Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang dengan gigih


melaksanakan pembangunan pada segala bidang dan merupakan Negara yang
memiliki banyak potensi. Keberadaan sumberdaya alam yang melimpah,
menjadi modal dasar bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan Negara yang
mandiri di era globalisasi seperti sekarang ini. Salah satu bidang
pembangunan yang paling diharapkan untuk mewujudkan kemandirian adalah
bidang perdagangan dan perindustrian.

Berbagai macam jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur


menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan
lingkungan, dan diantaranya dapat menyebabkan berbagai penyakit. Untuk itu
mikroorganisme ini perlu dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah
satu cara yang paling mudah dan tepat adalah dengan cara mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak
tersedia, dapat juga digunakan sediaan pembersih tangan berbasis alkohol
atau mengandung antibakteri yang dikenal dengan hand sanitizer.

Hand sanitizer merupakan suatu produk sediaan cair yang cara


penggunaannya tanpa menggunakan air. Produk ini berfungsi sebagai
pembunuh kuman sekaligus pemberi aroma yang sehat dan segar, yang saat
ini banyak digemari oleh masyarakat untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan tangan. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
suatu produk yang produksinya bisa berskala industri baik kecil, menengah
maupun besar. Untuk produk hand sanitizer yang akan dikembangkan yaitu
produk hand sanitizer yang sebelumnya sudah diproduksi skala Laboratorium
oleh Laboratorium Mikrobiologi Industri yang berkolaborasi dengan
Laboratorium Kimia Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang yang
diberi nama Liquid Cymbopogon Hand Sanitizer (LiChiN).

Perencanaan suatu industri tidak terlepas dari perancangan tata letak


pabrik. Tata letak pabrik merupakan tata cara pengaturan fasilitas pabrik yang
berguna untuk kelancaran produksi dengan memanfaatkan luas area (space)
produksi untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya,
kelancaran material handling, penyimpanan material (storage), personil
pekerja dan hal lain yang berhubungan dengan produksi (Wibawanto, 2014).
Permasalahan yang sering terjadi pada perencanaan tata letak pabrik adalah
jarak perpindahan bahan baku (material handling) yang kurang efisien serta
susunan mesin produksi yang kurang teratur.
Pemilihan dan penempatan fasilitas memerlukan perencanaan yang baik
karena akan menentukan hubungan fisik dari aktivitas produksi yang
berlangsung, terutama berhubungan dengan system pemindahan bahan
material (material handling). Material handling berhubungan dengan
pemindahan barang dari satu fasilitas dengan fasilitas produksi yang lain atau
suatu departemen dengan departemen yang lain. Sistem material handling
yang baik mampu meningkatkan kinerja perusahaan terutama mengurangi
Work In Process (WIP) (Mohamed dkk, 2015). Oleh karena itu, penting
untuk menentukan peralatan penanganan material yang sesuai dan tugas
operasi penanganan material untuk masing-masing peralatan.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penyelesaian


permasalahan tata letak salah satunya yaitu metode CRAFT. Dalam penelitian
ini menggunakan metode CRAFT. Metode CRAFT dipilih karena metode ini
mempunyai kelebihan dalam menetapkan lokasi khusus dengan waktu
komputasi yang pendek dan sederhana untuk meminimalkan biaya material
handling dan jarak antar fasilitas.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tata letak
fasilitas produksi pabrik yang memproduksi produk Liquid Cymbopogon
Hand Sanitizer (LiChiN) untuk mengefisiensi biaya dan luas area.

I.3 Manfaat

1. Dapat mengasilkan rancangan tata letak fasilitas produksi pabrik sehingga


dapat mengembangkan produk berskala industri.
2. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
mengkaji tentang masalah perancangan tata letak.

I.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di …….. (ini bingung kak)
2. Perancangan tata letak fasilitas produksi menggunakan algoritma CRAFT
dengan bantuan software Microsof excel Ad-Ins.
3. Adanya usulan jenis mesin yang digunakan
4. Perancangan tata letak hanya pada bagian fasilitas produksi
5. Perhitungan dalam penentuan jarak antar stasiun menggunakan persamaan
rectilinear dan luas departemen.
6. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa usaha.
I.5 Hipotesis
1. Diduga dengan perancangan tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau
macam proses yang efektif dan efisien akan mampu meminimalkan jarak
pemindahan bahan baku dan biaya produksi.
2. Diduga perancangan tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam
proses akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai