Anda di halaman 1dari 179

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat terselesaikannya
modul cetak pendalaman materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Profesi Guru (PPG).
Modul ini bertujuan untuk membantu guru-guru IPA Sekolah Menengah Pertama (SMP)
peserta PPG dalam memahami penggunaan dan pengembangan konsep – konsep IPA agar
lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA di sekolah. Kami berharap bahwa
modul ini juga dapat menambah referensi bagi guru IPA SMP dalam pembelajaran IPA.

Modul 6 Klasifikasi Materi, Sifat dan Kegunaannya ini memuat tentang uraian materi-materi
yang berkaitan dengan Partikel dan Materi, Larutan dan Sifatnya, Senyawa Organik dan
Anorganik serta Zat Aditif dan Zat Adiktif. Selain itu, untuk memudahkan pemahaman juga
terdapat forum diskusi dan rangkuman. Kami juga menyisipkan video pembelajaran serta
kegiatan eksperimen yang berkaitan dengan materi tersebut. Kami berusaha menyusun modul
pendalaman materi IPA PPG ini sesuai dengan kebutuhan guru IPA SMP sehingga dapat
terjadi kegiatan belajar mengajar yang lebih komunikatif dan optimal.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini, semoga dapat memberikan andil dalam kemajuan siswa untuk
mempelajari IPA di masa mendatang. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan modul ini. Untuk itu, kritik dan saran bagi kesempurnaan modul ini sangat
kami harapkan. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi pembentukan
keterampilan guru IPA SMP dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan IPA di
kehidupan sehari – hari.

Jakarta, 2022

Penulis
DAR2/Profesional/097/6/2022

PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODUL 6
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN
KEGUNAANNYA
Kegiatan Belajar 1: Partikel dan Materi

Penulis:
Eliyawati, S.Pd., M.Pd.

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022

i
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................i

A. Pendahuluan........................................................................................................ii

1. Deskripsi Singkat.............................................................................................ii

2. Relevansi..........................................................................................................ii

3. Panduan Belajar..............................................................................................iii

B. Inti.......................................................................................................................1

1. Capaian Pembelajaran......................................................................................1

2. Sub Capaian Pembelajaran...............................................................................1

3. Uraian Materi...................................................................................................1

a. Materi dan keadaannya.................................................................................3

b. Partikel materi: Atom, molekul, dan ion......................................................7

c. Sifat Fisika dan Kimia Materi.....................................................................16

d. Perubahan Materi dan Energi.....................................................................17

e. Penggolongan Materi Berdasarkan Sifat Kimia.........................................21

f. Unsur, senyawa, dan campuran...................................................................22

g. Teknik Pemisahan Campuran.....................................................................29

4. Forum Diskusi................................................................................................35

C. Penutup..............................................................................................................36

1. Rangkuman.....................................................................................................36

2. Tes Formatif...................................................................................................37

3. Daftar Pustaka................................................................................................43

i
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul Hybrid Learning Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunannya ini
merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru yang
berorientasi pada Kurikulum Pembelajaran IPA Tahun 2013. Buku ini dirancang
untuk mengmbangkan kompetensi guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dalam pembelajaran IPA. Materi yang disajikan dalam modul
ini dikembangkan secara hybrid menggunakan berbagai media yang terkait
dengan konten materi IPA.

Pada bagian ini, akan dikembangkan materi yang berkaitan dengan


kegiatan belajar 1 yaitu partikel dan materi. Tanpa kita sadari semua aspek
kehidupan kita selalu bersentuhan dengan materi. Jika kita cermati pakaian yang
kita kenakan, maka bahan penyusunnya adalah materi berupa serat alami poliester
yang diantaranya dapat berupa katun. Begitu pula makanan dan minuman yang
kita konsumsi sehari-hari yang materi penyusunnya adalah bahan-bahan kimia
yang biasa kita kenal dengan karbohidrat, protein, lemak, dan air. Materi lain yang
ditemukan oleh para ahli kimia pada jamannya adalah alumunium, salah satu
material yang saat itu digunakan pada proses pembuatan bus, kereta atau
kendaraan-kendaraan yang biasa Anda gunakan saat Anda bepergian ke suatu
tempat. Pada kegiatan belajar ini, Anda akan dikenalkan bagaimana kimia
merekam karakteristik suatu materi yang membedakannya dengan materi lain,
menguraikan bagaimana materi-materi tersebut berinteraksi dan bertransformasi
menghasilkan materi lainnya, dan meringkaskan sifat-sifat dan kegunaan materi
tersebut untuk makluk hidup.

2. Relevansi
Jumlah materi yang terlibat dalam perubahan kimia (lebih dikenal dengan
reaksi kimia) selalu kekal, artinya materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

i
dalam suatu reaksi kimia, materi hanya tersusun ulang dari materi lainnya.
Penyusunan-ulang materi lain tersebut tentu disertai dengan perubahan energi.
Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari mengenai kajian ilmu kimia
sebagai bagian yang terintegrasi pada ilmu IPA yang meliputi materi dan
perubahan-perubahan yang dialami materi baik melalui proses-proses alamiah
maupun dalam ekperimen yang direncanakan. Untuk memfasilitasi Anda dalam
pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal, maka dalam kegiatan belajar ini
diberikan uraian materi yang diperlukan untuk pengembangan kemampuan
berpikir Anda yang dirangkai dengan pemberian tugas terstruktur serta penialaian
ketercapaian penguasaan materi Anda melalui pemberian tes formatif pada bagian
akhir kegiatan belajar.

3. Panduan Belajar
Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran
aktif Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini diantaranya dengan membaca
uraian dan contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada
kegiatan belajar, membaca rangkuman, mengerjakan tes formatif yang diberikan
pada kegiatan belajar ini. Jika Anda berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan
benar, maka Anda telah cukup menguasai bahan ini. Jika masih ada beberapa
jawaban yang salah, maka pelajari kembali materi yang diberikan pada kegiatan
belajar ini. Ketekunan dalam mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan,
dan tes formatif yang diberikan akan sangat membantu Anda dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Secara rinci kajian dalam kegiatan belajar ini
memuat:

a. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar Anda mengetahui target yang
harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
b. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh Anda.
c. Forum Diskusi agar Anda memahami seluruh konsep-konsep yang dipelajari
melalui diskusi di luar jam pelajaran serta mampu membuat keterkaitan

i
konsep dengan aplikasinya dalam berbagai fenomena yang Anda amati dalam
berbagai proses yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
d. Rangkuman yang disajikan agar Anda mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.
e. Tes formatif yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur
penguasaan konsep Anda setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan
yang diberikan.
f. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh Anda sebagai bahan pendalaman materi.
Selamat belajar, semoga Anda memahami keseluruah materi yang disajikan pada
kegiatan belajar 1 untuk bekal dalam mengaplikasikan konsep-konsep sains kimia
dalam menjelaskan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.

i
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menganalisis konsep materi dan partikel serta hubungannya

2. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 pada modul 6 ini, Anda diharapkan
mampu:

a. Menganalisis susunan partikel pada materi berbentuk padat, cair, dan gas
melalui ilustrasi gambar mikroskopik keadaan materi.
b. Menganalisis bahan ajar yang sesuai dengan teori perkembangan atom
c. Menganalisis perbedaan perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan
perbedaan sifat materi yang diamati sebelum dan sesudah terjadi perubahan
melalui contoh-contoh peristiwa kimia dan fisika yang diberikan.
d. Menganalisis penggolongan materi yang meliputi zat tunggal (unsur dan
senyawa) dan campuran.
e. Menentukan alat evaluasi yang tepat sesuai dengan materi unsur dan
senyawa.
f. Menganalisis teknik pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari

3. Uraian Materi
Perkembangan ilmu kimia sebagai bagian dari ilmu sains bermula dari
penemuan berbagai materi yang dilakukan secara coba-coba pada masa lampau
untuk tujuan praktis. Sejak awal berkembang, perkembangan sains kimia diwarnai
oleh kajian praktis dan teoritis dan hingga saat ini kedua landasan tersebut pun
menjadi landasan dalam pengembangan ilmu kimia. Perbedaan ilmu kimia dengan
dua ilmu sains lainnya, yaitu biologi dan fisika adalah kajian kimia yang
memfokuskan transformasi (perubahan) materi yang mengkhususkan pada aspek
proses, sifat, dan energi yang terlibat dalam transformasi materi tersebut menjadi
materi lainnya. Untuk mengetahui bahwa suatu materi telah mengalami perubahan
atau tidak maka kita harus memahami sifat-sifat dari suatu materi.

1
Untuk mengetahui sifat dari materi maka kita harus mempelajari struktur
penyusun materi yang dikenal dengan partikel. Sekarang mari kita lihat bersama
materi terdekat dari kita, yakni tubuh kita. Terbuat dari apakah tubuh kita?
Jawaban ini tentu akan berbeda tergantung dari tingkat pengetahuan dan sudut
pandang keilmuan yang Anda gunakan. Hal pertama yang akan muncul dalam
benak Anda tubuh tersusun atas organ yang berbeda-beda, seperti jantung, hati,
paru-paru, dan perut yang kesemuanya bekerja secara sinergis untuk
kelangsungan fungsi tubuh. Atau Anda dapat juga menyatakan pemikiran pada
level tubuh terdiri atas berbagai jenis sel yang berbeda-beda. Pada tingkat yang
lebih mendasar lagi Anda akan menyatakan bahwa semua makhluk hidup maupun
benda mati tersusun atas partikel-partikel materi. Pada Gambar 1.1 diperlihatkan
organisasi materi tubuh kita.

Gambar 1.1. Organisasi tubuh sebagai materi.


Sumber : http://satujam.com
Untuk mempelajari hal-hal tersebut, maka pada Kegiatan Belajar 1 (KB1),
Anda akan diajak untuk mengkaji mengenai susunan partikel materi dalam
keadaan padat, cair, dan gas, kemudian sifat materi, penggolongan materi

2
berdasarkan sifat kimianya dan perubahan yang dapat terjadi pada materi, serta
simbol-simbol keamanan bahan kimia. Oleh karena itu setelah menyelesaikan KB
1 ini Anda diharapkan mampu memahami karakteristik materi sehingga mampu
menggolongkan materi berdasarkan karakteristik yang dimilikinya serta
memanfaatkan perubahan pada sifat-sifat materi yang terjadi secara alami maupun
sintetis untuk kemanfaatan dan kesejahteraan manusia. Berkaitan dengan tujuan
tersebut, bacalah uraian materi berikut dengan cermat, kerjakan latihan dengan
membaca terlebih dahulu rambu-rambu pengerjaan latihan dengan seksama dan
kerjakan tugas maupun tes formatif setelah membaca rangkuman.

a. Materi dan keadaannya


Pada modul sebelumnya tentu Anda sudah mempelajari mengenai massa
sebagai salah satu besaran yang nilainya ditunjukkan oleh berat dan volume. Jika
Anda diminta untuk menyebutkan berbagai benda hidup ataupun mati yang ada di
sekitar Anda, maka Anda akan mampu dengan mudah menyebutkan semua benda
tersebut. Udara, air, tanah, pakaian, perhiasan, makanan dan minuman, serta
bahan bakar bensin adalah beberapa contoh bahan-bahan yang ada disekitar kita.
Sekarang bandingkan air dengan tanah. Apakah kedua bahan tersebut memiliki
massa dan volume? Jika iya, maka air dan tanah disebut sebagai materi. Sekarang
bandingkan antara air dengan udara? Apakah keduanya sama secara fisis? Tentu
berbeda, air dapat kita sentuh dan kita lihat, namun udara tidak bisa kita sentuh
dan umumnya tidak bisa dilihat. Meskipun tidak bisa disentuh dan dilihat,
keberadaan udara dapat kita rasakan dan beberapa percobaan IPA sederhana tentu
Anda kenal untuk membuktikan bahwa udara juga memiliki massa dan volume
dalam arti menempati ruang. Menggunakan kedua besaran ini, kemudian para
pakar sains sepakat mendefinisikan materi sebagai segala sesuatu yang memiliki
massa dan menempati ruang.

Materi melingkupi semua yang dapat kita lihat dan tidak mampu kita lihat.
Materi yang dapat kita lihat contohnya air, bumi, tumbuhan, kita sebagai manusia,
dan semua makhluk hidup di dunia serta matahari dan bintang. Materi yang tidak

3
mampu kita lihat contohnya udara. Umumnya, berbagai jenis materi yang terdapat
di alam berbeda bentuk fisik karena perbedaan keadaan. Sebagai contoh, air
adalah materi yang umum kita temui dalam tiga keadaan, yakni sebagai es (air
padat), cairan (air cair), dan sebagai uap (uap air). Bentuk materi padatan dicirikan
oleh ketegaran dan kekompakan strukturnya. Zat padat memiliki bentuk dan
volume yang tetap, tidak dapat mengalir dan tidak dapat dimampatkan. Cairan
memiliki karakteristik mudah mengalir, bentuk materinya relatif tidak dapat
dimampatkan dengan volume tetap tapi bentuk tidak tetap karena mengikuti
wadah yang ditempatinya. Gas merupakan materi yang dapat dimampatkan,
memiliki bentuk dan volume yang tidak tetap, dan dapat mengalir. Suatu gas yang
ditempatkan dalam sebuah kontainer, maka bentuk dan volumenya akan
mengikuti wadah yang ditempatinya. Pada Gambar 1.2 ditunjukkan tiga keadaan
air.

Gambar 1.2. Tiga keadaan air: padat, cair, dan gas.


Sumber: http://fembrisma.wordpress.com

Apakah yang menyebabkan suatu materi terdapat dalam keadaan padat, cair
atau gas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silahkan Anda bandingkan
keadaan materi dalam bentuk padat, cair, dan gas pada Gambar 1.3.

4
Gambar 1.3. Tiga keadaan materi: padat (s), cair (s) dan gas (g) serta ilustrasi
mikroskopik susunan pertikel materi di dalamnya.
Sumber: http://docplayer.info

Jika Anda bandingkan keadaan materi pada Gambar 1.3, ditunjukkan bahwa
setiap materi tersusun atas bagian kecil materi yang keberadaannya tidak dapat
kita lihat dengan menggunakan mata langsung dan bahkan dengan menggunakan
mikroskop biasa. Bagian penyusun materi yang kecil tersebut dikenal sebagai
partikel. Lakukan analisis terhadap susunan partikel pada materi padat, cair, dan
gas untuk menemukan keterkaitan antara wujud zat dan keadaan pertikel. Dengan
membandingkan struktur partikelnya, ditunjukkan bahwa padatan bersifat keras,
memiliki bentuk dan volume tetap karena susunan partikelnya sangat berdekatan,
kaku, kompak, dan teratur. Berbeda dengan padatan, cairan memiliki kemampuan
mengalir karena susunan partikel materinya relatif berjauhan jika dibandingkan
dengan padatan. Mengapa gas tidak memiliki volume yang tetap? Karena pada
materi berwujud gas, letak partikel sangat berjauhan sehingga zat tersebut mudah
menyebar ke seluruh wadah yang ditempatinya. Bagaimana menyelidiki bahwa
materi terdiri atas partikel materi?

5
Keberadaan partikel dalam suatu materi dapat diamati secara tidak langsung
dengan melakukan proses difusi. Pada proses ini, partikel dari suatu materi dapat
berpindah dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Difusi secara khusus diamati pada zat-zat berbentuk padat atau gas. Difusi
akan terus berlangsung sampai seluruh partikel tersebar secara luar atau mencapai
kesetimbangan. Selain proses difusi, dikenal juga proses osmosis yaitu
perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput semipermiabel dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang
konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi ke konsentrasi pelarut (misalnya air)
rendah. Membran semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak
oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.

Rasa teh tawar yang berubah manis setelah ditambahkan gula menunjukkan
terdapat bagian kecil dari materi yang menyebar di dalam air teh dan
menyebabkan teh tawar berubah menjadi manis. Contoh lain keberadaan partikel
juga dapat ditunjukkan ketika Anda menyemprotkan pengharum di dalam
ruangan. Partikel parfum akan berpindah melalui udara dan menyebar ke seluruh
ruangan. Itu mengapa kita dapat mencium bau parfum tersebut pada saat hampir
bersamaan. Cepat atau lambatnya proses difusi suatu partikel dipengaruhi oleh
massanya. Semakin besar massa partikel, maka difusinya akan semakin lambat,
begitu juga sebaliknya. Berbagai bau masakan, makanan, ataupun bau yang
dihasilkan dari suatu materi dapat dengan cepat tercium karena adanya
kemampuan gas untuk melakukan difusi contohnya difusi gas bromin yang dapat
dilihat pada link youtube https://www.youtube.com/watch?v=R_xDe004oTQ.
Percobaan sederhana difusi pada gas dan cairan ditunjukkan pada Gambar 1.4.

Partikel suatu materi dapat berupa atom, molekul, atau ion. Besi, emas, dan
perak, masing-masing tersusun atas atom-atom sebagai partikel terkecilnya. Gula
pasir yang kita gunakan tersusun atas kumpulan molekul-molekul gula sebagai
partikel terkecil dari materinya, sedangkan garam natrium klorida terdiri atas ion-
ion sebagai partikel materi penyusunnya. Pada Gambar 1.4 ditunjukkan bahwa
pada keadaan padat, jarak partikel penyusun materi sangatlah dekat, teratur, dan

6
bersifat kaku. Sebaliknya dalam keadaan cairannya, jarak partikel sedikit
berjauhan dan tidak kaku, sehingga posisinya dapat sedikit berubah. Dalam
keadaan gas, jarak partikel sangat berjauhan dan lebih tidak beraturan.

Gambar 1.4. Percobaan sederhana difusi partikel (a) gas, (b) cair.
Sumber : http://docplayer.info

b. Partikel materi: Atom, molekul, dan ion


Sejak zaman Yunani kuno para pakar filsafat telah memikirkan tentang
struktur materi. Pemikiran mereka bertolak dari pembelahan materi. Jika suatu
materi dipecah-pecah menjadi butiran itu dipecah lagi sampai halus, maka apabila
pembelahan materi itu dilanjutkan menimbulkan dua pendapat yang berbeda.
Menurut aristoteles, pembelahan materi sifatnya sinambung, artinya dapat dibelah
sampai tak terhingga. Menurut Democritus, pembelahan materi sifatnya tidak

7
sinambung, artinya pada suatu ketika pembelahan akan sampai kepada suatu
partikel terkecil yang tidak dapat dibelah lagi. Partikel itu dinamakan atom.

Bagian terkecil dari suatu materi dinamakan partikel. Partikel dapat berupa
atom, molekul dan ion. Contohnya besi, tersusun atas atom-atom besi. Atom-atom
besi adalah partikel, sebab merupakan bagian terkecil dari materi besi. Contoh
lain adalah garam dapur, garam ini tersusun atas ion-ion natrium dan ion-ion
klorida. Ion natrium dan ion klorida adalah partikel dari garam dapur, sebab
merupakan bagian terkecil dari garam dapur.

1) Atom
Selama beberapa abad lamanya, konsep tentang atom yang dikemukakan
Democritus dilupakan orang. Baru pada tahun 1803, seorang guru kimia dan
matematika dari Inggris, John Dalton menemukan konsep tentang atom yang
didasarkan pada pengukuran kuantitatif dan reaksi-reaksi kimia. Teori atom ini
terus berkembang dan mengalami penyempurnaan seperti penjelasan berikut.

a) Teori atom Dalton


Pada teori ini dijelaskan bahwa materi tersusun atas sejumlah partikel yang
sangat kecil yang tidak dapat dipecah-pecah lagi. Atom-atom dalam suatu unsur
identik dalam segala hal. Tetapi berbeda dengan ataom-atom unsur lain. Dalam
reaksi kimia, terjadi pengabungan atau pemisahan dan penataan ulang atom-atom
dari satu komposisi tertentu membentuk komposisi lain. Atom dapat bergabung
dengan atom lain membentuk suatu senyawa dengan perbandingan bulat dan
sederhana.

Gambar 1.5. John Dalton Gambar 1.6. Model Atom Dalton


Sumber : http://pbslearningmedia.org Sumber : http://seekpng.com

8
b) Teori Atom Thomson
Pada tahun 1897 J. J. Thompson menemukan elektron. Berdasarkan
penemuannya tersebut, kemudian Thompson mengajukan teori atom baru yang
dikenal dengan sebutan model atom Thomson. Thomson adalah orang pertama
yang membayangkan bentuk atom ditinjau dari sudut kelistrikan. Model atom
Thompson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana atom terdiri atas
materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam
roti kismis. Karena muatan positif dan negatif bercampur jadi satu dengan jumlah
yang sama, maka secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral.

Gambar 1.7. JJ. Thomson Gambar 1.8. Model Atom Thomson


Sumber : http://science.abc.com Sumber : http://ilmukimia.com

c) Teori Atom Rutherford


Menurut Rutherford melalui eksperimen penghamburan sinar alfa
menerangkan bahwa seluruh muatan positif dari atom terpusat pada suatu inti
yang sangat kecil. Dari penelitian penghamburan sinar alfa dan dari penelitian
lainnya, Rutherford menarik kesimpulan bahwa atom terdiri atas suatu inti yang
kecil (jari-jari 10-13) dengan muatan listrik positif di mana praktis seluruh muatan
atom terpusat, dan elektron-elektron sebanyak Z yang bergerak mengelilingi inti.
Z adalah sesuai dengan nomor atom.

9
Gambar 1.9. Rutherford Gambar 1.10. Model Atom Rutherford
Sumber : http://physicsworld.com Sumber : http://pengajar.co.id

d) Teori Atom Bohr


Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari
Denmark yang bernama Niels Henrik David Bohr (1885-1962) menyempurnakan
model atom Rutherford. Model atom Bohr menyertakan gagasan tentang gerakan
elektron dalam orbit melingkar, namun ia memasukkan syarat yang ketat. Tiap
elektron dalam atom hidrogen hanya dapat menempati orbit tertentu. Karena tiap
orbit memiliki energi tertentu, energi yang berkaitan dengan gerakan elektron
pada orbit yang diizinkan harus mempunyai nilai yang konstan atau terkuantisasi.
Pada keadaan ini elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi, yaitu lintasan
di mana elektron berada pada keadaan stationer, artinya tidak memancarkan
energi.

Gambar 1.11. Niels Bohr Gambar 1.12. Model Atom Bohr


Sumber : http://atomiceritage.com Sumber: http://tentorku.com

1
e) Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1926, fisikawan Austria Erwin Schrodinger mengembangkan
teori atom mekanika kuantum dengan merumuskan suatu persamaan yang
menggambarkan perilaku dan energi partikel submikroskopis secara umum yang
dinamakan persamaan Schrodinger. Mekanika kuantum menjelaskan bahwa kita
dapat menunjuk posisi elektron dalam atom. Konsep kerapatan elektron
memberikan peluang elektron akan ditemukan pada daerah tertentu dalam atom.
Daerah dengan kerapatan tinggi menyatakan daerah yang berpeluang tinggi untuk
ditempati elektron sedangkan kebalikannya berlaku untuk daerah dengan
kerapatan yang lebih rendah. Untuk membedakan deskripsi mekanika kuantum
dari atom model Bohr, kita sebut orbital atom (atomic orbital), bukan orbit.
Orbital atom dapat dianggap sebagai fungsi gelombang dari elektron dalam atom.
Orbital atom mempunyai energi yang khas dan distribusi elektron yang khas juga.
Setelah anda mengetahui berbagai teori atom diatas, Anda dituntut untuk bisa
menentukan bahan ajar yang tepat sesuai dengan konten yang akan dijelaskan.
Teori atom yang bersifat abstrak memungkinkan suatu penganalogian dalam
bentuk ilustrasi/animasi yang tidak cukup dijelaskan dengan teks dan gambar saja,
tetapi perlu adanya animasi. Sehingga bahan ajar yang tepat dapat berupa video
infografis yang dilengkapi dengan animasi model atom dapat dilihat pada link
berikut https://www.youtube.com/watch?v=v4xQz4GRd8k.

2) Struktur Atom
Setiap unsur mempunyai jenis atom yang berbeda dengan atom unsur lain.
Sampai saat ini baru ditemukan 118 macam unsur, maka dapat dipastikan bahwa
jenis atom yang ada sampai saat ini sebanyak 118 macam. Beberapa materi yang
tersusun atas atom-atom sejenis diataranya emas, besi, perak, tembaga, raksa,
krom, intan, belerang, dan grafit. Pada umumnya, logam-logam yang terdapat
bebas di alam tersusun atas atom-atomnya. Namun demikian, sedikit sekali unsur-
unsur terdapat dalam keadaan unsur bebas di alam, mereka cenderung bergabung

1
dengan unsur-unsur lain membentuk suatu molekul unsur atau molekul senyawa.
Keberadaan mereka di alam terdapat dalam wujud gas, cair atau padatan.

Dengan teknologi dan pengetahuan modern diperoleh informasi bahwa atom


tersusun dari inti atom dan elektron bergerak mengelilingi inti. Inti atom tersusun
atas proton dan neutron, kecuali hidrogen tidak memiliki neutron. Proton
bermuatan positif; elektron bermuatan negatif; sedangkan neutron tidak
bermuatan secara listrik. Pada atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektron. Jumlah proton dalam inti atom menyatakan nomor atom; jumlah
neutron plus proton menyatakan massa atom. Ketiga macam partikel sub atom
(proton, elektron, dan neutron) ini tergolong partikel dasar penyusun atom, sebab
atom-atom unsur dibentuk dari partikel tersebut. Penjelasan atom dan struktur
atom secara lebih rinci bisa dilihat pada link youtube berikut
https://www.youtube.com/watch?v=o-3I1JGW-Ck. Massa dan muatan masing-
masing partikel subatom ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.1. Partikel dasar penyusun atom.

Partikel Massa Muatan


Subatom Sebenarnya Relatif terhadap Sebenarnya Relatif terhadap
(kg) proton (Coulomb) proton

Proton, p 1,67 x 10 27


1 +1,60 x 1019 +1
Neutron, n 1,67 x 1027 1 0 0
Elektron, e 9,11 x 1031 1/1836 1,60 x 1019 1

Elektron. Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang bermuatan


negatif. Elektron ditemukan berdasarkan percobaan sinar katoda pada tahun 1897
oleh fisikawan Inggris yang bernama Joseph John Thomson (1856 - 1940). Dari
hasil percobaannya, J. J. Thompson menyimpulkan bahwa partikel sinar katode
tidak bergantung pada bahan katode. Semua bahan katoda hanya menghasilkan
satu jenis partikel sinar katode yang bermuatan listrik negatif yang kemudian
disebut elektron.

1
Proton. Proton merupakan partikel dasar penyusun atom yang bermuatan
positif. Proton ditemukan oleh fisikawan Jerman yang bernama Eugene Goldstein
pada tahun 1886. Proton ditemukan berdasarkan eksperimen dengan tabung sinar
katode yang telah dimodifikasi. Dari hasil eksperimennya, ternyata ditemukan
seberkas sinar yang berbeda dengan sinar katode yang melewati lubang katode dan
bergerak dari arah anode. Sinar itu disebut sinar terusan atau sinar saluran atau
sinar anoda atau sinar positif yang kemudian dinamakan proton yang secara jelas.
https://www.youtube.com/watch?v=h6bd4csi2DY.
Neutron. Neutron merupakan partikel dasar penyusun atom yang tidak
bermuatan. Neutron ditemukan oleh fisikawan Inggris yang bernama James
Chadwick pada tahun 1932. Penemuan proton didasarkan pada eksperimen James
Chadwick dengan cara menembaki atom berilium dengan sinar alfa (α). Dari hasil
penembakan itu terdeteksi adanya partikel tidak bermuatan yang mempunyai
massa hampir sama dengan proton yang disebu neutron. Video penemuan neutron
dapat dilihat pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=XPqoGlKP5IY .

Gambar 1.13. Struktur Atom


Sumber:
http://sahabatnesia.com

Atom suatu unsur memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan atom
unsur lainnya. Untuk menunjukkan jumlah proton, elektron dan neutron yang ada
dalam suatu atom, pada masing-masing lambang atom diberi identitas nomor
atom dan nomor massa. Nomor atom suatu atom unsur melambangkan jumlah
proton yang terkandung dalam atom unsur tersebut. Nomor atom diberi simbol Z.
Sementara itu, muatan inti atom merupakan muatan proton yang bermuatan

1
positif. Adapun yang mengelilinginya merupakan elektron yang bermuatan
negatif. Karena jumlah muatan positif harus sama dengan jumlah muatan negatif,
maka jumlah proton pun harus sama dengan jumlah elektron. Jadi, di samping
menunjukkan jumlah proton, nomor atom pun secara tidak langsung juga
menunjukkan jumlah elektron dalam suatu unsur. Nomor massa suatu atom
menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam inti atom (nukleon). Proton dan
neutron sebagai partikel penyusun inti atom, dinamakan nukleon. Jumlah nukleon
dalam atom suatu unsur dinyatakan sebagai nomor massa dengan lambang A.
Setiap unsur dibedakan berdasarkan jumlah proton yang terdapat dalam inti
atom. Karena itu, unsur-unsur merupakan fungsi dari jumlah proton, atau nomor
atom. Bila inti atom mengandung jumlah proton sama tetapi jumlah neutron
berbeda dinamakan isotop dari atom itu. Selain isotop dikenal pula istilah isobar
dan isoton. Isobar adalah atom-atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda)
tetapi nomor massanya sama. Isoton adalah atom-atom unsur yang berbeda
(nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.

3) Molekul dan Ion


Atom-atom dapat bergabung dengan atom unsur sejenis maupun dengan atom
unsur lain membentuk suatu molekul dalam komposisi yang sederhana. Molekul
adalah gabungan dua atau lebih atom-atom yang berasal dari unsur yang sama
atau dengan atom unsur yang berbeda jenis. Unsur-unsur yang berada di alam
dalam keadaan bebas umumnya berbentuk molekul, seperti gas hidrogen, oksigen,
belerang, dan phosfor. Dilain pihak diungkapkan bahwa senyawa dapat diuraikan
menjadi zat yang lebih sederhana secara reaksi kimia. Partikel yang menyusun
suatu senyawa adalah suatu molekul. Dengan kata lain, partikel suatu senyawa
adalah molekul.

Terdapat dua jenis molekul, yaitu molekul unsur dan molekul senyawa.
Molekul unsur adalah gabungan atom-atom dari unsur-unsur sejenis, seperti gas
diatomik seperti gas oksigen (O2); gas nitrogen (N2); gas klor (Cl2); dan gas
lainya; sedangkan molekul senyawa adalah gabungan atom-atom unsur yang

1
berbeda jenis. Contoh molekul senyawa misalnya air (H2O); belerang dioksida
(SO2); ammonia (NH3); dan karbon dioksida (CO2) serta molekul-molekul
senyawa lain yang bukan ionik.

Rumus molekul adalah rumus kimia yang memberikan jumlah atom-atom


unsur secara tepat dalam molekul. Molekul air mengandung dua atom hidrogen
dan satu oksigen yang terikat secara kimia. Atom-atom dalam molekul tidak
terikat secara acak, melainkan terikat secara kimia dengan orientasi yang terbatas.
Rumus struktur adalah rumus kimia yang menunjukan bagaimana atom-atom
terikat satu sama lain secara kimia di dalam molekul. Misalkan, diketahui bahwa
setiap atom hidrogen di dalam molekul air terikat pada atom oksigen. Rumus
struktur air adalah molekul air terikat pada atom oksigen. Jadi rumus struktur air
adalah H-O-H. Garis penghubung kedua atom hidrogen menyatakan ikatan kimia.

Selain atom dan molekul, sebagai partikel penyusun materi di alam, ada pula
kelompok materi yang tersusun atas ion-ion. Ion adalah atom atau gugus atom
yang bermuatan listrik. Jika muatannya negatif dinamakan anion, Jika muatanya
positiif dinamakan kation. Oleh karena materi di alam bermuatan netral, maka
suatu senyawa ion akan memiliki atom yang bermuatan postif dan negatif sama.
Serta susunan kation dan anionya saling bergantian membentuk suatu
makromolekul atau struktur raksasa.

Suatu senyawa ion adalah senyawa yang tersusun dari kation dan anion. Pada
garam dapur (NaCl) mengandung jumlah ion Na+ dan Cl- yang sama. Antaraksi
elektrostatis yang kuat antara muatan positif dan negatif menjadikan ion-ion
tersebut terikat bersama-sama secara kuat membentuk susunan teratur dalam
ruang tiga dimensi. Pada NaCl misalnya, setiap ion Na+ dikelilingi oleh enam ion
Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh enam ion Na+. Susunan teratur dari ion-ion
itu dalam segala arah menjadikan ion NaCl sebagai suatu kristal, yaitu suatu jenis
zat padat yang memiliki bentuk geometri tertentu akibat keteraturan susunan
atom-atom, molekul atau ion yang membangun zat itu. Ukuran kristal beraneka
ragam bergantung jumlah ion-ion didalamnya.

1
Beberapa ion terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat secara kimia tetapi
memiliki kelebihan atau kekurangan elektron, sehingga satuan ion tersebut
memiliki muatan listrik. Misalnya ion phosfat, PO43-. Superskrip 3- menunjukkan
kelebihan tiga elektron dalam gugusan atom. Ion Mg2+ merupakan gugus atom
yang kekurangan dua buah elektron, sehingga bermuatan positif dua. Jika ion
magnesium bergabung dengan ion phosfat membentuk senyawa ion, maka
senyawa yang terbentuk harus netral secara listrik. Oleh sebab itu, senyawa yang
terbentuk adalah Mg3(PO4)2.

c. Sifat Fisika dan Kimia Materi


Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa berdasarkan sifat
fisiknya, materi dikelompokkan menjadi padat, cair, dan gas. Pengelompokkan
materi (kemudian diistilahkan sebagai zat ketika menyiratkan ketiadaan materi
lain di dalamnya) menjadi tiga keadaan didasarkan pada sifat fisika yang dimiliki
oleh zat tersebut. Sifat fisika adalah karakteristik/ciri zat yang membedakan zat
yang satu dengan zat lainnya yang tidak melibatkan perubahan apapun ke zat lain.
Contoh sifat fisika diantaranya : titik leleh, titik didih, massa jenis, viskositas,
kalor jenis, dan kekerasan. Ketika suatu zat memiliki sifat fisika yang persis sama,
maka zat yang diduga berbeda tersebut pastilah zat yang sama, karena zat yang
berbeda akan memiliki sifat fisis yang berbeda dari zat lainnya. Adapun sifat zat
yang menyebabkan zat tersebut berubah baik dengan sendirinya maupun ketika
berinteraksi dengan zat lain disebut dengan sifat kimia. Contoh sifat kimia
diantara kemudahan untuk terbakar, kemudahan untuk mengelami proses
perkaratan, kerentanan untuk mengalami pelapukan, dan sebagainya.

Setiap zat, misalnya gula, garam, perak, tembaga, emas, dan udara termasuk
di dalamnya oksigen, nitrogen, hidrogen, helium dan sebagainya tentunya
memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari materi lainnya. Garam dapur
memiliki ciri-ciri berbentuk padatan serbuk, berwarna putih, tidak berbau, dan
larut baik dalam air. Ciri yang hampir sama dijumpai pula pada gula pasir.
Namun, jika kita bandingkan rasa dari kedunya sangatlah berbeda. Garam berasa

1
asin, sedangkan gula berasa manis. Gula akan meleleh dan berubah menjadi
coklat ketika dipanaskan lama, tetapi garam menunjukkan perubahan yang
berbeda ketika dipanaskan lama atau dibakar. Lakukan percobaan sederhana di
rumah untuk mengetahui perbedaan ciri yang ditunjukkan oleh kedua materi
tersebut ketika dibakar dengan api. Catat dan jelaskan hasil pengamatan Anda
kemudian identifikasi dan kelompokkan sifat fisika dan sifat kimia yang dimiliki
oleh gula dan garam sebelum dan setelah dibakar.

d. Perubahan Materi dan Energi


Perubahan materi merupakan bagian penting dalam sains kimia, karena
perubahan tersebut pada dasarnya dikaji untuk menghasilkan perubahan yang
menguntungkan, sedangkan pemahaman mengenai perubahan yang merugikan
ditujukan untuk mencegah terjadinya perubahan tersebut sedini mungkin. Jika kita
amati berbagai gejala yang ditunjukkan oleh bahan disekitar kita, maka kita akan
menemukan bahan-bahan tersebut dapat berubah baik dengan sendirinya maupun
ketika diberikan perlakuan yang disengaja berdasarkan pemahaman kita terhadap
sifat dari materi tersebut. Bahan tumbuhan dan hewan meluruh, logam berkarat,
besin terbakar, air membeku ketika suhu diturunkan dan mencair kembali ketika
dipanaskan, tanah mengalami erosi, air danau dan laut menguap, dsb.

Bila sifat zat-zat yang mengalami perubahan tersebut dipelajari, maka


perubahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni perubahan fisika dan
perubahan kimia. Mengapa sifat zat yang dia mati? Ketika Anda ingin
mengindentifikasi seseorang, maka Anda akan melihat karakteristik dari orang
tersebut, misalnya tinggi dan berat badan, warna dan bentuk rambut, warna mata,
sidik jari, bahkan saat ini pola DNA dari setiap individu turut diamati pula untuk
memperoleh karakteristik khas dari individu yang bersangkutan. Hal yang
dilakukan ketika kita diminta untuk mengindentifikasi suatu materi, maka
pengamatan yang kita lakukan adalah sifat dari materi tersebut yang meliputi sifat
kimia dan sifat fisika. Video tentang perubahan materi bisa dilihat pada link
berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=IwFkM6Jn2O4.

1
Pada perubahan fisika tidak terdapat perubahan pada komposisi. Perubahan
fisika terjadi ketika suatu zat mengalami perubahan pada sifat fisikanya saja dan
tidak pada komposisinya. Sebagai contoh, ketika es meleleh, beberapa sifat fisik
dari es tersebut menjadi berubah, misalnya tingkat kekerasannya, massa jenisnya,
dan kemudahannya untuk mengalir. Tetapi komposisi dari sampel tersebut tetap
dan tidak berubah yakni air. Pada perubahan fisika, zat yang terlibat akan sama
antara sebelum dan setelah perubahan.

Air (s)  Air (l) (1)

Perubahan kimia atau lebih dikenal dengan reaksi kimia terjadi ketika suatu
zat berubah menjadi zat yang lain. Contoh perubahan kimia yang sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari diantaranya proses perkaratan besi, penguraian air
menjadi hidrogen dan oksigen ketika diberikan arus listrik. Pada persamaan 2
ditunjukkan terjadi perubahan komposisi sehingga produk akhir berbeda dengan
pereaksi semula.

Perubahan kimia: zat berbeda sebelum dan setelah perubahan

Aliran listrik
Air (s) Hidrogen + Oksigen (2)

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konsep perubahan materi,


lakukan analisis terhadap sifat-sifat materi sebelum dan sesudah reaksi untuk zat-
zat yang terlibat dalam proses fotosintesis seperti ditunjukkan pada Gambar 1.14.
Kemudian tentukan apakah fotosintesis merupakan perubahan kimia atau fisika.

Perubahan materi sangat bermanfaat untuk memperoleh bahan-bahan baru.


Salah satu pemanfaatan prinsip perubahan fisika adalah proses pengambilan
bahan-bahan tertentu dari sumber bahan alam (ekstraksi) untuk diversifikasi
pemanfaatannya dalam bidang kesehatan, energi, maupun pangan alternatif.
Prinsip-prinsip perubahan kimia juga banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan
bahan-bahan baru yang memiliki nilai fungsional bagi manusia maupun
lingkungan.

1
Gambar 1.14. Perubahan materi pada reaksi pembentukan glukosa melalui
fotosintesis. Sumber: https://1.cdn.edl.io

Perubahan materi selalu melibatkan penyerapan dan pelepasan energi. Dalam


proses biologis makhluk hidup, pemecahan makanan yang melibatkan enzim
sebagai katalis secara jumlah bersih menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk beraktivitas. Pembentukan energi yang dihasilkan dari pengubahan glukosa
yang dihasilkan dari bahan makanan melalui proses reaksi biologis (metabolisme).
Video perubahan materi pada reaksi pembentukan glukosa melalui fotosintesis
dapat dilihat pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=IP6YabCahKc.

1
Gambar 1.15. Perubahan materi pada reaksi metabolisme glukosa untuk
pembentukan energi pada makhluk hidup.
Sumber: https://1.cdn.edl.io

Contoh lain perubahan materi yang termasuk reaksi kimia adalah reaksi
logam merkuri dan oksigen membentuk merkuri oksida. Jika reaksi ini dilakukan
dalam ruang tertutup, maka berlaku hukum kekekalan massa. Hukum kekekalan
massa ini ditemukan oleh Antonie Laurent Lavoisier. Beliau adalah seorang ahli
kimia yang berasal dari Perancis dan mempunyai julukan “Bapak Kimia Modern”.
Hukum kekekalan massa ini banyak mendasari reaksi kimia. Hukum kekekalan
massa menyatakan bahwa suatu massa (pada sistem yang tertutup) akan tetap
meski dalam reaksi terjadi beberapa proses. Jadi, dengan kata lain, jenis atom dan
jumlahnya antara sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Namun dengan catatan
bahwa reaksi harus berjalan atau terjadi pada sistem tertutup.

Salah satu cara untuk mempelajari perubahan fisika dan perubahan kimia
dapat dilakukan dengan cara melakukan percobaan berikut ini.

2
Perubahan Fisika dan Kimia
Tujuan: Siswa dapat membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia dengan
melaksanakan percobaan.

Percobaan 1
1. Amati dan jelaskan mengenai tablet redoxon.
2. Potong-potong tablet tersebut menjadi bagian yang kecil. Apakah termasuk
perubahan fisika atau kimia?
3. Gunakan gelas ukur untuk mengukur 50 mL air dan masukkan ke dalam gelas.
Lalu masukkan satu tablet redoxon.
4. Amati perubahan yang terjadi. Apakah termasuk perubahan fisika atau kimia?

Percobaan 2
1. Letakkan satu potong es di dalam gelas kimia.
2. Amati dan rasakan bagaimana es tersebut.
3. Apakah termasuk perubahan fisika atau kimia?

Percobaan 3
1. Ukur jus lemon sebanyak 40 mL, masukkan ke gelas kimia besar.
2. Tambahkan 1 sendok soda kue ke dalam jus lemon tersebut.
3. Amati apa yang terjadi. Termasuk perubahan fisika atau kimia?

Percobaan 4
1. Amati bentuk dan warna playdoh.
2. Potong0potong playdoh menjadi bagian yang kecil.
3. Amati perubahan yang terjadi.
4. Termasuk perubahan fisika atau perubahan kimia.

Percobaan 5
1. Tambahkan 1 sendok soda kue ke dalam gelas kimia.
2. Ukur 10 mL asam cuka, lalu campurkan asam cuka dengan soda kue.
3. Amati perubahan yang terjadi.
4. Apakah termasuk perubahan fisika atau perubahan kimia.

Percobaan
e. Penggolongan
6 Materi Berdasarkan Sifat Kimia
1. Ukur 50 mL susu dan masukkan ke dalam gelas kimia.
2. UkurMisalkan
30 mL kita
asammengambil
cuka kemudiansuatu masukkan
sampel materi,
ke dalamyang mungkin
gelas berupa
kimia yang ada
susunya.cairan, atau gas, dan memeriksa berbagai sifat atau membedakan cirinya
padatan,
3. Amati perubahan yang terjadi.
4. seperti bau,perubahan
Termasuk warna, atau
fisikamassa jenisnya. Berdasarkan sifat kimianya, materi
atau kimia.
Berdasarkan petunjuk
digolongkan menurutpercobaan
komposisidi atas, susunlah
dan sifat Lembar
materi sepertiKerja Pesertapada
ditunjukkan DidikGambar
(LKPD)
yang sesuai.
1.16.

2
Gambar 1.16. Penggolongan materi berdasarkan sifat kimianya

f. Unsur, senyawa, dan campuran


Unsur merupakan komponen pembangun suatu materi. Saat ini di alam
tersebar hampir ratusan unsur-unsur yang berbeda yang menyusun semua materi
baik yang yang berbentuk padat, cair, maupun gas. Beberapa unsur murni yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari ditunjukkan pada Gambar 1.17.
Materi-materi tersebut diantaranya: alumunium, tembaga, perak, karbon, emas,
besi, dll. Dapatkah Anda mengindentifikasi masing-masing mineral unsur dalam
gambar tersebut?

2
Gambar 1.17. Contoh beberapa mineral. Perlu digaris bawahi bahwa pada
umumnya mineral-mineral tersebut terdapat dalam bentuk
campuran dengan materi lainnya, sehingga beberapa metode
pemurnian diperlukan untuk memperoleh unsur dalam keadaan
murninya. Emas, intan, dan gas helium adalah contoh unsur yang
ditemukan di alam dalam keadaan bebas.

Mari Kita Lakukan Percobaan Berikut.


Ambillah beberapa benda/zat yang ada di sekitar kalian. Kemudian analisis
menggunakan tabel di bawah ini.
No Nama Zat Sifat-Sfat Zat Rumus Kimia Unsur/Senyawa/Campuran

Berdasarkan analisis zat di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


1. Apa yang dimaksud dengan unsur?
2. Apa yang dimaksud dengan senyawa?
3. Apa yang dimaksud dengan campuran?
4. Sebutkan jenis-jenis campuran dan jelaskan pengertiannya dilengkapi
dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

2
1) Unsur
Natrium klorida (garam) merupakan zat yang berbentuk padat dan berwarna
putih. Jika zat ini dilelehkan kemudian ke dalam lelehan garam tersebut dialirkan
arus listrik, maka zat tersebut akan terdekomposisi (terurai) membentuk cairan
berwarna keperakan dan gas berwarna hijau kekuningan, yang masing-masing
secara berturut-turut merupakan lelehan natrium dan gas klorin. Persamaan reaksi
untuk dekomposisinya dirangkum sebagai berikut:

Bagaimana cara mengevaluasi bahwa reaksi kimia diatas dapat terjadi? Pada
proses reaksi tersebut natrium dan klorin dihasilkan sebagai produk penguraian
natrium klorida melalui reaksi kimia. Namun, metode kimia biasa tidak akan
mampu menguraikan kembali natrium dan klorin yang dihasilkan menjadi
komponen materi yang lebih sederhana. Zat murni yang tidak dapat dipisahkan
kembali menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa
disebut unsur. Klorin dan natrium adalah contoh unsur pada persamaan reaksi di
atas.

Hingga saat ini ada total sekitar 118 unsur alam dan unsur buatan baik itu
berbentuk unsur logam maupun yang non logam. Unsur-unsur tersebut pada
keadaan alaminya ada yang terdapat dalam bentuk unsur bebas, dan ada pula
(umumnya) yang terdapat dalam bentuk persenyawaan dengan unsur lainnya
membentuk materi lain dengan sifat yang berbeda. Keseluruhan unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan sifat kimianya dalam bentuk tabel sistem periodik
unsur seperti ditunjukkan pada Gambar 1.18.

2
Gambar 1.18. Tabel pengelompokkan unsur yang telah ditemukan.
Sumber: www.e-sbmptn.com

2) Senyawa
Senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat dalam suatu
materi yang dihasilkan melalui reaksi kimia biasa. Sifat senyawa berbeda dengan
sifat-sifat dari unsur pembentuknya. Sebagai contoh, garam natrium klorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam dapur adalah hasil dari reaksi antara unsur
natrium (Na) dengan unsur klorin (Cl). Garam natrium klorida berbentuk padat
pada suhu ruangan berbentuk padatan putih, memiliki kelarutan yang baik dalam
air, dan tidak beracun bagi tubuh. Sifat dari garan NaCl tersebut berbeda dengan
sifat dasar dari unsur-unsur pembentuknya, yakni natrium dan klorin. Unsur
logam natrium sangat reaktif terhadap air sehingga unsur ini harus disimpan
dalam minyak atau materi lainnya yang tidak bercampur dengan air dan klorin

2
merupakan gas yang bersifat racun. Perubahan sifat baru materi yang berbeda dari
keadaan materi awalnya yang pada bagian sebelumnya disebut sebagai perubahan
kimia atau reaksi kimia. Pada Gambar 1.19 ditunjukkan perubahan sifat materi
garam NaCl.

Gambar 1.19. Logam natrium direaksikan dengan gas klorin menghasilkan


garam natrium klorida

Contoh senyawa lainnya adalah magnesium oksida yang dihasilkan melalui


reaksi pembakaran pita magnesium di udara (Gambar 1.20), dan pembentukan
senyawa air dari reaksi unsur hidrogen dan unsur oksigen (Gambar 1.21). Masing-
masing senyawa yang terbentuk pada kedua peristiwa tersebut memiliki sifat
fisika maupun sifat kimia yang berbeda dengan unsur-unsur asalnya. Pada
Gambar 1.21 ditunjukkan bahwa dalam gas hidrogen, atom-atomnya berpasangan
membentuk molekul unsur, begitu pula pada gas oksigen (atom pada masing-
masing unsur diwakili oleh masing-masing lingkaran). Ketika terjadi reaksi kimia,
maka gabungan kedua gas tersebut membentuk tatanan atom yang berbeda
melibatkan ikatan kimia menghasilkan molekul air, sehingga dalam setiap
molekul air kita akan menemukan 1 atom oksigen mengikat dua atom hidrogen.
Tanpa reaksi gabungan kedua gas hidrogen dan gas oksigen tidak akan berubah,
seperti halnya campuran gas-gas di udara. Jadi apakah perbadaan antara senyawa
dan campuran?

2
Gambar 1.20. Pembakaran pita magnesium di udara.
https://www.youtube.com/watch?v=uIxKRPJsy_o

Gambar1.21. Pembentukan air melalui reaksi gas hidrogen dan oksigen.

Berdasarkan paparan mengenai unsur dan senyawa diatas, alat evaluasi yang
tepat dapat berupa teknik tes baik dalam bentuk tes tertulis, tes lisan maupun tes
keterampilan. Penjelasan mengenai unsur dan senyawa serta sifat-sifatnya dapat
dievaluasi menggunakan tes tertulis bisa berupa isian, pilihan ganda, dan benar
atau salah. Tes lisan juga bisa dilakukan apabila ingin mengetahui pengetahuan
individual seseorang dalam memahami materi unsur dan senyawa. Dan terakhir
tes keterampilan bisa diperlukan apabila dalam pembelajaran mengenai unsur dan

2
senyawa dilakukan suatu eksperimen sehingga memungkinkan untuk menilai
keterampilan siswa dalam melaksanakan suatu eksperimen seperti keterampilan
dalam mengamati, menggunakan alat secara tepat, mengukur dan sebagainya.
Penentuan jenis evaluasi yang tepat ini, tidak terlepas dari Kompetensi Dasar
(KD) yang harus dicapai oleh siswa. Sebagai contoh jika ada KD “Memahami
konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan kimia,
perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari”, maka alat evaluasi yang
tepat adalah jenis tes tertulis.

3) Campuran
Campuran adalah materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan
komposisi tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat awalnya. Campuran tidak
memiliki komposisi yang tetap dan terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Pada
campuran senyawa-senyawa pembentuknya bergabung tanpa melibatkan ikatan
kimia. Campuran dapat digolongkan menjadi campuran homogen (serbasama)
(Gambar 1.20) dan campuran heterogen (serbaneka) (Gambar 1.21). Beberapa
campuran yang tentu Anda kenal diantaranya campuran air teh manis yang
merupakan campuran serbasama dari air dengan gula. Komposisi campuran air
dan gula pada air teh manis dapat sangat beragam. Pada campuran serbasama ini,
penyusun campuran tidak dapat dibedakan, namun sifat masing-masing
komponen penyusunnya masih tampak. Misalnya rasa manis dari gula, warna
coklat-merah dari teh, dan wujud cair dari air. Campuran serbasama lainnya
adalah logam kuningan yang merupakan gabungan dari logam tembaga dan seng
dengan variasi berkisar 10-60%. Air kopi, campuran tanah dengan pasir dan
kerikil adalah sebagian contoh dari campuran serbaneka. Bagaimana membedakan
zat tunggal (senyawa atau unsur) dari campuran? 1. Zat tunggal memiliki titik
didih dan atau titik leleh yang tetap pada satu titik, sedangkan campuran titik didih
atau titik lelehnya berentang karena senyawanya tidak murni. 2. Campuran dapat
dipisahkan dengan menggunakan proses fisika, sedangkan zat tunggal senyawa
hanya dapat dipisahkan menjadi unsur-unsurnya dengan menggunakan reaksi
kimia.

2
Terdapat beberapa cara pemisahan campuran diantaranya berdasarkan
perbedaan ukuran partikel (pengayakan atau penyaringan atau filtrasi),
beradasarkan perbedaan titik didih (destilasi atau penyulingan), berdasarkan
perbedaan muatan (elektroforesis), dan beradasarkan perbedaan kelarutan
(ekstraksi, rekristralisasi, kromatografi).

Gambar 1.22. Contoh campuran serbasama dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 1.23. Contoh campuran serbaneka dalam kehidupan sehari-hari.


Sumber: https://www.slideshare.net/

g. Teknik Pemisahan Campuran


1) Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan
zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berupa penyaring. Dasar
pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk

2
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal disebut residu (ampas).
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada
pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan corong buchner. Penyaring
buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi
dengan alat penghisap.

2) Sublimasi
Sublimasi tadalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal. Bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah
bahan yang mudah menyublim seperti kamfer dan iod. Proses yang dilakukan
yaitu bahan dipanaskan untuk mempercepat penyubliman. Uap bahan ditampung
dalam sebuah wadah dan didinginkan agar uap mengkristal. Metode ini
dimanfaatkan untuk pemurnian kristal ion dan kamfer. Kamfer atau iod akan
menguap sedangkan partikel pengotor akan tersisa, sehingga kamfer atau iod akan
bersih dari pengotor. Kristal yang mengandung iod dan kotoran dipanaskan
sehingga menyublim. Uap iod yang tidak mengandung kotoran membeku kembali
pada bagian tutup yang kemudian didinginkan dengan memberi pecahan es.
Kotoran yang tertinggal di bagian bawah.

3) Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam
suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi
penguapan dan kristalisasi pendinginan. Kristalisasi penguapan dilakukan dengan

3
cara menguapkan larutan sampai semua pelarut menguap sehingga didapatkan
bahan yang semula terlarut dalam larutan. Bahan yang dipisahkan harus tahan
panas dan titik bekunya lebih tinggi dari pelarut. Metode ini dimanfaatkan pada
industri pembuatan garam.

Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan campuran


/larutan. Komponen yang mempunyai titik beku tertinggi akan membeku lebih
dahulu, kemudian dilakukan filtrasi untuk memisahkan dengan pelarut dan zat
campur yang belum membeku. Cara ini digunakan pada pertambangan belerang
dengan metode Frasch.

4) Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang titik
didihnya berbeda. Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan titik didih. Bahan
yang dipisahkan dengan metode ini dalam bentuk larutan atau cair, tahan terhadap
pemanasan, dan perbedaan titik didihnya terlalu dekat. Metode ini digunakan
untuk memisahkan komponen minyak bumi, industri air suling, pemurnian
alkohol, dan pemurnian bahan-bahan organik.

Contoh aplikasi teknik pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari


adalah penyulingan minyak kayu putih yang dilakukan secara tradisional. Kayu
putih merupakan salah satu contoh senyawa atsiri yang bisa didapatkan melalui
proses penyulingan dan ekstraksi daun jenis kayu putih. Kandungan yang ada
dalam daun kayu putih selain kandungan minyak atsiri adalah air. Zat ini sangat
diperlukan untuk proses fotosintesis, transpirasi, mempertahankan tekanan turgor
dan memungkinkan pertumbuhan. Proses penyulingan yang dilakukan untuk
mendapatkan minyak atsiri kayu putih dapat membuang kandungan air yang ada.
Kandungan air yang sangat tinggi pada daun segar menyebabkan proses
penyulingan menjadi lama dan membutuhkan energi yang lebih banyak.
Kandungan air dalam kayu putih ini akan diuapkan yang kemudian

3
dikondensasikan sebelum dipisahkan dari minyak kayu putih. Air yang dihasilkan
dari proses penyulingan ini memiliki massa jenis yang lebih besar daripada
minyak kayu putih, sehingga air yang dihasilkan akan berada di bawah dan
minyak kayu putih yang dihasilkan akan berada di atasnya sehingga dengan
mudah kita dapat memisahkannya. Berikut ini adalah bagan alur penyulingan
minyak kayu putih secara tradisional:

Gambar 1.24. Bagan Alur Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

Gambar 1.25. Alat Penyulingan Minyak Kayu Putih


Sumber : Sumber gambar : https://blog.samdhana.org/2018/10/28/berdaya-
dengan-kayu-putih-aari-rimba-jaya/

3
5) Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar pemisahan ini adalah kelarutan dalam
pelarut tertentu. Ada beberapa macam ekstraksi diantaranya ekstraksi sederhana
dan ekstraksi pelarut. Ekstraksi sederhana dilakukan dengan merendam bahan
dalam pelarut dimana zat yang diinginkan dapat melarut kemudian setelah
beberapa waktu larutan dipisahkan dari ampasnya. Cara ini dimanfaatkan untuk
memperoleh zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Ekstraksi pelarut
dilakukan dengan melarutkan bahan dalam larutan yang sesuai kemudian
ditambah pelarut kedua dimana zat yang diinginkan akan melarut dan tidak
bercampur dengan pelarut pertama. Larutan dikocok lalu didiamkan hingga terjadi
dua lapisan yang dapat dipisahkan dengan bantuan corong pisah. Metode ini
biasanya digunakan untuk memurnikan logam.

6) Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kerapatan zat-
zat yang bergerak bersamaan dengan pelarutnya pada permukaan suatu benda
penyerap. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu,
daya absorbsi oleh penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Metode ini banyak
digunakan untuk keperluan analisis produk industri maupun di laboratorium
penelitian terutama untuk komponen berwarna. Jenis kromatografi sederhana
yang sering digunakan adalah kromatografi kertas.

7) Sentrifugasi
Prinsip teknik pemisahan ini adalah adanya gaya sentrifugal yang diberikan
pada partikel-partikel dalam campuran sehingga lama kelamaan partikel yang
massa jenisnya lebih besar akan mengendap. Setelah proses pengendapan ini
terjadi pemisahan antara partikel padat dan pelarutnya. Tahap pemisahan
selanjutnya adalah dekantasi atau memipet cairan yang berada diatas padatannya
lalu dipindahkan ke tempat lain contohnya adalah pemisahan partikel dalam darah
dan pemisahan partikel dalam madu.

3
Gambar 1.26. Teknik Sentrifugasi untuk memisahkan partikel-partikel darah
Sumber : Sumber gambar : https://rumus.co.id/pemisahan-campuran/

3
4. Forum Diskusi
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang telah dipelajari pada
Kegiatan Belajar 1 maka diskusikanlah kegiatan berikut ini.

1) Titik leleh dan titik didih merupakan sifat fisika yang dimiliki oleh suatu
materi dan khas untuk setiap materi. Pikirkan apa yang terjadi dengan
partikel-partikel materi di dalamnya ketika materi tersebut mendidih atau
meleleh? Buatlah sketsa gambar untuk merepresentasikan keadaan partikel
pada kedua keadaan tersebut, kemudian tentukan perbedaan dan persamaan
dari kedua proses tersebut.
2) Argon, helium, dan boron adalah contoh campuran gas yang terdapat di
udara. Seorang siswa mengisi masing-masing balon dengan ketiga gas
tersebut secara terpisah dan membiarkan balon tersebut beberapa waktu.
Setelah didiamkan beberapa saat, siswa tersebut menemukan bahwa balon
berisi gas helium dan neon menjadi mengecil, sedangkan balon berisi gas
argon hanya berubah sedikit. Tarik kesimpulan terhadap percobaan siswa
tersebut dan temukan percobaan sejenis untuk memberikan ekperimen
lainnya kepada siswa.

3
C. Penutup
1. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1 mengenai materi dan
perubahannya. Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi sebagai guru
IPA yang mampu menjelaskan berbagai peristiwa yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dari aspek perubahan struktur yang terjadi pada suatu materi. Hal-hal
penting yang telah Anda pelajari dalam kegiatan belajar 1 adalah sebagai berikut:

 Perbedaan susunan partikel pada materi padat, cair dan gas menjadikan
materi yang adal di alam terdapat pada tiga keadaan: padat, cair, dan gas.
Sifat materi padat, cair, dan gas dimanfaatkan untuk penggunaan bahan-
bahan tersebut dalam aplikasi teknologi kendaraan maupun dalam
penggunaan sehari-hari seperti parfum.
 Materi di alam mengalami perubahan secara berkesinambungan melalui
perubahan fisis dan kimia atau keduanya.
 Materi tersusun oleh partikel dasar materi yang berukuran sangat kecil
berupa atom, ion, atau molekul.
 Berdasarkan sifat kimianya, materi dikelompokkan menjadi zat tungal
(unsur dan senyawa) dan campuran (homogen dan heterogen).
 Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Partikel terkecil senyawa adalah
molekul.
 Unsur adalah bahan dasar penyusun materi yang tidak dapat diraikanm
kembali menjadi zat-zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa.
 Molekul adalah gabungan dua atau lebih unsur yang sama atau berbeda.
 Senyawa adalah zat tunggal yang dapat dipisahkan kembali menjadi zat-zat
sederhana melalui reaksi kimia. Senyawa merupakan gabungan dua unsur
atau lebih melalu reaksi kimia dan memiliki komposisi tetap.
 Campuran adalah gabungan dua senyawa atau lebih dengan komposisi yang
tidak tetap dan dapat dipisakan kembali menjadi senyawa-senyawa
pembentuknya menggunakan proses fisika.

3
2. Tes Formatif
1. Fotosintesis yang terjadi di daun tumbuhan dibantu oleh sinar matahari,
terjadi reaksi kimia berikut:
Sinar matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Pernyataan-pernyataan berikut yang benar mengenai reaksi diatas adalah ....
a. jenis atom dan jumlahnya antara sebelum dan sesudah reaksi fotosintesis
sama
b. jenis unsur, molekul/senyawa, atau ion sebelum dan sesudah reaksi
fotosintesis sama
c. pada saat musim kemarau, reaksi fotosintesis tidak akan terjadi karena
tumbuhan tidak mendapatkan cukup air
d. proses fotosintesis memerlukan sinar matahari sehingga hanya akan
berlangsung pada siang hari
e. jumlah molekul oksigen yang dihasilkan sama dengan jumlah
karbondioksida yang dibutuhkan

2. Tumbuhan menangkap cahaya kemudian menggunakannya untuk


mengubahnya menjadi makanan. Selain makanan dalam bentuk padatan,
proses tersebut juga menghasilkan suatu gas yang berguna bagi kehidupan.
Bagaimana sifat materi dari zat padat yang dihasilkan?
a. Zat yang dihasilkan dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana
dengan reaksi kimia.
b. Zat yang dihasilkan baik dalam bentuk padat atau gas memiliki sifat yang
sama yaitu bisa ditemukan dalam keadaan bebas di alam.
c. Zat yang dihasilkan merupakan zat yang memiliki sifat yang sama
dengan unsur-unsur penyusunnya.
d. Zat yang dihasilkan dapat bereaksi dengan air membentuk suatu zat baru.
e. Sifat materi dari zat yang dihasilkan adalah memiliki komposisi yang
tidak tetap dan dapat dipisakan kembali secara fisika.

3
3. Perhatikan data tentang penggunaan bahan berikut.
[1]. Gas elpiji sebagai bahan bakar karena mudah terbakar dan menghasilkan
kalor yang besar.
[2]. Tembaga sebagai kabel listrik karena memiliki daya hantar listrik yang
baik.
[3]. Helium sebagai bahan pengisi balon udara karena memiliki massa yang
ringan.
[4]. Alumunium sebagai bahan pembuatan alat memasak karena tidak mudah
korosi.
Penggunaan bahan diatas yang memanfaatkan pasangan sifat fisika adalah....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 4 saja

4. Perhatikan beberapa fenomena berikut:


(1)

(2)

3
(3)

(4)

Berdasarkan gambar diatas, produk mana yang dihasilkan melalui reaksi


kimia?
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 3
e. 1 dan 4

5. Perhatikan sifat-sifat materi berikut ini.


[1]. Terbentuk dari dua macam zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat
asal
[2]. Dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana secara kimia
[3]. Terbentuk dari dua macam zat yang atau lebih dengan perbandigan
massa yang tetap.
[4]. Komponen komponen peyusunnya dapat dipisahkan kembali secara fisis
[5]. Dapat direaksikan dengan air
Sifat senyawa ditunjukkan oleh nomor . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3

3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

6. Raihan mencampurkan adonan mentah pancake dengan coklat chip. Ketika Ia


menunggu sebagian pancake buatannya matang, ia melihat sebagian coklat
chipnya keluar dari bagian bawah wadah. Campuran coklat chip dengan
adonan pancake adalah contoh....
a. Pelarut
b. Zat terlarut
c. Larutan
d. Suspensi
e. Koloid

7. Senyawa merupakan suatu zat yang disusun atas dua jenis unsur atau lebih
yang bergabung dengan perbandingan tertentu. Manakah dari diagram berikut
yang menunjukkan gambar representasi partikel materi dalam bentuk
senyawa?

4
8. Perhatikan gambar berikut.

Pemisahan suatu campuran berdasarkan gambar diatas memiliki prinsip


pemisahan yaitu ....
a. Pemisaham zat betdasarkan perbedaan ukuran partikel
b. Pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didih
c. Pemisahan zat berdasarkan kelarutan pada pelarut tertentu
d. Pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik leleh dan kelarutan dalam
pelarut tertentu
e. Pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat diantara fasa gerak dan
fasa diam

9. Susi memiliki campuran yang disimpan di dalam gelas. Campuran tersebut


terdiri dari naftalena, garam dan batu kapur. Semua zat tersebut menyatu dan
berwarna sama yaitu putih. Susi ingin memisahkan zat-zat tersebut sehingga
bisa memanfaatkannya. Urutan tahapan proses untuk pemisahan campuran
yang harus dilakukan Susi adalah ....
a. Penyaringan-pelarutan-pengkristalan-penyubliman
b. Pelarutan-penyaringan-pengkristalan-penyubliman
c. Penyubliman-pelarutan-penyaringan-pengkristalan
d. Pelarutan-pengkristalan-penyaringan-penyubliman
e. Penhgkristalan-penyaringan-penyubliman-pelarutan

4
10. Perhatikan gambar percobaan berikut:

Melalui percobaan diatas, maka siswa dapat memahami bahwa ....


a. Unsur dapat dihasilkan dari suatu reaksi kimia yang bisa dipecah menjadi
bagian yang terkecil dari materi.
b. Senyawa tersusun atas unsur-unsur dimana sifat senyawa tidak sama dengan
unsur-unsur pembentuknya.
c. Unsur-unsur dapat bergabung membentuk suatu senyawa dengan
perbandingan yang tetap.
d. Senyawa dapat dipisahkan secara kimia menjadi unsur-unsurnya yang
sifatnya sama dengan senyawa asalnya.
e. Campuran air akan membentuk unsur-unsur gas jika dialiri arus listrik

4
3. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. (2007). Chemistry, Edisi X. New York: Mc Graw Hill Inc.
Yayan Sunarya. (2014). Kimia Dasar 1: Berdasarkan Prinsip-Prinsip Terkini,
Edisi III. Bandung: Alkemi Grasifindo Press.
Brigs JGR. (2004). Chemistry Insight, Edisi V. Singapore: Pearson Education Asia
Pte. Ltd.
Brady dan Humiston. (1990). General Chemistry, Edisi IV. New York: John
Wiley & Sons.

Tautan:
https://www.superteacherworksheets.com/matter/matter-article_
https://www.youtube.com/watch?v=IP6YabCahKc
https://www.youtube.com/watch?v=o-3I1JGW-Ck
https://www.youtube.com/watch?v=qhfqsU0czsk
https://www.youtube.com/watch?v=uIxKRPJsy_o
https://www.youtube.com/watch?v=IP6YabCahKc
https://www.youtube.com/watch?v=IwFkM6Jn2O4
https://www.youtube.com/watch?v=h6bd4csi2DY
https://www.youtube.com/watch?v=XPqoGlKP5IY

4
DAR2/Profesional/097/6/2022

PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODUL 6
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN
KEGUNAANNYA
Kegiatan Belajar 2 : Larutan dan Sifatnya

Penulis:
Eliyawati, S.Pd., M.Pd.

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022

0
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................i

A. Pendahuluan........................................................................................................ii

1. Deskripsi Singkat.............................................................................................ii

2. Relevansi..........................................................................................................ii

3. Panduan Belajar..............................................................................................iii

B. Inti.......................................................................................................................1

1. Capaian Pembelajaran......................................................................................1

2. Sub Capaian Pembelajaran...............................................................................1

3. Uraian Materi...................................................................................................1

a. Sistem koloid dan sifat-sifatnya....................................................................2

b. Asam, Basa, dan Garam..............................................................................15

c. Indikator Asam dan Basa............................................................................19

d. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.........................................................22

4. Forum Diskusi................................................................................................24

C. Penutup..............................................................................................................25

1. Rangkuman.....................................................................................................25

2. Tes Formatif...................................................................................................26

3. Daftar Pustaka................................................................................................31

i
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul Hybrid Learning Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunannya ini
merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru yang
berorientasi pada Kurikulum Pembelajaran IPA Tahun 2013. Buku ini dirancang
untuk mengmbangkan kompetensi guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dalam pembelajaran IPA. Materi yang disajikan dalam modul
ini dikembangkan secara hybrid menggunakan berbagai media yang terkait
dengan konten materi IPA.

Pada bagian ini, akan dikembangkan materi yang berkaitan dengan kegiatan
belajar 2 yaitu larutan dan sifat-sifatnya. Dalam tubuh kita, air merupakan
komponen utama yang berfungsi menjaga kelembaban tubuh dan pelarut bagi
reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh. Air akan melarutkan senyawa
terlarut yang akan dibawa darah untuk menuju ke sel target yang memerlukan.
Larutan terdiri atas komponen molekul terlarut (solute) yang terdistribusi merata
dalam pelarut (solvent).

2. Relevansi
Pada kegiatan belajar ini, pembahasan mengenai larutan dan sifatnya dibuat
berdasarkan bidang ilmu IPA yang terintegrasi. Pada kegiatan Pembelajaran yang
kedua ini, Anda akan mempelajari larutan dan sifatnya secara lebih detail dimana
terdiri dari koloid dan sifat-sifatnya. Kemudian Anda akan mempelajari larutan
asam, basa dan garam dilengkapi dengan sifat-sifatnya dan eksperimen untuk
membuat indikator asam basa.
Untuk memfasilitasi Anda dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara
optimal, maka dalam kegiatan belajar ini selain diberikan uraian materi yang
diperlukan untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi Anda, juga
dilengkapi dengan pemberian tugas terstruktur serta penilaian ketercapaian

i
penguasaan materi Anda melalui pemberian tes formatif pada bagian akhir
kegiatan belajar.

3. Panduan Belajar
Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran
aktif Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini diantaranya dengan membaca
uraian dan contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada
kegiatan belajar, membaca rangkuman, mengerjakan tes formatif yang diberikan
pada kegiatan belajar ini. Jika Anda berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan
benar, maka Anda telah cukup menguasai bahan ini. Jika masih ada beberapa
jawaban yang salah, maka pelajari kembali materi yang diberikan pada kegiatan
belajar ini. Ketekunan dalam mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan,
dan tes formatif yang diberikan akan sangat membantu Anda dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Secara rinci kajian dalam kegiatan belajar ini
memuat:

1. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar Anda mengetahui target yang
harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
2. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh Anda.
3. Forum diskusi agar Anda memahami seluruh konsep-konsep yang dipelajari
melalui diskusi di luar jam pelajaran serta mampu membuat keterkaitan
konsep dengan aplikasinya dalam berbagai fenomena yang Anda amati dalam
berbagai proses yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
4. Rangkuman yang disajikan agar Anda mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.
5. Tes formatif yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur
penguasaan konsep Anda setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan
yang diberikan.
6. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh Anda sebagai bahan pendalaman materi.

i
Selamat belajar, semoga Anda memahami keseluruah materi yang disajikan pada
kegiatan belajar 2 untuk bekal dalam mengaplikasikan konsep-konsep sains kimia
dalam menjelaskan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.

i
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menerapkan konsep campuran, koloid, elektrolit, serta perubahan fisika dan kimia
yang terjadi pada proses biologis makhluk hidup.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 pada modul 6 ini, Anda diharapkan
mampu:
a. Menganalisis perbedaan larutan dan koloid berdasarkan sifat fisis sistem
koloid.
b. Memberikan contoh aplikasi sifat koloid pada proses biologis makhluk
c. Menganalisis perbedaan sifat asam dan basa berdasarkan contoh reaksi yang
ditunjukkan oleh suatu indikator asam basa terhadap masing-masing zat asam
dan zat basa.
d. Menganalisis jenis-jenis indikator asam basa
e. Menganalisis perbedaan sifat larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
melalui percobaan daya hantar listrik.
f. Menganalisis perubahan fisika dan perubahan kimia yang berlangsung dalam
proses pencernaan dan pembentukan energi dari makanan.

3. Uraian Materi
Pada Kegiatan Belajar 1, Anda telah mempelajari mengenai pengelompokkan
materi ke dalam campuran homogen dan campuran heterogen. Pada kegiatan
belajar 2, Anda akan mengkaji sistem koloid sebagai campuran yang berada
diantara larutan dan campuran heterogen ditinjau dari ukuran partikel zat
terlarutnya. Mengapa tidak dibedakan dengan campuran homogen? karena Anda
akan menemukan suspensi koloid sebagai campuran yang heterogen. Berdasarkan
ukuran partikel zat terlarutnya, sistem koloid berada diantara larutan sejati dan
campuran heterogen (suspensi kasar). Ukuran partikel zat terlarut pada sistem
koloid lebih besar jika dibandingkan larutan sejati, namun lebih kecil dari ukuran

1
partikel zat terlarut pada suspensi, sehingga bentuk campuran koloid tidak
membentuk fase terpisah melainkan seragam atau homogen. Perbedaan ukuran
partikel tersebut tentunya akan memberikan sifat yang khas terhadap sistem
koloid yang berbeda dengan larutan maupun suspensi.

Mari Kita Lakukan


Berikut ini terdapat empat bahan yaitu susu bubuk, kopi bubuk, garam dapur dan santan bubuk.

Susu Bubuk Kopi Bubuk Garam Santan Bubuk

Masing-masing zat dilarutkan ke dalam air, apa yang akan terjadi?


Apa yang terjadi ketika masing-masing campuran tersebut dikenai cahaya? Mengapa terjadi
Manakah yang termasuk koloid, larutan, dan suspensi?
Jelaskan dan buatlah rencana percobaan untuk pengujian campuran tersebut

a. Sistem koloid dan sifat-sifatnya


Pada Gambar 2.1 diberikan contoh campuran dari air garam, air tepung
terigu dan air susu. Jika Anda membandingkan kesamaan diantara ketiga contoh
campuran, maka Anda akan menemukan bahwa air garam dan susu membentuk
campuran yang serbasama (homogen), namun air terigu membentuk campuran
yang serbaneka yang ditunjukkan dengan terbentuknya dua fase yang terpisah.
Kesamaan lain antara larutan dan sistem koloid adalah keduanya tidak dapat
dipisahkan dengan teknik penyaringan. Jika satu setengah sendok garam
dilarutkan dalam air, maka ion-ion natrium dan ion klorida akan menghambur
diantara molekul-molekul air yang tersebar membentuk larutan sejati. Pada
Gambar 2.1 dicontohkan gambaran molekuler dari larutan, koloid, dan suspensi

2
Gambar 2.1. Gambaran molekuler dari larutan, koloid, dan suspensi.
Sumber : http://seputarilmu.com

Sistem koloid yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari


diantaranya asap, kabut, mayonaise, obat-obatan, es krim, dll. Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari, sistem koloid juga terdapat dalam diri kita, misalnya cairan
darah; campuran protein dari hormon pertumbuhan, cairan proptoplasma, dsb.

1) Penggolongan koloid
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom
ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang serupa, materi
koloid juga dapat tersebar dalam suatu medium sehingga dihasilkan suatu sebaran
(dispersi) koloid yang disebut sistem koloid. Jika dalam larutan kita mengenal
istilah terlarut dan pelarut, maka dalam sistem koloid Anda akan dikenalkan
dengan istilah fase terdispersi yang menyatakan partikel koloid yang dilarutkan,
dan medium pendispersi (atau pendispersi saja), yakni medium yang
mendispersikan partikel-partikel koloid. Medium maupun fase terdispersi dapat
beragam sesuai dengan keadaan materi yang terlibat dalam sistem tersebut,
sehingga mengelompokkan koloid menjadi delapan macam sistem koloid seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.1. Jika Anda cermati, maka penggolongan tersebut tidak
menyertakan zat terdispersi gas dalam medium pendispersi gas. Mengapa? Karena
campuran zat terdispersi gas dalam medium pendispersi gas menghasilkan larutan
sejati.

3
Tabel 2.1. Penggolongan sistem koloid

Zat Medium
Nama koloid Contoh
terdispersi pendispersi
Gas Cairan Busa Krim kock, busa bir, busa sabun
Gas Padat Busa padat Batu apung karet busa
Cairan Gas Aeorosol cair Kabut, awan
Cairan Cairan Emulsi Mayonaise, susu
Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu
Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati dalam air,
selai
Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi

Semua jaringan hidup bersifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks
yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Bagian kerak
bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bisa dicangkul terdiri dari bagian-bagian
yang bersifat koloid, oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup penerapan kimia
koloid pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat,
keramik, plastik, tekstil, kertas dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit,
bumbu selada, mentega, keju dan makanan lain, pelumas, sabun, obat semprot
pertanian dan insektisida, detergen, gel dan selai, perekat dan sejumlah besar
produk lainnya. Proses seperti memutihkan, menghilangkan bau, menyamak,
mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan galian, melibatkan adsorpsi
pada permukaan materi koloid dan karena itu berkepentingan dengan kimia
koloid. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan beberapa contoh sistem koloid yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

4
Gambar 2.2. Contoh sistem koloid yang banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber : http://www.pelajaran.co.id

2. Sifat Sistem koloid

Pernahkah Anda mengamati cahaya dihamburkan oleh


partikel-partikel debu bila seberkas cahaya matahari
memasuki suatu kamar gelap, lewat pintu yang terbuka
sedikit atau lewat suatu celah. Partikel debu, banyak
diantaranya terlalu kecil untuk dilihat, akan nampak
sebagai titik-titik terang dalam suatu berkas cahaya.

Bila partikel itu memang berukuran koloid, partikel itu sendiri tidak nampak, yang
terlihat ialah cahaya yang dihamburkan oleh partikel koloid. Hamburan cahaya ini
disebut efek Tyndall. Ini disebabkan oleh fakta bahwa partikel kecil

5
menghamburkan cahaya dalam segala arah. Nama sifat koloid efek Tyndall
diambil dari penemunya yaitu John Tyndall. Efek tyndall dapat digunakan untuk
membedakan dispersi koloid dan suatu larutan biasa, karena atom, molekul kecil
ataupun ion yang berada dalam suatu larutan tidak menghamburkan cahaya secara
jelas. Penghamburan cahaya Tyndall dapat menjelaskan buramnya dispersi koloid
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3,
ukuran partikel yang sangat kecil pada larutan sejati menyebabkan larutan sejati
tidak memiliki sifat menghamburkan cahaya ketika berkas cahaya dilewatkan ke
dalamnya. Penghamburan suatu cahaya menunjukkan bahwa sistem tersebut
adalah koloid.

Gambar 2.3. Penggunaan sifat koloid efek Tyndall untuk membedakan sistem
koloid dari larutan sejati.
Sumber : http://blog.ruangguru.com

Gerak Brown. Jika suatu mikroskop optis difokuskan pada suatu dispersi
koloid pada arah yang tegak lurus pada berkas cahaya dan dengan latar belakang
gelap, akan nampak partikel-partikel koloid, bukan sebagai partikel dengan batas
yang jelas, melainkan sebagai bintik yang berkilauan. Dengan mengikuti bintik-
bintik cahaya yang dipantulkan ini, orang dapat melihat bahwa partikel koloid
yang terdispersi ini bergerak terus-menerus secara acak menurut jalan yang
berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini
disebut gerakan Brown. Sifat gerak Brown pada sistem koloid ditemukan pertama
kali oleh ahli botani inggris, Robert Brown pada tahun 1827. Pada Gambar 2.4
ditunjukkan gerak Brown pada partikel koloid yang disebabkan oleh tumbukan
partikel pelarut dengan partikel koloid.

6
Gambar 2.4. Gerak Brown akibat tumbukan partikel koloid dengan partikel
pelarut atau partikel koloid lainnya.
Sumber : http://dosenpendidikan.co.id

Gerak Brown masih tidak dimengerti sampai


sekitar tahun 1905, ketika Albert Einstein menerbitkan
analisis matematis mengenai gerakan ini. Einstein
menunjukkan bahwa suatu partikel mikroskopik yang
melayang dalam suatu medium akan menunjukkan
suatu gerakan acak karena banyaknya tabrakan oleh
molekul-molekul pada sisi-sisi partikel yang tidak
sama.

Adsorpsi. Partikel koloid yang berkumpul dapat memiliki sifat listrik pada
permukaannya. Sifat ini dapat menimbulkan gaya Van der Waals, bahkan gaya
valensi yang dapat menarik dan mengikat partikel materi dari zat asing. Adhesi
zat-zat asing ini pada permukaan suatu partikel disebut adsorpsi. Zat-zat
teradsorpsi terikat dengan kuat dalam lapisan-lapisan yang biasanya tebalnya tak
lebih dari satu atau dua molekul. Banyaknya zat asing yang dapat diadsorpsi
bergantung pada luasnya permukaan yang tersingkap. Meskipun adsorpsi
merupakan suatu gejala umum dari zat padat, adsorpsi ini teristimewa esensinya
pada materi koloid yang disebabkan oleh besarnya luas perrmukaan itu. Contoh
adsorpsi sistem koloid ditunjukkan pada Gambar 2.5.

7
Gambar 2.5. Sifat adsorpsi koloid. Adsorpsi sistem koloid Fe(OH)3 dan AS2S3
terhadap partikel lainnya yang bermuatan berlawanan.
Sumber : http://slideshare.net

Akibat dari kemampuan partikel koloid dalam mengadsorpsi partikel lain,


maka sistem koloid dapat membentuk agregat yang lebih besar berupa jaringan,
seperti pada jeli. Beberapa contoh pemanfaatan sifat koloid adsoprsi dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya penyembuhan sakit perut dengan menggunakan
karbon atau norit, proses penjernihan air, pemutihan gula pasir pada industri tebu,
pembersihan kotoran dengan air sabun, dsb. Cara kerja sabun dalam
membersihkan kotoran dapat Anda pelajari melalui video yang tersedia pada link
https://www.youtube.com/watch?v=pZ_-qcEyg7s. Cara kerja sabun dalam
membersihkan kotoran berminyak ditunjukkan pada Gambar 2.6.

8
Gambar 2.6. Mekanisme kerja sabun dalam membersihkan kotoran. (a) Sabun
atau detergent larut dalam air, (b) ion surfaktan pada sabun atau
detergent menata orientasinya sehingga sedemikian rupa ujung non
polarnya (hidrofobik, bagian yang tidak menyukai air) berinteraksi
dengan minyak (non polar), sedang bagian ujung polar (hidrofilik,
menyukai air) bersatu dengan air, (c) bagian kotoran minyak mulai
terangkat dan terbentuk emulsi antara kotoran minyak dengan air
sabun, (d) proses pengangkatan terus berlanjut, dan sampai pada
akhirnya diperoleh (e) permukaan bersih dan misel minyak.
Sumber : http://docplayer.info

Sifat adsorpsi ini dimanfaatkan dalam proses biologis tubuh contohnya susu
magnesia yang secara adsorpsi digunakan untuk menetralkan kelebihan asam
lambung. Ketika pasien minum magnesium hidroksida, suspensi ini memasuki
perut. Bergantung pada seberapa banyak yang diambil, salah satu dari dua hasil
mungkin akan terjadi dalam proses ini. Sebagai antasida, magnesium hidroksida
diberikan sekitar 0,5-1,5 g pada orang dewasa dan bekerja untuk menetralkan
cairan asam di lambung, dimana asam yang diproduksi dalam bentuk asam klorida
oleh sel parietal dalam perut.

Mg(OH)2 (s) + HCl (l) → MgCl2 (l) + H2O (aq)

Sebagai pencahar, magnesium hidroksida diberi dosis 2-5 g, dan bekerja


dalam beberapa cara. Pertama, Mg2+ diserap sedikit saluran usus sehingga

9
menarik air dari jaringan sekitarnya dengan cara osmosis. Tidak hanya
peningkatan kadar air ini saja yang melunakkan kotoran, keberadaan ion
Mg2+ juga meningkatkan volume kotoran di usus (volume intraluminal), yang
secara alami merangsang motilitas (gerakan) usus. Selanjutnya, ion
Mg2+ menyebabkan pelepasan cholecystokinin (CCK), yang menghasilkan
akumulasi air intraluminal, elektrolit, dan meningkatkan motilitas usus.
Hanya sejumlah kecil saja ion magnesium dari magnesium hidroksida yang
diserap oleh usus (kecuali jika tubuh memang sedang kekurangan magnesium).
Sisa magnesium (yang terserap) terutama diekskresikan oleh ginjal, sebagian
lainnya keluar melalui kelenjar keringat. Obat yang tidak diserap selanjutnya
diekskresikan dalam feses. Konsumsi susu magnesia dalam jangka panjang oleh
seseorang yang menderita gagal ginjal dapat menyebabkan terjadinya
hypermagnesemia.
Magnesium hidroksida dipasarkan untuk penggunaan medis sebagai tablet
kunyah, dibuat dalam bentuk kapsul, atau suspensi cair, dan sering ditambahkan
berbagai perasa. Produk-produk ini dijual sebagai antasid untuk menetralkan asam
lambung dan mengurangi gangguan pencernaan dan mulas.
Contoh penerapan sifat adsorpsi dalam proses biologis tubuh lainnya
misalnya penyembuhan sakit perut oleh norit. Norit ini terbuat dari karbon aktif
yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan yang diaktifkan secara kimia sehingga
menghasilkan arang aktif. Bahan ini memiliki kekuatan absorpsi (penyerapan)
yang kuat sehingga bisa menyerap berbagai zat dengan mudah.
Obat ini tidak bekerja dengan membunuh, menghalangi, atau menetralisasi
bakteri atau penyebab diare lainnya. Melainkan menyerap zat berbahaya atau zat
asing yang ada di saluran pencernaan. Setelah diserap, karbo aktif akan membantu
membuang zat asing yang dianggap sebagai racun penyebab diare dari dalam
tubuh bersama limbah, yaitu feses. Dengan begitu, semua zat yang menyebabkan
diare akan terbuang dari tubuh bersama feses dan akhirnya gejala diare akan
hilang secara perlahan.
Selain mengobati diare, obat ini juga bisa digunakan untuk menghilangkan
kelebihan gas di lambung atau masalah pencernaan lainnya. Obat antidiare ini

1
bekerja tanpa mengganggu fungsi tubuh normal dan terhitung aman karena tidak
akan diserap oleh tubuh melalui darah. Selain mengobati diare, karbon aktif juga
bisa digunakan untuk mengatasi keracunan. Namun, pada beberapa kasus
penggunaan obat ini tidak efektif pada keracunan akut yang disebabkan oleh
sianida, lithium atau overdosis karena alkohol dan suplemen zat besi.
Koagulasi. Penetralan muatan koloid menyebabkan terjadinya penggunaan
partikel-partikel koloid menjadi suatu agregat sangat besar akibat gaya kohesi
antar partikel koloid. Proses pembentukan agregat partikel-partikel koloid hingga
mencapai ukuran partikel susupensi kasar dinamakan koagulasi atau
penggumpalan dispersi koloid.

Penetralan muatan koloid pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara


penambahan elektrolit pada larutan koloid. Ion-ion seperti Na+, Ca2+, atau Al3+
dapat menetralkan muatan negatif pada partikel koloid seperti sol As2S3 sehingga
koloid tersebut terkoagulasi.

Kecepatan koagulasi bergantung pada jumlah muatan elektrolit. Makin besar


muatan elektrolit yang ditambahkan ke dalam dispersi kolod, makin cepat proses
koagulasi terjadi. Karena itu, koagulasi sol As2O3 lebih cepat bila ditambahkan
larutan yang mengandung Al3+ daripada Mg2+ atau Na+.

Gejala koagulasi dispersi koloid dengan cara menetralkan muatannya dapat


dilihat dari pembentukan delta di muara sungai yang menuju laut. Sungai-sungai
yang bermuara di laut akan terjadi delta. Pada dasarnya, pembentukan delta yang
disebabkan oleh koagulasi lumpur yang terbawa oleh air sungai akibat
melimpahnya elektrolit dalam air laut, seperti Na+ dan Mg2+.

Lumpur yang terbawa air sungai ke laut bermuatan negatif akibat


mengadsorpsi ion-ion bermuatan negatif dari tanah. Ketika lumpur tersebut
sampai ke laut, di laut sudah tersedia ion-ion positif seperti Na+ dan Mg2+,
akibatnya lumpur tersebut kehilangan muatannya dan beragregat satu dengan
lainnya dan endapat membentuk delta.

1
Proses koagulasi dispersi koloid bermanfaat bagi manusia, terutama pada
proses penjernihan air dan penyaringan udara partikel debu. Jika ke dalam air
sungai yang mengandung koloid lumpur bermuatan negatif ditambahkan zat
elektrolit seperti tawas atau PAC (polialuminium klorida) maka lumpur tersebut
akan mengendap, yang selanjutnya dapat dipisahkan melalui penyaringan untuk
memperoleh air jernih.

Penerapan sifat koagulasi dalam proses biologis tubuh yaitu proses penetralan
partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3+ atau Al3+. Proses yang dilakukan
oleh ion Al3+ atau Fe3+ pada penetralan partikel albuminoid yang terdapat dalam
darah, mengakibatkan terjadinya koagulasi sehingga dapat menutupi luka. Proses
pembekuan darah atau koagulasi adalah proses kompleks, di mana darah
membentuk gumpalan (bekuan darah) guna menutup dan memulihkan luka, serta
menghentikan pendarahan.

Elektroforesis. Partikel koloid mengandung muatan listrik. Muatan listrik ini


diperoleh melalui proses adsorpsi ion-ion dari medium pendispersinya. Akibat
adanya muatan tersebut, partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik ke
arah kutub yang muatannya berlawanan. Migrasi partikel koloid dalam medan
listrik dikenal dengan nama elektroforesis. Sifat elektroforesis dari koloid dapat
diterapkan untuk memisahkan macam-macam protein dalam larutan. Muatan pada
molekul protein berbeda bergantung pada pH larutan. Dengan mengatur pH
larutan, pemisahan protein dapat dilakukan. Dengan demikian, elektroforesis juga
dapat dipakai untuk memurnikan dispersi koloid dari pengotor. Elektroforesis
banyak digunakan dalam industri, misalnya untuk melapisi lateks atau melapisi
anti karat pada badan mobil. Partikel-partikel lateks yang bermuatan seperti cat
tertarik pada logam, dengan mengalirkan muatan listrik pada logam yang
berlawanan dengan muatan cat, maka cat akan menempel pada logam. Pelapisan
logam oleh cat dengan cara ini lebih kuat dibandingkan dengan cara konvensional
seperti pakai koas.

Identifikasi DNA memanfaatkan sifat koloid elektroforesis. Elektroforesis


merupakan metode pemisahan serta analisis makromolekul (DNA, RNA, protein)

1
dan fragmennya, berdasarkan ukuran dan muatan. Partikel dan molekul bermuatan
bermigrasi dalam medium yang bermuatan listrik. Karena kecepatan migrasi
berbeda tergantung muatan dan ukuran, dimana komponen sampel dipisahkan ke
dalam zona-zona dan ditampilkan dalam bentuk pola khusus. Prinsip
elektroforesis ditemukan oleh Arne Tiselius ketika ia memisahkan serum manusia
menjadi empat komponen utamanya yaitu albumin dan globulin a, b, dan g.

Untuk lebih jelas, bagaimana proses elektrolisis DNA, Anda bisa melihat link
youtube berikut https://www.youtube.com/watch?v=LPA5vJsReuU.

Gambar 2.7. Perangkat Elektroforesis SDS-PAGE


Sumber : http://rumahbiotek.blogspot.com

Dialisis. Pemurnian koloid, selain dengan cara elektroforesis dapat juga


dilakukan dengan cara dialisis yaitu suatu teknik pemurnian berdasarkan
perbedaan ukuran partikelnya. Dialisis dilakukan dengan cara menempatkan
dispersi koloid dalam kantung yang terbuat dari membran seperti selofan,
perkamen, dan membran yang sejenis. Selanjutnya merendam kantung tersebut
dalam air yang mengalir atau air yang dialirkan. Oleh karena ion-ion atau molekul
memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid, maka ion-ion tersebut akan
berdifusi melalui mebran lebih cepat daripada partikel koloid, sehingga partikel

1
koloid akan tetap berada di salam kantung membran. Proses dialisis sering
diterapkan untuk memurnikan protein dari partikel lain yang ukurannya lebih
kecil dari protein. Dalam industri, teknik dialisis biasa digunakan untuk
memisahkan tepung tapioka dari ion-ion sianida yang terkandung dalan singkong.

Tahukah Anda bahwa proses cuci darah pada pasien yang gagal ginjal pada
dasarnya digunakan untuk memisahkan ion koloidal melalui pori-pori
semipermeabel melalui teknik dialisis. Ginjal berfungsi untuk membuang produk
buangan metabolisme, seperti urea dan kreatinin dari dalam darah. Kegagalan
dalam membuang produk buangan ini akan menyebabkan kematian, sehingga
pasien gagal ginjal menggunakan perawatan dialisis untuk membantu
membersihkan darah dari sisa buangan metabolisme yang tidak diperlukan tubuh.
Pada Gambar 2.7 ditunjukkan proses hemodialisis pada penderita ginjal melalui
proses dialisis.

Gambar 2.8. Proses dialisis darah pada penderita gagal ginjal untuk pemisahan
ion koloidal. Sumber: http://ppg.spada.ristekdikti.go.id

1
b. Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam sangatlah familiar dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh,
Anda tentu mengenal asam cuka yang dalam kehidupan sehari-hari seringkali
digunakan untuk memberikan cita rasa asam pada makanan. Atau Anda juga tentu
mengenal nama asam sitrat yang umum terdapat dalam berbagai buah berasa asam
seperti jeruk dan lemon. Begitu pula larutan basa dan garam. Di dalam tubuh kita
terdapat sistem kesetimbangan yang secara ketat dikendalikan oleh keasaman
darah dan oleh larutan garam. Dengan demikian konsep asam, basa dan garam
penting untuk dipelajari mengingat aplikasinya sangatlah banyak dalam
kehidupan sehari-hari.

1) Asam
Asam adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion H+.
Ion H+ tidak terdapat dalam bentuk proton bebas, tetapi terikat pada molekul air
secara kimia dalam bentuk ion hidronium, H3O+. Asam-asam dalam keadaan
murninya (tidak mengandung air) terdiri atas molekul yang berikatan kovalen.
Ketika ke dalam zat asam tersebut ditambahkan air, maka molekul tersebut akan
bereaksi dengan air membentuk ion-ionnya yang kemudian dikenal dengan
ionisasi. Suatu asam dikatakan kuat jika dalam air terionisasi sempurna. Asam
klorida adalah contoh asam kuat yang dihasilkan oleh lambung untuk membantu
proses pencernaan dalam tubuh dan membunuh mikroba-mikroba yang tidak
menguntungkan bagi tubuh. Dalam air, larutan asam klorida (HCl) hanya
mengandung ion-ion H+ (aq) dan ion Cl-(aq), dan tidak terdapat di dalamnya
molekul-molekul HCl.

HCl(aq) + H2O(l)  H3O+(aq) + Cl-(aq)

Adapun asam lemah adalah zat asam yang terionisasi sebagian ketika
dilarutkan dalam air. Berbeda dengan asam kuat, dalam asam lemah dalam air
masih menyisakan molekul asam lemah itu sendiri. Hanya sedikit dari zat asam
tersebut yang menghasilkan ion-ion H+ (aq) ketika dilarutkan dalam air. Sebagai

1
contoh larutan asam cuka atau asam asetat, CH3COOH, adalah zat asam yang
terionisasi sebagian dalam air menjadi ion-ion H+ (aq) dan ion-ion CH3COO-(aq),
sisanya terdapat dalam bentuk molekul CH3COOH. Pada Gambar 2.8 ditunjukkan
perbedaan ioninsasi asam kuat dan asam lemah dalam air.

Asam sitrat, asam karbonat, dan asam asetat adalah contoh-contoh asam yang
terdapat dalam makanan. Bahkan asam asetat biasanya digunakan pula untuk
mengawetkan makanan.

Gambar 2.9. Perbedaan ionisasi asam kuat dan asam lemah dalam air.
Sumber : http://ppg.spada.ristekdikti.go.id

2) Basa
Basa adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion OH -
atau zat yang dapat menerima ion H+ yang terdapat dalam larutan. Sama seperti
halnya zat asam, suatu zat dikelompokkan basa kuat jika zat tersebut terionisasi

1
sempurna dalam air menghasilkan ion OH- dan kation basanya, sedangkan basa
lemah adalah basa yang ketika dilarutkan dalam air hanya terionisasi sebagian.
Beberapa contoh basa yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-hari adalah
zat basa yang terdapat dalam pasta gigi, dalam detergent, dan cairan pembersih.
Kesetimbangan keasaman dalam tubuh manusia diantaranya dijaga dengan
menetralkan kelebihan ion H+ oleh ion OH- menghasilkan air, sehingga
mengurangi jumlah ion H+ dan tingkat keasaman cairan tubuh. Pada Gambar 2.9
ditunjukkan pH beberapa senyawa yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.10. Skala pH dan pH beberapa senyawa yang umum ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sumber: http://cnx.org/content/m46006/1.3/

Asidosis adalah kondisi dimana asam terdapat dalam jumlah berlebih dalam
darah atau bagian lain dari tubuh. Asidosis disebabkan oleh inefesiensi fungsi

1
pernapasan seseorang sehingga terjadi penumpukkan CO2 dan H+ dalam darah.
Kelainan metabolisme juga dapat menyebabkan produksi asam yang tidak dapat
dinetralkan oleh basa yang tersedia. Kebalikan dari kondisi asidosis adalah
alkalosis yang disebabkan oleh kelebihan basa dalam tubuh atau jaringan lainnya.

3) Garam
Dalam uraian sebelumnya Anda telah mempelajari pentingnya mempelajari
larutan asam dan basa. Selain asam dan basa, larutan penting lainnya yang penting
untuk dipelajari oleh Anda adalah garam. Salah satu sifat garam yang bermanfaat
dalam proses biologis makhluk hidup adalah kemampuannya dalam
mempertahankan pH larutan jika kedalamnya ditambahkan sedikit asam atau basa.
Sifat ini kemudian dikenal sebagai penyangga (buffer). Buffer sangat penting bagi
proses biokimia mahkluk hidup umumnya proses-proses tersebut akan
berlangsung baik jika pHnya realtif tidak berubah. Garam yang terionisasi
sempurna dalam air bersifat menghantarkan arus listrik. Salah satu contoh garam
yang sangat dikenal oleh Anda adalah garam natrium klorida (NaCl). Natrium
klorida akan terdisosiasi sempurna menghasilkan ion-ion Na+ dan ion Cl- dalam
air (Gambar 2.10). Ion-ion ini bersifat elektrolit dan penting dalam
menghantarkan transmisi impuls syaraf dalam proses kontraksi otot. Ion-ion ini
terdapat dalam larutan elektrolit tubuh.

Gambar 2.11. Disosiasi sempurna kristal NaCl menjadi ion-ion Na+ dan ion Cl-
ketika dilarutkan dalam air.
Sumber: http://cnx.org/content/m46006/1.3/

1
c. Indikator Asam dan Basa
Salah satu indikator asam dan basa adalah lakmus. Lakmus merupakan bahan
yang diekstrak dari lumut. Indikator lain dari alam yang dapat menunjukkan sifat
asam atau basa dapat dibuat dengan cara mengekstrak zat warna bunga-bunga
tanaman di sekitar kita, terutama bunga yang berwarna merah dan ungu. Marilah
kita melakukan percobaan bagaimana membuat indikator asam basa dari tanaman.

Tujuan
Membuat indikator asam basa dari tanaman
Alat dan bahan
1. Lumpang dengan penumbuknya, kertas saring, erlenmeyer.
2. Alkohol 10%, aseton, sendok, corong kaca, gelas ukur kecil.
3. Mahkota bunga bougenvil, kembang sepatu, kunyit, bunga tasboh, dan
bunga-bunga lainnya.
4. Larutan HCl, NaOH serta larutan asam basa elektrolit lainnya.
Kegiatan
1. Tumbuklah beberapa lembar mahkota bunga bugenvil yang berwarna merah
dengan lumpang dan penumbuknya. Campurkan 2 mL aseton dan 2 ml
alkohol.
2. Setelah lumat, tambahkan 15 mL alkohol 10% supaya menjadi encer. Aduk-
aduklah dengan sendok.
3. Saringlah campuran itu sehingga didapatkan ekstrak bunga bugenvil.
Perhatikan warna ekstrak.
4. Teteskan 3 tetes larutan NaOH dan 3 tetes larutan HCl pada pelat tetes.
Perhatikan warna masing-masing larutan itu.
5. Kemudian teteskan pada masing-masing larutan itu 2 tetes ekstrak bunga tadi.
Amati yang terjadi dan perhatikan warna masing-masing larutan.
6. Ulangi kegiatan di atas tetapi dengan larutan asam dan basa lainnya.
Pertanyaan
1. Apa warna cairan mahkota bunga bougenvil mula-mula?
2. Apa warna cairan ekstrak mahkota bunga bougenvil itu?

1
3. Apa warna larutan NaOH dan HCl mula-mula?
4. Apa warna larutan NaOH setelah ditetesi ekstrak bunga bougenvil?
5. Apa warna larutan HCl setelah ditetesi ekstrak bunga bogenvil?
6. Sebutkan warna ekstrak bunga lainnya dan warna larutan NaOH dan HCl
setelah ditetesi bermacam-macam bunga tersebut. Isilah tabel di bawah ini.
No Nama Bunga Warna Warna Warna setelah ditetesi
bunga Ekstrak NaOH HCl
1 Bougenvil
2 Kembang Sepatu
3 Bunga Tasbih
4 Kunyit
5 ...........................

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, apa yang dapat disimpulkan?
Catatan : Cara di atas dapat diganti dengan kertas indikator, yaitu dengan
meneteskan ekstrak bunga pada kertas saring. Diamkan kertas saring sampai
kering, kemudian kertas ini dapat digunakan sebagai indikator seperti lakmus.
Sumber : (Subandi, 2005)

Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat diketahui bahwa ekstrak


tanaman dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Apabila kita kaitkan
dengan fenomena kehidupan sehari-hari, kita sering melihat perubahan warna
mahkota bunga menjadi tidak seperti biasanya. Perubahan warna mahkota bunga
dapat dijadikan sebagai indikasi pencemaran lingkungan oleh polutan yang
bersifat asam atau basa.
Larutan lain yang dapat dijadikan indikator asam basa adalah larutan
indikator asam basa. Larutan ini mempunyai warna yang berbeda dalam larutan
yang bersifat asam, basa, dan netral, sehingga dapat digunakan untuk
membedakan larutan yang bersifat asam, basa, dan garam. Berikut ini adalah
berbagai jenis larutan indikator.

2
Tabel 2.2 Berbagai Jenis Larutan Indikator Asam Basa

Sumber: http://berpendidikan.com

Bagaimana cara menentukan derajat keasamaan suatu larutan? Besaran


untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan disebut pH. Makin banyak ion
H+ maka makin tinggi juga derajat keasaman suatu larutan. Larutan yang bersifat
asam mempunyai pH kurang dari 7, sedangkan larutan yang bersifat basa
mempunyai pH lebih besar dari 7. Larutan yang pHnya 7 bersifat netral, artinya
larutan tersebut tidak bersifat asam maupun basa. Alat untuk mengukur pH larutan
disebut pH-meter. Alat ini mengukur konsentrasi ion H+ dalam larutan sehingga
nilai pH dapat ditentukan. Selain menggunakan pH-meter, penentuan pH juga
dapat menggunakan indikator universal. Alat ini memiliki skala pH 0 sampai 14.

Sumber : http://reichelt.com Sumber : http://bisakimia.com


Gambar 2.12. pH-meter dan Indikator Universal

2
d. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa keberadaan larutan elektrolit
dalam tubuh sangat penting untuk menghantarkan penyampaian pesan melalui
jaringan syaraf. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik,
larutan dikelompokkan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Jika
senyawa lelehan atau larutannya itu menghantar arus listrik, maka senyawa itu
disebut elektrolit, jika tidak senyawa itu adalah bukan elektrolit.

Pengujian sifat hantar listrik suatu larutan dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan alat konduktivitas yang ditunjukkan dalam Gambar 2.11. Bohlam
atau amperemeter akan digunakan untuk menyatakan penghantar arus lewat
rangkaian itu. Lempeng atau kawat logam yang dibenamkan ke dalam cairan
adalah elektroda-elektroda. Perhatikan bahwa kedua elektrode itu tidak saling
bersentuhan, sehingga cairan itu haruslah suatu penghantar jika muatan listrik
ternyata mengalir lewat rangkaian. Misalnya, jika elekroda-elektroda itu
dicelupkan ke dalam larutan air (dari) natrium klorida, hidrogen klorida, hidrogen
nitrat atau natrium hidroksida dapat menghantarkan arus listrik yang dibuktikan
dengan nyala lampu bohlam, maka kesemua zat tersebut dikelompokkan sebagai
larutan elektrolit. Sebaliknya, bila elektroda itu dicelupkan ke dalam larutan air
(dari) gula, etil alkohol, ataupun gliserin, dan bohlam tidak menyala, maka
larutan-larutan uji tersebut dikelompokkan sebagai bukan-elektrolit. Untuk lebih
jelas bisa dilihat pada link youtube berikut ini: https://www.youtube.com/watch?
v=rPBNcHnd4sI.

2
Gambar 2.13. Pengujian sifat hantar listrik larutan. (a) larutan elektrolit (lampu
menyala), (b) larutan non elektrolit (listrik tidak menyala)
Sumber : https://hairulrachman.wordpress.com/larutan-elektrolit-dan-non-
elektrolit/

Larutan air dari natrium klorida dan senyawa ion lain, maupun larutan air
beberapa senyawaan kovalen tertentu merupakan penghantar kelistrikan yang
sangat bagus. Zat-zat yang berada dalam larutan seluruhnya atau hampir
seluruhnya dalam bentuk ion disebut elektrolit kuat. Sebaliknya larutan air dari
banyak senyawa kovalen merupakan penghantar kelistrikan yang jelek. Larutan
amonia dan asam asetat dalam air merupakan contoh zat-zat yang hanya sebagian
kecil molekulnya yang larut bereaksi dengan air untuk membentuk ion, disebut
elektrolit lemah. Sebagian besar zat yang terlarut itu masih berada sebagai
molekul kovalen.

Sebenarnya istilah elektrolit kuat dan lemah bukanlah pengelompokkan


dengan pemisahan tajam, karena elektrolit kuat dapat kuat-lemah, cukup kuat,
kuat, sangat kuat, dan seterusnya. Elektrolit lemah juga dapat diperinci secara
sama. Artinya, terdapat semua derajat lemah dan kuat, sehingga garis batas antara
keduanya tak selalu jelas. Disamping dikelompokkan menurut kekuatannya,
elektrolit dapat diklasifikasikan menurut jenisnya. Tiga tipe yang lazim adalah
asam,basa dan garam, Untuk asam dan basa terdapat elektrolit kuat dan lemah.
Karena garam merupakan senyawa ion, semuanya adalah elektrolit kuat.

2
4. Forum Diskusi
Pada daerah-daerah tertentu ditemukan air sumurnya kadang-kadang berwarna
kuning keruh dan tidak dapat disaring. Dengan melakukan analisis kemungkinan
senyawa yang menyebabkan warna kuning pada air tersebut, sarankan suatu cara
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan warna kuning pada air sumur
tersebut. Berikan penjelasan mengapa proses penjernihan air kuning tersebut tidak
dapat dilakukan dengan penyaringan?

2
C. Penutup
1. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 mengenai larutan dan
sifatnya. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam Kegiatan Belajar 2
adalah sebagai berikut:

 Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat dengan komposisi
yang tidak tetap. Berdasarkan keseragamannya campuran dikelompokkan
menjadi campuran homogen (serbasama) dan campuran heterogen
(serbaneka).
 Berdasarkan ukuran partikelnya, campuran dibedakan menjadi larutan sejati,
suspensi, dan koloid. Ukuran partikel terlarut dari koloid lebih besar dari
ukuran partikel terlarut larutan dan lebih kecil dari terlarut suspensi.
 Koloid adalah dispersi partikel berukuran sekitar 10-3-10-5 cm ke seluruh
medium. Koloid dapat dibedakan dari larutan dengan efek Tyndall. Koloid
dapat bermuatan listrik sehingga menjadikan sistem koloid menjadi stabil
menjadi satu fasa meskipun memiliki ukuran partikel terlarut yang lebih besar
dari partikel terlarut larutan.
 Asam adalah spesi yang dapat meningkatkan konsentrasi ion H+ dalam air.
Basa adalah spesi yang dapat meningkatkan konsentrasi ion OH- dalam air.
Konsep ini hanya berlaku untuk asam-basa dengan pelarut air. Garam
dihasilkan ketika zat asam bereaksi dengan zat basa.
 Indikator asam basa baik indikator alami dan indikator buatan akan
menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa,
dan netral, sehingga dapat digunakan untuk membedakan larutan yang
bersifat asam, basa, dan garam. Untuk mengetahui derajat keasaman (pH)
larutan itu dapat diukur menggunakan pH-meter atau indikator universal.
 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit lemah dan elektrolit
kuat.

2
2. Tes Formatif
1. Suatu zat apabila dilarutkan ke dalam air kemungkinannya adalah zat tersebut
larut atau tidak larut. Zat yang larut sempurna dalam air akan menghasilkan
partikel zat yang dapat berdistribusi secara homogen di dalam air. Manakah
diantara zat berikut yang akan berdistribusi secara homogen dalam air?
a. Molekul natrium klorida
b. Kristal garam
c. Endapan perak klorida
d. Sel-sel darah merah
e. Ion natrium dan ion klorida

2. Tubuh memerlukan sejumlah elektrolit untuk proses-proses dalam tubuh,


seperti: ion Cl- yang membantu proses pencernaan, ion Na+ dan K+ yang
membantu dalam pompa ionik termasuk fungsi syaraf, Mg2+ yang berperan
dalam pembentukan energi dan produksi DNA/RNA. Pernyataan berikut
yang menunjukkan sifat-sifat larutan elektrolit adalah....
I. Memiliki muatan positif dan negatif
II. Menghantarkan arus listrik
III. Dalam keadaan terlarut atau leburan, terdiri atas ion-ion (ion positif dan
ion negaif)
IV. Terdiri dari atom-atom unsur logam dan non logam

a. I
b. II
c. I dan II
d. I dan III
e. I, II, III, dan IV

2
3. Semua jaringan hidup bersifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks
yang perlu untuk kehidupan harus ditafsirkan secara kimia koloid. Manakah
dari pernyataan berikut yang merupakan penerapan konsep sifat koloid pada
proses biologis makhluk hidup?
a. Proses pencucian darah penderita ginjal menggunakan sifat elektroforesis
untuk memisahkan ion koloidal.
b. Susu magnesia yang secara adsorpsi digunakan untuk menetralkan
kelebihan asam lambung
c. Proses koagulasi dalam penyembuhan sakit perut oleh norit.
d. Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah secara adsorpsi.
e. Identifikasi DNA memanfaatkan sifat koloid gerak brown

4. Berikut adalah data dari beberapa larutan.

Larutan Warna larutan Setelah disaring Berkas cahaya


1 Cokelat Keruh Terlihat
2 Biru Jernih Tak terlihat
3 Kuning Agak keruh Terlihat
4 Kuning Jernih Tak terlihat
5 Cokelat Jernih Tak terlihat
Berdasarkan data tersebut yang tergolong dipersi koloid adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5

5. Diketahui suatu campuran X berwujud cair, tidak berwarna, dan tidak


menunjukkan hamburan cahaya ketika dilewatkan sinar ke dalam campuran
tersebut. Campuran ini kemudian dipanaskan dan teramati cairan dalam
campuran tersebut mulai menguap dan menyisakan padatan putih dalam cawan
penguapan. Berdasarkan data percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
campuran X adalah....

2
a. Larutan
b. Suspensi
c. Senyawa
d. Koloid
e. Unsur

6. Asam cuka merupakan salah satu asam lemah. Rumus kimia asam cuka adalah
CH3COOH. Apabila dilarutkan dalam air maka larutan ini akan menghantarkan
arus listrik namun hantarannya tidak kuat. Hal ini ditandai dengan lampu
menyala redup dan sedikit gelembung gas. Spesi-spesi yang ada di dalam
larutan selain air dapat digambarkan sebagai berikut.
: ion H+: ion CH3COO-: molekul CH3COOH

a.

b.

c.

d.

2
e.

7. Sebuah gelas kimia berisi sampel materi berbentuk cairan dan nampak sedikit
berkabut. Saat disorotkan lampu melewati cairan dalam gelas tersebut, nampak
dengan jelas cahaya dapat melewati sampel. Selain itu teramati juga adanya
partikel terlarut yang tidak larut di bagian dasar wadah. Berdasarkan uraian
tersebut maka materi tersebut adalah....
a. Campuran homogen dan larutan
b. Campuran heterogen dan koloid
c. Senyawa dan unsur
d. Campuran heterogen dan suspensi
e. Campuran homogen dan koloid

8. Elektrolit kuat jika dalam keadaan terlarut dalam air akan menghantarkan
listrik dengan kuat. Hal ini ditandai dengan lampu-lampu bisa menyala
dengan terang dan terdapat banyak gelembung gas pada alat uji daya hantar
listrik. Pernyataan yang benar mengenai zat tersebut adalah....
a. Zat yang terionisasi ketika dilarutkan dalam air
b. Zat yang memiliki spesi molekul dalam larutannya
c. Zat yang memiliki spesi ion dan molekul dalam larutannya.
d. Zat yang memiliki spesi ion-ion dalam larutannya
e. Zat yang memiliki spesi elektron dalam larutannya

9. Natrium klorida merupakan salah satu garam yang dapat membentuk larutan
ketika dilarutakan ke dalam air. Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik.
Gambaran mikroskopik yang benar untuk mengilustrasikan spesi zat terlarut
dalam larutan tersebut adalah....

2
: ion Na+: ion Cl -: molekul NaCl

a.

b.

c.

d.

e.

3
10. Berikut ini adalah gambar mekanisme detergen dalam membersihkan kotoran
minyak.

Berdasarkan gambar tersebut detergen bertindak sebagai ....


a. Emulsifier kotoran minyak
b. Zat asam yang membersihkan kotoran minyak
c. Pelarut untuk melarutkan kotoran minyak
d. Garam untuk mengefektifkan pengangkatan kotoran minyak
e. Zat terlarut yang dapat larut dalam air

3. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. (2007). Chemistry, Edisi X. New York: Mc Graw Hill Inc.
Yayan Sunarya. (2014). Kimia Dasar 2: Berdasarkan Prinsip-Prinsip Terkini,
Edisi III. Bandung: Alkemi Grasifindo Press.
Brigs JGR. (2004). Chemistry Insight, Edisi V. Singapore: Pearson Education
Asia Pte. Ltd.
Brady dan Humiston. (1990). General Chemistry, Edisi IV. New York: John
Wiley & Sons.
Oxtoby, David W, Nachtrieb, NH. (2001). Principles of Modern Chemistry,
Edisi IV. Philadephia: Saunders Golden Sunburs Series.
Subandi, dkk. (2005). Sains Kimia untuk SMP. Malang : Universitas Negeri
Malang

Tautan:
http://cnx.org/content/m46006/1.3/
https://hairulrachman.wordpress.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/
https://www.youtube.com/watch?v=uNm9rA_js8s
https://www.youtube.com/watch?v=pZ_-qcEyg7s.
https://www.youtube.com/watch?v=rKqYE5sZi1s
https://www.youtube.com/watch?v=CLHP4r0E7hg
https://www.youtube.com/watch?v=0H1SbxdK8iw
https://www.youtube.com/watch?v=a-prRYa9duY
https://www.youtube.com/watch?v=LPA5vJsReuU
https://www.youtube.com/watch?v=rKqYE5sZi1s
https://www.youtube.com/watch?v=rPBNcHnd4sI

3
DAR2/Profesional/097/6/2022

PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODUL 6
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN
KEGUNAANNYA
Kegiatan Belajar 3 : Senyawa Organik dan Anorganik

Penulis:
Eliyawati, S.Pd., M.Pd.

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022

1
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................1

A. Pendahuluan........................................................................................................ii

1. Deskripsi Singkat.............................................................................................ii

2. Relevansi..........................................................................................................ii

3. Panduan Belajar..............................................................................................iii

B. Inti.......................................................................................................................1

1. Capaian Pembelajaran......................................................................................1

2. Sub Capaian Pembelajaran...............................................................................1

3. Uraian Materi...................................................................................................1

a. Senyawa organik dan senyawa anorganik....................................................2

b. Tata nama senyawa organik dan anorganik..................................................6

c. Homeostatis senyawa organik atau anorganik dalam tubuh manusia...........9

d. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-Hari...................................14

e. Hubungan Sifat Bahan dan Pemanfaatannya..............................................27

4. Forum Diskusi................................................................................................33

C. Penutup..............................................................................................................34

1. Rangkuman.....................................................................................................34

2. Tes Formatif...................................................................................................35

3. Daftar Pustaka................................................................................................40

i
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul Hybrid Learning Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunannya ini
merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru yang
berorientasi pada Kurikulum Pembelajaran IPA Tahun 2013. Buku ini dirancang
untuk mengembangkan kompetensi guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dalam pembelajaran IPA. Materi yang disajikan dalam modul
ini dikembangkan secara hybrid menggunakan berbagai media yang terkait
dengan konten materi IPA.

Pada bagian ini, akan dikembangkan materi yang berkaitan dengan kegiatan
belajar 3 yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Pada Kegiatan Belajar 3
ini, anda akan mempelajari berbagai senyawa organik dan anorganik yang dapat
ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama mengenai komposisi senyawa
organik dan anorganik dalam mempertahankan homeostatis tubuh manusia dan
juga berbagai jenis bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, pemahaman baik tentang senyawa organik dan anorganik perlu Anda
pahami. Melalui Kegiatan Belajar 4 ini, akan diuraikan secara detail penjelasan
tentang senyawa organik dan anorganik. Silakan anda mempelajari uraian materi
berikut.

2. Relevansi
Pada kegiatan belajar ini, pembahasan mengenai senyawa organik dan
anorganik yang didalamnya ada deskripsi sifat bahan dan pemanfaatkannya dibuat
berdasarkan bidang ilmu IPA yang terintegrasi. Pada kegiatan pembelajaran yang
ketiga ini, Anda akan mempelajari jenis-jenis senyawa secara lebih detail dimana
terdiri dari senyawa organik dan senyawa anorganik serta aplikasinya dalam
sistem biologis tubuh manusia. Kemudian Anda akan mempelajari bahan-bahan
yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan menganalisis hubungan
sifat serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

i
Untuk memfasilitasi Anda dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara
optimal, maka dalam kegiatan belajar ini selain diberikan uraian materi yang
diperlukan untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi Anda, juga
dilengkapi dengan pemberian tugas terstruktur serta penilaian ketercapaian
penguasaan materi Anda melalui pemberian tes formatif dan pada bagian akhir
kegiatan belajar.

3. Panduan Belajar
Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran
aktif Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini diantaranya dengan membaca
uraian dan contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada
modul, membaca rangkuman, mengerjakan tes formatif yang diberikan pada
kegiatan belajar ini. Jika Anda berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan
benar, maka Anda telah cukup menguasai bahan ini. Jika masih ada beberapa
jawaban yang salah, maka pelajari kembali kegiatan belajar yang diberikan pada
modul ini. Ketekunan dalam mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan,
dan tes formatif yang diberikan akan sangat membantu Anda dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Secara rinci kajian dalam modul ini memuat:

a. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar Anda mengetahui target yang
harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
b. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh Anda.
c. Forum diskusi agar Anda dapat mendiskusikan seluruh konsep-konsep yang
dipelajari melalui diskusi di luar jam pelajaran serta mampu membuat
keterkaitan konsep dengan aplikasinya dalam berbagai fenomena yang Anda
amati.
d. Rangkuman yang disajikan agar Anda mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.
e. Tes formatif yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur
penguasaan konsep Anda setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan
yang diberikan.

i
f. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh Anda sebagai bahan pendalaman materi.
Selamat belajar, semoga Anda memahami keseluruah materi yang disajikan pada
kegiatan belajar 3 untuk bekal dalam mengaplikasikan konsep-konsep sains kimia
dalam menjelaskan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.

i
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
a. Menganalisis homeostatis senyawa organik atau senyawa anorganik dalam
tubuh manusia.
b. Menganalisis hubungan antara pemanfaatan bahan dengan sifat bahan dalam
kehidupan sehari-hari

2. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 pada modul 6 ini, Anda diharapkan
mampu:

a. Menganalisis perbedaan senyawa organik dan anorganik.


b. Menganalisis tata nama senyawa organik dan anorganik.
c. Menganalisis konsep kesetimbangan senyawa organik atau anorganik dalam
tubuh manusia untuk mencapai homeostatis.
d. Menganalisis pemanfaatan bahan dalam kehidupan sehari-hari
e. Menganalisis hubungan sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari.

3. Uraian Materi
Setelah Anda mempelajari topik materi pada kegiatan pembelajaran 1, apakah
Anda dapat menyebutkan apa pengertian dari senyawa? Unsur-unsur dapat
berinteraksi dengan satu atau lebih unsur lain membentuk senyawa. Contohnya
gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air, dimana senyawa yang
terbentuk memiliki perbedaan sifat dengan unsur-unsur pembentuknya. Air
dibentuk dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Komposisi ini tidak akan
berubah, apakah air itu berasal dari keran, danau, sungai ataupun laut. Oleh karena
itu air merupakan contoh senyawa. Tergolong senyawa apakah air tersebut,
apakah senyawa organik atau anorganik? Ya, benar air merupakan salah satu
contoh senyawa anorganik. Lalu apa contoh dari senyawa organik? Contoh dari
senyawa organik misalnya glukosa.
Lalu apa peranan air dan glukosa dalam tubuh manusia? Anda pasti sudah
bisa menjawabnya. Kedua zat tersebut sangat penting bagi tubuh manusia.

1
Sebenarnya, tubuh manusia itu dibentuk dari senyawa-senyawa dalam bentuk
biomolekul seperti karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat. Setiap tipe
biomolekul memiliki peranan dan fungsi yang berbeda-beda dalam pengaturan sel
tubuh manusia. Semua biomolekul tersebut kita kategorikan sebagai senyawa
organik yang ada dalam tubuh manusia. Pertanyaan selanjutnya, apakah ada
senyawa organik lainnya yang ada dalam tubuh manusia? Ada, contohnya adalah
DNA, RNA, vitamin, dan hormon (testosteron, progesteron, estrogen dan
sebagainya).
Zat di dalam tubuh ternyata tidak hanya berupa senyawa organik melainkan
juga berupa senyawa anorganik. Zat anorganik atau mineral dalam tubuh selain air
dapat berupa asam, basa, dan garam. Garam yang umum yang sering dibahas
adalah garam pembentuk utama tulang dan gigi yaitu Ca3(PO4)2. Garam lainnya
seperti NaCl dengan bantuan garam kalium berguna untuk menjaga
kesetimbangan elektrolit dalam cairan darah. Untuk contoh asam, asam yang
sering dibahas adalah asam klorida (HCl) yang dijumpai dalam lambung (disebut
juga asam lambung) dan berfungsi untuk membantu kerja lambung.

a. Senyawa organik dan senyawa anorganik


Senyawa organik adalah senyawa molekuler dengan kandungan utama dalam
senyawa tersebut adalah atom karbon dan atom hidrogen. Kekhasan atom karbon
inilah yang dapat membentuk suatu senyawa menjadi senyawa organik. Hal unik
dari atom karbon adalah kemampuannya untuk mengikat atom karbon lain dengan
menghasilkan rantai atau cincin dengan panjang yang beragam. Beberapa unsur
memiliki kemampuan terbatas untuk membentuk rantai atau cincin seperti atom
karbon, hanya atom karbon yang dapat melakukan hal ini dengan sejumlah atom
lain seperti oksigen, nitrogen, dan belerang melalui ikatan tunggal atau ikatan
rangkap. Contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh manusia adalah glukosa
(monosakarida), asam amino, dan lemak (gliseril tristearat). Berikut struktur dari
senyawa-senyawa organik tersebut.

2
Glukosa

Gambar 3.1 Struktur Senyawa Glukosa, Asam Amino, dan Gliserol


Tristearat
Sumber : file.upi.edu

Beberapa contoh senyawa organik lain yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari adalah hidrokarbon alifatik (bensin, parafin, gas metana, gas asetilena
dan sebagainya), senyawa aromatik (benzena, piridin, fenol, anilin, dan tiofen dan
sebagainya), alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester. Pada saat ini ada
sekitar 16 juta senyawa organik yang dikenal. Senyawa organik yang paling
dikenal adalah gula dan bensin. Gula berbentuk kristal putih sedangkan bensin
merupakan campuran hidrokarbon tak berwarna, mudah menguap, dan mudah
terbakar. Pada bensin ada yang disebut dengan bilangan oktan. Bilangan oktan
suatu senyawa bensin ditentukan oleh banyaknya kadar isooktana dalam bensin.

Sukrosa Isooktana

Gambar 3.2 Struktur senyawa gula dan isooktana


Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000

3
Senyawa organik lain yang mempunyai efek yang kuat dalam tubuh manusia
contohnya alkohol dan kokain. Adanya senyawa ini dalam tubuh menyebabkan
orang mengkonsumsinya merasa gembira padahal efeknya sangat berbahaya bagi
kesehatan. Efek berbahaya bagi tubuh secara rinci dibahas pada bab zat aditif dan
psikotropika.

Alkohol
Kokain
Gambar 3.3 Struktur senyawa alkohol dan kokain
Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000

Sebelumnya telah dibahas bahwa unsur penyusun utama pada senyawa


organik adalah C dan H. Tidak semua senyawa organik yang mengandung atom C
merupakan senyawa organik, ada beberapa senyawa yang mengandung atom C
tetapi dikategorikan ke dalam senyawa anorganik contohnya senyawa CO, CO2,
CaCO3, HCN. Contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh manusia adalah air
dan mineral lainnya. Pada dasarnya mineral yang dimaksud merupakan senyawa
ion sehingga jika senyawa ini dilarutkan di dalam air maka akan terurai menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Contohnya garam natrium klorida kita
dilarutkan dalam air maka akan terurai menjadi ion Na+ dan Cl-. Kemudian
Ca3(PO4)2 yang terdapat pada tulang dan gigi apabila terurai akan menjadi ion
Ca2+ dan PO 43-.

Senyawa anorganik dalam tubuh manusia yang akan dibahas selanjutnya


adalah mengenai oksida karbon (CO) dan asam lambung. Karbon monoksida
merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Gas ini akan
terbentuk jika karbon atau hidrokarbon dibakar dengan oksigen yang terbatas dan
menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna. Sisa oksigen yang ada akan
membakar CO untuk menjadi CO2. Pada keadaan oksigen berlebih, CO dibakar
untuk menghasilkan CO2.

4
Gas CO dapat terikat kuat dengan atom besi (II) dalam hemoglobin, protein
pembawa oksigen dalam sel darah merah. Karena hemoglobin memiliki afinitas
yang lebih besar untuk CO dibandingkan dengan O 2, bahkan konsentrasi CO yang
kecil dalam darah dapat mengubah sebagian besar ikatan hemoglobin-oksigen,
yang disebut oksihemoglobin, menjadi ikatan-CO, yang disebut
karboksihemoglobin, sehingga merusak kemampuan hemoglobin untuk membawa
O2 ke jaringan tubuh:

Oksihemoglobin Karboksihemoglobin

Konsentrasi CO di udara hanya 200 ppm dapat menghasilkan gejala seperti


sakit kepala, pusing, dan mual, dan konsentrasi 1000 ppm dapat menyebabkan
kematian dalam 4 jam. Adanya CO dapat mengurangi kemampuan darah untuk
membawa O2, jantung bekerja lebih keras untuk memasok O2 ke jaringan,
sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

Senyawa anorganik selanjutnya yang akan dibahas adalah asam lambung.


Asam ini memiliki rumus kimia HCl. Pada dasarnya asam ini membuat suasana di
dalam lambung menjadi asam dengan pH antara 1-3. Asam lambung ini berfungsi
untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, sebagai disinfektan yang dapat
membunuh kuman, dan dapat merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus.

Setelah dipaparkan deskripsi senyawa organik dan anorganik di atas, apakah


Anda mengetahui apa perbedaan antara senyawa organik dan anorganik.
Perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik adalah sebagai berikut.

5
Tabel 3.1 Perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik

Aspek Senyawa Organik Senyawa Anorganik


Komposisi unsur penyusunnya Unsur utama penyusun senyawa Semua unsur dapat
adalah C dan H. Unsur lainnya membentuk senyawa
adalah O, N, P, S, dan halogen anorganik
Jenis ikatan kimia Ikatan kovalen Ikatan ionik
Titik didih/Titik Leleh Rendah Tinggi
Kelarutan dalam air Tidak larut Larut
Kelarutan dalam pelarut Larut Tidak larut
organik
Daya hantar listrik Tidak dapat menghantarkan Menghantarkan arus listrik
arus listrik
Kemudahan bereaksi dengan Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
oksigen
Kemudahan menguap Mudah menguap Tidak mudah menguap
Sumber : Dalal, V.J, 2011

b. Tata nama senyawa organik dan anorganik


Setelah mempelajari berbagai macam contoh senyawa organik dan anorganik.
Sekarang, mari kita pelajari bagaimana cara memberikan nama pada suatu
senyawa organik dan anorganik. Aturan tata nama senyawa organik dan anorganik
memiliki aturan yang berbeda. Untuk senyawa organik, penentuan nama biasanya
ditentukan dari gugus fungsi yang diikat oleh senyawa tersebut dan jumlah ikatan
C di dalamnya. Penamaan seyawa organik ada yang secara trivial (nama lazim)
dan ada yang berdasarkan nama IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry). Anda dapat menggunakan kedua nama sebagai contoh senyawa yang
memiliki struktur berikut.

Gambar 3.4 Struktur glukosa


Sumber : file.upi.edu

6
Secara trivial, nama senyawa tersebut adalah glukosa dan secara IUPAC
namanya adalah 2,3,4,5,6-pentahidroksiheksanal. Mengapa diberi nama
demikian? Karena jumlah atom C nya ada 6, gugus fungsi yang ada dalam
struktur tersebut adalah -OH pada atom C nomor 2,3,4,5,6 dan -COH pada atom C
nomor 1. Silakan Anda identifikasi nama-nama senyawa organik lainnya yang
terdapat dalam tubuh manusia. Berbeda dengan senyawa organik, senyawa
anorganik memiliki aturan baku untuk penamaan. Aturan tata nama pada senyawa
anorganik dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Senyawa Biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur dengan tata
nama:

Nama Indeks Unsur 1 + Nama Unsur 1 + Nama Indeks Unsur 2 + Nama unsur 2 + Ida

Catatan : Indeks 1 (mono-) pada unsur nomor 1 tidak disebutkan.


Contoh:
HCl = Hidrogen Klorida
CO = Karbon Monoksida
CO2 = Karbon Dioksida

2) Senyawa Ion adalah senyawa yang terdiri atas kation (atom yang melepaskan
elektron) dan anion (atom yang menangkap elektron) dengan tata nama:

Kation + Anion
Catatan :
ü Untuk penamaan senyawa ion, kata ion tidak disebutkan.
ü Nama-nama senyawa ion yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi
dibedakan dengan menuliskan biloksnya.

Contoh:
NaCl = natrium klorida
Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
Bukan: Kalsium (II) fosfat karena biloks Ca hanya ada 1 saja yaitu (+2). Jadi,
biloksnya tidak disebutkan. Tetapi pada FeCl2 = Besi (II) Klorida.
Karena biloksnya atau muatan ionnya ada dua yaitu +2 dan +3 jadi harus
dituliskan dalam angka romawi.

7
Tabel 3.2 Nama-Nama Kation dan Anion
Nama Beberapa Kation Nama Beberapa Anion
H+ : ion hidrogen OH- : ion Hidroksida
Na+ : ion Natrium O2- : ion Oksida
K+ : ion Kalium CO32- : ion Karbonat
Mg2+ : ion Magnesium SiO32- : ion Silikat
Ca2+ : ion Kalsium C2O 2- : ion Oksalat
4
Ba2+ : ion Barium F- : ion Fluorida
Al3+ : ion Aluminium Cl- : ion Klorida
Sr2+ : ion Stronsium Br- : ion Bromida
Zn2+ : ion Seng I- : ion Iodida
Ni2+ : ion Nikel CN- : ion Sianida
Ag+ : ion Perak SCN- : ion tiosianat
Pt4+ : ion Platina (IV) NCS- : ion isotiosianat
NH4+ : ion Amonium CH3COO- : ion Asetat
Pb2+ : ion Timbal (II) HCOO- ; ion format
Pb4+ : ion Timbal (IV) S2- : ion Sulfida
Fe2+ : ion Besi (II) SO32- : ion Sulfit
Fe3+ : ion Besi (III) SO42- : ion Sulfat
Hg+ : ion Raksa (I) S2O 2- : ion tiosulfat
3
Hg2+ : ion Raksa (II) S2O 2- : ion ditionat
6
Au+ : ion Emas (I) S4O 2- : ion tetrationat
6
Au3+ : ion Emas (III) S2O 2- : ion pirosulfit
5
Cu+ : ion Tembaga (I) S2O 2- : ion pirosulfat
7
Cu2+ : ion Tembaga (II) NO3- : ion Nitat
Sn2+ : ion Timah (II) NO2- : ion Nitrit
Sn4+ : ion Timah (IV) PO33- : ion Fosfit
PO43- : ion Fosfat
SbO 33- : ion Antimonit
SbO 43- : ion Antimonat
ClO- - : ion Hipoklorit
ClO 2 : ion Klorit
ClO 3- : ion Klorat
ClO 4- : ion Perklorat
MnO 4- : ion Permanganat
MnO 42- : ion Manganat
AsO 33- : ion Arsenit
AsO 43- : ion Arsenat
SnO 22- : ion Stannit

SnO 32- : ion Stannat


PbO 22- : ion Plumbit
PbO 32- : ion Plumbat
CrO 42- : ion Kromat
Cr2O 2- : ion Dikromat
7

8
c. Homeostatis senyawa organik atau anorganik dalam tubuh
manusia.
Apakah Anda tahu bahwa setiap makhluk hidup berusaha untuk homeostatis?
Lalu apakah Anda tahu apa itu homeostatis? Marilah kita pelajari hal itu dengan
membaca bagian selanjutnya. Suatu keadaan dimana komposisi kimia dan
fisiokimia suatu organisme bernilai konstan atau setimbang maka dinamakan
dengan homeostatis. Keseimbangan ideal dalam tubuh akan terjadi jika semua
sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi
semua kebutuhan dari tubuh. Beberapa parameter biologis mempengaruhi
homeostatis organisme misalnya temperatur tubuh, tekanan osmotik pada cairan,
konsentrasi ion hidrogen, kandungan protein dan gula, konsentrasi ion dan ratio
ion-ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya. Parameter-
parameter tersebut harus dalam keadaan konstan sehingga untuk menjaganya
diperlukan mineral dalam tubuh manusia. Zat anorganik dalam bentuk mineral
merupakan zat yang diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin. Mineral-mineral tersebut dikategorikan
sebagai mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial adalah mineral yang
sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja
enzim atau pembentukan organ sedangkan mineral nonesensial adalah mineral
yang peranannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya
dalam jaringan sangat kecil serta bila kandungannya tinggi dapat mengakibatkan
keracunan dan merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

Garam mineral yang merupakan senyawa anorganik ketika berada dalam


bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion, yaitu kation
dan anion. Kation yang dibentuk dapat berupa kation logam seperti Na+, K+, Ca2+,
Mg2+, dll dan kation poliatomik seperti ion amonium (NH4+) dan ion hidronium
(H3O+). sedangkan anion yang dibentuk merupakan residu asam contohnya Cl-,
HCO3-, SO42-, H2PO4- dan sebagainya. Pada kondisi normal seluruh cairan di
dalam organisme adalah elektrolit netral, dimana jumlah ion positif (kation)
equivalen dengan jumlah ion negatif (anion).

9
Cairan Intraselular

Sel Cairan Ekstraselular

Cairan Intraselular Cairan Ekstraselular

Hati

Cairan Ekstraselular

Cairan Intraselular Cairan Ekstraselular


Jaringan kapiler
Sel darah dalam jaringan kapiler

Gambar 3.5 Contoh istribusi cairan tubuh


pada kompartemen ekstraseluar dan intraselular
Sumber : Tortora GJ and Derirckson, 2009

Rasio kuantitatif dan kualitatif komposisi elektrolit pada bagian membran


selalu dipertahankan dalam keadaan equilibrium baik untuk kompartemen
ekstraseluler (plasma dan interstitial) maupun intraseluler. Cairan tubuh manusia
sebanyak 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari 1/3% dari cairan
tubuh berada dalam kompartemen ekstraselular dan 2/3% dari cairan tubuh berada
dalam kompartemen intraselular. Contoh distribusi cairan tubuh dapat dilihat
pada Gambar 3.5 di atas. Komposisi cairan tubuh pada manusia berbeda antara
laki-laki dan perempuan. Pada perempuan jaringan lebih sedikit mengandung air
dan lebih banyak mengandung lemak, sedangkan pada laki-laki sebaliknya.
Selain perbedaan kelamin, perbedaan umur juga akan mempengaruhi
perbedaan jumlah cairan. Rata-rata cairan tubuh akan semakin banyak dan
kandungan lemak semakin sedikit jika umur semakin bertambah. Terdapat
perbedaan komposisi ion di dalam cairan interseluler dan intraseluler. Komposisi
elektrolit pada cairan tubuh sangat penting untuk keberlangsungan hidup.
Komposisi ion-ion dalam cairan tubuh dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah
ini.

1
Plasma darah Cairan Ekstraselular
Cairan
Interstitial
Cairan

Anion Protein

Gambar 3.6 Grafik komposisi ion-ion dalam cairan tubuh


Sumber : Tortora GJ and Derirckson, 2009

Setiap sel makhluk hidup memerlukan material dari lingkungan untuk


proses biosintesis dan produksi energi dan akan melepaskannya kembali ke
lingkungan dalam bentuk produk sampingan metabolisme. Apabila dalam dua
kompartemen sel dalam tubuh berada pada keadaan tidak setimbang dalam
hal konsentrasi zat terlarut di dalamnya, maka akan terjadi proses difusi dari
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah melalui membran
permeable sampai kedua kompartemen tersebut berada dalam keadaan
setimbang. Ilustrasi proses difusi dalam sel bisa digambarkan seperti gambar
3.7 berikut ini.

Sebelum
Setimbang Setimbang

Gambar 3.7 Pergerakan solut (zat terlarut) pada membran permeable


Sumber :Nelson, D.L., dan Cox, M.M., 2008

1
Kesetimbangan ionik juga terjadi pada proses transpor zat aktif dalam sel
tubuh manusia contohnya transport zat aktif ion kalium dan natrium dalam
membran yang dikenal dengan nama pompa Na-K. Ion-ion ini sangat penting
dalam mempertahankan muatan listrik membran. Pada dasarnya ion kalium
dan ion natrium ini dapat melewati membran, namun karena ion kalium
memiliki konsentrasi rendah jika berada di luar sel dan mempunyai
konsentrasi tinggi jika berada di dalam sel, maka untuk menukar 2 ion kalium
dengan 3 ion natrium dan memasukkan semua ion kalium ke dalam sel maka
diperlukan sejumlah energi dalam bentuk ATP. Proses pompa kalium-natrium
memiliki beberapa tahapan.

Pertama berubahnya protein pembawa untuk membantu memasukkan 3


ion natrium ke dalam protein tersebut. Tahap kedua adalah pemecahan ATP
dan fosfat yang akan menempel ke dalam protein oleh enzim. Tahap ketiga
adalah proses pemecahan energi ATP untuk mengubah bentuk energi yang
memungkinkan keluarnya ion natrium dan masuknya 2 ion kalium. Tahap
selanjutnya adalah fosfat yang menempel pada protein akan dilepaskan oleh
protein pembawa. Tahap terakhir bentuk protein pembawa akan berubah
kembali untuk mengeluarkan ion kalium dari protein kemudian ion tersebut
masuk ke dalam sel. Untuk memperjelas proses tersebut, maka Anda dapat
melihat gambar 3.8 yang disajikan di bawah ini.

1
Berubahnya protein pembawa untuk membantu memasukkan 3 ion natrium dari dalam sel

Pemecahan ATP dan fosfat yang akan menempel ke dalam protein oleh enzim

Proses pemecahan energi ATP untuk mengubah bentuk energi yang memungkinkan keluarnya ion natrium dan masuknya 2 ion

Fosfat yang menempel pada protein akan dilepaskan oleh protein pembawa

Protein pembawa
+
melepaskan 2 ion K ke

Dalam sel Luar sel

Gambar 3.8 Mekanisme Transport Na-K oleh Enzim Na+K+ATPase


Sumber :Nelson, D.L., dan Cox, M.M., 2008

Kesetimbangan ionik juga terjadi dalam darah manusia. Senyawa yang


berperan dalam mengontrol pH adalah asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat ini
dapat membentuk penyangga dengan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO3 -).
Berikut reaksi kesetimbangan asam karbonat dengan basa konjugasinya dalam
darah.

H2CO3 H+ + HCO 3-

Bagaimana peranan pasangan asam basa konjugasi tersebut dalam


mengontrol pH darah manusia? Apabila kita terlalu banyak mengkonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung asam karbonat, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah produk. Hal ini berdampak pada peningkatan konsentrasi
H+ sehingga pH darah akan turun. Untuk menetralkan keadaan tersebut, maka

1
ginjal akan berusaha mengeluarkan asam berlebih melalui air kemih sehingga
keadaan akan kembali dalam keadaan kesetimbangan.

Selain ada larutan penyangga karbonat dalam darah, dalam darah juga terjadi
kesetimbangan dalam menjaga kandungan glukosa. Konsentrasi glukosa yang
normal sebesar 70-110 mg/dl. Apabila terjadi penyimpangan dari kadar glukosa
dalam darah akibat mengkonsumsi karbohidrat yang berlebihan atau akibat
perubahan oksidasi glukosa, maka hormon dalam darah akan segera mengatur
kembali supaya kadar glukosa tetap dalam konsentrasi yang normal. Hormon
yang berperan dalam mengatur kadar glukosa dalm darah diantaranya hormon
insulin, glukokagon, dan epinefrin.

d. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-Hari


Coba perhatikan benda-benda yang ada di sekeliling Anda. Terbuat dari
apakah benda-benda tersebut? Amati bahan-bahan yang terdapat pada benda-
benda tersebut. Apakah terbuat dari bahan yang sama atau berbeda? Jelas sekali,
ada beberapa bahan yang sama dan ada beberapa bahan yang berbeda. Misalnya
meja, kursi, dan pintu semuanya terbuat dari kayu. Piring, gelas, sendok, dan
garfu ada yang terbuat dari gelas dan ada yang terbuat dari tanah liat. Baju yang
dipakai terbuat dari bahan serat. Dan contoh lainnya misalnya ikat rambut, alat
sepatu, ban mobil yang terbuat dari bahan karet. Benda-benda tersebut memiliki
sifat bahan yang berbeda-beda sehingga pemanfaatannya juga berbeda-beda.
Uraian mengenai beberapa jenis bahan, sifat, dan pemanfaatnnya akan dijabarkan
secara lebih rinci.

1) Bahan Kayu
Amati perabotan yang ada di rumah Anda. Coba sebutkan perobatan mana
saja yang terbuat dari bahan kayu. Ada meja, kursi, lemari, tempat tidur, jendela
dan sebagainya. Apakah jenis kayu yang digunakan untuk membuat perabotan
tersebut sama atau beda? Mengapa harus terbuat dari kayu? Anda bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut setelah mempelajari sifat dan pemanfaatan bahan
kayu.

1
Apakah kalian pernah mendengar kata herbaceus dan lignosous? Kedua
istilah tresebut berkenaan dengan kelompok tumbuhan dimana herbaceus untuk
kelompok tumbuhan batang basah atau batang yang berair misalnya bayam
(Amaranthus spinosus) dan lignosous untuk kelompok batang berkayu atau
batang keras dan kuat biasanya pada pohon dan semak-semak misalnya mangga
(Mangifera indica L.) dan sidaguri (Sida rhombifolia L.). Kayu yang digunakan
untuk perabotan diatas biasanya berasal dari kelompok tumbuhan batang berkayu
berupa pohon. Banyak sekali manfaat kayu dari kelompok tumbuhan ini,
diantaranya adalah untuk peralatan masak (sendok kayu, garfu, centong nasi),
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas,
alat transportasi (perahu), hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera
mata.

Gambar 3.9. Produk Berbahan Kayu


Sumber : http://tokopedia.com

Kayu berasal dari bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras akibat proses lignifikasi (pengayuan). Komponen utama pada kayu
adalah lignoselulosa dan senyawa ekstraktif. Lignoselulosa terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin, sedangkan senyawa ekstraktif dapat berupa asam
lemak, resin, lilin, dan terpena.
Selulosa merupakan senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa, dapat
mencapai 41-43% dari berat kayu. Hemiselulosa merupakan pentosa yang
terhubung secara tidak beraturan, dan mengisi 20% pada tumbuhan berdaun lebar
dan 30% pada konifer. Lignin merupakan komponen pembentuk kayu tersusun
dari cincin aromatik hidrokarbon yang bersifat hidrofobik yang mengisi sekitar
23% pada tumbuhan berdaun lebar dan 27% pada konifer. Bedanya antara kayu

1
keras dan kayu lunak itu dikarenakan jumlah dan jenis lignin yang terkandung di
dalamnya.
Senyawa ektraktif adalah bahan non organik polimer yang larut dalam
pelarut netral (benzena, alkohol, aseton, air). Komposisi senyawa ekstraktif baik
yang berkaitan dengan jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya.
Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama.
Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.
Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda baik
fisis maupun mekanis sehingga pemanfaatnnya juga berbeda. Sifat fisis
berhubungan dengan respon kayu terhadap perubahan kelembaban udara dan
suhu lingkungan di sekitar kayu yang mempengaruhi wujud dan penampilan kayu
sedangkan Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan kayu untuk menahan
gaya luar yang berkeja padanya. Sifat fisi kayu antara lain seperti kadar air (KA),
kerapatan (Berat Jenis/BJ), kembang susut dan permeabilitas kayu, sedangkan
sifat mekanis meliputi keteguhan lentur statis (static bending strength),
keteguhan tarik (tensile strength), keteguhan tekan (compressive strength),
keteguhan geser (shearing strength), kek akuan (stiffness), keuletan (toughness),
kekerasan (hardness) dan ketahanan belah (cleavage resistance). Ada korelasi
antara BJ dengan kekuatan kayu. Semakin tinggi BJ kayu, maka kayu akans
semakin kuat. Bagaimana cara mengidentifikasi kekerasan kayu? Marilah kita
lakukan percobaan berikut ini.

1
Identifikasi Kekerasan Kayu
A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi kekerasan kayu

B. Alat dan Bahan


1. Balok kayu 5 buah
2. Timbangan
3. Penggaris

C. Langkah Kerja
1. Beri Label A, B, C, D, dan E untuk balok kayu.
2. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi balok kayu tersebut.
3. Hitunglah volume masing-masing potongan kayu.
4. Timbanglah dengan teliti massa masing-masing potongan kayu.
5. Catatlah data pada tabel yang disediakan.
6. Hitunglah densitas masing-masing potongan kayu

D. Tabel Pengamatan
Panjang Lebar Tinggi Volume Densitas
Sampel (cm) (cm) (cm) (cm3) Massa (g) (g/cm3)

E. Pertanyaan
1. Potongan kayu manakah yang mempunyai densitas paling tinggi?
Apa artinya?
2. Potongan kayu manakah yang mempunyai densitas paling rendah?
Apa artinya?
3. Bila ada potongan kayu yang densitasnya sama, apa artinya?
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang
dapat diambil?

Sumber : (Zubaidah, 2014)

1
2) Bahan Gelas
Bahan-bahan gelas sangat mudah kita jumpai sehari-hari. Coba perhatikan
benda-benda di sekitar Anda. Benda apa saja yang terbuat dari gelas? Apakah
Anda sering menggunakan benda tersebut? Menurut Anda terbuat dari apakah
bahan gelas? Anda bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan mempelajari materi
selanjutnya. Bahan gelas ini sudah digunakan sejak zaman batu oleh masyarakat
prasejarah. Sejarah pembuatan kaca memang masih diperdebatkan, namun
penggunaan kaca alami yang disebut obsidian tidak diragukan lagi.

Obsidian merupakan kaca vulkanik alami yang terbentuk sebagai batuan


beku ekstrusi. Obsidian bukan merupakan mineral sejati tetapi merupakan suatu
gelas dengan komposisi terbesar kandungan didalamnya yaitu SiO2. Obsidian
merupakan benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu,
atau hijau. Pembuatan kaca dari obsidian dengan cara memanaskan bahan pasir
kuarsit sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras
yang tembus pandang.
Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang, dengan
kekerasan yang cukup tetapi sangat rapuh dan mudah pecah menjadi pecahan
yang tajam. Sifat-sifat unggul dari gelas adalah (1) kedap terhadap air, gas, bau-
bauan dan mikroorganisme; (2) tidak bereaksi dengan bahan kimia; (3) dapat
didaur ulang; (4) tembus pandang; dan (5) kaku dan kuat. Bahan baku pembuatan
kaca ada dua kelompok yaitu (1) bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar
meliputi pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet), dan
(2) bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium
bikroma, selenium dan arang.

Gambar 3.10. Produk Berbahan Gelas

1
Produk-produk gelas sangat bermanfaat dan dapat menunjang kebutuhan
sehari-hari. Barang yang terbuat dari bahan gelas ada barang setengah jadi
contohnya lempengan kaca, pipa kaca, benda kaca berongga maupun produk gelas
yang siap jadi contohnya perabotan rumah tangga (piring gelas, cangkir gelas,
botol gelas, dan lainnya), peralatan laboratorium (tabung reaksi, pipa kaca, beker
gelas, kaca pembesar, dan lainnya), bahan bangunan atau industri seperti kaca
jendela, bola lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris seperti manik-
manik.

3) Bahan Plastik
Apakah anda dapat menyebutkan benda-benda di sekitar anda yang terbuat
dari plastik? Apa fungsi dari benda-benda tersebut? Bisakan Anda menyebutkan
mengapa benda-benda terbuat dari plastik? Apa sifat bahan plastik? Adakah
keterkaitan antara konsep partikel materi dengan deskripsi sifat bahan. Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut silakan lanjutkan untuk menganalisis
bacaan di bawah ini.

Penggunaan plastik untuk keperluan sehari-hari maupun industri bukan


sesuatu yang asing lagi. Apakah anda tahu bagaimana sejarah perkembangan
plastik? Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun
1962 dengan nama Parkes yang bahan utamanya selulosa. Lalu perkembangan
selanjutnya, ditemukan bahan baku bola biliar yang dibuat dari gading gajah. Sifat
selulosa yang mudah rapuh dan bahan baku ini juga sangat mahal membuat
ilmuwan lain berupaya untuk berinovasi dalam mencipatkan jenis plastik yang
baru.

Plastik sintetis pertama kali ditemukan oleh Leo Hendrik Baekeland, seorang
ahli kimia berkebangsaan Belgia pada tahun 1907 dengan nama pertama bakelit.
Nama ini merupakan pendekatan nama dari penemunya yaitu baekeland. Bakelit
merupakan plastik yang tahan terhadap panas (termoplas). Produk awal yang
dibuat dari jenis plastik ini adalah kotak radio, kancing, bola biliar dan beberapa
jenis barang lainnya. Pada Gambar di bawah ini ditunjukkan struktur bakelit hasil
reaksi antara metanal (formaldehid) dan fenol.

1
Gambar 3.11. Proses Pembentukan Bakelit

Berdasarkan struktur penyusun bakelit, dapat dilihat bahwa bakelit


tersusun atas senyawa organik golongan formaldehid (metanal) dan aromatik
(fenol). Dengan melihat senyawa penyusunnya, lalu bagaimana dengan partikel
dasar penyusun bakelit? Apakah anda dapat menyebutkannya? Ya, benar, partikel
dasar penyusun bakelit adalah berupa molekul-molekul. Contoh plastik sintetis
lainnya adalah polistrirena dan poli vinil klorida. Polistirena ini merupakan salah
satu contoh polimer yang terdiri dari monomer-monomer stirena. Polistirena ini
merupakan jenis plastik termurah dan paling berguna dan secara kimia tidak
reaktif sehingga penggunaannya banyak dalam kehidupan sehari-hari seperti
untuk peralatan medis, mainan, olahraga, sikat gigi dan sebagainya. Pada Gambar
3.11 diperlihatkan salah satu contoh penggunaan polistirena.

Gambar 3.12. Styroform dan struktur polistirena


Sumber : detiknews.com

Penemuan poli vinil klorida memberikan kebermanfaatan yang sangat


banyak bagi kehidupan manusia termasuk manfaat dalam bidang medis contohnya
alat bantu pernafasan, kantung darah dan sarung tangan. Plastik jenis ini terdiri
dari monomer-monomer vinil klorida yang bergabung melalui reaksi polimerisasi

2
adisi membentuk polivinil klorida. Berikut contoh aplikasi polivinil klorida dalam
bidang kesehatan ditunjukkan pada Gambar 3.12.

Gambar 3.13. Selang oksigen dan struktur polivinil klorida


Sumber : detiknews.com

4) Bahan Tanah Liat


Pernahkan Anda menggunakan barang pecah belah terbuat dari tanah liat?
Apa saja zat yang menyusun tanah liat? Tanah liat merupakan bahan dasar yang
termasuk hidrosilikat alumina. Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan
basah, keras bila kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat. Pada umumnya,
perabotan yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik tetapi tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
keramik tradisional dan keramik halus. Keramik tradisional dibuat menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa dan kaolin. Keramik halus dibuat dengan bahan baku
dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al 2O3, ZrO, MgO,
dan lainnya). Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.

Gambar 3.14. Produk Berbahan Tanah Liat

2
Sifat keramik dari tanah liat yaitu rapuh dan tahan terhadap suhu tinggi.
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan
keramik, yaitu pembentukan tangan langsung (hand building), teknik putar
(throwing), dan teknik cetak (casting). Tahapan pembuatan keramik terdiri dari 7
tahapan yaitu tahapan pembentukan, pengeringan, pembakaran, pengeringan,
pelukisan, pembakaran kembali, dan tahap pengemasan. Tahap pembentukan
merupakan tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang
dikehendaki. Tahap pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat
pada badan keramik. Tahap pembakaran yaitu proses mengubah bahan yang rapuh
menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat. Tahap pengeringan dengan cara glasir
untuk melapisi permukaan keramik. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan
dengan motif-motif yang menarik. Tahap pembakaran kembali dilakukan dalam
oven dengan suhu lebih kurang 800oC. Tahap terakhir yaitu tahap pengemasan
dilakukan sesuai permintaan.

5) Bahan Serat
Apakah yang kalian ketahui tentang serat? Serat biasanya dikaitkan
dengan buah-buahan dan sayuran, namun, serat juga digunakan sebagai bahan
baku tekstil (bahan pembuat pakaian) yang merupakan suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami
(polimer alami) yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral contohnya wol
dan sutera dan serat sintetis (polimer sintetis) yang dibuat oleh manusia
contohnya rayon, polyester,dakron dan nilon. Serat alami ini dapat dicampur
dengan serat sintetis dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh
tekstil dari bahan serat campuran adalah TC (Tetoron Cotton) campuran dari
polyester dan katun, dan TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan
rayon. Ciri dari tekstil ini kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di
badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan
arang.

2
Gambar 3.15. Produk Berbahan Serat

Beberapa ciri-ciri serat secara umum yaitu kehalusan, kekuatan, daya


serap, dan kemuluran atau elastisitas dimanfaatkan dalam pemanfaatan tekstil
tertentu. Mengapa orang Indonesia lebih suka memakai baju dari katun, linen,
dan sutera; sedangkan penduduk di negara subtropis lebih suka memakai baju
dari wol? Pertanyaan ini akan terjawab jika Anda dapat memahami ciri-ciri serat
sebagai berikut.

Tabel 3.3. Contoh Serat dan Ciri-Cirinya


No Serat Ciri-Ciri
1 Selulosa Bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut,
mudah menyerap keringat, dan rentan terhadap jamur
2 Linen Halus, kuat, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan
setrika panas, dan mudah terbakar
3 Sutera Berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah
kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang
tahan terhadap sinar matahari
4 Wool Agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan
tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan
panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri
5 Asbes Kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat
rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan
panas dan api, dan tahan cuaca
6 Nilon Sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat
kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan
jamur dan bakteri, tidak tahan panas dan mudah
terbakar.
7 Polyester Elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut,
tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi,
daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur,
bakteri, dan serangga

2
6) Bahan Karet
Apakah Anda tahu pohon karet? Apa yang dihasilkan oleh pohon karet
tesebut? Senyawa apakah yang ada di dalam karet? Baiklah kita bahas materi
tentang karet. Karet secara alami diperoleh dengan menyadap (menyayat kulit
pohon atau pada bagian kortek tumbuhan) batang pohon karet untuk mendapatkan
getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks.
Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang mempunyai bobot
molekul yang besar. Karet alam memiliki berbagai keunggulan dibanding karet
sintetik, terutama dalam hal elastisitas, daya redam getaran, sifat lekuk lentur
(flex-cracking) dan umur kelelahan (fatigue). Ada beberapa macam karet alam
yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang
setengah jadi atau sudah jadi, ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan
bahan karet yang sudah jadi.
Sifat-sifat dari karet alam diantaranya warnanya agak kecoklat-coklatan,
tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-093, lentur,
tidak tahan api, dan merupakan isolator panas dan listrik. Dengan adanya sifat-
sifat tersebut maka karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang
misalnya ban mobil, tetapi juga dapat ditemukan dalam sekelompok produk-
produk komersial termasuk sol sepatu, segel karet, instlasi listrik, sabuk
penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, bahan-bahan
pembungkus logam, aksesoris olah raga dan lain-lain

Gambar 3.16. Produk Berbahan Karet


Sumber : http://mikirbae.com

2
Selain karet alam, ada juga karet sintetis yang terbuat dari bahan baku
yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene.
Senyawa penyusun karet sintetis merupakan suatu kopolimer (polimer yang terdiri
dari lebih dari satu jenis monomer). Jika susunan zat dari karet sintetis diubah
susunannya maka akan diperoleh sifat yang berubah juga. Sifat karet sintetis yaitu
tahan terhadap suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan kedap gas
menjadikan karet sintetis dapat menggantikan karet alam. Berikut beberapa jenis
karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.

Tabel 3.4 Jenis Karet Sintetis dengan Sifat dan Kegunaannya

No Karet Sintetis Sifat dan Kegunaan


1 NBR (Nytrile Butadiene NBR memiliki ketahanan yang tinggi
Rubber) terhadap minyak, digunakan dalam
pembuatan pipa karet untuk bensin dan
minyak, membran, seal, gaskot, serta
peralatan lain yang banyak dipakai dalam
kendaraan bermotor.
2 CR (Chloroprene Rubber) CR dengan ciri tahan terhadap nyala api,
digunakan sebagai bahan pipa karet,
pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk
pengangkut.
3 IIR (Isobutene Isoprene IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan
Rubber) untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat
listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat
penyimpan lemak dan minyak.

2
Mengidentifikasi Bahan Karet Alami dan Buatan

Tujuan
Mengidentifikasi bahan karet alami dan buatan

Bahan
1. Lima macam benda yang terbuat dari karet
2. 100 cc minyak tanah
3. Botol selai ukuran 200 cc

Cara Kerja
1. Kumpulkan 5 macam barang bekas yang terbuat dari bahan karet (misalnya:
karet penghapus, karet gelang, bola bekel, dot bayi, balon karet, dan bahan lain
yang terbuat dari karet yang ada di sekitarmu).
2. Teliti dan identifikasi sifat bahan tersebut satu-per satu dengan cara berikut.
a. Ukurlah masing-masing bahan dengan alat ukur yang sesuai, misalnya dengan
penggaris, meteran atau jangka sorong. Catat pada tabel pengamatan.
b. Rendamlah bahan-bahan tersebut ke dalam botol selai yang berisi minyak tanah
selama 6 jam. Hati-hati dalam melakukan kegiatan ini, dan jauhkan dari api.
4. Catat data yang kamu peroleh ke dalam Tabel pengamatan

Tabel Pengamatan
No Nama Bahan Ukuran Sebelum Ukuran Setelah
Direndam Direndam

Pertanyaan
1. Setelah bahan-bahan tersebut direndam minyak tanah apakah ukurannya
berubah?
2. Bahan-bahan apa sajakah yang ukurannya berubah? Mengapa demikian?
3. Bahan-bahan apa sajakah yang ukurannya tidak berubah? Mengapa demikian?
4. Berdasarkan data tersebut, apa saja yang termasuk bahan karet alami? dan
bahan apa saja yang tergolong karet sintetis?

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas, apa yang dapat disimpulkan?

Sumber : (Zubaidah, 2014)

2
e. Hubungan Sifat Bahan dan Pemanfaatannya
Berdasarkan uraian di atas, ditunjukkan bahwa sifat bahan yang berbeda
akan dimanfaatkan untuk membuat produk yang berbeda pula yang didasarkan
pada sifat bahan-bahan tersebut. Berikut ini ditunjukkan alasan penggunaan
bahan-bahan pada bagian mobil tersebut didasarkan pada sifat dasar yang dimiliki
oleh bahan bahan tersebut.

Gambar 3.17. Bagian-bagian pada mobil yang memanfaatkan sifat dasar yang
dimiliki oleh materi berbentuk padat, cair, dan gas.
Tabel 3.5. Pemanfaatan sifat dasar materi pada bahan mobil
Bagian mobil Bahan Keadaan Alasan penggunaan
materi
Kaca Gelas Padat Kuat, memiliki bentuk
yang tetap
Badan mobil Baja Padat Kuat, memiliki bentuk
yang tetap
Lampu mobil Plastik Padat Kuat, memiliki bentuk
yang tetap
Bahan bakar Bensin Cair Mudah mengalir
menuju mesin
Rem mobil Minyak Cair Mengikuti bentuk pipa
dan tidak mudah untuk
dikompresi
Gas pengisi ban Nitrogen/udara Gas Dapat menyebar
mobil merata disemua bagian
ban ketika roda
berputar
Gas pengisi AC Freon Gas Dapat dengan mudah
mobil dikompresi

2
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap bahan yang digunakan memiliki sifat-
sifat bahan yang berbeda diantara satu dan yang lainnya misalnya sifat
konduktivitas panas, sifat konduktivitas listrik, elastisitas (modulus young), titik
leleh dan titik beku.
1) Konduktivitas Panas
Sifat konduktivitas panas adalah sifat yang berhubungan dengan ukuran
kemampuan zat/bahan dalam menghantarkan kalor. Semakin besar konduktivitas
panas suatu bahan, maka semakin besar pula kemampuan bahan tersebut
menghantarkan kalor. Bahan yang mempunyai konduktivitas panas yang tinggi
dinamakan konduktor, sedangkan bahan yang konduktivitas panasnya rendah
disebut isolator. Pada umunya yang kita tahu bahan yang dapat menghantarkan
listrik hantalah logam, namun sebenarnya material non logam juga bisa
menghantarkan listrik meskipun nilainya kecil. Berikut ini adalah tabel nilai
konduktivitas panas beberapa jenis bahan.
Tabel 3.6. Nilai Konduktivitas Panas Beberapa Jenis Bahan

Sumber : http://academia.edu

2
Kemampuan untuk menghantarkan listrik ini yang kemudian disebut
konduktivitas panas (termal) dengan simbol k. Konduktivitas panas dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu suhu, kepadatan dan porositas serta kandungan uap air.
Semakin besar suhu maka konduktivitas panas semakin besar. Semakin besar
rongga/pori-pori maka semakin kecil konduktivitas panasnya. Kandungan uap air
juga berpengaruh terhadap nilai konduktivitas panas.

Setiap bahan dapat mengalami perpindahan panas. Perpindahan panas


dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu dapat dibedakan melalui 3
cara yaitu: radiasi, konveksi, dan konduksi. Radiasi merupakan proses
perpindahan panas secara langsung di dalam medium terpisah atau medium
tembus cahaya, energi kalor akan berpindah dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Proses konveksi terjadi jika terdapat perpindahan energi
dengan kerja gabungan konduksi panas, penyimpanan energi, dan gerakan
mencampur dengan disertai partikel-partikel dari medium. Konduksi adalah
peristiwa perpindahan kalor atau panas melalui zat perantara tanpa disertai
perpindahan zat perantara tersebut

2) Konduktivitas Listrik
Sifat bahan selanjutnya yang membedakan pemanfaatannya yaitu sifat
konduktivitas listrik. Konduktivitas listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu
bahan dapat menghantarkan arus listrik. Sifat material suatu bahan bergantung
dari bahan-bahan penyusunnya. Setiap material terdiri dari atom-atom penyusun
yang memiliki elektron. Karena adanya pergerakan dari elektron ini dapat
menimbulkan terjadinnya listrik. Aliran listrik ini dapat dipengaruhi oleh
konduktivitas dan resistivitas suatu bahan. Resistivitas adalah kemampuan suatu
bahan untuk mengantarkan arus listrik yang bergantung terhadap besarnya medan
listrik dan kerapatan arus. Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin
besar pula medan listrik yang dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah kerapatan
arus. Satuan untuk resistivitas adalah Ω.m. Sebuah resistivitas rendah
menunjukkan bahan yang mudah memungkinkan gerakan muatan listrik .

2
Konduktivitas adalah kebalikan dari resistivitas. Nilai konduktivitas yang
baik dimiliki oleh logam. Misalnya logam yang merupakan bahan dengan
konduktivitas baik, maka daya hantar listrik pada bahan ini sama baiknya dengan
kepekaannya terhadap perubahan suhu. Ini dikarenakan dalam bahan logam
terdapat banyak elektron bebas yang mengangkut muatan baik dalam konduksi
listrik maupun konduksi termal. Berikut ini adalah tabel nilai konduktivitas listrik
beberapa jenis bahan.

Gambar 3.18. Nilai Resistivitas Beberapa Jenis Bahan


Sumber : http://lehigh.edu

3) Elastisitas
Bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari salah
satu sifat yang sangat penting yaitu elastisitas. Elastisitas adalah sifat benda untuk
kembali ke bentuk awal segera setelah gaya yang mengenai benda tersebut
dihilangkan. Suatu benda dikatakan elastis jika benda itu diberi gaya kemudian

3
gaya itu dihilangkan, benda akan kembali ke bentuk semula. Jika suatu benda
tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, benda tersebut dikatakan plastis. Contoh benda elastis adalah karet
dan pegas sedangkan contoh benda elastis adalah plastisin dan tanah liat.
Nilai elastisitas suatu bahan dipengaruhi oleh nilai modulus young bahan
tersebut. Modulus Young adalah besarnya gaya yang bekerja pada luas
penampang tertentu untuk meregangkan benda. Satuan modulus young adalah
N/m2 atau Pascal (1 Pa = 1 N/m2 ; 1 GPa = 1000 N/mm2). Dengan kata lain,
Modulus Young merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan pada
benda. Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan yang
diperlukan untuk meregangkan benda atau semakin kecil regangan elastis benda
atau semakin kaku.

Tabel 3.7. Nilai Modulus Young Beberapa Jenis Bahan


No Bahan Modulus Young (1010 Pa)
1 Aluminium 7
2 Baja 20
3 Besi 21
4 Karet 0,05
5 Kuningan 9
6 Nikel 21
7 Tembaga 11
8 Timah 1,6
9 Beton 2,3
10 Kaca 5,5
11 Wolfram 41
Sumber : Kane dan Sternheim, 1991

Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai suatu besar gaya tertentu.
Apabila gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastistisitas, benda akan
kembali ke bentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila

3
gaya yang diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Benda secara permanen berubah bentuk.

4) Titik Leleh dan Titik Beku


Sifat terakhir yang dimiliki bahan-bahan yang sering kita gunakan sehari-
hari adalah titik leleh dan atau titik beku. Titik leleh adalah suhu dimana zat
berubah wujud dari padatan menjadi cairan pada tekanan 1 atm sedangkan titik
beku adalah suhu dimana zat berubah wujud dari cairan menjadi padatan pada
tekanan 1 atm. Pada umumnya, setiap benda memiliki titik leleh dan titik beku
yang sama. Berikut ini salah satu contoh nilai titik leleh beberapa jenis polimer
penyusun bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 3.8 Titik Leleh Beberapa Jenis Polimer

No Jenis Polimer Titik Leleh (⁰C)


1 PET (polietilena tereftalat) 260
2 HDPE (high density polietilena) 130
3 Poli Urethane Linear 150-185
4 PP (polipropilena) 165-170
5 6,10 Poliamida 210-215
6 6 Poliamida 215-220
7 6,6 Nilon 255
8 PC (polikarbonat) 220-360
9 PTFE (politertrafluoroetilena) 325-360
10 Polistirena 82-103
Sumber : http://quora.com

3
4. Forum Diskusi
Perhatikan gambar motor di bawah ini. Apa jenis bahan yang dituntuk oleh tanda
panah, urutkan sesuai nomornya. Kemudian, jelaskan sifat bahan tersebut dan
analisis apa alasan pabrik menggunakan bahan tersebut guna mendukung fungsi
motor secara keseluruhan.
1

3
C. Penutup
1. Rangkuman
Selamat Anda telah menyelesaikan kegiatan 3 pada modul IPA 6 tentang senyawa
organik dan senyawa anorganik serta penerapnnya dalam menjaga keseimbangan
mineral tubuh. Berikut beberapa hal penting yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran ini adalah.
 Tubuh manusia tersusun dari senyawa organik (dikenal dengan nama
biomolekul) dan senyawa anorganik (air dan mineral).
 Senyawa organik adalah senyawa molekular dengan kandungan utama berupa
atom karbon dan hidrogen sedangkan senyawa anorganik adalah senyawa-
senyawa diluar senyawa organik yang mengandung unsur yang berbeda.
 Keseimbangan ionik dalam tubuh manusia antara senyawa organik dan
anorganik perlu dipertahankan. Suatu keadaan dimana komposisi kimia dan
fisiokimia suatu organisme bernilai konstan atau setimbang maka dinamakan
dengan homeostatis.
 Setiap bahan mempunyai sifat. Berdasarkan sifat-sifat tersebut bahan
digunakan sebagai bahan dasar suatu barang atau benda. Benda-benda
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Pemilihan bahan ini disesuaikan dengan kegunaannya. Kesesuaian antara sifat
bahan dengan kegunaannya akan mempermudah pekerjaan kita. Sifat suatu
bahan tergantung dari penyusunnya. Sifat-sifat bahan meliputi kekuatan,
kelenturan, ketahanan terhadap air atau api, hangat, halus atau kasar, dan juga
kekakuan. Sifat-sifat tersebut berkaitan dengan nilai konduktivitas panas,
konduktivitas listrik, elastisitas (modulus young), titik leleh dan titik beku.
 Konduktivitas panas adalah ukuran seberapa kuat suatu bahan dapat
menghantarkan panas. Konduktivitas listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu
bahan dapat menghantarkan arus listrik. Elastisitas adalah sifat benda untuk
kembali ke bentuk awal segera setelah gaya yang mengenai benda tersebut
dihilangkan. Titik leleh adalah suhu dimana zat berubah wujud dari padatan
menjadi cairan pada tekanan 1 atm sedangkan titik beku adalah suhu dimana
zat berubah wujud dari cairan menjadi padatan pada tekanan 1 atm.

3
2. Tes Formatif
1. Perhatikan tabel di bawah ini.
No Nama Senyawa Rumus Molekul
1 Etana C2H10
2 Glukosa C6H1206
3 Karbondioksida CO2
4 Kalsium fosfat Ca3(PO4)2
Berdasarkan tabel diatas, manakah yang merupakan senyawa organik?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4

2. Berikut ini adalah beberapa sifat-sifat senyawa.


1) Unsur utama penyusun senyawa adalah unsur C dan H.
2) Jenis ikatan kimia pada senyawa pada umumnya merupakan ikatan ionik.
3) Kelarutannya sangat tinggi pada pelarut organik.
4) Tidak mudah terbakar.
5) Mudah menguap.
Manakah dari pernyataan tersebut yang merupakan sifat-sifat senyawa
organik?
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 2, 4, dan 5

3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut :


1) Transport zat aktif ion kalium dan natrium dalam mempertahankan
muatan listrik membran.
2) Asam karbonat dan basa konjugasinya sebagai buffer dalam darah
manusia.

3
3) Ginjal dan paru-paru, bersama dengan sistem penyangga, membantu
mengendalikan komposisi asam-basa dalam tubuh manusia.
4) Kerja hormon adrenalin dan glukagon pada pengaturan kadar gula
darah.
Berdasarkan pernyataan di atas, manakah yang merupakan proses
homeostatis dalam tubuh manusia?
a. 1, 2, dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 4 saja
e. Semua benar

4. Tubuh manusia tersusun atas senyawa organik dan senyawa anorganik. Baik
senyawa organik maupun anorganik memiliki peranan yang sangat penting
sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam tubuh manusia. Berikut ini
peranan senyawa organik atau anorganik dalam tubuh manusia, kecuali .....
a. Kalsium fosfat sebagai garam pembentuk utama tulang dan gigi.
b. Sodium klorida berperan dalam mengatur keseimbangan cairan darah.
c. Ammonia sebagai senyawa utama yang berperan dalam proses eksresi
tubuh manusia.
d. Asam klorida sebagai zat yang membantu mekanisme kerja lambung.
e. DNA yang berfungsi dalam menyimpan dan menentukan karakterisktik
biologis manusia.

5. Kaca mobil depan menggunakan bahan dari gelas bukan dari baja yang kuat
dan karet yang elastis, dan porselin yang mengkilap. Pernyataan berikut
yang benar sebagai alasan penggunaan gelas sebagai kaca mobil adalah....
a. Gelas bersifat tembus pandang, kedap (air, gas, dan mikroorganisme),
kuat, tahan terhadap panas.
b. Gelas bersifat kedap air dan gas serta mikroorganisme
c. Gelas kuat, kaku, dan tahan terhadap panas

3
d. Gelas bukan penghantar listrik dan panas yang baik
e. Semua jawaban benar

6. Kerangka suatu mobil terbuat dari baja yang merupakan campuran antara
besi dengan karbon. Dalam teknologi, baja lebih banyak dipilih daripada
besi. Berikut ini yang merupakan perbedaan antara baja dengan besi kecuali
....
a. Baja lebih kuat daripada besi
b. Baja lebih tahan karat daripada besi
c. Baja memiliki bentuk yang tetap tahan suhu panas
d. Baja lebih kuat meredam getaran daripada besi
e. Baja cenderung isolator panas sedangkan besi konduktor

7. Ban kendaraan yang beroperasi di hutan belantara, tanahnya berawa,


jalannya berliku, memerlukan kekuatan ban yang tahan selip, tahan goresan
dengan bebatuan, tahan terhadap tekanan beban yang berat. Ban kendaraan
tersebut sangat cocok bila dibuat dari bahan....
a. Karet sintetis jenis NBR
b. Karet sintetis jenis CR
c. Karet sintetis jenis IIR
d. Karet alami
e. Karet Campuran

8. Perhatikan gambar berikut.

Sumber : http://bsd.co.id

3
Gambar di atas menunjukkan salah satu proses pembuatan keramik.
Mengapa proses tersebut perlu dilakukan?
a. Untuk mengubah tekstur bahan
b. Untuk menurunkan kadar air pada bahan
c. Untuk menurunkan massa bahan
d. Untuk menaikkan kerenggangan pori bahan
e. Untuk mempercantik tampilan keramik

9. Berikut ini adalah beberapa nilai konduktivitas panas beberapa bahan.


No Bahan Konduktivitas panas (W/m)
1 Aluminium 202
2 Kuarsa 41,6
3 Kaca 0,78
4 Kayu 0,17
5 Plastik 0,15

Manakah dari bahan-bahan di atas yang paling cocok digunakan untuk


dijadikan pegangan wajan?
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

10. Perhatikan tabel di bawah ini.


No Bahan Modulus Young (1010 Pa) Manfaat
1 Baja 20 Pegas untuk peredam
kejutan pada kendaraan
bermotor
2 Karet 0,05 Mainan anak ketapel
3 Nilon 5 Tali busur panah
4 Kayu 1 Kasur

Berdasarkan tabel di atas, pemanfaatan bahan yang benar sesuai dengan


nilai modulus young masing-masing bahan adalah....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3

3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. Semuanya benar

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

3
3. Daftar Pustaka
Clayden, J., Greeves, N., Warren, S., & Wothers, P. (2000). Organic Chemistry,
1531.

Hernawati. ( ). Mineral dan Homeostatis (Keseimbangan Ionik dan Tekanan


Osmosis). Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Kane dan Sternheim. 1991. Fisika (Terjemah). Bandung: AIDAB

Nelson, D.L., dan Cox., M.M. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry, 4th
edition. New York : WH Freeman and Company.

Sunarya, Yayan. (2003). Kimia Dasar 1 berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia


Terkini. Bandung : Alkemi Grafisindo Press

Tortora GJ and Derirckson. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. John


Wiley & Sons, Inc.

Zubaidah, Siti, dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII
Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tautan https://www.youtube.com/watch?
v=taLTBoqakSY https://www.youtube.com/watch?
v=d44nxj8HI9o https://www.youtube.com/watch?
v=_bPFKDdWlCg
https://www.youtube.com/watch?v=2NANfmqZ6Gw&t=10s
https://www.youtube.com/watch?v=OYH1deu7-4E

4
DAR2/Profesional/097/6/2022

PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODUL 6.
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN
KEGUNAANNYA
Kegiatan Belajar 4: Zat Aditif dan Zat Adiktif

Penulis:
Eliyawati, S.Pd., M.Pd.

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022

i
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................i

A. Pendahuluan.......................................................................................................iii

1. Deskripsi Singkat............................................................................................iii

2. Relevansi.........................................................................................................iii

3. Panduan Belajar...............................................................................................iv

B. Inti.......................................................................................................................1

1. Capaian Pembelajaran......................................................................................1

2. Sub Capaian Pembelajaran...............................................................................1

3. Uraian Materi...................................................................................................1

a. Zat Aditif.......................................................................................................2

1) Pengertian dan Fungsi Zat Aditif Makanan.............................................2

2) Macam-Macam Zat Aditif Makanan.......................................................4

b. Zat Adiktif dan Psikotropika......................................................................17

1) Zat Adiktif.............................................................................................17

2) Psikotropika...........................................................................................21

3) Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika terhadap Pecandu....................22

4) Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika..................23

5) Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan....24

4. Forum Diskusi................................................................................................25

C. Penutup..............................................................................................................26

1. Rangkuman.....................................................................................................26

2. Tes Formatif...................................................................................................27

3. Daftar Pustaka................................................................................................32

D. TUGAS AKHIR................................................................................................33

E. TES SUMATIF..................................................................................................34

i
F. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF.............................................................42

i
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul Hybrid Learning Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunannya ini
merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru yang
berorientasi pada Kurikulum Pembelajaran IPA Tahun 2013. Buku ini dirancang
untuk mengmbangkan kompetensi guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dalam pembelajaran IPA. Materi yang disajikan dalam modul
ini dikembangkan secara hybrid menggunakan berbagai media yang terkait
dengan konten materi IPA.

Pada bagian ini, akan dikembangkan materi yang berkaitan dengan kegiatan
belajar 4 yaitu zat aditif dan zat adiktif. Pada Kegiatan Belajar 4 ini, Anda akan
mempelajari zat-zat yang sudah tidak asing lagi sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Zat aditif makanan merupakan zat yang setiap hari kita
gunakan. Pada penggunaan zat aditif makanan, kita harus mampu
mengidentifikasi jenis zat aditif makanan seperti apa yang bisa dikonsumsi. Untuk
zat adiktif, ada beberapa zat adiktif yang memang berguna di bidang kesehatan
tetapi kebanyakan dari zat adiktif itu menyebabkan kecanduan. Oleh karena itu,
pemahaman baik tentang zat aditif makanan maupun zat adiktif perlu anda
pahami. Melalui Kegiatan Belajar 4 ini, akan diuraikan secara detail penjelasan
tentang zat aditif dan zat adiktif serta pengaruhnya terhadap kesehatan. Silakan
anda mempelajari uraian materi berikut.

2. Relevansi
Pada kegiatan belajar ini, pembahasan mengenai zat aditif dan zat adiktif
serta pengaruhnya terhadap kesehatan dibuat berdasarkan bidang ilmu IPA yang
terintegrasi terutama Kimia dan Biologi. Makhluk hidup terutama manusia yang
sering menggunakan zat aditif makanan maupun zat adiktif akan mendapatkan
mendapatkan dampak yang berbeda-beda tergantung jenis zat yang digunakan dan
tujuan penggunaannya. Pembahasan zat aditif makanan dan zat adiktif dilakukan
secara komprehensif serta ditambah analisis pengaruh penggunaan zat tersebut
terhadap kesehatan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar Anda yang

i
mempelajari kegiatan belajar 4 ini dapat memahami materi dengan baik sehingga
dapat dikuasai oleh guru IPA SMP/MTs untuk diajarkan kepada para siswanya.
Materi IPA pada Kurikulum 2013 ini telah disesuaikan dengan tuntutan
penguasaan materi IPA relevan dengan TIMSS dan PISA.

Untuk memfasilitasi Anda dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara


optimal, maka dalam kegiatan belajar ini selain diberikan uraian materi yang
diperlukan untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi Anda, juga
dilengkapi dengan pemberian tugas terstruktur serta penilaian ketercapaian
penguasaan materi Anda melalui pemberian tes formatif dan pada bagian akhir
kegiatan belajar.

3. Panduan Belajar
. Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran
aktif Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini diantaranya dengan membaca
uraian dan contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada
modul, membaca rangkuman, mengerjakan tes formatif yang diberikan pada
kegiatan belajar ini. Jika Anda berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan
benar, maka Anda telah cukup menguasai bahan ini. Jika masih ada beberapa
jawaban yang salah, maka pelajari kembali kegiatan belajar yang diberikan pada
modul ini. Ketekunan dalam mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan,
dan tes formatif yang diberikan akan sangat membantu Anda dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Secara rinci kajian dalam modul ini memuat:

a. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar Anda mengetahui target yang
harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
b. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh Anda.
c. Forum diskusi agar Anda memahami seluruh konsep-konsep yang dipelajari
melalui forum diskusi di luar jam pelajaran serta mampu membuat
keterkaitan konsep dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Rangkuman yang disajikan agar Anda mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.

i
e. Tes formatif yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur
penguasaan konsep Anda setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan
yang diberikan.
f. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh Anda sebagai bahan pendalaman materi.
Selamat belajar, semoga Anda memahami keseluruah materi yang disajikan pada
kegiatan belajar 4 untuk bekal dalam mengaplikasikan konsep-konsep sains kimia
dalam menjelaskan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.

v
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menganalisis penggunaan zat aditif atau adiktif serta dampaknya terhadap
kesehatan

2. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 pada modul 6 ini, Anda diharapkan
mampu:

a. Menganalisis zat aditif makanan.


b. Menganalisis kelompok zat aditif makanan berdasarkan fungsinya
c. Menganalisis pengaruh penggunaan zat aditif terhadap kesehatan
d. Menganalisis zat adiktif dan psikotropika
e. Menganalisis pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika terhadap
kesehatan.
f. Menganalisis upaya pencegahan penyalahgunaan zat aditif dan psikotropika.
g. Menganalisis penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang
kesehatan.

3. Uraian Materi
Pada Kegiatan Belajar 4 ini, Anda akan mempelajari zat-zat yang sudah tidak
asing lagi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Zat aditif makanan
merupakan zat yang setiap hari kita gunakan. Pada penggunaan zat aditif
makanan, kita harus mampu mengidentifikasi jenis zat aditif makanan seperti apa
yang bisa dikonsumsi. Untuk zat adiktif, ada beberapa zat adiktif yang memang
berguna di bidang kesehatan tetapi kebanyakan dari zat adiktif itu menyebabkan
kecanduan. Oleh karena itu, pemahaman baik tentang zat aditif makanan maupun
zat adiktif perlu anda pahami. Melalui Kegiatan Belajar 4 ini, akan diuraikan
secara detail penjelasan tentang zat aditif dan zat adiktif serta pengaruhnya
terhadap kesehatan. Silakan anda mempelajari uraian materi berikut.

1
a. Zat Aditif
1) Pengertian dan Fungsi Zat Aditif Makanan
Pada dasarnya, manusia memerlukan makanan dalam melangsungkan
hidupnya. Makanan tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi (karbohidrat
dan lemak), bahan untuk pertumbuhan sel-sel yang baru atau mengganti sel-sel
yang rusak (protein), serta sumber zat untuk penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh (vitamin, mineral, dan air). Kandungan zat yang ada di dalam makanan
dapat mempengaruhi kesehatan kita. Oleh karena itu, pilihlah makanan yang
bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Gambar 4.1 Contoh Makanan yang menggunakan Zat Aditif Makanan


Sumber : http://mediskus.com

Pernahkah kalian menganalisis kandungan zat yang terdapat di dalam


makanan? Apakah kalian mengetahui mana yang disebut bahan utama dan mana
yang disebut bahan tambahan? Untuk memperjelas hal tersebut, marilah kita isi
tabel berikut.

2
Tabel 4.1 Analisis Bahan Utama dan Bahan Tambahan dalam Makanan
Bahan Jenis Rasa Tampilan Keawetan Bumbu
Makanan Makanan

Daging Daging
Rendang

Daging Opor

Daging
Dendeng

Daging
Panggang

Daging
Kornet

Berdasarkan tabel di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1) Manakah yang disebut sebagai bahan makanan pokok?


2) Manakah yang disebut zat tambahan makanan?
3) Apa nama lain dari zat tambahan makanan?
4) Apa kesimpulan anda?
Setelah mengisi tabel di atas apakah anda dapat menyebutkan apa pengertian
dari zat aditif makanan? Zat aditif makanan adalah zat-zat yang sengaja
ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk maksud
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan
gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk. Dari pengertian tersebut, maka kita
dapat menentukan fungsi zat aditif makanan. Pilihlah fungsi zat aditif makanan
sesuai yang anda ketahui dengan memberi tanda ceklis.

1) Untuk memperbaiki kualitas/gizi makanan


2) Tampilan makanan menjadi lebih baik
3) Meningkatkan cita rasa makanan
4) Makanan menjadi lebih tahan lama

3
2) Macam-Macam Zat Aditif Makanan
Selamat anda sudah memahami pengertian dan fungsi zat aditif makanan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan macam-macam zat aditif makanan.
Untuk mempelajari macam-macam zat aditif makanan, marilah kita lakukan
permainan kartu kuartet. Melalui cara ini, anda diharapkan dapat lebih mudah
dalam mengelompokkan dan menghapal macam-macam zat aditif makanan
beserta contoh-contohnya. Berikut ini adalah contoh kartu kuartet yang digunakan
dalam permainan kuartet. Isilah bagian yang kosong sesuai dengan pemahaman
anda.
....................... .................... .................
..................Anato Na-
TartrazineBrilliant blue ............... Aspartam ................
propionate
Siklamat Sorbitol K-nitrateNa-benzoate

Gambar 4.2 Kartu Kuartet Permainan Macam-Macam Zat Aditif Makanan

Berdasarkan permainan kuartet tersebut, ada berapakah macam-macam zat


aditif makanan? Ya, benar ada 5. Sekarang coba sebutkan macam-macam zat
aditif makanan tersebut. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi zat
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan pemberi aroma. Sebenarnya

4
pengelompokkan macam-macam zat aditif ini tidak baku harus dikategorikan
menjadi 5 kelompok, ada beberapa senyawa yang tidak bisa dimasukkan ke dalam
lima kelompok tersebut seperti golongan antioksidan (BHA, BHT, asam askorbat,
tokoferol, dan lesitin), pengemulsi, penstabil dan sebagainya.

a) Zat Pewarna
Apakah anda pernah membeli kue ulang tahun? Bagaimana dengan
tampilan kue tersebut? Sebutkan warna-warna yang ada dalam kue yang anda
beli? Apakah fungsi penambahan pada kue tersebut? Menurut anda, apakah
zat pewarna dalam kue tersebut aman dikonsumsi? Tahukah anda bahwa
tujuan pemberian warna pada makanan umumnya agar makanan terlihat segar
dan lebih menarik sehingga orang yang melihatnya akan tertarik untuk
memakannya. Bila ditinjau dari asalnya, zat pewarna makanan tersebut
digolongkan menjadi zat pewarna alami dan zat pewarna sintetik.

(1) Zat pewarna alami


Zat Pewarna alami merupakan zat pewarna yang diperoleh dari ekstrak
bahan alam. Berikut contoh bahan alam dan warna yang dihasilkannya. Coba
prediksi warna apa yang dihasilkan dari bahan alam tersebut.
Tabel 4.2 Bahan Alam dengan Warna yang Dihasilkan
No Bahan Alam Warna yang dihasilkan

1 Daun Pandan atau Daun Suji

2 Kunyit

3 Wortel

4 Bit atau Daun Jati

5 Buah Coklat atau Gula Merah

Macam warna dari zat pewarna alami jumlahnya terbatas, oleh karena itu
orang berusaha untuk membuat zat pewarna makanan dari bahan-bahan
kimia. Zat pewarna alami ini lebih aman digunakan bila dibandingkan dengan

5
pewarna sintetik. Pengginaan pewarna alami relatif terbatas, karena adanya
beberapa kekurangan antara lain:

1) Sering terkesan memberikan rasa khas yang tidak diinginkan,


misalnya kunyit.
2) Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan bahan baku relatif
banyak.
3) Stabilitas pigmen rendah (umumnya hanya stabil pada tingkat
keasaman/pH tertentu).
4) Keseragaman warna kurang baik.

(2) Zat pewarna sintetik

Zat pewarna sintetik dibuat dari bahan-bahan kimia. Kelebihan dari zat
pewarna sintetik dibandingkan dengan zat pewarna alami adalah tersedianya
warna pilihan yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Apakah semua zat warna yang dijual di pasaran boleh dipergunakan sebagai
zat pewarna makanan? Apa efek dari penggunaan zat pewarna yang bukan
untuk makanan atau minumam?

Untuk memudahkan konsumen, pemerintah mengeluarkan peraturan


untuk mengelompokkan zat warna. Salah satu kelompok zat warna selalu
mendapat simbol FD&C di depan nomor indeks yang menunjukkan jenis dan
macam warnanya. Apakah kalian tahu mengapa zat pewarna
makanan/minuman diberi simbol F, D, atau C? F merupakan singkatan dari
Food, D merupakan singkatan dari Drugs, dan C merupakan singkatan dari
Cosmetics.
Rhodamin B (merah) dan Methanil yellow (kuning) merupakan contoh
pewarna yang penggunaannya dilarang oleh pemerintah. Harga pewarna
tekstil ini memang jauh lebih murah daripada harga pewarna makanan
sintetik yang diizinkan. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang yang
menyalahgunakan dan tidak bertanggung jawab mengganti pewarna makanan
dengan pewarna tekstil. Bahan pewarna tersebut dapat memicu terjadinya
kanker.

6
Gambar 4.3 Rhodamin-B Gambar 4.4 Methanil Yellow
Sumber : https://newdragondyes.en.made-in Sumber : http://indiamart.com
china.com/product/VbGxiQqPRUHT/China-
Rhodamine-B-Basic-Violet-10.html

Berikut ini daftar zat pewarna, baik yang alami maupun yang sintetik
yang diizinkan oleh pemerintah Indonesia yang digunakan sebagai zat
pewarna makanan.
Tabel 4.3 Daftar zat pewarna yang diizinkan oleh pemerintah
No Warna Nama Nomor Indeks Warna
1 Zat Warna Alam
Merah Alkanat 75520
Merah Cochineal 75470
Kuning Annato 75120
Kuning Carotene 75130
Kuning Curcumin 75300
Kuning Saffron 75100
Hijau Chlorophyll 75810
Biru Ultramarine 77007
Cokelat Caramel -
Hitam Carbon Black 77266
Hitam Iron Oxide 77499
Putih Titanium dioxide 77891
2 Zat Warna Sintetis
Merah Carmoisine 14720
Merah Amaranth 16185
Merah Erytrosin 45430
Kuning Sunset yellow FCF 15985
Kuning Quineline Yellow 47005
Hijau Fast green FCF 42053
Biru Briliant Blue FCF 42053
Biru Indigo Carmine 42090
Ungu Violet GB 422640
Sumber : Surat Keputusan Menkes RI No. 11332/A/SK/73

7
Bagaimana cara menganalisis bahan makanan yang mengandung zat pewarna
alami dan zat pewarna sintetik? Untuk menganalisis zat tersebut, anda dapat
melakukan tugas berikut, lalu buatlah hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel
yang dibuat dengan program Excel.

Tujuan
Untuk mengidentifikasi jenis pewarna (alami atau sintetik) pada bahan makanan.
Alat dan Bahan

Alat Bahan
Pisau, pipet tetes, corong, kertas saring, Kunyit, daun suji, air kapur, etanol, nasi
tabung reaksi, plat tetes, spatula, mortal dan kuning, tahu kuning, roti kukus, kue lapis,
alu, gelas kimia, gelas ukur. NaOH, dan HCl

Prosedur
Pembuatan indikator alami kunyit dan daun suji sebagai larutan pembanding
Timbang masing-masing indikator alami sebanyak 10 gram
Tumbuk sampai halus, kemudian pindahkan ke dalam gelas kimia
Tambahkan 5 mL larutan etanol, kemudian aduk sampai homogen
Saring menggunakan kertas saring dan masukkan kedalam tabung reaksi
Simpan sebagai pembanding
Ambil 3 tetes ekstraksi untuk masing-masing plat (plat tetes A dan B)
Tambah 1 tetes larutan HCl 1 M ke plat A dan 1 tetes larutan NaOH 1 M pada plat B.
Amati apa yang terjadi dan Isi tabel pengamatan
Uji pewarna kunyit dan daun suji pada bahan makanan.
Ambil bahan makanan dan masukkan ke dalam tabung reaksi
Tambah masing-masing 3 mL HCl 1M
Amati apa yang terjadi
Bandingkan dengan larutan pembanding
Ulangi langkah bagian a-d dengan penambahan 3 mL NaOH 1M
Tabel Pengamatan

No Indikator Alam (Pembanding) Warna dalam keadaan Warna dalam


asam keadaan basa
1 Kunyit
2 Daun suji

No Bahan Warna dalam Warna dalam Identifikasi


keadaan asam keadaan basa pewarna
(alami/buatan)
1 Nasi Kuning
2 Tahu Kuning
3 Roti Kukus
4 Kue Lapis

Silakan diskusikan hasil pengamatan anda dan cobalah untuk membuat kesimpulan.

8
Selain analisis zat pewarna alami dan zat pewarna sintetik dengan
percobaan seperti di atas, analisis zat tersebut secara sederhana juga dapat
dilakukan dengan menggunakan benang wool. Jika benang wool dicelupkan
ke dalam sampel makanan atau minuman maka warna benang wool akan
mengikuti warna sampel. Contoh apabila sampel berwarna merah maka
benang wool juga berwarna merah. Kemudian untuk mendeteksi jenis zat
pewarna alami dan buatan, maka gunakan air sabun untuk mencuci benang
wool tersebut. Jika warna benang wool kembali ke warna semula (putih)
maka zat pewarna tersebut merupakan zat pewarna alami. Jika warna benang
wool tidak bisa kembali ke warna semula (sama dengan warna sampel) maka
dapat disimpulkan pewarna tersebut merupakan zat pewarna sintetis. Secara
lengkap Anda bisa melihat pada channel youtube berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=4R4r4wpAMo8 .

b) Zat Pemanis
Zat pemanis adalah zat kimia yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang berfungsi untuk memberikan rasa manis. Zat pemanis yang
sering digunakan pada bahan makanan, yaitu:

(1) Zat pemanis alami

Zat pemanis alami diperoleh dari tumbuhan, misalnya glukosa dalam


buah-buahan, fruktosa dalam madu, sukrosa dalam batang tebu. Apa fungsi
zat-zat tersebut bagi tubuh manusia? Mengapa zat-zat tersebut dapat
menghasilkan energi? Apa dampaknya apabila kita makan makanan yang
manis dalam jumlah yang berlebihan? Penggunaan pemanis alami aman bagi
kesehatan. Namun, bagi penderita diabetes (kencing manis) dan obesitas
(kegemukan) tidak dianjurkan menggunakan gula alami karena dapat
meningkatkan kadar gula dan menambah berat badan. Berikut adalah gambar
beberapa struktur senyawa yang termasuk zat pemanis.

9
Gambar 4.5 Struktur Senyawa Glukosa dan Fruktosa
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

(2) Zat pemanis sintetik

Zat pemanis sintetik adalah zat pemanis yang sengaja dibuat yang tidak
dapat menghasilkan energi jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
Mengapa hal ini terjadi? Karakteristik zat pemanis sintetik yang tidak dapat
diuraikan oleh tubuh manusia dimanfaatkan oleh para penderita kencing manis
(diabetes melitus) sebagai pengganti pemanis buatan. Pemanis buatan
mempunyai nilai kalori yang rendah atau tidak mengandung kalori sama sekali.
Pemanis ini digunakan pada berbagai produk makanan dan juga dalam diet
penderita diabetes. Pemanis buatan yang biasa digunakan antara lain.

(a) Prosedur Analisis Sakarin


Analisis kualitatif sakarin dapat dilakukan dengan uji resorsinol yaitu dengan
penambahan beberapa tetes HCl 10% kemudian diekstraksi menggunakan eter
sebanyak 3 kali. Ekstrak eter yang terkumpul kemudian siuapkan sampai
kering lalu tambahkan beberapa tetes H2SO4 dan resorsinol lalu dipanaskan
hingga berwarna hijau kotor. Kemudian ditambahkann beberapa mL air suling

1
dan NaOH 10% berlebih. Bila terjadi warna hijau berflourenseni berarti sampel
tersebut positif mengandung sakarin.

(b) Prosedur Analisis Siklamat


Analisis lain untuk pemanis buatan lainnya yaitu analisis siklamat
menggunakan reaksi pengendapan. Analisa ini dimulai dengan sampel
ditambahkan 10 ml larutan HCl 10% kemudian ditambahkan 10 ml larutan
BaCl 10%. Biarkan 30 menit lalu saring lagi dengan kertas saring Whatman,
kemudian ditambahkan 10 ml NaNO2 10% dan dipanaskan di atas penangas air
selama 30 menit. Bila timbul endapan putih berarti sampel tersebut
mengandung siklamat. Berikut ini adalah deskripsi beberapa jenis pemanis
sintetik

Tabel 4.4 Deskripsi Pemanis Sintetik

No Pemanis Sintetik Deskripsi Pemanis Sintetik


1 Sakarin Tingkat kemanisannya kira-kira 300-500 kali
lebih manis dibandingkan gula tebu.
Penambahan rasa sakit yang berlebihan
menyebabkan timbulnya rasa pahit.
2 Siklamat Tingkat kemanisannya kira-kira 30 kali lebih
manis dibandingkan gula. Penggunaannya
sudah dilarang sejak tahun 1970 di Amerika
karena menyebabkan kanker pada hewan
percobaan.
3 Sukralosa Tingkat kemanisannya kurang lebih 600 kali
gula tebu. Sejauh ini sukralosa masih
dinyatakan aman. Salah satu keunggulan
sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat
kemanisannya yang diperoleh tidak menurun.
4 Aspartam Tingkat kemanisannya kira-kira 160-200 kali
lebih manis dibandingkan gula tebu.
Aspartam disebut gula tebu. Aspartam
merupakan pemanis sintetis yang dinilai lebih
aman.
5 Asesulfam K Tingkat kemanisannya 200 kali lebih manis
dibandingkan gula tebu. Asesulfam K dapat
meningkatkan derajat kemanisan makanan
bila dicampur dengan pemanis lainnya
6 Sorbitol Tingkat kemanisannya 0,6 kali lebih manis
dibandingkan gula tebu. Sorbitol aman

1
No Pemanis Sintetik Deskripsi Pemanis Sintetik
digunakan bagi gigi sehingga sering
digunakan sebagai bahan pasta gigi.
Konsumsi sorbitol yang berlebih dapat
menyebabkan diare.

Penggunaan bahan pemanis sintetik pada makanan dan minuman secara


berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada tubuh misalnya kanker kantung
kemih disebabkan oleh siklamat, sedang sakarin dapat menyebabkan tumor
kantong kemih. Berikut beberapa contoh struktur senyawa yang termasuk zat
pemanis sintetik.

Gambar 4.6 Struktur Senyawa Sakarin dan natrium aspartam


Sumber : Nafiun.com

Pemanis sintetik lainnya adalah P-4000 dan dulsin. Namun, P-4000 tidak
digunakan lagi karena mempunyai efek toksik (racun). Adapun dulsin sudah
dilarang penggunaannya oleh pemerintah.

c) Zat Pengawet
Zat pengawet adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan
atau minuman agar makanan atau minuman tersebut lebih awet atau tahan
lama. Awet disini artinya makanan atau minuman tetap segar, bau dan rasanya
tidak berubah, dan terlindungi dari bakteri/jamur. Berdasarkan asal usulnya zat
pengawet dibagi menjadi dua yaitu:

1
(1) Zat pengawet alami

Zat pengawet dari alam, contohnya garam dapur dan gula (sukrosa).
Garam dapur biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan agar
tidak mudah busuk. Garam dapur berfungsi untuk menghambat pembiakan
bakteri seperti mikroorganisme Clostridium botulinum. Jika bakteri ini
berkembang biak pada makanan akan menghasilkan racun yang dapat meracuni
daging. Gula merah atau gula pasir bisa digunakan untuk mengawetkan buah-
buahan. Bahan yang akan diawetkan direndam dalam larutan gula, keadaan ini
menyebabkan mikroorganisme sukar hidup.

(2) Zat pengawet buatan

Zat pengawet buatan biasanya dibuat dalam industri, contohnya asam


cuka digunakan untuk pembuatan acar, natrium dan kalsium propionat
digunakan untuk pengawet roti dan kue kering. Pengawet lain untuk makanan
yang juga banyak digunakan adalah garam benzoat, asam sitrat, dan asam
tartrat.
Pengawet buatan tidak akan mengubah rasa suatu bahan makanan.
Meskipun demikian, penggunaan pengawet buatan ini harus dikontrol
penggunaannya karena penggunaan pengawet yang berlebihan dapat
mengakibatkan kanker, gangguan saraf, dan alergi. Dalam penggunaan zat
pengawet buatan, ternyata banyak oknum yang melakukan penyelewengan
dengan menggunakan zat pengawet buatan yang bukan digunakan untuk
makanan atau minuman contohnya formalin dan boraks. Tahukah anda
mengapa penggunaan formalin dan boraks itu dilarang. Simak dan analisislah
berita tentang penyelewengan penggunaan formalin dan boraks berikut ini.
Berikut ini adalah struktur senyawa formalin dan boraks.

(1) (2)

Gambar 4.7 (1) Struktur Formalin (Sumber : id.kisspng.com) (2) Struktur Boraks
(Sumber : urip.wordpress.com)

1
Bagaimana cara menentukan bahwa suatu makanan mengandung
formalin atau boraks? Untuk menentukan ada tidaknya kandungan boraks
dalam suatu makanan, bisa menggunakan kunyit dengan membuat kertas
turmeric. Jika hasil uji coba makanan ditambah kunyit menghasilkan warna
merah berarti makanan tersebut mengandung boraks. Bagaimana dengan uji
ada tidaknya kandungan formalin dalam suatu makanan? Anda bisa
menggunakan larutan fehling. Uji positif akan dihasilkan endapan merah bata
jika zat makanan tersebut mengandung formalin.

26,8 Persen Makanan di DKI Mengandung Formalin dan Boraks

Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, memperkirakan,
masih banyak makanan yang beredar di tengah-tengah masyarakat mengandung formalin dan
boraks. Diperkirakan, sebanyak 26,8 persen makanan di Ibu Kota mengandung kedua bahan
tersebut. "Ya masih ada sekira 26,8 persen lah mengandung formalin dan boraks," kata
Koesmedi dalam acara pemusnahan pangan dan kosmetik ilegal di kantor Badan Pengawasan
Obat dan Makanan, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (25/8).

Makanan yang mengandung formalin dan boraks, lanjut dia, sering kali ditemukan pada sajian
yang terhidang dalam pesta-pesta pernikahan atau kenduri yang digelar warga di kampung-
kampung. Akibatnya, kata Koesmedi, selain membahayakan kesehatan juga kerap kali
ditemukan kasus tamu kenduri atau pesta perkawinan yang keracunan makanan.

"Nah kita perlu mengadakan pengawasan kepada kenduri dan pesta-pesta perkawinan di
kampung-kampung agar tidak mengandung formalin dan boraks. Karena makanan itu
berbahaya, maka tidak boleh dihidangkan," ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK
untuk bisa mendeteksi dini dengan membedakan mana makanan yang mengandung formalin
dan boraks atau tidak.

"Selain itu, jajanan sekolah. Anak-anak sekolah juga kita ajari sendiri memeriksa jajanan
makanan yang ada disekitar sekolah. Pada prinsipnya, yang penting kita lakukan penyadaran
pada masyarakat,” terangnya.

Bagi warga yang menemukan makanan mengandung formalin dan boraks, atau obat, makanan,
dan kosmetika ilegal, dapat melaporkannya ke puskesmas yang ada di kelurahan dan
kecamatan serta RSUD DKI. "Kalau ada kecurigaan segera laporkan ke puskesmas. Kan kita
ada 44 puskesmas kecamatan dan sekitar 300 puskesmas kelurahan serta RSUD," tambah
Koesmedi.

Sumber : http://beritasatu.com

Berdasarkan berita di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


a. Zat berbahaya apa yang masih banyak terdapat di dalam makanan?

1
b. Mengapa zat tersebut berbahaya?
c. Bagaimana upaya untuk menghindari penggunaan zat berbahaya tersebut?
d. Coba rancang bagaimana percobaan untuk menguji ada tidaknya zat
berbahaya tersebut?

d) Zat Penyedap Rasa


Zat penyedap rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang
tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Zat penyedap rasa digolongakan
menjadi dua kelompok yaitu.

(1) Zat penyedap rasa alami

Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini ada yang diperoleh dari
alam berupa rempah-rempah (misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala,
merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan).

(2) Zat penyedap rasa sintetik

Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin


atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal
dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco,
Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam
glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani.
Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant
syndrome” suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing berdenyut.
Contoh penyedap rasa sintetik lainnya adalah Hydrolized Vegetable Protein
(HVP), disodium guanilat, dan disodium inosinat.

1
e) Zat pemberi aroma
Zat pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma yang khas
pada makanan atau minuman. Zat ini terdiri dari 2 kelompok yaitu.

(1) Zat pemberi aroma alami


Zat ini berasal dari ekstrak bahan alami misalnya minyak atsiri dan
vanilin. Salah satu bagian tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri
adalah dari bunga contohnya bunga cengkeh. Minyak atsiri dari bunga cengkeh
dapat diisolasi menggunakan pelarut n-heksana dan benzena.

(2) Zat pemberi aroma sintetik

Zat ini dibuat untuk menghasilkan aroma tertentu, biasanya merupakan


senyawa golongan ester misalnya amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma
nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur).

f) Zat Aditif Lainnya


Antioksidan : Fungsi dari antioksidan adalah untuk mencegah
ketengikan pada makanan yang mengandung lemak atau
minyak. Antioksidan alami antara lain lesitin, vitamin E
(tokoferol), dan vitamin C (asam askorbat) sedangkan
antioksidan buatan antara lain BHA (Butil Hidroksi
Anisol), BHT(Butil Hidroksi Toluen), PG (Propil
Galat), dan TBHQ(Tert-Butil Hidroksi Quinon)

Pengemulsi : Fungsi pengemulsi dapat membantu sistem dispersi


(adonan) makanan agar lebih homogen dan stabil.
Contohnya agar-agar dan gelatin.

Pengembang : Fungsi pengembang adalah untuk mengembangkan


adonan kue contohnya fermipan (ragi) dan soda kue
(natrium bikarbonat).

Pengental : Fungsi pengental adalah untuk mengentalkan makanan,


contohnya karagenan dan gelatin.

1
Pengeras : Fungsi pengeras adalah untuk mencegah melunaknya
makanan contohnya aluminium amonium sulfat
(ditambahkan acar) dan kalsium glukonat (ditambahkan
pada buah kalengan).

Pengatur : Fungsi zat ini adalah untuk mengasamkan, menetralkan,


Keasaman dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contohnya aluminium amonium sulfat, amonium
bikarbonat, asam asetat, asam klorida, asam laktat, asam
sitrat, asam laktat, asam tentral, dan natrium bikarbonat.

b. Zat Adiktif dan Psikotropika


Zat Adiktif dan Psikotropika yang dalam istilah sehari-hari dikenal dengan
nama Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang apabila
dimakan, diminum, dihisap/dihirup, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam
tubuh manusia dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan dalam berbagai
golongan dan tingkatan.

1) Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah yang diberikan untuk zat-zat yang dalam
pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan
ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Zat adiktif biasanya
digunakan dalam bidang kesehatan (sebagai obat) dan ilmu pengetahuan (untuk
penelitian). Penggunaan obat yang mengandung zat adiktif harus mengikuti
petunjuk dokter. Penggunaan obat yang tidak mengikuti petunjuk dokter atau
praktik dokter disebut penyalahgunaan obat.

1
a) Penggolongan Zat Adiktif
Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, zat adiktif digolongkan ke dalam
stimulan, depresan, dan halusinogen.

(1) Stimulan
Zat ini merangsang sistem saraf pusat, contohnya kafein, nikotin, kokain dan
amfetamin. Gejala yang muncul akibat penggnaan zat jenis stimulan adalah
denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah yang meningkat.
Pengguna akan merasa lebih bertenaga dan riang gembira setelah
mengkonsumsi zat jenis stimulan.

(2) Depresan
Zat adiktif ini bersifat menurunkan kesadaran, contoh yang termasuk
depresan adalah alkohol dan obat penenang seperti barbiturat. Gejala yang
muncul setelah mengkonsumsi depresan adalah menurunkan denyut jantung,
frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, dan kontraksi otot. Dalam
dunia kedokteran, depresan digunakan untuk terapi insomnia.

(3) Halusinogen
Zat adiktif ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
efek halusinasi dimana melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata atau
khayal. Contoh zat yang menyebabkan halusinasi adalah LSA (lysergic acid
amide) dan LSD (lysergic acid dietyl amide)

Salah satu kelompok zat adiktif adalah narkotika. Narkotika dibagi menjadi
3 golongan :
1) Gol. I
Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA,
dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
2) Gol. II

1
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil,
Metadon, Dll.
3) Gol. III
Narkotika golongan tiga adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan
penelitian. Golongan 3 narkotika ini banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein,
Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan
ada 13 (tiga belas) macam termasuk beberapa campuran lainnya.

Beberapa zat adiktif beserta deskripsinya dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 4.5 Beberapa Zat Adiktif beserta Deskripsinya

No Zat Adiktif Deskripsi


1 Ganja Nama lain mariyuana yang mengandung zat aktif THC
(tetrahydrocanna). Tanda-tanda penyalahgunaan ganja adalah
gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara
tetapi melantur, pengendalian diri menurun, menguap atau
mengantuk tetapi susah tidur dan mata merah tidak tahan terhadap
cahaya.
2 Opium Opium mengandung lebih dari dua puluhan senyawa alkaloid
diantaranya morfin, heroin, kodein. Opium diambil dari getah buah
Pavaper sommiferum
3 Kokain Berasal dari tanaman koka (Erythroxylon coca). Kokain sering
digunakan sebagai anastetik (pembius). Kokain mempunyai efek
stimulasi pada jaringan otak bagian sentral.
4 Sedative-Hipnotika Dikenal dengan sebutan pil BK dan magadon. Pada dosis kecil
jenis adiktif ini dapat menenangkan sedangkan dalam dosis besar
akan menidurkan.
5 Nikotin Dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau yang
merupakan senyawa aktif yang ada di dalam rokok. Senyawa ini
dapat meningkatkan denyut jantung, bersifat karsinogenik, katarak,
kaki rapuh, penyebab jantung koroner, mandul, dan gangguan
kehamilan.

1
No Zat Adiktif Deskripsi
6 Alkohol dan Minuman Diperoleh melalui proses fermentasi dari berbagai makanan dan
Keras tumbuhan, contohnya bir, minuman anggur, wisky, vodka dan
sebagainya.

b) Bahaya Rokok
Selain nikotin, zat yang sangat berbahaya pada rokok adalah tar. Kandungan
nikotin dan tar pada tembakau bisa menempel pada email gigi dan menyebabkan
gigi kuning dalam waktu yang singkat. Tar adalah bentukan dari senyawa kimia
berbahaya yang ada pada asap rokok. Zat ini akan mengendap didalam paru paru
dan mengganggu fungsi rambut rambut kecil yang melapisi permukaan paru-paru.
Rambut rambut kecil ini sangat berperan dalam menyaring bakteri dan kuman
serta menghambat berbagai racun yang berusaha masuk kejaringan paru paru agar
segera dilepaskan keluar tubuh. Selain menyerang paru-paru, ternyata rokok dapat
menyerang semua organ tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit. Berikut
bahaya asap rokok bagi tubuh manusia.

Gambar 4.8 Bahaya Asap Rokok bagi Tubuh Manusia


Sumber : http://nature.com

2
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku,
contohnya LSD (lysergic Acid Diethylamide) dan Amfetamin (esktasi dan shabu).
Psikotropika dibagi ke dalam 4 golongan :

1. Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan


ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi
(MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid
Diethylamide), dan DOM.
2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan
ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep
dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon.
4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep
dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil
koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur
(hipnotika).

Hampir semua zat adiktif termasuk ke dalam zat psikotriopika, tapi tidak
semua psiktotropika menimbulkan ketergantungan, Dari golongan psikotropika,
ada dua zat yang akan dibahas selanjutnya yaitu LSD (lysergic acid dietylamide)
dan amfetamin.

a) LSD (Lysergic Acid Diethylamide)


LSD merupakan zat psikotropika dari golongan psikodelik yang dapat
menimbulkan halusinasi. Zat ini biasanya digunakan untuk membantu pengobatan
gangguan jiwa orang-orang yang sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara
membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks tetapi dapat menimbulkan
halusinasi (persepsi semu mengenai suatu benda yang sebenarnya tidak ada).

2
b) Amfetamin
Amfetamin adalah bahan dasar dalam pembuatan ekstasi, shabu, dan lainnya.
Jenis psikotropika ini tidak ditanam tetapi meruapakan bahan kimia hasil sintetis
dengan bahan dasar amfetamin. Peredarannya hampir di semua kota besar di
Indonesia. Indonesia bukan hanya menjadi salah satu tempat peredaran ekstasi
tetapi juga sekaligus menjadi ditemukan pabrik ekstasi. Menyadari begitu
maraknya peredaran obat haram ini, maka sudah sewajarnya bila kita waspada
jangan sampai diri kita sendiri, keluarga, teman dan anggota lingkungan
masyarakat tempat tinggal menjadi pengedar ataupun korban penyalahgunaannya.

3) Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika terhadap Pecandu


Orang yang telah kecanduan dengan zat adiktif dan psikotropika pada
awalnya akan merasa tenang, nyaman, dan damai. Namun, lama-kelamaaan orang
tersebut akan kecanduan dan mendapatkan efek negatif akibat kecanduannya
bahkan ada yang sampai mengalami kematian. Ciri-ciri fisik ketergantungan zat
adiktif dan psikotropika secara umum, yaitu:

 Kehilangan nafsu makan


 Jalannya lambat, terhuyung-huyung, dan sering menabrak sesuatu.
 Koordinasi gerakan kacau (sering menjatuhkan benda yang dipegang)
 Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat.
 Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kaki.
 Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.
 Kepribadian atau sikap berubah secara drastis.
 Gelisah dan ketakutan berlebihan.
Penggunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya baik bagi diri
sendiri maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Pengaruh penggunaan zat adiktif
dan psikotropika dapat dilihat pada tabel berikut.

2
Tabel 4.6 Pengaruh Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika

Diri Sendiri Kehidupan Sosial

 Rusaknya sel saraf  Adanya perkelahian


 Menimbulkan ketergantungan  Memicu untuk melakukan
 Perubahan tingkah laku kejahatan (pencurian, pemerkosaan)
 Menimbulkan penyakit  Resiko kecelakaan
(jantung, radang lambung, dan  Timbulnya masalah keluarga yang
hati serta beresiko mengidap menganggu ketertiban umum
HIV)
 Pada dosis tidak tepat
menyebabkan kematian.

4) Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika


Adanya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika, mendorong pula adanya upaya pencegahannya. Pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan secara bersama
melalui kerjasama antara pihak keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah.
Bagaimana peran keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah dalam mencegah
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika?

Tabel 4.7 Peran berbagai pihak dalam pencegahan penyalahgunaan


zat adiktif dan psikotropika

No Peran Upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan


psikotropika
1 Keluarga  Saling menjaga antar sesama anggota keluarga
 Setiap orang tua bertanggung jawab dalam
membimbing anaknya supaya menjadi manusia yang
bertakwa kepada Tuhan. Ketakwaan ini merupakan
benteng pertahanan dari pengaruh buruk yang ada di
lingkungan.
2 Masyarakat  Mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota
masyarakat mengenai bahaya penggunaan zat adiktif
dan psikotropika
 Memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika
ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan
tempat tinggal.

2
No Peran Upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika
3 Sekolah  Memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa
tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain.
 Mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak
sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan
psikotropika di lingkungan sekolah
 Memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa
yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
4 Pemerintah  Mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas.
 Memberi sanksi atau hukuman yang tegas bagi pelaku
yang menyalahgunakan penggunaan zat adiktif dan
psikotropika.

5) Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan


Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan
dilakukan dengan jenis dan dosis yang terkontrol oleh pihak yang berwenang
seperti dokter, bidan, psikiater, dan petugas kesehatan lainnya. Suatu keadaan
yang mendesaklah yang menyebabkan obat jenis ini digunakan dalam bidang
kesehatan. Berikut ini adalah beberapa zat adiktif dan psikotropika yang sering
digunakan dalam bidang kesehatan.

a) Morfin
Zat ini digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Dosis yang
diberikan tergantung dari tingkatan nyeri yang dirasakan. Zat ini juga sering
digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.
b) Heroin
Zat ini merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant,
misalnya meredakan batuk.
c) Barbiturat
Zat ini sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi
contohnya pentobarbital dan secobarbital.
d) Amfetamin (dan turunannya)
Zat ini digunakan untuk mengurangi depresi, menghilangkan rasa kantuk
dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.
e) Metadon
Zat ini digunakan sebagai zat analgesik dan terapi pecandu narkotika.

2
4. Forum Diskusi
Apakah larutan kalium permanganat dapat digunakan untuk menganalisis
ada tidaknya formalin dalam suatu makanan? Jika Ya, Bagaimana cara
menganalisis bahan makanan yang mengandung formalin menggunakan kalium
permanganat? Apakah analisis makanan yang mengandung formalin dapat
menggunakan larutan fehling? Apa bedanya larutan fehling dan larutan kalium
permanganat. Bagaimana cara membuat larutan fehling? Setelah selesai menjawab
pertanyaan diatas, buatlah rumusan masalah yang tepat sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan tersebut.

2
C. Penutup
1. Rangkuman
Selamat anda telah menyelesaikan kegiatan 4 pada modul IPA 6 tentang zat aditif
dan zat adiktif serta pengaruhnya terhadap kesehatan. Berikut beberapa hal
penting yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran ini adalah

a. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar tetap sehat, kita memerlukan


makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan air. Untuk meningkatkan kualitas makanan hasil olahan dapat dilakukan
dengan cara menambahkan zat-zat tertentu yang disebut sebagai zat aditif.
b. Zat aditif berdasarkan sumber asalnya terdiri dari zat aditif alami dan zat
aditif sintetik atau buatan. Zat aditif berdasarkan fungsinya terdiri dari zat
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan pemberi aroma.
c. Selain mengonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan kadang-
kadang ada juga orang yang hanya untuk tujuan senang-senang
mengkonsumsi zat-zat adiktif seperti narkotika dan obat-obatan golongan
psikotropika.
d. Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau buk an tanaman, baik si ntetik maupun semisintetik,
yang apabila dimakan, diminum, dihisap/ dihirup, atau dimasukkan
(disuntikkan) ke dalam tubuh manusia dapat menurunkan kesadaran atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan dalam berbagai golongan dan tingkatan.
e. Narkotika dan psikotropika dapat memberikan manfaat jika dipakai untuk
tujuan pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, akan dapat
merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat bila pemakaiannya hanya
untuk bersenag-senang.
f. Mengingat besarnya bahaya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika,
maka diperlukan kerjasama yang sinergis antara pihak keluarga, sekolah dan
masyakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dari
zat-zat adiktif dan psikotropika tersebut.

2
2. Tes Formatif
1. Perhatikan data hasil percobaan berikut
No Sampel Hasil Percobaan
1. X Benang wool berwarna kuning. Setelah dicuci air sabun,
warna benang wool dapat kembali ke warna semula.
2. Y Benang wool berwarna merah, air berwarna merah. Setelah
dicuci air sabun, warna benang wool tidak dapat kembali
ke warna semula.
3. Z Benang wool berwarna biru, air jernih. Setelah dicuci air
sabun, warna benang wool tidak dapat kembali ke warna
semula.
Berdasarkan data percobaan di atas, rumusan masalah percobaan yang
tepat adalah sebagai berikut ....
a. Bagaimana menentukan zat pewarna yang tidak diperbolehkan dalam
makanan atau minuman?
b. Bagaiamana menganalisis data hasil percobaan mengenai zat pewarna
dalam makanan atau minuman?
c. Bagaimana mengidentifikasi zat pewarna yang terkandung dalam
makanan atau minuman sehingga layak untuk dikonsumsi?
d. Apa fungsi benang wool dalam percobaaan menentukan zat pewarna
yang terkandung dalam makanan atau minuman yang layak
dikonsumsi?
e. Bagaimana membedakan zat pewarna alami dan buatan dalam
makanan atau minuman?

2. Perhatikan data hasil percobaan berikut uji ada tidaknya salah satu
pemanis buatan menggunakan larutan HCl 10% dan larutan BaCl 2 yang
kemudian dipanaskan.
No Bahan Hasil Uji Coba
1 Sampel 1 Terdapat endapan berwarna putih
2 Sampel 2 Terdapat endapan berwarna putih
3 Sampel 3 Terdapat endapan berwarna putih
4 Sampel 4 Tidak terbentuk endapan

2
Berdasarkan data percobaan di atas, rumusan masalah percobaan yang
tepat adalah sebagai berikut ....
a. Bagaimana menganalisis sampel yang positif ada kandungan sakarin?
b. Bagaimana mengidentifikasi sampel yang mengandung siklamat?
c. Bagaimana reaksi yang terjadi antara pemanis buatan dan larutan
BaCl2?
d. Bagaimana membedakan sampel yang mengandung siklamat atau
sakarin?
e. Bagaiamana menganalisis data hasil percobaan?

3. Perhatikan beberapa zat berikut ini. Zat aditif yang tidak boleh
ditambahkan ke dalam makanan adalah, kecuali...
1. Natrium benzoat
2. Siklamat
3. Formalin
4. Rhodamin B
Zat aditif makanan manakah yang dibolehkan untuk ditambahan ke dalam
makanan?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

4. Seorang anak melakukan suatu percobaan. Ia mencoba beberapa pewarna


makanan alami,
1) Karamel dipanaskan
2) Kunyit di tumbuk
3) Cabe Lombok ditumbuk
4) Daun suji ditumbuk
Warna yang terbentuk secara berurutan adalah…
a. coklat, kuning, merah, hijau

2
b. krem, kuning, oranye, hijau
c. coklat, kuning, oranye, hijau
d. krem, kuning, merah, hijau
e. oranye, hijau, coklat, krem

5. Penggunaan bahan kimia buatan pada makanan dalam jangka waktu yang
lama dan terus-menerus dapat menyebabkan timbulnya resiko yaitu sakit
yang berhubungan dengan metabolisme. Penyakit tersebut antara laian ....
a. Paru-paru akut
b. Kerusakan ginjal
c. Kerusakan jantung
d. Timbul gatal-gatal di kulit
e. Kaburnya penglihatan

6. Perhatikan pernyataan berikut.


1. Kehilangan nafsu makan
2. Tambah bersemangat
3. Jalannya lambat, terhuyung-huyung, dan sering menabrak sesuatu.
4. Koordinasi gerakan kacau
5. Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pernyataan manakah yang bukan ciri-ciri
fisik ketergantungan zat adiktif dan psikotropika?

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

7. Zat ini merupakan salah satu zat kimia yang berbahaya dan bersifat racun
yang akan masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru. Zat ini akan
mengendap di dalam paru paru dan mengganggu fungsi rambut rambut

2
kecil yang melapisi permukaan paru-paru Zat ini juga menyebabkan gigi
seseorang menjadi kuning. Apa nama zat tersebut?
a. Tar
b. Karbon dioksida
c. Asam sianida
d. Nikotin
e. Alkohol

8. Zat ini meruapakan zat yang berasal dari tanaman. Zat ini sering digunakan
sebagai anastetik (pembius). Zat ini juga memiliki efek stimulasi pada jaringan
otak bagian sentral. Apa nama zat ini?
a. Ganja
b. Kokain
c. Opium
d. Amfetamin
e. Metadon

9. Zat ini berasal dari tanaman tembakau yang telah dicacah kemudian
dilinting menjadi batangan. Biasanya orang-orang mengonsumsi zat ini
dengan cara dihisap. Termasuk kelompok apakah zat tersebut?
a. Zat aditif
b. Depresan
c. Sedative-Hipnotika
d. Stimulan
e. Halusinogen

10. Berikut adalah pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika.


1. Adanya perkelahian
2. Memicu untuk melakukan kejahatan
3. Merusak sel saraf
4. Resiko kecelakaan
5. Timbulnya masalah keluarga yang menganggu ketertiban umum

3
Pernyataan nomor berapa yang bukan merupakan pengaruh penggunaan
zat adiktif dan psikotropika terhadap kehidupan sosial?

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 4.

Arti tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

3
3. Daftar Pustaka
Hadi, S. (2012). Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil)
Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Jurnal Bahan Alam
Terbarukan, 1(2).
Subandi et al. (2005). Sains untuk Kimia SMP. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Sunarya, Yayan. (2003). Kimia Dasar 1 berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Terkini. Bandung : Alkemi Grafisindo Press
Oxtoby, David W, Nachtrieb, NH. (2001). Principles of Modern Chemistry, Edisi
IV. Philadephia: Saunders Golden Sunburs Series.
Winarsih, Anni et al., (2008). IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tautan
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2696535/awas-anda-bisa-keracunan-
msg
https://www.youtube.com/watch?v=-8A9jrlerE4
https://www.youtube.com/watch?v=u5CWSLA8teA&t=428s
https://www.youtube.com/watch?v=Vesvc8UXnn0
https://www.youtube.com/watch?v=xxRFSqfYMIw
https://www.youtube.com/watch?v=4R4r4wpAMo8

3
D. TUGAS AKHIR
Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA 6 yang telah Anda pelajari, Anda
akan diminta untuk memecahkan persoalan secara kritis.
Kebutuhan nasional garam dapur semakin meningkat setiap tahunnya. Pelaku
industri nasional mulai menyerap garam lokal yang diproduksi petani garam.
Selain mengurangi garam impor, penyerapan tersebut meningkatkan pendapatan
dan berujung makin bergairahnya produksi garam oleh petani. Namun, garam-
garam yang ada pada petani garam masih belum murni. Hal ini dapat dilihat dari
terdapatnya zat pengotor yang harus dipisahkan dari garam tersebut. Umpamanya
zat pengotor pada garam tersebut adalah pasir dan naftalena. Maka Anda harus
mencari cara untuk memisahkan garam dari zat-zat pengotor tersebut kemudian
menyusun beberapa hal penting yang harus dilakukan sebagai bagian tugas
seorang guru. Berikut ini hal-hal yang harus Anda lakukan.
1. Tuliskan sifat-sifat fisika dan kimia dari zat-zat tersebut (naftalena, garam
dapur, dan pasir).
2. Cari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat dipisahkan secara
sempurna.
3. Gambarkan secara molekuler setiap proses pada pemisahan zat-zat tersebut.
4. Buatlah bahan ajar yang tepat sesuai materi tersebut.
5. Tentukan alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut.

3
E. TES SUMATIF
Pilihan Ganda
1. Madu merupakan produk pangan yang hanya dapat diperoleh dari lebah
madu. Adanya kandungan gula yang tinggi dalam madu alam menyebabkab
mikroorganisme tidak dapat hidup dalam madu. Efek tersebut menjadikan
madu memiliki manfaat sebagai zat perasa dalam makanan atau minuman.
Peningkatan produksi madu merupakan kebutuhan yang sangat mendesak dan
harus segera dilakukan. Bagaimana teknik pemisahan madu dari sarangnya
yang harus dilakukan untuk mendapatkan peningkatan produksi madu ?
a. Kinerja pemisahan madu akan meningkat dengan pemanfaatan pelarut
tertentu untuk memisahkan madu dari sarangnya.
b. Sistem pemisahan dengan cara tradisional berdasarkan perbedaan ukuran
partikel madu untuk mendapatkan filtrat madu yang diinginkan.
c. Produksi madu akan meningkat jika pemisahannya memanfaatkan gaya
yang lebih besar dibandingkan dengan gaya gravitasi untuk memisahkan
cairan dan padatan.
d. Teknik menggunakan pipet secara dekantasi merupakan teknik yang
tepat dalam memperoleh madu.
e. Pemerasan madu dari sarang kemudian dipanaskan untuk mendapatkan
madu yang diinginkan.

2. Perhatikan Kompetensi Dasar berikut:


Memahami konsep partikel materi, atom ion, dan molekul, struktur zat
sederhana, dan hubungannya dengan sifat bahan yang digunakan dalam
kehidupan sehari- hari, serta dampak penggunaan bahan terhadap kesehatan
manusia.
Bahan ajar yang tepat untuk menjelaskan model atom Dalton adalah .…
a. Video animasi yang dapat menjelaskan bahwa kelemahan atom Dalto
adalah tidak dapat menerangkan keadaan atom berelektron banyak
b. Video grafis yang dapat menganalisis hubungan larutan senyawa dengan
daya hantar listrik

3
c. Video animasi yang dapat mengilustrasikan bahwa elektron tidak jatuh ke
inti atom
d. Video grafis yang dapat menjelaskan susunan muatan positif dalam atom
e. Power point yang dapat menjelaskan bahwa atom itu memiliki intasan-
lintasan elektron yang disebut orbit.

3. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi baik melalui reaksi
kimia maupun fisika, sedangkan senyawa adalah dua unsur atau lebih yang
bergabung dengan komposisi tertentu dan dapat dipisahkan melalui reaksi
kimia. Manakah dari percobaan berikut yang bisa membuktikan bahwa
senyawa tersusun dari unsur-unsurnya.
a. Pembakaran pita magnesium
b. Proses elektrolisis air
c. Proses perkaratan pada besi
d. Penggumpalan koloidal di muara sungai
e. Logam natrium yang dimasukkan ke dalam air

4. Perhatikan gambar berikut ini

Berdasarkan gambar di atas, sifat koloid apakah yang berperan ketika obat
yang diminum berusaha untuk meredakan penyakit tersebut?
a. Elektroforesis dengan cara memisahkan ion koloidal dari obat oleh usus
b. Koagulasi dengan cara menggumpalkan zat-zat yang menyebabkan
penyakit tersebut.
c. Dialisis dengan menyaring ion-ion koloidal penyebab sakit tersebut
d. Adsorpsi dengan cara menyerap obat yang diminum oleh usus
e. Pengendapan dan pemisahan kotoran yang menyebabkan sakit tersebut

3
5. Senyawa ini jika dalam keadaan terlarut dalam air akan menghantarkan
listrik namun hantarannya lemah. Hal ini ditandai dengan lampu menyala
redup dan timbul sedikit gelembung gas pada alat uji daya hantar listrik.
Senyawa ini dapat memerahkan lakmus. Pernyataan yang benar mengenai zat
tersebut adalah....
a. Basa lemah yang terdistribusi dalam larutan dalam bentuk molekul dan
ion.
b. Basa lemah yang terionisasi sebagian ketika dilarutkan dalam air.
c. Asam lemah yang hanya memiliki spesi molekul dalam larutannya
d. Asam lemah yang memiliki spesi ion dan molekul dalam larutannya.
e. Asam kuat yang terionisasi sempurna ketika dilarutkan dalam air.

6. Asam klorida merupakan salah satu asam kuat. Asam klorida pekat umumnya
memiliki konsentrasi 12 M. Apabila asam klorida pekat dilarutkan di dalam
air, kemudian kepada larutan asam klorida ini ditambahkan asam cuka, maka
manakah gambaran molekuler yang tepat untuk mendeskripsikan level
submikroskopik dalam larutan.

: ion CH3COO- : molekul CH3COOH : Cl- : H2O

: H+ : OH-

a.

b.

3
c.

d.

e.

7. Level submikroskopik suatu larutan merupakan gambaran molekuler spesi-


spesi yang ada dalam larutan. Jika kita melarutkan asam sulfat pekat dari 18
M menjadi 2 M, maka gambaran molekuler yang tepat adalah ....

: ion H+ : ion SO42- : molekul H2SO4 : H2O :OH-

a.

b.

3
c.

d.

e.

8. Bakelit merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer fenol dan
formaldehida. Banyak sekali produk dalam kehidupan sehari-hari yang
menggunakan jenis plastik ini diantaranya kotak radio, kancing, dan bola
biliar. Manakah dari sifat bakelit berikut yang menjadi alasan pemanfaatan
produk-produk tersebut.
a. Keras dan tidak dapat lunak pada saat dikenai panas serta jika telah pecah
tidak bisa disambung lagi.
b. Sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah
kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri
c. Padat, keras tapi rapuh dan tahan terhadap suhu tinggi
d. Keras, elastisitas tinggi, mudah dibentuk dan tahan terhadap panas
e. Tahan terhadap nyala api, kedap air, ringan dan berkilau

3
9. Perhatikan Kompetensi Dasar berikut.
Memahami konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat
fisika dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator, jenis penilaian, dan instrumen penilaian yang paling sesuai dengan
KD tersebut adalah....

Opsi Indikator Jenis penilaian Instrumen


a. Menganalisis perbedaan campuran Penilaian Rubrik
homogen dan heterogen pengetahuan
b. Menjelaskan proses pembentukan Penilaian Tes
senyawa dari unsur-unsurnya pengetahuan
c. Melakukan percobaan pembakaran Penilaian praktik Tes
pita magnesium
d. Menyadari pentingnya mengatasi Penilaian sikap Angket
korosi besi
e. Menelusuri informasi tentang Penilaian produk Rubrik
penggumpalan koloid di sungai

10. Dedi melakukan percobaan untuk menguji ada tidaknya pengawet berbahaya
dalam suatu makanan. Hasil percobaan Dedi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil percobaan di atas, manakah makanan yang mengandung


boraks?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

3
11. Berikut ini pertanyaan yang berkaitan dengan zat adiktif.
1) Bagaimana membedakan jenis narkoba yang dapat menurunkan sistem
syarat pusat dan menyebabkan halusinogen?
2) Bagaimana pengaruh penggunaan LSA terhadap kesehatan manusia?
3) Bagaimana cara kerja zat adiktif jenis sedative-hipnotika?
4) Bagaimana efek penggunaan senyawa aktif dalam rokok terhadap
kesehatan manusia?
5) Bagaimana cara kerja zat adiktif yang terdapat pada tanaman koka
sehingga mampu dijadikan sebagai anastesi?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, pertanyaan manakah yang


berhubungan dengan pembelajaran mengenai zat adiktif jenis stimulan?

a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 3 dan 5

12. Berikut ini beberapa pertanyaan terkait dengan zat adiktif.


1) Penyakit apakah yang akan ditularkan ketika jarum suntik digunakan
bersama-sama oleh para pecandu narkoba?
2) Bagaimana ciri-ciri psikis penyalahguna morfin?
3) Mengapa alkohol tergolong depresan?
4) Apa efek samping dari merokok secara berlebihan?
5) Apa gejala-gejala fisik yang muncul akibat penyalahgunaan amfetamin?
Pertanyaan manakah yang tidak ada hubungannya dengan pengaruh
penggunaan narkoba?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

4
Essay

1. Bagaimana proses penyulingan minyak kayu putih? Jelaskan dengan disertai


teknik pemisahan apa saja yang digunakan.
2. Gambarkan salah satu proses biologis tubuh manusia dan analisis proses
tersebut menggunakan konsep perubahan fisika atau perubahan kimia.
3. Perkembangan alat transportasi sangatlah pesat termasuk perkembangan alat
transportasi darat. Kemajuan alat transportasi darat di daerah Bandung
menyebabkan Bandung sebagai kota dengan kemacetan tertinggi di
Indonesia. Penggunaan alat transportasi ini tidak lepas dari peranan salah satu
bahan yaitu karet yang digunakan sebagai ban kendaraan-kendaraan
transportasi darat. Analisislah sifat-sifat bahan karet sehingga banyak
digunakan sebagai ban kendaraan.
4. Perhatikan data hasil analisis zat aditif pemanis.

Berdasarkan data di atas, tentukanlah rumusan masalah yang tepat.

4
F. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KB 1 KB 2
No Jawaban No Jawaban
1 A 1 A
2 C 2 E
3 C 3 B
4 E 4 B
5 C 5 A
6 D 6 E
7 D 7 D
8 D 8 D
9 C 9 A
10 B 10 A

KB 3 KB 4
No Jawaban No Jawaban
1 A 1 C
2 C 2 B
3 A 3 E
4 C 4 A
5 E 5 B
6 E 6 B
7 C 7 A
8 A 8 B
9 E 9 D
10 A 10 C

Anda mungkin juga menyukai