Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN

⚫ Potensiometri merupakan metode analisis kimia


berdasar hubungan antara potensial elektroda
relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel
kimia.
⚫ Besarnya potensial elektroda ini tergantung pada
kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan
⚫ Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur
tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan
menggunakan elektroda indikator dengan
elektroda pembanding yang hanya memiliki harga
potensial yang tetap selama pengukuran.
ELEKTRODA INDIKATOR
⚫ Elektroda indikator terdiri atas 3 jenis, yaitu :
1. Elektroda indikator logam
 Paling umum digunakan adalah elektroda logam
perak
 Respon baik untuk ion perak (Argentometri)
2. Elektroda indikator lembam (inert)
 Biasanya menggunakan platina
 Digunakan untuk mengukur reaksi redoks
 Kurang baik untuk reduktor kuat
3. Elektroda indikator selaput atau elektroda indikator
selektif ion
 Hanya peka pada salah satu ion saja
 Paling banyak digunakan adalah indikator gelas
ELEKTRODA
PEMBANDING
⚫ Beberapa elektroda pembanding yang
umum digunakan antara lain :
1. Elektroda hidrogen baku (EHB)
Potensial EHB = 0,000 V
2. Elektroda kalomel jenuh (EKJ)
Potensial EKJ dibandingkan
dengan EHB = +0,24 V
3. Elektoda perak-perak klorida
Potensial perak-perak klorida dibandingkan dengan
EHB = 0,29 V
PENENTUAN PH SECARA
POTENSIOMETRI
⚫ Rumus untuk menghitung pH (pada suhu 25 °C
dan tekanan 1 atm) adalah :

pH= Esel -Epembandi


ng 0,059
TITRASI
POTENSIOMETRI
⚫ Pada dasarnya semua titrasi dapat diikuti
secara potensiometri
⚫ Cara potensiometri ini sangat berguna ketika :
1. Tidak ada indikator yang sesuai untuk
menentukan titik akhir titrasi
2. Ketika daerah titik ekivalen sangat pendek
sehingga tidak ada indikator yang cocok
⚫ Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat
dideteksi dengan menetapkan volume bila mana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika
ditambahkan titran.
⚫Titrasi potensiometri dapat digunakan untuk titrasi
pengendapan, pembentukan komplek, netralisasi, dan redoks

1. Reaksi Netralisasi
Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas.
2. Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan
Pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan
ion terhidrasi dari larutan. Biasanya digunakan elektroda Ag
dan Hg. Berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
3. Reaksi Redoks
Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada
titrasi redoks.
⚫ Potensial sistem selama titrasi :
Grafik titrasi potensiometri digambarkan antara
potensial terhadap mL pentiter. Terdapat 4 daerah
penentuan potensial sistem, yaitu :
1. Sebelum penambahan pentiter
2. Setelah penambahan pentiter (sebelum TE)
3. Saat TE
4. Setelah kelebihan pentiter
HARGA E TEORITIS
⚫ Dilakukan titrasi 50 ml 0,1 M larutan Fe3+ dengan 0,1 M
Sn2+. Hitunglah potensial sistem sebelum penambahan,
dan pada saat penambahan 10; 20; 24; 25 dan 30 ml
pentiter dan gambarkan grafik antara potensial dg
volume Pentiter ( Harga E°Fe3+/Fe2+ = 0,8 V dan
E°Sn2+/Sn4+ = 0,14 V )
BANYAKNYA Fe3+ MULA-MULA = 50 ml x 0,1 M x 1 = 5 mmolek

⚫ Penambahan 10 ml Sn2+
mmolek Sn2+ = 10 mL x 0,1 M x 2 = 2 mmolek
2 Fe3+ + Sn2+ → 2 Fe2+ + Sn4+
A: 5 mmolek 2 mmolek
B: 2 mmolek 2 mmolek 2 mmolek 2 mmolek
S: 3 mmolek - 2 mmolek 2 mmolek

Potensial sistem :
E = E°Fe – 0,06 log [Fe2+]/[Fe3+] = 0,8 – 0, 06 log 2/3
E = 0,81 V
⚫ Penambahan 20 mL, E = 0,76 V
⚫ Penambahan 24 mL, E = 0,72 V
⚫ VTE = 25 ml
E = (noks. E°oks + nred. E°red)/(noks+nred)
E = (2.0,14 + 1.0,8)/(1+2)
E = 0,36 V
⚫ Setelah TE
[Sn2+] berlebih =(30 x 0,1 M x 2)–(25 x 0,1 M x 1)= 1
mmolek [Sn4+] yang terbentuk = [Fe3+] yang bereaksi= 5
mmolek
E = E°Sn – 0,03 log [Sn2+]/[Sn4+] = 0,14 – 0, 03 log 1/5
E = 0,16 V
MENENTUKAN TITIK EKIVALEN
(TE)
⚫ Berikut adalah tabel titrasi potensiometri larutan Fe2+
4+ 0
m
denl larutanganCe y
laru ang 95
tanE (mVC) e4Δ+E/0,ΔV 1 M
ditambahkan (V) (mV/ml)
1,00 373
5,00 415
10,5
10,00 438
4,6
15,00 459
4,2
20,00 491
6,4
21,00 503
12
22,00 523
20
22,50 543
40
22,60 550
70
22,70 557
70
22,80 565
80
22,90 575
100
⚫ Dari tabel di atas, tentukan VTE...!
Dari kolom Volume, volume pentiter pada TE berada
di antara titik 23,10 dan 23,20 mL. Selisih Volume = 0,1
mL
Dari kolom ΔE/ΔV, volume pentiter pada TE berada di
antara titik dengan nilai selisih nilai terbesar, yaitu 300
dan 2400. Panjang garis antara dua titik ini adalah :
2400 – 300 = 2100 satuan, sehingga volume titran pada
TE adalah :
TUGAS MANDIRI

1. Sebanyak 10 mL larutan HCl dititrasi menggunakan larutan


NaOH 0,1 N menggunakan potensiometer. Didapatkan data
sebagai berikut :

V (mL) pH a. VTE ?
9,5 2,94 b. Hitung kadar HCl
9,8 3,06 dalam normalitas dan
10 3,52 % b/v !
10,2 5.35
10,4 7,17
10,9 9,09
11,9 10,06
12,9 10,17
2. Sebanyak 20 mL larutan Sn2+ 0,05 M dititrasi
menggunakan larutan yang mengandung ion ferri
0,1 M. Hitunglah :
a. VTE?
b. Harga E setelah penambahan 15, 18, 20, 22, 25 mL ion
ferri (E° Fe3+/Fe2+ = 0,8 V ; E° Sn4+/Sn2+ = 0,14 V )
3. Sebanyak 100 mg Vitamin C dilarutkan dan
dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N
menggunakan potensiometer. Didapatkan data
sebagai
V (mL) berikut
E :
(mV)
6,5
a. Hitung VTE !
288 b. Hitung kadar (b/b) vitamin
7 C (BM=176,13) !
283
7,5
286
8
272
8,5
268

Anda mungkin juga menyukai