Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITATIF KATION Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, dan Co2+


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia Analitik Dasar
Dosen Pengampu:
Abraham Mora, M. Si.
Dra. Hj. Zackiyah, M.Si.

Tanggal Praktikum:
Awal: 16 Februari 2023
Akhir: 16 Februari 2023

Kelompok 06
Disusun oleh:
Khalisa Nisrina Rayhan NIM 2202250

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
A. TUJUAN
1. Mempelajari beberapa sifat dan pola reaktivitas yang terjadi pada pemisahan dan
identifikasi ion-ion tertentu dalam suatu larutan.
2. Menguasai pemisahan zat anorganik secara kualitatif

B. DASAR TEORI
Analisis kualitatif dapat didefinisikan sebagai mekanisme untuk mengetahui adanya
unsur atau senyawa kimia dalam suatu sampel. Selain itu, dapat juga dikatakan sebagai
proses penyelidikan unsur atau ion tertentu dalam suatu larutan atau campuran
(Tim Penyusun Jurusan Kimia FMIPA Universitas Mulawarman, 2021).
Keberadaan ion dapat diketahui dengan proses isolasi dan identifikasi ion berdasarkan
prinsip pola reaktivitas kimia dan kelarutannya.
(Tim Penyusun Panduan PKAD & PKAI, 2023).
Pereaksi untuk golongan dan pereaksi spesifik digunakan dalam analisis kualitatif
untuk pendeteksian jenis anion atau kation tertentu dalam larutan. Pembentukan endapan atau
tidak terbentuknya endapan ketika kation bereaksi dengan pereaksi mendasari penggolongan
kation.
(Hamzah, tanpa tahun)
Metode yang dapat digunakan dalam analisis kualitatif kation adalah metode reaksi
kering (dry reaction) atau metode reaksi basah (wet reaction). Analisis sampel padat
umumnya menerapkan metode reaksi kering. Analisis sampel larutan umumnya menerapkan
metode reaksi basah.
(Alauhdin, 2020)
Kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan reaksi dengan reagensia
yang membentuk endapan atau tidak untuk analisis kualitatif yang sistematis.
(Hasri, 2020)
Kation golongan I mengendap jika direaksikan dengan HCl. Dalam air panas, ion-ion
golongan satu mudah larut maka pengendapan harus dilakukan di suhu ruangan atau lebih
rendah.
(Hasri, 2020)
Kation golongan II membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana
asam dan tidak bereaksi dengan asam klorida. Kation golongan ini memiliki dua subkategori
yaitu golongan 2a dan 2b. Sulfida dari kation golongan 2a tidak larut dalam ammonium
polisulfida, sementara sulfida dari kation golongan 2b dapat larut di dalamnya.
(Vogel, 1990)
Kation golongan IV membentuk endapan putih dalam ammonium karbonat dan tidak
bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfida, atau ammonium sulfida.
(Hasri, 2020)
Kation golongan V adalah kation lain yang tidak bereaksi dengan reagensia yang
dapat digunakan pada golongan-golongan sebelumnya.
(Vogel, 1990)
Kation yang akan dianalisis dalam praktikum ini adalah ion Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, dan
Co2+. Pertama, Cu2+ merupakan kation golongan 2 yang tidak bereaksi dengan HCl, tetapi
membentuk endapan dengan H2S pada kondisi asam. Secara spesifik, Cu2+ merupakan
anggota sub-golongan 2a yang membentuk endapan garam sulfida yang tidak larut dalam
ammonium polisulfida. Kedua, Zn2+, Al3+, dan Co2+ adalah kation golongan 3 yang tidak
bereaksi dengan HCl atau H2S dalam kondisi asam, tetapi dalam keadaan netral atau basa
dapat membentuk endapan dengan ammonium sulfida. Terakhir, ion Ca2+ adalah kation
golongan 4 yang dalam keadaan netral akan membentuk endapan dengan reagen ammonium
karbonat dan keberadaan ammonium klorida.
(Hasri, 2020)

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Tabung reaksi : 12 buah
b. Pipet tetes : 5 buah
c. Botol semprot : 1 buah
d. Rak tabung reaksi : 1 buah
e. Tabung sentrifugasi : 3 buah
f. Sentrifugator : 1 set

2. BAHAN
a. Larutan garam nitrat 0,2 M yang mengandung Zn+2, Ca+2, Al+3, Cu+2, dan Co+2:Secukupnya
b. Larutan HNO3 3 M dan 6 M: Secukupnya
c. Larutan Na3PO4 0,3 M: Secukupnya
d. Larutan NH3 3 M dan 6 M: Secukupnya
e. Larutan Kalium ferosianoferat(II) K4Fe(CN)6: Secukupnya
f. Larutan NaOH 6 M: Secukupnya
g. Aquades: Secukupnya
D. SPESIFIKASI BAHAN
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
1. Aquades Stabil secara kimiawi di
Bentuk: Cair bawah kondisi ruangan
Warna: TB standar (suhu kamar).
Bau: Tak berbau
pH: Netral, pada 20oC
Titik lebur: 0oC
Titik didih: 100 oC
Densitas: 1,00 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Bahan ini tidak Tidak ada bahaya yang
diklasifikasikan sebagai memerlukan tindakan
berbahaya menurut pertolongan khusus.
undang-undang Uni
Eropa.

Mr: 18 g/mol
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
2. Zinc Nitrat Higroskopis, oksidator
Bentuk: Kristal
Warna: TB
Bau: Tak berbau
pH: 5—7 pada 20oC
Titik lebur: 36oC
Titik didih: 645oC
Densitas: 2,065g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Mr:
Pengoksidasi, berbahaya Bila terkena mata: Bilas
189.36 g/mol
jika tertelan, mengiritasi dengan air mengalir
kulit, menyebabkan Bila terkena kulit: Bilas
gangguan mata berat, dengan air mengalir
mengiritasi pernapasan. Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Beri air
minum
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
3. Kalsium Klorida Reaksi eksotermik dengan
Bentuk: Padat boron trifluoride,
Warna: Putih vinylmethyl ether, air.
Bau: Tak berbau
pH: 4,5—10 pada 20 oC
Titik lebur: 176 oC
Titik didih: -
Densitas: 1,85 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Menyebabkan iritasi mata Bila terkena mata: Bilas
Mr: 110,98 g/mol yang serius. dengan air mengalir
Bila terkena kulit: Bilas
dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Beri air
minum
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
4. Tembaga (II) Nitrat Reaksi eksotermik dengan
Bentuk: Cair asetat anhidrida, berisiko
Warna: Biru-hijau meledak dengan ammonia,
Bau: Tak berbau amida, sianid kompleks, zat
pH: 3-4 organik, logam.
Titik lebur: 114oC
Titik didih: 170oC
Densitas: 2,05 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Pengoksidasi, Bila terkena mata: Bilas
menyebabkan kulit dengan air mengalir
Mr: 187,56 g/mol terbakar, merusak mata, Bila terkena kulit: Bilas
toksik pada kehidupan dengan air mengalir
perairan. Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Beri air
minum
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
5. Aluminium Klorida Reaksi yang hebat terjadi
Bentuk: Padat dengan alkenes, alcohol,
Warna: TB logam basa, logam alkali
Bau: Tak berbau tanah, ethylene oksida,
pH: 2,5 pada 20 oC halogen oksida, oksidator,
Titik lebur: 20 oC senyawa nitro organil,
Titik didih: 100 oC phenol, basa.
Densitas: 2,48 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Menyebabkan gangguan Bila terkena mata: Bilas
pada kulit dan gangguan dengan air mengalir
Mr: 133,34 g/mol berat pada mata. Bila terkena kulit: Bilas
dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Beri air
minum

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia


.
6. Cobalt (II) Nitrat Berisiko meledak dengan
Bentuk: Padat senyawa ammonium,
Warna: Cokelat-merah karbon, bahan yang dapat
Bau: Lemah teroksidasi.
pH: 4,0 pada 20oC
Titik lebur: 57 oC
Titik didih: -
Densitas: 1,87 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Karsinogenik, merusak Bila terkena mata: Bilas
kesuburan, reaksi alergi, dengan air mengalir
toksik bagi kehidupan Bila terkena kulit: Bilas
Mr: 182,943 g/mol perairan, diduga dengan air mengalir
menyebabkan kerusakan Bila terhirup: Hirup udara
genetik. segar
Bila tertelan: Beri air
minum
Gunakan sarung tangan
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
7. Asam Nitrat Zat pengoksidasi kuat,
Bentuk: Cair hindari kontak dengan
Warna: TB logam karena
Bau: Pedih menyebabkan terbentuknya
pH: <1 gas nitrogen dan hidrogen.
Titik lebur: -41oC
Titik didih: 122oC
Densitas: 141 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Pengoksidasi, korosif, Bila terkena mata: Bilas
merusak mata, dengan air mengalir
menyebabkan kulit Bila terkena kulit: Bilas
Mr: 63,012 g/mol terbakar. dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Basuh mulut,
jangan merangsang muntah
Gunakan sarung tangan

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia


.
8. Natrium Fosfat Stabil di bawah kondisi
Bentuk: Kristal penyimpanan yang
Warna: Putih disarankan.
Bau: Tak berbau
pH: 13
Titik lebur: 75oC
Titik didih: -
Densitas: 1,62 g/mL

Bahaya Penanggulangan
Korosif, beracun jika Bila terkena mata: Bilas
tertelan, merusak mata, dengan air mengalir
menyebabkan kulit Bila terkena kulit: Bilas
terbakar. dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Basuh mulut,
jangan merangsang muntah
Mr: 164 g/mol Gunakan sarung tangan
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
9. Ammonia Tidak mudah terbakar,
Bentuk: Cair tetapi dapat membentuk
Warna: TB campuran ammonial udara
Bau: Pedih yang dapat terbakar dengan
pH: 11, alkali kuat penggasan.
Titik lebur: -57,5oC
Titik didih: 37,7oC
Densitas: 0,903 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Mr: 17 Korosif, merusak mata, Bila terkena mata: Bilas
g/mol menyebabkan kulit dengan air mengalir
terbakar, toksik pada Bila terkena kulit: Bilas
kehidupan perairan, dengan air mengalir
mengiritasi pernapasan. Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Basuh mulut,
jangan merangsang muntah
Gunakan sarung tangan
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
10. Kalium ferosianoferat (II) Stabil di bawah kondisi
Bentuk: Kristal penyimpanan yang
Warna: Kuning muda disarankan.
Bau: Tak berbau
pH: 8,0—10, pada 25oC
Titik lebur: 70 oC
Titik didih: -
Densitas: 1,850 g/cm3

Bahaya Penanggulangan
Berbahaya bagi kehidupan Bila terkena mata: Bilas
perairan. dengan air mengalir
Mr: 368 g/mol Bila terkena kulit: Bilas
dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Beri air
minum
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
.
11. Natrium Hidroksida Higroskopik, terurai cepat
Bentuk: Padat jika kontak dengan zat
Warna: Putih organik,
Bau: Tak berbau
pH: >14 pada 20 oC
Titik lebur: 319—322 oC
Titik didih: 1390 oC
Densitas: 2,13 g/cm3
Bahaya Penanggulangan
Korosif, merusak mata, Bila terkena mata: Bilas
menyebabkan kulit dengan air mengalir
Mr: 40 g/mol terbakar. Bila terkena kulit: Bilas
dengan air mengalir
Bila terhirup: Hirup udara
segar
Bila tertelan: Basuh mulut,
jangan merangsang muntah
Sumber:
PT Smartlab Indonesia. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan. (online). Diakses melalui
smartlab.co.id
Supelco. (2022). Lembaran Data Keselamatan. (online). Diakses melalui
www.sigmaaldrich.com

E. SET ALAT

Gambar 1. Set Alat Analisis Kualitatif Kation


F. BAGAN ALIR
G. LANGKAH KERJA DAN PENGAMATAN
No Langkah Kerja Pengamatan
.
1. Penentuan Kation Zn2+ Kondisi awal:
Larutan zinc nitrat: TB, tak berbau
Tabung Reaksi 1 Larutan amonia: TB, berbau pedih
Larutan natrium fosfat: TB, tak berbau
Larutan HNO3: TB, berbau pedih
Larutan K4Fe(CN)6: kekuningan, tak
berbau
Larutan NaOH: TB, tak berbau

Kondisi setelah reaksi:


- Tabung reaksi 1:
Setelah penambahan ammonia: Terbentuk
endapan putih.
Setelah penambahan natrium fosfat:
Masih terdapat endapan putih.
Tabung Reaksi 2
- Tabung reaksi 2:
Setelah penambahan HNO3: Tidak terjadi
perubahan.
Setelah penambahan K4Fe(CN)6:
Terbentuk endapan putih.

- Tabung reaksi 3:
Setelah penambahan NaOH tanpa
dikocok: Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH dengan
pengocokan: Endapan putih menghilang,
kembali ke kondisi tak berwarna.
Setelah penambahan NH3: Tidak terjadi
Tabung Reaksi 3 perubahan.

- Tabung reaksi 4:
Setelah penambahan NaOH tanpa
dikocok: Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH dengan
pengocokan: Endapan putih menghilang,
kembali ke kondisi tak berwarna.
Setelah penambahan HNO3: Terbentuk
endapan putih.
No Langkah Kerja Pengamatan
.
Tabung Reaksi 4

No Langkah Kerja Pengamatan


.
2. Pengujian Kation Ca2+ Kondisi awal:
Larutan kalsium klorida: TB, tak berbau
Tabung Reaksi 1 Larutan amonia: TB, berbau pedih
Larutan natrium fosfat: TB, tak berbau
Larutan HNO3: TB, berbau pedih
Larutan K4Fe(CN)6: kekuningan, tidak
berbau
Larutan NaOH: TB, tak berbau

Kondisi setelah reaksi:


- Tabung reaksi 1:
Setelah penambahan ammonia: Tidak
terjadi perubahan.
Setelah penambahan natrium fosfat:
Terbentuk endapan putih.
Tabung Reaksi 2
- Tabung reaksi 2:
Setelah penambahan HNO3: Tidak terjadi
perubahan.
Setelah penambahan K4Fe(CN)6: Larutan
berwarna kuning seulas.
No Langkah Kerja Pengamatan
.
Tabung Reaksi 3 - Tabung reaksi 3:
Setelah penambahan NaOH tanpa
dikocok: Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH dengan
pengocokan: Terbentuk endapan putih
lebih banyak, mengenap ke dasar tabung
setelah didiamkan.
Setelah penambahan NH3: Masih terdapat
endapan putih.

- Tabung reaksi 4:
Setelah penambahan NaOH tanpa
dikocok: Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH dengan
pengocokan: Terbentuk endapan putih
Tabung Reaksi 4 lebih banyak, mengenap ke dasar tabung
setelah didiamkan.
Setelah penambahan HNO3: Masih
terdapat endapan putih.

No Langkah Kerja Pengamatan


.
3. Pengujian Kation Cu2+ Kondisi awal:
Larutan tembaga nitrat: biru, tak berbau
Tabung Reaksi 1 Larutan amonia: TB, berbau pedih
Larutan natrium fosfat: TB, tak berbau
Larutan HNO3: TB, berbau pedih
Larutan K4Fe(CN)6: kekuningan, tidak
berbau
Larutan NaOH: TB, tak berbau

Kondisi setelah reaksi:


- Tabung reaksi 1:
Setelah penambahan ammonia: Larutan
biru tua.
Setelah penambahan natrium fosfat:
Masih terdapan larutan biru tua.

No Langkah Kerja Pengamatan


.
Tabung Reaksi 2 - Tabung reaksi 2:
Setelah penambahan HNO3: Tidak terjadi
perubahan.
Setelah penambahan K4Fe(CN)6:
Terbentuk endapan merah kecokelatan.

- Tabung reaksi 3:
Setelah penambahan NaOH tanpa 1 tetes:
Terbentuk koloid berwarna biru terang.
Setelah penambahan NaOH dengan 10
tetes: Terbentuk lebih banyak koloid
Tabung Reaksi 3 berwarna biru, mengendap ke bawah dan
terpisah dengan larutan setelah dilakukan
sentrifugasi.
Setelah penambahan NH3: Masih terdapat
koloid berwarna biru, tidak lagi
mengendap di dasar tabung.

- Tabung reaksi 4:
Setelah penambahan NaOH tanpa 1 tetes:
Terbentuk koloid berwarna biru terang.
Setelah penambahan NaOH dengan 10
tetes: Terbentuk lebih banyak koloid
berwarna biru, mengendap ke bawah dan
terpisah dengan larutan setelah dilakukan
sentrifugasi.
Setelah penambahan HNO3: Masih
terdapat koloid berwarna biru pucat, tidak
lagi mengendap di dasar tabung.
Tabung Reaksi 4

No Langkah Kerja Pengamatan


.
4. Pengujian Kation Al3+ Kondisi awal:
Larutan aluminium klorida: TB, tak
Tabung Reaksi 1 berbau
Larutan amonia: TB, berbau pedih
Larutan natrium fosfat: TB, tak berbau
Larutan HNO3: TB, berbau pedih
Larutan K4Fe(CN)6: kekuningan, tidak
berbau
Larutan NaOH: TB, tak berbau

Kondisi setelah reaksi:


- Tabung reaksi 1:
Setelah penambahan ammonia: Terbentuk
endapan putih.
Setelah penambahan natrium fosfat: Masih
Tabung Reaksi 2 terdapat endapan putih.

- Tabung reaksi 2:
Setelah penambahan HNO3: Tidak terjadi
perubahan.
Setelah penambahan K4Fe(CN)6: Tidak
terjadi perubahan.

- Tabung reaksi 3:
Setelah penambahan NaOH 1 tetes:
Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH 10 tetes:
Tabung Reaksi 3 Terbentuk lebih banyak endapan putih,
mengendap ke bawah dan terpisah dengan
larutan setelah dilakukan sentrifugasi.
Setelah penambahan NH3: Tidak terjadi
perubahan.

- Tabung reaksi 4:
Setelah penambahan NaOH 1 tetes:
Terbentuk endapan putih.
Setelah penambahan NaOH 10 tetes:
Terbentuk lebih banyak endapan putih,
mengendap ke bawah dan terpisah dengan
larutan setelah dilakukan sentrifugasi.
Setelah penambahan HNO3: Endapan
putih terurai kembali.
No Langkah Kerja Pengamatan
.
Tabung Reaksi 4

No Langkah Kerja Pengamatan


.
5. Pengujian Kation Co2+ Kondisi awal:
Larutan cobalt nitrat: merah muda, tak
Tabung Reaksi 1 berbau
Larutan amonia: TB, berbau pedih
Larutan natrium fosfat: TB, tak berbau
Larutan HNO3: TB, berbau pedih
Larutan K4Fe(CN)6: kekuningan, tidak
berbau
Larutan NaOH: TB, tak berbau

Kondisi setelah reaksi:


- Tabung reaksi 1:
Setelah penambahan ammonia: Terbentuk
koloid biru kehijauan.
Setelah penambahan natrium fosfat:
Tabung Reaksi 2 Terbentuk koloid biru terang.

- Tabung reaksi 2:
Setelah penambahan HNO3: Tidak terjadi
perubahan.
Setelah penambahan K4Fe(CN)6:
Terbentuk endapan berwarna hijau.

No Langkah Kerja Pengamatan


.
Tabung Reaksi 3 - Tabung reaksi 3:
Setelah penambahan NaOH 1 tetes:
Terbentuk koloid berwarna biru.
Setelah penambahan NaOH 10 tetes:
Terbentuk lebih banyak koloid berwarna
biru.
Koloid menjadi berwarna merah muda,
mengendap ke bawah dan terpisah dengan
larutan setelah dilakukan sentrifugasi.
Setelah penambahan NH3: Larutan merah
muda pucat dengan endapan merah muda.

- Tabung reaksi 4:
Setelah penambahan NaOH 1 tetes:
Terbentuk koloid berwarna biru.
Tabung Reaksi 4 Setelah penambahan NaOH 10 tetes:
Terbentuk lebih banyak koloid berwarna
biru.
Koloid menjadi berwarna merah muda,
mengendap ke bawah dan terpisah dengan
larutan setelah dilakukan sentrifugasi.
Setelah penambahan HNO3: Larutan
merah muda dan terdapat sejumlah koloid
yang larut.

P Ruang: 704 mmHg


T Ruang: 24 oC
H. DATA PENGAMATAN
Pereaksi Kation
2+ 2+
Zn Ca Cu2+ Al3+ Co2+
NH3 (aq) + Endapan Endapan Larutan biru, Endapan Koloid biru
Na3PO4 (aq) putih, putih, Endapan putih, terang,
Tak berbau Tak berbau biru, Tak berbau Tak berbau
Tak berbau

HNO3 (aq) + Endapan Larutan Endapan Tidak terjadi Endapan


K4Fe(CN)6 putih, kuning merah perubahan, hijau,
(aq) Tak berbau seulas, kecokelatan, Tak berbau Tak berbau
Tak berbau Tak berbau

NaOH (aq) + Larutan TB, Endapan Koloid biru, Endapan Koloid


NH3 (aq) Tak berbau putih, Tak berbau putih, merah muda,
Tak berbau Tak berbau Tak berbau

NaOH (aq) + Endapan Endapan Koloid biru, Endapan Koloid


HNO3 (aq) putih, putih, Tak berbau putih, merah muda,
Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau
I. PERSAMAAN REAKSI
1. Zn2+ (aq) + PO43- (aq) → Zn3(PO4)2 (s) endapan putih
2. Ca2+ (aq) + PO43- (aq) → Ca3(PO4)2 (s) endapan putih
3. Cu2+ (aq) + PO43- (aq) → Cu3(PO4)2 (s) endapan putih
4. Al3+ (aq) + PO43- (aq) → AlPO4 (s) endapan putih
5. Co2+ (aq) + PO43- (aq) → Co3(PO4)2 (s) endapan biru kehitaman
6. 3 Zn2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Zn3[Fe(CN)6]2 (s) endapan putih
7. 3 Ca2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Ca3[Fe(CN)6]2 (s) endapan putih
8. 3 Cu2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Cu3[Fe(CN)6]2 (s) endapan coklat kemerahan
9. Al3+ (aq) + Fe(CN)63- → Al[Fe(CN)6](s) endapan kekuningan
10. 3 Co2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Co3[Fe(CN)6]2 (s) endapan hijau
11. Zn2+(aq) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq)→[Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
Putih TB TB
Zn2+ (aq) + 2OH- (aq) → Zn(OH)2 (s) + 2H+(aq) → Zn2+ (aq) + H2O (l)
Putih TB TB
12. Ca2+(aq) + 2OH-(aq) → Ca(OH)2(s) + NH3(aq) →[Ca(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
Putih TB TB
Ca2+ (aq) + 2OH- (aq) → Ca(OH)2 (s) + 2H+ (aq) → Ca2+ (aq) + H2O (l)
Putih TB TB
13. Cu2+(aq) + 2OH-(aq) → Cu(OH)2(s) + NH3(aq) →[Cu(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
Putih TB TB
Cu2+ (aq) + 2OH- (aq)→Cu(OH)2 (s) + 2H+ (aq) →Cu2+ (aq) + 2H2O (l)
Putih Biru TB
14. Al3+ (aq) + 2OH- (aq) →Al(OH)3 (s) + NH3(aq) →
Berlebih Putih
Al3+ (aq) + 2OH- (aq) →Al(OH)3 (s) + 2H+ (aq) → Al3+ (aq) + 3H2O (l)
Berlebih Putih TB TB
15. Co2+(aq)+2OH- (aq)→Co(OH)2(s) +NH3(aq) →[Co(NH3)4]2+(aq)+2OH-(aq)
Berlebih Cokelat kemerahan Coklat/Merah muda TB
Co2+ (aq) + 2OH- (aq) →Co(OH)2 (s) + 2H+ (aq) → Co2+ (aq) + 2H2O (l)
Berlebih Cokelat kemerahan Merah muda TB

J. PEMBAHASAN
Praktikum yang telah dilakukan adalah analisis kualitatif kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+
dan Co2+ dengan dua tujuan yaitu untuk mempelajari beberapa sifat dan pola reaktifitas pada
pemisahan dan identifikasi suatu ion dalam larutan serta untuk menguasai pemisahan zat
anorganik secara kualitatif. Prinsip yang digunakan berdasarkan pada reaksi yang
ditimbulkan oleh larutan uji seperti terbentuknya endapan atau perubahan warna ketika
ditambahkan zat pengidentifikasi.
Sampel larutan Zn(NO3)2 digunakan untuk pengujian kation Zn2+ secara kualitatif.
Kation Zn2+ merupakan kation golongan III.
Pada tabung reaksi pertama, larutan uji direaksikan dengan larutan ammonia,
menghasilkan endapan putih zinc hidroksida. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan
natrium fosfat yang menghasilkan lebih banyak endapan putih zinc ammonium fosfat.
Endapan ini larut dalam asam encer dan larut juga dalam ammonia.
Pada tabung reaksi kedua, larutan uji direaksikan dengan larutan asam nitrat yang
tidak menghasilkan reaksi apa pun, hal ini terjadi karena rendahnya kelarutan zinc nitrat
dalam suasana asam kuat. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan kalium
heksasianoferat yang menghasilkan endapan putih. Endapan ini tidak larut dalam asam encer
tetapi larut dengan mudah dalam NaOH. Reaksi ini dapat digunakan untuk membedakan zinc
dengan aluminium.
Pada tabung reaksi ketiga, larutan uji direaksikan dengan larutan NaOH yang
menghasilkan endapan putih zinc hidroksida yang bertekstur seperti gelatin. Endapan ini larut
dalam asam dan larut dalam reagensia yang berlebihan, dibuktikan dengan penambahan
NaOH berikutnya yang menghilangkan endapan putih sehingga larutan kembali menjadi
tidak berwarna. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan ammonia yang tidak
menimbulkan perubahan.
Pada tabung reaksi keempat, larutan uji dilakukan perlakuan yang sama dengan
tabung reaksi ketiga. Perbedaan hanya terdapat pada penambahan terakhir yang
menambahkan larutan asam nitrat sehingga terbentuk sedikit endapan putih yang tidak larut.
Sampel larutan CaCl2 digunakan untuk pengujian kation Ca2+ secara kualitatif. Kation
Ca2+ merupakan kation golongan IV.
Pada tabung reaksi pertama, larutan uji direaksikan dengan larutan ammonia yang
tidak menghasilkan endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Kemudian,
ditambahkan juga dengan larutan natrium fosfat yang menghasilkan endapan putih.
Pada tabung reaksi kedua, larutan uji direaksikan dengan larutan asam nitrat yang
tidak menghasilkan reaksi apa pun. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan kalium
heksasianoferat yang menghasilkan larutan berwarna kuning seulas. Hasil yang seharusnya
ditimbulkan dari reaksi ini adalah endapan putih dari K2Ca[Fe(CN)6], tetapi endapan tersebut
tidak terbentuk.
Pada tabung reaksi ketiga, larutan uji direaksikan dengan larutan NaOH yang
menghasilkan endapan putih, penambahan larutan NaOH berikutnya juga memperbanyak
jumlah endapan putih yang kemudian mengendap ke bawah ketika didiamkan selama
beberapa waktu. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan ammonia yang tidak
menimbulkan perubahan.
Pada tabung reaksi keempat, larutan uji dilakukan perlakuan yang sama dengan
tabung reaksi ketiga. Perbedaan hanya terdapat pada penambahan terakhir yang
menambahkan larutan asam nitrat. Namun, penambahan asam nitrat ini juga tidak
menimbulkan perubahan pada endapan putih yang telah terbentuk.
Sampel larutan Cu(NO3)2 digunakan untuk pengujian kation Cu2+ secara kualitatif.
Kation Cu2+ merupakan kation golongan II.
Pada tabung reaksi pertama, larutan uji direaksikan dengan larutan ammonia yang
menghasilkan larutan berwarna biru yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
tetraaminokuprat (II). Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan natrium fosfat yang tidak
menghasilkan reaksi atau perubahan.
Pada tabung reaksi kedua, larutan uji direaksikan dengan larutan asam nitrat dan tidak
menghasilkan reaksi atau perubahan. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan kalium
heksasianoferat yang menghasilkan endapan merah kecokelatan. Endapan ini terbentuk dalam
suasana netral atau asam, larut dalam ammonia, dan terurai oleh NaOH.
Pada tabung reaksi ketiga, larutan uji direaksikan dengan larutan NaOH yang
menghasilkan endapan biru dari tembaga (II) hidroksida, endapan ini tak larut dalam
reagensia berlebihan yang dibuktikan dengan terbentuknya lebih banyak endapan biru pada
penambahan NaOH kedua. Setelah disentrifugasi, endapan mengendap ke dasar tabung
reaksi. Kemudian, ketika ditambahkan larutan ammonia terbentuk endapan berwarna biru
yang lebih gelap.
Pada tabung reaksi keempat, larutan uji dilakukan perlakuan yang sama dengan
tabung reaksi ketiga. Perbedaan hanya terdapat pada penambahan terakhir yang
menambahkan larutan asam nitrat. Penambahan ini menghasilkan warna larutan yang
cenderung biru pucat dibanding biru terang sebelum penambahan asam nitrat.
Sampel larutan AlCl3 digunakan untuk pengujian kation Al3+ secara kualitatif. Kation
Al3+ merupakan kation golongan III.
Pada tabung reaksi pertama, larutan uji direaksikan dengan larutan ammonia yang
menghasilkan endapan aluminium hidroksida, sebagian endapan masuk ke dalam larutan
sebagai aluminium hidroksida koloid. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan natrium
fosfat yang membentuk sedikit endapan putih aluminium fosfat dengan tekstur seperti gelatin.
Pada tabung reaksi kedua, larutan uji direaksikan dengan larutan asam nitrat dan tidak
menghasilkan reaksi atau perubahan. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan kalium
heksasianoferat yang juga tidak menghasilkan reaksi atau perubahan.
Pada tabung reaksi ketiga, ketiga, larutan uji direaksikan dengan larutan NaOH yang
menghasilkan endapan putih aluminium hidroksida, lalu terbentuk ion tetrahidroklsoaluminat
dalam reagensia berlebih. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan ammonia yang tidak
menimbulkan perubahan.
Pada tabung reaksi keempat, larutan uji dilakukan perlakuan yang sama dengan
tabung reaksi ketiga. Perbedaan hanya terdapat pada penambahan terakhir yang
menambahkan larutan asam nitrat. Penambahan ini menguraikan endapan aluminium
hidroksida yang sebelumnya terbentuk.
Sampel larutan Co(NO3)2 digunakan untuk pengujian kation Co2+ secara kualitatif.
Kation Co2+ merupakan kation golongan III.
Pada tabung reaksi pertama, larutan uji direaksikan dengan larutan ammonia yang
menghasilkan endapan berwarna biru kehijauan. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan
natrium fosfat yang menghasilkan endapan berwarna biru terang.
Pada tabung reaksi kedua, larutan uji direaksikan dengan larutan asam nitrat dan tidak
menghasilkan reaksi atau perubahan. Kemudian, ditambahkan juga dengan larutan kalium
heksasianoferat yang menghasilkan endapan berwarna hijau lumut.
Pada tabung reaksi ketiga, larutan uji direaksikan dengan larutan NaOH yang
menghasilkan endapan biru dari kobalt (II) hidroksida yang mudah larut dalam ammonia atau
garam ammonium pekat dengan syarat cairan induknya bersifat basa. Hal ini dibuktikan
dengan penambahan ammonia yang berikutnya dilakukan, membuat endapan kembali
menjadi berwarna merah muda seperti pada warna awal larutan kobalt nitrat, terdapat juga
larutan berwarna merah muda pucat (perbedaan fasa).
Pada tabung reaksi keempat, larutan uji dilakukan perlakuan yang sama dengan
tabung reaksi ketiga. Perbedaan hanya terdapat pada penambahan terakhir yang
menambahkan larutan asam nitrat. Penambahan ini juga membuat endapan menjadi kembali
berwarna merah muda, tetapi endapan ini larut dalam larutan.

K. KESIMPULAN
Analisis kualitatif kation dapat dilakukan dengan mengetahui beberapa sifat dan pola
reaktifitas yang terjadi pada pemisahan dan identifikasi ion-ion tertentu dalam suatu larutan.
Digunakan reagen NH3 (aq) + Na3PO4 (aq), HNO3 (aq) + K4Fe(CN)6 (aq), NaOH (aq) + NH3
(aq), dan NaOH (aq) + HNO3 (aq) untuk mengindentifikasi kation Zn+2, Ca+2, Al+3, Cu+2, dan
Co+2 dalam larutan. Hasil positif keberadaan suatu kation ditandai dengan adanya endapan,
perubahan warna, atau terbentuknya senyawa kompleks.
L. REFERENSI
Alauhdin, M. (2020). Buku Ajar Kimia Analitik Dasar. Semarang: UNNES Press.
Hamzah, Baharuddin. (Tanpa tahun). Pemisahan Kimia Analitik. (online). Diakses dari
emodul.untad.ac.id
Hasri. (2020). Analisis Kualitatif (Kation dan Anion). (online). Diakses dari
kemendikbud.go.id
PT Smartlab Indonesia. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan. (online). Diakses dari
smartlab.co.id
Supelco. (2022). Lembaran Data Keselamatan. (online). Diakses dari sigmaaldrich.com
Tim Penyusun Jurusan Kimia FMIPA Universitas Mulawarman. (2021). Modul Kimia
Analitik 1, Analisa Kualitatif Kation. (online). Diakses dari repository.unmul.ac.id
Tim Penyusun Panduan PKAD & PKAI. (2023). Panduan Praktikum Kimia Analitik Dasar.
Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Vogel. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta:
PT Kalman Media Pustaka

M. LAMPIRAN
1. PRALAB
1. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Ca2+, kemukakan
bagaimana anda memberikan atau menyangkal bahwa suatu larutan mengandung kation Ca 2+.
2. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya kation Zn2+ dan/atau Al3+, kemukakan
bagaimana anda menentukan jika kedua ion tersebut tidak ada, atau hanya satu dari kedua ion
tersebut yang ada atau kedua ion tersebut ada dalam larutan.
3. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Cu2+ dan/atau Co2+,
kemukakan bagaimana anda menentukan jika kedua ion tersebut tidak ada atau hanya ada
salah satu.
4. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+ dan/
atau Co2+, kemukakan bagaimana anda membenarkan atau menyangkal bahwa suatu larutan
mengandung tiap kation tersebut.
Jawaban
1. Untuk membuktikan bahwa suatu larutan mengandung kation Ca2+, larutan diuji dengan
menambahkan larutan yang mengandung ion Fe(CN)64- atau dengan menambahkan larutan
beranion PO43- dalam suasana asam. Apabila larutan tersebut mengandung kation Ca2+ akan
membentuk larutan berwarna kuning bila menggunakan pereaksi anion Fe(CN)64. Sementara,
hasil positif keberasaan kation Ca2+ yang direaksikan dengan anion PO43- akan membentuk
endapan berwarna putih.
2. a. Tidak adanya kation Zn2+ dan Al3+ dapat dibuktikan dengan menambahkan pereaksi
beranion PO43-, hasil akhirnya tidak membentuk endapan putih.
b. – Positif keberadaan Zn2+: Setelah menambahkan pereaksi beranion PO43-, akan terbentuk
endapan putih yang sedikit larut.
– Positif keberadaan Al3+: Setelah menambahkan pereaksi PO43- akan terbentuk endapan putih
jika ditambah NaOH berlebih.
c. Keberadaan kedua kation Zn2+ dan Al3+ dapat dibuktikan dengan menambahkan pereaksi
PO43- akan membentuk endapan warna putih, atau dengan menambahkan NaOH tidak
berlebih yang juga menghasilkan endapan putih.
3. a. Tidak adanya kedua kation Cu2+ dan Co2+ dapat dibuktikan dengan menambahkan
NaOH, hasilnya tidak akan menghasilkan reaksi.
b. – Positif keberadaan Cu2+: Akan terbentuk endapan tidak larut jika direaksikan dengan
NaOH.
– Positif keberadaan Co2+: Akan terbentuk endapan larut berwarna cokelat kemerahan jika
direaksikan dengan NaOH.
c. Keberadaan kedua kation Cu2+ dan Co2+ dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarna biru ketika direaksikan dengan NaOH.
4.
2. DOKUMENTASI

Gambar 2. Analisis Kualitatif Kation Zn2+ Tabung Reaksi 1

Gambar 3. Analisis Kualitatif Kation Zn2+ Tabung Reaksi 2

Gambar 4. Analisis Kualitatif Kation Zn2+ Tabung Reaksi 3

Gambar 5. Analisis Kualitatif Kation Zn2+ Tabung Reaksi 4

Gambar 6. Analisis Kualitatif Kation Ca2+ Tabung Reaksi 1


Gambar 7. Analisis Kualitatif Kation Ca2+ Tabung Reaksi 2

Gambar 8. Analisis Kualitatif Kation Ca2+ Tabung Reaksi 3

Gambar 9. Analisis Kualitatif Kation Ca2+ Tabung Reaksi 4

Gambar 10. Analisis Kualitatif Kation Cu2+ Tabung Reaksi 1

Gambar 11. Analisis Kualitatif Kation Cu2+ Tabung Reaksi 2


Gambar 12. Analisis Kualitatif Kation Cu2+ Tabung Reaksi 3

Gambar 13. Analisis Kualitatif Kation Cu2+ Tabung Reaksi 4

Gambar 14. Analisis Kualitatif Kation Al3+ Tabung Reaksi 1

Gambar 15. Analisis Kualitatif Kation Al3+ Tabung Reaksi 2


Gambar 16. Analisis Kualitatif Kation Al3+ Tabung Reaksi 3

Gambar 17. Analisis Kualitatif Kation Al3+ Tabung Reaksi 4

Gambar 18. Analisis Kualitatif Kation Co2+ Tabung Reaksi 1

Gambar 19. Analisis Kualitatif Kation Co2+ Tabung Reaksi 2


Gambar 20. Analisis Kualitatif Kation Co2+ Tabung Reaksi 3

Gambar 21. Analisis Kualitatif Kation Co2+ Tabung Reaksi 4


3. POST LAB
2+¿ 3−¿
1. Zn(aq) + PO 4(aq) → Zn3 (PO 4 )2(s) ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿ 3−¿
2. Ca(aq ) + PO 4(aq ) →Ca3 ( PO 4 )2(s ) ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿ 3−¿
3. Cu(aq ) + PO 4(aq ) →Cu3 ( PO 4 )2(aq ) ¿ ¿
Tidak Bereaksi
3 +¿ 3−¿
4. Al( aq) + PO 4( aq) → Al PO 4(s ) ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿ 3−¿
5. Co( aq) + PO 4(aq ) →Co3 ( PO 4 )2( s) ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿
6. Zn(aq ) + Fe ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿
7. Ca(aq ) + Fe ¿¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿
8. Cu(aq ) + Fe ¿ ¿¿
Reaksi Netral
3 +¿
9. Al( aq) + Fe ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik
2+¿
10. Co( aq) + Fe ¿ ¿ ¿
Reaksi Netral
2+¿ −¿ −¿
11. Zn(aq ) +OH ( aq) → Zn ( OH )2(s )+ N H 3( aq) → Zn ( NH 3 )2( aq) +2 OH (aq) ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
2+¿ −¿ +¿ 2+¿
Zn(aq ) +OH ( aq) → Zn ( OH )2(s )+ 2 H ( aq) → Zn(aq ) + 2 H 2 O (l ) ¿ ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
2+¿ −¿ −¿
12. Ca(aq ) + OH ( aq) →Ca ( OH )2( s) + N H 3(aq ) → Ca ( NH 3 )2( s) +2 OH (aq) ¿ ¿¿
Reaksi Ionik Tidak Bereaksi
−¿ +¿ 2 +¿
Ca2+¿
(aq )+OH (aq) → Ca(OH )2(s) +2 H (aq) →Ca (s) +2 H 2 O (l ) ¿ ¿ ¿ ¿

Reaksi Ionik Reaksi Ionik

2+¿ −¿ −¿
13. Cu(aq ) + OH ( aq) →Cu ( OH )2( s) + N H 3(aq ) → Cu ( NH 3 )2( s) +2 OH ( aq) ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
2+¿ −¿ +¿ 2+¿
Cu(aq ) + OH ( aq) →Cu ( OH )2( aq) +2 H (aq ) → Cu(s ) +2 H 2 O (l) ¿ ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
3 +¿ −¿ −¿
14. Al( aq) +OH (aq ) → Al ( OH )3( s) + N H 3(aq ) → Al ( NH 3 )3(s )+ 3OH (aq ) ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
3 +¿ −¿ +¿ 3 +¿
Al( aq) +OH (aq ) → Al ( OH )3( s) +3 H ( aq) → Al( aq) +3 H 2 O (l) ¿ ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik
2+¿ −¿ −¿
15. Co( aq) +OH ( aq) →Co ( OH )2( s )+ N H 3( aq) → Co ( NH 3 ) 2( aq) +2 OH (aq) ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Tidak Bereaksi
2+¿ −¿ +¿ 2+¿
Co( aq) +OH ( aq) →Co ( OH )2( s )+2 H ( aq) → Co( aq) +2 H 2 O(l ) ¿ ¿ ¿ ¿
Reaksi Ionik Reaksi Ionik

Anda mungkin juga menyukai