Anda di halaman 1dari 8

Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry)

Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN TANAMAN ECENG GONDOK


(Eichhornia crassipes) UNTUK MENURUNKAN COD DAN
KANDUNGAN Cu DAN Cr LIMBAH CAIR LABORATORIUM
ANALITIK UNIVERSITAS UDAYANA

Yuliana Herman Welhelmus Djo, Dwi Adhi Suastuti, Iryanti E. Suprihatin*, Wahyu Dwijani
Sulihingtyas

Program Studi kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali-Indonesia


*iryanti_suprihatin@unud.ac,id

ABSTRAK: Fitoremediasi menggunakan eceng gondok (Eichhornia crassipes) bertujuan


untuk mengetahui efektivitas penurunan COD (Chemical Oxygen Demand), kandungan
logam berat Cu dan Cr limbah cair laboratorium analitik dan mengetahui daya serap eceng
gondok terhadap COD dan logam berat Cu dan Cr. Penelitian ini dilakukan dengan
membiarkan 840 gram eceng gondok tumbuh dalam 5 liter sampel limbah cair UPT
Laboratorium Analitik Universitas Udayana selama 14 hari. COD dan kandungan logam
berat Cu dan Cr dalam limbah diukur setiap hari selama perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan terjadinya penurunan COD, kandungan logam berat Cu dan Cr, yang diduga
akibat adanya aktivitas biologi yang mengoksidasi senyawa organik maupun anorganik yang
terkandung dalam air limbah. Konsentrasi awal COD, Cu dan Cr sebelum perlakuan adalah
47,04; 0,375; dan 2,58 mg/L dan setelah perlakuan selama 14 hari menjadi 26,34; 0,111; dan
0,72 mg/L. Efektivitas penurunan COD, Cu dan Cr berturut-turut 42,36%, 68,73%, dan
42,40%. Daya serap eceng gondok terhadap COD, Cu, dan Cr berturut-turut 0,1232; 0,0016;
dan 0,0051 mg/g eceng gondok.

Kata kunci: COD, daya serap, eceng gondok, fitoremediasi, limbah laboratorium

ABSTRACT: The study research processing of liquid waste of the Udayana University
Analytical Laboratory in way phytoremediation using water hyacinth (Eichhornia crassipes) .
Phytoremediation using water hyacinth (Eichhornia crassipes) was conducted to reduce the
COD, Cu, and Cr contents of liquid waste of the Udayana University Analytical Laboratory.
The study was conducted by allowing 840 grams of water hyacinth to grow in 5 dm3 of the
liquid waste for 14 days. The COD, Cu and Cr concentrations in the liquid waste were
measured everyday for 14 days, to determine the reduction efectivity and the adsorption
capacity of the water hyacinth on those parameters. Results show that all parameters dropped
within the 14 day treatment from 47.04; 0.375; and 2.58 mg/L to 26.34; 0.111; and 0.72
mg/L for COD, [Cu], and [Cr] respectively. The reduction efectivity for the respective
parameters were 42.36%, 68.73%, and 42.4%. The adsorption capacity were 0.1232; 0.0016;
and 0.0051 mg/g water hyacinth respectively.
Keywords:Adsorption, COD, Eichhornia crassipes, liquid waste, phytoremediation

1. PENDAHULUAN logam berat yang tinggi dan mempunyai


Limbah laboratorium sebagian besar nilai BOD (Biological Oxygen Demand)
merupakan limbah cair dengan kandungan dan COD (Chemical Oxygen Demand)

137
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

yang tinggi. Tingginya nilai BOD, COD, pestisida Phospor, oleh Verma, dkk (2005)
dan logam berat dalam limbah cair [6] untuk manyerap Pb dan Zn sebesar
laboratorium disebabkan oleh pemakaian 17,6-80,3% dan 16,6-73,4% dari efluen
bahan-bahan kimia selama kegiatan di industri kertas. Namun dari penelitian-
laboratorium [1,2]. penelitian tersebut, belum ada yang
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya melaporkan tentang sistem fitoremediasi
limbah cair laboratorium termasuk dalam menggunakan tanaman eceng gondok untuk
kategori limbah bahan berbahaya dan menurunkan nilai COD dan kandungan
beracun (B3) [3]. Menurut penelitian logam berat Cu dan Cr pada limbah cair
Widyawati (2014) [4], kegiatan di UPT. laboratorium. Oleh karena itu dalam
Lab Analitik Universitas Udayana rata-rata penelitian ini digunakan tanaman eceng
menghasilkan limbah cair sebanyak 50 gondok (Eichhornia crassipes) dalam
L/hari dengan nilai pH sebesar 1,05 nilai metode fitoremediasi limbah cair UPT
COD sebesar 86,1056 mg/L dan BOD laboratorium untuk menurunan nilai COD
sebesar 29,3888 mg/L. Berdasarkan data di dan kandungan logam berat Cu dan Cr.
atas dan mengacu pada Peraturan Gubernur
Bali No.16 Tahun 2016 maka nilai tersebut 2. MATERI DAN METODE
sudah melewati ambang batas yang telah
ditentukan untuk Baku Mutu Air Kelas III Bahan
yaitu sebesar 50 mg/L, sehingga tidak layak Bahan-bahan yang digunakan dalam
dibuang langsung ke lingkungan. Agar penelitian ini adalah limbah cair UPT
memenuhi baku mutu, limbah ini harus laboratorium analitik Universitas Udayana,
diolah. Bali-Indonesia. Bahan kimia yang
Salah satu alternatif teknologi yang digunakan adalah aquades, K2Cr2O7,
dapat digunakan untuk mengolah limbah Ag2SO4-H2SO4, Fe(NH4)2(SO4)2 (FAS),
cair adalah teknik fitoremediasi. Indikator Ferroin, CuSO4.5H2O, CrO3,
Fitoremediasi adalah upaya penggunaan HNO3, H2SO4.
tanaman untuk dekontaminasi limbah.
Salah satu jenis tanaman yang dapat Peralatan
digunakan untuk meremediasi limbah Alat yang digunakan dalam
adalah eceng gondok (Eichhornia penelitian ini yaitu jerigen, bak pengolahan
crassipes). Eceng gondok merupakan dengan volume 10 Liter, pipet volume,
gulma air karena petumbuhannya yang pipet tetes, beaker glass, corong,
begitu cepat. Karena pertumbuhan yang seperangkat alat refluks, seperangkat alat
cepat maka eceng gondok dapat menutupi titrasi, bola hisap, kertas saring, dan ICP.
permukaan air dan menimbulkan masalah
pada lingkungan. Namun disisi lain, eceng Metode
gondok bermanfaat karena mampu Penyiapan Sampel Limbah Cair
menyerap zat organik, zat anorganik serta Sampel limbah cair laboratorium
logam berat yang merupakan bahan diambil dari pembuangan limbah cair UPT
pencemar. Eceng gondok juga termasuk Laboratorium Analitik Universitas
tumbuhan yang memiliki toleransi tinggi Udayana. Limbah cair ditampung pada
terhadap logam berat karena mempunyai pukul 09.00-15.00 sebanyak 10 L
kemampuan membentuk fitokelatin dimana menggunakan jerigen yang sebelumnya
senyawa peptide yang dihasilkan oleh telah dibilas dengan aquades dan sampel
tanaman mampu mengkhelat logam dalam limbah cair sebanyak 3 kali. Sampel limbah
jumlah yang besar [5]. cair dianalisis nilai COD dan kandungan
Eceng gondok telah banyak logam berat Cu dan Cr.
dimanfaatkan dalam meremediasi
lingkungan seperti untuk mereduksi Penyediaan Tanaman Eceng Gondok

138
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

(Eichhornia crassipes) Pengamatan dilakukan dengan


Tanaman yang digunakan adalah mengukur nilai COD dan kandungan logam
tanaman eceng gondok yang diambil secara berat Cu dan Cr pada waktu kontak 1
langsung dari sungai Badung di sekitar sampai 14 hari. Data yang diperoleh dari
Pesanggaran Tanah Kilap. Tahap pertama pengukuran nilai COD dan kandungan
yang dilakukan adalah aklimatisasi eceng logam berat Cu dan Cr dalam sampel
gondok yang bertujuan untuk mengatur limbah cair UPT laboratorium analitik
kondisi tanaman agar dapat beradaptasi kemudian diplotkan terhadap waktu
dengan kondisi air limbah yang akan perlakuan sehingga diperoeh kurva yang
diolah. Aklimatisasi dilakukan dengan menunjukkan kemampuan eceng gondok
memasukkan eceng gondok pada bak yang dalam proses fitoremediasi.Pada setiap hari,
berisi air bersih dengan waktu pelaksanaan sampel diambil untuk diukur konsentrasi
selama 14 hari sebelum dipindahkan ke COD dan logam berat Cu dan Cr.
dalam bak pengolahan. Jenis tanaman yang
digunakan ditentukan dengan cara Analisis Data
determinasi untuk mendapatkan tanaman Analisis data dilakukan dengan cara
yang sejenis. hijau segar dan memiliki rekapitulasi data hasil pengujian terhadap
ukuran yang relatif sama untuk setiap jenis kemapuan eceng gondok (Eichhornia
tanaman air. Tanaman eceng gondok crassipes) dalam menurunkan nilai COD
(Eichornia crassipes) yang digunakan dan kandungan logam berat Cu dan Cr pada
memiliki spesifikasi dengan kriteria keadaan awal dan akhir setelah pengolahan.
:jumlah daun 3-6 helai, daun yang masih Data yang diperoleh dibuat grafik untuk
segar dan tidak menguning, tinggi tanaman masing-masing parameter yaitu nilai COD
10-15 cm. dan kandungan logam berat Cu dan Cr
terhadap kontrol kemudian dibandingkan
Proses Fitoremediasi Limbah Cair UPT dengan baku mutu air kelas III berdasarkan
Laboratorium Analitik Pemeriksaan awal Peraturan Gubernur Bali No.16 Tahun
Sampel limbah cair UPT 2016.
Laboratorium Analitik sebanyak 10 liter
ditempatkan pada 2 buah bak masing- 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
masing berukuran 47,5 cm x 32,5 cm x
30,5 cm. Eceng gondok dengan ukuran, Penurunan Nilai COD Pada Limbah Cair
umur, dan jumlah yang sama yang telah UPT Lab.Analitik Universitas Udayana
diaklimatisasi diletakkan dalam bak A yang Kemampuan eceng gondok dalam
berisi limbah cair. Bak B digunakan menurunkan nilai COD pada limbah cair
sebagai kontrol dimana pada bak ini tidak UPT Lab Analitik Universitas Udayana
berisi tanaman eceng gondok hanya berisi selama 14 hari disajikan pada Gambar 1.
limbah cair. Perlakuan diberikan pada bak
pengolahan A yaitu variasi waktu kontak
antara eceng gondok dengan limbah cair.
Adapun waktu kontak yang digunakan
adalah 1 sampai 14 hari. Pada setiap waktu
kontak diambil sampel limbah masing-
masing sebanyak 75 mL untuk analisis
COD dan analisis kandungan logam berat
Cu dan Cr. Bak B digunakan sebagai
kontrol yang juga disampling tiap waktu
kontak 1 sampai 14 harihari dengan
sampling dilakukan ulangan sebanyak 3
kali [7]. Gambar 1.Penurunan COD oleh sistem
fitoremediasi

139
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

Nilai COD selama pengolahan Berdasarkan penelitian Setiadi dkk


limbah secara fitoremediasi menggunakan [8] bahwa proses penurunan konsentrasi
eceng gondok mengalami penurunan pencemar dalam air limbah menggunakan
(Gambar 1). Nilai terendah diperoleh pada tanaman air merupakan kerjasama antara
pengolahan hari ke 14 yaitu mencapai tumbuhan dengan mikroorganisme yang
26,3424 mg/L. Hal ini disebabkan oleh berasosiasi dengan tumbuhan tersebut.
mikroorganisme yang terdapat pada akar Pertama air limbah dioksidasi untuk
eceng gondok, dimana proses fitoremediasi melepaskan energi yang digunakan oleh
ini memiliki peranan penting dalam mikroorganisme untuk pemeliharaan dan
menyerap kandungan pencemar organik. pembentukan sel baru. Limbah organik
Tumbuhan dapat menyerap pencemar mengandung CHONS (carbon, hydrogen,
sejauh akar tanaman tersebut tumbuh. oxygen, nitrogen, sulphur) dan C5H7NO2
Mikroorganisme yang tumbuh pada akar mewakili serat sel tersebut, dimana
eceng gondok ini semakin efektif dalam reaksinya adalah :
menurunkan nilai COD karena jumlah
mikroorganisme semakin banyak dan Oksidasi:
mikroorganisme tersebut semakin mampu
CHONS + O2 + Energi :
beradaptasi dengan lingkungan tersebut [8].
CO2 + H2O + NO3 + Produk + energi
Persenyawaan:
CHONS + O2 + Mikroorganisme + Energi
C5H7NO2
Reaksi ini berlangsung di perairan
yang mengandung limbah organik [9].
Mikroorganisme yang berada di fase
eksponensial, yaitu suatu kondisi terjadi
peningkatan jumlah sel karena
mikroorganisme mengalami fase
Gambar 2. Konsentrasi Cu dengan pertumbuhan. Pada fase eksponensial,
fitoremediasi jumlah mikroorganisme mencapai jumlah
maksimal sehingga limbah organik dapat
didegrasi dengan maksimal [10]. Hal
tersebut telah sesuai dengan penelitian ini
yaitu pada hari ke 14 telah terjadi
penurunan maksimal pada limbah
laboratorium UPT Analitik.

Penurunan Kandungan Logam Berat Cu


dan Cr
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, penurunan kandungan logam
berat Cu dan Cr pada sampel limbah cair
UPT Lab Analitik Universitas Udayana
Gambar 3. Konsentrasi Cr dengan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
fitoremediasi Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
penurunan kadar Cu terendah terjadi pada
perlakuan hari ke 14 yaitu 0,111 mg/L.

140
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

Rendahnya kadar Cu disebabkan oleh dan digunakan sebagai kofaktor dari enzim
sebagian Cu telah diserap oleh tanaman plastosianin yang berguna dalam proses
eceng gondok. Tetapi konsentrasi Cu fotosintesis yang merangsang pembelahan
hingga pengolahan hari 14 masih di atas sel pada eceng gondok [13]. Tetapi pada
baku mutu kualitas air berdasarkan PerGub penelitian ini penggunaan sistem
Bali No 16 Tahun 2016 yaitu 0,02 mg/L. fitoremediasi menggunakan tanaman eceng
Berdasarkan penelitian Ratnani [11], belum gondok belum optimal dalam menurunkan
efektifnya penurunan konsentrasi Cu pencemar logam Cu dan Cr pada limbah
disebabkan oleh kemampuan eceng gondok laboratorium Analitik Unud. Hal ini
lebih optimal dalam menyerap senyawa mungkin karena tingginya konsentrasi
nitrogen dan fosfor yang tercemar, logam dalam limbah dan, seperti yang
sehingga untuk menyerap logam eceng diungkapkan oleh Sutrisno dkk [14], belum
gondok masih kurang optimal. optimalnya kemampuan mikroorganisme
Logam Cu merupakan logam yang menempel pada akar eceng gondok
esensial, dimana jika dalam konsentrasi dalam menguraikan senyawa logam berat
rendah akan memacu pertumbuhan eceng tersebut.
gondok sedangkan dalam konsentrasi tinggi
dapat menghambat pertumbuhan. Menurut Efektivitas Fitoremediasi dan Daya
Palar [12], biota di perairan cukup peka Serap Eceng Gondok
dengan adanya kelebihan logam Cu di Efektivitas eceng gondok dalam
perairan. Dari hasil tersebut, maka menurunkan kadar COD, logam Cu dan Cr
penurunan konsentrasi logam Cu pada pada air limbah laboratorium memiliki pola
limbah laboraturium Analitik Unud masih yang cenderung linear atau mengalami
belum bisa memenuhi baku mutu. peningkatan. Untuk COD, terjadi
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat peningkatan efektivitas penurunan dari hari
bahwa kadar Cr terendah diperoleh pada ke-1 hingga ke-14, yakni dari 10,71%
perlakuan fitoremediasi hari ke 14 sebesar menjadi 42,86%. Berbeda halnya dengan
0,72 mg/L dibandingkan dengan kontrol logam Cu dan Cr, pada hari ke-1 kedua
yaitu 1,25 mg/L. Konsentrasi logam Cr logam menunjukkan nilai efektivitas yang
didedagrasi oleh mikroorganisme perairan, cenderung tidak berbeda jauh, yakni 5,67%
hal ini terbukti pada kontrol juga terjadi dan 5,92%, secara berurutan untuk logam
penurunan nilai Cr. Selama 14 hari proses Cu dan Cr. Sedangkan pada hari ke-14,
pengolahan, sistem fitoremediasi oleh terjadi perbedaan yang signifikan pada
eceng gondok belum efektif dalam efektivitas dari kedua logam tersebut, yakni
menurunkan konsentrasi Cr untuk 68,73% untuk Cu dan 42,4 % untuk Cr.
mencapai konsentrasi di bawah baku mutu.
Penggunaan sistem fitoremediasi
menggunakan eceng gondok bertujuan
Tabel 1. Efektivitas Penurunan COD,
menjadikan bioakumulator pencemaran air
Logam Cu dan Cr Dengan Fitoremediasi
karena kemampuannya dalam
Menggunakan Eceng Gondok
mengakumulasi logam berat. Ini Efektivitas (%)
Waktu
dimungkinkan karena pada akar eceng
(Hari) COD Cu Cr
gondok terdapat mikroorganisme
(rhizosfera) yang mampu mengurai 1 10,71 5,67 5,92
senyawa organik, anorganik bahkan logam 3 31,48 7,92 9,99
berapat di perairan yang digunakan sebagai 5 32,08 30,25 14,52
sumber makanan. Selain itu, 7 39,62 37,29 22,60
mikroorganisme ini juga mampu mengubah 9 39,22 44,66 33,60
Cr anorganik menjadi Cr organic yang 11 40,00 61,79 37,90
selanjutnya diserap oleh akar eceng gondok 14 42,86 68,73 42,4

141
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

Efektivitas penurunan COD dapat bagian sel tertentu untuk menjaga agar
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (a) tidak menghambat metabolisme tanaman
volume reaktor, (b) waktu tinggal padatan tersebut.
atau substrat, (c) kandungan oksigen dan
volume lumpur, serta (d) jumlah tanaman Berbeda halnya pada logam Cr, nilai
yang diaplikasikan pada proses efektivitas yang didapatkan berada di
fitoremediasi [1,15]. Efektvitas parameter bawah logam Cu. Pada sistem transportasi
COD mengalami peningkatan dari hari akar eceng gondok, absorbsi logam Cu dan
pertama hingga 14. Ini disebabkan oleh Cr mengalami kompetisi. Logam Cu
oleh proses fitoremediasi tanaman eceng merupakan mikronutrien yang diperlukan
gondok dalam menyerap polutan organik oleh tanaman eceng gondok dalam proses
melalui akarnya. Selanjutnya senyawa metabolismenya. Oleh karenanya logam Cu
organik yang diserap akan masuk ke batang akan diserap oleh akar lebih dahulu
melalui pembuluh pengangkut kemudian dibanding dengan logam Cr [17].
menyebar ke seleuruh bagian tanaman
eceng gondok. Senyawa organik Efektivitas tertinggi dihasilkan pada
selanjutnya akan mengalami reaksi biologi logam Cu yaitu mencapai 68,73%,
dan terakumulasi di batang tanaman untuk menunjukkan bahwa persentase efektivitas
diteruskan ke daun [7,11]. penurunan pencemaran parameter Cu telah
efektif (>50%). Penurunan tertinggi
Efektivitas penurunan konsentrasi Cu disebabkan logam Cu merupakan logam
yang cukup tinggi mengindikasikan essensial yang dalam konsentrasi tertentu
terdapatnya faktor yang berperan selain dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai
empat faktor yang disebutkan diatas. koenzim dalam proses metabolisme tubuh
Efektivitas yang cukup tinggi disebabkan [18].
logam Cu yang terlarut di dalam air dapat
direduksi oleh mikroba rhizosfera yang Daya serap diperoleh melalui
terdapat pada akar eceng gondok dengan pengurangan konsentrasi awal dengan
cara menyerapnya dari perairan dan konsentrasi sisa dimana konsentrasi sisa
sedimen kemudian mengakumulasikan dari tiap-tiap perlakuan didapatkan dengan
bahan terlarut ini kedalam struktur menggunakan ICP dapat diketahui
tubuhnya. Disamping itu mikroba berdasarkan rumus berikut:
rhizosfera mampu mengubah Cu anorganik (kadar awal  kadar akhir) (mg )
menjadi Cu organik yang kemudian akan daya serap 
berat eceng gondok ( g )
diserap oleh akar eceng gondok dan
digunakan sebagai kofaktor (metalloenzim)
dari enzim plastosianin yang berguna
Berdasarkan formula tersebut dapat
dalam proses fotosintesis yaitu untuk
diketahui daya serap eceng gondok
merangsang pembelahan sel eceng gondok
terhadap logam Cu 0,0016 mg/g eceng
[5]. Menurut Mahmud dkk [16],
gondok , Cr 0,0051 mg/g eceng gondok dan
mekanisme penyerapan dan akumulasi
COD 0,1232 mg/g eceng gondok . Daya
logam berat oleh tumbuhan dibagi menjadi
serap tersebut tergantung pada
tiga proses yaitu penyerapan oleh akar
karakteristik limbah dan konsentrasi
lewat pembentukan suatu zat khelat yang
limbah yang diolah. Berdasarkan penelitian
disebut fitosiderofor yang akan mengikat
Rorong dan Edy [19], dijelaskan bahwa
logam berat dan membawanya ke dalam sel
konsentrasi logam dalam limbah juga
akar, selanjutnya proses translokasi logam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman;
dari akar ke bagian lain tumbuhan melalui
dengan meningkatnya konsentrasi logam
jaringan pengangkut xylem dan floem dan
dalam limbah maka pertumbuhan tanaman
yang terakhir adalah lokaslilasi logam pada
menjadi terhambat. Kemampuan eceng

142
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

gondok dalam menyerap pencemar Klorida, Prosiding Seminar Nasional


disebabkan oleh akarnya yang bercabang- Teknologi Pengelolaan Limbah IX
cabang halus, yang digunakan oleh ISSN 1410-6086.
mikroorganisme sebagai tempat
[3] Suprihatin dan Indrasti Nastiti Siswi.
pertumbuhan.
2010. Penyisihan Logam Berat Dari
Limbah Cair LAboratorium dengan
Metode Presipitasi dan Adsorpsi.
4. SIMPULAN
Makara Sains, 14 (1): 44-50
Sistem Fitoremediasi dengan eceng [4] Widyawati, Y, R, 2014. Efektivitas
gondok selama 14 hari dapat menurunkan Lumpur Aktif (Activated Sludge)
nilai COD sebesar 20,7 mg/L, logam Cu Dalam Menurunkan Nilai BOD
dan Cr masing-masing sebesar 0,264 dan
(Biological Oxygen Demand) Pada
0,86 mg/L, dengan efektivitas penurunan
berturut-turut sebesar 38,15%, 63,06% dan Limbah Cair UPT. Lab Analitik
36,48%. Universitas Udayana. Skripsi.
Jurusan Kimia Universitas Udayana.
Daya serap eceng gondok dalam Jimbaran
sistem fitoremediasi untuk COD sebesar
[5] Setyowati, S., Nanik H.S., Erry W.
0,1232 mg/g eceng gondok, logam Cu dan
Cr masing-masing 0,0016 mg/g eceng 2015. Kandungan Logam Tembaga
gondok dan 0,0051 mg/g eceng gondok (Cu) dalam Eceng Gondok
(Eichhornia crasipes) Perairan dan
Sedimen Berdasarkan Tata Guna
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Lahan di Sekitar Sungai Banger
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dra. Pekalongan. Bioma, 7 (1):
Emmy Sahara,M.Sc(Hons) dan A.A.Istri ISSN 1410-8801
Agung Mayun Laksmiwati, S.Si.,M.Si [6] Verma, V.K., R.K Gupta, dan J.P.N
yang telah memberikan masukan serta Rai. 2005. Biosorption of Pb and Zn
kritikan demi kesempurnaan dan from pulp and paper industry effluent
kelancaran penelitian, penulisan skripsi,
by water hyacinth (Eichhornia
hingga penyusunan tulisan ini.
crassipes).
http://www.niscair.res.in/ScienceCom
6. DAFTAR PUSTAKA munication/ResearchJournals/rejour/J
[1] Trisnawati, N, Putra Manuaba. Iryanti sir/jsir2k5/jsir_oct05.asp. IPC Code:
E S. 2016. Fitodegradasi dengan C02F3/32. Cited : 8 Mei 2016
[7]Dwijayanti,N.P.A.,I.E.Suprihatin.,D.Putr
Tanaman Pacing (Speciosus
cheilocostus) untuk Menurunkan a, 2016. Fitoekstraksi Cu, Cr, dan Pb
Kandungan Pb,Cd,dan Hg//Limbah Limbah Tekstil dengan Tumbuhan
Kiambang (Pistia stratiotes L).
Cair Laboratorium. Jurnal Cakra
Kimia, 4 (1): 77 – 83 Jurnal Kimia 10 (2): 275-280.
[2] Rohaeti Eti., F.T.Nenny., dan [8] Setiadi, Tjandra., Pertiwi, Fransisca
I., Widyarsa, Irma I., 1999.
B.Imadia 2011. Pengolahan Limbah
Cair Dari Kegiatan Praktikum Pengolahan Limbah Cair Industri
Analisis Spot Test Dengan Koagulasi Tekstil yang Mengandung Zat Warna
Azo Reaktif dengan Proses Gabungan
Menggunakan Polialuminium
Anaerob dan Aerob, Laboratorium

143
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017

Mikrobiologi dan Teknologi [15]Dewi,K.S.P.,Suarya.,I.E.Suprihatin.,W.


Bioproses, Jurusan Teknik Kimia D. Sulihingtya 2016. Penurunan
Institut Teknologi Bandung, Bandung. BOD, COD, dan Zat Warna Limbah
[9] Singh, N.B., Ruchi Singh., Pencelupan dengan Fitoekraksi
Mohammed, M.I., 2014. Waste Water menggunakan Kiambang (Salvinia
Management in Dairy Industry : natans). Jurnal Bumi Lestari, Vol. 16
Pollution Abatement and Preventive No.1 : 11-15.
Atitudes. Internasional Journal of [16] Mahmud, M., Fitryane Lihawa, Ishak
Science, Environment and Isam Indriaty M Patuti. 2015.
Technology, 3 (2): 672 – 683. Fitoremediasi sebagai Alternatif
[10] Suyasa, B. 2015. Pencemaran Air dan Pengurangan Limbah Merkuri Akibat
Pengolahan Air Limbah. Denpasar: Penambangan Emas Tradisional di
Udayana University Press. Ekosistem Sungai Tulabolo
[11] Ratnani, R.D,. 2012. Kemampuan Kabupaten Bone Bolango. Jurnal.
Kombinasi Eceng Gondok dan Universitas Negeri Gorontalo.
Lumpur Aktif untuk Menurunkan [17] Irhamni., Setiaty P., Edison P., Wirsal
Pencemaran pada Limbah Cair H., 2015. Kajian Akumulator
Industri Tahu. Momentum, 8 (1): 1-5. Beberapa Tanaman Air dalam
[12] Palar, H. 1994. Pencemaran dan Menyerap Logam Berat Secara
Toksikologi Logam Berat. Rineka Fitoremediasi. Jurna Serambi
Cipta. Jakarta. Engineering. 75 – 84
[13] Tangio J, S. 2015. Adsorpsi Logam [18] Fitriyah, A W., Yudhi Utomo., Irma
Timbal (Pb) dengan menggunakan K. Kusumaningrum. 2013. Analisis
Biomassa Eceng Gondok Kandungan Tembaga (Cu) dalam Air
(Eichhornoa crassipes). Jurnal dan Sedimen di Sungai Surabaya.
Entropi. 8(1): 500 – 506 Jurnal Online Kimia Universitas
[14] Sutrisno, R Artanti., T. Dewi. 2009. Negeri Malang, 2 (1): 1 - 8
Fitoremediasi untuk Rehabilitasi [19] Rorong J A., Edi S. 2010. Analisis
Lahan Pertanian Tercemar Kadmium Fitokimia Enceng Gondok
(Cd) dan Tembaga (Cu). Jurnal (Eichhornia crasssipes) dan Efeknya
Tanah dan Iklim No. 30/2009. ISSN sebagai Agen Photoreduksi Fe3+.
1410-7244. Chemistry Progress, 3 (1): 33 – 41

144

Anda mungkin juga menyukai