Kompleks-kompleks yang ingin kita bahas dalam bab ini adalah kompleks yang dibentuk
melalui reaksi sebuah ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul
netral. Ion logam dalam kompleks disebut atom pusat, dan gugus yang tergabung ke
atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan yang terbentuk oleh atom logam pusat disebut
angka koordinasi dari logam tersebut. Pada kompleks di atas, perak adalah atom logam
pusat dengan angka koordinasi dua, dan sianida adalah ligannya.
Reaksinya berjalan dengan mudah ke kanan dengan penambahan amonia pada kompleks-
aquo; penambahan sebuah asam kuat yang menetralisir amonia, mengangkat
kesetimbangan kembali secara cepat menjadi kompleks-aquo.
Beberapa kompleks hanya menjalani reaksi substitusi dengan begitu lambat dan
disebut non labil atau inert. Hampir semua kompleks yang terbentuk oleh kobalt dan
kromium pada tingkat oksidasi +3 adalah inert, sedangkan kebanyakan dari kompleks
lain pada seri pertama logam transisi lainnya adalah labil. Beberapa contoh dari kompleks
yang khas berikut beberapa sifat mereka ditulis dalam Tabel 8.1.
1 titrasi komplek
Molekul-molekul atau ion-ion yang berlaku sebagai ligan umumnya mengandung
sebuah atom elektronegatif, sepefii nitrogen, oksigen, atau salah satu unsur halogen.
Ligan-ligan yang hanya mempunyai satu pasang elektron yang tidak tergabung, sebagai
contoh: NH3, akan dikatakan unidentat. Ligan-ligan yang mempunyai dua gugus yang
mampu membentuk dua ikatan dengan atom pusat akan dikatakan bidentat. Sebuah
contohnya adalah etilenadiamina. NH2CH2CH2NH2, di mana kedua atom nitrogen
memiliki pasangan elektron yang tidak tergabung. Ion tembaga(II) membentuk sebuah
kompleks dengan dua molekul etilenadiamina sebagai berikut :
Lingkaran heterosiklik yang terbentuk melalui interaksi dari sebuah ion logam dengan
dua atau lebih gugus fungsional dalam ligan yang sama disebut lingkaran kelat molekul
organiknya adalah bahan kelat, dan kompleks-kompleksnya disebut kelat atau senyawa
kelat Penerapan analitik yang didasarkan atas penggunaan bahan kelat sebagai titran
untuk ion metal telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam tahun-tahun
belakangan ini.
8.1
Stabilitas Kompleks
Kita telah melihat pada Bab 5 bagaimana tetapan kesetimbangan diformulasikan untuk
reaksi-reaksi pembentukan kompleks yang menggunakan ion kompleks perak-amonia
sebagai contoh. Kebanyakan diskusi kita dalam bab ini akan terpusat pada reaksi-reaksi
dari ion logam dengan bahan kelat. Umumnya reaksi-reaksi ini adalah reaksi 1 : 1, di
2 titrasi komplek
mana kompleks yang dapat larut akan terbentuk. Kita dapat menampilkan reaksi
semacam ini dalam cara yang umum :
M + L <==> ML
di mana M adalah kation logam pusat, L adalah ligan, dan ML adalah kompleks. Tetapan
stabilitas dari kompleks ini adalah :
[ML]
K=
[M ][L]
Seperti yang telah disinggung pada Subbab 5.4c. kita akan selalu menulis tetapan
stabilitas atau pembentukan dari kompleks, daripada kebalikannya,yaitu tetapan
ketidakstabilan atau peruraian.
Kita juga mencatat pada Subbab 5.6 (Tabel 5.6) bahwa bentuk dari konstanta stabilitas
adalah sama seperti untuk titrasi dari sebuah asam lemah dengan sebuah basa kuat :
[OAc − ]
HOAc + OH- <==> OAc- + H2O K =
[HOAc][OH − ]
Seperti telah kita lihat (Subbab 6.5), bahwa tipe reaksi dengan K = 108 cukup lengkap
pada titik ekivalen untuk titrasi yang layak. Kita dapat memperkirakan bahwa sebuah
reaksi yang menghasilkan sebuah kompleks dalam bentuk ML dengan tetapan stabilitas
yang orde kebesarannya juga sekitar 108 akan memberikan titrasi yang layak pada kondisi
yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi yang ada.
K=
[Cu(NH ) ] = K K K K
2+
= 8,1x1012
[Cu ] [NH ]
3 4
2+ 1 2 3 4
3
konstanta kesetimbangannya terlihat cukup besar untuk suatu titrasi yang layak. Titrasi
dari sebuah asam kuat dengan amonia. H3O+ + NH3 <==> NH4+ + H2O, dengan K = 1,8 x
109, adalah layak. Bagaimanapun juga, seperti yang tertihat pada Gambar 8.1, titrasi dari
sebuah asam kuat dengan amonia akan memberikan peningkatan pH yang besar pada titik
ekivalen. Hal ini pada titrasi Cu2+ dengan amonia tidak terjadi.
3 titrasi komplek
Secara umum benar bahwa kecuali satu dari kompleks menengah sangat stabil,
tidak akan ada perluasan rentang dari konsentrasi bahan kompleks di mana sebuah
spesies tunggal dominan (kecuali untuk kompleks yang terakhir atau yang tertinggi).
Mungkin akan telihat dari Gamba 8.1 bahwa pCu naik secara gradien ketika amonia
ditambahkan, dan tidak ada patahan yang jelas muncul ketika titrasi yang cukup telah
ditambahkan untuk mengkonversi semua.
kation menjadi Cu(NH3)42+Alasannya terletak pada fakta bahwa tidak semua amonia
yang ditambahkan dipergunakan dalam satu langkah untuk membentuk kompleks
Cu(NH3)42+. Sebaliknya, spesies kompleks yang lebih rendah CuNH32+ , Cu(NH3)32+ , dan
Cu(NH3)43+ tetap ada dalam konsentrasi yang cukup, karena tidak terkonversi menjadi
Cu(NH3)42+. Perilaku semacam ini dapat diperkirakan dari tetapan pembentukan dari
langkah-langkah individual yang diberikan diatas.Terlihat sebagai contoh, betapa
kecilnya tendensi bagi CuNH32+ untuk menambahkan amonia yang kedua dibandingkan
dengan tendensi Cu2+ yang bebas untuk mnegikat yang pertama tadi. Secara aktual,
tendensi untuk menambahkan molekul amonia berkurang pada setiap langkah proses
tersebut.
4 titrasi komplek
Dapat dianggap bahwa pembentukan dari ikatan nitrogen-tembaga pertama akan
membawa molekul nitrogen lain dari molekul trien sampai suatu kedekatan yang
sedemikian rupa sehingga pembentukan dari ikatan tambahan yang melibatkan nitrogen-
nitrogen ini jauh lebih mungkin terjadi daripada pembentukan ikatan-ikatan antara
tembaga dengan molekul trien lainnya. Sejalan dengan itu, tidak mungkin terjadi bahwa
satu molekul trien akan berkoordinasi dengan lebih dari satu tembaga. Sehingga, di
bawah kondisi normal, stoikiometri dari pembentukan kompleks dalam sistem ini adalah
1 Cu2+ : 1 trien. Cincin bersusun lima yang dihasilkan, yang tergambar dalam rumus
struktur, secara relatif bebas dari regangan. Kompleks amat stabil, seperti yang
ditunjukkan oleh tetapan pembentuknya:
[Cu(trien) 2+ ]
Cu2+ + trien <==> Cu(trien)2+ K = 2+
= 2,5x10 20
[Cu ][Trien]
Sehingga trien adalah titran yang bagus untuk tembaga. Ligan dan ion kompleks,
keduanya dapat larut dalam air, hanya sebuah kompleks 1 : 1 yang terbentuk, tetapan
kesetimbangan untuk reaksi titrasi tersebut besar dan reaksi itu berjalan secara cepat.
Hanya sedikit ion logam seperti tembaga, kobalt, nikel, kadmium, dan air
raksa(Il) yang membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan ligan nitrogen seperti
amonia dan trien. Beberapa ion logam tertentu lainnya (seperti aluminium, timah, dan
bismut) lebih bagus menjadi kompleks dengan ligan yang mengandung atom oksigen
sebagai donor elektron. Bahan pengkelat tertentu yang mengandung baik oksigen
maupun nitrogen secara umum efektif dalam membentuk komplekskompleks yang stabil
dengan berbagai macam logam. Dari sekian banyak, yang paling dikenal adalah asam
etilenadiaminatetraasetat, terkadang ditulis asam tetraasetat (etilenadinitrilo) dan sering
disingkat sebagai EDTA:
Istilah kelon dari chelon (dibaca "key-loan") diajukan bertahun-tahun yang lalu untuk
keseluruhan spesies reagen, termasuk poliamina-poliamina seperti trien, asam poliamino
karboksilat seperti EDTA, dan berbagai senyawa relevan yang membentuk kompleks-
kompleks yang stabil, larut dalam air membentuk kompleks 1 : 1 dengan ion logam dan
5 titrasi komplek
oleh sebab itu dapat dipergunakan sebagai titran untuk logam-logam. Bagairnanapun
juga. nama ini tidak dipergunakan secara luas, dan kita akan mengacu senyawa-senyawa
ini sebagai bahan kompleks. Titrasi yang melibatkannya disebut titras kompleksometrik.
Dalam kasus lainnya, EDTA dapat bertindak sebagai ligan kuinkedentat, atau
kuadridentat dengan satu atau dua gugus karboksilnya bebas dari interaksi kuat dengan
logam.
Untuk mudahnya, bentuk asam bebas dari EDTA sering disingkat H4Y.
Kompleks kobalt yang tergambar di atas selanjutnya ditulis CoY2- , dan komp1ek-
kompleks lainnya menjadi CuY2-, FeY- , CaY2-, dan seterusnya. Dalam larurtan yang
cukup bersifat asam. protonisasi sebagian EDTA tanpa perpecahan total kompleks logam
dapat terjadi, mengarah ke spesies seperti CuHY- ; namun dalam kondisi yang umum
keempat hidrogen lenyap ketika ligan dikoordinasikan dengan sebuah ion logam. Pada
6 titrasi komplek
sebuah nilai pH yang amat tinggi, ion hidroksida dapat mempenetrasi lapisan koordinasi
dari logam, dan kompleks-kompleks seperti Cu(OH)Y3- dapat timbul.
K abs =
[MY ] − ( 4 −n )
Mn+ + Y4- <Î MY-(4-n)
[M ][Y ]
n+ 4−
Kabs, disebut tetapan kestabilan absolut atau tetapan pembentukan absolut Nilai dari
beberapa tetapan ini dapat ditemukan pada Tabel 2, Lampiran I.
Dampak ρH
Karena molekul EDTA mengandung enam situs basa empat karboksilat oksigen dan dua
nitrogen maka enam spesies asam dapat hadir: H6Y2+, H5Y+, H4Y H3Y-, H2Y2--, dan HY3-
. Dua asam pertama adalah asam-asam yang relatif kuat dan biasanya tidak penting dalam
perhitungan kesetimbangan. Empat tetapan penguraian dari H4Y adalah sebagai berikut:
Perhatikan bahwa langkah ionisasi ketiga dan keempat jauh lebih lemah dibandingkan
dengan dua yang pertama. Hal ini disebabkan karena kedua proton dalam H2Y2-
tergabung pada kedua atom nitrogen dan tidak begitu cepat hilang dibandingkan dengan
proton yang tergabung pada oksigen.
Distribusi dari kelima spesies EDTA sebagai fungsi dari ρH ditunjukkan dalam
Gambar 8.2. Akan terlihat bahwa hanya pada nilai pH yang lebih besar dari 12-lah
kebanyakan EDTA hadir sebagai tetraanion Y4- . Pada nilai ρH yang lebih rendah, spesies
HY3- yang terprotonisasi, dst, menjadi dominan. Kita akan melihat bahwa H3O+ bersaing
dengan ion logam untuk EDTA, dan jelas bahwa tendensi nyata untuk membentuk kelat
logam pada nilai pH berapapun tidak dapat dilihat langsung dari Kabs. Sebagai contoh,
7 titrasi komplek
pada ρH 4 spesies EDTA yang dominan adalah H2Y2-, dan reaksinya dengan sebuah
logam seperti tembaga dapat ditulis
Jelas bahwa sejalan dengan turunnya ρH, kesetimbangan bergerak menjauh dari
pembentukan CuY2-, dan kita dapat menduga bahwa akan ada nilai ρH di bawah mana
titrasi dari tembaga oleh EDTA menjadi tidak layak. Kita ingin dapat memperkirakan
berapa nilai tersebut. Jelas bahwa sebuah perhitungan akan melibatkan Kabs, dan nilai Ka
dari EDTA yang mendekati. Saat ini, seperti yang ditunjukkan berikutnya, adalah
mungkin untuk menentukan secara mudah pH minimal untuk layak tidaknya sebuah
titrasi ion logam dari nilai Kabs, dan sebuah grafik sederhana.
Penyataan fraksi EDTA dalam bentuk Y4- dapat diperoleh dengan cara yang sama
seperti yang telah dilakukan untuk asam oksalat. Kita tentukan cy, sebagai total
konsentrasi dari EDTA yang tidak terkompleks:
Dengan substitusi konsentrasi dari berbagai spesies dalam hal konstanta penguraian dan
menyelesaikan fraksi dalam bentuk Y4-, didapatkan hasil.
8 titrasi komplek
[Y ] =
4−
K a1K a 2 K a3K a 4
cY [H O ] + [H O ]
3
+ 4
3
+ 3
[ ] [ ]
K a1 + H 3O K a1K a 2 + H 3O + K a1K a 2 K a3 + K a1K a 2 K a3K a 4
+ 2
Dengan fraksi EDTA dalam bentuk Y- membentuk simbol α4, kita bisa tulis
[ ]
Y4−
= α4
cy
atau
[Y4-]=α4cy
Nilai dari α4 dapat dihitung pada pH berapapun yang diinginkan untuk kelon apa pun di
mana tetapan penguraiannya diketahui. Jalan pintas dapat kita pakai dalam perhitungan;
sebagai contoh, terlihat bahwa pada nilai pH yang amat tinggi, suku yang mengandung
[H3O+]4 dapat diabaikan. Dalam segala hal, pekerjaan telah selesai, dan grafik atau tabel
yang menggambarkan nilai α sebagai fungsi dari pH untuk sejumlah kelon dapat
ditemukan dalam literatur. Karena nilainya melebar dalam skala yang luas, -log α4
biasanya diplot terhadap pH. Grafik EDTA semacam ini ditunjukkan dalam Gambar 8.3.
Beberapa nilai diberikan pula dalam Tabel 8.2.
Penggantian α4cy, dalam rumusan tetapan stabilitas absolut yang diberikan di atas
menghasilkan
K abs =
[ ]
MY − ( 4−n )
=
[
MY − ( 4−n )]
[ ]
M n+ α 4c y
ini berasal dari K abs
[ ][ ]
M n + Y 4−
Atau
K abs α 4 =
[
MY − ( 4−n ) ]
= K eff
[
M n+ c y ]
Keff disebut tetapan stabilitas efektif (kondisional). Tidak seperti Kabs, Keff, beragam
nilainya sesuai pH karena ketergantungan pH pada α4 .Dalam kesempatan tertentu Keff,
lebih berguna daripada Kabs. karena menunjukkan tendensi yang nyata untuk membentuk
kompleks logam pada nilai pH yang ditanyakan.
9 titrasi komplek
Meskipun nilai Keff tidak ditabulasikan sesuai kebutuhan, jelas bahwa nilainya dapat
dengan cepat diestimasi dari nilai Kabs, yang dapat ditemukan dalam tabel tetapan, dan
nilai α4., didapat dari tabel-tabel seperti Tabel 8.2.
Mungkin dapat terlihat bahwa, ketika pH menurun, α4 mengecil, dan akibatnya
Keff. mengecil pula. Harap diingat bahwa α4 adalah fraksi dari EDTA dalam bentuk Y4-.
Jadi, pada nilai pH di atas 12, di mana EDTA secara prinsipny telah terurai secara
lengkap, α4 mendekati I (-1og α4. mendekati nol), dan Keff mendekati Kabs.
Secara normal, larutan dari ion logam yang akan dititrasi dengan EDTA disangga
sehingga pHnya konstan meskipun terjadi pelepasan H3O+ ketika kompleks terbentuk.
10 titrasi komplek
Untuk itu biasanya ada dasar yang jelas untuk penentuan Keff, dan dengan nilai ini.
mudah untuk menghitung kurva titrasi. Sehingga perhitungan kelayakan dapat dibuat
sama seperti dalam kasus titrasi asam basa pH pada umumnya dibuat dengan nilai yang
selendah mngkin yng konsisten dengan kelayakan. Pada p tinggi banyak ion logam
endernng untuk terhidrolisis dn bahkan mengendap sebagai hidroksida. Dalam
kebanyakan titrasi, konsentrasi dari kation dipertahankan rendah, yaitu dari 0,010 sampai
0,0010 M demi mengurangi kemungkinan pengendapan.
Contoh 8.1
Perhitungan bentuk sebuah kurva titrasi kompleksometrik.
Sebanyak 50 mL larutan 0,0100 M dalam Ca2+ yang disangga pada pH 10,0 dititrasi
dengan 0,0100 M larutan EDTA. Hitung nilai dari pCa pada berbagai tingkat titrasi dan
plotlah kurva titrasinya.
a. Kabs untuk CaY2- adalah 5,0 x 1010. dari tabel 8.2 α4 pada pH 10,0 adalah 0,35.
Untuk itu Keff adalah 5,0 x 1010 x 0,35 = 1,8 x 1010 ingat Keff = Kabs*α4
[Ca2+] = 0,0100 mmol/mL
pCa = - log [Ca2+] = 2,00
Ada kelebihan Ca2+ cukup besar pada titik ini, dan dengan sebuah nilai K pada kelipatan
1010 kita dapat beranggapan bahwa reaksinya berjalan secara lengkap sehingga :
[Ca ] = 0,60
2+ 400 mmol
,0 mL
= 0,0067 M
pCa = 2,17
Perhitungan yang serupa dapat dibuat pada interval yang berbeda-beda sebelum titik
ekivalen. Di sekitar titik ekivalen perhitungan yang lebih akurat dapat dibuat.
11 titrasi komplek
dengan mengganggap reaksi tidak berjalan lengkap, yaitu, dengan memperhitungkan ion
Ca2+ yang dihasilkan dari penguraian CaY2- dan memecahkan persamaan kuadratnya
secara lengkap. Data dalam Tabel 8.3 telah dihitung dengan metode pendekatan.
c. Titik ekivalen Kita mulai dengan 50,0 mL x 0,0100 mmol/ml = 0,500 mmol Ca2+
dan menambahkan 50,0 mL x 0,0100 mmol/ml = 0,500 mmol EDTA
12 titrasi komplek
Reaksinya adalah :
mmol Ca2+ + Y4- Æ CaY2-
Awal 0,500 0,500 --
Perubahan -0,500 -0,500 + 0,500
Konsentrasinya hádala
0,100 mmol
cY = = 9,1x10 −4 M
110 mmol
0,500 mmol
[CaY 2− ] = = 4,55x10 −3 M
110
Persamaan kesetimbangannya
[CaY ] = K
2−
[Ca ] c
2+
Y
eff
4,55x10 −3
= 1,8x1010
[ 2+
Ca 9,1x10] −4
13 titrasi komplek
Data untuk titrasi ini diberikan dalam Tabel 8.3. dan kurva titrasinya ditunjukkan dalam
Gambar 8.4. Kurva titrasinya memiliki bentuk yang lazim dengan peningkatan tajam dari
nilai pCa pada titik ekivalen. Juga terlihat dalam gambar ini kurva untuk titrasi yang
dilakukan pada p 8 dan pH 12. Dalam larutan-larutan ini terlihat nilai Keff (sama seperti K
untuk titrasi) masing-masing adalah 2,6 x 108 dan 4,9 x 1010. Perhatikan bahwa kurva-
kurvanya sama sampai titik ekivalen. Penambahan yang lebih besar dari pCa didapat
padapH yang lebih besar, karena Keff lebih besar dalam larutan yang memiliki konsentrasi
ion hidrogen yang rendah. Pada pH rendah, Keff, menjadi sangat kecil sehingga titrasi
menjadi tidak layak.
Contoh 8.2
Perhitungan Keff untuk sebuah kelayakan titrasi
Sebanyak 50 mL 0,010 M M2+ dititrasi dengan 0,010 M EDTA. Hitung nilai Keff
sehingga ketika 49,95 mL titran telah ditambahkan, reaksinya secara prinsip telah
lengkap, dan pM berubah sebesar 2,00 satuan saat ditambahkan dua tetes. (0,10 mL)
titran lagi.
Satu tetes sebelum titik ekivalen, 0,4995 mmol EDTA telah ditambahkan Kita mulai
dengan 50 x 0,010 = 0,50 mmol M2+. Yang tersisa seharusnya adalah 0.0005 mmol.
Untuk itu
0,00050 mmol
M 2+ = ≡ 5x10 −6 M
99,95 mL
pM = 5,30
Jika ∆pM = 2,00 satuan, akhirnya pM = 7,30 dan [M2+] = 5 x 10-8 M pada saat 50,05 mL
titran ditambahkan. Pada titik ini. Maka volume totak = 50 + 50,05 = 100,05 mL
0,05x0,010
cY = = 5x10 −6
100,05
[ ]
MY 2− ≡
0,5
100
≡ 5x10 −3
Untuk itu
5x10 −3 [MY 2− ]
K eff ≡ K =
(5x10 −8 )(5x10 −6 ) [M 2+ ]c y
eff
Keff = K = 2 x 1010
Mahasiswa seharusnya memastikan bahwa untuk ∆pM = 1,00 Keff seharusnya 2 x 109
Tugas PR
Ketika sebuah nilai K dipilih untuk kelayakan, adalah mudah untuk menentukan pH
terendah di mana titrasi dapat dijalankan. Sebagai contoh, anggaplah seseorang
berkeinginan bahwa dalam sebuah titrasi Zn2+ dengan EDTA, log Keff minimal 8,00. Dari
Tabel 2, Lampiran I, kita menemukan bahwa log Keff. Untuk ZnY2- adalah 16,50. Karena
14 titrasi komplek
Log Keff = log Kabs + log α4
Kita dapat menghitung nilai log Keff Pada berbagai nilai pH beda dengan menggunakan
data dalam Tabel 8.2. Kita menemukan bahwa log Keff = 8,06 pada pH 4 dan 10,05 pada
pH 5. Jadi, titrasi dapat dijalankan pada pH 4 dengan kelayakan yang diinginkan.
15 titrasi komplek