Disusun Oleh :
Chris Timothy Boarnegez Pandia
NRP. 5014221003
Dosen Pengajar :
Asisten Laboratorium :
Nafisha Tibet Damaiyanti
NRP. 5014201015
2023
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 PERALATAN
Pada praktikum yang berjudul “Analisis Permanganat, Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen), dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD)” ini memerlukan beberapa peralatam. Berikut merupakan peralatan
yang digunakan dalam praktikum ini.
1 mL Mangan Sulfat
• Ditambahkan 1 mL mangan sulfat ke dalam botol winkler dengan pipet dan dilakukan di
atas wastafel agar saat larutan tumpah langsung masuk ke lubang wastafel
Indikator Amilum
• Ditambahkan 3-4 tetes indikator amilum ke dalam erlenmeyer dengan pipet tetes hingga
berwarna biru
Hasil Percobaan
Gambar 2.2 Diagram Alir Percobaan Analisis Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
2.3.3 DIAGRAM ALIR BOD
Sampel dan Blanko dalam Botol Winkler 300 mL
• Dimasukkan ke inkubator 20◦C selama 5 hari
• Ditambahkan 1 mL mangan sulfat ke dalam botol winkler dengan pipet dan dilakukan di
atas wastafel agar saat larutan tumpah langsung masuk ke lubang wastafel
Indikator Amilum
• Ditambahkan 3-4 tetes indikator amilum ke dalam erlenmeyer dengan pipet tetes hingga
berwarna biru
Hasil Percobaan
• Dicatat volume titrasinya dan dihitung oksigen terlarutnya
Gambar 2.3 Diagram Alir Percobaan Analisis Biochemical Oxygen Demand (BOD
2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Dalam menjalankan praktikum ini, praktikan perlu memperhatikan beberapa hal penting. Salah satunya
adalah kehati-hatian dalam mengoperasikan bahan kimia, terutama larutan asam seperti asam sulfat dan asam
oksalat. Bahan-bahan tersebut sebaiknya diambil dari lemari asam agar mengurangi kemungkinan kontak
langsung. Selain itu, perlu berhati-hati saat melakukan pemanasan larutan karena suhu yang tinggi dapat
berbahaya. Alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca juga harus digunakan dengan hati-hati karena bisa
pecah. Selain itu, diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi saat mengambil bahan kimia menggunakan pipet
dan saat melakukan titrasi dengan buret.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
Adapun Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut
𝑚𝑔𝑂2⁄ (𝑎 × 𝑁 × 8000)
𝑂𝑇 ( 𝐿 ) =
100 𝑚𝐿
Dimana
a = volume titrasi larutan natrium thiosulfate 0,0125 N
N = normalitas larutan natrium thiosulfate
Dari data tersebut maka dapat dilakukan perhitungan untuk sampel dab blanko BOD dan BOD5 sebagai
berikut
- Oksigen terlarut blako 0 hari
𝑚𝑔𝑂2⁄ 6,4 × 0,0125 × 8000 𝑚𝑔
𝑂𝑇 ( 𝐿) = = 6,4 𝑂
100 𝑚𝐿 𝐿 2
setelah dilakukan perhitungan di atas, maka akan dilakukan perhitungan derajat pengenceran
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 (𝑃′ ) 51,596
𝑃= =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 500 𝑚𝐿
𝑷 = 𝟎, 𝟏𝟎𝟑
setelah mendapatkan berbagai data dan perhitungan di atas, maka yang terakhir adalah mencari nilai
BOD dengan rumus
[(𝑋0 − 𝑋𝑆 ) − (𝐵0 − 𝐵𝑠 ) × (1 − 𝑃)]
𝐵𝑂𝐷 𝑚𝑔⁄𝐿 =
𝑃
[(6,5 − 4,2) − (6,4 − 4,8) × (1 − 0,103)]
𝐵𝑂𝐷 𝑚𝑔⁄𝐿 =
0,104
𝑩𝑶𝑫 𝒎𝒈⁄𝑳 = 𝟔, 𝟎𝟗𝟔 𝒎𝒈⁄𝑳
dengan demekian maka dapat dikatakan bahwa terdapat 3,30 mg/L kadar kebutuhan oksigen biologis
(BOD) dalam air sampel.
Abdalla, K. Z., & Hammam, G. (2014). Correlation between Biochemical Oxygen Demand and Chemicall
Oxygen Demand for Various Wastewater Treatment Plant in Egypt to Obtain The Biodegredibility
Indices. IJSBAR, 42-43.
Abdullahi, A. B., Siregar, A. R., Pakiding, W., & Mahyuddin. (2021). The Analysis Of BOD and COD
Contents In The Water Of Ariund Laying Chicken Farm. IOP Publishing, 2.
Amara, & Fatimah, B. M. (2020). Decreasing Levels Of Biological Oxygen Demand (BOD) and Ammonia
Using Multi Soil Layering (MSL) Process in Alcohol Traditional Waterwaste. Jurnal Ilmiah Teknik
Kimia, 4.
Ariadi, H., Wafi, A., & Madusari, B. D. (2021). Dinamika OKsigen Terlarut (Budidaya Udang). Indramayu:
PENERBIT ADAB.
Crini, G., & Lichtfouse, E. (2018). Advantages and Disadvantages Of Techniques Used For Wastewater
Treatment. REVIEW, 145.
Hartati, D. W., & Karnaningroem, N. (2013). Uji Efisiensi Penurunan Permanganat Value Dan Oil Content
Dengan Penambahan Satabac CG 603 Di IPAL. Teknik Lingkungan FTSP-ITS, 92.
Kurniawati, P., & Alfanah, H. (2019). Perbandingan Metode Penentuan Kadar Permanganat dalam Air Kran
Secara Titrimetri dan Spektofotometer . UII, 60.
Septiawan, M., Sedyawati, S. M., & Mahatmanti, F. W. (2014). Penurunan Limbah Cair Industri Thau
Menggunakan Tanaman Cattail Dengan Sistem Constructed Wetland. Chemical Science, 1-2.
Uwidia, I., & Ademoroti, C. (2012). Correlation of Suspended Solids (Ss) and Permanganate Value (Pv) of
Domestic Sewage From an Estate In Warri, Nigeria. Global Journals, 2.
Wei, Y., Jiao, Y., An, D., Li, D., Li, W., & Wei, Q. (2019). Review of Dissolved Oxygen Detection
Technology: From Laboratory Analysis to Online Intelligent Detection. Sensors, 3-4.
JAWABAN PERTANYAAN
Berikut merupakan jawaban pertanyaan yang tertera pada modul praktikum dengan judul “Analisis
Nilai Permanganat, Dissolved Oxygen (DO), dan Biochemical Oxygen Demand (BOD)”.
A. Nilai Permanganat
1. Jelaskan aplikasi data yang saudara peroleh dari analisis di laboratorium!
Jawab ; Di laboratorium, pengukuran nilai permanganat digunakan untuk menentukan faktor
pengenceran yang diperlukan dalam uji BOD. Ini membantu dalam menghitung volume sampel
yang diperlukan dan volume pengenceran yang tepat. Dengan mengetahui nilai permanganat, kita
dapat memahami bagaimana mengelola air yang tercemar dengan cara mengevaluasi kualitas air
melalui pengukuran oksigen terlarut dan nilai BOD-nya.
B. BOD
1. Sebutkan hal-hal apa saja yang dapat mengganggu proses analisis biologis!
Jawab : Proses analisis biologis dapat terganggu jika tedapat gelembung udara di dalam botol
winkler saat pengambilan sampel, adanya proses nitrifikasi, dan saat sampel yang dianalisis
terkontaminasi.
2. Mengapa sampel air yang akan dianalisis BOD dicampur dengan air pengencer? Jelaskan!
Jawab : Sampel air harus dicampur dengan pengencer karena air pengencer berfungsi sebagai
penyedia nutrisi bagi mikroorganisme sehingga diperlukan air pengencer untuk menunjang peran
mikroorganisme yang mempengaruhi analisis BOD.
3. Sebutkan cara pengawetan sampel untuk analisis BOD!
Jawab : Pengawetan sampel untuk analisis BOD dilakukan dengan menyimpan sampel di
inkubatorpada suhu 20◦C selama 5 hari sehingga bahan organik dapat terdegradasi dengan baik.
4. Jelaskan mengapa pada analisis BOD dengan metoda winkler diperlukan blanko?
Jawab : Pada analisis BOD, blanko digunakan sebagai larutan tanpa sampel yang digunakan sebagai
pembanding dan akan dilakukan analisis oksigen terlarutnya sesuai dengan prosedur BOD.
2. Sebutkan gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada analisis oksigen terlarut dengan metode
winkler
• Kehadiran Zat Kimia Lain: Zat kimia seperti senyawa nitrat (NO3) atau sulfur trioksida
(SO3) dapat mengganggu hasil analisis. Mereka dapat berperan sebagai oksidator atau
reduktor tambahan dalam reaksi, mengubah jumlah oksigen yang terukur.
• Kontaminasi Oleh Partikel Padat: Keberadaan partikel padat dalam sampel dapat
mempengaruhi akurasi hasil. Partikel dapat mengkonsumsi oksigen dalam reaksi dan
menghasilkan hasil yang terlalu rendah
3. Jelaskan hasil pengukuran oksigen terlarut jika dalam sampel air terdapat NO3 (oksidator) dan jika
terdapat analisis SO3 (reduktor)
• Keberadaan NO3 (Oksidator): Jika NO3 hadir dalam sampel, itu akan bertindak sebagai
oksidator tambahan dalam reaksi Winkler. Akibatnya, jumlah oksigen terukur akan
meningkat, menghasilkan hasil yang melebihi konsentrasi sebenarnya dari oksigen terlarut.
• Keberadaan SO3 (Reduktor): Sebaliknya, jika ada analisis SO3 dalam sampel, zat ini akan
bertindak sebagai reduktor tambahan dalam reaksi. Hal ini akan menghasilkan hasil yang
lebih rendah dari konsentrasi sebenarnya dari oksigen terlarut.
4. Mengapa dalam prosedur analisis oksigen terlarut air harus dikocok kemudian didiamkan sebelum
diuji?
Jawab : Pengocokan dan pemendiaman diperlukan untuk memastikan reaksi antara sampel air dan
reagen berjalan dengan baik. Proses ini memungkinkan oksigen terlarut di dalam sampel terlarut
dalam reagen dengan efisien
5. Jelaskan reaksi yang terjadi pada media winkler jika dalam sampel air ada oksigen dan jika tidak
ada oksigen!
• Kehadiran Oksigen: Jika ada oksigen dalam sampel air, oksigen ini akan bereaksi dengan
reagen untuk membentuk senyawa oksida yang dapat diukur. Reaksi ini akan menghasilkan
perubahan warna dalam larutan.
• Tidak Ada Oksigen: Jika tidak ada oksigen dalam sampel, reaksi tidak akan terjadi, dan
tidak akan ada perubahan warna dalam larutan reagen.
6. Jelaskan keguanaan data oksigen terlarut dalam bidang:
• air buangan : Data oksigen terlarut membantu memantau tingkat pencemaran dalam air
buangan. Konsentrasi oksigen terlarut rendah dapat mengindikasikan adanya polutan
organik atau bahan kimia berbahaya.
• kontrol badan air : Mengukur oksigen terlarut penting untuk memonitor kesehatan
ekosistem perairan. Organisme akuatik membutuhkan oksigen terlarut untuk bertahan
hidup, dan konsentrasi yang rendah dapat mengancam kehidupan akuatik.
• pengolahan air buangan secara aerobik : Data oksigen terlarut membantu mengoptimalkan
proses pengolahan air buangan. Proses aerobik membutuhkan suplai oksigen yang cukup
untuk memfasilitasi dekomposisi materi organik.
• korosi : Kadar oksigen terlarut dalam air juga mempengaruhi tingkat korosi pada
infrastruktur yang terendam dalam air, seperti pipa atau struktur bangunan. Air dengan
oksigen terlarut rendah dapat meminimalkan risiko korosi.
LAMPIRAN