Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
Annisa Pramesti (2017340002)
Muhamad Sigit (2014340034)
Ratri Resti Pambayun (2017340035)
Rina Dwi Hastuti (2017340040)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia
Analitik ini tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini telah kami lakukan semaksimal mungkin dengan
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam
penyusunannya.Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari
berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan laporan
ini.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari laporan yang sederhana
ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
2.1 Dasar Teori ............................................................................... 2
BAB III METODELOGI .............................................................................. 4
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................... 4
3.2 Prosedur Percobaan ................................................................ 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 7
4.1 Hasil Percobaan ....................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................. 8
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 12
5.2 Saran ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
LAMPIRAN............... .................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan
analisis kualitatif dan analisa kuantitatif. Pada praktikum ini, analisa yang
dilakukan adalah secara kualitatif. Analisa kualitatif membahas identifikasi
zat-zat. Urusannya adalah unsur unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel.
Analisis kualitatif adalah pemeriksaan ion atau unsur yang terdapat
dalam suatu unsur tunggal atau campuran senyawa. Dalam analisis kualitatif,
suatu zat atau unsur dalam sampel dapat ditentukan melalui tahap analisis
pendahuluandan analisis secara sistematis
Analisis pendahuluan merupakan pengamatan terhadap bentuk dan
warna zat, reaksi nyala, mengamati reaksi zat terhadap senyawa tertentu, dan
lain-lain. Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang dianalisis
dapat memberikan petunjuk yang sangat penting dan akan memudahkan
analisis lebih lanjut. Untuk beberapa ion tertentu uji pendahuluan sudah
memberikan kepastian.
1.2 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Uji warna, bau, serta bentuk/wujud sampel sebagai berikut :
Merah : Pb3O4, HgI2, K3[Fe(CN)6]
Merah Jingga : Dikromat
Merah Jambu : Garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat
Kuning : K4[Fe(CN)6].3H2O, FeCl3 dan Kromat
Hijau : Garam-garam besi(II), garam-garam nikel dan CuCl2
Biru : Garam-garam kobal anhidrat, garam-garam tembaga(II) behidrat
Cokelat : Fe3O4
Hitam : MnO2
Setelah tahap pemeriksaan secara organoleptik, maka tahap
selanjutnya adalah uji kelarutan. Pemeriksaan kelarutan bertujuan untuk
memeriksa apakah zat tersebut larut dalam air atau tidak dimana jika diketahui
kelarutannya maka bisa dihilangkan kemungkinan-kemungkinan lain.
Misalnya, jika suatu zat sukar larut maka sudah pasti :
1. Zat tersebut bukan garam-garam dari unsur Na, K, atau NH4
2. Zat tersebut bukan garam-garam dari persenyawaan Nitrat. kecuali Sb, Bi,
Stano, dan Merkuro dimana Unsur tesebut sebagian terhidrolisis oleh air
3. Zat tersebut merupakan Logam atau Oksida Logam kecuali oksida dari Na,
K, Ba, Sr, dan Ca
Dalam analisis pendahuluan klasik meliputi pula uji mutu boraks , uji
nyala, dan uji reaksi dengan asam sulfat encer dan pekat. Pengamatan pada uji
mutu boraks dilakukan dengan mengamati pembentukan warna tertentu suatu
senyawa yang melekat pada manik yang dipanaskan. Beberapa logam
membentuk warna yang khas pada manik yang dipanaskan pada nyala.
Uji nyala dapat mengamati warna nyala senyawa yang dipanaskan
dengan pembakar Bunsen. Beberapa logam memberikan warna spektrum yang
khas apabila dikenakan pada nyala Bunsen. Natrium memberikan nyala
kuning keemasan, kalium memberikan nyala lembayung, borat memberikan
nyala hijau dan sebagainya.
3
BAB III
METODELOGI
3.2.1 Alat
a) Gelas arloji
b) Spatula
c) Pipet tetes
d) Kain saring
e) Lampu spirtus
f) Kaki tiga dan kasa
g) Kawat nikrom
h) Korek api
3.2.2 Bahan
a) CuSO4 i) C2H5OH
b) NiSO4 j) NH4Cl
c) FeCl4 k) ZnCl2
d) CH3COOH l) NaCl
e) NH4OH m) COCl2
f) H2C2O4 n) ZnO
g) NaOH o) Hgl2
h) CaCl2 p) H3BO3
4
b) Dilakukan analisa organoleptik terhadap zat diatas dengan
mengamati bentuk, warna, dan bau dari masing-masing zat
c) Dituliskan hasil pengamatan organoleptik
5
c) Kawat yang sudah bersih dicelupkan ke dalam H3BO3 kemudian
pijarkan
d) Diamati perubahan warna api yang dihasilkan selama proses
pemijaran dilakukan
6
BAB IV
Analisa Organoleptik
Zat Sifat
Higroskopis Menyublim Menguap
H2C2O4 Ya - -
NaOH Ya - -
CaCl2 Ya Ya -
C2H5OH - - Ya
NH4Cl Ya - -
ZnCl2 Ya - -
7
Pemijaran atau Pemanasan
4.2 Pembahasan
Analisa Organoleptik
8
NH4OH : berbentuk cairan bening dan berbau asam
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH. Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis,
sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara.
Seng klorida adalah suatu senyawa kimia dengan rumus kimia ZnCl2 dan
hidratnya. Seng klorida, di mana sembilan bentuk kristalinnya diketahui, adalah
kristal tak berwarna hingga putih, dan sangat larut dalam air. ZnCl2 sendiri
bersifat higroskopis.
9
Pemijaran atau Pemanasan
Secara teoritis jika zat kimia dipanaskan akan terjadi peruraian yang
menyebabkan perubahan warna. Seperti pemanasan pada CuSO4 yang semula
berwarna biru menjadi biru keputihan, untuk CoCl2 yang sebelum pemanasan
merah karmin menjadi biru keunguan, ZnO semula Kristal putih setelah
dipanaskan menjadi serbuk kuning, dan Hgl2 semula serbuk merah setelah
dipanaskan menjadi meghitam dan Kristal kuning setelah dingin. Hal tersebut
dikarenakan zat-zat teruarai menghasilkan unsur-unsur penyususunnya dalam
bentuk gas atau uap.
Ketika kita melakukan percobaan, CuSO4 yang semula berwarna biru
berubah warna menjadi warna keputihan setelah pemasan. Hasil ini sama
dengan hasil teoritisnya. Garam CuSO4 ini berhidrat, jadi di dalamnya terdapat
kandungan air, oleh sebab itu warnanya biru ketika setelah dipanaskan. CuSO4
berhidrat menjadi CuSO4 anhidrat berwarna putih.
Sedangkan pada NaCl, setelah dipanaskan zat tersebut tidak
mengalami perubahan dari segi warna atau bentuk. Hal ini dikarenakan NaCl
memiliki sifat kristalisasi pada saat dipanaskan. Sehingga pada keadaan cair
pun ia dapat kembali menjadi bentuk padat atau Kristal.
Pada percobaan CoCl2 yang sebelumnya berwarna merah karmin
menjadi biru keunguan setelah pemanasan. Hasil ini sama dengan hasil
teoritisnya. Penyebab terjadinya perubahan warna menjadi biru keunguan
adalah karena kandungan air dalam kobalt klorida telah lepas di saat
pemanasan. Warna biru keunguan yang di dapat adalah kondisi saat kobalt
klorida berada dalam keadaan anhidrat.
ZnO murni berbentuk serbuk putih, tapi di alam ia terdapat sebagai
mineral langka zincite, yang biasanya mengandung mangan dan
ketidakmurnian lainnya yang menimbulkan warna kuning hingga warna
merah. Kristal seng oksida bersifat termokromik, berubah dari putih ke kuning
ketika dipanaskan di udara dan kembali menjadi putih pada pendinginan.
Perubahan warna ini disebabkan oleh kehilangan kecil oksigen ke lingkungan
pada suhu tinggi untuk membentuk Zn1+xO non-stoikiometrik, di mana pada
suhu 800 °C, x = 0.00007.
10
Sedangkan untuk Hgl2 ketika dipanaskan di atas 126 ° C (400 ° K)
akan mengalami transisi fase , dari bentuk kristal alfa merah ke bentuk beta
kuning pucat. Saat sampel mendingin, secara berangsur-angsur
mengembalikan warna aslinya. Ini sering digunakan untuk demonstrasi
termokromisme . Bentuk oranye ketiga juga dikenal; ini dapat dibentuk oleh
rekristalisasi dan juga metastabil , akhirnya mengkonversi kembali ke bentuk
alpha merah. Berbagai bentuk dapat eksis dalam berbagai struktur kristal dan
sebagai hasilnya raksa (II) iodida memiliki diagram fasa yang sangat
kompleks.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14