Disusun Oleh:
Kelompok II (A3)
Tougu Sahat Martua Kultom NIM. 190140066
Dea Riski Anggraini NIM. 190140074
Vina Dwi Ranika NIM. 190140084
Ajeng Syahfitri NIM. 190140093
Ayu Lidya Panjaitan NIM. 190140102
Ari Irawan NIM. 190140111
Roja Andesta NIM. 190140115
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya
produk. Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk
tiap satuan waktu. Laju dengan molaritas tertentu dapat dibuat dari padatan murni
atau larutan pekatnya membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan
mencampurkan zat tertentu. Sementara itu, untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dari larutan pekatnya dapat dilakukan dengan cara pengenceran.
Percobaan ini dilakukan dengan mengamati waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu sebesar 2C pada larutan HCl yang memiliki konsentrasi berbeda-beda dengan
serbuk Mg yang kemudian diaduk hingga homogen. Waktu rata-rata yang didapat
untuk HCl dengan konsentrasi 0,5 N ,0,7 N, 0,8 N, 0,9N,dan 1 N secara berturut-turut
yaitu 16,4 s, 14,13 s, 12,35 s, 9,88 s, dan 7,63 s. Terlihat dari hasil yang didapatkan
bahwa semakin besar konsentrasi HCl, maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan
menaikkan suhu sebesar 2C. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan reaksi yang
mengakibatkan semakin banyaknya tumbukan yang terjadi pada larutan HCl.
Teori kinetik gas digunakan untuk memperkirakan benturan gas antara satu
dengan molekul lainnya. Jika setiap benturan menghasilkan reaksi, maka secara
praktis reaksi akan selesai dalam waktu 10-9 s. Beberapa reaksi memang berlangsung
dengan laju reaksi secepat itu. Contohnya yaitu reaksi bimolekuler antara dua radiasi
CH2 menghasilkan C2H6.
2CH2 C2H6……........……………………………. (2.1)
Dengan tetapan laju yang diamati sebesar 1 x 1010 L.mol-1s-1. Jika tekanan
awal CH2 sekitar 1 atm maka pada suhu 25C konsentrasi awal sekitar 0,4 M.
Menurut hukum laju reaksi orde kedua sesudah 10-9 konsentrasi akan turun menjadi
0,02 M. Akan tetapi, yang lebih umum reaksi berlangsung dengan laju yang 10 12 kali
(atau lebih) jauh lebih rendah. Gagasan bahwa setiap benturan menghasilkan reaksi
harus dimodifikasi jika harus laju rekasi seperti ini diterima.
Suatu petunjuk dapat ditentukan dan pengamatan ketergantungan tetapan laju
reaksi pada suhu. Kebanyakan laju reaksi sumber meningkat tajam sejalan dengan
naiknya suhu secara khusus, khas, peningkatan suhu 10C dapat meliputi dua kali
lajunya. Pada tahun 1889 Stanve Arrhenius menyarankan bahwa tetapan laju
bervariasi secara eksponensial dengan kebalikan, dengan persamaan sebagai berikut:
-Ea
k=A e RT
……………………….………………………………….................
(2.2)
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Serbuk Mg
2. Larutan HCl 0,5 N, 0,7 N, 0,8 N, 0,9 N, 1 N
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kenaikan Temperatur sebagai Ukuran Kecepatan Reaksi
Percobaan
Konsentrasi T.awal T.akhir Rata-rata
No I II III
HCl(N) ( ⁰C ) ( ⁰C ) waktu (s)
(menit) (menit) (menit)
1. 0,5 30 32 19,84 13,14 15,44 16,4
2. 0,7 30 32 15,37 24,21 12,83 14,13
3. 0,8 30 32 12,46 13,37 11,24 12,35
4. 0,9 30 32 9,38 10,41 9,86 9,88
5. 1 30 32 7,43 8,17 7,31 7,63
4.2 Pembahasan
Percobaan kenaikan temperatur sebagai ukuran kecepatan reaksi bertujuan untuk
menentukan tingkat reaksi dan tetapan kecepatan reaksi dengan menggantikan dan
mengamati perubahan temperatur sistem reaksi. Pada percobaan ini dilakukan dengan
tiga kali pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penggunaan konsentrasi HCl
yaitu HCl 0,5 N; 0,7 N; 0,8 N; 0,9 N dan 1 N yang direaksikan dengan serbuk Mg.
Pada konsentrasi HCl 0,5 N didapatkan waktu rata-rata serbuk Mg bereaksi yaitu 16,4
detik. Pada konsentrasi HCl 0,7 N didapatkan waktu rata-rata serbuk Mg bereaksi
yaitu 14,13 detik. Pada konsentrasi HCl 0,8 N didapatkan waktu rata-rata serbuk Mg
bereaksi yaitu 12,35 detik. Pada konsentrasi HCl 0,9 N didapatkan waktu rata-rata
serbuk Mg bereaksi yaitu 9,88 detik. Pada konsentrasi HCl 1 N didapatkan waktu
rata-rata serbuk Mg bereaksi yaitu 7,63 detik. Melalui kelima perlakuan konsentrasi
yang digunakan tersebut maka diketahui serbuk Mg yang direaksikan dengan
konsentrasi 1 N lebih cepat bereaksi (lebih cepat terlarut dan berubah keruh)
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan
makin besar konsentrasi maka makin cepat reaksi berlangsung. Makin besar
konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan
terjadinya tumbukan makin besar, maka reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Adapun hubungan antara temperatur yang naik dengan kecepatan reaksi
adalah temperatur yang semakin tinggi mengakibatkan energi molekul atau ion
bertambah sehingga laju molekul atau ion meningkat. Percobaan ini melibatkan
reaksi antara serbuk Mg dan larutan HCl oleh karena itu kecepatan reaksi ini hanya
dipengaruhi oleh ion H+ maka kecepatan reaksi sama dengan kecepatan pengurangan
konsentrasi ion H+.
0.16
0.14
f(x) = 0.1256 x + 0.0204
0.12 R² = 0.990388895341355
0.1
1/t(detik)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Konsentrasi HCl(N)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin cepat laju reaksi yang
berlangsung.
2. Larutan HCl dengan konsentrasi 1 N merupakan larutan tercepat untuk
menaikan suhu sebesar 2ºC yaitu dengan rata-rata waktu 7,63.
3. Larutan HCl dengan konsentrasi 0,5 N merupakan larutan yang paling lama
untuk menaikan suhu sebesar 2ºC yaitu dengan rata-rata waktu 16,4.
5.2 Saran
Dalam percobaan kenaikan temperature sebagai ukuran kecepatan reaksi,
sebaiknya saat mengamati pengukuran temperatur harus dilakuakan secara teliti agar
di dapat waktu yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Kimia SMA.
Bandung: Yramawidya.
Brady, James E. 1990. General Chemistry. New York: John Wiley & Sons
.
Brady, J. E. (1999). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Bina Rupa Aksar
Percobaan
Konsentrasi T.awal T.akhir Rata-rata
No I II III
HCl(N) ( ⁰C ) ( ⁰C ) waktu (s)
(menit) (menit) (menit)
1. 0,5 30 32 19,84 13,14 15,44 16,4
2. 0,7 30 32 15,37 24,21 12,83 14,13
3. 0,8 30 32 12,46 13,37 11,24 12,35
4. 0,9 30 32 9,38 10,41 9,86 9,88
5. 1 30 32 7,43 8,17 7,31 7,63
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1 1
B. Mencari dan log (yi)
t t
1. HCl 0,5 N
t = 16,4 s
1
= 1 / 16,4
t
= 0,0609
1
log (yi) = log 0,0609
t
= −¿ 1,2154
2. HCl 0,7 N
t = 14,13 s
1 1
=
t 14,13
= 0,0708
1
log (yi) = log 0,0708
t
= −¿ 1,1499
3. HCl 0,8 N
t = 12,35 s
1 1
=
t 12,35
= 0,081
1
log (yi) = log 0,081
t
= −¿ 1,0915
4. HCl 0,9 N
t = 9,88 s
1 1
=
t 9,88
= 0,1012
1
log (yi) = log 0,1012
t
= −0,9948
5. HCl 1 N
t = 7,63 s
1
= 1/ 7,63
t
= 0,1311
1
log (yi) = log 0,1311
t
= −¿ 0,8824
1
Total log (yi) = −5,334
t
C. Mencari (xi).(yi)
1. HCl 0,5 N
(xi) =−0,301
(yi) = −1,2154
(xi).(yi) = (-0,301)×(-1,2154)
= 0,3658
2. HCl 0,7 N
(xi) =−0 ,1549
(yi) = −¿ 1,1499
(xi).(yi) = (-0,1549)×(-1,1499 ¿
= 0,1781
3. HCl 0,8 N
(xi) =−0,0969
(yi) = −¿ 1,0915
(xi).(yi) = (-0,0969)×(-1,0915)
= 0,1057
4. HCl 0,9 N
(xi) =−0,0458
(yi) = −¿ 0,9948
(xi).(yi) = (-0,0458)×(- 0,9948¿
= 0,0456
5. HCl 1 N
(xi) =0
(yi) = −0,8824
(xi).(yi) = (0)×(-0,8824)
=0
Total (xi).(yi) = 0,6952
0,283
= 0,614
= 0,4609
ΣYi - b ΣXi
Intercept (a) =n
Jawaban :
1. Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi persatuan waktu atau dengan
pengurangan reaktan dan penambahan produk per satuan waktu. Laju reaksi
menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi.
2. Karena larutan yang mempunyai konsentrasi yang besar (pekat) mengandung
partikel yang lebih rapat jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi
konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam sekap suatu luas
ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul lebih sering terjadi dan reaksi
berlangsung lebih cepat
3. Karena kecepatan reaksi hanya dipengaruhi oleh ion H+ maka kecepatan reaksi
sama dengan kecepatan pengurangan konsentrasi ion H+ dan kecepatan reaksi
hanya dipengaruhi oleh konsentrasi HCl atau ion H+
4. a. HCl 0,1 N
t = 27,587 sekon
N × Volume
mol =
1
0,1× 5
= = 0,0003 mol
1
0,5 mol
v = = 0,018 mol/s
27,587 s
b. HCl 0,3 N
t = 22,11 sekon
N × Volume
mol =
1
0,3 ×5
= = 1,5 mol
1
1,5 mol
v = = 5 mol/s
0,3 s
c. HCl 0,5 N
t = 10,7 sekon
N × Volume
mol =
1
0,5 x 5
= = 2,5 mol
1
2,5 mol
v = = 0,23 mol/s
10,7 s
d. HCl 0,7 N
t = 9,49 sekon
N × Volume
mol =
1
0,7 x 5
= = 3,5 mol
1
3,5 mol
v = = 0,37 mol/s
9,49 s
e. HCl 0,9 N
t = 5,63
N × Volume
mol =
1
0,9 x 5
= = 4,5 mol
1
4,5 mol
v = = 0,8 mol/s
5,63 s
-0.2
-0.4
f(x) = 1.38830825621589 x − 0.0377503167186762
R² = 0.895442321993186 -0.6
Log 1/t rata-rata
-0.8
-1
-1.2
-1.4
Log [H+]
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT