3
Ke-n
n≠1 { }
b. Metode Grafik
Untuk dapat menggunakan metode ini perlu diperhatikan
data yang akan diplotkan pada grafik. Untuk mendapatkan orde
reaksi, maka perlu analisis dari nilai regresi pada setiap garis linier
yang didapat. Orde reaksi ditentukan dari nilai R2 yang paling
mendekati 1.
Orde 1
y = kx + b
ln (a-x)
Orde 2
t
1/(a-x) y = kx + b
t
Orde 3
1/(a-x)2 y = kx + b
t
Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa
terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan
dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperleh dari
hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekuler. Glukosa memutar cahaya kekanan, sedangkan fruktosa
ke kiri. Dengan demikian pada proses hidrolisis ini terjadi perubahan
sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi kekiri, dan oleh karenanya
proses ini disebut inversi. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran
glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
Sukrosa, dikenal sebagai gula meja (table sugar), merupakan
disakarida yang terbentuk dari satu molekul α-D-glukosa dan satu
molekul β-D-fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan α-1,2-glikosidik.
Gula invert merupakan hasil hidrolisis dari sukrosa yaitu α-D-glukosa
dan β-D-fruktosa. Hidrolisis terjadi pada larutan dengan suasana asam
atau dengan enzim invertase.
Apabila sukrosa terhidrolisis sempurna,maka akan dihasilkan
52,63% glukosa dan 52,63% fruktosa. Jadi dari hasil reaksi ini ada
tambahan padatan terlarut sekitar 5%. Hal ini tergantung pada derajat
inversinya. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa dapat dilihat pada gambar 1
&
Inversi Gula
Laju inversi gula adalah laju reaksi hidrolisa sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa. Inversi gula ini terjadi saat sukrosa dihidrolisis
dengan bantuan asam (Sastrohamidjojo,2001).
Sukrosa atau yang lebih dikenal dengan gula tebu dapat
terhidrolisis dengan bantuan asam atau enzim menghasilkan fruktosa dan
glukosa yang sama banyaknya jumlahnya. Proses hidrolisis ini disebut
inversi. Campuran fruktosa dan glukosa yang sama banyak disebut gula
inversi ( Keenan,dkk,1996).
Gula invert adalah gula yang mengandung glukosa dan fruktosa
dengan jumlah sama (equimolar) yang banyak digunakan dalam industri
pangan dan farmasi. Dalam industri pangan gula invert digunakan sebagai
pemanis, pemberi aroma dan pengawet olahan pangan. Sedangkan dalam
industri farmasi, gula invert digunakan sebagai pemanis pada obat bentuk
sirup. Gula invert dihasilkan dari hidrolisis sukrosa baik secara enzimatik
maupun secara kimia dengan katalis asam bebas. Hidrolisis sukrosa secara
enzimatik menghasilkan gula invert yang jernih dan bermutu tinggi, tetapi
proses produksinya memerlukan biaya yang tinggi karena harga enzim
mahal (Razak,et.al, 2012).
Sifat optis aktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar jenis.Sudut
putarbidang polarisasi sebanding dengan sudut putar jenis dan konsentrasi
bila sudutputar jenis diketahui dan sudut putar bidang polarisasi dapat
diukur, makakonsentrasi (kadar) zat optis aktif dapat ditentukan (hal ini
merupakan prinsipyang digunakan untuk menentukan kadar zat optis. Gula
inversi adalah campuran D-glukosa dan D- fruktosa yang diperolehdengan
hidrolisis asam atau enzimatik dari sukrosa. Enzim yang
mengkatalishidrolisis sukrosa disebut invertase,bersifat spesifik untuk
ikatan β-D-fruktofuranosidadan terdapat dalam ragi dan lebah (madu
terutama terdiri darigula inversi).
Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula adalah fruktosa
danfruktosa membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa
maupunGlukosa memutar cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi
+66,5° (positif)produk yang dihasilkan glukosa[α]= +52,7° dan fruktosa
[α] = -92,4 mempunyairotasi netto negatif.
Dengan mengetahui pembelokan cahaya yang dihasilkan
olehlarutan gula, dapat di analisa jenis/komposisi gula yang ada dalam
larutan tersebut.
Sudut putar jenis jenis dapat dihitung :
[α] =
gula
putarSudut
putar
VII. Hasil Pengamatan
Berdasarkan gravik
yang diperoleh
menunjukkan
inversi gula berorde
1
VIII. Analisis Data dan Pembahasan
Sehingga dapat dihitung nilai dari larutan gula 10% (0 menit) sebesar
.
Waktu
a a-x ln(a-x) 1/(a-x)
(menit)
5 303.809 287.619 5.6616 0.003477
10 303.809 267.619 5.5896 0.003737
15 303.809 247.619 5.5119 0.004038
20 303.809 242.857 5.4925 0.004118
25 303.809 239.047 5.4767 0.004183
30 303.809 236.190 5.4646 0.004234
35 303.809 223.809 5.4108 0.004468
40 303.809 215.238 5.3717 0.004646
Dari data di atas, dapat dibuat grafik orde 1 ln(a-x) terhadap waktu (menit)
Grafik Orde 1
5.7000
5.6500
5.6000 y = -0.0073x + 5.6625
R² = 0.9338
ln (a-x)
5.5500
5.5000
5.4500
5.4000
5.3500
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Grafik Orde 2
0.005000
0.004000
y = 3E-05x + 0.0034
0.003000
1/(a-x)
R² = 0.9464
0.002000
0.001000
0.000000
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Dari metode grafik yang didapat diketahui nilai regresi pada orde
dua lebih mendekati 1 dibanding pada orde pertama. Dimana pada orde
pertama nilai regresinya adalah 0,9338 sedangkan pada orde 2 yaitu
0,9464. Ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi orde 2
kerena nilai regresinya yang lebih dekat dengan 1. Hal ini tidak sesuai
dengan dasar teori karena seharusnya reaksi pada inversi gula ialah
berorde 1. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dalam mengamati skala
pada polarimeter. Pengamatan yang dilakukan yaitu bergantian antara
anggota kelompok sehingga hasil yang diperoleh adalah terkantung pada
kemampuan pengelihatan yan berbeda-beda.
Orde 1:
ln (a-x) = ln a – kt
kt = ln
k=
t k
5 0.010953
10 0.012683
15 0.013634
20 0.011196
25 0.00959
30 0.008392
35 0.008732
40 0.008616
Orde 2:
1/(a-x) = 1/ a + kt
t k
5 0.000036
10 0.000044
15 0.000049
20 0.000041
25 0.0000356
30 0.0000313
35 0.000033
40 0.0000337
Dari hasil yang diperoleh, dapat diamati bahwa nilai k yang
mendekati konstan adalah pada orde 1. Pada orde 1 nilai k yang diperoleh
ialah 0,01. Sedangkan pada orde 2 yang diperoleh yaitu antara 0,00003-
0,000049. Rentang yang jauh pada setiap nilai k disebabkan karena
pengamatan pada polarimeter yang tidak konsisten pada satu pengamat
sehingga skala yang diperoleh tidak terlalu bagus.
IX. Kesimpulan
1. Orde reaksi laju inversi gula yakni berorde reaksi 1 dengan data metode
grafik diperoleh R2 sebesar 0,9338. Serta dilihat dari metode non grafik
X. Jawaban Pertanyaan
1. Apa fungsi penambahan larutan HCl?
Jawab:
Penambahan HCl ini berfungsi sebagai katalis yang dapat
mempercepat reaksi terurainya sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,
dimana pada akhir reaksi akan terbentuk kembali.
2. Berikan sedikitnya 3 contoh zat optis selain gula dan berapa sudut
putarnya berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan anda?
Jawab:
Kloroform, sudut putarnya : +52,00
Calciferol dalam aseton : + 82,60
Calciferil dalam kloroform : + 52,00
3. Berapa sudut putar larutan sukrosa, larutan glukosa, dan larutan
fruktosa berdasarkan kajian pustaka anda?
Jawab:
Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula adalah fruktosa danfruktosa
membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa
maupunGlukosa memutar cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi
+66,5° (positif) produk yang dihasilkan glukosa [α] = +52,7° dan
fruktosa [α] = -92,4 mempunyairotasi netto negatif.
Lampiran Foto
Alat dan bahan praktikum inverse gula Bagian polarimeter untuk melihat
skala dan garis terang-gelap
Larutan gula dan larutan HCL 2 M Larutan gula dan HCl 2 M dimasukka
dicampur hingga tercampur ke dalam kuvet
Waktu
a a-x ln(a-x) 1/(a-x)
(menit)
5 303.809 287.619 5.6616 0.003477
10 303.809 267.619 5.5896 0.003737
15 303.809 247.619 5.5119 0.004038
20 303.809 242.857 5.4925 0.004118
25 303.809 239.047 5.4767 0.004183
30 303.809 236.190 5.4646 0.004234
35 303.809 223.809 5.4108 0.004468
40 303.809 215.238 5.3717 0.004646
Grafik Orde 1
5.7000
5.6500
5.6000 y = -0.0073x + 5.6625
R² = 0.9338
ln (a-x)
5.5500
5.5000
5.4500
5.4000
5.3500
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Grafik Orde 2
0.005000
0.004000
y = 3E-05x + 0.0034
0.003000
1/(a-x)
R² = 0.9464
0.002000
0.001000
0.000000
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Lampiran Perhitungan
α=
= 303,809
α=
= 287,619
t = 10 menit
α=
= 267,619
t = 15 menit
α=
= 247,619
t = 20 menit
α=
= 242,857
t = 25 menit
α=
= 239,047
t = 30 menit
α=
= 236,190
t = 35 menit
α=
= 223,829
t = 40 menit
α=
= 215,238
Orde 1
ln (a-x) = ln a – kt
kt = ln
k=
t = 5 menit
k=
= 0.010953
t = 10 menit
k=
= 0.012683
t = 15 menit
k=
= 0.013634
t = 20 menit
k=
=0.011196
t = 25 menit
k=
=0.00959
t = 30 menit
k=
=0.008392
t = 35 menit
k=
=0.008732
t = 40 menit
k=
=0.008616
Orde 2
t k
5 0.000036
10 0.000044
15 0.000049
20 0.000041
25 0.0000356
30 0.0000313
35 0.000033
40 0.0000337
1/(a-x) = 1/ a + kt
t = 5 menit
= + k. 5
k = 0.000036
t = 10 menit
= + k. 10
k = 0.000044
t = 15 menit
= + k. 15
k = 0.000049
t = 20 menit
= + k. 20
k = 0.000041
t = 25 menit
= + k. 25
k = 0.0000356
t = 30 menit
= + k. 30
k = 0.0000313
t = 35 menit
= + k. 35
k = 0.000033
t = 40 menit
= + k. 40
k = 0.0000337