Disusun Oleh :
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tujuan
Mengetahui jenis jenis reaksi dasar anorganik dan mampu membedakan
karakteristik masing – masing reaksi.
Mengetahui faktor – faktor apa yang memungkinkan terjadinya reaksi.
Memahami jenis kendali termokimia dan kendali kinetika.
Mengidentifikasi jenis reaksi berdasarkan jenis kendalinya.
b) Bahan
No Bahan Konsentrasi Jumlah
1. HCl 6 N, 0.01 M 1 mL
2. NaOH 6N 1 mL
3. Na2CO3 0.01 mol 1 mL
4. NH3 0.1 mol 1 mL
5. CH3COOH 0.1 mol 1 mL
6. CaCl2 0.01 mol 1 mL
7. H2SO4 1M 2 mL
8. AgNO3 0.001 mol 50 mL
9. NaCl 0.01 mol 50 mL
10. FeCl3 0.01 mol 2 mL
11. Akuades - secukupnya
12. EDTA - 2 mL
13. Garam kalsium 1M 1 mL
14. Besi(III)Nitrat 1M 50 mL
15. Natrium Tiosulfat 1M 50 mL
16. Nikel(II)Sulfat 1M 50 mL
17. Tembaga(II)Sulfat 1M 50 mL
18. Besi(II)Sulfat 1M 50 mL
1 mL larutan HCl 6 N
Hasil
Hasil
0.01 mol amoniak
Hasil
Hasil
Reaksi Redoks
Paku besi.
Hasil
Reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan
Hasil
Reaksi Katalisis
Siapkan kertas putih yang sudah diberi tanda silang menggunakan spidol.
Tempatkan gelas ukur tepat di atas gambar.
Siapkan gelas ukur 50 mL, ukurlah 50 mL larutan besi(III)nitrat 1 M.
Siapkan gelas ukur 50 mL, ukurlah 50 mL larutan natrium tiosulfat 1 M.
Siapkan stopwatch.
Tuangkan larutan besi(III)nitrat ke larutan natrium tiosulfat.
Lihat perubahan dari atas gelas ukur sampai tanda silang terlihat pertama kali.
Hentikan stopwatch dan catat waktunya.
Setelah stopwatch dihentikan tambahkan 1 tetes besi (III) nitrat.
Lakukan hal ini dengan mengganti besi(III)nitrat dengan nikel(II)sulfat,
tembaga(II)sulfat, dan besi(II)sulfat.
Hasil
3.1 Pembahasan
Pada reaksi ini diperoleh ∆H tersebut yaitu -162,03 kj/mol sedangkan nilai entropinya (∆S)
= (72,13 + 88,7 ) – (61,1 + 3,4 ) = 96,33 kj/mol. Maka nilai ∆G = ∆H - T∆S yaitu ∆G = (-
162,03 kj/mol – (364 K (96,33 x 10-3 kj/mol ) = -197,09412 kj/mol.
Pada percobaan ini, pengaruh suhu sangat berperan. Dimana ada beberapa reaksi yang
ketika dicampurkan tidak mengalami perubahan warna, adanya gas, atau adanya endapan.
Namun, ketika suhu dipanaskan. Beberapa reaksi diatas pun terjadi perubahan dengan
ditandai adanya endapan dan gas. Reaksi asam basa yang dilakukan ini termasuk reaksi
metatesis. Karena, reaksi reaksi tersebut menghasilkan endapan, menghasilkan perubahan
warna, menghasilkan gas, perubahan suhu serta baunya.
Pada percobaan kedua ini adalah percobaan mengenai reaksi redoks. H2SO4 tidak
berwarna ditambahkan ke paku besi. Menghasilkan gelembung di sekitar permukaan besi
dan terdapat butiran abu di larutan setelah beberapa lama. Ini menunjukan bahwa pada
larutan terjadi reaksi elektrolisis dimana larutan H2SO4mengandung air, dan oksigen di udara
masuk pada tabung yang menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan H2SO4. Adanya
oksigen dan air ini juga dapat menyebabkan terjadinya korosi pada paku. Reaksi elektrolisis
pada H2SO4 yaitu:
Katoda : 2H+ (aq) + 2e → H2 (g)
Anoda : 2H2O (l) → 4 H+ (aq) + O2 +4e
Reaksi sel : 2H2O (l) → 2H2 (g) + O2
Reaksi yang terjadi pada paku dan larutan H2SO4 yaitu :
Fe(s) + H2SO4→FeSO4(aq) + CO2(g) + H2O
Larutan AgNO3 tidak berwarna ditambah NaCl menghasilkan larutan putih dengan
endapan putih. Kemudian, diambil filtrat padatannya yang berwarna putih. Padatan yang
pertama disimpan di gelas kimia. kemudian disimpan di tempat yang terkena cahaya
matahari. Sedangkan, pada padatan kedua disimpan di tempat yang gelap setelah
dimasukkan ke gelas kimia. Hasilnya setelah 5 menit, padatan yang terkena sinar matahari
mengalami perubahan warna menjadi abu abu. Sedangkan, yang di tempat gelap tidak
menunjukkan perubahan. Padatan yang disimpan di tempat gelap warna nya tidak berubah
karena ini menunjukkan bahwa padatan tersebut tidak mengalami reaksi redoks. Sedangkan,
pada padatan yang di tempat terang, ia terjadi reaksi redoks oleh sinar matahari (UV)
sehingga terjadi perubahan warna. Reaksi yang terjadi yaitu:
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
Pada percobaan reaksi pembentukan komplek dan substitusi ligan, digunakan FeCl 3
berwarna kuning ditambahkan aquades yang menghasilkan warna kekuningan. Lalu
ditambah amoniak menjadi berwarna coklat dengan endapan coklat berbentuk butiran. Lalu
ditambah EDTA menghasilkan warna lebih pudar dan endapannya masih ada. Ketika
penambahan FeCl3 ditambah EDTA terlebih dahulu, ternyata hasilnya tidak terjadi
perubahan warna. Lalu ditambah amoniak menghasilkan warna orange, dan tidak terdapat
endapan. Pergantian ligan ini dilakukan untuk mengetahui senyawa kuprisulfat lebih
membentuk kompleks dengan ligan yang mana, dimana pada larutan terjadi perubahan
warna dan itu membuktikan bahwa terjadi reaksi pembentukan kompleks pada larutan. Pada
percobaan ini berarti bahwa FeCl3 dapat membentuk kompleks dengan ligan NH3. Persamaan
reaksi nya yaitu :
FeCl3(aq) + Mg-EDTA(aq) → Fe-EDTA(aq) + MgCl2(aq)
FeCl3(aq) + NH4OH(aq) → [Fe(NH3)6]Cl(aq)
Untuk percobaan larutan CaSO4 berwarna putih ditambah aquades tetap berwarna sama.
Kemudian ditambah NH3 menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan putih. Setelah
itu, ditambah EDTA menghasilkan endapan putih dengan larutannya putih. Pada
penambahan EDTA terlebih dahulu, menghasilkan endapan putih dan larutan putih. Lalu
setelah ditambah NH3 menghasilkan warna keruh dan terdapat endapan.
CaSO4(aq) + Mg-EDTA(aq) → Ca-EDTA(aq) + MgSO4(aq)
CaSO4(aq) + NH4OH(aq) → Ca(NH3)4Cl(aq)
Selanjutnya melakukan percobaan reaksi katalisis. Pada percobaan pertama Natrium
Tiosulfat sebanyak 5 mL berwarna bening agak keruh ditambahkan dengan besi(III)nitrat
berwarna coklat sebanyak 5 mL. Waktu reaksi 30,16 detik. Warna ketika ditambahkan yaitu
hitam kemudian memudar menjadi coklat muda. Ketika ditambahkan 1 tetes lagi
besi(III)nitrat, terdapat bercak hitam pada larutan.
NiSO4 berwarna hijau ditambah dengan Na2S2O3 yang berwarna keruh. Namun pada
saat dicampurkan , sejak awal penambahan sudah terlihat tanda silang.
CuSO4 berwarna biru kemudian ditambah dengan Na2S2O3 yang berwarna keruh.
Namun, pada saat pencampuran dari mulai penambahan tanda silang sudah terlihat. Pada
saat dicampurkan menghasilkan warna hijau.
Pada percobaan ini FeSO4 berwarna kuning ditambahkan dengan Na2S2O3 yang
berwarna keruh. Pada saat ditambahkan sudah terlihat sejak awal tanda silang. Sedangkan
warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan.
Na2S2O3 (aq) + CuSO4 (aq) → CuS2O3 (aq) + Na2SO4
Na2S2O3 (aq) + FeSO4(aq) → FeS2O3 (aq) + Na2SO4
Na2S2O3 (aq) + NiSO4 (aq) → NiS2O3 (aq) + Na2SO4
6Na2S2O3 (aq) + 2Fe(NO3)3 (aq) → 2Fe(S2O3)3 (aq) + 6Na2(NO3)
Pada reaksi katalisis ini hanya reaksi besi(III)nitrat dengan natrium tiosulfat saja
yang berhasil dilakukan. Karena pada percobaan katalisis ini, praktikan salah mengartikan
prosedur kerja. Dimana praktikan seharusnya setelah besi(III)nitrat dengan natrium tiosulfat
ditambahkan ditambahkan satu tetes besi(III)nitrat. Selanjutnya penambahan satu tetes itu
diganti dengan satu tetes nikel(II)sulfat, tembaga(II)sulfat dan besi(II)sulfat.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dapat mengetahui jenis jenis reaksinya yaitu, reaksi asam basa dan metatesis, reaksi
redoks, reaksi pembentukan senyawa kompleks, dan reaksi katalisis
Reaksi dapat terjadi ditandai dengan adanya perubahan warna, adanya bau, endapan
dan gas. Reaksi reaksi tersebut dapat dipengaruhi oleh suhu dan katalis.
Reaksi yang mudah berlangsung biasanya dikatakan reaksi dengan kendali termokimia.
Sedangkan reaksi yang sulit bereaksi dan dapat dibantu dengan katalis disebut reaksi
dengan kendali kinetika.
Pada reaksi asam basa terjadi reaksi dengan kendali termokimia. Karena dipengaruhi
oleh suhu.
Pada reaksi redoks terjadi peningkatan bilangan oksidasi sehingga jenis kendalinya
yaitu kendali termokimia
Pada pembentukan kompleks dan substitusi ligan terjadi pergantian ligan dan jenis
kendalinya kinetika.
Pada reaksi katalisis, reaksi yang terjadi sangat cepat karena bantuan katalis sehingga
jenis kendalinya adalah kinetika.
DAFTAR PUSTAKA
PERHITUNGAN
PEMBUATAN LARUTAN
V1 = 5 mL
0.1 𝑀 ×50 𝑚𝐿
M2 = 0.1 M 𝑉1 =
6𝑀
V1 = 0.83 mL → 16 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑛=
𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑛 × 𝑀𝑟
𝑔
Massa = 0.01 mol × 111 ⁄𝑚𝑜𝑙
Massa = 1.11 gram
4. Larutan AgNO3 0.1 M sebanyak 50 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑀 ×𝑀𝑟 × 𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
0.1𝑀 ×169.83 ⁄𝑚𝑜𝑙 ×50𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
0.1𝑀 ×58.5 ⁄𝑚𝑜𝑙 ×50𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑛 × 𝑀𝑟
𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 × 162.5 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑛 × 𝑀𝑟
𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0.01 𝑚𝑜𝑙 × 162.5 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
1𝑀 × 159.5 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 50𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
1𝑀 × 372.24 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 100𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
1𝑀 × 274.9 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 500𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
1𝑀 × 222 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 50𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
% ×10 × 𝜌 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑀=
𝑀𝑟
𝑀2 ×𝑉2
𝑔
95 ×10 × 1.84 ⁄ 3 𝑉1 =
𝑐𝑚 𝑀1
𝑀= 𝑔
98 ⁄𝑚𝑜𝑙
1𝑀×50𝑚𝐿
𝑉1 =
17.8 𝑀
M1 = 17.8 M
V1 = 2.8 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑀 ×𝑀𝑟 ×𝑉(𝑚𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑔
1𝑀 × 155 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 50𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000