DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
Andi Zahra Rum 202106001
Sabil 202106024
Sarimadi 202106025
LABORATORIUM FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
MUHAMMADIYAH SIDRAP
93
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
B. Prinsip Percobaan
Dengan penambahan reaksi spesifik maka kation dan anion kita dapat
memberikan perbedaan warna.
C. Latar belakang
94
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik
kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi
tertentu .setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat
membedakan ion-ion yang lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan
bahan galian yang tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-
kasus keracunan logam berat seperti Hg dan Pb. Identifikasi anion dan kation
banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan bagian bahan obat, bahan
baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai pencemar yang
perlu diketahui keberadaanya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
95
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
96
pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya
dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji
spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan
menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau
endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion
tertentu
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endpan-endapan yang
berperang penting dalam analisis kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk
kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.pemisahan endapan
dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifungasi. Endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya.
Kelarutan tergantgung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
kensentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan
tekanan tidak memepunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan admosfer. Kenaikan
suhu pada umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisa kation.
Misalnya, pemisa kation Ag,dan Pb. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya
tidak. (Masterlon, 1990).
B. Uraian Bahan
1. HCl (FI III, 1979, halaman 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM
Rumus molekul : HCl
Kelarutan : Larut dalam air
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap; bau
97
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air
asap dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi spesifik
2. NaOH (FI III,1979, halaman 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Rumus molekul: NaOH
Kelarutan ; Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan.
3. Asam Pikrat (FI edisi III 1979:736)
Nama resmi : TRINITROFENOL
Rumus molekul : C6H2(OH)(NO2)3
Kelarutan : Larut dalam golongan air dan dalam 10 bagian
etanol
Pemerian : Cairan jernin tidak berwarna
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
4. HCIO4 (FI edisi III 1979:651)
Nama resmi : ACIDUM PERCLORID
Rumus molekul : HCIO4
Kelarutan : Bercampur dengan air
Pemerian : Cairan jerni tidak berwana
Kegunaan : Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
98
BAB III
METODE PERCOBAAN
99
3. Ditambahkan secara berturut-turut secukupnya, tetes demi tetes masing-
masing:
a. NaOH 2 N bila ada endapan ditambahkan HCl 2 N, jika tidak ada
endapan yang terbentuk dipanskan uji dengan kertas lakmus merah
yang sudah dibasahi.
b. (NH4)2CO3 secukupnya ,
c. HCIO4 secukupnya.
d. Asam pikrat, secekupnya digesek gengan batang pengaduk khusus
untuk K+ dan NH4+.
4. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembar kerja.
5. Dicari pereaksi spesifik untuk membedakan keempat kation tersebut.
6. Ditulis reaksi yang terjadi.
100
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Hasil Pengamatan
PENGAMATAN
NO PEREAKSI
A B C D
↓Putih
NaOH 2 N Bening Bening Bening
Kekuningan
+ HCl 2 N ↓Kuning Tetap Tetap Tetap
1.
Jika tidak ada endapan
panaskan dengan uji Tetap Tetap Tetap Tetap
labus merah
B. Reaksi
Na+
Na+ + NaOH → NaOH ↓(Putih kekuningan) + Na+
NaOH + Na+ + HCl → NaCl ↓(Kuning) + H2O + Na+
2Na+ +(NH4)2CO3 → Na2CO3 + 2NH4+
Na+ + HClO4 → NaClO4 + H+
Na+ + C6H2(OH)(NO2)3 → NaOH + C6H2(NO2)3+
K+
K+ + NaOH → KOH + Na+
KOH + Na+ + HCl → KCl + H2O + Na+
2K+ +(NH4)2CO3 → K2CO3 ↓(Putih) + 2NH4+
K+ + HClO4 → KClO4 ↓(Putih) + H+
K+ + C6H2(OH)(NO2)3 → KOH ↓(Putih) + C6H2(NO2)3+
Mg2+
101
Mg2+ + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2Na+
Mg(OH)2 + 2Na+ + 2HCl → MgCl2 + 2H2O + 2Na+
Mg2+ +(NH4)2CO3 → MgCO3 ↓(Putih)+ 2NH4+
Mg2+ + 2HClO4 → Mg(ClO4)2 + 2H+
Mg2+ + 2C6H2(OH)(NO2)3 → Mg(OH)2 + 2C6H2(NO2)3+
NH4+
NH4+ + NaOH → NH4OH + Na+
NH4OH + Na+ + HCl → NH4Cl + H2O + Na+
2NH4+ +(NH4)2CO3 → (NH4)2CO3 + 2NH4+
NH4+ + HClO4 → NHClO4 + H+
NH4+ + C6H2(OH)(NO2)3 → NH4OH + C6H2(NO2)3+
102
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan terdiri dari 4 sampel yaitu
A,B,C dan D. Dan setelah kita melakukan percobaan dapat diketahui bahwa
sampal A merupakan unsur Na+, B merupakan unsur K+, sampel C merupakan
unsur Mg2+ dan sampel D merupakan unsur NH4+.
1. Direaksikan dengan NaOH 2 N.
Pada sampel A yang di reaksikan dengan NaOH terjadi endapan
warna putih kekuningan, setelah ditambahkan dengan HCl 2 N
terbentuk endapan warna kuning dengan warna larutan tetap bening
Pada sampel B yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening meskipun sudah di uji dengan lakmus
merah.
Pada sampel C yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening meskipun sudah di uji dengan lakmus
merah.
Pada sampel D yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening, tetapi setelah di panaskan denga uji
lakmus merah maka lakmus merah berubah menjadi biru.
2. Direaksikan dengan (NH4)2CO3
Pada sampel A yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
Pada sampel B yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 terbentuk
endapan warna putih .
103
Pada sampel C yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 terbentuk
endapan warna putih .
Pada sampel D yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
3. Direaksikan dengan HCIO4
Pada sampel A yang direaksikan dengan HCIO4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
Pada sampel B yang direaksikan dengan HCIO 4 terbentuk endapan
warna putih.
Pada sampel C yang direaksikan dengan HCIO 4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
Pada sampel D yang direaksikan dengan HCIO4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
4. Direaksikan dengan Asam Pikrat
Pada sampel A yang di reaksikan dengan asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.
Pada sampel B yang direaksikan dengan asam pikrat terbentuk
endapan kuning.
Pada sampel C yang di reaksikan denga asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.
Pada sampel D yang di reaksikan denga asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
105
DAFTAR PUSTAKA
RI. Jakarta
http://adrywoper.blogspot.com/p/laporan-praktikum-kation-anion.html
106
LAMPIRAN
107
108