OLEH
KELOMPOK 2
YOGI PRATAMA
2004310017
Vitamin C merupakan salah satu senyawa antioksidan yang efektif dalam menangkal radikal
bebas. Dalam tubuh manusia senyawa ini berfungsi sebagai katalis dalam reaksi kimia. Oleh karena itu,
jika jenis katalis ini tidak terdapat dalam tubuh maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Komponen ini
umumnya terkandung dalam buah-buahan dan sayuran. Buah yang mengandung vitamin c diantaranya
adalah buah kiwi (Actinidia deliciosa). Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Labu
Elenmeyer, Alue dan Mortar, Spatula, Corong pisah, Gelas Ukur, Kertas Saring, Gelas beaker, Pipet
Tetes, Buret titrasi dan timbangan Digital.Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 10
gram buah kiwi, 100 ml aquades, 2-3 tetes iodin, dan Indikator Amilum.Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui kadar kandungan vitamin C pada buah kiwi (Actinidia deliciosa) melalui proses
metode titrasi iodometri .menggunakan indikator amilum sebelum di titrasi dengan iodium untuk
mentritasinya. Berdasarkan praktikum kali ini didapatkan bahwa banyak kadar vitamin c pada buah kiwi
sebesar 2,35 % dan buah kiwi memiliki kandungan vitamin c yang lebih banyak dari pada buah jeruk dan
buah lainnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin C adalah salah satu senyawa kompleks yang terdapat dalam buah dan
sayuran yang memiliki sifat larut air. Menurut Tahir dkk. (2017), vitamin C merupakan
suatu senyawa atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan prekusornya adalah
karbohidrat. Vitamin C dikenal juga dengan nama asam askorbat. Dalam tubuh manusia
senyawa ini berfungsi sebagai katalis dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, jika jenis
katalis ini tidak terdapat dalam tubuh maka fungsi normal tubuh akan terganggu
(Setyawati, 2014).
Tubuh manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C sehingga kebutuhan vitamin
C dalam tubuh dipenuhi melalui asupan bahan makanan. Bahan makanan seperti
sayuran dan buah–buahan segar adalah sumber vitamin C yang baik. Vitamin C
memiliki sifat mudah larut dalam air dan mudah teroksidasi. Asam askorbat atau
vitamin C dalam buah-buahan dan sayuran akan rusak atau berkurang akibat proses
oksidasi berupa paparan udara, pemasakan dan pengirisan, serta penyimpanan yang
tidak tepat. Salah satu bentuk tindakan agar kandungan vitamin C pada sayuran dan
buah-buahan tetap terjaga yaitu proses pengemasan buah dan sayuran pada suhu rendah
(di lemari es). Menurut Aina & Suprayogi (2011), manfaat vitamin C bagi tubuh yaitu
sebagai antioksidan, sintesis kolagen, dan anti kanker. Kebutuhan vitamin C oleh setiap
tubuh berbeda, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, sifat metabolisme, dan
penyakit tertentu. Orang dewasa diajurkan konsumsi 100- 150 mg vitamin C (Badriyah
& Manggara, 2015).
Salah satu buah yang banyak mengandung vitamin c adalah buah kiwi (Actinidia
deliciosa. Buah Kiwi merupakan buah yang kaya akan Vitamin C. Vitamin C yang
terkandung dalam buah Kiwi hampir dua kali lebih tinggi dari buah jeruk . Setiap
100gram buah kiwi mengandung 92,7mg Vitamin C yang dapat memenuhi angka
kebutuhan gizi harian hingga 103%. Seperti yang kita ketahui, Vitamin C merupakan
nutrisi penting bagi tubuh kita untuk meningkatkan sistem kekebalannya.
Melalui latar belakang tersebut maka kami melakukan praktikum untuk menguji
kadar kandungan vitamin c setiap 10 gram pada buah kiwi dengan metode titrasi.
Dengan dilakukannya praktikum ini kami harap dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman kami mengenai kadar vitamin c pada buah kiwi.
Tujuan Praktikum
- Menguji kadar vitamin c pada buah kiwi
- Mahasiswa dapat mengetahui cara melihat kandungan vitamin c pada buah
melalui proses titrasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin C merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
mempunyai peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C ini
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin ini
termasuk golongan vitamin anti oksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
mampu menangkal berbagai radikal bebas. vitamin C merupakan suatu senyawa atau zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan prekusornya adalah karbohidrat. Vitamin C
dikenal juga dengan nama asam askorbat. Dalam tubuh manusia senyawa ini berfungsi
sebagai katalis dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, jika jenis katalis ini tidak terdapat
dalam tubuh maka fungsi normal tubuh akan terganggu (Setyawati, 2014).
Vitamin C adalah salah satu senyawa yang mudah teroksidasi karena
mengandung gugus fungsi hidroksi yang sangat reaktif. Dengan adanya oksidator gugus
hidroksi, vitamin C akan teroksidasi menjadi gugus karbonil. Proses oksidasi akan
terhambat jika vitamin C berada dalam kondisi sangat asam atau pada suhu rendah.
Vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh namun diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Tubuh tidak dapat menghasilkan vitamin C, oleh karena itu pemenuhan vitamin C oleh
tubuh diperoleh melalui makanan. Kebutuhan vitamin C setiap tubuh berbeda
tergantung pada usia dan metabolisme (Badriyah & Manggara, 2015).
Kertas saring adalah sebuah lembaran kertas yang digunakan untuk keperluan
filtrasi atau menyaring zat cair. Kertas saring dipergunakan untuk memisahkan fasa
padat dan cair yang tidak homogen. Dengan fungsi tersebut tentusaja sangat banyak
proses kimia yang dapat dilakukan dengan kertas saring (Pangestu,2020).
Buah kiwi merupakan salah satu jenis buah yang jarang diminati oleh
masyarakat. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui bahwa mengkonsumsi
jenis buah kiwi hijau dan buah kiwi emasmengandung vitamin C yang lebih
tinggi. Kandungan vitamin C pada buah kiwi dua kali lebih banyak dibanding buah -
buahan lain. Buah kiwi mengandung banyak zat gizi, mencegah berbagai
penyakit, dan memiliki antioksidan dibanding buah -buahan lain (Mayunita,2017).
Buah Kiwi merupakan buah yang kaya akan Vitamin C. Setiap 100gram buah
kiwi mengandung 92,7mg Vitamin C yang dapat memenuhi angka kebutuhan gizi
harian hingga 103%. Seperti yang kita ketahui, Vitamin C merupakan nutrisi penting
bagi tubuh kita untuk meningkatkan sistem kekebalannya (Dikson,2020).
Salah satu buah yang banyak mengandung vitamin c adalah buah kiwi (Actinidia
deliciosa. Buah Kiwi merupakan buah yang kaya akan Vitamin C. Vitamin C yang
terkandung dalam buah Kiwi hampir dua kali lebih tinggi dari buah jeruk . Setiap
100gram buah kiwi mengandung 92,7mg Vitamin C yang dapat memenuhi angka
kebutuhan gizi harian hingga 103%. Seperti yang kita ketahui, Vitamin C merupakan
nutrisi penting bagi tubuh kita untuk meningkatkan sistem kekebalannya
(Setiawati,2016)
Titrasi Iodometri adalah sebuah metode yang berdasarkan reaksi redoks dengan
mengukur jumlah iodin yang tersisa dari hasil reaksi antara vitamin C dengan reaktan.
Amilum yang digunakan sebagai indikator akan ditambahkan pada saat mendekati fase
akhir proses titrasi. Titrasi menggunakan iodin bertujuan untuk mereduksi senyawa-
senyawa kuat seperti vitamin C. Hasil uji titrasi dengan larutan iodin diberikan hingga
warna larutan berwarna biru. Warna biru yang terbentuk sebagai pertanda proses tritrasi
telah mencapai titik akhir (Damayanti & Kurniawati, 2017).
Sampel buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa) dibuat serbuk dengan cara
diblender yang bertujuan untuk memperluas permkaan sel sampel. Hal ini akan
memperbesar terjadinya kontak atara partikel simplisia dengan cairan penyaring yang
selanjutnya dapat memperbesar efek ekstraksi sehingga dengan ukuran sebuk yang
halus, diharapkan luas permukaan kontak dengan cairan penyari akan semakin besar
sehigga senyawa yang terkandung dalam sampel mudah ditarik oleh pelarut pada saat
proses ekstraksi. Pada dasarnya, semakin halus sebuk maka akan semakin banyak
permukaan serbuk yang bersetuhan dengan cairan penyari sehingga proses peyarian
akan lebih maksimal (Lindawati, 2020).
BAHAN DAN METODE
pertanian fakultas pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara pada hari kamis
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Labu Elenmeyer, Alue dan
Mortar, Spatula, Corong pisah, Gelas Ukur, Kertas Saring, Gelas beaker, Pipet Tetes,
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 10 gram buah kiwi, 100
Metode Kerja
Buah Kiwi
Titrasi larutan
Larutan berubah
jadi warna Biru
HASIL PRAKTIKUM
1. Jeruk 2,98 %
2. Kiwi 3,20 %
3. Belimbing 0,87 %
Mangga
4. 2,09 %
Arum Manis
Jawaban :
Kadar Vitamin C = Ml Iodium x 0,88 x Fp x 100 %
Berat Sample
= (50-46,22) x 0,88 x 10
x 100 %
10,37
= 3,20 %
PEMBAHASAN
Aina, mia, & Suprayogi, D. (2011). Uji Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai Makanan
Dan Pengaruhnya Terhadap Pemanasan. Jurnal Sains Dan Matematika, 3(1).
https: //doi.org/ 10.1234/ sainmatika. v3i1.1615. P; 61-67
Badriyah, L., & Manggara, A. B. (2015). Penetapan Kadar Vitamin C Pada Cabai
Merah ( Capsicum annum L) Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv- Vis.
Jurnal Wiyata, 2(1), 25–28.
Damayanti, E. T., & Kurniawati, P. (2017). Perbandingan Metode Penentuan Vitamin C
Pada Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometer Uv-Vis Dan
Iodimetri. Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Pembelajarannya, (November),
258–266.
Dikson, 2020. Manfaat dan Kandungan Buah Kiwi, Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2(1),
20-22
Karinda, M. 2013. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol
dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri. Jurnal
Ilmiah Farmasi 2(1)
Mulyani, E. (2018). Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Pada Buah Kiwi
(Actinidia deliciousa) Dengan Menggunakan Metode Iodimetri Dan
Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Farmasi, Sains, Dan Kesehatan, 3(2), 14–17.
Pangestu, Reza. 2018. Fungsi Alat Alat Laboraturium. Jurnal Kimia. 3(2). 18-22.
Putri, Mardina. (2015). ANALISIS KADAR VITAMIN C PADA BUAH NANAS
SEGAR (Ananas comosus (L.) Merr) dan BUAH NANAS KALENG DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Jurnal wiyata, 2(1)
Setiawan, H., Mulyani, S., & Made, I. (2014). Analisis Kandungan Vitamin C Dan
Kalium Dalam Labu Kuning (Cucurbita moschata). Jurnal Akademika Kimia. 3(4)
173-177.
Tahir, M., Hikmah, N., & Rahmawati, R. (2019). Analisis Kandungan Vitamin C Dan
β-Karoten Dalam Daun Kelor (Moringa oleifra Lam) Dengan Metode
Spektrofotometri Uv–Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(1), 135–140.
Yanti, Daud. (2019). Kandungan Vitamin C dari Ekstrak Buah Ara (Ficus carica L.) dan
Markisa Hutan (Passiflora foetida L.) Jurnal sains dan edukasi sains, 2(1), 54-59.