menyelesaikan pembakaran.

A. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar


Pada sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan
bakar dari tangki bahan bakar induk ke tanki harian (FO Daily Tank). Bahan bakar
dipompa (Boost Pump) dan disaring oleh rotring filter dan duplex filter sebelum
dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar. Dari pompa injeksi selanjutnya melalui
pipa injeksi bahan bakar dialirkan ke injektor untuk diinjeksikan ke ruang bakar.

43
Rangkaian komponen sistem bahan bakar motor diesel kapal dapat dilihat pada
Gambar 10.

Gambar 9. Sistem Bahan Bakar

1. FO Main Tank (Tangki Induk Bahan-bakar)


Main Tank biasanya adalah bagian lambung kapal di bawah dek. Tangki-
tangki di bawah dek ini untuk menyimpan air dan bahan bakar. Tangki bagian
dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan bakar terdapat fuel sounder
gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan bakar yang ada dalam
tangki. Jumlah bahan bakar dapat juga diukur melalui lubang sounding. Dari
lubang itu dimasukkan pita pengukur (meteran loham) lalu jejak basah dicatat
dan datanya diterapkan pada Sounding Tabel utk mengetahui jumlah baham
bakar yang ada di dalam tangki. Tangki ini biasa dibersihkan secara berkala
dengan pengurasan bahan bakar di dalam tangki dan dilakukan pelapisan
anti karat. Ini dilakukan pada saat docking atau 2 – 4 tahun sekali.
2. Feed Pump dan Boost Pump:
Feed Pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki induk dan
menekannya ke tangki harian. Kerja ini dapat dilakukan secara otomatis
dengan bantuan Floating Switch (Saklar Apung), di mana saklar akan
menghidupkan atau memutus aliran arus ke motor pompa. Boost Pump ialah
untuk mendorong bahan bakar dari tangki harian ke injector pump agar tekanan
isap injektor pun menjadi selalu positip. Jenis pompa yang dipakai pada

44
umunya pompa roda gigi. Perawatan yang dilakukan adalah pengecekan
clearence roda gigi, double ball bearing, ball set bearing, perbaikan bushing,
penggantian seal ataupun mechanical seal dan rekondisi rumah pompa serta
kelurusan as-as rodagigi.
3. Fuel Oil Daily Tank (Tangki Harian Bahan-bakar)
Untuk menyimpan bahan bakar, yang siap dipakai dengan dilengkapi gelas
duga , pipa pernapasan dan cerat buang sedimen baik air dan kotoran yang
bercampur dengan bahan bakar. Pengurasan Tangki dan pelapisan bahan
antikarat.
4. Rotring Filter dan Duplex Filter
Rotring Filter adalah untuk menyaring bahan bakar dengan menyerap
kotoran yang bercampur pada bahan bakar. Kotoran bisa datang dari kapal
tongkang pengisi bahan bakar, bisa juga karena kondensasi di dalam tangki
kapal, baik di dalam Main Tank atau pun di dalam FO Daily Tank. Duplex Filter
adalah untuk menyaring bahan bakar dengan menjebak kotoran halus yang
masih ada tercampur pada bahan bakar. Duplex artinya dua filter yg bisa bekerja
paralel atau satu-satu. Karena motor induk adalah jenis berkelanjutan, maka
dengan Duplex Filter saringan dapat dibersihkan secara bergantian tanpa harus
menghentikan Motor Induk. Perawatan yang dilakukan adalah membersihkan
ataupun mengganti filter tersebut. Jangka waktu yang dilakukan dalam hal ini
sangat bergantung pada perawatan tangki bahan bakar dan kualitas bahan bakar
itu sendiri.
5. Injection Pump (Pompa Pengabut)
Injection Pump berfungsi untuk menekan bahan bakar yang dari Booster
Pump ke Injector (Pengabut). Waktu pengabutan dan gerakan penekanan
bahan bakar oleh pompa adalah sesuai dengan Firing Order (urutan
pembakaran). Mekanisme plunyer pada pompa digerakkan melalui Cam
(bubungan) yang diputar oleh motor itu sendiri. Gerak lurus bolak-balik dari
plunyer ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke Injector (pengabut).
Hal yg perlu diperhatikan adalah melakukan pelumasan pada bagian indikator
rack, dan pengecekan serta penyetelan secara berkala, baik plunyer, cam dan
waktu bahan bakar. Kaliberasi pompa hanya bisa dilakukan olehahlinya.
6. Injector (Pengabut)
Injector berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan
bakar ke dalam silider yang bertekanan. Udara yang ditekan oleh piston
di dalam silinder dapat mencapai 50 atm akan menaikkan suhu udara tersebut.

45
Jika bahan-bakar yang ditekan oleh Injection Pump dan menjadi berbentuk
kabut ke dalamnya, maka akan terjadi ledakan pembakaran. Energi
pembakaran inilah yang kemudian menjadi tenaga mekanik yang diteruskan
melalui Connecting Rod (batang torak) ke Crank Shaft (poros engkol) yang
kemudian diteruskan ke Propeller melalui sistem transmisi daya. Perawatan
yang kerap dilakukan adalah pembersihan nozel dan lubang-lubangnya.
Pengetesan tekanan Injektor secara berkala pun harus dilakukan untuk
mendapatkan pengabutan yang sempurna. Antara nozzle body dan
needle valve dikerjakan dengan sangat presisi dengan toleransi 1/1000 mm.
Karena itu, kedua komponen itu dalam proses penggantiannya harus secara
bersama-sama.

B. Mengganti Filter Bahan Bakar


Tipe filter yang dimaksud adalah tipe duplex. Adapun langkah-langkah
pergantian filter adalah sebagai berikut:
1. Atur katup T secara perlahan pada posisi tertutup pada filter yang akan
dibersihkan. Pada saat memindahkan posisi T harus diperhatikan indikator
tekanan bahan bakar
2. kuras bahan bakar dengan mengendorkan baut di atas penutup rumah filter
dan membuka baut cerat bahan bakar di bawah rumah filter
3. kendorkan dan lepas penutup, angkat filter cartridge bahan bakar. Filter
cartridge tidak bisa dibersihkan maka harus diganti dengan yang baru
4. bersihkan rumah filter dan bilas dengan bahan bakar yang bersih,
penyemprotan udara tekan tidak diperlukan
5. pasang filter cartridge yang baru, pastikan tepat pada dudukannya;
6. pasang penutup rumah filter dan kencangkan bautnya secara silang merata
7. pasang baut cerat dan atur katup T terbuka sedikit untuk mengisi bahan bakar
dan membuang udara yang berada di rumah filter. Lalu kencangkan secara
perlahan baut di atas penutup rumah pompa
8. Cek kebocoran.

C. Menyetel Katup
Prosedur Penyetelan Katup adalah sebagai berikut:
1. Buka Katup dikompresi
2. Lakukan pelumasan awal agar bantalan metal lebih dahulu terlumasi pada
saat memutar roda gila untuk keperluan penyetelan katup
3. Putar roda gila dan stop pada posisi garis1/6.

46
4. Cek kedua push rod pada hisap dan buang di silinder nomor 1 dan nomor 6.
Apabila pada silinder no 1 kedua push rod tersebut mudah di putar maka
posisi piston nomor 1 pada TMA.
Katup Hisap
1. Kendorkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod dan penyangga
rockerarm.
2. Tempatkan bilah pengukur (0.5 mm) di atas ujung poros katup hisap di
bawah penyangga rocker arm bagian dalam.
3. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah
dirasakan tepat lalu kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push
rod.
4. Tempatkan bilah pengukur lainnya dengan jarak yang sama di atas ujung
poros katup hisap di bawah penyangga bagian luar.

5. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah


dirasakan tepat lalu kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas
penyangga rocker arm.

Gambar 10. Penyetelan Katup Hisap


Katup Buang

Prosedur penyetelan pada katup buang sama dengan penyetelan pada katup
hisap yang membedakan adalah jarak bilah ukurnya yakni 0.9 mm. Setelah
penyetelan katup pada silinder nomor 1 dilakukan dilanjutkan pada silinder
yang lainnya sesuai urutan pembakaran.

47
Gambar 11. Penyetelan Katup Buang

D. Men-“test” dan Menyetel Pengabut Bahan Bakar

Yang paling efektif untuk memeriksa injektor (pengabut bahan bakar)


dengan cara memeriksanya dan melakukan penyetelan bila diperlukan. Adapun
prosedur pemeriksaan injektor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hubungkan injektor dengan tes injektor melalui pipa tekanan tinggi A


2. Putuskan hubungan alat ukur tekanan B dengan keran D, pompa injektor
melalui handel pompa beberapakali.
3. Gerakan pompa handel yang kuat dengan tempo 3-6 turun ke bawah per
detik untuk mengecek apakah nozzle dan lubang pengabutan sudah
sempurna.Hubungkan alat ukur tekanan dan cek tekanan awal dengan
memompa handel perlahan sampai nozzle terbuka dengan desisan lembut.

48
4. Hubungkan alat ukur tekanan dan cek tekanan awal dengan memompa
handel perlahan sampai nozzle terbuka dengan desisan lembut.
5. Sesuaikan tekanan yang ditentukan pada buku manual apabila ada
perbedaan dengan cara menyetel pegas melalui sekrup penyetel C.
6. Cek apakah ada penetesan yang terjadi pada saat tekanan ditahan sekitar
7-8 detik dan tekanan turun kira-kira 10 bar. Apabila hal tersebut terjadi
maka bersihkan permukaan nozzle, spindel dan spindle guide atau ganti
bila perlu.

49
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada Sistem Bahan Bakar
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum Anda mengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan prinsip kerja sistem bahan bakar motor diesel penggerak kapal!
2. Sebutkan komponen sistem bahan bakar tersebut!
3. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan saringan duplex bahan bakar pada
motor induk!
4. Jelaskan tahapan kerja dalam memeriksa injector!
5. Jelaskan tahapan kerja dalam menyetel katup!

50
Tes Pengetahuan
1. Komponen yang berfungsi sebagai pengabut bahan bakar adalah:
a. D
b. I
c. G
d. F

2. Sirkulasi sistem bahan bakar secara berurutanadalah:


a. A-B-C-D-E-F-G-H-I
b. A-C-B-D-E-F-I-G
c. A-C-B-D-E-F-G-H-I
d. H-G-I-F-E-D-B-C-A
3. Perawatan Pengurasan bahan bakar dan pemberian pelapisan anti karat secara
berkala dilakukan pada komponen:
a. E danF
b. C danD
c. I dan G
d. A danB
4. Bahan bakar yang bercampur endapan air dan kotoran dapat dibersihkan melalui
komponen-komponen:
a. E-F-I
b. B-E-F
c. B-D-E-F
d. a, b dan c benar
5. Penyetelan tekanan bahan bakar yang disemprotkan dan penyetelan Timing/Firing
Order bahan bakar dilakukan pada komponen:
a. G dan I
b. C dan D
c. E dan F
d. A dan B

51
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x 100%
Jumlah keseluruhan soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah


dipelajari mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

52
UNIT KOMPETENSI 6
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI SISTEM KONTROL

Standar Unit Kompetensi :


Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat dan memperbaiki sistem kontrol
motor diesel penggerak kapal.

Indikator Keberhasilan :
 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem kontrol motor diesel
penggerak kapal p dengan benar.
 Sistem kontrol berfungsi dengan baik.

Uraian Materi : Pengertian


Pengertian sistem kontrol berkaitan erat dengan otomatisasi. Otomatisasi adalah
penggantian peran manusia sebagai pengontrol/pengendali dengan alat instrument
pengendali (controller) yang bekerja secara otomat atau yang disebut otomat controller.
Dengan demikian pengendalian otomat adalah pengendalian terhadap proses atau sistem
tanpa melibatkan peran manusia secara langsung.
Istilah

1. Desired Value (DV) adalah harga atau nilai yang dikehendaki dari suatu proses atau
system yang dikendalikan. Dalam sistem pengendalian otomat, nilai ini diatur atau di
tentukan dalam bentuk set point pada controller.

2. Measured Value (MV) adalah harga atau nilai yang di kendalikan/nilai yang diukur.
3. Deviasi adalah salah satu bentuk hasil pembandingan antara harga yang
sebenarnya dengan harga yang diinginkan dan dilakukan oleh komparator.

A. Jenis-jenis pengendalian

Jenis-jenis pengendalian yang harus dilakukan pada motor induk membuat


kapal dapat berfungsi sebagai alat tranportasi yang aman dan efisien antara lain
adalah pengendalian terhadap:
1. Suhu (Temperature Controller) yakni pada sistem air tawar pendingin mesin
induk, sistem pelumasan baik untuk mesin induk, sistem bahan bakar dan
pendingin udara bilas.
2. Tekanan (Pressure Controller) yakni pada botol angin, sistem pelumasan, sistem
pendinginan dan sistem bahan bakar.

53
3. Tinggi permukaan cairan (Level Cotroller) yakni pada bahan bakar atau minyak
lumas ditangki-tangki, air pendingin ditangki ekspansi dan air got(bilge).
4. Putaran (Revolution controller) yakni pada putaran mesin induk.

B. Persyaratan Keselamatan
Adapun persyaratan sistem kontrol terhadap keselamatan kapal adalah
sebagai berikut:

1. Disediakan sistem kontrol dianjungan untuk mengoperasikan mesin induk.


2. Harus dilengkapi dengan cara yang dapat dipercaya untuk menghentikan
mesin induk bila sistem kontrol gagal.
3. Harus dilengkapi dengan sistem alarm untuk mengetahui kesalahan dalam
pemberian tenaga ke sistem kontrol.
4. Harus disiapkan dua cara komunikasi antara anjungan dan kamar mesin, satu
di antaranya harus bebas dari pemberian energi induk.
5. Dilengkapi dengan cara manual mengolah gerak dalam kamar mesin.

C. Penyetelan dan Pengetesan Pada TekananDeviasi


1. Penyetelan
a. Kendorkan baut pengunci pada poros penyetel dan atur area poros di (10)
dengan membaca skala di (11) lihat gambar.
b. Lakukan selisih setelan dengan poros di (13) dengan membaca skala di (14)
c. Kencangkan baut pengunci setelah penyetelan. Jika knop deviasi tekanan
bergerak keluar di tekanan rendah, sebaiknya dicek jika ini adalah karena
perbedaan nilai yang disetel terlalu tinggi.

54
Gambar 13.Tekanan Deviasi

2. Pengetesan Deviasi Tekanan


Adapun langkah-langkah untuk mengetes deviasi tekanan adalah sebagai
berikut:
a. Tutup tekanan pada katup (9)
b. Bongkar baut plug (8)
c. Pasang alat tes tekanan pada kopel.
d. Tekanan dinaikan sampai knop bergerak keluar, lepas tekanan secara
perlahan dan cek gerakan kembalinya knop di tekanan yang terbaca sebagai
poinalarm.
D. Penyetelan dan Pengetesan TekananTransmiter
Tekanan Transmiter adalah tekanan nyata yang dirubah menjadi sinyal
listrik berhubungan dengan tekanan.
1. Penyetelan
Nilai limit alarm baik maksimal dan minimal diatur di dalam tempat alarm yang
dilakukan secara digital dengan hanya menyetel angka-angka pada monitor
ataupun display.

55
2. Pengetesan
Pengetesan juga dapat dilakukan pada tekanan transmitter dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Tutup tekanan pada katup (9)
b. Lepas baut plug(8)
c. Dudukan alat tes tekanan pada kopel.

Gambar 14. Tekanan Transmiter

d. Tekanan dinaikan dalam batasan kerja transmiter. Transmiter akan mengirim


sinyal listrik, dapat terbaca dari unit instrumen. Apabila tidak ada unit
instrumen pengetesan dapat dilakukan pada transmiter dengan melihat
apakah alarm mati atau bekerja pada saat pencapaian limit tekanan yang
disetel.

E. Alarm Level
Alarm level yang terlihat pada gambar adalah yang biasanya digunakan pada
tinggi-rendahnya level cairan. Fungsinya adalah sama hanya tergantung dimana
mereka akan digunakan. Pada prinsipnya alarm level terdiri dari pelampung
magnetik yang mengikuti pergerakan cairan. Alarm level kemungkinan juga
disambung langsung dengan alarm, biasanya menggunakan tombol tutup (NC)
jadi alarm mati apabila sirkuitter putus.

56
Gambar 15. Alarm Level

1. Penyetelan
Fungsi tombol terbuka normal (NO) atau tertutup normal akan bekerja dengan
posisi pelampung 180°.
2. Pengetesan
a. Lepas alarm level
b. Cek apakah alarm bekerja ketika pelampung digerakan
c. Pasang kembali alarm level

F. Penyetelan dan Pengetesan Temperatur Pt 100


Sensor Pt 100 terdiri dari sebuah kawat tahanan temperatur. Bermacam
bentuknya tergantung kegunaan pengukurannya. Pada gambar terlihat sensor
tipe Pt 100 untuk mengukur temperatur cairan. Sensor terbuat dari platinum (Pt)
dengan sebuah tahanan 100 ohm pada suhu 0°C, maka dinamakan Pt 100.
Adapun formula karakteristik sensor tersebut adalahR=100(Ohm)+T(°C)xK.
1. Penyetelan
Sensor Pt 100 tidak dapat disetel, hanya dapat disetel
di tempat alarm. Koneksi antara sensor tahanan dan ukuran
temperatur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Pt 100 Sensor Tahanan

57
2. Pengetesan
Pengetesan fungsi sensor Pt 100 adalah sebagai berikut:
a. Lepas sensor padaslot.
b. Tes sensor dengan mencelupkan nya ke air menjadi sebuah
kontrol temperatur air mandi. Dapat terbaca dari unit instrumen,
jika tidak ada unit instrument pengetesan dapat dilakukan dengan
melihat apakah alarm mati atau bekerja

Gambar 16. Pt 100

pada saat pencapaian limit temperatur yang disetel.


Pengetesan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan
ohmmeter sebagai sensor tahanan yang diukur berdasarkan
pada suhu pada tabel di atas.

58
EVALUASI

Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para siswa/siswi dalam
menguasai materi modul ini.

Petunjuk
Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal ini
pada Sistem Kontrol
2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum Anda mengerti
3. Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini

Latihan
1. Jelaskan pengertian dari sistem kontrol!
2. Sebutkan jenis-jenis pengendalian pada sistem kontrol dan penggunaannya!
3. Sebutkan langkah-langkah pengetesan pada pelampung alarm level!

59
Tes Pengetahuan
1. Harga atau nilai yang di kendalikan/nilai yang di ukur pada alat
kontrol disebut:
a. Measured Value
b. Desired Value
c. Deviasi Value
d. Feed Back
2. Pt 100 adalah alat kontrol yang bekerja berdasarkan:
a. Tekanan dan Putaran
b. Temperatur dan Tekanan
c. Tahanan dan Temperatur
d. Putaran dan Temperatur
3. Sistem pengaman pada tangki harian bahan bakar terletak pada alat kontrol:
a. Floating
b. RPM
c. Solenoid Valve
d. Pt 100
4. Rusaknya alat kontrol pada mesin induk dapat dideteksi dengan melakukan:
a. Pengetesan danPenyetelan
b. Pembongkaran
c. Adanya bunyi alarm
d. a, b dan c benar
5. Alat kontrol Deviasi Tekanan sistem pelumasan pada motor induk digunakan
pada:
a. Pompa Standby Minyak Pelumas

b. Pompa air pendingin Oil Cooler

c. Heat Exchanger

d. a, b dan c benar

60
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang
modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi.

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan= x 100%
Jumlah keseluruhan soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik


81 % s.d 90,00 % : Baik
71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulang materi.

61
PENUTUP

Modul ini disusun dengan menggunakan sistem pelatihan berbasis kompetensi


sebagai acuan dalam proses belajar mengajar pada Teaching Factory dengan mata diklat
Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak Kapal Ikan. Modul kteknikan ini
ditujukan bagi para pemula dengan pemperhatikan pengetahuan, keterampilan dasar
yang diperlukan dalam bekerja di kapal pada level tingkat mula atau setara dengan
jabatan Oiler.
Diiharapkan bahwa modul ini dapat menjadi petunjuk praktis untuk mempelajari
sistem-sistem yang terdapat pada motor penggerak kapal dan menguasai prinsip kerja
komponen-komponen pada masing-masing sistem dan lebih jauh lagi dapat merawat
komponen-komponen sistem tersebut dengan baik dan benar. Penekanan utamanya
adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan dengan
modul Tefa ini.
Dalam Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi, fokusnya tertuju kepada pencapaian
kompetensi dan bukan pada pencapaian atau pemenuhan waktu tertentu. Dengan
demikian maka dimungkinkan setiap peserta pelatihan memerlukan atau menghabiskan
waktu yang berbeda-beda dalam mencapai suatu kompetensi tertentu.

62
KUNCI JAWABAN

 KUNCI JAWABAN SISTEM TRANSMISI DAYA

Latihan
1. Sistem rangkaian komponen-komponen yang bersumber dari main engine yang
ditansmisikan dayanya melalui reduction gear, bantalan tekan, kopling, poros
baling-baling, bantalan poros dan tabung poros yang berguna untuk
menggerakkan kapal atau menunjang gerakan atau olah gerak kapal melalui
putaranbaling-baling.
2. Motor Induk, Reduction gear, Bantalan tekan, Kopling, Poros baling-baling,
Bantalan poros, Tabung poros dan Baling- baling.
3. Langkah-langkah membersihkan alat penukar panas tipe tabung:
a. Mempersiapkan peralatan dan memberikan tanda pada
sambungan penutup.
b. Tutup saluran air pendingin dan buka cerat pengurasannya pada alat penukar
panas.
c. Buka kedua penutup alat penukar panas, lalu bersihkan tutup tersebut, pada
media pendingin air laut terdapat zink anode yang harus diganti baru pada
cover tersebut.
d. Perhatikan kondisi penutup, berikan lapisan bahan anti karat bila perlu.
e. Ganti baru packing penutup.
f. Bersihkan lubang selongsong alat penukar panas.
g. Lakukan tes kebocoran
h. Buang udara
4. GAP adalah nilai pengukuran jarak bebas horisontal antara sudut kopel dalam mm,
sedangkan SAG nilai pengukuran jarak bebas vertikal antara sudut kopel dalam
5. Melakukan pengetesan terhadap kemungkinan kebocoran air pendingin dengan
cara memberi lapisan detektor air pada ujung stik penduga, apabila warnanya
berubah dari coklat menjadi merah, maka minyak pelumas sudah tercampur air.

63
Tes Pengetahuan
1. b
2. d
3. a
4. c
5. c

 KUNCI JAWABAN SISTEM AIR PENDINGIN

Latihan
1. Pendinginan pada motor bakar dimana silinder motor bakar dan komponen lainnya
didinginkan dengan air tawar kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut
secara terpisah selanjutnya air tawar tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan
motor bakar. Jadi yang selalu bergantian adalah air laut sedangkan air tawar selalu
beredar tetap, demikian siklus ini berjalan secara terus menerus.
2. Katup Induk, Sarangan, Heat Exchanger, Pompa, Tangki Ekspansi, perpipaan dan
keran.
3. Cara Membuka:
a. Tutup keran-keran air tawar dan air laut lalu cerat pendingin air laut sampai
habis sambil mengecek kekedapan keran air laut. Lalu cerat pendingin air
tawar.
b. Periksa batang peluncur dudukan plat, bersihkan terlebih dahulu dari kotoran.
c. Berikan tanda pada plat dengan garis diagonal.
d. Ukur dan catat jarak A kedua dudukan plat
e. Kendorkan dan lepas dahulu batang baut paling atas dan bawah, kecuali ke 4
baut yang tersisa. Pada 4 baut yang tersisa harus dikendorkan secara perlahan
secara diagonal masing-masing 2-3 putaran atau 10-15 mm dan begitu
seterusnya.
f. Geser perlahan dudukan plat dan mulai melepas plat satu persatu.
Membersihkan Plat:
a. Bersihkan plat dari kotoran dengan menggunakan air tawar dan sikat dengan
sikat halus, jangan melukai plat.
b. Lalu bilas dengan air bertekanan

64
Cara memasang plat
a. Periksa permukaan plat, pastikan tidak ada kotoran

b. Sikat ulir pada baut pengikat dan lumasi

c. Cek gasket pada plat usahakan tidak ada yang terlepas

d. Masukan plat secara dengan posisi yang benar

e. Dorong dudukan plat tersebut lalu empat pasang baut pengikat untuk tahanan
awal. Kemudian kencangkan perlahan secara diagonal sambil diukur kedua
jarak dudukan plat sampai ukuran yang ditandai dan dicatat tadi.

f. Pastikan pemasangan plat tidak ada yang terbalik. Lalu tes kebocoran.
4. Prosedur yang dilakukan dalam membersihkan sarangan adalah sebagai berikut:
a. Tutup katup induk dan katup setelah sarangan.

b. Buka penutup atas sarangan secara perlahan untuk memastikan kekedapan


penutupan katup Kingstone dan katup sarangan.
c. Buka filter kawat sarangan, perhatikan letaknya dan bersihkan dari kotoran dan
teritip. Ganti baru zink anode pada filter kawat.
d. Kuras dan bersihkan dudukan paking dan rumah sarangan dari kotoran
danteritip.
e. Beri pelapis bahan anti karat pada rumah sarangan.

f. Pasang filter pada posisi yang tepat.

g. Ganti paking penutup sarangan dan pasang penutup.

h. Buka katup kingstone sedikit untuk membuang udara pada rumah sarangan
sambil melakukan pengencangan baut penutup. Pastikan tidak ada kebocoran
lalu buka penuh.
i. Pastikan tidak ada kebocoran pada penutup sarangan lalu buka penuh katup
kingstone dan katup sarangan.
5. Pemeriksaan pompa dilakukan secara berkala dan tercatat sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Harian yakni rasakan dengan tangan, dilihat dan dengarkan


permukaan rumah bantalan dan rumah pompa serta cek alat ukur manometer,
vakumeter dan ampermeter.
b. Pemeriksaan Bulanan dilakukan dengan mengecek tahanan isolasi motor
pompa tidak boleh kurang 1MΩ.

65
c. Pemeriksaan tiga bulanan yakni mengganti minyak pelumas rumah bantalan
dan cek kondisi gemuk, ganti bila perlu.
d. Pemeriksaan enam bulanan yakni mengganti paking tekan dan selubung
poros, setel ulang kelurusan flange kopling poros.
e. Pemeriksaan Tahunan yakni melakukan bongkar pasang pompa.

Tes Pengetahuan
1. b
2. d
3. b
4. a
5. b

 KUNCI JAWABAN SISTEM SISTEM PELUMASAN

Latihan

1. Ketika motor diesel bekerja, pompa oli turut berputar bersama poros bubungan yang
dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli
pelumas yang berada di carter tersedot oleh pompa dengan terlebih dahulu melalui
strainer di dalam carter. Setelah oli melewati pompa, lalu masuk ke Oil Cooler
(pendingin oli). Setelah keluar dari Oil Cooler lalu oli masuk ke Filter, penyaringan oli
yang kedua yang lebih halus. Setelah disaring, oli dialirkan ke komponen-komponen
yang membutuhkan pelumasan seperti ke main bearing, crank pin bearing, piston
pin bearing, kepala selinder (mekanisme katup), piston pin, kepala piston, cam shaft
bearing, tappet roller guide, dan lain-lain. Sebagian lagi oli menuju indikator minyak
pelumas (Pressure Gauge) dan peralatan kontrol seperti Oil Pressure Switch lalu oli
pelumas kembali lagi turun ke carter secara menetes atau jatuh bebas dan
membawa kotoran-kotoran atau partikel logam hasil gesekan dan juga membawa
panas komponen yang dilaluinya. Begitulah seterusnya, dari carter, oli dihisap
kembali oleh pompa dan di sirkulasikan.
2. Pompa oli, Oil Carter, Filter Oli/Strainer, Oil Cooler, Oil Control dan Indikator.
3. Prosedur yang harus dilakukan untuk membersihkan filter oli adalah sebagai berikut:
a. Putar katup T pada filter dan posisikan pada filter yang akan dibersihkan.
b. Kendorkan baut lubang udara pada penutup atas
c. Buka cerat bagian bawah untuk mengurasoli

66
d. Buka penutup filter
e. Angkat jaring filter tanpa merusak kawat dan lepasfilter
Cartridge (pertama) paling atas.
f. Lepas filter-filter cartridge (kedua dan ketiga). Filter cartridge tidak
bisa dibersihkan oleh karena itu harus diganti baru

g. Bersihkan jaring filter dan pastikan tidak ada jaring kawat yang
rusak.

h. Bersihkan bagian dalam rumah filter dari oli dan kotoran dengan
majun, tidak perlu disemprot dengan udara tekan.

i. Cek kondisi paking dan seal ring, ganti bila perlu

j. Pasang filter-filter cartridge (kedua dan ketiga), Filter cartridge yang


pertama (bagian atas) dipasang setelah jaring filter dipasang. Cek
posisi paking cartridge dan jangan lupa memasang ring-ring antara
cartridge.

k. Pasang penutup atas filter dan kencangkan baut-baut penutup


secara silang merata

l. Pasang baut cerat

m. Kendorkan baut buang udara paling atas sambil memutar katup T


pada posisi siap dioperasikan secara perlahan.

n. Pastikan udara yang berada dalam rumah filter terbuang semua lalu
kencangkan baut tersebut.
4. Prosedur kerja mengganti oli pada motor induk adalah sebagai berikut:
Oil Cooler dan Pipa
a. Lakukan pemanasan motor induk selama 5 menit agar endapan pada oli
bergerak.
b. Matikan motor induk dan buka baut cerat oli di oil cooler dan kendorkan kopel
saluran oli untuk kelancaran pengurasan oli.
c. Pengurasan oil pada perpipaan dapat dilakukan dengan mencerat atau
membuka kopel pipa terbawah secara gravitasi.
d. Pastikan oli sudah terkuras semua di oil cooler dan pipa. Lalu tutup kembali
cerat atau kopel pipa.

67
Oil Carter
a. Kuras oli pada oil carter dengan menggunakan pompa portabel dan dimasukan
ke dalam wadah atau dirty oil tank.
b. Buka seluruh penutup badan motor induk untuk pembersihan oli di dalam oil
carter, buka baut cerat oli untuk membilas kotoran. Pastikan tidak ada endapan
kotoran yang tersisa.
c. Tutup baut cerat oli dan pasang penutup badan motor induk. Periksa paking
penutup badan motor induk, ganti bila perlu.
d. Lakukan pengisian oli baru pada batas maksimal di stik penduga.

Oil Filter
a. Buka baut penutup atas rumah filter dan baut cerat.

Kuras oli pada oil filter

b. Ganti baru semua filter cartridge

c. Pastikan tidak ada udara pada rumah pompa.

Pelumasan awal

a. Lakukan tahapan pelumasan awal, yang perlu diperhatikan pada saat


pelumasan awal adalah jumlah oli pada oil carter yang berkurang dikarenakan
adanya sirkulasi oli pada oil cooler dan perpipaan. Lakukan penambahan
jumlah oli di oil carter.

b. Periksa kebocoran pada sistem dan perhatikan tekanan sirkulasi oli 3-4
kg/cm2. Putar roda gila agar sirkulasi oli baru sempurna ke elemen-elemen
motor induk.

5. Adapun langkah-langkah pelumasan awal adalah sebagai


berikut:
a. Periksa jumlah oil pada oil carter motor induk adalah batasmaksimal.
b. Hidupkan motor pompa pelumas motor induk. Perlu diketahui pompa yang
dimaksud di sini berbeda dengan pompa yang melekat pada motor induk.

c. Perhatikan penunjukan alat ukur tekanan oli motor induk 3-4kg/cm2.


d. Buka katup dekompresi dan putar roda gila beberapa kali bisa secara manual
ataupun dengan udara tekan sehingga minyak pelumas dapat mengalir ke
seluruh elemen mesin yang bergesekan.

68
e. Tutup katup dekompresi.

f. Tidak perlu mematikan motor pompa pelumas tersebut sebelum menjalankan


motor induk, karena ketika motor induk jalan motor pompa akan mati secara
otomatis berdasarkan bacaan setelan tekanan pada alat kontrol.
Jawaban Tes Pengetahuan
1. a
2. b
3. b
4. c
5. c

 KUNCI JAWABAN SISTEM START

Latihan
1. Pengertian Kompresor dua-tingkat yakni Udara yang masuk ke kompresor tingkat
pertama itu bertekanan 1 atm (1 kg/cm2) lalu ditekan dan masuk ke kompresor
tingkat ke dua, maka tekanan akhir bisa mencapai 30kg/cm2.
2. Kompresor dua tingkat, Botol Angin, Katup start, Katup pembagi udara, perpipaan
dan keran.
3. Adapun hal yang khusus diperhatikan dan diperiksa setiap hari dalam merawat botol
angin adalah sebagai berikut:
a. Membuang uap air atau embun di dalam botol dengan membuka katup cerat.
b. Jaga kebersihkan botol angin untuk pencegahan korosif dari luar, dan jauhkan
dari bahaya benturan.
c. Menjaga suhu ruang kamar mesin
d. Selalu memeriksa tekanan botol angin untuk melihat kebocoran yang ada.
Karena apabila ada kebocoran maka kerja kompresor akan berulang-ulang dan
perlakuan perubahan tekanan pada botol angin pun terlalu sering.
e. Periksa kebocoran yang mungkin terjadi pada katup starting, katup pengaman,
katup cerat, katup pengisian dan perpipaan.
Jawaban Tes Pengetahuan
1. c
2. a
3. d
4. a
5. b

69
 KUNCI JAWABAN SISTEM BAHAN BAKAR

Latihan
1. Pada sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan
bakar dari tangki bahan bakar induk ke tanki harian (FO Daily Tank). Bahan bakar
dipompa (Boost Pump) dan disaring oleh rotring filter dan duplex filter sebelum
dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar. Dari pompa injeksi selanjutnya melalui
pipa injeksi bahan bakar dialirkan ke injektor untuk diinjeksikan ke ruangbakar.
2. FO Main Tank, Feed Pump dan Boost Pump, Fuel Oil Daily Tank, Rotring Filter
dan Duplex Filter, Injection Pump dan Injector.
3. Adapun langkah-langkah pergantian filter adalah sebagai berikut:
a. Atur katup T secara perlahan pada posisi tertutup pada filter yang akan
dibersihkan. Pada saat memindahkan posisi T harus diperhatikan indikator
tekanan bahan bakar.

b. Kuras bahan bakar dengan mengendorkan baut di atas penutup rumah filter
dan membuka baut cerat bahan bakar di bawah rumah filter.
c. Kendorkan dan lepas penutup, angkat filter cartridge bahan bakar. Filter
cartridge tidak bisa dibersihkan maka harus diganti dengan yang baru.
d. Bersihkan rumah filter dan bilas dengan bahan bakar yang bersih,
penyemprotan udara tekan tidak diperlukan.
e. Pasang filter cartridge yang baru, pastikan tepat pada dudukannya.
f. Pasang penutup rumah filter dan kencangkan bautnya secara silang merata.
g. Pasang baut cerat dan atur katup T terbuka sedikit untuk mengisi bahan bakar
dan membuang udara yang berada di rumah filter. Lalu kencangkan secara
perlahan baut di atas penutup rumah pompa.
h. Cek kebocoran.

4. Adapun prosedur pemeriksaan injektor dengan mengetes injektor tersebut adalah


sebagai berikut:
a. Hubungkan injektor dengan tes injektor melalui pipa tekanan tinggi.
b. Putuskan hubungan alat ukur tekanan dengan keran, pompa injektor melalui
handel pompa beberapa kali.
c. Gerakan pompa handel yang kuat dengan tempo 3-6 turun ke bawah per detik
untuk mengecek apakah nozzle dan lubang pengabutan sudah sempurna.

d. Hubungkan alat ukur tekanan dan cek tekanan awal dengan memompa handel
perlahan sampai nozzle terbuka dengan desisan lembut.

70
e. Sesuaikan tekanan yang ditentukan pada buku manual apabila ada perbedaan
dengan cara menyetel pegas melalui sekrup penyetel.
f. Cek apakah ada penetesan yang terjadi pada saat tekanan ditahan sekitar 7-8
detik dan tekanan turun kira-kira 10 bar. Apabila hal tersebut terjadi maka
bersihkan permukaan nozzle, spindel dan spindel guide atau ganti bila perlu.
5. Prosedur Penyetelan Katup adalah sebagai berikut:
1. Buka Katup dekompresi
2. Lakukan pelumasan awal agar bantalan metal lebih dahulu terlumasi pada
saat memutar roda gila untuk keperluan penyetelan katup
3. Putar roda gila dan stop pada posisi garis1/6.
4. Cek kedua push rod pada hisap dan buang di silinder nomor 1 dan nomor 6.
Apabila pada silinder no 1 kedua push rod tersebut mudah di putar maka
posisi piston nomor 1 padaTMA.
Katup Hisap
1. Kendorkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod dan penyangga
rockerarm.

2. Tempatkan bilah pengukur (0.5 mm) di atas ujung poros katup hisap di bawah
penyangga rocker arm bagian dalam. Setel jaraknya dengan bilah pengukur
dan sekrup penyetel, setelah dirasakan tepat lalu kencangkan baut pengikat
sekrup penyetel di atas pushrod.

3. Tempatkan bilah pengukur lainnya dengan jarak yang sama di atas ujung
poros katup hisap di bawah penyangga bagian luar.

4. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah dirasakan
tepat lalu kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas penyangga
rockerarm.

Katup Buang
a. Prosedur penyetelan pada katup buang sama dengan penyetelan pada katup
hisap yang membedakan adalah jarak bilah ukurnya yakni 0.9 mm. Setelah
penyetelan katup pada silinder nomor 1 dilakukan dilanjutkan pada silinder
yang lainnya sesuai urutan pembakaran.

71
Jawaban Tes Pengetahuan
1. c
2. b
3. d
4. b
5. a

 KUNCI JAWABAN SISTEM KONTROL

1. Pengertian sistem kontrol berkaitan erat dengan otomatisasi. Otomatisasi adalah


penggantian peran manusia sebagai pengontrol/pengendali dengan alat
instrument pengendali (controller) yang bekerja secara otomat atau yang disebut
otomat controller. Dengan demikian pengendalian otomat adalah pengendalian
terhadap proses atau sistem tanpa melibatkan peran manusia secara langsung.
2. Jenis-jenis pengendalian adalah terhadap:
a. Suhu (Temperature Controller) yakni pada sistem air tawar pendingin
mesin induk, sistem pelumasan baik untuk mesin induk, sistem bahan
bakar dan pendingin udara bilas.
b. Tekanan (Pressure Controller) yakni pada botol angin, sistem
pelumasan, sistem pendinginan dan sistem bahan bakar.
c. Tinggi permukaan cairan (Level Cotroller) yakni pada bahan bakar atau
minyak lumas ditangki-tangki, air pendingin ditangki ekspansi dan air got
(bilge).
d. Putaran (Revolution controller) yakni pada putaran mesin induk.
3. Pengetesan
a. Lepas alarm level
b. Cek apakah alarm bekerja ketika pelampung digerakan
c. Pasang kembali alarm level

Jawaban Tes Pengetahuan


1. a
2. c
3. a
4. a
5. a

72

Anda mungkin juga menyukai