Anda di halaman 1dari 22

KONDUKTOMETRI

Oleh Kelompok :
1. Agustin Dwi 16030234042
2. Mardhanti Rizky Amalia 16030234038
3. Renita Eka Juniariani 16030234024
4. Alvin Nur Zahro 16030234027

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KONDUKTOMETRI

Konduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia


kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik yang dihasilkan
oleh sepasang elektroda inert dengan luas penampang
(A), dengan jarak tertentu (l).

Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk


menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur
derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan
cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan.
KONDUKTOMETRI
Prinsip Dasar:
1. Daya hantar listrik merupakan fungsi konsentrasi larutan
analit yang diukur.
2. Daya hantar listrik muncul sebagai akibat adanya
pergerakan ion – ion dalam larutan analit yang diukur.
3. Semakin mudah larutan analit terionisasi, maka akan
semakin besar daya hantar listrik larutan.
KOMPONEN KONDUKTOMETER
1. Sumber Listrik
Sumber listrik menggunakan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar
1000 Hz. Sumber listrik jenis ini akan memicu munculnya hantaran arus
listrik melalui larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari analit.
2. Sel
Sel merupakan bagian dari rangkaian peralatan konduktometer yang
terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama.
Elektroda sendiri umumnya terbuat dari logam, yang kemudian dilapisi
dengan logam Pt untuk meningkatkan efektivitas permukaan elektroda.
3. Tahanan Sel
Jembatan Wheatstone merupakan bagian dari rangkaian peralatan
konduktometer yang fungsinya adalah untuk mengukur tahanan larutan.
Persamaan Dasar
1. Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan/hambatan listrik
(R), maka: satuan dari G adalah ohm-1 atau siemens.
Persamaan:

2. Apabila arus listrik dialirkan ke dalam sebuah sistem larutan


elektrolit yang di dalamnya terdapat 2 (dua) unit elektroda, maka G akan:
berbanding lurus dengan luas penampang elektroda dan
berbanding terbalik dengan jarak antara kedua elektroda.
Persamaan:

dimana, k = daya hantar jenis (ohm-1.cm-1)


Daya Hantar Listrik
Definisi:
1. Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan
arus listrik
2. Daya hantar listrik yang dihasilkan oleh 1 (satu) gram
ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam suatu sistem
larutan elektrolit yang memiliki sepasang elektroda
dengan jarak kedua elektroda sebesar 1 cm.

Contoh:

BaCl2 → Ba2+ + 2 Cl-


Hubungan Daya Hantar dan Daya Hantar Ekivalen

Volume larutan (cm3) yang mengandung 1 gram ekivalen zat


terlarut adalah:
atau

Dengan jarak antara kedua elektroda sebesar 1 cm, maka


persamaan 2, akan menjadi:

Sehingga
G = = 1000
Teori Pendukung Konduktometri
Teori Ion (Arrhenius)
Elektrolit dalam air akan pecah membentuk partikel bermuatan (ion). Ion
inilah yang dapat memunculkan daya hantar listrik pada sistem
konduktometer.
Ada 2 (dua) jenis ion:
(1) Ion positif (kation), yang akan tertarik ke katoda (kutub negatif)
(2) Ion negatif (anion), yang akan tertarik ke anoda (kutub positif)
 Peristiwa terurai elektrolit menjadi partikel-partikel bermuatan disebut
dengan peristiwa disosiasi elektrolitik atau ionisasi.
Klasifikasi Larutan Berdasarkan Konduktivitas
Berdasarkan konduktivitasnya, larutan dapat dibedakan menjadi:
1. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
listrik karena di dalamnya mengandung ion.
2. Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik karena di dalamnya
tidak mengandung ion. Elektrolit
Kuat
Elektrolit
Elektrolit
Larutan Non Lemah
Elektrolit
Perbedaan Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit
Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Berdasarkan tingkat kekuatan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat
dibedakan menjadi:
1. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang daya hantar listriknya baik/
kuat karena zat terlarutnya terionisasi sempurna.
Contoh : H2SO4, NaCl, KOH, HCl
2. Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
kurang baik/lemah karena zat terlarutnya terionisasi sebagian.
Contoh : CH3COOH
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
1. a=1 a=0<a<1
2. Terionisasi Sempurna Terionisasi Sebagian
3. Daya Hantar Listriknya Baik (Kuat) Daya hantar Listriknya Kurang
Baik (Lemah)
4. Jumlah Ion nya banyak Jumlah Ion nya sedikit

5. Jika di tes dengan alat Elektrolit Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan tester, maka akan menghasilkan
Gelembung gas dan lampu Gelembung gas tetapi lampu
menyala dengan terang redup/tidak menyala
• Untuk menyatakan jumlah bagian molekul yang
terionisasi digunakan derajad ionisasi (α).
• Derajad ionisasi (α) = Σ zat terionisasi / zat mula-
mula

• Rentang ukuran ionisasi 1 ≤ α ≥ 0,


dimana α = 1 (terionisasi
sempurna); dan
α = 0 (tidak terionisasi)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Mobilitas Ionik
1. Kekuatan Listrik (Elektrical Force), yaitu kekuatan yang dapat
menciptakan beda potensial di antara 2 (dua) elektroda , sehingga
memicu pergerakan ion menuju ke salah satu elektroda (sesuai
dengan muatan masing-masing ion).
Ion (+) → Katoda (Kutub negatif)
Ion (-) → Anoda (Kutub Positif)
Kekuatan listrik ini akan diimbangi oleh sifat-sifat elektron yang
dinamakan fricsional force. Larutan yang sangat encer memiliki
fricsional force yang sangat rendah.
Dengan demikian, konduktivitas larutan ditentukan oleh kadar larutan.
2. Efek Elektroforetik
a. Efek elektroforetik terjadi apabila muatan yang berlawanan
mengelilingi ion yang bersangkutan sehingga terbentuk 2 (dua)
lapisan muatan, yang dapat menghambat mobilitas ionik dan
secara otomatis akan menurunkan konduktivitas larutan.
b. Contoh efek elektroforetik adalah peristiwa dikelilinginya ion
yang bersangkutan oleh muatan berlawanan dari molekul
pelarut.
3. Efek Relaksasi
Efek relaksasi terjadi apabila salah satu ion seakan-akan ditarik
oleh ion dengan muatan yang berlawanan di belakang ion
tersebut, sehingga dapat menghambat mobilitas ion yang
sesungguhnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konduktivitas Larutan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konduktivitas Larutan
Aplikasi Metode
Konduktometri

Metode konduktometri dapat digunakan untuk


menentukan titik ekivalen suatu metode titrasi.

Contoh :
Penentuan titik ekivalen
pada titrasi asam kuat dengan basa kuat.
GRAFIK TITRASI KONDUKTOMETRI

Anda mungkin juga menyukai