Anda di halaman 1dari 10

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2018


(ONMIPA-PT)

BIDANG KIMIA

SUB KIMIA ANALITIK

21 Maret 2018

Waktu: 120 menit

Skor Skor Skor Skor Skor Skor

No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 TOTAL

Petunjuk Pengerjaan

1. Tes ini terdiri atas 6 soal. Keseluruhan soal dan kelengkapannya terdiri atas 10 halaman.

2. Anda diharapkan menunjukkan dengan lengkap argumen dan langkah kerja Anda.

3. Tuliskan jawaban Anda dengan menggunakan pena atau pulpen.

4. Anda diperbolehkan menggunakan kalkulator.

5. Jika kertas yang tersedia tidak mencukupi, Anda dapat menggunakan halaman di belakangnya.

6. Skor jawaban No 1 sampai dengan No 4 masing-masing 15, sedangkan No 5 dan 6 masing-


masing 20.

7. Bekerjalah dengan cepat, tetapi cermat dan teliti.

8. Di akhir tes, kumpulkan berkas soal dan jawaban ini secara utuh.

Halaman 1| Nama: PT:


1. Cuplikan sebanyak 25 mL yang mengandung Tl (Massa atom Tl = 204) ditambah dengan larutan
K2CrO4 membentuk endapan Tl2CrO4. Endapan tersebut disaring, dicuci dan dilarutkan dalam
asam sulfat encer sehingga terbentuk ion bikromat, yang dapat dititrasi dengan 42 mL larutan
yang mengandung Fe(NH4)2(SO4)2 (Mr = 264) = 26,4 mg/mL . Diberikan persamaan reaksi yang
belum setara sebagai berikut :

Tl+ + CrO42-  Tl2CrO4(padat)


Tl2CrO4 (padat) + H+  Tl+ + Cr2O72- + H2O
Cr2O72- + Fe2+ + H+  Fe3+ + Cr3+ + H2O
Lengkapi persamaan reaksi di atas
HItunglah berapa gram massa Tl dalam 1 L cuplikan tersebut.
Jawab:

Halaman 2| Nama: PT:


2. Kadar hidrogen sulfida (H2S) dalam 0.5 gram minyak mentah ditentukan dengan cara distilasi dan
distilatnya ditampung dalam larutan CdCl2 sehingga membentuk CdS. Setelah endapan CdS
dipisahkan dari filtratnya, kemudian dipijarkan menjadi CdSO4. Jika CdSO4 yang diperoleh seberat
0,104 gram maka hitung % berat H2S dalam sampel minyak mentah tersebut (Massa atom Cd =
112 S=32 O=16).
Diberikan persamaan reaksi yang belum setara sebagai berikut :
H2S + CdCl2  CdS + HCl

CdS + O2  CdSO4

Jawab:

Halaman 3| Nama: PT:


3. Gambar di bawah ini adalah performa kromatogram pemisahan tiga senyawa dalam sampel,
dengan urutan waktu retensi (dari yang terpendek) berturut-turut: 6-hidroksidopa, L-dopa, dan
tirosin. Tiga kurva dengan respon yang berbeda dihasilkan pada penggunaan elektroda kerja
Ag/AgCl dengan tiga potensial yang berbeda, yaitu 1,0 Volt (kurva A), 0,6 V (kurva B), dan 0,3 Volt
(kurva C).
1.500

A
Respon x 10-3

0.000
0,500 Waktu / Menit x 10-1 1.200

a. Urutkan ketiga senyawa tersebut berdasarkan kemudahan teroksidasinya.


b. Bila percobaan dilakukan dengan menggunakan elektroda kalomel jenuh (SCE), apakah urutan
perubahan oksidasinya akan berubah? Berilah penjelasannya.
c. Pada kurva A, ketiga senyawa muncul dalam kromatogram, sedangkan pada kurva C hanya satu
puncak yang muncul dalam kromatogram. Jelaskan mengapa demikian.

Jawab:

Halaman 4| Nama: PT:


Halaman 5| Nama: PT:
4. Pada saat seberkas energi radiasi elektromagnetik berinteraksi dengan molekul/atom, maka
akan terjadi tiga (3) kemungkinan jenis transisi.
a. Uraikan jenis transisi yang dimaksud dan kapan transisi tersebut dapat terjadi ? Pada
rentang panjang gelombang mana transisi-transisi tersebut terjadi ?
b. Kapankah ketiga transisi tersebut terjadi bersamaan dalam molekul/atom?
c. Uraikan teknik pengukuran yang tepat untuk mengukur besarnya serapan energi yang
menyertai proses transisi tersebut.

Jawab:

Halaman 6| Nama: PT:


5. Analisis ion Cr total , yaitu campuran dari Cr(III) dan Cr(VI), dalam suatu air limbah dilakukan
dengan metode AAS, sedangkan Cr(VI) sebagai CrO4= dianalisis dengan metode spektrofotometri
visible.
Data dari analisis AAS diberikan sebagai berikut :

Konsentrasi larutan standar Cr (ppm) 2 4 6 8 10


Absorbansi 0,15 0,30 0,44 0,58 0,74

Buatlah kurva standar dari larutan Cr total .


Sebanyak 10 ml air limbah yang telah diasamkan dan diencerkan sehingga volume 100 ml,
memberikan Absorbansi sebesar = 0,37.

Untuk analisis CrO4= secara spektrofotometri visible, sederet larutan standar direaksikan dengan
senyawa pengompleks difenil karbaside dan diamati absorbansinya sebagai berikut :

Konsentrasi CrO4= (ppm) 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0


Absorbansi 0,12 0,24 0,36 0,48 0,58

Buatlah kurva standar ion CrO4=.


Sampel air diambil 10 ml kemudian direaksikan dengan difenil karbaside sehingga membentuk
larutan yang berwarna kuning, dan diencerkan menjadi 100 ml. Larutan sampel tersebut
memberikan absorbansi 0,30.

Hitung berapa mg/L kadar ion Cr(III) (massa atom Cr = 52, O=16) dalam air limbah tersebut?

Jawab:

Halaman 7| Nama: PT:


Halaman 8| Nama: PT:
6. Perhatikan kurva kalibrasi larutan kafein berikut ini.

λ3

Λ2
Area

λ1

Konsentrasi

Sebanyak 0,1 gram tepat sampel yang mengandung Kafein dilarutkan dalam pelarut
methanol/air (70/30), dan diencerkan dalam 100 mL larutan. Pengenceran 10 kali dari
larutan tersebut diukur dengan teknik HPLC untuk memisahkannya terlebih dahulu dari
pengotornya/matriks lainnya. Sistem HPLC terdiri dari kolom C-18 dengan panjang/diameter
dalam 12.5 cm/0.5 cm; fasa gerak methanol/air (70/30); laju alir fasa gerak 0.5 mL/menit;
detector UV spectrometer pada panjang 279 nm (λ1), 254 nm (λ2), dan 225 nm (λ3). Jika
pengukuran larutan standar 10 ppm dilakukan, 225 nm, maka dihasilkan luas area puncak
dalam kromatogram sebesar 10.000. Pengukuran larutan sampel terakhir pada kondisi yang
sama menghasilkan kromatogram kafein dengan luas area 6000,

a. Hitunglah berapa % kadar kafein dalam sampel.

b. Bila pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 279 nm, apakah hasil pengukuran
berdampak terhadap kadar kafein dalam sampel? Jelaskan

c. Waktu retensi kafein pada kondisi pengukuran adalah 2,5 menit. Bila digunakan kolom
yang lebih panjang, apakah akan berpengaruh terhadap performa kromatogram dan luas
area? Jelaskan

d. Bagaimana pula yang akan terjadi bila laju alir fasa gerak diubah?

Jawab:

Halaman 9| Nama: PT:


H a l a m a n 10 | Nama: PT:

Anda mungkin juga menyukai