Anda di halaman 1dari 15

D.

Struktur Alkana, Alkena, Dan Alkuna

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen dan karbon. Atom-atom karbon selain dapat
membentuk rantai karbon, juga dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga senyawa
hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa
hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Contoh senyawa-senyawa
alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2
atau 3 pada rantai karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna.

1. Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah CnH2n + 2.
Dari metana ke etana mempunyai perbedaan –CH2–, begitu pula seterusnya. Deret senyawa karbon dengan gugus fungsi
sama dengan selisih sama yaitu –CH2– disebut deret homolog.

a. Tata nama alkana menurut IUPAC

· Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal).

Contoh:

CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 n-pentana

· Alkana rantai bercabang

a. Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang.

b. Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil CnH2n + 1. Nama alkil sama dengan nama alkana
dengan jumlah atom C sama, hanya akhiran –ana diganti –il.

o Jika hanya ada satu cabang maka rantai cabang diberi nomor sekecil mungkin.

o Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis menggunakan awalan Yunani (di = 2, tri = 3, tetra = 4,
dan seterusnya) dan jika berbeda jenis diurutkan sesuai alfabetis.

b. Sifat-sifat senyawa alkana

1. Pada suhu kamar C1–C4 berwujud gas, C5–C17 berwujud cair, dan di atas 17 berwujud padat.

2. Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi.
Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C
sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.
3. Alkana mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.

4. Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana berlangsung


sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna
menghasilkan gas CO. Reaksi pembakaran sempurna:

CH4(g) + 2 O2(g)èCO2(g) + 2 H2O(g) + E

Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g)==> CO(g) + 4 H2O(g) + E

5. Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom/ gugus atom
dengan atom/gugus atom yang lain.

CH4(g) + Cl2(g)èCH3Cl(g) + HCl(g)

6. Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan
atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana.

Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

c. Kegunaan alkana

Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatan zat kimia seperti H2 dan
NH3.

2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem pendinginan dua
tahap untuk suhu rendah.

3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa organik.

4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.

5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin

2. Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Rumus
umum alkena adalah CnH2n.

Tabel 9.2 Deret homolog alkena


a. Tata nama alkena menurut IUPAC

o Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua.
Ikatan rangkap dua diberi nomor sekecil mungkin.

o Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap dua.

b. Sifat-sifat alkena

o Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr
makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

o Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.

o Alkena dapat bereaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2).

a. Adisi alkena dengan H2. Contoh: CH2=CH2 + H2èCH3–CH3


b. Adisi alkena dengan halogen.
Reaksi umum: –CH=CH– + X2è –CHX–CHX–
Contoh: CH2 = CH2 + Cl2èCH2Cl-CH2Cl

c. Kegunaan alkena
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik polipropilena (PP), yaitu polimer untuk
membuat serat sintesis dan peralatan memasak.

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Rumus
umum alkuna adalah CnH2n – 2.
a. Tata nama alkuna menurut IUPAC

1. Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.
2. Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.

b. Sifat-sifat alkuna
1. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2. Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H2, halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2) dan asam halida
(HX = HF, HCl, HBr, HI).

Turunan Senyawa Karbon

Apa sih alkana itu? Alkana adalah molekul organik yang termasuk senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal. Senyawa
hidrokarbon sendiri adalah senyawa kimia yang mengandung unsur hidrogen (H) dan karbon (C), atau biasa ditulis sebagai
CxHy dengan x adalah jumlah karbon dan y adalah jumlah hidrogen, sedangkan alkana memiliki rumus C nH2n+2.

Alkana memiliki beberapa sifat, yaitu:

 Merupakan hidrokarbon jenuh, dimana jumlah H sudah maksimal karena tidak ada ikatan rangkap antar C
 Reaktifitas dengan senyawa kimia lain relatif kecil, hal ini juga dikarenakan alkana tidak memiliki ikatan rangkap,
karena semakin banyak ikatan rangkap, suatu senyawa kimia akan semakin reaktif
 Afinitas kecil
 Semakin panjang rantai karbonnya maka titik didih akan semakin tinggi, kecuali isomer dengan banyak cabang,
maka semakin banyak cabangnya, titik didih akan semakin rendah
 Semakin panjang rantai karbonnya maka massa jenis akan semakin besar, namun tetap lebih kecil dari massa jenis
air, sehingga bila alkana dan air dicampur, alkana akan berada di fase atas
 Pada suhu dan tekanan standar (STP = standard temperature and pressure), alkana dengan rantai C1-C4 memiliki
wujud gas, C5-C17 memiliki wujud cair, dan C18 seterusnya memiliki wujud padat
 Tidak memiliki konduktivitas, artinya tidak menghasilkan maupun menghantarkan listrik

Umumnya alkana diberi nama sesuai dengan jumlah atom C-nya, dimana secara umum:

CH4: metana

C2H6: etana

C3H8: propana

C4H10: butana

C5H12: pentana

C6H14: heksana

C7H16: heptana

C8H18: oktana

C9H20: nonana

C10H22: dekana

Senyawa turunan alkana adalah senyawa yang dianggap berasal dari alkana yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan
gugus fungsi tertentu, dimana gugus fungsi tersebut adalah di bawah ini, dengan R merujuk pada gugus alkil (C nH2n+1):

1. Alkohol/Alkanol

Gugus fungsi: -OH

Struktur umum: R-OH

Rumus umum: CnH2n+2O

Contoh: metanol (CH3OH) dan etanol (C2H5OH) yang sering digunakan sebagai pelarut untuk reaksi-reaksi kimia

2. Eter/Alkoksialkana

Gugus fungsi: -O-

Struktur umum: R-O-R’ (-OR’ disebut juga gugus alkoksi)

Rumus umum: CnH2n+2O

Contoh: dimetil eter (CH3-O-CH3/C2H6O) atau sering disebut DME, banyak digunakan untuk pendingin/refrigerant
3. Aldehid/Alkanal

Gugus fungsi: -CHO

Struktur umum: R-CHO

Rumus umum: CnH2nO

Contoh: metanal (CHOH) atau sering disebut formalin/formaldehid, suatu senyawa yang digunakan sebagai bahan pengawet
mayat

4. Keton/Alkanon

Gugus fungsi: -C=O-

Struktur umum: R-C=O-R’

Rumus umum: CnH2nO

Contoh: propanon (C3H6O) atau sering disebut aseton, digunakan untuk pembersih cat kuku

5. Asam Karboksilat/Asam Alkanoat

Gugus fungsi: -COOH

Struktur umum: R-COOH

Rumus umum: CnH2nO2

Contoh: Asam asetat (CH3COOH) atau sering disebut asam cuka, dapat digunakan untuk pengawet makanan, penambah rasa
makanan, dan sebagai salah satu bahan pembuatan nata de coco

6. Ester/Alkil Alkanoat

Gugus fungsi: -COO-

Struktur umum: R-COO-R’

Rumus umum: CnH2nO2

Contoh: metil salisilat (C8H8O3), banyak digunakan untuk campuran bahan koyo

7. Alkil Halida/Haloalkana

Gugus fungsi: -X

Struktur umum: R-X

Rumus umum: CnH2n+1X

Contoh: triklorometana (CHCl3) atau sering disebut kloroform, digunakan sebagai obat bius
KELAS XI

A. Entalpi dan Perubahannya

Setiap materi mengandung energi yang disebut energi internal (U). Besarnya energi ini tidak dapat diukur, yang dapat diukur
hanyalah perubahannya. Mengapa energi internal tidak dapat diukur? Sebab materi harus bergerak dengan kecepatan sebesar
kuadrat kecepatan cahaya sesuai persamaan Einstein (E = mc2). Di alam, yang tercepat adalah cahaya. Perubahan energi
internal ditentukan oleh keadaan akhir dan keadaan awal ( ΔU = Uakhir – Uawal).

1. Definisi Entalpi ( ΔH )

Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor adalah energi panas yang ditransfer (mengalir) dari
satu materi ke materi lain. Jika tidak ada energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi mengandung kalor.

Jadi, Anda dapat mengukur kalor jika ada aliran energi dari satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini, ditentukan oleh
selisih keadaan akhir dan keadaan awal.

Contoh:
Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak dapat mengatakan bahwa air dalam termos mengandung banyak kalor sebab
panas yang terkandung dalam air termos bukan kalor, tetapi energi internal.

Jika terjadi perpindahan panas dari air dalam termos ke lingkungan sekitarnya atau dicampur dengan air dingin maka akan
terbentuk kalor. Besarnya kalor ini diukur berdasarkan perbedaan suhu dan dihitung menggunakan persamaan berikut.

Q=mcΔT

Keterangan:
Q = kalor
m = massa zat
c = kalor jenis zat
Δ T = selisih suhu

Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam wadah terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang
terbentuk dinamakan perubahan entalpi (ΔH). Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of Content’). Dengan
demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi pada tekanan tetap, atau Δ H = QP (Qp menyatakan kalor yang diukur
pada tekanan tetap).

2. Sistem dan Lingkungan

Secara prinsip, perubahan entalpi disebabkan adanya aliran panas dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya. Apakah yang
disebut sistem dan lingkungan?

Secara umum, sistem didefinisiskan sebagai bagian dari semesta yang merupakan fokus kajian dan lingkungan adalah segala
sesuatu di luar sistem yang bukan kajian.

Dalam reaksi kimia, Anda dapat mendefinisikan sistem. Misalnya pereaksi maka selain pereaksi disebut lingkungan, seperti
pelarut, hasil reaksi, tabung reaksi, udara di sekitarnya, dan segala sesuatu selain pereaksi.

Contoh:

Sistem dan Lingkungan

Ke dalam gelas kimia yang berisi air, dilarutkan 10 g gula pasir. Jika gula pasir ditetapkan sebagai sistem, manakah yang
termasuk lingkungan?
Jawab:
Karena gula pasir dipandang sebagai sistem maka selain dari gula pasir termasuk lingkungan, seperti air sebagai pelarut,
gelas kimia, penutup gelas kimia, dan udara di sekelilingnya.

3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Jika dalam reaksi kimia terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan maka suhu lingkungan meningkat. Jika suhu
sistem turun maka dikatakan bahwa reaksi tersebut eksoterm. Reaksi endoterm adalah kebalikan dari reaksi eksoterm
(perhatikan Gambar 1). Ungkapkanlah dengan kalimat Anda sendiri.

Gambar 1. Diagram proses eksoterm dan endoterm antara sistem dan lingkungan.

Contoh:

Jika NaOH dan HCl direaksikan dalam pelarut air, kemudian suhu larutan diukur maka ketinggian raksa pada termometer
akan naik yang menunjukkan suhu larutan meningkat.

Apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm? Semua literatur menyatakan reaksi NaOH dan HCl melepaskan kalor
(eksoterm). Jika melepaskan kalor suhunya harus turun, tetapi faktanya naik. Bagaimana menjelaskan fakta tersebut
dihubungkan dengan hasil studi literatur?

NaOH dan HCl adalah sistem yang akan dipelajari (fokus kajian). Selain kedua zat tersebut dikukuhkan sebagai lingkungan,
seperti pelarut, gelas kimia, batang termometer, dan udara sekitar. Ketika NaOH dan HCl bereaksi, terbentuk NaCl dan H2O
disertai pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan ini diserap oleh lingkungan, akibatnya suhu lingkungan naik. Kenaikan suhu
lingkungan ditunjukkan oleh naiknya suhu larutan. Jadi, yang Anda ukur bukan suhu sistem (NaOH dan HCl) melainkan
suhu lingkungan (larutan NaCl sebagai hasil reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan sudah habis bereaksi. Oleh karena
reaksi NaOH dan HCl melepaskan sejumlah kalor maka dikatakan reaksi tersebut eksoterm. Dengan demikian, antara fakta
dan studi literatur cocok. Salah satu contoh reaksi endoterm dapat diperhatikan pada Gambar 2.
Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang melepaskan kalor
(eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil dari zat-zat pereaksi. Oleh karena itu, perubahan
entalpi reaksi berharga negatif.

Δ H= Hproduk – Hpereaksi < 0

Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif.

Δ H= Hproduk – Hpereaksi > 0

Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia dapat diungkapkan dalam bentuk diagram reaksi berikut.

A + B → C + kalor (reaksi eksoterm)

Gambar 3. Diagram entalpi reaksi

C + kalor → A + B (reaksi endoterm)

Pada Gambar 3, tanda panah menunjukkan arah reaksi. Pada reaksi eksoterm, selisih entalpi berharga negatif sebab entalpi
hasil reaksi (C) lebih rendah daripada entalpi pereaksi (A+B). Adapun pada reaksi endoterm, perubahan entalpi berharga
positif sebab entalpi produk (A+B) lebih besar daripada entalpi pereaksi (C).
Contoh:

Reaksi Eksoterm

Kapur tohor (CaO) digunakan untuk melabur rumah agar tampak putih bersih. Sebelum kapur dipakai, terlebih dahulu
dicampur dengan air dan terjadi reaksi yang disertai panas. Apakah reaksi ini eksoterm atau endoterm? Bagaimana
perubahan entalpinya?
Jawab:
Reaksi yang terjadi:
CaO(s) + H2O(l)→ Ca(OH)2 (s)
Oleh karena timbul panas, artinya reaksi tersebut melepaskan kalor atau reaksinya eksoterm, ini berarti kalor hasil reaksi
lebih rendah dari pereaksi. Jika reaksi itu dilakukan pada tekanan tetap (terbuka) maka kalor yang dilepaskan menyatakan
perubahan entalpi ( ΔH) yang harganya negatif.

Reaksi Endoterm

Sepotong es dimasukkan ke dalam botol plastik dan ditutup. Dalam jangka waktu tertentu es mencair, tetapi di dinding botol
sebelah luar ada tetesan air. Dari mana tetesan air itu?
Jawab:
Perubahan es menjadi cair memerlukan energi dalam bentuk kalor. Persamaan kimianya:
H2O(s) + kalor → H2O(l)

Kalor yang diperlukan untuk mencairkan es diserap dari lingkungan sekitar, yaitu botol dan udara. Ketika es mencair, es
menyerap panas dari botol sehingga suhu botol akan turun sampai mendekati suhu es.

Oleh karena suhu botol bagian dalam dan luar mendekati suhu es maka botol akan menyerap panas dari udara sekitar.
Akibatnya, uap air yang ada di udara sekitar suhunya juga turun sehingga mendekati titik leleh dan menjadi cair yang
kemudian menempel pada dinding botol.

4. Persamaan Termokimia

Bukan hanya tata nama yang memiliki peraturan, penulisan perubahan entalpi reaksi juga dibuat aturannya, yaitu:

a. Tuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien dan fasanya, kemudian tuliskan ΔH di ruas kanan (hasil reaksi).
b. Untuk reaksi eksoterm, nilai ΔH negatif, sebaliknya untuk reaksi endoterm, nilai ΔH positif.

Contoh:
Tinjau persamaan reaksi berikut:
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g) H = –367,5 kJ
Persamaan ini menyatakan bahwa dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air menghasilkan dua mol natrium hidroksida
dan satu mol gas hidrogen. Pada reaksi ini dilepaskan kalor sebesar 367,5 kJ.

Pada persamaan termokimia harus dilibatkan fasa zat-zat yang bereaksi sebab perubahan entalpi bergantung pada fasa zat.

Contoh:
Reaksi gas H2 dan O2 membentuk H2O. Jika air yang dihasilkan berwujud cair, kalor yang dilepaskan sebesar 571,7 kJ.
Akan tetapi, jika air yang dihasilkan berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar 483,7 kJ.
Persamaan termokimianya:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) H = –571,7 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) H = –483,7 kJ
Gejala ini dapat dipahami karena pada saat air diuapkan menjadi uap air memerlukan kalor sebesar selisih H kedua reaksi
tersebut.

Contoh:

Menuliskan Persamaan Termokimia

Larutan NaHCO3 (baking soda) bereaksi dengan asam klorida menghasilkan larutan natrium klorida, air, dan gas karbon
dioksida. Reaksi menyerap kalor sebesar 11,8 kJ pada tekanan tetap untuk setiap mol baking soda. Tuliskan persamaan
termokimia untuk reaksi tersebut.
Jawab:
Persamaan kimia setara untuk reaksi tersebut adalah
NaHCO3(aq) + HCl(aq)→ NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Oleh karena reaksi membutuhkan kalor maka entalpi reaksi dituliskan positif.
Persamaan termokimianya:
NaHCO3(aq) + HCl(aq)→ NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) ΔH= +11,8 kJ

Selain aturan tersebut, ada beberapa aturan tambahan, yaitu:

a. Jika persamaan termokimia dikalikan dengan faktor tertentu, nilai ΔH juga harus dikalikan dengan faktor tersebut.
Contoh:
Persamaan termokimia untuk sintesis amonia:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = –91,8 kJ.
Jika jumlah pereaksi dinaikkan dua kali lipat, kalor reaksi yang dihasilkan juga dua kali dari semula.
2N2(g) + 6H2(g) → 4NH3(g) H = –184 kJ.

b. Jika persamaan kimia arahnya dibalikkan, nilai Δ H akan berubah tanda.


Contoh:
Sintesis amonia pada contoh di atas dibalikkan menjadi reaksi penguraian amonia. Persamaan termokimianya adalah:
2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) H = + 91,8 kJ

Contoh:

Memanipulasi Persamaan Termokimia

Sebanyak 2 mol H2(g) dan 1 mol O2(g) bereaksi membentuk air disertai pelepasan kalor sebesar 572 kJ.
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) ΔH = –572 kJ
Tuliskan persamaan termokimia untuk pembentukan satu mol air. Tuliskan juga reaksi untuk kebalikannya.
Jawab:
Pembentukan satu mol air, berarti mengalikan persamaan termokimia dengan faktor 1/2.
H2(g) + 1/2 O2(g)→ H2O(l) ΔH = – 286 kJ
Untuk reaksi kebalikannya:
H2O(l) → H2(g) + 1/2 O2(g) ΔH = + 286 kJ

ENTALPI dan PERUBAHAN ENTALPI

Entalpi dan perubahan Entalpi

1. Sistem dan lingkungan


Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian yang kita pelajari perubahan energinya.
Sedangkan yang disebut lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Contoh: Reaksi antara
logam seng dengan larutan asam klorida (HCl) dalam suatu tabung reaksi disertai dengan munculnya
gelembung-gelembung gas.

Pada contoh di atas yang menjadi pusat perhatian adalah logam seng dan larutan HCl. Jadi, logam
seng dan larutan HCl disebut sistem, sedangkan tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara
merupakan lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Sitem Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan zat (materi)
antara lingkungan dan sistem.
b. Sistem Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara sistem dan
lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
c. Sistem Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
dan materi antara sistem dan lingkungan.
2. Energi dan entalpi
Dalam setiap reaksi kimia selalu terjadi perubahan energi.
Satuan-satuan energi:
1 kalori = 4,184 Joule
1 kJ = 1000 Joule
1 kkal = 1000 kalori
1kkal = 4,184 k J
Keseluruhan energi yang dimiliki oleh suatu sistem dalam keadaan tertentu disebut energi dalam
(U). Energi dalam merupakan suatu fungsi keadaan, hanya bergantung pada keadaan sistem (suhu,
volume, tekanan, dan jumlah mol), tidak bergantung pada jalan yang dilalui sistem. Energi dalam
tidak dapat diukur tetapi perubahannya dapat diukur. Jika perubahan itu dilakukan pada tekanan
tetap (sistem terbuka), perubahan energi dalam yang terjadi dinamakan perubahan entalpi.

Reaksi kimia pada umumnya dilakukan dalam sistem terbuka (tekanan tetap).
Oleh karena itu, pada setiap proses yang melibatkan perubahan volum akibat tekanan tetap, ada
kerja yang menyertai proses tersebut meskipun kecil tetapi cukup berarti.
Menurut Hukum Termodinamika I (Hukum Kekekalan Energi),
H = U + PV
Perubahan entalpi dinyatakan dengan persamaan :
H = U + PV
Dari persamaan dapat disimpulkan bahwa jika reaksi dilakukan pada tekanan tetap maka perubahan
kalor yang terjadi akan sama dengan perubahan entalpi sebab perubahan tekanannya 0 (nol). Jadi,
entalpi sama dengan besarnya energi dalam yang disimpan dalam suatu sistem. Sehingga entalpi (H)
merupakan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan di dalam suatu sistem.

3. Perubahan entalpi
Perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur jika sistem mengalami perubahan.
Perubahan entalpi ( H):
Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap, maka perubahan entalpinya sama
dengan kalor yang harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar
suhu sistem kembali ke keadaan semula.
H = qp (qp = kalor reaksi pada tekanan tetap)
Besarnya perubahan entalpi adalah selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan
dengan besarnya entalpi sistem sebelum perubahan pada tekanan tetap.
H = Hakhir – Hawal
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh:
• Jumlah zat
• Keadaan fisis zat
• Suhu (T)
• Tekanan (P)
4. Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
1. Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi.
Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
Hakhir < Hawal
Hakhir – Hawal < 0
H berharga negatif
Contoh:
Reaksi antara kalsium oksida (kapur tohor) dengan air Kapur tohor dimasukkan ke dalam air dalam
tabung reaksi. Reaksi ini berlangsung ditandai dengan kenaikan suhu campuran (sistem). Karena
suhu sistem lebih tinggi dari lingkungan, maka kalor akan keluar dari sistem ke lingkungan sampai
suhu keduanya menjadi sama.
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq)

2. Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi.
Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
Hakhir > Hawal
Hakhir – Hawal > 0
H berharga positif
Contoh:
Reaksi antara kristal barium hidroksida oktahidrat dengan kristal amonium klorida.
Ketika kristal barium hidroksida oktahidrat, Ba(OH)2. 8H2O dicampur dengan kristal amonium
klorida (NH4Cl), reaksi segera berlangsung yang ditandai dengan penurunan suhu campuran dan
pembentukan gas amonia. Oleh karena suhu campuran (sistem) menjadi lebih rendah daripada
lingkungan, maka kalor akan mengalir dari lingkungan ke dalam sistem sampai suhu keduanya
menjadi sama. Ba(OH)2. 8H2O(s) + 2NH4Cl BaCl2.2H2O(s) + 2NH3(g) + 8H2O(l)

5. Persamaan termokimia
Persamaan yang menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang perubahan entalpi
(kalor). Oleh karena entalpi merupakan sifat ekstensif (nilainya bergantung pada besar dan ukuran
sistem) maka pada persamaan termokimia juga tercantum jumlah mol zat yang dinyatakan dengan
koefisien reaksi, dan keadaan fasa zat yang terlibat.
Contoh:
a. Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen pada 25oC
(298 K), 1 atm, dilepaskan kalor sebesar 286 kJ.
Persamaan termokimia dari pernyataan di atas adalah
Kata “dilepaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu,
H = –286 kJ untuk setiap mol air yang terbentuk.
H2(g) + O2(g) H2O() H = –286 kJ
atau,
2H2(g) + O2(g) 2H2O() H = –572 kJ

b. Reaksi karbon dan gas hidrogen membentuk 1 mol C2H2 pada temperatur 25oC
dan tekanan 1 atm memerlukan kalor 226,7 kJ.
Persamaan termokimianya :
Kata “memerlukan” menyatakan bahwa reaksi tergolong endoterm.
2 C(s) + H2(g) C2H2(g) H = + 226,7 kJ

6. Perubahan entalpi standar ( Ho)


Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur 25oC (298 K) dan
tekanan 1 atm disepakati sebagai perubahan entalpi standar, dinyatakan
dengan simbol Ho
Keadaan standar ini diperlukan karena pengukuran pada suhu dan tekanan yang berbeda akan
menghasilkan harga perubahan entalpi yang berbeda pula. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan perubahan entalpi adalah kJ. Perubahan entalpi dalam molar adalah kJ/mol.

Jenis perubahan entalpi berdasarkan kondisi perubahan kimia yang terjadi:


1. Perubahan entalpi pembentukan standar ( Hf o)
( Hf o = standard enthalpy of formation)
Adalah perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang paling stabil,
pada keadaan standar. Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut Sistem
Internasional (SI) adalah kJ/mol.
Contoh:
Perubahan entalpi pembentukan standar dari gas karbondioksida (CO2) adalah –393,5 kJ/mol.
Persamaan termokimianya:
C(s) + O2(g) CO2(g) Hf
o = –393,5 kJ/mol

2. Perubahan entalpi penguraian standar ( Hd o)


( Hd o = standard enthalpy of decomposition)
Adalah perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada keadaan
standar.
Contoh:
Perubahan entalpi penguraian H2O adalah +286 kJ/mol.
Persamaan termokimianya:
H2O( ) H2(g) + O2(g) Hd
o = + 286 kJ/mol

3. Perubahan entalpi pembakaran standar ( Hc o)


( Hc o = standard enthalpy of combustion )
Adalah perubahan enthalpi pada pembakaran sempurna 1 mol unsur atau senyawa pada keadaan
standar. Pembakaran adalah reaksi suatu zat dengan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai