Anda di halaman 1dari 37

MODUL PEMBELAJARAN KIMIA

LARUTAN PENYANGGA
UNTUK SMA / MA KELAS XI SEMESTER 2

Nama : MARYANA DWI ATIKA


NIM : 17035020
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2019

DOSEN PEMBIMBING
KAT :
1. Dr. Yerimadesi,
1 S.Pd, M.Si
2. Fauzana Gazali S.Pd, M.Pd
XI
UNP SEMESTER 2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Alhamdulillah, Segala


puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga
penulis dapat menyusun modul pembelajaran berbasis Discovery Learning
dengan pada materi larutan penyangga. Shalawat serta salam tak hentinya
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan
bagi alam semesta.

Modul pembelajaran kimia berbasis Discovery Learning yang


diharapkan dapat digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami
konsep larutan penyangga pada pembelajaran kimia SMA / MA dikelas XI
semester genap. Dalam penyelesaian modul ini penulis banyak mendapat
bimbingan, saran, bantuan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Yerimadesi, S.Pd, M.Si dan Ibu Fauzana Gazali S.Pd, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah perencanaan pembelajaran kimia, serta terimakasih
juga kepada rekan-rekan kelas pendidikan kimia (C) 2017 yang telah membantu
memberikan saran dan dorongan.

Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 13 November 2019

Maryana Dwi Atika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1. Deskripsi Singkat.............................................................................................. 1
2. Relevansi.............................................................................................................. 1
3. Panduan Belajar................................................................................................ 2
B. INTI........................................................................................................................ 3
1. Capaian Pembelajaran.................................................................................... 3
a. Kompetensi Inti.......................................................................................... 3
b. Kompetensi Dasar..................................................................................... 4
2. Sub Capaian Pembelajaran...........................................................................4
a. Indeks Pencapaian Kompetensi...........................................................4
b. Tujuan Pembelajaran............................................................................... 5
3. Pokok-Pokok Materi........................................................................................ 5
4. Uraian Materi...................................................................................................... 6
a. Pengertian Larutan Penyangga............................................................6
b. Komponen Penyusun Larutan penyangga......................................7
c. Sifat Larutan Penyangga.........................................................................8
d. Prinsip Kerja Larutan Penyangga.......................................................10
e. pH Larutan Penyangga............................................................................ 12
f. Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup....15
5. Contoh dan Non Contoh................................................................................. 19
C. PENUTUP..............................................................................................................26
1. Kesimpulan......................................................................................................... 26
2. Tes Formatif....................................................................................................... 27
3. Daftar Pustaka................................................................................................... 34

ii
PENDAHULUAN

1. DESKRIPSI SINGKAT

Dalam modul ini peserta didik akan mempelajari tentang


larutan penyangga, yaitu sifat-sifatnya, jenis-jenisnya dan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup serta
di bidang industri. Air murni jika ditambah beberapa tetes
asam atau basa akan mengalami perubahan pH cukup besar.
Akan tetapi, ada beberapa larutan yang disebut larutan
penyangga yang mengalami keadaan berbeda dengan air
murni saat ditambah asam atau basa. Misal obat tetes mata.
Larutan yang mampu mempertahankan pH-nya meskipun
ditambah sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan
pengenceran disebut larutan penyangga .

2. RELEVANSI

Larutan penyangga mempunyai peranan sangat besar


diberbagai bidang seperti fotografi, zat warna, industri kulit,
bakteriologi, dan biokimia. Reaksi biokimia dalam tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena cairan intraseluler maupun
ekstraseluler dalam tubuh merupakan larutan penyangga.

1|Page
3. PANDUAN BELAJAR

a. Bagi Guru/Fasilitator
1) Baca dan cermati betul deskripsi modul
2) Pelajari Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Materi
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian
3) Lihat Tujuan Akhir Pembelajaran apakah sudah sesuai dengan Indikator
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.
4) Cocokkan cakupan kegiatan belajar dengan deskripsi materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Cermati apakah materi
kegiatan pembelajaran telah mencakup keseluruhan Kompetensi Dasar
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
5) Fasilitasi peserta didik untuk berlatih kompetensi-kompetensi pada
materi larutan penyangga.

b. Bagi Peserta didik


1) Baca dan pahami deskripsi modul serta relevansi modul.
2) Baca dan pahami tujuan akhir modul
3) Mengisi lembar kerja peserta didik yang ada di dalam modul
4) Bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang tidak dimengerti berkaitan
dengan isi modul dan lembar kegiatannya ( guru sebagai fasilitator ).

2|Page
INTI

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN

A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

3|Page
B. Kompetensi Dasar

KD 3.12 KD 4.12
Menjelaskan prinsip kerja, Membuat larutan penyangga dengan
perhitungan pH, dan peran larutan pH tertentu
penyangga dalam tubuh makhluk
hidup

3. Sub Capaian Pembelajaran

A. Indeks Pencapaian Kompetensi


IPK 3.12 IPK 4.12

3.12.1 Menjelaskan komponen 4.12.1 Membuat larutan penyangga


penyusun larutan penyangga. asam dan larutan penyangga basa
3.12.2 Menjelaskan prinsip kerja dengan pH tertentu.
larutan penyangga.
3.12.3 Menghitung pH larutan
penyangga asam dan larutan
penyangga basa.
3.12.4 Menjelaskan sifat dari larutan
penyangga asam dan
penyangga basa.
3.12.5 Menjelaskan peranan larutan
penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.

B. Tujuan Pembelajaran

4|Page
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap rasa ingin tahu, teliti, displin dan kreatif dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab serta bekerjasama dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta
dapat menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup dan mampu membuat larutan penyangga dengan pH
tertentu melalui percobaan dengan benar.

3. POKOK-POKOK MATERI

 Sifat Larutan Penyangga


 pH Larutan Penyangga
 Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup

5|Page
4. URAIAN MATERI

a. Pengertian Larutan Penyangga


Apa sih itu Larutan
Penyangga?

Larutan penyangga yaitu larutan


yang memiliki kemampuan untuk
menahan perubahan pH setelah
penambahan sejumlah kecil asam
atau basa (Chang and Overby, 2011 :
591).

Suatu larutan yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh


penambahan sedikit asam dan penambahan sedikit basa atau adanya
pengenceran dinamakan larutan penyangga. Larutan penyangga atau yang
biasa disebut larutan buffer merupakan suatu campuran yang mengandung
asam lemah dan garam dari asam lemah tersebut (Partana. dkk, 2003 : 30).

Larutan buffer dapat mempertahankan pH-nya karena mengandung ion


garam kesetimbangan asam lemah, dan kesetimbangan air yang membentuk
suatu sistem (Syukri, 1999 : 419). Contohnya yaitu darah manusia yang
merupakan larutan penyangga kompleks yang mempertahankan pH darah
sekitar 7,4 (Brown, 2012 : 707).

Contoh lainnya yaitu pada kolam renang. Air di kolam renang adalah
larutan bahan kimia yang sangat encer yang mencegah pertumbuhan bakteri
dan membantu menstabilkan lapisan kolam. Zat-zat kimia tersebut dapat

6|Page
mempengaruhi pH kolam, sehingga tidak bagus bagi perenang. Oleh karena itu
pH harus dipantau dan dikendalikan dan untuk mengontrol pH adalah tugas
dari larutan penyangga atau buffer.

Gambar 1. Aplikasi Praktis Larutan Penyangga


(Brady, 2009 : 697).

Menambahkan NaHCO 3(tidak beracun) pada kolam renang adalah cara


efektif untuk menjaga pH kolam tetap dalam kondisi stabil (Brady, 2009 : 697).

b.Komponen Penyusun Larutan Penyangga

Larutan penyangga mengandung zat terlarut yang memungkinkannya


untuk menahan perubahan besar dalam pH ketika sejumlah kecil asam kuat
atau basa kuat ditambahkan kedalamnya. Biasanya larutan penyangga terdiri
dari dua zat terlarut yaitu satu yang menyediakan asam Bronsted lemah dan
yang lainnya basa Bronsted lemah. Biasanya asam dan basa mewakili pasangan
konjugat.

Jika asam bersifat molekuler, maka basa konjugat disuplai oleh garam
asam yang dapat larut. Misalnya, sistem penyangga yang umum terdiri dari
asam asetat ditambah natrium asetat , dengan ion asetat garam berfungsi
sebagai basa Bronsted. Dalam darah manusia, asam karbonat ¿ ¿, asam diprotik
lemah) dan ion bikarbonat ¿ ¿ ¿, basa konjugatnya) berfungsi sebagai salah satu
sistem larutan penyangga yang digunakan untuk mempertahankan pH yang
sangat konstan dalam menghadapi produksi asam organik dalam tubuh.

7|Page
Larutan penyangga lainnya terdiri dari kation asam lemah, NH 4 yang
dipasok oleh garam seperti NH 4 Cl dan basa konjugasinya NH 3 (Brady, 2009 :
666).

Ditinjau dari komposisi zat penyusunnya, terdapat dua sistem


larutan penyangga yaitu sistem penyangga asam lemah dengan basa
konjugasinya dan sistem penyangga basa lemah dengan asam
konjugasinya. Contohnya campuran asam asetat ( CH 3 COOH ) dengan
natrium asetat ( CH 3 COONa ) dan amonia (basa lemah) ( NH 4 OH ) dengan
amonium klorida ( NH 4 Cl ) dapat berperan sebagai sistem penyangga
atau buffer (Sudarmo, 2017 : 263).

c. Sifat Larutan Penyangga

Bagaimana ya sifat dari larutan penyangga


itu? hmmm...

Untuk memahami sifat/perilaku larutan penyangga, perhatikan larutan


yang mengandung jumlah molar yang sama dari asam lemah HA dan basa
konjugatnya A- . Ketika asam ditambahkan terhadap larutan tersebut, berarti
memasukkan ion hidrogen yang dapat bereaksi dengan A-.

H +¿ −¿
(aq )+ A (aq ) → HA(aq) ¿ ¿

Di lain pihak, jika asam ditambahkan ke dalam larutan penyangga, berarti


memasukkan ion hidroksida yang dapat bereaksi dengan HA.

O H −¿ −¿
(aq) + HA (aq) → H 2 O (aq) + A(aq) ¿¿

8|Page
Jadi kemampuan larutan penyangga dalam mempertahankan pH
dilakukan dengan cara menggeser posisi kesetimbangan asam dan basa
konjugatnya guna mengurangi efek penambahan ion H +¿¿ atau ion O H −¿¿.

Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH
larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.
Disamping itu, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi
suatu asam dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping
itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya.

Namun, komponen pada larutan penyangga tidak bisa sembarang asam


dan basa karena mereka akan menetralkan satu sama lain. Yang palin sering
pada komponen larutan penyangga ini adalah pasangan asam-basa konjugat
dari asam lemah (atau basa). Misalnya adalah campuran asam asetat dan ion
asetat, seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 2. Sampel 100 mL larutan penyangga yang dibuat dengan


mencampurkan CH3COOH 1 M dan CH3COONa 1 M, disesuaikan dengan pH
5,00. (Silberberg, 2010 : 633).

9|Page
Gambar 3. Setelah penambahan 1 mL HCl 1 M (kiri) dan 1 mL NaOH 1
M (kanan), perubahan pH sangat kecil. (Silberberg, 2010 : 633).

Efek penambahan asam atau basa dalam larutan penyangga pada gambar
di atas tidak terlalu mengubah nilai pH secara besar. Namun, untuk menahan
penambahan asam kuat atau basa kuat tanpa secara signifikan mengubah pH-
nya, larutan penyangga harus mengandung komponen asam yang dapat
bereaksi dengan ion OH yang ditambahkan dan komponen basa yang dapat
bereaksi dengan menambahkan ion H3O (Silberberg, 2010 : 632).

d. Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Ehmm... Bagaimana ya prinsip


kerja larutan penyangga ini?

10 | P a g e
Larutan penyangga bekerja melalui sebuah fenomena yang dikenal sebagai
efek ion-umum. Contoh dari efek ini terjadi ketika asam asetat berdisosiasi
dalam air dan beberapa natrium asetat ditambahkan. Seperti yang diketahui
asam asetat hanya berdisosiasi sedikit dalam air.

CH 3 COOH (aq )+ H 2 O (l ) ⇌ H 3 O −¿ −¿
( aq ) + CH 3 COO ( aq ) ¿ ¿

Berdasarkan prinsip Le Chatelier (kesetimbangan kimia), bahwa


−¿¿
beberapa ion CH 3 COO ditambahkan (dari natrium asetat terlarut) posisi
kesetimbangan bergeser ke kiri, dengan demikian ¿ menurun, pada dasarnya
menurunkan tingkat disosiasi asam :

CH 3 COOH (aq )+ H 2 O (l ) ⇌ H 3 O−¿ −¿


( aq ) + CH 3 COO ( aq ;tambah ) ¿ ¿

Demikian pula jika kita melarutkan asam asetat ke dalam larutan natrium
asetat, ion asetat dan ion ¿ dari asam masuk kedalam larutan. Ion asetat yang
sudah ada dalam larutan mencegah asam terdisosiasi sebanyak dalam air murni,
sehingga menurunkan ¿. Ion asetat disebut “ion umum” dalam hal ini karena
ion ini merupakan “umum” untuk asam asetat dan larutan natrium asetat. Efek
ion umum terjadi ketika ion yang diberikan ditambahkan ke campuran
kesetimbangan yang sudah mengandung ion tersebut dan posisi kesetimbangan
bergeser dan membentuk lebih banyak.

Tabel 1 menunjukkan persen disosiasi dan pH larutan asam asetat yang


mengandung berbagai konsentrasi ion asetat (dipasok dari natrium asetat
menekan disosiasi CH 3 COOH
−¿¿
padat). Perhatikan, bahwa ion umum CH 3 COO
, yang membuat larutan menjadi kurang asam (pH lebih tinggi).

11 | P a g e
Tabel 1. Pengaruh penambahan ion asetat pada disosiasi asam
asetat. (Silberberg, 2010 : 633).

CH 3 COOH (aq ) CH 3 COO−¿( aq ;tambah) ¿ % Disosiasi* pH


0,10 0,00 1,3 2,89
0,10 0,050 0,036 4,44
0,10 0,15 0,018 4,74
0,10 0,10 0,012 4,92

CH 3 COOH disosiasi
*%Disosiasi = × 100%
CH 3 COOH ( aq)

e. pH Larutan Penyangga

Gambar 4. Larutan Penyangga (Brown, 2012 : 707).

Dua karakteristik penting dari larutan penyangga adalah kapasitas dan


kisaran pH efektif penyangga. Kapasitas penyangga adalah ukuran kemampuan
untuk menahan perubahan pH dan tergantung pada konsentrasi absolut dan
relatif. Sedangkan Range penyangga adalah kisaran pH dimana larutan
penyangga bertindak secara efektif, dan hal ini terkait dengan konsentrasi
komponen relatif.

12 | P a g e
Konsentrasi H +¿¿ dalam larutan penyangga asam lemah dan basa
konjugasinya dapat dirumuskan :

Konsentrasi OH −¿¿ dalam larutan penyangga basa lemah dan asam


konjugasinya dapat dirumuskan :

Berikut adalah contoh membuat larutan penyangga dan menghitung pH


larutan. Pada contoh ini, larutan penyangga terdiri dari basa NH 3 dan asam
konjugatnya NH4+.

Menentukan pH larutan penyangga berdasarkan volume.

Suatu larutan penyangga dibuat dari campuran 60,0 mL NH 3 0,10 M,


dengan 40,0 mL NH4Cl 0,10 M. Tentukan pH larutan tersebut.

Penyelesaian :

Larutan penyangga terdiri atas basa dan asam konjugatnya dalam


kesetimbangan, sebagai berikut.

NH 3(aq) + H 2 O(l) ⇌ NH 4(aq)


+¿
+OH −¿
( aq ) ¿¿

Dalam melakukan perhitungan kesetimbangan, diperlukan konsentrasi awal


larutan yang diperoleh melalui pencampuran NH 3 dan NH 4 Cl. Untuk itu, perlu
menghitung mol NH 3 dan mol NH 4 yang ditambahkan ke dalam larutan,
+¿¿

selanjutnya dibagi dengan volume total larutan penyangga .

Jumlah mol NH 3 yang ditambahkan dapat dihitung dari molaritasnya, yaitu :

Mol NH 3
Molaritas NH 3 =
Volume larutan NH 3 (liter)

13 | P a g e
Volume amonia yang dicampurkan adalah 60,0 mL NH 3 0,10 M, sehingga

Mol NH 3 = molaritas × volume NH 3

= 0,10 mol/L × 0,06 L = 0,006 mol NH 3

Dengan cara yang sama, jumlah mol garam yang ditambahkan diketahui sebesar
0,004 mol NH 4 (dari NH 4 Cl ¿. Dengan asumsi bahwa volume total penyangga
+¿¿

sama dengan jumlah volume kedua larutan, yakni 100,0 mL, maka konsentrasi
basa dan asam konjugat adalah :

0,006 mol
[ NH 3 ]= 0,100 L
=0,06 M

TAHAP 1 : Tentukan konsentrasi asam basa dalam keadaan kesetimbangan


(ionisasi NH 3 ¿ , seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Konsentrasi awal dan konsentrasi kestimbangan ionisasi NH 3


(Sunarya, 2012 : 136).

Konsentrasi awal (mol/L) Konsentrasi kesetimbangan (mol/L)


[ NH 3 ]0=0,06 [ NH 3 ]=0,06−x
¿¿ x mol/L → ¿
¿¿ ¿

TAHAP 2 : Subsitusikan konsentrasi kesetimbangan ke dalam persamaan


tetapan kesetimbangan.

K b =¿ ¿

TAHAP 3 : Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diasumsikan bahwa x


sangat kecil dibandingkan dengan 0,04 maupun 0,06, sehingga persamaan
menjadi :

0,04 x
1,8 ×10−5=
0,06

14 | P a g e
Maka, nilai x=2,7 × 10−5. (uji apakah pengabaian x terhadap nilai 0,04 atau 0,06
memenuhi aturan 5%).

Jadi, konsentrasi ion hidroksida adalah 2,7 ×10−5 M, dan pH larutan adalah

pH = 14,00 – pOH

= 14,00 – log (2,7 ×10−5 ¿ = 9,43

Jadi nilai pH larutan penyangga adalah 9,43.

(Sunarya, 2012 : 136-137).

f. Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup

1. Sistem Penyangga Karbonat Dalam Darah.

Cairan darah dalam tubuh merupakan larutan penyangga, sebab mampu


mengendalikan pH dalam darah. Fungsi utama darah adalah pembawa oksigen
yang bergantung pada kemampuan mempertahankan pH di sekitar 7,4. Sebab,
jika pH dalam darah berubah maka kemampuan darah membawa oksigen akan
menurun. Darah adalah contoh larutan penyangga yang mengandung asam
karbonat, H 2 CO 3(aq )dan basa konjugatnya, HCO3
−¿ ¿
.

Pada label kemasan minuman dinyatakan mengandung asam sitrat untuk


menyediakan rasa masam dan natrium sitrat untuk pengatur keasaman. Suatu
larutan asam sitrat dan basa konjugatnya, ion sitrat (dari natrium sitrat),
berfungsi sebagai penyangga asam-basa, yang berfungsi mengatur keasaman
sehingga pH larutan penyangga tersebut berada pada kisaran asam. (Sunarya,
2012 : 135).

15 | P a g e
Gambar 5. Sistem penjagaan pH darah dalam tubuh
(https://www.google.com/search?
q=gambar+sistem+penyangga+fosfat+dalam+cairan+sel&safe=strict&sxsrf=ACYB
GNRLjR3MhMltRXb3wJBMmnFesA7f9Q:1574116554515&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwibncSQ6fTlAhUVX30KHV6gCMwQ_AUIESgB#imgrc=_qTm2j
_wI_8FcM:)

Darah mempunyai pH yang relatif disekitar 7,4. Hal ini dikarenakan


adanya sistem penyangga H 2 CO 3/ HCO3 , sehingga meskipun setiap saat
−¿ ¿

darah kemasukkan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa, tetapi
pengaruhnya terhadap perubahan pH dapat dinetralisir. Jika darah kemasukkan
zat yang bersifat asam, maka ion H +¿¿ dari asam tersebut akan bereaksi dengan
−¿ ¿
ion HCO3 :

−¿ (aq )⇌ H 2 CO3 ( aq)¿


+¿ ( aq ) + HCO 3 ¿
H

Sebaliknya, jika darah kemasukkan zat yang bersifat basa, maka ion OH −¿¿ akan
bereaksi dengan H 2 CO 3 :

−¿ ( aq )+ H 2 O (l)¿
−¿ ( aq ) + H 2CO 3 ( aq ) ⇌HCO 3 ¿
OH

Perbandingan konsentrasi H 2 CO 3 : HCO3 dalam darah sekitar 20 : 1.


−¿ ¿

Hal ini dapat terjadi karena adanya kesetimbangan antara gas CO 2 yang terlarut
dalam darah dengan H 2 CO 3 , serta kesetimbangan kelarutan gas CO 2 dari paru-
paru CO 2dengan yang terlarut.

16 | P a g e
Tahukah kamu?

Kenapa pH darah dalam tubuh manusia selalu konstan?

Itu karena dalam darah manusia


selalu ada ion hidrogen karbonat
dan karbon dioksida yang
terlarut yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Dalam darah
manusia terdapat ion hidrogen
karbonat ( HCO3−¿¿ ) dan karbon
dioksida yang berperan
menangkap H+ dan OH- yang
masuk kedalalm darah sehingga
pH darah selalu konstan.

Darah mempunyai kisaran pH 7,0 – 7,8. Di luar nilai pH tersebut akan


berakibat fatal terhadap tubuh. Penyakit di mana pH darah terlalu rendah
disebut dengan asidosis, sedangkan bila pH darah terlalu tinggi disebut dengan
alkalosis (Sudarmo, 2017 : 272 - 273).

2. Sistem Penyangga Posfat Dalam Cairan Sel.

Cairan intra sel merupakan media penting untuk berlangsungnya reaksi


metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan zat-zat yang bersifat asam atau
basa. Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan menurunkan nilai
pH cairan intar sel, dan sebaliknya jika dihasilkan zat yang bersifat basa akan
menaikkan pH cairan intra sel. Di dalam proses metabolisme tersebut dilibatkan
banyak enzim yang bekerja. Enzim akan bekerja dengan baik pada lingkungan
pH tertentu. Oleh karena itu, pH cairan intra sel harus selalu dijaga agar pH-nya
tetap, sehingga semua enzim dapat bekerja dengan baik. Jika ada satu enzim
saja yang bekerja tidak sempurna, maka dapat timbul penyakit metabolik.

17 | P a g e
2−¿¿
Hmmm.... Aku Sistem penyangga posfat (H 2 PO 4−¿/ HPO 4 ¿
)
jelaskan lagi yah....
merupakan sistem penyangga yang bekerja untuk
menjaga pH cairan intra sel. Jika dari proses metabolisme
dihasilkan zat yang bersifat asam, maka akan segera
bereaksi dengan ion HPO4 2−¿ ¿ :
−¿ (aq) ¿
+ ¿ ( aq )⇌ H 2 PO4 ¿

HPO4 2−¿ (aq )+H ¿

Jika pada proses metabolisme sel menghasilkan senyawa


yang bersifat basa, maka ion OH −¿¿ akan bereaksi
−¿¿
dengan ion H 2 PO 4 :
2−¿ ( aq) + H O (l )¿
2
−¿ ( aq ) ⇌ HPO 4 ¿

H 2 PO 4−¿ (aq )+OH ¿

Dengan demikian, perbandingan ¿ akan selalu tetap, dan


ini akan menyebabkan pH larutan tetap.

3. Sistem Penyangga Asam Amino / Protein.

Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang
bersifat basa. Oleh karena itu, asam amino dapat berfungsi sebagai sistem
penyangga di dalam tubuh. Adanya kelebihan ion H +¿¿ akan diikat oleh gugus
yang bersifat basa dan jika kelebihan ion OH −¿¿ maka akan diikat oleh ujung
yang bersifat asam. Dengan demikian, larutan yang mnegandung asam amino
akan mempunyai pH relatif tetap (Sudarmo, 2017 : 273 - 274).

18 | P a g e
5. CONTOH DAN NON CONTOH

CONTOH :

1. Larutan penyangga asam terdiri dari campuran asam lemah


( CH 3 COOH ) dengan basa konjugasinya ¿.
2. Larutan penyangga basa terdiri dari campuran basa lemah ( NH 4 OH )
dengan asam konjugasinya ¿.
3. Larutan penyangga dalam darah tersusun dari asam karbonat (
H 2 CO 3 ¿ dan basa konjugasi yaitu ion bikarbonat ¿.
4. Cairan darah manusia mempertahankan pH darah sekitar 7,4.
5. Cairan dalam lambung di perut memiliki pH sekitar 1,5.

NON CONTOH :

1. Larutan penyangga asam terdiri dari campuran asam lemah ( H 2 SO4 )


dengan basa konjugasinya ¿.
2. Larutan penyangga basa terdiri dari campuran basa lemah ( AgOH )
dengan asam konjugasinya ¿.
3. Larutan penyangga dalam darah tersusun dari asam posfat ( H 3 PO 4 ¿
dan basa konjugasi yaitu ion posfat ¿.
4. Cairan darah manusia mempertahankan pH darah sekitar 1,4.
5. Cairan dalam lambung di perut memiliki pH sekitar 5,5.

19 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LARUTAN PENYANGGA

Sekolah : SMA Negeri 5 Padang


Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (8 × 45 menit)

Kelompok :
Anggota Kelompok : 1. ……………………………….
2. ………………………………..
3. ………………………………..
4. ………………………………..
5. ………………………………..

20 | P a g e
PETUNJUK KERJA

1. Duduk dalam kelompok yang telah ditetapkan.

2. Baca materi bahan ajar kelas XI, dan sumber lainnya.

3. Kerjakan LKPD yang telah dibagikan kepada masing-masing


kelompok.

4. Waktu diskusi kelompok disediakan 45 menit.

5. Hasil diskusi dipresentasikan ke depan kelas.

21 | P a g e
KEGIATAN 1. Menentukan Komponen Penyusun Larutan Penyangga.

1. Lengkapilah tabel di bawah ini :

Asam konjugasinya / basa


No Asam lemah / basa lemah
konjugasinya

1. ............. CH 3 COO−¿¿

2. NH 4 OH .............

3. H 3 PO 4 ............

4. ............. HPO4 2−¿ ¿

5. NH 3 .............

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini :


a. Ditinjau dari komposisi zat penyusunnya, terdapat dua jenis sistem
larutan penyangga. Jelaskan kedua jenis sistem larutan penyangga
tersebut!
Jawab : ................................................................................................................................

b. Larutan penyangga asam mengandung?


Jawab : ................................................................................................................................

c. Larutan penyangga basa mengandung?


Jawab : ................................................................................................................................

KESIMPULAN

22 | P a g e
KEGIATAN 2. pH Larutan Penyangga.

Perhatikan tabel di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1!

pH setelah penambahan
Larutan pH awal
Sedikit asam Sedikit basa
1 1,50 1,50 3,35
2 7,35 2,55 12,35
3 5,00 4,98 5,05
4 9,01 8,95 9,02
5 13,30 10,75 13,95
6 2,78 1,68 5,67
7 4,09 4,00 4,15

1. Berdasarkan tabel di atas, larutan berapakah yang merupakan larutan


penyangga jika dilihat dari nilai pH-nya?
Jawab : ........................................................................................................................................
2. Mengapa setelah penambahan asam atau basa ke dalam larutan tidak
terlalu mengubah nilai pH. Jelaskan?
Jawab : ........................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa?
Jawab : ........................................................................................................................................
4. Jika diketahui di dalam 1 L larutan terdapat 0,01 mol
NH 3 dan 0,02 mol NH 4+¿¿ yang berasal dari kristal ( NH 4 )2 SO 4 . jika Kb
NH 3 = 10−5 . Hitunglah pH larutan tersebut.
Jawab : ........................................................................................................................................
5. Hitunglah pH larutan penyangga yang dibuat dari campuran 100 mL
larutan CH 3 COOH 0,1 M dengan 200 mL CH 3 COONa 0,1 M. (jika
diketahui Ka CH 3 COOH = 10−5 ).
Jawab : ........................................................................................................................................

23 | P a g e
6. Hitunglah pH larutan yang dibuat dari campuran 100 mL larutan
NH 4 OH 0,01 M dengan 50 mL larutan HCl 0,1 M (jika diketahui Kb
NH 4 OH = 10−5 ).
Jawab : ........................................................................................................................................

KESIMPULAN

Kegiatan 3. Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup.

1. Sebutkan beberapa contoh larutan penyangga dalam tubuh manusia.


Jawab : ........................................................................................................................................
2. Jelaskan cara kerja sistem penyangga karbonat dalam darah manusia.
Jawab : ........................................................................................................................................
3. Berapakah kisaran pH darah manusia.
Jawab : ........................................................................................................................................
4. Jelaskan cara kerja sistem penyangga posfat dalam cairan sel.
Jawab : ........................................................................................................................................
5. Mengapa asam amino dapat berfungsi sebagai sistem penyangga?
Jelaskan!
Jawab : ........................................................................................................................................

24 | P a g e
KESIMPULAN

25 | P a g e
Penutup
1. Kesimpulan

1. Larutan penyangga yaitu larutan yang memiliki kemampuan untuk


menahan perubahan pH setelah penambahan sejumlah kecil asam atau
basa.
2. Ditinjau dari komposisi zat penyusunnya, terdapat dua sistem larutan
penyangga yaitu sistem penyangga asam lemah dengan basa
konjugasinya dan sistem penyangga basa lemah dengan asam
konjugasinya.
3. Kapasitas penyangga adalah ukuran kemampuan untuk menahan
perubahan pH dan tergantung pada konsentrasi absolut dan relatif.
4. Range efektif penyangga adalah kisaran pH dimana larutan penyangga
bertindak secara efektif.
5. Larutan penyangga asam mengandung asam lemah dan basa
konjugaisnya.
¿
6. Larutan penyangga basa mengandung basa lemah dan asam
konjugasinya.
¿
7. Beberapa contoh larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sistem penyangga karbonat dalam darah ( H 2 CO 3/ HCO3
−¿ ¿
).
2−¿¿

b. Sistem penyangga posfat dalam cairan sel (H 2 PO 4−¿/ HPO 4 ¿


).
c. Sistem penyangga asam amino/protein.

26 | P a g e
2. Tes Formatif

1. Campuran larutan berikut ini yang


membentuk larutan penyangga adalah . . . .
a. 50 mL CH 3 COOH 2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M
b. 50 mL CH 3 COOH 2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M
c. 50 mL HCl 0,2 M dan 100 mL NH 3 0,1 M
d. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NH 3 0,1 M
e. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

2. Bila 100 mL larutan asam asetat 0,2 M direaksikan dengan 100 mL larutan
NaOH 0,1 M akan dihasilkan larutan penyangga, karena . . . .
a. Asam asetat merupakan asam lemah dan NaOH merupakan basa lemah
b. Asam asetat merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa kuat
c. Asam asetat meruapakan asam kuat dan NaOH merupakan basa konjugasi
d. Asam asetat merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa lemah
e. Asam asetat merupakan asam lemah dan NaOH merupakan basa kuat

3. Berikut adalah nilai pH bebrapa larutan pada penambahan sedikit asam dan
sedikit basa :

pH setelah penambahan
Larutan pH awal
Sedikit asam Sedikit basa
1 1,50 1,50 3,35
2 7,35 2,55 12,35
3 5,00 4,98 5,05
4 9,01 8,95 9,02
5 13,30 10,75 13,95

Larutan yang merupakan sistem penyangga adalah . . . .

a. 1 dan 2
b. 2 dan 3

27 | P a g e
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dna 5

4. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai kinerja larutan penyangga


adalah . . . .
a. Penambahan sedikit asam akan menambahkan konsentrasi H +¿¿ bebas di
dalam larutan
b. Penambahan sedikit basa, maka basa tersebut akan bereaksi dengan
komponen asam lemah membentuk garamnya
c. Penambahan asam akan menurunkan pH secara drastis
d. Penambahan basa akan bereaksi dengan komponen asam-basa dalam
larutan sehingga pH relatif konstan
e. Pengenceran mempengaruhi pH karena memperkuat proses ionisasi
asam-basa dalam larutan

5. Berapakah perbandingan ¿ : [ H 2 CO 3 ] yang diperlukan untuk menentukan

pH sebesar 7,4 dalam aliran darah, bila diketahui Ka [ H 2 CO 3 ] dalam darah


adalah 8 × 10−7 . . . .
a. 5 : 3
b. 10 :10
c. 20 : 1
d. 1 : 25
e. 1 : 20

6. Berapa mL gas NH 3 (pada keadaan STP) yang harus dialirkan ke dalam 150
mL larutan NH 4 Cl 0,5 M (Kb = 10−5 ) agar diperoleh larutan dengan pH =
8,5? (log 2 =0,3 dan log 3 = 0,5) . . . .
a. 25 mmol
b. 26 mmol

28 | P a g e
c. 27 mmol
d. 28 mmol
e. 29 mmol

7. Satu liter air perlahan-lahan ditambah asam klorida HCl 0.2 M dalam jumlah
volume yang sama, maka perubahan pH akan berubah dari . . . .
a. 14 menjadi 1
b. 14 menjadi 7
c. 7 menjadi 1
d. 1 menjadi 7
e. 7 menjadi 14

8. Larutan penyangga adalah larutan yang pH-nya . . . .


a. Mudah sekali berubah jika ditambah air
b. Mudah sekali berubah jika ditambah sedikit asam atau basa
c. Tidak mudah berubah jika ditambah asam, tetapi tidak berubah jika
ditambah air
d. Relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam, basa, maupun air
e. Tidak berubah jika ditambah asam atau basa, tetapi berubah jika
ditambah air

9. 100 mL larutan HBr 0,1 M diencerkan dengan aquades 100 mL. Hitunglah
pH mula-mula larutan dan pH larutan setelah diencerkan. . . . .
a. 6 – log 2 dan 3
b. 6 dan 4 – log 3
c. 8 dan 2 – log 5
d. 1 dan 8 + log 2
e. 1 dan 2 – log 5

29 | P a g e
10. Penyangga alami yang terdapat di dalam darah, diantaranya . . . .
a. Trombosit
b. Fibrinogen
c. Hemoglobin
d. Sel darah putih
e. Sel darah merah

KUNCI JAWABAN

1. A
2. E
3. C
4. B
5. C

Pembahasan :

g = jumlah mol garam (HCO3–) yang merepresentasikan [HCO3– ]; a = jumlah mol


asam yang merepresentasikan [H2CO3].

Penyelesaian:

g
pH= pKa+log
a

g
7,4=−log ( 8 × 10−7 ) + log
a

g
7,4=−7 log 8+ log
a

g
7,4−7+ log 8=log
a

30 | P a g e
g
0,4 +log 8=log
a

g
0,4 +0,9=log
a

g
1,3=log
a

g
log 20=log
a

20 g
log =log
1 a

g 20
=
a 1

Jadi perbandingan jumlah mol garam dengan jumlah mol asam atau
perbandingan ¿ : [ H 2 CO 3 ] adalah 20 : 1.

6. A

Pembahasan :

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


−¿¿

NH 3+ H 2 O ⇌ NH 4+¿+OH ¿

K b =¿ ¿

−log ¿ ¿

[ NH 3 ]
pOH =pKb−log ¿ ¿ ¿

pH = 8,5 → pOH = 14 – 8,5 = 5,5   ;     pKb = –log 10–5 = 5;


jumlah mol garam (g) = 150 mL x 0,5 M = 75 mmol

31 | P a g e
Meskipun konsentrasi NH3 tidak diketahui pada soal tersebut, kita dapat
memanfaatkan pernyataan “pada keadaan STP” di mana setiap 1 mol gas
volum–nya adalah 22,4 L. Jadi kita akan menentukan jumlah mol NH 3 (b)
kemudian mengonversinya menjadi volum sesuai keadaan STP tadi.

Karena kedua zat berada dalam wadah dengan volum yang sama maka kita
dapat menggunakan :

b
pOH =pKb−log
g

b
5,5=5−log
75 mmol

b
5,5−5=−log
75 mmol

b
0,5=−log x y
75 mmol log =−log
y x
75 mmol
0,5=log → ingat log3=0,5 a a
b log x=log → x=
b b
75 mmol
log 3=log
b

75 mmol
3=
b

75 mmol
b=
3

b=25 mmol

Jadi NH3 yang harus ditambahkan adalah sebanyak 25 mmol


atau setara dengan (0,025 mol x 22,4 L) 0,56 L atau 560 mL.

7. C
8. D

32 | P a g e
9. D
10. E

Pembahasan :

pH mula-mula

HBr adalah basa kuat maka konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi HBr awal.

[H+] = [HBr] = 0,1 M = 10–1

pH = – log [H+] = – log 10–1 = 1

pH setelah diencerkan

Catatan: M (molar) = mol atau mmol zat dalam liter atau mL pelarut.
Contoh larutan 1 M artinya 1 mol zat dalam 1 L larutan atau 1 mmol zat
dalam 1 mL pelarut.

Mol HBr mula-mula = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol = 0,010 mol

Volum larutan = 100 mL HBr + 100 mL aquades = 200 mL = 0,2 L

Kosentrasi HBr setelah diencerkan:

0,010 mol
HBr =
0,2 L

[H+] = [HBr] = 0,05 = 5 x 10–2

pH = –log [H+] = –log 5 x 10–2 = 2 – log 5

33 | P a g e
Daftar Pustaka
Brady, James E and Fred Senese. 2009. Chemistry Matter and Its Changes Fifth
Edition. New York : John Wiley & Sons Inc.
Brown, Theodore L. Dkk. 2012. Chemistry The Central Science Twelfth Edition.
Germany : University of Ulm.
Chang, Raymond and Jason Overby. 2011. General Chemistry the Essential
Concepts Sixth Edition. New York : The McGraw-Hill Companies.
Silberberg, Martin S. 2010. Principles of General Chemistry Second Edition. New
York : The McGraw-Hill Companies.
Sudarmo, Unggul. 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas II, Kelompok Peminatan.
Surakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2: Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

34 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai