Sulphate (MgSO4)
*Email : febri.yuliani02@gmail.com
1. Pendahuluan
Magnesium sulfat merupakan garam tak berbau yang memiliki rasa asin yang pahit
dan umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau padatan kristalin putih.
Senyawa ini sangat mudah larut dalam air panas. Magnesium sulfat umumnya terbentuk
dalam formasi hidrat MgSO4.xH2O dan tergolong senyawa ionik (74; 75).
Magnesium sulfat memiliki nilai pH (76) sekitar 6,0 (5,5 – 6,5) pada keadaan standar
dan tekanan uap pada suhu 20°C < 0,01 mmHg (77-79). Magnesium sulfat anhidrat (80-84)
bersifat sangat higroskopik oleh karenanya senyawa magnesium sulfat biasa didapati
dalam bentuk hidrat dengan struktur kristal monoklin. Magnesium sulfat anhidrat
memiliki berat molekul 120,366 g/mol sedangkan pada magnesium sulfat heptahidrat
memiliki berat molekul sebesar 246,47 g/mol. Densitas untuk magnesium sulfat anhidrat
dengan magnesium sulfat yang mengandung hidrat (85; 86) memiliki data yang berbeda.
Densitas magnesium sulfat anhidrat ialah 2,66 gram/cm3, magnesium sulfat monohidrat
sebesar 2,445 gram/cm3, magnesium sulfat heptahidrat 1,68 gram/cm3, magnesium sulfat
11-hidrat ialah 1,512 gram/cm3 (87-93).
Begitu pula untuk nilai titik lebur magnesium sulfat, pada tekanan 1 atm magnesium
sulfat anhidrat memiliki nilai titik lebur 1124 °C, untuk magnesium monohidrat nilai titik
leburnya ialah 200 °C, magnesium sulfat heptahidrat nilai titik leburnya ialah 150 °C, dan
magnesium undekahidrat ialah 20 °C (34-36; 94-96).
Magnesium sulfat ialah garam yang mudah larut dalam air panas. Kelarutan
magnesium sulfat anhidrat dalam air bersuhu 0 °C ialah sebesar 26,9 gr/100 ml H2O.
Magnesium sulfat anhidrat juga dapat larut pada air bersuhu 20 °C sebesar 25,5 gr/100
ml H2O. Sedangkan magnesium sulfat heptahidrat memiliki kelarutan sebesar 71 gr/100
ml H2O pada suhu 20 °C (97-101).
Magnesium sulfat merupakan senyawa ion yang dapat larut dalam pelarut polar
seperti air membentuk suatu kesetimbangan MgSO4↔ Mg2+ + SO42-. Kesetimbangan
merupakan keadaan dimana kedua reaktan dan produk hadir dalam konsentrasi yang tidak
memiliki kecenderungan lebih lanjut untuk berubah seiring berjalannya waktu. Jenis
kesetimbangan untuk larutan Magnesium sulfat adalah homogen yakni dalam fase larutan
dengan sifat-sifat termodinamika(11–17) berupa ΔG = -1170,7 kJ/mol, ΔS = -0,383 kJ/mol
K, dan ΔH = -1284,9 kJ/mol. Tetapan kesetimbangan kimia untuk larutan magnesium
sulfat ini berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kesetimbangan kimia untuk larutan ini
dapat dipengaruhi oleh konsentrasi,suhu,volume dan tekanan.
Kesetimbangan pada larutan magnesium sulfat ini dapat di aplikasikan dalam dunia
farmasi(102-105). Biasanya larutan magnesium sulfat digunakan untuk menekan respons
kardiovaskular yakni berupa peningkatan tekanan darah dan laju denyut jantung terutama
pada pasien risiko tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek kesetimbangan yang terjadi di
dalam sistem larutan magnesium sulfat dengan menggunakan aplikasi Chem Office 15.0
dan melakukan studi literatur menggunakan Endnote X7 Bld02 serta untuk mengetahui
sifat fisika dan kimianya begitu juga dengan penggunaannya dalam kehidupan.
2. Metodologi
Metode yang digunakan dalam review ini adalah penggunaan aplikasi Chemdraw
(Komputasi),penelusuran literature dengan Endnote X7, serta perhitungan
matematis.Untuk penelusuran literature
1.Pilih aplikasi Endnote X7, lalu klik Online Search pilih PubMed NLM
2.Lalu pilih jenis referensi yaitu Ann Rev Physical Chem
3.Dalam mencari referensi, pilih Any Field
4. Setelah referensi didapatkan, lalu disitasi ke word
Penelitian kali ini juga menggunakan metode penggambaran molekul dengan
aplikasi ChemOffice 15.0. Untuk analisis lanjut mengenai kesetimbangan larutan MgSO4
dilakukan beberapa tahapan sesuai yang tertera pada fishbond dibawah ini.
Penelitian dilakukan dengan tahap, yakni (1) Analisis molekul MgSO4 secara dua
dimensi dengan menggunakan ChemDraw 2D, (2) Analisis molekul MgSO4 secara tiga
dimensi menggunakan Chem3D.
Pada bagian Chem3D, struktur MgSO4 diubah menjadi bentuk 3 dimensi dan
kemudian dianalisis, seperti :
1. Menghitung MM2 dari masing-masing molekul yang terdiri atas MM2
minimization, MM2 dynamics dan MM2 properties. Langkahnya dengan klik
pada menu calculation, pilih MM2 minimization kemudian klik minimize energy
lalu klik run. Dengan langkah yang sama dilakukan untuk menentukan molecular
dynamics dan compute properties.
2. Analisis surface molekul, diantaranya Surface Solvent Accesible dengan tipe
solid, wire mesh dan tranculent. Kemudian Surface Connolly Molecular dengan
tipe solid, wire mesh dan tranculent.
3. Menghitung nilai MOPAC dari masing-masing molekul yang terdiri dari
MOPAC minimization dan MOPAC properties. Caranya dengan pilih MOPAC,
kemudian pilih MOPAC minization kemudian pilih run. Dengan cara yang sama
untuk menentukan MOPAC properties.
4. Analisis jarak antara masing-masing atom tiap-tiap, molekul dengan pilih bagian
structure, kemudian pilih measurement.
Sifat Fisika
Molekuler
Pengering
Farmasi (3-6) (16-19) Energi Bebas
Konsentrasi (73) Gibbs (17; 39; Kapasitas
Katalis (72) 62)
Kalor (54-
57)
Volume & Koagulan
Tekanan (71) (13-15)
Suhu Ikatan ion
(26-29) Entropi Molar
Standar (65-67)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
Gambar 5.Analisis 3D Surface NH4OH. (a), (b), (c), dan (d) Solvent Accessible Molekul
MgSO4 Mode Solid, Wire Mesh, Dots dan Translucent. (e), (f), (g), dan (h)
Connolly Molecular MgSO4 Mode Solid, Wire Mesh, Dots dan Translucent.
(Chemoffice 3D Version 15, Perkinelmer Informatic. Inc, 2015)
Magnesium oksida direaksikan dengan H2SO4 di dalam reaktor pada kondisi operasi suhu
70°C dan tekanan 1 atm, maka terbentuk slurry MgSO4.
Slurry yang terbentuk diteruskan ke dalam filter (133) untuk menghilangkan impuritas sebelum
dimasukkan ke dalam evaporator (134) untuk dipekatkan dan di masukkan ke crystallizer untuk
pembentukan kristal MgSO4.7 H2O.
Magnesium oksida memiliki bentuk bubuk berwarna putih dengan rumus molekul MgO.
Dari beberapa faktor di atas dapat dilihat bahwa proses yang lebih mudah adalah proses
1, dengan pertimbangan: 1. Bahan baku (139; 140) yang digunakan lebih mudah dan murah
untuk mendapatkannya. 2. Proses yang dijalankan lebih aman dan sederhana sehingga dapat
menekan biaya pengadaan alat operasi dan pemeliharaannya lebih mudah.
Magnesium (141-145) ialah salah satu unsur kimia yang memiliki lambang Mg dan nomor
atom 12. Bentuknya berupa padatan berwarna abu-abu mengkilap. Magnesiuim memliki
tingkat oksidasi +2 dan magnesium terjadi secara alami hanya dalam kombinasi dengan
unsur-unsur lain. Dalam bentuk unsur bebasnya logam magnesium sangat reaktif dan
terbakar dengan cahaya berwarna putih cemerlang yang khas. Logam nya umumnya
diperoleh dari proses elektrolisis garam magnesium yang diperoleh dari air garam.
Magnesium bersifat kurang padat dibandingkan dengan aluminium, dan paduannya berharga
karena kombinasi antara bobot yang ringan dan kekuatan (146-149).
Magnesium esensial untuk semua sel dan sekitar 300 enzim memerlukan ion
magnesium agar berfungsi. Ion magnesium(149-151) berinteraksi dengan senyawa polifosfat
seperti DNA, dan RNA. Senyawa magnesium digunakan secara medis sebagai obat dan
untuk menstabilkan eksitasi saraf abnormal atau kejang pembuluh darah.
Magnesium memiliki beberapa sifat yaitu :
Tabel 4. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Mg (152-157)
Sifat Fisika dan Kimia Data
Penampilan Padatan berwarna abu-abu mengkilap
Bau Tidak berbau
Massa atom (gr/mol) 24,305
Jari-jari atom 160 pm (1,13 Å)
Jari-jari kovalen 141±7 pm
Jari-jari Van der Waals 173 pm
Jari-jari ion 0,31 Å
Kepadatan (gr/cc3) 1,738
Titik lebur 650°C
Titik didih 1090°C
Elektronegativitas 1,31 pauling
Potensial ionisasi 737,7 kj/mol
Kalor peleburan 8,48 kJ/mol
Kalor Penguapan 128 kJ/mol
Kapasitas kalor molar 24,869 J/(mol·K)
Struktur kristal Heksagon
Belerang atau sulfur merupakan salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang
bernomor atom 16 dan memiliki lambang S. Belerang merupakan unsur non logam yang
tidak memiliki rasa. Belerang dalam bentuk aslinya berbentuk padatan kristalin kuning. Di
alam bebas, belerang ditemukan sebagai unsur murni maupun sebagai mineral-mineral
sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur yang ditemukan dalam dua buah asam amino.
Contoh penggunaan belerang umumnya adalah dalam pupuk, bubuk mesiu, korek api,
insektisida, dan fungisida (58; 159-165).
3.4.3. Oksigen
Gambar 10. Oksigen Dalam Tabel Periodik
Oksigen ialah salah satu unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang bernomor atom 8
dan berlambang O. Oksigen mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (terutama
menjadi oksida (172-174)). Pada keadaan standar, dua atom unsur oksigen berikatan menjadi
senyawa dioksigen dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau (175;
176)
.
Oksigen (180-182) juga memiliki alotrop lainnya, yakni ozon (O3). Lapisan ozon pada
atomsfer membantu melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet (183-185).
3.4.4. Sulfat
-
O S O-
O
Gambar 12. Anion Sulfat (Chemoffice 2D Version 15,
Perkinelmer Informatic. Inc, 2015)
Ion sulfat merupakan anion poliatomik dengan rumus empiris SO42−. Garam sulfat
memiliki beragam aplikasi. Misalnya, magnesium sulfat (atau garam Epsom) digunakan
dalam terapi mandi. Beberapa mikroorganisme yang hidup di dekat ventilasi termal laut
dalam memanfaatkan sulfat sebagai akseptor elektron (191-195).
Ion sulfat (SO42−) memiliki massa molekul 96,06 dalton. Setiap anion terdiri dari satu atom
pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahedral. Senyawa
sulfat timbul ketika kation bergabung dengan anion SO42−. Seringkali kombinasi senyawa
sulfat menghasilkan senyawa ionik, meskipun sulfat dapat terlibat dalam ikatan kovalen (196;
197)
dengan sebagian besar unsur. Banyak garam sulfat sangat larut dalam air. Pengecualian
termasuk kalsium sulfat, strontium sulfat, dan barium sulfat, yang sulit larut (47; 198-200).
3.5. Karakteristik Ikatan Atom-atom pada Senyawa MgSO4
Stretch: 0.5880
Bend: 148.6520
Stretch-Bend: -0.8822
Torsion: 28.8011
Non-1,4 VDW: 80.1119
1,4 VDW: -0.4174
Charge/Charge: -568.4317
Charge/Dipole: 50.7502
Total Energy: -260.8281 kcal/mol
Note: Due to high VDW interactions, some terms were not computed.
Calculation ended
------------MM2 Properties------------
Magnesium Sulfat (MgSO4) ialah senyawa ion yang mempunyai ikatan ionik yang
terbentuk dengan kecenderungan atom Mg melepas elektron dan molekul SO4 menangkap
electron agar tercapai konfigurasi gas mulia. Magnesium cenderung melepaskan elektron dan
menjadi ion positif sedangkankelompok atom sulfat, cenderung menangkap elektron dan
menjadi ion negatif (26-29; 201; 202).
Magnesium yang memiliki nomor atom 12, memiliki konfigurasi elektron (berdasarkan kulit
atom) yaitu :
K L M
2 8 2
Untuk menuju stabil, magnesium melepaskan dua elektronnya. Sedangkan molekul
sulfat memiliki dua eletron yang belum berpasangan yakni pada 2 atom O dengan struktur
anionnya :
Gambar 13. Anion Sulfat
Untuk stabil, anion sulfat harus menangkap 2 elektron dari atom lain yakni pada
senyawa ini adalah eletron dari kation magnesium.
Mg++ O
-
O S O-
O
Gambar 14. Ikatan Ionik pada Senyawa MgSO4
Molekul sulfat (203) menangkap elektron yang dilepaskan oleh atom magnesium dan
menjadi anion sulfat. Akibat perbedaan muatan ion magnesium dan ion sulfat menghasilkan
terikat kuat atau gaya elektrostatis antara keduanya.
0,1660 nm
0,1428 nm
0,1660 nm
0,2491 nm 0,1428 nm
0,2112 nm
0,2141 nm
MgSO4 merupakan salah satu senyawa yang terion dalam air dan termasuk elektrolit kuat.
Ion-ion dari senyawa ini akan bergerak didalam air dan dapat menghantarkan listrik jika
dihubungkan dengan alat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik (204).
MgSO4 ter-ion sempurna dalam air sehingga merupakan elektrolit kuat. Ada beberapa
parameter yang menyebabkan ion dari MgSO4 ini dapat menghantarkan listrik dan bagaimana
gerakan ion ini.
4. Termodinamika
Termodinamika membahas tentang gerakan pada suatu ion yang dipengaruhi oleh
suhu, termasuk yang terjadi pada larutan Kalium permanganate.Larutan Kalium
permanganate merupakan salah satu dari contoh larutan eleketrolit,dimana ion Kalium dan
ion Permanganat terion sempurba sehingga dapat menghantarkan listrik.Ada beberapa sifat
dari termodinamika ini yang biasa kita sebut yaitu termokimia, diantaranya adalah
4.1. Entalpi
Entalpi di dalam termodinamika menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem
termodinamika(205; 206) ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi dapat
dihitung berupa nilai perubahannya. Secara matematis, perubahan entalpi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ΔH = ΔU + PΔV (1)
∆S = ∫if dqrev
T
No H S G Hasil Contoh
4.5. Kesetimbangan
Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi
reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah. Reaksi
ini juga disebut reaksi berkesudahan, karena jika salah satu zat pereaksi telah habis bereaksi
maka reaksi berhenti. Sedangkan reaksi reversible (reaksi dapat balik) adalah reaksi yang
berlangsung dua arah, artinya zat pereaksi bereaksi membentuk hasil reaksi dan hasil reaksi
tersebut dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat pereaksi. Keadaan setimbang ditandai
dengan tidak terjadi perubahan makroskopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur). Jadi
pada keadaan setimbang tidak ada perubahan yang dapat diamati dan reaksi seolah-olah telah
berhenti. Akan tetapi secara mikroskopis (yaitu tingkat molekul), reaksi tetap berlangsung.
Umumnya reaksi yang ada di alam merupakan reaksi reaksi bolak balik, hanya
sebagian kecil saja yang merupakan reaksi dalam satu arah atau reaksi berkesudahan. Pada
awal proses reaksi reversible, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, setelah
terbentuknya molekul produk, maka molekul tersebut mulai bereaksi kearah sebaliknya (arah
penguraian). Pada saat yang sama tetap terjadi reaksi pembentukan, dan pada suatu saat
jumlah zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi tetap, kondisi dikatakan sebagai keadaan
kesetimbangan. Pada saat kesetimbangan, reaksi tidak berhenti, reaksi tetap berjalan baik ke
arah pembentukan maupun ke arah penguraian.
Namun baik zat zat yang bereaksi maupun hasil reaksinya tetap konstan, keadaan
kesetimbangan semacam ini yang dikatakan sebagai kesetimbangan dinamis(210). Pada saat
kesetimbangan jumlah zat yang bereaksi maupun hasil reaksi tetap. Untuk memahami kondisi
ini perhatikan grafik 1. Pada awalnya produk belum terbentuk, ketika zat yang bereaksi mulai
berkurang konsentrasinya, bersamaan dengan itu pula produk mulai terbentuk. Demikian
seterusnya zat yang bereaksi terus berkuran dan produk, sampai dengan satu saat, dimana
konsentrasi zat yang bereaksi maupun produk sudah tidak berubah atau tetap, maka saat
tersebut telah berada dalam kesetimbangan.
Grafik 1. Hubungan konsentrasi zat dengan kesetimbangan(211).
Penjelesan diatas belum menjelaskan bahwa pada saat kesetimbangan reaksi tetap
berjalan. Untuk hal tersebut, kita dapat mencermati grafik. Dari grafik 2 tampak bahwa
kecepatan reaksi pembentukan (kekanan) v1 dan kecepatan reaksi penguraian (ke kiri) v2.
Kecepatan reaksi v1 sangat tergantung pada jumlah zat yang bereaksi dan kecepatan reaksi
v2 bergantung pada konsentrasi produk. Pada awal reaksi, v1 mempunyai nilai maksimum,
sedangkan v2 = 0 (karena produk belum ada). Dengan berkurangnya konsentrasi zat yang
bereaksi maka v1 juga semakin kecil. Sebaliknya dengan bertambahnya konsentrasi produk
maka kecepatan v2 semakin membesar. Pada saat tertentu, kecepatan reaksi pembentukan
(v1) menjadi sama dengan kecepatan reaksi penguraian (v2). Dalam kondisi v1 = v2, jumlah
masing masing zat tidak berubah terhadap waktu oleh karena itu tidak ada perubahan yang
dapat diamati terhadap waktu atau kecepatan reaksi tetap dan keadaan ini tercapai ketika
reaksi mencapai kesetimbangan.
Reaksi kesetimbangan dapat digolongkan berdasarkan fasa dari zat yang bereaksi dan
hasil reaksinya, sehingga dikenal dua jenis reaksi kesetimbangan yaitu reaksi kesetimbangan
homogen(213) dan heterogen.Untuk Larutan Kalium permanganate itu sendiri, jenis reaksi
kesetimbangannya adalah reaksi kesetimbangan homogeny yaitu dalam fase larutan. Reaksi
kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang
bereaksi sama.Kesetimbangan ini terjadi pada peruraian magnesium sulfat dengan persamaan
reaksi :
MgSO4(aq)↔ Mg2+(aq) + SO42-(aq)
Dalam system tertutup, dimana tekanan dan suhu dijaga atau tetap, maka energi
bebas Gibbs adalah nol.
ΔGT,p = 0
Dalam keadaan kesetimbangan reaksi berlangsung dalam dua arah yaitu ke arah
pembentukan dan ke
arah penguraian. Contoh kesetimbangan larutan Kalium permanganate :
Mg2+(aq) + SO42-(aq) ↔ MgSO4 (aq)
[ ] [ ]
Kc= (4)
[ ]
Jika konsentrasi larutan magnesium sulfat 1 M dengan konsentrasi zat yang terurai sama
dengan jumlah zat mula mula, maka tetapan kesetimbangannya adalah
[ ] [ ]
Kc= =1
[ ]
Jika konsentrasi larutan magnesium sulfat 2 M dengan konsentrasi zat yang terurai sama
dengan jumlah zat mula mula, maka tetapan kesetimbangannya adalah
[ ] [ ]
Kc= =2
[ ]
Jika konsentrasi larutan magnesium sulfat 3 M dengan konsentrasi zat yang terurai sama
dengan jumlah zat mula mula, maka tetapan kesetimbangannya adalah
[ ] [ ]
Kc= =3
[ ]
Jika konsentrasi larutan magnesium sulfat 4 M dengan konsentrasi zat yang terurai sama
dengan jumlah zat mula mula, maka tetapan kesetimbangannya adalah
[ ] [ ]
Kc= =4
[ ]
Jika konsentrasi larutan magnesium sulfat 5 M dengan konsentrasi zat yang terurai sama
dengan jumlah zat mula mula, maka tetapan kesetimbangannya adalah
[ ] [ ]
Kc= =5
[ ]
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Tetapan kesetimbangan
6
5
4
3 Tetapan
2 kesetimbangan
1
0
0 1 2 3 4 5 6
Berdasarkan data pada table dan grafik, terlihat bahwa tetapan kesetimbangan larutan
magnesium sulfat berbanding lurus dengan konentrasi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka
semakin besar nilai tetapan kesetimbangan larutan magnesium sulfat, begitu pula sebaliknya.
Azaz Le Chatelier: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru
akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
1. Perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
2. Perubahan tekanan/volume gas pereaksi atau hasil reaksi
3. Perubahan temperatur
4. Katalisator
1. Pengaruh konsentrasi
Dalam keadaan kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat ditingkatkan maka
kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat tersebut Berikut pergeseran
kesetimbangan untuk larutan kalium permanganate :
Mg2+(aq) + SO42-(aq) ↔ MgSO4 (aq)
Jika dalam keadaan kesetimbangan konsentrasi larutan MgSO4 ditambah. Hal ini
menyebabkan reaksi peruraian KMnO4 meningkat dan terurai menjadi ion Mg2+ dan SO42-,
sehingga mencapai kesetimbangan kembali. Sebaliknya jika konsentrasi larutan MgSO4
dikurangi, akan menyebabkan ion Mg2+ dan SO42- bereaksi lagi membentuk MgSO4 sampai
mencapai kesetimbangan.
2. Pengaruh Suhu
∆G°=∆H°-T∆S° (2)
∆ ° ∆ °
ln K = + (3)
Andaikata harga ∆H° dan ∆S° tidak bergantung pada temperature maka ln K
merupakan fungsi linear dari
∆ ° ∆ °
ln = + (4)
∆ ° ∆ °
ln = + (5)
∆ °
ln =- [ - ] (6)
Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung dengan
jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Jika pada reaksi kesetimbangan kita naikan
suhunya, maka reaksi kimia akan bergeser kearah reaksi yang membutuhkan panas. Untuk
reaksi kesetimbangan larutan Kalium permanganate :
Mg2+(aq) + SO42-(aq) ↔ MgSO4 (aq) Δ H : -1284,9 kJ/mol.
Jika pada reaksi kesetimbangan pada pembentukan KMnO4, suhu dinaikan maka reaksi akan
berubah ke arah peruraian KMnO4 menjadi K+ dan MnO4-. Reaksi penguraian ini
membutuhkan panas atau reaksi endoterm.
MgSO4(aq)↔ Mg2+(aq) + SO42-(aq) Δ H : +1284,9 kJ/mol.
Jika suhu dinaikan berarti akan terjadi peningktan kalor ke dalam system. Kondisi ini
memaksa kalor yang diterima system akan dipergunakan sehingga reaksi semakin bergerak
menuju arah endoterm, begitu juga sebaliknya.
4. Katalisator
Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia, sering dipergunakan zat tambahan lain
yaitu katalisator. Dalam proses reaksi, katalisator berperan mempercepat reaksi yang
berlangsung, pada akhir reaksi katalisator akan terbentuk kembali. Larutan Kalium
permanganate dapat berfungsi sebagai katalisator .
Katalis adalah suatu zat yang ditambahkan dalam sistem untuk mempercepat reaksi.
Jika reaksinya adalah reaksi reversible, maka penambahan katalis akan mempercepat laju
reaksi maju (ke kanan) maupun laju reaksi balik (ke kiri). Sehingga penambahan katalis tidak
akan menggeser kesetimbangan. Katalis juga tidak mengubah harga tetapan kesetimbangan,
tetapi dapat mempercepat terjadinya keadaan kesetimbangan. Katalis ikut terlibat dalam
reaksi dan didapatkan kembali pada akhir reaksi.
Disosiasi
Banyak senyawa dalam suhu kamar terurai secara spontan dan menjadi bagian-bagian yang
lebih sederhana, peristiwa ini dikenal dengan istilah disosiasi.Reaksi disosiasi merupakan
reaksi kesetimbangan. Larutan Kalium permanganate memiliki reaksi sebagai berikut :
Mg2+(aq) + SO42-(aq) ↔ MgSO4 (aq)
Ukuran banyaknya zat yang terurai dalam proses disosiasi dinyatakan dalam notasi ɑ =
derajat disosiasi, dengan persamaan :
Jika jumlah zat MgSO4 mula mula adalah 0,1 mol dan banyak zat MgSO4 yang terurai adalah
0,05 maka derajat disosiasinya adalah
ɑ = 0,05 mol / 0,1 mol
= 0,5
4.5.Aplikasi
4.5.1. Farmasi
Magnesium sulfat secara umum dikenal sebagai garam Epsom, yang digunakan baik
secara eksternal maupun internal. Magnesium sulfat oral(217) digunakan sebagai laksatif air
asin atau purgatif osmotik. Magnesium sulfat merupakan sediaan utama magnesium intravena
yakni melalui urat nadi.
4.5.2. Pertanian
Magnesium sulfat digunakan untuk memperbaiki kekurangan magnesium atau belerang
dalam tanah(218), magnesium merupakan elemen penting dalam molekul klorofil, dan sulfur
adalah makronutrien penting lainnya. Keuntungan dari magnesium sulfat atas amandemen
tanah magnesium lainnya adalah kelarutannya yang tinggi.
Larutan magnesium sulfat juga hampir netral, bila dibandingkan dengan garam alkali(219)
dari magnesium, Oleh karenanya penggunaan magnesium sulfat sebagai sumber magnesium
untuk tanah tidak mengubah pH tanah secara signifikan.
Magnesium sulfat yang digunakan sebagai garam mandi(40-42), terutama dalam terapi
flotasi di mana konsentrasi tinggi meningkatkan berat jenis air mandi, efektif membuat tubuh
lebih ringan. Secara tradisional, juga digunakan untuk mempersiapkan bak rendam kaki,
digunakan untuk menenangkan kaki yang sakit.
4.5.5. Kosmetik
4.5.6. Koagulan
Senyawa magnesium sulfat juga dimanfaatkan sebagai koagulan dalam pembuatan tahu.
Magnesium sulfat heptahidrat juga digunakan untuk mempertahankan konsentrasi
magnesium dalam perairan yang mengandung sejumlah besar batu koral karena ia secara
perlahan-lahan terkikis dalam proses kalsifikasi. Dalam akuarium laut magnesium hadir
untuk menstabilkan ion-ion ini dalam air laut dan mencegah pengendapan spontan.
Magnesium sulfat merupakan senyawan garam yang berikatan ion yang dibentuk oleh kation
Mg2+ dan anion SO42-. Senyawa magnesium sulfat ialah senyawa suatu garam yang memiliki
ikatan ion antara ion magnesium dengan ion sulfat dan di dalam molekul sulfat terdapat
ikatan kovalen antara atom sulfur dan atom oksigen. Umumnya magnesium sulfat terbentuk
dalam keadaan hidrat karena bentuk anhidratnya sangat higroskopis. Magnesium sulfat
memiliki sifat-sifat termodinamika berupa berupa ΔG = -1170,7 kJ/mol, ΔS = -0,383 kJ/mol
K, dan ΔH = -1284,9 kJ/mol. Tetapan kesetimbangan kimia untuk larutan magnesium sulfat
ini berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kesetimbangan kimia untuk larutan ini dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi,suhu,volume dan tekanan. Sementara kesetimbangan larutan ini
akan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
nilai atau harga kesetimbangan. Magnesium sulfat merupakan senyawa ion yang dapat larut
dalam pelarut polar seperti air membentuk suatu kesetimbangan MgSO4 ↔ Mg2+ + SO42-
dengan suatu proses yang disebut pelarutan atau ionisasi.
Referensi