Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KATION GOLONGAN IV

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV
Andi Zahra Rum 202106001

Citra yulianti 202106005

Raufina Lenta 202106020

Rindi Antika 202106021

Risma Nurfadillah 202106022

Sabil 202106024

Sarimadi 202106025

Trisna Astriana 202106030

Zulfitra Imran 202106031

LABORATORIUM FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
MUHAMMADIYAH SIDRAP

55
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengindentifikasi


kation-kation golongan IV serta uji penegasan dengan menggunakan
beberapa pereaksi yang spesifik.
B. Prinsip Percobaan
Dengan penambahan reaksi spesifik maka kation dapat memberikan
perbedaan warna.
C. Latar Belakang

Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia seperti


proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa dialam dapat mengalami ionisasi
menjadi kation. Suatu jenis kation sangat sulit dibedakan secara langsung
tanpa suatu proses analisis. Secara garis besarnya analisis suatu senyawa
kimia dapat dibedakan atas 2 yaitu, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang
berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam. Reaksi
identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun
anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu. Setiap
ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakannya
dengan ion-ion lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan
bahan galian yang tercampur identifikasi kation banyak dilakukan mengingat
kation merupakan bagian bahan obat, bahan baku dan sediaan obat. Namun
kation dapat juga sebagai pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar
dapat diantisipasi bila membahayakan.

56
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk tujuan analisa


kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut regenesia golongan secara sistematik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, asam
kromat, kalium iodida, amonium hidroksida. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiaini dengan membentuk
endapan atau tidak (Svevla G, 1985).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya
ini dilakukan dengan 2 cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan
dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.
Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji lain. Larutan yang masih
berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk
kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang teendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya hingga akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta
pengaturan pH lrutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok.
Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,
III. Tetapi semuanya diendapkan dengan adanya ammonium klorida, oleh

57
hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan
ammonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida.
Pada tahap ini natrium hidroksida ditambahkan pada larutan untuk
membuatnya basa. dalam laruta basa,kesetimbangan diatas bergeser kekanan.
jadi sulfida yang lebih larut adalah CoS, MnS, NiS, dan ZnS sekarang
mengendap dari larutan.
Dengan perolehan konsentrasi S2−¿¿ tersebut, kation-kation ¿2 +¿¿,
2+¿¿
Zn , Mn2 +¿¿, Co2+¿ ¿ dapat mengendap menjadi endapan sulfida. Sehingga
terbentuklah endapan NiSO4 berwarna hitam, CoCl2 berwarna hitam, dan
ZnSO4 berwarna putih. Endapan ini merupakan endapan kation golongan IV.

B. Uraian Bahan
1. Thioasetamid (FI III, 1979,halaman 722)
 Nama resmi : TIOSETAMIDA
 Rumus molekul : CH 3 C 2 NH 2
 Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P, praktis
tidak larut dalam benzena P.
 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
 Kegunaan : Zat pelarut
2. NaOH (FI III,1979, halaman 412)
 Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
 Rumus molekul : NaOH
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)
 Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur,putih, mudah meleleh basah. sangat alkalis
dan korosif.Segera menyerap karbondioksida.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Zat tambahan.

58
3. NH 4OH (FI III,1979, halaman 86)
 Nama resmi : AMMONIA
 Rumus moleku : NH 4OH
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna; bau khas;
menusuk kuat
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat; ditempat sejuk
 Kegunaan : Sebagai zat tambahan
4. Dimetilglioksin (FI III, halaman 669)
 Nama resmi : DIMETILGLIOKSIN, DIASETIL
GLIOKSIM
 Rumus molekul : CH 3.C(N.OH).C.(N.OH).CH 3.
 Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P
 Pemerian : Serbuk hablur; putih.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai zat adiktif
5. Perak Amoniakal (dirjen pom 2014)
 Nama resmi : ARGENTII NITRAS
 Rumus molekul :AgNO3
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam udara,terlebih dalam
udara mendidih, agak suka larut dalam etanol,
mudah larut dalam etanol mendidih ,sukar larut
dalam eter
 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, bila dibiarkan
terkapar cahaya dengan keberadaan zat organic
menjadi warna abu-abu atau hitam keabu-abuan.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
 Kegunaan : Zat tambahan

59
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat Yang Digunakan


1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) pembakar spiritus
4) Rak tabung reaksi
5) Botol semprot
6) Penjepit tabung reaksi
B. Bahan Yang Digunakan
1) Tioasetamid
2) NH 4OH
3) NaOH
4) Dimetilglioksim
5) Perak amoniakal
6) Zn2+¿¿
7) Mn3 +¿¿
8) Co3+¿ ¿
9) ¿2 +¿¿
C. Cara Kerja
1) Diambil zat uji sebanyak 10 ml, dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebagai sampel.
2) Untuk tiap-tiap pecobaan diambil masing masing larutan kation tersebut
pada poin no.1 ( Zn2+¿¿ , Mn2 +¿¿,Co2+¿ ¿ , ¿2 +¿¿ sebanyak 1 ml, dimasukkan
kedalam tabung reaksi, yang masing-masing diberi kode A,B,C, dan D.
3) Ditambahkan secara berturut-turut secukupnya, tetes demi tetes masing-
masing:
a. Thioasetamid 1 ml, ditambahkan NH 4OH 2 N, lalu dipanaskan

60
b. NaOH 2 N, bila ada endapan ditambahkan lagi dengan NaOH 2 N
berlebih
c. NH4OH 2 N, bila ada endapan ditambahkan lagi dengan NH4OH 2 N
berlebih
d. Dimetilglioksim secukupnya ( khususnya ¿2 +¿¿)
e. Perakamoniakal secukupnya.
4) Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembaran kerja.
5) Dicari pereaksi spesifik untuk membedakan keempat kation tersebut.
6) Dituliskan reaksi yang terjadi.

61
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

A. Tabel Pengamatan

PENGAMATAN
No. PEREAKSI
A B C D

Thiosetamid
Larutan Larutan
1. ↓Putih Larutan jernih
+NH4OH 2 N jernih jernih
panaskan

Putih Larutan Larutan


NaOH 2 N ↓Putih
bening kuning putih
2.

+NaOH berlebih Tetap Tetap Tetap Tetap

NH4OH 2 N ↓Putih ↓Coklat ↓Putih ↓Putih

3.
↓Coklat
+NH4OH berlebih Tetap Tetap Tetap
kekuningan

↓Putih Larutan ↓Merah


4 Dimetilglioksim Larutan jernih
bening jernih muda

↓Kuning
5 Perak amoniakal ↓Putih ↓Hitam Putih
pucat

KESIMPULAN Zn2+ Mn2+ Co2+ Ni2

B. Reaksi

62
Zn2 +

Zn2 + + Tiosetamid + NH4OH → Zn


O
↓(putih) + NH4+

Zn2 + + 2NH4OH → Zn(OH)2 ↓(putih) + 2NH4+

Zn2 + + 2NaOH → Zn(OH) (Putih bening)


2 + 2Na+

Zn2 + + C H N O → ZnO ↓(Putih bening)


4 8 2 2 + C4H8N2O2+

Zn2 + +
Mn2+ 2AgNO → Zn( NO ) ↓(Putih) +
3 3 2 2Ag2+

Mn2+ + Tiosetamid + NH4OH → Mn(OH)3 + NH4+

Mn2+ + 2NH4OH → Mn(OH)2 ↓(Coklat) + 2NH4+

Mn2+ + 2NaOH → Mn(OH)2 (Kuning) + 2Na+

Mn2+ + C4H8N2O2 → MnO (Jernih) + C4H8N2O3+

Mn2+ + 2AgNO3 → Mn(NO3)3 ↓(Hitam) + 3Ag+

Co2+

Co2+ + Tiosetamid + NH4OH → CoO + NH4

Co2+ + 2NH4OH → Co(OH)2 ↓(Putih) + 2NH4+

Co2+ + 2NaOH → Co(OH)2 (Putih) + 2Na+

Co2+ + C4H8N2O2 → CoO (Jernih) + C4H8N2O2+

Co2+ + 2AgNO3 → Co(NO3)2 (Putih) + 2Ag+

Ni2+

Ni2+ + Tiosetamid + NH4OH → NiO + NH4+

Ni2+ + 2NH4OH → Ni(OH)2 ↓(Putih) + 2NH4+

63
Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓(Putih) + 2Na+

Ni2+ + C4H8N2O2 → NiO ↓(Merah Muda) + C4H8N2O2+

Ni2+ + 2AgNO3 → Ni(NO3)2 ↓(Kuning pucat) + 2Ag+

64
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pada praktikum analisa kation ini,sampel yang akan diuji kation


golongan IV adalah Zn SO 4, Mn SO 4, CoCl 2 , Ni SO 4.Pengujian dilakukan
dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang telah ditambahkan reagen
akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya kita akan mengamati
perbedaan penambahan reagen yang berlebih dan yang dilakukan pemanasan
pada pengujian reagen yang berlebih. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis pada saat pengujian atau
praktikum. Adapun reagen yang akan kami gunakan adalah NaOH,
Thioasetamid, HCl, NH 4OH, dimetilglioksim, dan perak amoniakal.

1. Sampel Zn2+¿¿
Sampel Zn SO 4 ditambahkan Thioasetamid + NH 4OH

Menghasilkan endapan ZnO dengan warna endapan putih, dan


pada saat dipanaskan warna endapannya tidak berubah atau tetap berwarna
putih dan larut.

Hasil reaksi:

Zn
2+¿¿
+ Thioasetamid + NH 4OH → ZnO + NH 4

Sampel Zn SO 4 ditambahkan dengan NaOH

Menghasilkan endapan Zn(OH )2 dan warna endapan putih bening,


tapi pada saat ditambahkan NaOH berlebih warna endapannya tetap atau
tidak berubah.

Hasil reaksi :

65
Zn
2+¿¿
+ 2NaOH → Zn(OH )2+ 2 Na+¿ ¿

Sampel Zn SO 4 ditambahkan dengan NH 4OH

Menghasilkan endapan Zn(OH)2, terdapat endapan putih, pada saat


berlebih endapannya tidak berubah warna atau tetap putih.

Hasil reaksi :

Zn2 + + 2NH4OH → Zn(OH)2 ↓(putih) + 2NH4+

Sampel Zn SO 4 ditambahkan dengan dimetilglioksim

Menghasilkan endapan berwarna putih bening.

Hasil reaksi:

Zn2 + + C4H8N2O2 → ZnO ↓(Putih bening) + C4H8N2O2+

Sampel Zn SO 4 ditambahkan dengan perak amoniakal

Menghasilkan endapan berwarna putih.

Hasil reaksi:

Zn2 + + 2AgNO3 → Zn( NO3)2 ↓(Putih) + 2Ag2+

2. Sampel Mn2 +¿¿


Sampel Mn SO 4 ditambahkan dengan Thioasetamid+ NH 4OH

Menghasilkan larutan jernih tanpa ada perubahan warna dan tidak


terjadi endapan.

Hasil reaksi:

Mn2+ + Tiosetamid + NH4OH → MnO + NH4+

Sampel Mn SO 4 ditambahkan dengan NaOH

66
Menghasilkan endapan Mn(OH )2 dengan warna endapan
kekuningan,tapi pada saat ditambahkan NaOH berlebih endapannya tidak
berubah atau tetap.

Hasil reaksi :

Mn2+ + 2NaOH → Mn(OH)2 (Kuning) + 2Na+

Sampel Mn SO 4 ditambahkan dengan NH 4OH

Menghasilkan endapan MnO dengan warna endapan coklat, tapi


saat ditambahkan NH 4OH berlebih warna endapannnya berubah menjadi
coklat kekuningan.

Hasil reaksi :

Mn2+ + 2NH4OH → Mn(OH)2 ↓(Coklat) + 2NH4+

Sampel Mn SO 4 ditambahkan dengan dimetilglioksim

Menghasilkan larutan jernih tanpa adanya endapan..

Hasil reaksi:

Mn2+ + C4H8N2O2 → MnO (Jernih) + C4H8N2O3+

Sampel Mn SO 4 ditambahkan dengan perak amoniakal

Menghasilkan endapan yang berwarna hitam.

Hasil reaksi:

Mn2+ + 2AgNO3 → Mn(NO3)3 ↓(Hitam) + 3Ag+

3. CO 2+¿¿
Sampel CoCl 2ditambahkan dengan Thioasetamid + NH 4OH

Menghasilkan larutan jernih tanpa adanya endapan

67
Hasil reaksi :

Co2+ + Tiosetamid + NH4OH → CoO + NH4

Sampel CoCl 2ditambahkan dengan NaOH

Menghasilkan larutan putih dan tidak ada endapan yang terbentuk.

Hasil reaksi :

Co2+ + 2NaOH → Co(OH)2 (Putih) + 2Na+

Sampel CoCl 2ditambahkan dengan NH 4OH

Menghasilkan endapan Co(OH )2 dengan warna endapan putih,tapi


saat ditambahkan NH 4OH berlebih warna endapannya tidak berubah atau
tetap putih.

Hasil reaksi :

Co2+ + 2NH4OH → Co(OH)2 ↓(Putih) + 2NH4+

Sampel CoCl 2ditambahkan dengan dimetilglioksim

Menghasilkan larutan jernih dan tidak terbentuk endapan.

Hasil reaksi:
Co2+ + C4H8N2O2 → CoO (Jernih) + C4H8N2O2+

Sampel CoCl 2 ditambahkan dengan perak amoniakal

Menghasilkan larutan berwarna putih dan tidak terbentuk endapan.

Hasil reaksi:
Co2+ + 2AgNO3 → Co(NO3)2 (Putih) + 2Ag+

4. ¿2 +¿¿
Sampel Ni SO 4 ditambahkan dengan Thioasetamid + NH 4OH

68
Menghasilkan larutan jernih dan tidak terbentuk endapan.

Hasil reaksi :

Ni2+ + Tiosetamid + NH4OH → NiO + NH4+

Sampel Ni SO 4 ditambahkan dengan NaOH

Menghasilkan endapan Ni(OH )2 dengan warna endapan putih, tapi


saat ditambahkan NaOH berlebih endapannya tidak berubah warna atau
tetap warna putih.

Hasil reaksi :

Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓(Putih) + 2Na+

Sampel Ni SO 4ditambahkan dengan NH 4OH

Menghasilkan endapan Ni(OH )2 dengan warna endapan putih, tapi


saat ditambahkan NH 4OH berlebih warna endapannya tidak berubah atau
tetap putih.

Hasil reaksi :

Ni2+ + 2NH4OH → Ni(OH)2 ↓(Putih) + 2NH4+

Sampel ¿ SO 4 ditambahkan dengan dimetilglioksim

Menghasilkan endapan yang berwarna merah muda.

Hasil reaksi:
Ni2+ + C4H8N2O2 → NiO ↓(Merah Muda) + C4H8N2O2+

Sampel ¿ SO 4 ditambahkan dengan perak amoniakal

Menghasilkan endapan yang berwarna kuning pucat.

Hasil reaksi:

69
Ni2+ + 2AgNO3 → Ni(NO3)2 ↓(Kuning pucat) + 2Ag+

70
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ini terjadi karena atom
netral melepaskan elektron di kulit terluar. Adapun simpulan dari percobaan
diatas adalah kation golongan IV bahwa pengamatang yang dilakukan tidak
sesuai dengan data acuan. Ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain,
ketidaktelitian dalam menambahkan larutan atau mencampur larutan, kesalah
metode, konsentrasi reagen terlalu pekat sehingga menimbulkan hasil yang
tidak sesuai dengan data, reagen-reagen yang dibuat tidak sesuai dengan
prosedur sehingga hasilnya tidak tepat.

Namun didapatkan beberapa percobaan yang sesuai dengan data


acuan atau teori sehingga dapat diketahui sifat setiap bahan yang digunakan.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum dilaboratorium harus hati-hati dan
mengikuti segala prosedur yang ada sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja
yang dapat berakibat fatal. Seperti harus hati-hati dalam mencampur
larutan,melihat terlebih dahulu label yang ada pada larutan apakah termasuk
bahan berbahaya atau tidak. Adapun dalam melakukan praktikum harus
dilakukan sesuai arahan dari dosen pembimbing ataupun laboran, sehingga
bisa menghasilkan larutan sesuai dengan data acuan atau teori yang telah
ditetapkan.

71
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. Farmakope indonesia edesi III RI jakarta

http://www.academia.edu

http://id.Scribd.com neverlandlufi.blogspot.com

72
LAMPIRAN

Gambar kelompok satu yang sedang menuangkan sampel zat uji ke dalam
tabung reaksi.

73
Gambar kelompok satu yang sedang memasukkan zat pereaksi kedalam tabung
reaksi yang berisi zat uji.

Gambar hasil dari reaksi antara zat uji dengan zat pereaksi.

74

Anda mungkin juga menyukai