LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN III
STOIKIOMETRI

Disusun Oleh:
Ludowika Adonita Tarong
181101572001
Kelompok V

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
 LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN III

STOIKIOMETRI

Asisten Nilai Laporan

( Rahmaniah ) Tanggal Praktikum :

09 Oktober 2018

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
 PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PEMBUATAN
LARUTAN

I. TUJUAN
Tujuan percobaan ini adalah mahasiswa mampu menentukan koefisien
reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur, dan dapat
menetukkan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

II.2 Uraian Bahan

II.2.1 Asam Klorida
Nama Resmi : Asam Klorida
Nama latin : Hydrochloride acid
Struktur Kimia : H-Cl
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan
dengan 2 bagian volume air, asap
akan hilang. Bobot jenis lebih
kurang 1,18
Kelarutan :-
Indikasi : Pereaksi
BM : 36, 46
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014)
II.2.2 Natrium Hidroksida
Nama Resmi : Natrium Hidroksida
Nama latin : Sodium Hydroxidae
Struktur Kimia : NaOH
 Pemerian : Putih atau praktis putih, keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Jika terpapar di udara, akan
cepat menyerap karbon dioksida
dan lembab. Massa melebur,
berbentuk pelet kecil, serpihan atau
batang atau bentuk lain.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam
etanol
Indikasi : Zat tambahan
BM : 40,00
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014)
II.2.3 Tembaga (II) Sulfat
Nama Resmi : Tembaga (II) Sulfat P
Nama Latin : Cuprii sulfat
Struktur Kimia : H O
|
H—C—C
|
H OH
Pemerian : Serbuk putih atau keabuan, bebas
dari sedikit warna biru
Kelarutan : Larut dalam air
Indikasi : Murni pereaksi
BM : 249,68
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Depkes RI,1995)

III. PRINSIP
III.1 Prinsip Reaksi
2Naoh(aq) + CuSO4(aq) → Na2SO4(aq) + Cu(OH)2(s)
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
 III.2 Prinsip Kerja
1. Reaksi antara natrium hidroksida dan tembaga (II) sulfat dalam
stoikiometri reaksi pengendapan.
2. Reaksi antara natrium hidroksida dan asam klorida dalam
stoikiometri sistem asam-basa.

IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Batang Pengaduk
2. Gelas beker
3. Penangas air
4. Penggaris
5. Pipet ukur
6. Pro pipet
7. Termometer
IV.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Larutan CuSO4 0,1 M
2. Larutan HCl 1,0 M
3. Larutan NaOH 0,1 M dan 1,0 M

V. CARA KERJA
V.1 STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN

5 ml NaOH 0,1 M
 Disediakan 2 buah gelas beker 50 ml.
 Dimasukkan ke dalam gelas beker 1.

25 ml CuSO4 0,1 M

 Dimasukkan ke dalam gelas beker 2.

  Dicampurkan kedua larutan kemudian
kocok.
 Dibiarkan campuran mengendap.
 Diukur tinggi endapan yang terbentuk
dengan mistar.
 Dilakukan cara yang sama dengan langkah
yang sama untuk percobaan berikut dengan
perubahan volume pereaksi masing-masing
ionisasi tetapi volume total tetap 30 ml.

10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M

15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M

20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M

25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M

 Dibuat grafik yang menyatakan hubungan
antara tinggi endapan dan volume larutan,
sehingga diperoleh titik optimum kurva.
 Ditentukan koefisien reaksi berdasarkan
titik optimum yang diperoleh dari grafik.
Titik optimum menyatakan perbandingan
koefisien reaksi.
 Dibandingkan dengan koefisien reaksi yang
diperoleh dari menyetarakan persamaan
reaksi.
 Ditentukan rendemen hasil reaksi dengan
menggunakan konsep mol.

Hasil

V.2 STOIKIOMETRI ASAM BASA

V.2 Stoikiometri Sistem Asam-Basa

5 ml NaOH 1,0 M
  Disediakan 2 buah gelas beker 50 ml.
 Dimasukkan ke dalam gelas beker 1.

25 ml HCl 1,0 M
 Dimasukkan ke dalam gelas beker 2.
 Diukur temperature kedua larutan (TM) dan
jika tidak setara rendam gelas beker dalam
penangas air.
 Dicampurkan kedua larutan hingga volume
total 30 mL.
 Diukur temperature campuran dan dicatat
suhu maksimum yang konstan (TA).
 Dilakukan cara yang sama dengan langkah
yang sama untuk percobaan berikut dengan
mengubahvolume pereaksi masing-masing
hingga volume total campuran 30 ml.

10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M

15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl1,0 M

20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M

25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M

 Dibuat grafik yang menyatakan hubungan
antara perubahantemperatur (sumbu y) dan
volume asam-basa (sumbu x).
 Ditentukan koefisien reaksi berdasarkan
titik optimum yang diperoleh.
 Dibandingkan dengan koefisien reaksi yang
diperoleh dari menyetarakan persamaan
reaksi.
  Ditentukan rendemen hasil reaksi dengan
menggunakan konsep mol.

Hasil

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Z. 2009, Kimia Dasar. USU Press, Medan.

Bayu I., Ashardi, E. Susilowati. 2015. Implementasi Model Pembelajaran
Problem Solving Berbantuan Peer Tutoring dilengkapi Hierarki Konsep
untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Materi Stoikiometri
pada Siswa Kelas X IPA 6 SMAN 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 4: 1-10.

Bueche, Frederick J.& Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh.
Erlangga, Jakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Sigarlaki, A. M., H. S. Kolibu & V. A. Suoth. 2015. Permodelan Kontrol Suhu,

Tekanan dan Laju Aliran Uap pada Kondensor dengna menggunakan
Kontrol Logika Fuzzy. Jurnal Ilmiah Sains. 15: 1-8.

Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Kelas 10 SMA. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sunarya, Yayan & Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Pusat
perbukuan Departemen Pendidkan Nasional, Jakarta.