Anda di halaman 1dari 10

Kesetimbangan Kimia

ABSTRAK

Percobaan berjudul Kesetimbangan Kimia telah dilakukan. Percobaan ini bertujuan


untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
Kesetimbangan kimia adalah suatu saat dimana konsentrasi reaktan dan
konsentrasi produk tidak berubah terhadap waktu. Menurut Le Chatelier, apabila di
dalam suatu kesetimbangan diberikan faktor yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan, maka posisi kesetimbangan akan bergeser sedemikian rupa
sehingga mengecilkan pengaruh faktor yang diberikan. Percobaan ini dibagi atas
dua bagian percobaan, percobaan yang pertama, adalah percobaan untuk
menyelidiki pengaruh suhu terhadap kesetimbangan. Sedangkan percobaan yang
kedua, adalah percobaan untuk menyelidikai pengaruh perubahan konsentrasi
terhadap kesetimbangan. Pada percobaan yang pertama, 2 mL SbCl3dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes air hingga terbentuk
endapan putih. Tabung reaksi kemudian didiamkan hingga terbentuk endapan
semua. Setelah endapan yang terbentuk telah cukup banyak, tabung reaksi
kemudian dipanaskan, dan dilihat perubahan yang terjadi. Setelah dipanaskan,
tabung reaksi kemudian didinginkan dengan merendam dasar tabung ke dalam air
dingin, dan dilihat juga perubahan yang terjadi. Pada percobaan yang kedua,
larutan K2CrO7 1 M ditambahkan ke dalam dua tabung reaksi. Pada tabung yang
pertama ditambahkan sedikit larutan HCl 1 M dan diamati perubahan yang terjadi,
sedangkan pada tabung kedua ditambahkan sedikit larutan NaOH 1 M dan diamati
perubahan yang terjadi. Percobaan kemudian dilanjutkan dengan memasukkan
larutan FeCl3 ke dalam 3 tabung reaksi dan ditambahkan larutan KCNS dengan
perbandingan volume tertentu. Kemudian dilihat perubahan yang terjadi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari rangkaian percobaan ini adalah bahwa telah
terbukti bahwa suhu dan perubahan konsentrasi adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kesetimbangan kimia.

Kata kunci : kesetimbangan, Le Chatelier, suhu, konsentrasi


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan kimia adalah suatu saat ketika konsentrasi zat reaktan dan
konsentrasi zat produk adalah tetap terhadap waktu yang sedang berlangsung.
Kesetimbangan kimia adalah fenomena kimia umum, yang terjadi di alam.
Fenomena tersebut dapat menjelaskan mengapa keasaman darah meningkat ketika
konsentrasi karbondioksida terlarut dalam darah juga meningkat. Konsentrasi ozon
dan oksigen di atmosfer juga dapat dijelaskan dengan konsep kesetimbangan kimia.

Kesetimbangan kimia adalah sesuatu hal yang penting untuk dipelajari oleh para
calon ilmuwan termasuk juga penulis sendiri. Dengan mempelajari konsep-konsep
dari kesetimbangan kimia, maka akan mudah bagi kita untuk mengerti konsep-
konsep kimia lanjutan yang mungkin akan dipelajari di hari kemudian. Oleh karena
itu, percobaan ini sangat penting bagi kita semua, khususnya para mahasiswa
tingkat pertama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah
Kuala.

1.2 Tujuan Percobaan

Percobaaan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi


kesetimbangan kimia dan cara kerjanya berdasarkan prinsip Le Chatelier.

1.3 Manfaat Percobaan

Percobaan ini berguna untuk membuat kita lebih mengerti mengenai konsep
kesetimbangan kimia yang telah dipelajari melalui kegiatan kuliah teori. Selain itu,
dengan kita mengerti mengenai konsep kesetimbangan kimia ini, maka kita akan
lebih mudah dalam memahami konsep-konsep lainnya dalam ilmu Kimia, dan ilmu-
ilmu terapan lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya
produk sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan
ini, biasanya tidak terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi
maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan
setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan setimbang disebut Sistem
Kesetimbangan. Ciri-ciri kesetimbangan kimia antara lain :

hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap,

reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan,

laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri),

semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada, dan

tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati (Oxtoby, 2001).

Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung


terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama.
Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan
pada proses penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya
lama kelamaan akan habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis,
uap air yang naik ke atas mengalami kejenuhan sehingga akan jatuh kembali
menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan menguapnya air akan
sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Pada saat itu, tercapai
keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan ketinggian air
dalam wadah tertutup tersebut. Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka
suatu reaksi yang berada dalam keadaan setimbang dapat mengalami gangguan
oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terjadi pergeseran
kesetimbangan (Sukardjo, 1997).

Suatu sistem dalam keadaan setimbang cendrung mempertahankan


kesetimbangannya, sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.
Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan
bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima
aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu
pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan yang diterima (melakukan
reaksi sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le
Chatelier (Stephen, 2002)

Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan digambarkan dalam pernyataan


berikut. Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan bergeser dari
arah zat tersebut. Namun apabila konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka sistem
akan bergeser ke arah zat tersebut (Purwoko, 2006).

Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung


dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksotermis adalah
reaksi bersifat spontan, tidak memerlukan energi melainkan justru menghasilkan
energi (H reaksi negatif), sedangkan reaksi endotermis adalah reaksi yang
membutuhkan energi/ kalor untuk bisa bereaksi(H reaksi positif). Sistem
kesetimbangan yang bersifat eksotermis ke arah kanan dan endotermis ke arah kiri.
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifat
endotermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser ke
kanan yaitu reaksi yang bersifat eksotermis. Menaikan suhu, sama artinya kita
meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa
kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin
bergerak menuju arah reaksi endotermis. Begitu juga sebaliknya (Keenan, 1984).

Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas
dan berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan diperbesar maka jumlah mol
juga bertambah, dan volume akan mengecil maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan
diperkecil maka jumlah mol juga akan kecil, dan volume akan besar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih besar.
Dengan demikian, dengan meningkatkan tekanan akan (mengurangi volume
ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi
yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan
tekanan (memperbesar volume ruangan) pada campuran yang setimbang
menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas
yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan
jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak
mempengaruhi kesetimbangan kimia (Firman, 2007)

Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia,sering dipergunakan zat


tambahan lain yaitu katalisator. Dalam sistem kesetimbangan, katalisator tidak
mempengaruhi letak kesetimbangan, katalisator hanya berperan mempercepat
reaksi yang berlangsung, mempercepat terjadinya keadaan setimbang, pada akhir
reaksi katalisator akan terbentuk kembali. Katalis tidak dapat
menggeser kesetimbangan kimia (Chang, 2003).

Suatu reaksi kesetimbangan, adalah bersifat khusus dan mempunyai tetapan


kesetimbangan yang berbeda-beda. Namun, harga dari tetapan kesetimbangan
terbagi atas dua jenis berdasarkan fase reaksi yang terlibat dalam suatu reaksi
yakni tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan kesetimbangan tekanan
(Kp). Harga Kc hanya ditentukan oleh zat-zat yang berfase cair (liquid) dan gas.
Sedangkan harga Kp hanya ditentukan oleh zat-zat yang berfase gas saja. Jika
diketahui suatu reaksi :

pA(g) + qB(g) rC(g) + sD(g) berada dalam kesetimbangan, maka harga Kc dan
Kp dirumuskan dengan :

(Krisnadwi, 2014).

Berdasarkan wujud zat yang bereaksi, kesetimbangan kimia terbagi dua. yaitu,
kesetimbangan homogen. yaitu kesetimbangan dimana zat yang terlibat berwujud
sama. Contoh: N2(g) + 3 H2(g) NH3(g), dan kesetimbangan heterogen dimana
zat yang terlibat dalam reaksi berbeda wujud. Contoh: H2O (l) H2O(g) (Krisnadwi,
2014).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini seperti tabung dan rak tabung reaksi,
penjepit tabung, lampu spiritus, gelas kimia 250 mL.
Bahan yang digunakan yaitu larutan SbCl3 1 N, Akuades, Larutan K2CrO7 1 M,
Larutan HCl 1 M, Larutan NaOH 1 N, Larutan FeCl3, Larutan KCNS 1 M.

3.2 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan

Tabel 3.1, konstanta fisik dan tinjauan keamanan bahan

No Bahan Berat Molekul Titik Titik Tinjauan Keamanan


. (gram/mol) Didih Leleh

1. SbCl3 228,119 220,3 73,4 Tidak Aman (Korosif)

2. HCl 36,46094 -85 -112 Korosif

3. K2CrO7 242,1885 500 398 Karsinogenik

4. NaOH 39,99711 1388 318 Korosif

5. FeCl3 162,204 315 306 Korosif

6. KCNS 97,1807 500 173 Beracun

7. Akuades 18 100 0 Aman

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengaruh Suhu

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL,

- ditetesi air hingga terbentuk endapan berwarna putih,

- dibiarkan sampai endapan terbentuk semua, lalu,

- dipanaskan,

- diamati,

- didinginkan dengan cara merendam dasar tabung ke dalam air dingin,

- diamati

Larutan SbCl3

Hasil
3.3.2 Pengaruh Konsentrasi

- dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda

- ditambahkan larutan HCl ke tabung I dan diamati perubahannya

- ditambahkan larutan NaOH ke tabung II dan diamati perubahannya

Larutan K2CrO7

Hasil

- Direaksikan dengan larutan KCNS di dalam tiga tabung reaksi berbeda,

- masing-masing tabung reaksi berisi larutan FeCl3 dan larutan KCNS dengan
perbandingan volumenya 1:1, 1:2, dan 2:1.
Larutan FeCl3

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2004. Kimia Dasar, Edisi Ketiga, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Firman, H. 2007. Penelitian Pendidikan Kimia. Jurusan Kimia FMIPA UPI, Bandung.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam. Terjemahan dari
General College Chemistry, oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.

Krisnadwi. 2014. Materi Pelajaran Kesetimbangan


Kimia. http://bisakimia.com/2014/10/29/materi-pelajaran-kesetimbangan-kimia/#.
Tanggal akses 6 Desember 2015.

Oxtoby, D. W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Erlangga,


Jakarta.

Purwoko, A. A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram University Press, Mataram.

Stephen, B. 2002. Istilah Kimia Umum. Erlangga, Jakarta.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta, Yogyakarta.


LAMPIRAN

Lampiran 1 Reaksi Kimia yang Terjadi dalam Percobaan

Tabel 1 Reaksi Kimia yang Terjadi dalam Percobaan

No Pereaksi Hasil Reaksi

1 SbCl3 + 3H2O Sb(OH)3 + 3HCl

2 K2Cr2O7 + 2HCl H2Cr2O7 + 2KCl

3 K2Cr2O7 + 2NaOH Na2Cr2O7 + 2KOH

4 FeCl3 + KCNS Fe(CNS)3 + 3KC

Anda mungkin juga menyukai