Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

“ANALISA KUALITATIF PENDAHULUAN”

TANGGAL PRAKTIKUM : Sabtu, 24 Maret 2018

Disusun Oleh :

KELOMPOK IV
Annisa Pramesti (2017340002)
Muhamad Sigit (2014340034)
Ratri Resti Pambayun (2017340035)
Rina Dwi Hastuti (2017340040)

Program Studi Teknologi Pangan


Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia
Analitik ini tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini telah kami lakukan semaksimal mungkin dengan
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam
penyusunannya.Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari
berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan laporan
ini.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari laporan yang sederhana
ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para
pembaca.

Jakarta, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
2.1 Dasar Teori ............................................................................... 2
BAB III METODELOGI .............................................................................. 4
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................... 4
3.2 Prosedur Percobaan ................................................................ 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 7
4.1 Hasil Percobaan ....................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................. 8
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 12
5.2 Saran ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
LAMPIRAN............... .................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan
analisis kualitatif dan analisa kuantitatif. Pada praktikum ini, analisa yang
dilakukan adalah secara kualitatif. Analisa kualitatif membahas identifikasi
zat-zat. Urusannya adalah unsur unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel.
Analisis kualitatif adalah pemeriksaan ion atau unsur yang terdapat
dalam suatu unsur tunggal atau campuran senyawa. Dalam analisis kualitatif,
suatu zat atau unsur dalam sampel dapat ditentukan melalui tahap analisis
pendahuluandan analisis secara sistematis
Analisis pendahuluan merupakan pengamatan terhadap bentuk dan
warna zat, reaksi nyala, mengamati reaksi zat terhadap senyawa tertentu, dan
lain-lain. Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang dianalisis
dapat memberikan petunjuk yang sangat penting dan akan memudahkan
analisis lebih lanjut. Untuk beberapa ion tertentu uji pendahuluan sudah
memberikan kepastian.

1.2 Tujuan

1. Mampu melakukan analisa organoleptik terhadap beberapa


senyawa
2. Mampu melakukan analisa fisik terhadap beberapa senyawa
3. Mengetahui perbedaan antara senyawa organik dan senyawa
anorganik melalui proses pemijaran
4. Mampu melakukan test reaksi nyala dari senyawa asam borat

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Kimia Analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari dasar-


dasar analisis kimia. Secara garis besar kimia analitik dapat digolongkan
menjadi dua ketegori besar yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara
kuantitatif.
Analisis secara kualitatif merupakan metode analisis kimia yang
digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa
kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan
sifat kimia dan fisikanya (Anonim, 2007). Analisis kualitatif dibagi menjadi 4
langkah yaitu : pemeriksaan pendahuluan , pemeriksaan golongan ,
pemeriksaan anion dan pemeriksaan kation. Pemeriksaan pendahuluan
merupakan langkah penting. Pemeriksaan pendahuluan meliputi pengamatan
fisik secara organoleptik, pengamatan bentuk dan warna pada pemanasan, uji
kelarutan dan warna nyala. Pengamatan secara organoleptik merupakan
langkah awal dalam pemeriksaan pendahuluan yang meliputi:
1. Bentuk dan warna zat
Diamati apakah zat yang akan diselidiki berada dalam bentuk larutan atau
zat padat. Masing-masing ion dalam larutan akan memberikan warna yang
khas.
2. Bau zat
Mengenai bau , jangan sekali-kali mendekatkan muka (hidung) pada zat
tersebut , tetapi dikipas-kipaskan ke hidung.
3. Sifat higroskopis atau tidak
Ada beberapa zat yang mempunyai sifat mudah menyerap uap air
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering diterapkan untuk analisis zat-zat padat, sedangkat
reaksi kering digunakan untuk analisis zat-zat dalam larutan.

2
Uji warna, bau, serta bentuk/wujud sampel sebagai berikut :
 Merah : Pb3O4, HgI2, K3[Fe(CN)6]
 Merah Jingga : Dikromat
 Merah Jambu : Garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat
 Kuning : K4[Fe(CN)6].3H2O, FeCl3 dan Kromat
 Hijau : Garam-garam besi(II), garam-garam nikel dan CuCl2
 Biru : Garam-garam kobal anhidrat, garam-garam tembaga(II) behidrat
 Cokelat : Fe3O4
 Hitam : MnO2
Setelah tahap pemeriksaan secara organoleptik, maka tahap
selanjutnya adalah uji kelarutan. Pemeriksaan kelarutan bertujuan untuk
memeriksa apakah zat tersebut larut dalam air atau tidak dimana jika diketahui
kelarutannya maka bisa dihilangkan kemungkinan-kemungkinan lain.
Misalnya, jika suatu zat sukar larut maka sudah pasti :
1. Zat tersebut bukan garam-garam dari unsur Na, K, atau NH4
2. Zat tersebut bukan garam-garam dari persenyawaan Nitrat. kecuali Sb, Bi,
Stano, dan Merkuro dimana Unsur tesebut sebagian terhidrolisis oleh air
3. Zat tersebut merupakan Logam atau Oksida Logam kecuali oksida dari Na,
K, Ba, Sr, dan Ca
Dalam analisis pendahuluan klasik meliputi pula uji mutu boraks , uji
nyala, dan uji reaksi dengan asam sulfat encer dan pekat. Pengamatan pada uji
mutu boraks dilakukan dengan mengamati pembentukan warna tertentu suatu
senyawa yang melekat pada manik yang dipanaskan. Beberapa logam
membentuk warna yang khas pada manik yang dipanaskan pada nyala.
Uji nyala dapat mengamati warna nyala senyawa yang dipanaskan
dengan pembakar Bunsen. Beberapa logam memberikan warna spektrum yang
khas apabila dikenakan pada nyala Bunsen. Natrium memberikan nyala
kuning keemasan, kalium memberikan nyala lembayung, borat memberikan
nyala hijau dan sebagainya.

3
BAB III

METODELOGI

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

a) Gelas arloji
b) Spatula
c) Pipet tetes
d) Kain saring
e) Lampu spirtus
f) Kaki tiga dan kasa
g) Kawat nikrom
h) Korek api

3.2.2 Bahan

a) CuSO4 i) C2H5OH
b) NiSO4 j) NH4Cl
c) FeCl4 k) ZnCl2
d) CH3COOH l) NaCl
e) NH4OH m) COCl2
f) H2C2O4 n) ZnO
g) NaOH o) Hgl2
h) CaCl2 p) H3BO3

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Analisa Organoleptik

a) Diambil kira-kira 2-5 gr sampel CuSO4, NiSO4, FeCl4,


CH3COOH, dan NH4OH

4
b) Dilakukan analisa organoleptik terhadap zat diatas dengan
mengamati bentuk, warna, dan bau dari masing-masing zat
c) Dituliskan hasil pengamatan organoleptik

3.2.2 Analisa Sifat Fisik

a) Diambil secukupnya sampel H2C2O4, NaOH, CaCl2, C2H5OH,


NH4Cl, ZnCl2
b) Diamati apakah senyawa diatas memiliki sifat higroskopis,
menyumblim, atau menguap
c) Jika senyawa diatas didiamkan diatas kertas saring dan senyawa
tersebut meninggalkan bekas basah berarti senyawa tersebut
bersifat higroskopis
d) Jika senyawa diatas didiamkan beberapa saat kemudian jumlahnya
berkurang, berarti senyawa tersebut bersifat mudah menguap
e) Jika senyawa tersebut berbentuk padat, kemudian di diamkan di
udara terbuka lama kelamaan akan menghilang berarti senyawa
tersebut memiliki sifat menyublim

3.2.3 Pemijaran atau Pemanasan

a) Diambil secukupnya sampel CuSO4, NaCl, COCl2, ZnO, dan Hgl2


b) Dipanaskan masing-masing senyawa diatas dengan menggunakan
lampu spirtus kira-kira 3-5 menit
c) Dinginkan sampel
d) Diamati perubahan yang terjadi setelah proses pemanasan
e) Bila pada zat diperoleh sisa, maka zat tersebut adalah zat anorganik
dan apabila tidak diperoleh sisa maka zat tersebut seluruhnya
terdiri dari zat organik

3.2.4 Tes Reaksi Nyala

a) Dicelupkan kawat nikrom ke dalam HCl pekat kemudian pijarkan


b) Diulangi pemijaran sampai tidak memberikan warna nyala lagi

5
c) Kawat yang sudah bersih dicelupkan ke dalam H3BO3 kemudian
pijarkan
d) Diamati perubahan warna api yang dihasilkan selama proses
pemijaran dilakukan

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Analisa Organoleptik

Tabel 1. Hasil Analisa Organoleptik

Zat Bentuk Warna Bau


CuSO4 Kristal Biru Bau asam
NiSO4 Kristal Hijau tua Bau karat
FeCl4 Kristal Amber Bau apek
CH3COOH Cair Bening Bau asam
NH4OH Cair Bening Bau asam

Analisa Sifat Fisik

Tabel 2. Hasil Analisa Sifat Fisik

Zat Sifat
Higroskopis Menyublim Menguap
H2C2O4 Ya - -
NaOH Ya - -
CaCl2 Ya Ya -
C2H5OH - - Ya
NH4Cl Ya - -
ZnCl2 Ya - -

7
Pemijaran atau Pemanasan

Tabel 3. Hasil Pemijaran atau Pemanasan

Perubahan yang terjadi


Bentuk mula,
Zat Setelah
wujud warna Dingin Lain-lain
dipanaskan
Serbuk biru
CuSO4 Kristal biru Biru kembali -
keputihan
NaCl Kristal putih Tidak berubah Tidak berubah -
Mengeras, ungu
COCl2 Serbuk ungu Mencair -
kehitaman
ZnO Kristal putih Serbuk kuning Serbuk putih -
HgI2 Serbuk merah Menghitam Kristal kuning -

Tes Reaksi Nyala

H3BO3 menyebabkan nyala api menjadi hijau setelah dibakar


menggunakan kawat nikrom

4.2 Pembahasan

Analisa Organoleptik

Analisa organoleptik adalah cara mengidentifikasi suatu sampel dengan


menggunakan panca indera. Pada prosedur analisa organoleptik kali ini, kita
mengamati warna, bentuk dan bau dari CuSO4, NiSO4, FeCl4, CH3COOH, dan
NH4OH. Adapun hasil analisa organoleptik dengan mata telanjang yaitu sebagai
berikut :
CuSO4 : berbentuk Kristal berwarna biru dan berbau asam
NiSO4 : berbentuk kristal warna hijau tua dan berbau karat
FeCl4 : berbentuk Kristal berwarna amber dan berbau apek
CH3COOH : berbentuk cairan bening dan berbau asam

8
NH4OH : berbentuk cairan bening dan berbau asam

Analisa Sifat Fisik


H2C2O4 atau Asam Oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang
mengandung dua gugus karboksil yang terletak pada ujung-ujung rantai karbon
yang lurus, tidak berbau, higroskopis, berwarna putih sampai tidak berwarna dan
mempunyai berat molekul 90 gr/mol.
Natrium Hidroksida ( NaOH ) merupakan salah satu senyawa ion yang
bersifat basa kuat, kaustik dan memiliki sifat korosif dan higroskopik ( suka
menyerap air ).
CaCl2 atau Kalsium Klorida merupakan zat padat berwarna putih, larut
dalam air, bersifat higroskopik. CaCl2 juga memiliki sifat fisik menyublim dimana
saat zat tersebut di diamkan di udara terbuka lama kelamaan jumlahnya akan
semakin berkurang.

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH. Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis,
sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara.

Amonium klorida, adalah senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl,


berupa garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air dan bersifat
higroskopis. Larutan amonium klorida bersifat asam lemah.

Seng klorida adalah suatu senyawa kimia dengan rumus kimia ZnCl2 dan
hidratnya. Seng klorida, di mana sembilan bentuk kristalinnya diketahui, adalah
kristal tak berwarna hingga putih, dan sangat larut dalam air. ZnCl2 sendiri
bersifat higroskopis.

9
Pemijaran atau Pemanasan
Secara teoritis jika zat kimia dipanaskan akan terjadi peruraian yang
menyebabkan perubahan warna. Seperti pemanasan pada CuSO4 yang semula
berwarna biru menjadi biru keputihan, untuk CoCl2 yang sebelum pemanasan
merah karmin menjadi biru keunguan, ZnO semula Kristal putih setelah
dipanaskan menjadi serbuk kuning, dan Hgl2 semula serbuk merah setelah
dipanaskan menjadi meghitam dan Kristal kuning setelah dingin. Hal tersebut
dikarenakan zat-zat teruarai menghasilkan unsur-unsur penyususunnya dalam
bentuk gas atau uap.
Ketika kita melakukan percobaan, CuSO4 yang semula berwarna biru
berubah warna menjadi warna keputihan setelah pemasan. Hasil ini sama
dengan hasil teoritisnya. Garam CuSO4 ini berhidrat, jadi di dalamnya terdapat
kandungan air, oleh sebab itu warnanya biru ketika setelah dipanaskan. CuSO4
berhidrat menjadi CuSO4 anhidrat berwarna putih.
Sedangkan pada NaCl, setelah dipanaskan zat tersebut tidak
mengalami perubahan dari segi warna atau bentuk. Hal ini dikarenakan NaCl
memiliki sifat kristalisasi pada saat dipanaskan. Sehingga pada keadaan cair
pun ia dapat kembali menjadi bentuk padat atau Kristal.
Pada percobaan CoCl2 yang sebelumnya berwarna merah karmin
menjadi biru keunguan setelah pemanasan. Hasil ini sama dengan hasil
teoritisnya. Penyebab terjadinya perubahan warna menjadi biru keunguan
adalah karena kandungan air dalam kobalt klorida telah lepas di saat
pemanasan. Warna biru keunguan yang di dapat adalah kondisi saat kobalt
klorida berada dalam keadaan anhidrat.
ZnO murni berbentuk serbuk putih, tapi di alam ia terdapat sebagai
mineral langka zincite, yang biasanya mengandung mangan dan
ketidakmurnian lainnya yang menimbulkan warna kuning hingga warna
merah. Kristal seng oksida bersifat termokromik, berubah dari putih ke kuning
ketika dipanaskan di udara dan kembali menjadi putih pada pendinginan.
Perubahan warna ini disebabkan oleh kehilangan kecil oksigen ke lingkungan
pada suhu tinggi untuk membentuk Zn1+xO non-stoikiometrik, di mana pada
suhu 800 °C, x = 0.00007.

10
Sedangkan untuk Hgl2 ketika dipanaskan di atas 126 ° C (400 ° K)
akan mengalami transisi fase , dari bentuk kristal alfa merah ke bentuk beta
kuning pucat. Saat sampel mendingin, secara berangsur-angsur
mengembalikan warna aslinya. Ini sering digunakan untuk demonstrasi
termokromisme . Bentuk oranye ketiga juga dikenal; ini dapat dibentuk oleh
rekristalisasi dan juga metastabil , akhirnya mengkonversi kembali ke bentuk
alpha merah. Berbagai bentuk dapat eksis dalam berbagai struktur kristal dan
sebagai hasilnya raksa (II) iodida memiliki diagram fasa yang sangat
kompleks.

Tes Reaksi Nyala


Beberapa logam, khususnya logam alkali dan alkali tanah akan
memberikan warna khusus dalam nyala Bunsen tidak berwarna terutama
khlorida-khlorida. Reaksi nyala terjadi karena adanya pemancaran gelombang
sebagai hasil daripemberian sejumlah energy yang menyebabkan adanya
eksistasi energy. Untuk melakukan reaksi ini digunakan kawat nikrom yang
sebelumnya telah dibersihkan dengan HCl pekat. Alasan penggunaan kawat
nikrom didasarkan pada sifat-sifatnya yaitu tidak mengalami perubahan dan
tidak teroksidasi.

Uji nyala dapat mengamati warna nyala senyawa yang dipanaskan


dengan pembakar Bunsen. Beberapa logam memberikan warna spektrum yang
khas apabila dikenakan pada nyala Bunsen. Natrium memberikan nyala
kuning keemasan, kalium memberikan nyala lembayung, borat memberikan
nyala hijau dan sebagainya.
Pada praktikum kali ini digunakan asam borat (H3BO3) pada tes uji
nyala. Nyala api setelah dilakukan pembakaran asam borat menggunakan
kawat nikrom menghasilkan warna nyala hijau. Maka hal ini sesuai dengan
teori dimana asam borat akan memberikan nyala hijau pada saat dilakukan uji
nyala.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada analisa organoleptic, hasil yang didapatkan adalah CuSO4


berbentuk kristal, berwarna biru dan berbau asam, NiSO4 berbentuk Kristal,
berwarna hijau tua dan berbau karat, FeCl4 berbentuk kristal, berwarna amber
dan berbau apek, CH3COOH berupa cairan bening dan berbau asam, NH4OH
berupa cairan bening dan berbau asam atau amoniak.
Pada analisa sifat fisik, zat H2C2O4 , NaOH , CaCl2 , NH4Cl , ZnCl2 ,
bersifat hidroskopis, dan etanol bersifat menguap.
Pada praktikum pemijaran zat CuSO4 , CoCl2 , ZnO , Hgl2 mengalami
perubahan setelah pemanasan baik perubahan warna ataupun bentuk.
Sedangkan NaCl tidak mengalami perubahan setelah dipanaskan.
Pada tes uji nyala H3BO3 yang dipanaskan menggunakan kawat nikrom
menyebabkan warna hijau pada nyala api Bunsen.

5.2. Saran

Untuk praktikum selanjutnya, alangkah lebih baiknya jika dilakukan


dengan lebih tertib dan dengan persiapan yang matang sebelumnya dengan
memahami materi yang akan di praktikan terlebih dahulu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Kimia Analitik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Padang :


FMIPA UNP.

Sodiq, Ibnu M, Drs.., M .Si. 2004. Kimia Analitik. Malang: Jica

G, Svehla. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta :


PT. Kalma Media Pustaka

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Analisa Pemijaran atau Pemanasan

Gambar 2. Tes Uji Nyala H3BO3

14

Anda mungkin juga menyukai