Di susun oleh:
Kelompok 12
Ima Nurasiyah 4311421005
Angela Putri Maharani 4311421010
Suatu reaksi kompleks dapat dipakai dalam penitaran apabila: Kompleks cukup
memberikan perbedaan pH yang cukup besar pada daerah titik setara dan terbentuknya cepat.
1. Kesetimbangan Ion Kompleks dan Laruan
Dalam pembentukan ion kompleks terjadi reaksi asam basa Lewis, di mana kation
logam akan bergabung dengan hasil basa Lewis. Spesi yang menerima (akseptor) pasangan
elektron bebas disebut asam Lewis sedangkan spesi yang memberikan (donor) pasangan
elektron bebas disebut basa Lewis. Sehingga dapat didefinisikan bahwa ion kompleks
merupakan ion yang mengandung kation logam pusat yang terikat pada satu atau lebih
molekul atau ion. Ion kompleks sangat dibutuhkan dalam proses kimia dan biologi.
Untuk membentuk sebuah ion kompleks, unsur-unsur logam yang banyak digunakan
yaitu berasal dari golongan transisi. Logam transisi lebih cenderung membentuk ion kompleks
karena dalam konfigurasinya golongan logam transisi memiliki orbital yang kosong
(subbidang yang tidak lengkap). Hal ini memungkinkan logam-logam transisi bertindak
sebagai asam Lewis dalam reaksi pembentukan kompleks.
Contoh:
Tembaga (II) sulfat (CuSO4) larut dalam air untuk menghasilkan larutan berwarna biru.
Adanya warna biru dihasilkan dari ion Cu2+ yang; tidak semua larutan sulfat berwarna biru,
banyak sulfat lainnya (Na2SO4, misalnya) tidak berwarna. Namun, dengan menambahkan
beberapa tetes larutan amonia terkonsentrasi ke larutan CuSO4 dapat menyebabkan
terbentuknya endapan biru muda, tembaga (II) hidroksida:
Cu2+(aq) + 2OH- (aq) ⇌ Cu(OH)2(s)
Ion OH- dipasok oleh larutan amonia. Jika lebih banyak NH3 ditambahkan (penambahan NH3
berlebih), maka endapan biru akan larut kembali untuk menghasilkan larutan biru-biru yang
2+
indah, hal ini karena adanya pembentukan ion kompleks Cu(NH3)4 . Adapun reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Cu(OH)2(s) + 4NH3(aq) ⇌ Cu(NH3)4 2+(aq) + 2OH- (aq)
(Kiri) Larutan tembaga (II) sulfat. (Tengah) Penambahan beberapa tetes larutan NH3
terkonsentrasi membentuk endapan biru muda dari pembentukan Cu(OH)2. (Kanan)
Penambahan berlebih NH3 terkonsentrasi menyebabkan endapan Cu(OH)2 larut kembali
sehingga membentuk ion kompleks Cu(NH3)4 2+ berwarna biru gelap.
2+
Dengan demikian, pembentukan ion kompleks Cu(NH3)4 dapat meningkatkan
kelarutan Cu(OH)2. Ukuran kecenderungan ion logam untuk membentuk ion kompleks
tertentu diberikan oleh konstanta pembentukan Kf (juga disebut konstanta stabilitas), yang
merupakan konstanta kesetimbangan untuk pembentukan ion kompleks. Semakin besar Kf,
semakin stabil ion kompleksnya. . Pembentukan ion Cu(NH3)42+ dapat dinyatakan sebagai:
Nilai Kf yang sangat besar dalam hal ini menunjukkan bahwa ion kompleks cukup
stabil dalam larutan dan menyumbang konsentrasi ion tembaga (II) yang sangat rendah pada
kesetimbangan. Perhatikan tabel berikut ini:
Besarnya harga konstanta pembentukan komplek menyatakan tingkat kestabilan suatu
senyawa komplek. Makin besar harga konstanta pembentukan senyawa komplek, maka
senyawa komplek tersebut makin stabil dan sebaliknya makin kecil harga konstanta kestabilan
senyawa komplek, maka senyawa komplek tersebut makin tidak (kurang) stabil.