Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)

PENETAPAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)


DALAM AIR LIMBAH DENGAN METODE GRAVIMETRI

Diajukan untuk memenuhi salah satu peserta


Ujian Kejuruan Keahlian Tahun Pelajaran 2016/2017

Disusun oleh:

Eny Khairunnisa

9988371247

KOMPETENSI KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


SMK BANI SALEH
BEKASI
2016
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN OLEH SEKOLAH

Telah diperiksa dan dinilai oleh Tim Penilai


SMK BANI SALEH

Dinyatakan
DITERIMA/DITOLAK

Sebagai salah satu syarat guna mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
Praktik Tahun Pelajaran 2016/2017

Menyetujui/Mengesahkan:

Kepala Kompetensi Keahlian Guru Pembimbing


Analisis Kimia Praktek Kerja Industri

Dwiana Yulianita, S.Pd Igma Trisa Sukmalaksana, S.TP

Mengetahui/Menyetujui,
Kepala SMK Bani Saleh

Drs. Hery Purwanto, Apt.


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN DI TEMPAT PRAKERIN
DINILAI OLEH TIM PENILAI
BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP JAKARTA)

Sebagai Hasil Laporan Kegiatan PRAKERIN


Dari Tanggal 03 Oktober s/d 2 Desember 2016

Menyetujui/Mengesahkan:

Manager Pembimbing/Instruktur
Laboratorium Praktek Kerja Industri

Kurniawan Yulianto, SKM Helma


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah ta’ala yang senantiasa memberikan begitu
banyak kenikmatan sehingga laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dapat
terselesaikan dengan baik. Laporan PRAKERIN ini dibuat dalam rangka memenuhi
syarat tugas akhir setelah melakukan kegiatan PRAKERIN yang dilaksanakan di
BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
PENYAKIT (BBTKLPP JAKARTA) sejak tanggal 03 Oktober 2016 sampai
dengan tanggal 02 Desember 2016. Dalam laporan PRAKERIN ini, penulis
mengangkat topik khusus dengan judul “Penetapan Kadar Total Suspended Solid
(TSS) Dalam Air Limbah Metode Gravimetri”.

Selama proses penulisan laporan berlangsung, penulis mengalami berbagai


kendala yang cukup berarti. Penulis sadar bahwa dalam pelaksaan PRAKERIN
maupun pembuatan laporan PRAKERIN ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan dan support dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua yang selalu memberi doa dan dukungan kepada penulis sehingga
pelaksanaan PRAKERIN dan penyelesaian laporan dapat tercapai dengan
baik,
2. Bapak Drs. Hery Purwanto, Apt, selaku Kepala Sekolah SMK Bani Saleh
Bekasi,
3. DR. Koodrat Pramudho. MKes, sebagai kepala Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit,
4. Kurniawan Yulianto, SKM, sebagai pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan PKL,
5. Ibu Helma, selaku analisis total suspended solid (TSS),
6. Seluruh karyawan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit,
7. Ibu Dwiana Yulianita, S.Pd, selaku Kepala Program Keahlian Analisis Kimia
SMK Bani Saleh Bekasi,

i
8. Ibu Chevy Luviana, S.Si, M.M, Apt, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Hubungan Industri,
9. Bapak Igma Trisa Sukmalaksana, S.TP, selaku Guru Pembimbing,
10. Segenap tim guru produktif Analisis Kimia SMK Bani Saleh,
11. Merya Alshaqina, Rescha Widyani, selaku teman seperjuangan di PT. TUV
NORD INDONESIA,
12. Seluruh teman-teman angkatan pertama Analisis Kimia SMK Bani Saleh
Bekasi.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia, penulis tidak luput dari


kesalahan, sehingga laporan ini sekiranya masih perlu dievaluasi. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Hal ini akan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini karena laporan ini
masih jauh dari sempurna.
Penulis berharap laporan Prakerin ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang membaca, baik yang sebidang ilmu analisis kimia maupun di luar bidang ilmu
analisis kimia dapat memanfaatkannya.

Bekasi, Januari 2016

Eny Khairunnisa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL............................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Prakerin ....................................................................1


B. Tujuan Prakerin ................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Prakerin ..............................................................3
D. Pembatasan Masalah ..........................................................................3
BAB II PROFIL PT. TUV NORD INDONESIA ......................................................... 4

A. Sejarah Perusahaan ...........................................................................4


B. Struktur Organisasi ...........................................................................7
C. Sumber Daya Manusia dan Fasilitas ................................................9
D. Kegiatan Industri/bidang Usaha yang dilakukan ............................10
BAB III KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................... 15

A. Latar Belakang Analisis ..................................................................15


B. Tinjauan Pustaka .............................................................................16
C. Uraian Alat .....................................................................................26
D. Uraian Bahan ..................................................................................36
BAB IV PROYEK PRAKERIN.................................................................................... 39

A. Prinsip Kerja ...................................................................................39


B. Alat .................................................................................................39
C. Bahan ..............................................................................................40
D. Langkah Kerja ................................................................................40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 33

A. Hasil .................................................................................................43
B. Pembahasan .....................................................................................43

iii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 47

A. Kesimpulan ......................................................................................47
B. Saran ................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 48

LAMPIRAN...................................................................................................................... 49

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Uraian Alat ........................................................................................... 18


Table 5.2 data hasil pengujian total suspended solid dalam air limbah metode
gravimetri ............................................................................................................. 28

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 air limbah ........................................................................... 22

Gambar 3.2 aquadest ............................................................................. 23

Gambar 3.3 kertas saring........................................................................ 23

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar.1 lampiran ................................................................................. 34

Gambar.2 lampiran ................................................................................ 34

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PRAKERIN (Praktek Kerja Industri)

Pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin) adalah sebuah pelatihan


dan pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha atau Dunia Industri
yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya masing masing,
dalam upaya meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
juga menambah bekal untuk masa mendatang guna memasuki dunia kerja.
Dalam upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi nya, SMK Bani Saleh
melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi yang siap
memasuki dunia kerja dan dunia industri (DU/DI), selain itu siswa/siswi
diharapkan memiliki etos kerja meliputi:
a. hasil kerja yang berkualitas,
b. kreatif dan inovatif,
c. disiplin dan jujur,
d. motivasi kerja,
e. kemampuan kerja dibidang industri

Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di sektor industri maka


tidak dapat dielakkan lagi sekolah-sekolah kejuruan, khususnya SMK Bani
Saleh harus mampu menghadapi tuntutan dan tantangan yang senantiasa
muncul dalam kondisi seperti sekarang ini.

Mengingat tuntutan dan tantangan masyarakat industri di tahun-tahun


mendatang akan semakin meningkat dan bersifat padat pengetahuan dan
keterampilan, maka pengembangan pendidikan menengah kejuruan
khususnya analisis kimia harus difokuskan kepada kualitas lulusan. Berkaitan
dengan itu, maka pola pengembangan yang digunakan dalam pembinaan
sistem pendidikan menjadi sangat penting.

1
Seperti halnya sekolah menengah kejuruan lainnya, SMK Bani Saleh
mempunyai visi dan mengemban misi sebagai berikut:

VISI SMK BANI SALEH

Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, kreatif, dan inovatif.

MISI SMK BANI SALEH


1. menerapkan sistem pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira, dan berbobot,

2. menciptakan lingkungan yang islami,

3. membiasakan shalat berjamaah dan di awal waktu,

4. menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun),

5. menumbukan semangat kebersamaan dan jiwa sosial,

6. mengembangkan seluruh potensi siswa yang berbasis IT agar


kompeten, berwawasan, tangguh di dunia kerja dan berpenampilan
elegan.

Penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi jauh lebih maju


dibandingkan dengan pelajaran di sekolah, sehingga kesenjangan antara
kompetensi yang dibutuhkan oleh konsumen dan lulusan yang dihasilkan
semakin lama semakin besar. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya
kemitraan antara sekolah dengan dunia industri, yaitu dunia industri turut
membantu sekolah melalui Praktek Kerja Industri.

Prakerin secara umum bertujuan untuk melatih siswa menguasai


penerapan teori dan praktik mengenai metode-metode, khususnya bidang
analisis kimia yang diperoleh selama pendidikan dan penerapannya dalam
dunia industri, dengan demikian diharapkan para siswa dapat bersikap cepat
tanggap, dan kritis dalam menganalisis suatu masalah. Selain itu, diharapkan
pula agar siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang terampil, kreatif,
dan inovatif dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional Indonesia
menuju era perdagangan bebas.

2
B. Tujuan Prakerin

Adapun tujuan dari praktek kerja industry adalah sebagai berikut:

1. sebagai salah satu syarat pendidikan yang ditempuh di SMK BANI


SALEH BEKASI,
2. menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengantuntutan lapangan pekerjaan,
3. memperkokoh link and match antara SMK dan dunia kerja,
4. meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja berkualitas,
5. memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.

C. Waktu dan Tempat

Praktek kerja industri ini dilaksanakan mulai tanggal 3 Oktober 2016


sampai dengan 2 Desember 2016. Selama 2 bulan prakerin hanya
ditempatkan di laboratorium kimia fisika cair.
Praktek kerja industri dilaksanakan di BALAI BESAR TEKNIK
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT,
yang terletak di jalan Balai Rakyat No.2 Cakung Timur, Jakarta Timur 13910.

D. Pembatasan Masalah

Pada pelaksanaan praktek kerja industri di BALAI BESAR TEKNIK


KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
penulis melakukan uji BOD (Biologycal Oxygen Demand), DO (Dessolved
Oxygen), COD (Chemicial Oxygen Demand), kesadahan air, minyak-lemak
secara gravimetri, nilai permanganat secara asam, TDS (Total Dissolved
Solid), TSS (Total Suspended Solid), nitrat dengan spektrofotometri uv-vis,
nitrit dengan spektrofotometri uv-vis, sulfat dengan spektrofotometri uv-vis,
klorida dengan titrasi. Di dalam laporan ini masalah hanya dibatasi pada
pengujian total suspended solid (TSS) dalam air limbah secara gravimetri.

3
4
BAB II

PROFIL BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN


LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BBTKLPP) JAKARTA

A. Sejarah BTKLPP Jakarta


Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
BBTKLPP Jakarta merupakan salah satu unit pelaksana teknis di
lingkungan kementrian kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, sesuai dengan permenkes RI No.2349/MENKES/PER/XI/2011,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis kementrian kesehatan, BBTKLPP
memiliki peran penting dan luas sebagai perpanjangan tangan pelaksanaan
teknis program PP&PL (sekarang menjadi pencegahan dan pengendalian
penyakit) terutama sebagai pelaksana program PP dan PL pusat regional di 5
wilayah layanan yakni: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung dan
Kalimantan Barat.

Visi dan Misi BBTKLPP Jakarta mengikuti Visi dan Misi Presiden
Republik Indonesia yaitu” Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk
mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi pembangunan yaitu :

5
1. terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia dengan
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan,
2. mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum,
3. mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta meperkuat jati diri
sebagai negara maritim,
4. mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera,
5. mewujudkan bangsa yang berdaya saing,
6. mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional,
7. serta mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

6
B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BBTKLPP Jakarta

Keterangan tugas personil


1. Kepala: Dr. Koodrat Pramudho. M.Kes
Tugas:
a. menilai prestasi kerja personil laboratorium
2. Bagian Tata Usaha: Sri Hartuti. S.Sos., M.Si
Tugas:
a. melaksanakan penyusunan program dan laporan, urusan keuangan,
kepegawaian, dan umum.
3. Bidang Surveilans Epidemiologi: Suherman, SKM., M.Kes.

7
Tugas:
a. melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang surveilans
epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular, advokasi
dan fasilitas kesiapsiagaan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB) kesehatan lingkungan,
b. serta pendidikan dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi.
4. Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium: Sastriwati, SKM.,
M.Kes
Tugas:
a. melaksanakan perencanaan dan evaluasi, pengembangan teknologi
dan laboratorium,
b. serta pendidikan dan pelatihan bidang pengembangan teknologi dan
laboratorium pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan.
5. Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan: Achmad Rizal, SKM.,
M.Epid
Tugas:
a. melaksanakan perencanaan dan evaluasi,
b. pelaksanaan dampak analisis dampak lingkungan fisika, kimia dan
biologi,
c. serta pendidikan dan pelatihan di bidang pengendalian penyakit,
kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.
6. Instalasi
a. Instalasi Kimia Fisika Cair dan Padat, Udara, Radiasi, B3, Instrumen
Biologi, Entomologi, dan Kalibrasi
Tugas:
1) merencanakan kegiatan isntalasi: Sumber Daya Manusia (SDM),
biaya, peralatan, bahan dan metode pemeriksaan,
2) melakukan pengelolaan sampel (pengambilan, penyimpanan,
pemeriksaan hasil uji,
3) melakukan biosafety dan biosecurity,
4) melakukan pengendalian mutu (tepat waktu, akurasi dan
kalibrasi),

8
5) melakukan pengembangan kemampuan pemeriksaan parameter
(uji profisiensi, uji banding, pembaruan metode dan alat)
6) mengeluarkan sertifikat hasil uji dan menyusun laporan kegiatan.
b. Instalasi Laboratorium Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM)
Tugas:
1) merencanakan kegiatan instalasi: sumber daya manusia
(SDM), biaya, peralatn, bahan dan metode,
2) melakukan pemeriksaan specimen kesehatan di laboratorium,
3) melakukan pemeiksaan kesehatan karyawan dan masyarakat di
lingkungan sekitar kantor BBTKLPP Jakarta,
4) melakukan survey dan pengambilan sampel di lapangan dan
menyusun laporan kegiatan.
c. Instalasi Laboratorium Reagensia dan Media:
Tugas:
1) merencanakan kegiatan instalasi: kebutuhan, biaya, peralatan,
bahan,
2) melakukan pengelolaan media dan reagensia (mencatat
ketersediaan, penyimpanan, distribusi, dan stock opname)
3) melakukan pengendalian mutu (kesesuaian jenis bahan,
tanggal kadaluarsa, menjaga kualitas bahan)
4) menyusun laporan kegiatan.
d. Instalasi Virologi dan Imunoserologi:
Tugas:
1) Merencanakan kegiatan instalasi: SDM, biaya, peralatan,
bahan, metode,
2) Melakukan pengelolaan sampel (pengambilan, penyimpanan,
pemeriksaan hasil uji,
3) Menyusun laporan kegiatan.
e. Instalasi Pengendalian Mutu
Tugas:
1) merencanakan kegiatan instalasi: SDM, biaya, peralatan, bahan
metode kalibrasi, identifikasi alat yang akan dikalibrasi,

9
2) memastikan setiap instalasi melakukan pemeriksaan sesuai
metode,
3) memastikan setiap instalasi menerapkan biosafety dan
biosecurity,
4) menyusun laporan kegiatan.
f. Instalasi K3 dan Pengelolaan Limbah
Tugas:
1) merencanakan kegiatan instalasi: SDM, biaya, peralatan,
bahan, SOP, waktu pelaksanaan,
2) menyusun dan merencanakan program dan SOP K3 dan
pengelolaan limbah,
3) melakukan pemantauan lingkungan kerja, sanitasi, dan
keamanan serta menyusun laporan kegiatan.
g. Instalasi Pelayanan
Tugas:
1) bertanggung jawab terhadap sistem administrasi sampel mulai
contoh uji datang hingga hasil uji keluar,
2) menerima kerjasama dari pihak lain (penawaran, nilai kontrak
yang disetujui oleh kepala BBTKLPP Jakarta,
3) menerima sampel dari konsumen atau dari petugas sampling,
4) memeriksa kendali hasil uji (KHU)
5) menyusun laporan kegiatan
h. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan
Tugas:
1) merencanakan kegiatan isntalasi: SDM, biaya, lokasi, waktu
pelaksanaan,
2) memfasilitasi dan membantu proses pendidikan dan pelatihan,
3) menyusun kegiatan laporan.

i. Instalasi Sarana dan Prasarana


Tugas:

10
1) pemeliharaan dan perbaikan gedung, peralatan sampling
lapangan, alat-alat laboratorium, kendaraan operasional dll,
2) menyusun laporan kegiatan.
j. Instalasi Mikrobiologi dan Parasitologi
Tugas:
1) merencanakan kegiatan instalasi: SDM, biaya, peralatan,
bahan. Metode, waktu pelaksanaan,
2) pemeriksaan bakteri pada darah manusia,
3) pemeriksaan bakteri pada air AC,
4) menyusun laporan kegiatan.
k. Instalasi Informasi Teknologi dan Kehumasan
Tugas:
1) membuat dan menyebarkan informasi melalui media non
elektronik ataupun elektronik di BBTKLPP Jakarta,
2) mendokumentasikan sarana penggunaan CCTV,
3) meliput atau mendokumentasikan seluruh kegiatan yang ada di
BBTKLPP Jakarta
l. Instalasi Perpustakaan
Tugas:
1) mengumpulkan dan mengelola data kegiatan yang telah
dilakukan di BBTKLPP Jakarta,
2) merencanakan kebutuhan buku perpustakaan,
3) mengelola kegiatan di perpustakaan.
m. Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas:
1) melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-
masingberdasarkan peraturan perundang-undanagn yang
berlaku.

11
C. Sumber Daya Manusia dan Fasilitas
Jumlah pegawai di BBTKLPP Jakarta dengan status Pegawai Negeri Sipil
berjumlah sekitar 111 pegawai sudah termasuk di bagian laboratorium dan
administrasi. Selain itu BBTKLPP Jakarta juga memiliki beberapa fasilitas
yaitu:
1. aula,
2. laboratorium kimia fisika cair,
3. laboratorium kimia fisika udara,
4. laboratorium kimia fisika padat dan B3,
5. laboratorium biologi lingkungan,
6. laboratorium kalibrasi,
7. laboratorium instrumen,
8. laboratorium pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
9. lobby,
10. lift,
11. mushola,
12. mobil jemputan,
13. ruang tata usaha,
14. ruang keuangan,
15. ruang kepegawaian,
16. ruang reagen,
17. ruang perpustakaan,
18. ruang sarana dan prasarana,
19. tempat parkir kendaraan,
20. toilet.

D. Kegiatan Industri Bidang Usaha yang Dilakukan


Jenis-jenis pelayanan pengujian yang dilakukan di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta
antara lain sebagai berikut :

12
1. Pengujian di bagian kimia fisika air yaitu: suhu, kekeruhan, TSS, TDS,
pH, salinitas, BOD, COD, DO, amoniak, nitrit, flourida, nikel arsen,
klorida, sulfat, Cu, Pb, Mn, Fe, Cd, Zn, Al, Se,
2. Pengujian di bagian kimia fisika udara yaitu : udara bebas dan udara
ruang (CO, SO2, NO2, H2S, NH3 dll),
3. Pengujian di bagian kimia fisika padat dan B3 yaitu : makanan,
minuman, lumpur, dan bebatuan,
4. Pengujian di bagian biologi lingkungan yaitu : air (total coliform, fecal
coliform) makanan (Escherichia coli) udara (jumlah kuman) lumpur
dsn tanah (telur cacing) Vibrio cholera, Shigella, Salmonella,
Streptococcus, Staphylococcus aureus, angka lempeng total (pada
lantai, alat medis, alat makan dan minum, alat masak dll),
5. Pengujian di bagian kalibrasi yaitu : suhu (termometer, oven,
autoclave, inkubator , refrigator/lemari sampel, volumetrik (buret, labu
ukur, gelas ukur, pipet volume dll), massa (neraca analitik),
turbidimeter, dan spektrofotometer,
6. Pengujian di bagian pengendalian penyakit menular yaitu :
a. Entomologi seperti: bedah nyamuk, pemeliharaan nyamuk mulai
dari bertelur hingga dewasa, identifikasi nyamuk, jentik, lalat, dan
tikus,
b. Imunoserologi seperti: influenza, demam berdarah, hepatitis A,
c. Mikrobiologi dan parasitologi seperti: TBC, malaria, leptospira,
Bacillus cereus, Salmonella sp, Escerichia coli, Staphylococcus
aureus,
7. Pengujian di bagian penyakit tidak menular yaitu : tekanan darah,
kolesterol, body fat (tinggi badan, lemak tubuh, berat badan).

13
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang

Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di


berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Selain itu peningkatan pencemaran lingkungan juga diakibatkan dari
meningkatnya jumlah penduduk beserta aktifitasnya. Limbah yang
berbentuk cair yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnnya.

Upaya pencegahan timbulnya pencemaran lingkungan dan bahaya


yang diakibatkannya serta yang akan menyebabkan kerugian sosial
ekonomi, kesehatan dan lingkungan, maka harus ada pengelolaan secara
khusus terhadap limbah tersebut agar bisa dihilangkan atau dikurangi sifat
bahayanya. Selain itu, perlu diusahakan metode pengelolaan yang ramah
lingkungan serta pengawasan yang benar dan cermat oleh berbagai pihak.

Pengujian terhadap parameter total suspended solid (TSS) perlu


diketahui tingkat batas maksimum dalam air limbah sebagai salah satu
persyaratan memenuhi standar pembuangan air limbah ke badan air. Metode
ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam
sampel air dan air limbah secara gravimetri.

14
B. Tinjauan Pustaka

1. Air Limbah
Air limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam
berbagai aktivitasnya. Air limbah tersebut dapat berasal dari aktivitas
rumah tangga, industri, pertokoan, fasilitas umum maupun dari tempat
– tempat lainnya. Air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
dibuang secara terus menerus, hal ini dapat memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan lingkungan, baik pada didaerah penghasil limbah
maupun diluarnya.

Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan


meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila
jumlah air yang dibuang berlebihan melebihi dari kemampuan alam
untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat
kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri
sehingga oleh karenanya perlu dilakukan penanganan air limbah yang
seksama dan terpadu baik itu dalam penyaluran maupun pengolahannya.
Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: limbah rumah
tangga, limbah industri, limbah rumah sakit, limbah pertanian, limbah
pertambangan. Kandungan air limbah sebagian besar terdiri dari air
(99,9%) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut
(dissolved solid) dan tersuspensi (suspended solid) sebesar 0,1%.
Partikel-partikel padat terdir dari zat organik (± 70 %) dan zat anorganik
(± 30 %), zat-zat organik terdiri dari protein (± 65 %), karbohidrat (± 25
%) dan lemak (± 10 %).

15
2. Total Suspended Solid (TSS)

Total Suspended Solid (TSS) yaitu jumlah berat dalam mg/l


kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami proses
penyaringan dengan membran berukuran 0,45 μm. Adanya padatan–
padatan ini menyebabkan air menjadi keruh. Padatan ini tidak terlarut
dan tidak dapat mengendap secara langsung. Padatan tersuspensi terdiri
dari partikel – partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
pada sedimen, seperti bahan – bahan organik tertentu, tanah liat, dan
kikisan tanah yang disebabkan terjadinya erosi tanah.

Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi menghalangi


masuknya sinar matahari kedalam air, sehingga akan mengganggu
proses fotosintesis menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas
kedalam air oleh tanaman yang berada disekitar perairan. Jika sinar
matahari terhalangi dari dasar tanaman maka tanaman akan berhenti
memproduksi oksigen dan akan mati. Total Suspended Solid (TSS) juga
menyebabkan penurunan kejernihan dalam air.

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik


yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya
biasanya berasalkan lapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik
dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Zat organik dapat
menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangbiakannya.

Jumlah padatan tersuspensi dalam air dapat diukur dengan


Gravimetri. Seperti halnya padatan terendap, padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan
mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis.

Materi yang tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran


lebih besar daripada moleku yang terlarut. Analisa zat padat dalam air
sangat penting bagi penentuan komponen - komponen air secara
lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses

16
pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan.
(Sumestri, S. dan Alaerts, G, 1984).

3. Gravimetri

Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot,


adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa
itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah
ditimbang. Sebagian besar penetapan – penetapan pada analisis
gravimetri menyangkut perubahan unsur atau radikal yang akan
ditetapkan menjadi sebuah senyawa yang murni dan stabil, yang dapat
dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang mudah untuk
ditimbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat
dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawaannya serta bobot
atom unsur – unsur penyusunnya (konstituennya) (J. Bassett, hal 472:
1991).

Telah diungkapkan bahwa analisis gravimetri merupakan salah


satu devisi dari kimia analitik. Tahap pengukuran dalam metode
gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari
semua komponen lain dari pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik
yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari
penggangu - pengganggunya (Underwood, 2002).

Gravimetri memiliki tahap - tahap dalam menganalisis kadar


terutama dalam total suspended solid (TSS) yaitu:

1. bilas kertas saring dengan aquades, lalu saring sampel ke


dalam kertas saring, tunggu hingga terlihat kotoran di kertas
saring,
2. keringkan kertas saring dengan memasukkan kertas saring
kedalam oven dengan suhu 105oC tunggu selama 1 jam,
3. timbang kertas saring agar mendapat hasil kadarnya.

17
Analisis gravimetri dapat berlangsung baik, jika persyaratan
berikut dapat terpenuhi:

1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna


(sisa analit yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga
dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut.
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari
larutan ( dengan penyaringan).
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik
tertentu (dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan harus
bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut (Vogel, 1990).

C. Uraian Alat

Terdapat alat-alat yang dipakai dalam penetapan kadar total


suspended solid (TSS) metode gravimetri ini, yaitu:

Tabel 3.1 Uraian Alat

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Desikator digunakan untuk
proses pengeringan,
baik dengan
menggunakan
senyawa higroskopis
(kalsium klorida dan
silica gel) atau proses
penghampaan

18
2. Oven Digunakan untuk
memanaskan atau
mengeringkan
peralatan
laboratorium seperti
peralatan gelas
kimia, zat – zat
kimia, maupun
pelarut organik,
dapat pula digunakan
untuk mengukur
kadar air.
3. Neraca Timbangan analitik
analitik
untuk menimbang
zat kimia, media
bakteri, dan sampel
yang massanya
kurang dari 200
gram. Jumlah
penimbangan yang
tidak tepat akan
berpengaruh
terhadap konsentrasi
zat sehingga dapat
menyebabkan
terjadinya kekeliruan
dalam hasil analisa.

19
4. Erlenmeyer berfungsi untuk
menampung larutan
yang akan dititrasi
pada proses titrasi.
Dalam mikrobiologi
erlenmeyer
digunakan untuk
pembiakan mikroba.
Erlenmeyer tidak
dapat digunakan
untuk mengukur
volume.
5. Batang
pengaduk
Pengaduk kaca
berfungsi untuk
mengaduk larutan
agar tetap homogen
atau agar zat padat
cepat larut.

6. Loyang Loyang berfungsi


sebagai wadah
tempat kertas saring
yang sudah dibilas
maupun sesudah
menyaring sampel
untuk dikeringkan
ke dalam oven.

20
7. Pompa Corong Buchner
vakum dan berfungsi untuk
corong menyaring larutan
Buchner dari pengotornya
atau yang lainya.
Pompa vakum
berfungsi untuk
menyedot
angin/udara pada
suatu alat tertentu.

8. Penjepit krus Penjepit krus


digunakan untuk
menjepit botol
timbang dan gelas
arloji saat
menimbang atau
untuk memindahkan
botol timbang dan
gelas arloji dari oven
ke eksikator atau
sebaliknya.

9. Botol Botol semprot


semprot
digunakan untuk
menyimpan aquades
dan digunakan untuk
mencuci ataupun
membilas bahan-
bahan yang tidak
larut dalam air.

21
D. Uraian Bahan

Terdapat bahan - bahan yang dipakai dalam penetapan kadar total


suspended solid (TSS) metode gravimetri ini, yaitu:
1. Air limbah

Gambar 3.1 air limbah

Dalam Analisa total suspended solid (TSS) air limbah


sebagai sampel yang akan diuji total suspended solid (TSS). Air
limbah bisa didapatkan dari sumber tempat yang sering
menghasilkan limbah, seperti: air limbah rumah tangga, air limbah
industry, air limbah rumah sakit, air limbah pertambangan. Air
limbah memiliki karakteristrik yaitu:
1. Zat padat
2. Berwarna pekat
4. Berbau yang menyengat
5. Suhu yang lebih tinggi
6. Tingkat keasaman
7. Kekeruhan

22
2. Aquadest

Gambar 3.2 aquadest

Aquadest ini bentuknya cair dan seperti air pada umumnya


dan merupakan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi tubuh
manusia karena memiliki pH netral sehingga tidak menimbulkan
efek samping. Aquadest ini biasanya berfungsi sebagai pelarut (Hart,
2005).

3. Kertas saring

Gambar 3.3 kertas saring

Kertas saring yang digunakan dalam metode ini adalah


kertas saring whatman 542 yaitu kertas saring tak berabu. Kertas
saring ini digunakan untuk menyaring kotoran atau endapan yang

23
terdapat dalam sampel air limbah, endapan atau kotoran yang tidak
lolos dalam kertas saring akan dimasukkan kedalam oven untuk
mengetahui hasil kadar total suspended solid (TSS).

24
BAB IV

PENETAPAN KADAR TOTAL SUSPENSI SOLID (TSS)


DALAM AIR LIMBAH DENGAN METODE GRAVIMETRI

A. Prinsip Kerja

Sampel uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang
telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai
mencapai berat konstan pada suhu 103oC sampai dengan 105oC. Kenaikan
berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS).
Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama
penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi
volume sampel uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan
antara padatan terlarut total dan padatan total.

B. Alat

Adapun alat – alat yang digunakan selama proses pengujian adalah


sebagai berikut:

1. Desikator
2. Oven
3. Timbangan analitik
4. Loyang
5. Penjepit krus
6. Pompa vacum
7. Corong buchner
8. Erlenmeyer 250 ml
9. Batang pengaduk
10. Botol semprot

25
C. Bahan

Adapun bahan – bahan yang digunakan selama proses pengujian adalah


sebagai berikut:

1. Kertas saring whattman No 542


2. Air suling
3. Air limbah

D. Langkah Kerja

a. Persiapan Sampel

1. Kertas saring diletakkan pada peralatan filtrasi. Dipasangkan vakum


dan wadah pencuci, bilas wadah pencuci sebanyak 20 ml air suling
dengan menggunakan botol semprot, lanjutkan penyedotan untuk
menghilangkan semua sisa air, lalu dimatikan pompa vakum setelah
pencucian wadah selesai.
2. Kertas saring dipindahkan dari peralatan filtrasi ke tempat wadah
aluminium.
3. Kertas saring dikeringkan di dalam oven pada suhu 103oC sampai
dengan 105oC selama 1 jam, lalu kertas saring didinginkan di dalam
desikator kemudian kertas saring ditimbang.
4. Dilakukan penimbangan kertas saring kosong sampai diperoleh
berat kertas saring kosong.

b. Pengukuran

1. Penyaringan dilakukkan dengan menggunakan peralatan vakum.


Kertas saring dibasahi dengan sedikit air suling.
2. Sampel dikocok untuk memperoleh sampel yang lebih homogen.

26
3. Kertas saring dicuci dengan 3 x 10 ml air suling, diamkan kertas
saring yang sudah dicuci sampai kering dan dilanjutkan penyaringan
sampel dengan menggunakan alat vakum selama 3 menit agar
memperoleh penyaringan yang sampurna.
4. Kertas saring dipindahkan secara hati – hati dari peralatan
penyaringan dan kertas saring dipindahkan ke wadah aluminium.
5. Kertas saring dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
103oC sampai dengan 105oC, lalu kertas saring didinginkan di dalam
desikator.
6. Dilakukan penimbangan kertas saring + sampel sampai diperoleh
berat konstan

c. Perhitungan

(𝐴−𝐵) X 1000
mg TSS per liter =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

dengan pengertian:
A adalah berat kertas saring + residu kering (mg)
B adalah berat kertas saring, (mg)

27
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil praktek uji penetapan kadar total suspended solid (TSS)
dalam air limbah menggunakan metode gravimetri didapatkan data sebagai
berikut:

Tabel 5.2 hasil pengujian

Nomer Bobot kertas Bobot Volume Kadar


sampel saring kosong kertas sampel uji TSS
(mg) saring + (ml) (ppm)
residu (mg)
1 1175,5 1178,5 200 ml 15 ppm
2 1186,5 1189,4 200 ml 14,5 ppm
3 1169,9 1172,9 200 ml 15 ppm

Table 5.2 data hasil pengujian total suspended solid dalam air limbah metode gravimetri

B. Pembahasan

Pada percobaan Total Suspended Solid (TSS) dengan tujuan yaitu


untuk mengetahui kadar zat tersuspensi pada sampel air limbah. Sampel
yang diuji dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil
kadar yang lebih tepat. Prosedur yang dilakukan meliputi tiga tahap, dimana
tahap pertama yaitu preparasi sampel, tahap kedua yaitu preparasi kertas
saring dan tahap ketiga yaitu penimbangan zat padat tersuspensi pada
sampel. Analisis yang digunakan adalah cara gravimetri.
Tahap preparasi sampel. Pada tahap ini bahan yang dilakukan
adalah, penyaringan sampel. Alat yang digunakan untuk melakukan

28
penyaringan adalah kertas saring, erlenmeyer 100 ml yang sudah berisi air
limbah, pompa vakum sebagai alat penyaring utama. sampel air limbah
terlebih dahulu dikocok agar zat - zat yang terkandung di dalamnya tersebar
merata dan homogen. Sampel air limbah disaring secara perlahan – lahan
sebanyak 100 ml untuk mendapatkan hasil zat padat tersuspensi. Padatan
tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan
terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring
saat penyaringan dilakukan.
Tahap preparasi kertas saring. Pada tahap ini, kertas saring yang
sudah mendapat zat padat tersuspensi diletakkan pada wadah Loyang dan
dilakukan pemanasan di dalam oven dengan suhu 105⁰C selama 60 menit
bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring
maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan tersuspensi yang
akurat. Setelah dilakukan pemanasan maka kertas saring didinginkan di
dalam desikator selama 30 menit selanjutnya ditimbang hingga diperoleh
berat yang konstan.
Tahap penimbangan zat padat tersuspensi. Saat dilakukan
penimbangan dari berat kertas saring kosong nomer 1 yaitu 1175,5 mg
menjadi 1178,5 mg, berat kertas saring kosong nomer 2 yaitu 1186,5 mg,
menjadi 1189,4 mg, sedangkan kertas saring kosong nomer 3 yaitu 1169,9
mg menjadi 1172,9 mg. Adapun Hasil yang diperoleh pada sampel melalui
perhitungan yaitu pada sampel 1 dengan hasil kadar 15 ppm, sampel 2
dengan hasil kadar 14,5 ppm, sedangkan sampel 3 dengan hasil kadar 15
ppm.
Berdasarkan SNI 06-6989.3-2004 air limbah yang boleh di buang ke
badan air untuk Total Dissolved Solid adalah sebesar 500 mg/L atau 500
ppm. Jadi dapat disimpulkan bahwa air limbah nomer 1, 2, dan 3 dinyatakan
layak untuk dibuang ke badan air.

29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan SNI 06-6989.3-2004 air limbah yang boleh di buang ke


badan air untuk Total Dissolved Solid adalah sebesar 500 mg/L atau 500
ppm. Jadi dapat disimpulkan bahwa air limbah nomer 1, 2, dan 3 dinyatakan
layak untuk dibuang ke badan air.

B. Saran

Dalam metode gravimetri untuk menguji total suspended solid pada


umumnya menggunaka metode ini dikarenakan lebih mudah dipahami dan
praktis. Metode gravimteri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengetahui hasil kadar dari total suspended solid.

30
DAFTAR PUSTAKA

Azam, Khoirul. 2012. Prinsip Kerja Penyaring Vakum Evaporator.


http://khoirulazam89.blogspot.co.id/2012/01/penyaring-vacum-
evaporator.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Budy, 2014. Alat Yang Umum Di Laboratorium Dan Kegunaannya.


http://mamanyagendhis.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-alatyang-
umum-di.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Dermawan, Hendra. et al., 2013. Pencemaran Limbah Industri Minyak Di Laut.


Bekasi: universitas gunadarma
http://rendragunadarma.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengolahan-air-
limbah.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Dicky, 2013. Alat Kimia Dan Fungsinya.


http://dickymembuatblog.blogspot.co.id/2013/04/alat-kimia-dan-
fungsinya.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Humaira, Vela. 2014. Laporan Kimia Organik – Identifikasi Gugus Fungsi


Alkohol. http://velahumaira.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-organik-
identifikasi.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Pendoman Teknis Instalasi Pengolahan Air


Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. halaman: x.
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/pedoman-teknis-ipal-
2011.pdf. Diakses pada tanggal 17 desember 2016.
Kurniawan, Andri. 2015. Alat Pemanasan Di Laboratorium.
http://andrikurniaa.blogspot.co.id/2015/06/alat-pemanas-di-
laboratorium.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Nuraini, ade. et al., 2014. Penentuan Kadar Klorida. Palembang: universitas islam
negeri raden fatah Palembang

31
https://www.scribd.com/doc/249507412/Jurnal-gravimetri. Diakses pada
tanggal 20 Desember 2016.

Purba, Margareth Elisa Karina. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid
(TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-), Dan Sulfida (S2-) Pada Limbah Cair
Bapedaldasu. Sumatera utara: universitas sumatera utara
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13897/1/09E02381.pdf.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Putri, Oktaviani Pratama. 2012. Neraca Analitik.


https://oktavianipratama.wordpress.com/2012/11/13/neraca/. Diakses pada
tanggal 20 Desember 2016.

Ria, mesria. 2015. Analisis Gravimetri.


http://www.mataduniakami.id/2015/05/analisis-gravimetri-kimia-analisis-
2.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.

Rosita, ipa ida. 2014. Penentuan Kadar Klorida Dalam MgCl2 Dengan Analisis
Gravimetri. Jakarta: universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta
https://ipaidarosita.files.wordpress.com/2014/04/penentuan-kadar-
klorida.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2016.
Suardi, Farid. 2010. Peralatan Non Gelas. http://qualitycontrol-
07.blogspot.co.id/2010/03/peralatan-non-gelas.html. Diakses pada tanggal
20 Desember 2016.

Supryatno, Budi. 2000. Pengelolaan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan


Suatu Strategi Dan Langkah Penanganannya.
http://www.kelair.bppt.go.id/Jtl/2000/vol1-1/03airlim.pdf. Diakses pada
tanggal 9 desember 2016.

Widyarsih, Nia. 2013. Laporan Teknik Laboratorium Oven, Timbangan, Dan


Desikator Berat Basah Dan Berat Kering. Pontianak: universitas
tanjungpura
https://www.academia.edu/9504258/LAPORAN_TEKLAB_OVEN_TIM

32
BANGAN_dan_DESIKATOR_Berat_Basah_dan_Berat_Kering. Diakses
pada tanggal 20 Desember 2016.

Wulandari, puji retno. 2014. Perencanaan Pengolahan Air Limbah Sistem


Terpusat (Studi Kasus Di Perumahan Pt. Pertamina Unit Pelayanan III
Plaju – Sumatera Selatan). Sumatera selatan: universitas sriwijaya
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jtsl/article/view/1336/pdf. Diakses
pada tanggal 17 desember 2016.

33
LAMPIRAN

Gambar 1. lampiran

Ini adalah foto air limbah untuk dilakukan pengujia total suspended solid
sebanyak 3 kali pengulangan. Air limbah ini berwarna keruh tetapi tidak berbau.

Gambar 2. Lampiran

Ini adalah foto hasil penyaringan air limbah dengan nomer sampel 1 dan 2,
terlihat adanya padat tersuspensi yang berada di kertas saring. Hasil penyaringan

34
air limbah nomer sampel 3 sudah dimasukkan kedalam oven bersama dengan
sampel lainnya.

Adapun perhitungan dari penetapan kadar total suspended solid dalam air
limbah metode gravimetri adalah:

Sampel nomer 1

(𝐴−𝐵) X 1000
mg TSS per liter =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

(1178,5−1175,5) X 1000
=
200

3000
=
200

= 15 𝑝𝑝𝑚

Sampel nomer 2

(𝐴−𝐵) X 1000
mg TSS per liter =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

(1189,4−1186,5) X 1000
=
200

2900
=
200

= 14,5 𝑝𝑝𝑚

Sampel nomer 3

(𝐴−𝐵) X 1000
mg TSS per liter =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

(1172,9−1169,9) X 1000
=
200

3000
=
200

35
= 15 𝑝𝑝𝑚

36

Anda mungkin juga menyukai