KIMIA ANALISIS
"ASIDI-ALKALIMETRI"
OLEH
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan
melelui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena
pelaksanaanya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.
Titrasi asidi-alkametri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu asidimetri dan
alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam
untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl,
asam cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan
dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk
menentukan asam (Haryadit, 2011).
Suatu metode titrimetri untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia
seperti.
aA + tT produk
Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagen T. reagen T
yang disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara inkremental),
biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui
(Khopkar, 1984).
Salah satu contoh metode analisis titrimetri adalah digunakan pada reaksi
asam-basa. Tirasi asam basa merupakan teknikyang banyak digunakan untuk
menetapkan secara tepat konsentrasinya dari suatu larutan asam atau basa. Titrasi
ini pada dasarnya merupakan reaksi penetralan dan biasa juga disebut aside-
alkalimetri. Jika larutan ng asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya
adalah basa disebut alaklimetri. Dalam titrasi asam basa, jumlah relative asam dan
basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentuk an dengan
perbandingan jumlah mol asam (H+) dan jumlah mol basa (OH-) yang bereaksi.
Misalanya:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya:
H3O+ + OH- H2O
Pada saat tercapai titik ekivalen, penambahan sedikit asam atau basa akan
menyebabkan perubahan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang besar ini
seringkali dideteksi dengan zat yang disebut indicator, yaitu suatu senyawa
organic yang akan berubah warnanya dalam rentang pH tertentu (Lukum, 2005).
Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi berasal dari
kata aad yang berarti asam sedangkan metri berasal dari bahasa Yunani yang
berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
asidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam untuk
menentukan basa. Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang
berhubungan dengan reaksi asam basa (Padmaningrum, 2006).
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang
diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang
menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik
ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik
akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang
membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi
meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan
menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis
titrimetri atau volumetrik.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
Digunakan untuk
meneteskan sejumlah
larutan yang sangat
Buret (50 teliti, tepat terukur,
1 1
mL) volume variable dan
biasa digunakan pada
metode titrasi atau
volumetri.
Digunakan untuk
Gelas Piala tempat larutan dan
2 (300 mL 1 dapat juga untuk
dan 40 mL) memanaskan larutan
kimia.
Untuk mengukur
volume segala benda,
baik padat maupun
3 Gelas Ukur 1
cair pada berbagai
ukuran volume
Sebagai tempat
Labu Titrasi
4 1 larutan pada saat
100 ml
proses titrasi
Untuk menyiapkan
larutan dalam kimia
analitik yang
konsentrasinya dan
Labu Takar
5 1 jumlahnya
100 ml
diketahui dengan
pasti dengan
keakuratan yang
sangat tinggi
Untuk menyiapkan
larutan dalam kimia
analitik yang
konsentrasinya dan
Labu Takar
6 1 jumlahnya
1000 ml
diketahui dengan
pasti dengan
keakuratan yang
sangat tinggi
Untuk mengukur atau
menimbang masa dan
Neraca bahan- bahan yang
7 2
analitik akan digunakan
dengan hitungan yang
tepat
9 Statif dan 2
Klem Untuk menahan buret
pada saat proses titrasi
sedang berlangsung
Untuk memindahkan
suatu cairan dari
10 Pipet Ukur 1
wadah satu ke wadah
lainnya
2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
-Berat molekul: -Didapatkan dari reaksi
90,03584 gr/mol. pemanasan gula
-Berat jenis: 2,408 (sukrosa) dengan
gr/cm3. oksigen.
-Bentuk: Padatan C12H22O11 + 18 O 6
Kristal (COOH)2 + 5 H2O
-Tak berwarna -Memiliki afinitas yang
-Larut dalam air besar terhadap air.
Asam Oksalat
1 Khusus panas dan dingin. -Dapat menggantikan
(C2H2O4)
hidrogen dalam
reaksinya dengan logam
aktif. dan membentuk
garam sulfat.
-Dapat digunakan
sebagai pembersih
logam
-Beracun
- -
Rumus molekul: Melarut dengan mudah
CH3COOH dalam air
- -
Massa molar: 60.05 Bersifat higroskopik
g/mol dan korosif
- -
Densitas dan fase: Asam asetat merupakan
1.049 g cm−3, asam lemah.
-
cairan 1.266 g Asam asetat merupakan
cm−3, padat monobasic.
Asam cuka - -
2 Khusus Titik lebur: 16.5 °C Asam asetat merubah
(CH3COOH)
(289.6 ± 0.5 K) latmus biru menjadi
(61.6°F)[1] merah.
- -
Titik didih: 118.1°C Asam asetat
(391.2 ± 0.6 K) membebaskan CO2
(244.5°F) dari karbonat.
- Penampilan: Cairan - Asam asetat menyerang
higroskopis tak logam yang melibatkan
berwarna. hidrogen.
-
Cairan bening tak - Pelarut polar
-
berwarna Merupakan ion H+ ,
Aquadest -
5 Umum Titik didih 1000 C yang berasosiasi
(H2O) -
Titik lebur 00C dengan OH-
(273,15 K)
-
Massa atom=36,45 - HCl akan berasap tebal
gr/mol pada udara lembab
-
Massa jenis= 3,21 - Merupakan oksidator
gr/cm3 kuat
6 HCl Khusus - -
Titik leleh=-101oC Racun bagi pernapasan
-
Energy ionisasi= - Dapat larut dalam alkali
1250bkj/mol hidroksida kloroform
-
Berbau tajam dan eter
7 Soda Kue Umum - Rumus - Larut dalam air,
(Natrium molekul : NaHCO3 - stabil dalam
Bikarbonat) - Berat udara kering tetapi
molekul: 84 lambat terdekomposisi
gram/mol dalam udara basah dan
- Kemurniaan: tidak mudah terbakar
99,9%
- Titik lebur
270℃
- Densitas: 2,2
g/cm
- Kelarutan
(40℃) :11,27g/100
g air
- Panas
pembentukan:
226.500 kkal/kmol
E. Prosedur Kerja
1. Alkalimetri
a. Membuat larutan baku primer asam oksalat 0,1 N
Asam Oksalat
Asam Cuka
Ditimbang botol, masukkan kira-kira 5 mL cuplikan cuka
dan timbang lagi, kedua penimbangan ini teliti sampai 0,1
mg
Perubahan warna
menjadi warna
pink ke unguan
Volume NaOH
2. Asidimetri
a. Pembakuan Asam Klorida dengan Na2B4O7 10H2O 0,1 N
Boraks
Larutan Boraks
b. Pembakuan HCl 0,1 N
c.
Larutan baku HCl 0,1 N
Soda Kue
Perubahan warna
menjadi warna
merah bata
F. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1. Hasil pengamatan
a. Alkalimetri
b. Asidi
2. Perhitungan
a. Alkalimetri
1) Perhitungan volume titran yang terpakai (NaOH)
= 50 mL – 36,7 mL
= 13,3 mL
= 50 mL – 27,5 mL
= 22,5 mL
2) % Kadar
Ntitran = 0,1
BE =1
Msampel = 5 mL
Dit : % Kadar?
= 13,3 x 0,1 x 1
x 100%
5 x 1000
= 1,33
5000 x 100%
= 0,0266%
% kadar erlemeyer 2 =
Mtitran x Ntitran x BE x 100%
Msampel x 1000
= 22,5 x 0,1 x 1
x 100%
5 x 1000
= 2,25
5000 x 100%
= 0,045%
2. Asidi
a. Perhitungan volume titran yang terpakai (HCl)
V2 erlenmeyer 1 = 1,5 mL
V1 erlenmeyer 2 = 1,9 mL
V2 erlenmeyer 2 = 3,5 mL
= 1,5 mL – 0,3 mL
= 1,2 mL
V2 erlemeyer 2 – V1 erlenmeyer 2
= 3,5 mL – 1,9 mL
= 1,6 mL
b. % Kadar
Ntitran = 0,1
BE =1
Msampel = 5 mL
Dit : % Kadar?
= 1,2 x 0,1 x 1
x 100%
5 x 1000
= 0,12
5000 x 100%
= 0,0024%
% kadar erlemeyer 2 =
Mtitran x Ntitran x BE x 100%
Msampel x 1000
= 1,6 x 0,1 x 1
x 100%
5 x 1000
= 0,16
5000 x 100%
= 0,0032%
G. Pembahasan
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat komsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan.
Dalam praktikum ini, kita akan menentukan berat cuplikan dalam sampel,
untuk alkalimetri, kita akan menentukan persen berat asam asetat dalam cuplikan
cuka.
1. Alkalimetri
Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui kadar
keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa, basa yang
digunakan biasanya adalah Natrium Hidroksida NaOH.Dalam percobaan ini
diperlukan larutan standar primer,dimana larutan standar primer adalah larutan
baku yang dibuat dengan menimbang zatnya lalu melarutkan sampai volume
tertentu. Dalam percobaan ini akan ditentukan konsentrasi NaOH dengan
menggunakan asam oksalat (H2C2O4) sebagai larutan standar primernya.
a. Pembuatan larutan baku asam oksalat 0,1 N
Untuk alkalimetri diawali dengan pembuatan larutan baku primer asam
oksalat dengan cara menimbang asam oksalat dan dilarutkan dengan aquades
sampai 1000 ml. Kemudian larutan baku primer ini digunakan untuk standarisasi
larutan NaOH.
Pembakuan yang melibatkan NaOH ini menggunakan teknik titrasi, NaOH
diteteskan pada larutan asam oksalat yang berada dalam labu erlenmeyer.
Sebelum melakukan proses titrasi, sebelumnya asam oksalat ditetesi indikator PP.
Indikator PP berasal dari asam lemah yang memiliki perbedaan warna antara ion
dan molekulnya sehingga ketika dalam keadaan basa, indikator ini akan
mengalami perubahan warna bening ke warna ungu. Penambahan indikator PP ini
bertujuan untuk memberikan warna pada larutan pada titik akhir titrasi, Proses
penetesan ini dilakukan secara perlahan untuk mendapatkan hasil akhir volume
titrasi. reaksi yang terbentuk dalam proses ini yaitu:
2 NaOH + (COOH)2 → (COONa)2 + H2O
Selama proses titrasi yaitu penetesan NaOH dari buret, labu erenmeyer
harus tetap di kocok. Pengocokan larutan bertujuan untuk mempercepat proses
kelarutan NaOH untuk bereaksi dengan Asam osalat karena salah satu faktor yang
mempengaruhi kelarutan adalah tekanan. Pengocokan erlenmeyer mendorong
peroses larutnya NaOH dalam asam oksalat untuk mendapatkan hasil titrasi yang
tepat. Pada titik ekivalen, larutan mulai terjadi perubahan warna. Hal ini
menandakan bahwa mol asam = mol basa. Sehingga pada titik akhir titrasi telah
terjadi perubahan warna dalam jangka waktu tertentu dan proses titrasi harus
dihentikan. Namun pada percobaan ini titik ekivalen tidak di dapatkan karena
tidak adanya ketelitian yang lebil dalam mengamati perubahan warna pada
titratnya sehingga melewati titik ekivalen. Dalam proses ini didapatkan volume
NaOH yang digunakan dalam titrasi adalah 36,7 ml dan untuk duplo 27,5 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, A.M., dan Mursyidi, A., 1982, Seri Pengantar Kimia Farmasi Analitik,
Yogyakarta.
Press, 2012.
Lukum, Astin P. 2005. Bahan Ajar Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo: UNG.
Rufaida A, Dyah dan waldjinah. (2009). Kimia untuk SMA/MA kelas XI semester