Anda di halaman 1dari 23

Handout

KONDUKTOMETRI

Oleh :
Dr. Nita Kusumawati, M.Sc
Jurusan Kimia - FMIPA
Universitas Negeri Surabaya
2015
Definisi & Prinsip Dasar
Definisi:
Metode analisis yang didasarkan pada pengukuran daya hantar
listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert dengan luas
penampang (A), dengan jarak tertentu (l).

Prinsip Dasar :
1. Daya hantar listrik merupakan fungsi konsentrasi larutan
analit yang diukur.
2. Daya hantar listrik muncul sebagai akibat adanya
pergerakan ion-ion dalam larutan analit yang diukur.
3. Semakin mudah larutan analit terionisasi, maka akan
semakin besar daya hantar listrik larutan
Persamaan Dasar
1. Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari
tahanan/hambatan listrik (R), maka : satuan dari G adalah
ohm-1 atau siemens.
Persamaan :

2. Apabila arus listrik dialirkan ke dalam sebuah sistem


larutan elektrolit yang di dalamnya terdapat 2 (dua) unit
elektroda, maka G akan : berbanding lurus dengan luas
penampang elektroda dan berbanding terbalik dengan
jarak antara kedua elektroda.
Persamaan :

dimana, k = daya hantar jenis (ohm -1.cm-1)


Daya Hantar Ekivalen ( ̂)
Definisi :
1.Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik
2.Daya hantar listrik yang dihasilkan oleh 1 (satu) gram ekivalen zat
terlarut yang terdapat dalam suatu sistem larutan elektrolit yang
memiliki sepasang elektroda dengan jarak kedua elektroda
sebesar 1 cm.

Contoh :
BaCl2 → Ba2+ + 2 Cl-
Daya Hantar Vs Daya Hantar
Ekivalen
1. Volume larutan (cm3) yang mengandung 1 gram
ekivalen zat terlarut adalah :
Persamaan :

2. Volume larutan juga dapat dinyatakan melalui


persamaan sebagai berikut:
3. Dengan jarak antara kedua elektroda sebesar 1
cm, maka persamaan 2, akan menjadi :
Lanjutan......
4. Substitusi persamaan (3) ke persamaan G, akan
menghasilkan :

Note :
Daya hantar ekivalen ( ̂) akan sama dengan daya
hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan
terdapat di antara 2 elektroda dengan jarak 1 cm.
Pengukuran Daya Hantar Listrik
(Rangkaian Konduktometer)
Komponen
Konduktometer
Pengukuran daya hantar memerlukan :
1. Sumber listrik
2. Sel, untuk menyimpan larutan analit
3. Rangkaian elektronik untuk mengukur tahanan larutan

4. Sumber Listrik
Sumber listrik konduktometer menggunakan arus AC.
Sumber listrik jenis ini akan akan memicu munculnya
hantaran arus listrik melalui larutan sebagai akibat
adanya pergerakan ion dari analit dan bukan karena
adanya proses faradai (proses redoks pada kedua
elektroda), seperti yang terjadi ketika ke dalam
larutan dimasukkan arus DC.
Lanjutan...
Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan bagian dari rangkaian peralatan
konduktometer yang fungsinya adalah untuk mengukur tahanan larutan

Sel
Sel merupakan bagian dari rangkaian peralatan konduktometer yang
terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama.
Elektroda sendiri umumnya terbuat dari logam, yang kemudian dilapisi
dengan logam Pt untuk meningkatkan efektivitas permukaan elektroda
Teori Pendukung Konduktometri
Teori Ion (Arrhenius)
Elektrolit dalam air akan pecah membentuk partikel bermuatan
(ion). Ion inilah yang dapat memunculkan daya hantar listrik pada
sistem konduktometer.

Ada 2 (dua) jenis ion :


(1)Ion positif (kation), yang akan tertarik ke katoda (kutub negatif)
(2)Ion negatif (anion), yang akan tertarik ke anoda (kutub positif)

 Peristiwa terurai elektrolit menjadi partikel-partikel bermuatan


disebut dengan peristiwa disosiasi elektrolitik atau ionisasi.
Lanjutan...

 Contoh reaksi ionisasi (ion monovalen): NaCl


→ Na+ + Cl- NaOH → Na+ + OH-

 Contoh reaksi ionisasi ion polivalen (berlangsung dalam


beberapa tahap) : H2SO4 → H+ + HSO4-
HSO4- → H+ + SO42- H2SO4 →
2H+ + SO42-
Klasifikasi Larutan
Berdasarkan Konduktivitas

• Berdasarkan konduktivitasnya, larutan dapat dibedakan


menjadi :
1. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
listrik karena di dalamnya mengandung ion.
2. Larutan non elektrolit Larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik karena di dalamnya
tidak mengandung ion. Elektrolit
Kuat
Elektrolit
Elektrolit
Larutan Lemah
Non
Elektrolit
Lanjutan...
Elektrolit Non Elektrolit
1. Mengandung Ion Tidak Mengandung Ion
2. Dapat menghantarkan Listrik Tidak dapat Menghantarkan Listrik
(Konduktor) (Isolator)
3. Mempunyai Kutub (Polar) Tidak mempunyai Kutub (Non Polar)

4. Jika di tes dengan alat Elektrolit Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan tester, tidak ada Gelembung gas dan
Gelembung gas dan lampu menyala lampu tidak menyala
dengan terang
5. Zat Terlarutnya dapat terIonisasi Zat terlarutnya tidak dapat
terIonisasi
6. a=1 atau 0<a<1 a=0
7 Contoh : Contoh :
H2SO4, NaCl, KOH, CH3COOH, HCl NH3, CO(NH2)2, sukrosa, alkohol
Lanjutan...
• Berdasarkan tingkat kekuatan daya hantar listriknya, larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi :
1. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang daya hantar
listriknya baik/kuat karena zat terlarutnya terionisasi
sempurna.
Contoh : H2SO4, NaCl, KOH, HCl
2. Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar
listriknya kurang baik/lemah karena zat terlarutnya terionisasi
sebagian.
Contoh : CH3COOH
Lanjutan...
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
1. a=1 a=0<a<1
2. Terionisasi Sempurna Terionisasi Sebagian
3. Daya Hantar Listriknya Baik Daya hantar Listriknya Kurang
(Kuat) Baik (Lemah)
4. Jumlah Ion nya banyak Jumlah Ion nya sedikit
5. Jika di tes dengan alat Jika di tes dengan alat
Elektrolit tester, maka akan Elektrolit tester, maka akan
menghasilkan Gelembung gas menghasilkan Gelembung gas
dan lampu menyala dengan tetapi lampu redup/tidak
terang menyala
Lanjutan...
• Untuk menyatakan jumlah bagian molekul yang terionisasi
digunakan derajad ionisasi (α).
• Derajad ionisasi (α) = Σ zat terionisasi / zat mula-mula

• Rentang ukuran ionisasi 1 ≤ α ≥ 0,


dimana α = 1 (terionisasi sempurna); dan

α = 0 (tidak terionisasi)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
Ionik
1. Kekuatan Listrik (Electrical Force), yaitu kekuatan yang dapat
menciptakan beda potensial di antara 2 (dua) elektroda , sehingga
memicu pergerakan ion menuju ke salah satu elektroda (sesuai
dengan muatan masing-masing ion). Ion (+) → Katoda
(Kutub negatif) Ion (-) → Anoda
(Kutub Positif)

Kekuatan listrik ini akan diimbangi oleh sifat-sifat elektron yang


dinamakan fricsional force. Larutan yang sangat encer memiliki
fricsional force yang sangat rendah.

Dengan demikian, konduktivitas larutan ditentukan oleh kadar


larutan.
Lanjutan...
2. Efek Elektroforetik
a. Efek elektroforetik terjadi apabila muatan yang berlawanan
mengelilingi ion yang bersangkutan sehingga terbentuk 2
(dua) lapisan muatan, yang dapat menghambat mobilitas
ionik dan secara otomatis akan menurunkan konduktivitas
larutan.
b. Contoh efek elektroforetik adalah peristiwa dikelilinginya ion
yang bersangkutan oleh muatan berlawanan dari molekul
pelarut.
3. Efek Relaksasi
Efek relaksasi terjadi apabila salah satu ion seakan-akan ditarik
oleh ion dengan muatan yang berlawanan di belakang ion
tersebut, sehingga dapat menghambat mobilitas ion yang
sesungguhnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konduktivitas Larutan

Konduktivitas larutan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor


sebagai berikut :
1. Luas permukaan elektroda
2. Jarak di antara kedua elektroda
3. Konsentrasi larutan ion dalam larutan
4. Mobilitas ionik
5. Temperatur
Aplikasi Metode Konduktometri
 Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik
ekivalen suatu metode titrasi.
Contoh :
Penentuan titik ekivalen pada titrasi asam kuat dengan basa
kuat.

APAKAH TITIK EKIVALEN ITU???????????


GRAFIK TITRASI KONDUKTOMETRI
C U NEXT WEEK.....

Anda mungkin juga menyukai