Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KATION GOLONGAN VI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV
Andi Zahra Rum 202106001

Citra yulianti 202106005

Raufina Lenta 202106020

Rindi Antika 202106021

Risma Nurfadillah 202106022

Sabil 202106024

Sarimadi 202106025

Trisna Astriana 202106030

Zulfitra Imran 202106031

LABORATORIUM FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
MUHAMMADIYAH SIDRAP

93
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan

Menunjukkan adanya kation atau anion dalam larutan dengan


mengunakan pereaksi-peraksi spesifik.

B. Prinsip Percobaan

Dengan penambahan reaksi spesifik maka kation dan anion kita dapat
memberikan perbedaan warna.

C. Latar belakang

Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia


seperti proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa di alam dapat mengalami
ionisasi menjadi kation. Suatu jenis kation sangat sulit dibedakan secara
langsung tanpa suatu proses analisis. Secara garis besarnya analisis suatu
senyawa kimia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi
komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai
analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kualitatif.
Anlisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut maka
percobaan dilakukan identifikasi kation dan anion ini. Analisis kuantitatif
biasanya digunakan dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan
uji spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang
berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir
besi dan lain-lain. Dengan uji ini,bahan- bahan galian tersebut dapat segera
ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama.

94
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik
kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi
tertentu .setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat
membedakan ion-ion yang lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan
bahan galian yang tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-
kasus keracunan logam berat seperti Hg dan Pb. Identifikasi anion dan kation
banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan bagian bahan obat, bahan
baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai pencemar yang
perlu diketahui keberadaanya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.

95
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi


keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis
kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion atau kation suatu larutan. 
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik
kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan  (Keenan, 1999).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang
tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis
dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan
dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada.
Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi
berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan

96
pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya
dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji
spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan
menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau
endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion
tertentu 
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endpan-endapan yang
berperang penting dalam analisis kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk
kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.pemisahan endapan
dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifungasi. Endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya.
Kelarutan tergantgung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
kensentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan
tekanan tidak memepunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan admosfer. Kenaikan
suhu pada umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisa kation.
Misalnya, pemisa kation Ag,dan Pb. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya
tidak. (Masterlon, 1990).

B. Uraian Bahan
1. HCl (FI III, 1979, halaman 53)
 Nama resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM
 Rumus molekul : HCl
 Kelarutan : Larut dalam air
 Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap; bau

97
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air
asap dan bau hilang.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai pereaksi spesifik
2. NaOH (FI III,1979, halaman 412)
 Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
 Rumus molekul: NaOH
 Kelarutan ; Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P
 Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Zat tambahan.
3. Asam Pikrat (FI edisi III 1979:736)
 Nama resmi : TRINITROFENOL
 Rumus molekul : C6H2(OH)(NO2)3
 Kelarutan : Larut dalam golongan air dan dalam 10 bagian
etanol
 Pemerian : Cairan jernin tidak berwarna
 Kegunaan : Zat tambahan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
4. HCIO4 (FI edisi III 1979:651)
 Nama resmi : ACIDUM PERCLORID
 Rumus molekul : HCIO4
 Kelarutan : Bercampur dengan air
 Pemerian : Cairan jerni tidak berwana
 Kegunaan : Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

98
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat yang digunakan


1. Tabung reaksi
2. Rakat tabung
3. Tissu
4. Sikat tabung
5. Pipet tetes
6. Gegep
7. Lampu spritus
8. Sunlight
B. Bahan yang digunakan
1. Mg2+
2. Na+
3. K+
4. NH4+
5. NaOH
6. HCl
7. (NH4)2CO3
8. HCIO4
9. Asam Pikrat
C. Cara kerja
1. Diambil zat uji sebanyak 10 ml, dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebaagai sampel.
2. Untuk tiap-tiap percobaan diambil masing-masing larutan kation tersebut
pada poin NO.1 (Mg2+, Na+, K+, dan NH4+) sebanyak 1 ml, dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi baru yang masing-masing di beri
kode A,B,C,dan D.

99
3. Ditambahkan secara berturut-turut secukupnya, tetes demi tetes masing-
masing:
a. NaOH 2 N bila ada endapan ditambahkan HCl 2 N, jika tidak ada
endapan yang terbentuk dipanskan uji dengan kertas lakmus merah
yang sudah dibasahi.
b. (NH4)2CO3 secukupnya ,
c. HCIO4 secukupnya.
d. Asam pikrat, secekupnya digesek gengan batang pengaduk khusus
untuk K+ dan NH4+.
4. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembar kerja.
5. Dicari pereaksi spesifik untuk membedakan keempat kation tersebut.
6. Ditulis reaksi yang terjadi.

100
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

A. Hasil Pengamatan

PENGAMATAN
NO PEREAKSI
A B C D
↓Putih
NaOH 2 N Bening Bening Bening
Kekuningan
+ HCl 2 N ↓Kuning Tetap Tetap Tetap
1.
Jika tidak ada endapan
panaskan dengan uji Tetap Tetap Tetap Tetap
labus merah

2. (NH4)2CO3 padat Bening ↓Putih ↓Putih Bening


3. HCIO4 Bening ↓Putih Bening Bening
4. Asam pikrat Kuning ↓Kuning Kuning Kuning
KESIMPULAN Na+ K+ Mg2+ NH4+

B. Reaksi
 Na+
Na+ + NaOH → NaOH ↓(Putih kekuningan) + Na+
NaOH + Na+ + HCl → NaCl ↓(Kuning) + H2O + Na+
2Na+ +(NH4)2CO3 → Na2CO3 + 2NH4+
Na+ + HClO4 → NaClO4 + H+
Na+ + C6H2(OH)(NO2)3 → NaOH + C6H2(NO2)3+
 K+
K+ + NaOH → KOH + Na+
KOH + Na+ + HCl → KCl + H2O + Na+
2K+ +(NH4)2CO3 → K2CO3 ↓(Putih) + 2NH4+
K+ + HClO4 → KClO4 ↓(Putih) + H+
K+ + C6H2(OH)(NO2)3 → KOH ↓(Putih) + C6H2(NO2)3+
 Mg2+

101
Mg2+ + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2Na+
Mg(OH)2 + 2Na+ + 2HCl → MgCl2 + 2H2O + 2Na+
Mg2+ +(NH4)2CO3 → MgCO3 ↓(Putih)+ 2NH4+
Mg2+ + 2HClO4 → Mg(ClO4)2 + 2H+
Mg2+ + 2C6H2(OH)(NO2)3 → Mg(OH)2 + 2C6H2(NO2)3+
 NH4+
NH4+ + NaOH → NH4OH + Na+
NH4OH + Na+ + HCl → NH4Cl + H2O + Na+
2NH4+ +(NH4)2CO3 → (NH4)2CO3 + 2NH4+
NH4+ + HClO4 → NHClO4 + H+
NH4+ + C6H2(OH)(NO2)3 → NH4OH + C6H2(NO2)3+

102
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan terdiri dari 4 sampel yaitu
A,B,C dan D. Dan setelah kita melakukan percobaan dapat diketahui bahwa
sampal A merupakan unsur Na+, B merupakan unsur K+, sampel C merupakan
unsur Mg2+ dan sampel D merupakan unsur NH4+.
1. Direaksikan dengan NaOH 2 N.
 Pada sampel A yang di reaksikan dengan NaOH terjadi endapan
warna putih kekuningan, setelah ditambahkan dengan HCl 2 N
terbentuk endapan warna kuning dengan warna larutan tetap bening
 Pada sampel B yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening meskipun sudah di uji dengan lakmus
merah.
 Pada sampel C yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening meskipun sudah di uji dengan lakmus
merah.
 Pada sampel D yang direaksikan dengan NaOH tidak terbentuk
endapan, meskipun telah di tambahkan HCl 2 N tetap tidak
mengendap atau tetap bening, tetapi setelah di panaskan denga uji
lakmus merah maka lakmus merah berubah menjadi biru.
2. Direaksikan dengan (NH4)2CO3
 Pada sampel A yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
 Pada sampel B yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 terbentuk
endapan warna putih .

103
 Pada sampel C yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 terbentuk
endapan warna putih .
 Pada sampel D yang di reaksikan dengan (NH4)2CO3 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
3. Direaksikan dengan HCIO4
 Pada sampel A yang direaksikan dengan HCIO4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
 Pada sampel B yang direaksikan dengan HCIO 4 terbentuk endapan
warna putih.
 Pada sampel C yang direaksikan dengan HCIO 4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
 Pada sampel D yang direaksikan dengan HCIO4 tidak terbentuk
endapan atau tetap bening.
4. Direaksikan dengan Asam Pikrat
 Pada sampel A yang di reaksikan dengan asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.
 Pada sampel B yang direaksikan dengan asam pikrat terbentuk
endapan kuning.
 Pada sampel C yang di reaksikan denga asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.
 Pada sampel D yang di reaksikan denga asam pikrat tidak terbentuk
endapan namun larutan berubah warna menjadi kuning.

Maka dari hasil pembahasan tersebut dapat kita ketahui bahwa


sampel-sampel yang di reaksikan dan endapan yang terbentuk dapat
diketahui bahwa sampel tersebut adalah unsur-unsur dari:
 Sampel A merupakan unsur Na+
 Sampel B merupakan unsur K+
 Sampel C merupakan unsur Mg2+
 Sampel D merupakan unsur NH4+

104
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan


bahwa:

1. Sampel A merupakan unsur Na+ karena memiliki kecocokan warna


setelah direaksikan sehingga terbentuk endapan putih kekuningan yang
merupakan warna endapan dari hasil reaksi Na+
2. Sampel B merupakan unsur K+ karena memiliki kecocokan warna setelah
direaksikan sehingga terbentuk endapan kuning yang merupakan warna
endapan dari unsur K+
3. Pada sampel C merupakan unsur Mg2+ karena memiliki kecocokan warna
setelah di reaksikan.
4. Pada sampel D merupakan unsur NH4+ karena memiliki kecocokan
warna setelah direaksikan, terbentuk endapan warna larut kuning yang
merupakan warna endapan dari unsur NH4+
B. Saran

Dalam melakukan praktikum dilaboratorium harus hati-hati dan


mengikuti segala prosedur yang ada sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja
yang dapat berakibat fatal. Seperti harus hati-hati dalam mencampur
larutan,melihat terlebih dahulu label yang ada pada larutan apakah termasuk
bahan berbahaya atau tidak.

Adapun dalam melakukan praktikum harus dilakukan sesuai arahan


dari dosen pembimbing ataupun laboran, sehingga bisa menghasilkan larutan
sesuai dengan data acuan atau teori yang telah ditetapkan.

105
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. ‘’Farmakope Indonesia Edisi III’’, Departemen kesehatan

RI. Jakarta

Masterlon, W.L. 1990. Analisa kualitatif. http ://www.chemistry.co.id,pdf.

http://adrywoper.blogspot.com/p/laporan-praktikum-kation-anion.html

diakses 8 desember 2019

106
LAMPIRAN

107
108

Anda mungkin juga menyukai