Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN KOLOID

- ALYA IFTINAN
- ASHIFA MAULIDAWATI INDAMAWARNI
- NADIRA KARTIKA SAPTONI
- SAKINAH LARASATI CHALISTYA
- WINDA ZUWITA RESTI

XI-IPA 1


2

Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan kimia kami tentang Pembuatan
Koloid .
Kami percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan karya
ilmiah kimia yang berjudul Pembuatan Koloid ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada ibu guru,
semua pihak maupun para pembaca.
Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan
bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya. Apabila ada salah dalam penulisan karya
lmiah ini, Kami mohon maaf yang sebesarnya. Karena sesuai dengan pepatah Tiada
Gading yang Tak Retak maka takkan ada yang sempurna.


Jakarta, 03 Juni 2014,
Kelompok Kimia XI IPA 1


3

Daftar Isi

Kata Pengantar.2
Daftar Isi....3

BAB I PENDAHULUAN..4
1.1. Tujuan Praktikum..4
1.2. Tinjauan Pustaka...4
1.3. Dasar Teori.5

BAB II ALAT DAN BAHAN6
2.1. Alat......6
2.2. Bahan.7

BAB III CARA KERJA.....8

BAB IV HASIL PRAKTIKUM..10
4.1. Hasil P raktikum.10
4.2. Analisa Data.10

BAB V KESIMPULAN12
BAB VI LAMPIRAN..13











4


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara pembuatan koloid.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan sol besi (III)hidroksida dan sol belerang.
3. Untuk mengetahui sifat- sifat dari koloid.


1.2. Tinjauan Pustaka

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid
tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10.7 10.5 cm). Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi
dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang fase tedispersinya berupa zat padat dan
medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. Sedangkan
emulsi adalah system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila
medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi
cair) membentuk campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setelah dikocok akan diperoleh campuran yang segera
memisah jika didiamkan. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk suatu campuran
yang stabil. Contohnya : detergen yang digunakan sebagai emulgator bagi emulsi minyak didalam air. Dari pengertian di atas, tampak
bahwa proses dialam ini banyak berhubungan dengan system koloid. Tidak terkecuali di lingkungan tempat tinggal kita.






5



1.2. Dasar Teori

Pembuatan Koloid dapat dilakukan dengan cara:

a. Cara Dispersi

Secara prinsip cara dispersi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih kasar.
1) Dispersi mekanik: partikel besar digerus menjadi partikel koloid.

2) Dispersi elektrolitik: sol platina emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan dua kawat ke dalam air, dan diberi potensial tinggi.
Suhu yang tinggi menyebabkan uap logam mengkondensasi dan membentuk partikel koloid.

3) Peptisasi: partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan zat seperti air atau zat lain yang disebut zat untuk
peptisasi.

b. Cara Kondensasi

Secara prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih halus (larutan).
1) Dengan reaksi kimia
Cara reduksi(pembuatan sol emas)
Cara oksidasi (pembuatan sol belerang)
Cara hidrolisis(pembuatan sol feri hidroksida)
Dekomposisi rangkap(koloid As
2
S
3
)

2) Pertukaran pelarut atau penurunan kelarutan
Contoh: Menuangkan larutan jenuh belerang dalam alkohol ke dalam air. (Belerang lebih larut dalam alkohol, sedangkan dalam air
bisa membentuk koloid).

3) Pendinginan berlebih
Koloid es dapat dibuat dengan mendinginkan campuran pelarut organik seperti eter atau kloroform dengan air.

6



BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

Lumping dan alu Gelas kimia 100 ml 3 buah Tabung reaksi Alat pembakar Kaki tiga dan kawat kasa












Penjepit tabung teaksi Cawan Pipet tetes dan spatula kaca










7




2.2. Bahan
Gula Pasir Serbuk Belerang Agar-agar













Kalsium asetat Air suling Larutan FeCl
3
Jenuh














8

BAB III
CARA KERJA

1. Cara Kondensasi
Cara kerja :
1) Pembuatan sel Fe(OH)
3

o Memanaskan 50 ml air di dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih.
o Menambahkan 25 tetes larutan FeCl
3
jenuh, dan mengaduk sambil meneruskan pemanasan sampai larutan berwarna
coklat merah. Kemudian mengamati yang terjadi.
2) Pembuatan gel Kalsium Asetat-Alkohol
o masukan sedikit hasil campuran kalsium asetat dan alcohol yang merupakan gel ke dalam cawan porselen
o kemudian bakar gel itu dan amati yang terjadi.

Analisis Data
1. Tulislah reaksi yang terjadi pada pembuatan sol Fe(OH)
3
dan sol As
2
S
3

2. Mengapa kalsium asetat membentuk gel jika dicampur dengan alcohol?
3. Apa yang terbentuk pada pembakaran gel itu?


2. Cara dipersi

1. Pembuatan Sol Belerang
o Siapkan alat dan bahan.
o Campurlah 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang.
o Gerus campuran itu sampai halus.
o Ambil 1 sendok campuran itu (yang lainnya dibuang) dan campurkan dengan 1 sendok gula pasir. Lakukan kegiatan ini sampai
4 kali.
o Tuangkan sedikit dari campuran terakhir ke dalam gelas kimia berisi akuades
o 20 ml dan aduk.


9

2. Pembuatan sol/gel agar-agar
o Ambil satu spatula agar-agar bubuk.
o Masukkan dalam tabung reaksi yang berisi aquades 5/10 ml.
o Dengan penjepit tabung panaskan diatas bunsen tunggu sampai mendidih.
o Biarkan sampai dingin.



Analisis Data

1. Belerang praktis tidak larut dalam air. Jelaskan bagaimana belerang yang digerus bersama dengan gula dapat membentuk
sol belerang ? (apa fungsi gula dalam proses ini?)
2. Agar - agar atau terigu sebenarnya tidak mudah larut dalam air. Apa yg terjadi ketika suspensi agar - agar dipanaskan ?



















10

BAB V
HASIL PRAKTIKUM
4.1. Hasil Praktikum

1. Pembuatan sol belerang dalam air
Membentuk campuran yang berwarna putih keruh dan setelah dibiarkan agak lama ada endapan pada bagian bawah campuran
2. Pembuatan sol agar-agar dalam air
Setelah didinginkan atau dibiarkan sejenak, menjadi padat seperti gel dan warnanya hijau
3. Pembuatan sol Fe(OH)
3
dalam air
Campuran air mendidih dengan FeCl3 menjadi lebuh kental dan Fe(OH)3 warnanya coklat kemerahan

2.2. Analisa Data

1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama dalam pembuatan sol Fe(OH)
3
. Langkah pertama adalah dengan menuangkan 25 ml aquades ke
dalam gelas kimia 100 ml yang dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu menambahkan 20 tetes larutann FeCl
3
jenuh
sambil terus diaduk.Saat warna sudah berubah menjadi coklat kemerahan, pemanasan dihentikan. Pemanasan tersebut
ditujukan untuk mempercepat proses pendispersian.Warna coklat kemerahan menunjukan bahwa sol Fe(OH)
3
sudah
terbentuk.Berdasarkan uraian di atas pembuatan sol Fe(OH)
3
menggunakan cara kondensasi, yaitu reaksi hidrolisis. Karena
koloid tersebut dibuat dengan menambahan air dan garam FeCl
3
.

Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

FeCl
3 (aq)
+3H
2
O
(l)
Fe(OH)
3(koloid)
+3HCl
(aq)





11

2. Percobaan 2
Pada percobaan kedua kita langsung diberikan kalsium asetat yang sudah dicampur alcohol sehingga lebih mudah dan
kalsium asetat membentuk gel jika dicampur alcohol dikarenakan Kalsium asetat sukar larut dalam alkohol tetapi mudah
larut dalam air. Kalsium asetat perlu dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air sampai terbentuk larutan jenuh kalsium
asetat,kemudian ditambah dengan pelarut alkohol akibatnya terjadi pergantian pelarut antara pelarut air dan alkohol,karena
kalsium asetat sukar larut dalam alkohol terbentuk koloid yang berupa gel.

3. Yang terbentuk dalam pembakaran gel adalah api berwarna biru,dan sisa pembakaran berupa kalsium asetat padat.

4. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga dalam pembuatan sol belerang. Langkah pertama adalah dengan mencampurkan 1 sendok gula pasir
dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang. Lalu 1 sendok gula dan 1 sendok belerang digerus sampai halus. Tujuan digerus
dan ditambahkan dengan gula agar dapat diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Kemudian campuran tersebut diambil 1
sendok untuk digerus lagi dengan 1 sendok gula pasir, kegiatan tersebut dilakukan hingga 4 kali. Penambahan gula
dimaksudkan sebagai pemecah partikel belerang hingga dapat dilarutkan dengan air. Campuran terakhir dituangkan sedikit
ke dalam gelas kimia yang berisi 50ml air suling kemudian diaduk. Berdasarkan uraian di atas, pembuatan sol belerang
menggunakan cara dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan belerang.
Fungsi gula dalam pembuatan sol belerang adalah sebagai zat yang membantu belerang dalam menjadi koloid.
Karena gula akan membentuk larutan di dalam air.

5. Percobaan 4
Pada percobaan keempat dalam pembuatan agar-agar. Langkah yang pertama, agar-agar bubuk diambil 1 spatula kemudian
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi air suling sepertiga tabung. Tabung tersebut dipanaskan di atas busen
menggunakan penjepit tabung sampai mendidih. Selanjutnya ditunggu hingga dingin. Proses pemanasan pada pembuatan
agar-agar dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi.
Dari hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis kolid emulsi padat dengan fase terdispersi cair dan medium
pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar termasuk dalam cara dispersi dengan cara peptisasi karena dari butir-butir
kasar agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air agar dapat menjadi partikel koloid.
Yang terjadi ketika suspense agar-agar dipanaskan : menjadi koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) atau
di sebut juga dengan gel. gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdipersinya mengadsorpsi medium dipersinya
sehingga terjasi koloid yang agak padat.

12

BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.
Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus menjadi lebih kasar melalui suatu reaksi kimia. Dalam
percobaan ini dapat dilakukan dengan cara hidrolisis .
Cara dispersi yaitu dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus atau partikel koloid.

2. Pembuatan koloid sol besi Fe(OH)
3
dengan cara kondensasi yaitu hidrolisis, di sini garam FeCl dilarutkan dalam air. Sedangkan
pembuatan sol belerang menggunakan cara dispersi yaitu dengan menggerus serbuk belerang dengan gula pasir sehingga diperoleh
campuran yang lebih halus, kemudian campuran dilarutkan dalam air dan diaduk hingga menghasilkan suatu koloid.

3. Kalsium asetat ternyata jika diberi alcohol dapat membentuk gel.

4. Agar-agar ternyata bila setelah dipanaskan kemudian didinginkan dia akan mengeras, akan tetapi karena kelompok
kami mendinginkannya tidak terlalu lama sehingga agar-agar yang kami uji cobakan tidak terlalu memadat.










13

BAB VI
LAMPIRAN

Warna dari sol Fe(OH)
3
setlah dipanaskan Kalsium Asetat yang telah menjadi gel setelah dipanaskan



























14

Sol belerang yang sudah diaduk gula Agar-agar yang sudah didinginkan

Anda mungkin juga menyukai