Anda di halaman 1dari 65

TUGAS BIANORGANIK

Senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak memiliki atom karbon, karena tidak ada
definisi yang lebih mendalam. [Senyawa-senyawa dengan atom karbon disebut senyawa
organik, karena basis akar mereka dalam sebuah atom yang sangat penting bagi kehidupan.
Ada sejumlah kecil senyawa anorganik yang benar-benar melakukan mengandung karbon,
mengingat kecenderungan untuk membentuk ikatan molekul; ini termasuk karbon monoksida
dan karbon dioksida, untuk beberapa nama.
Senyawa anorganik sering cukup sederhana, karena mereka tidak membentuk ikatan molekul
kompleks yang memungkinkan karbon. Sebuah contoh umum dari senyawa anorganik
sederhana akan natrium klorida, yang dikenal lebih umum sebagai garam rumah tangga.
Senyawa ini hanya dua atom, natrium (Na) dan klorin (Cl).
Contoh Senyawa anorganik:
1. H2O Air adalah senyawa anorganik sederhana, meskipun mengandung hidrogen, atom
kunci (bersama dengan karbon) dalam banyak senyawa organik. Atom dalam molekul air
telah membentuk ikatan yang sangat sederhana karena kurangnya karbon.
2. HCl Hidroklorida, juga dikenal sebagai asam klorida ketika dilarutkan dalam air, tidak
berwarna, asam korosif dengan pH yang cukup kuat. Hal ini ditemukan dalam cairan
lambung dari banyak hewan, membantu dalam pencernaan dengan memecah makanan.
3. CO2 Karbon dioksida, meskipun kehadiran atom karbon dalam rumus, diklasifikasikan
sebagai senyawa anorganik. Hal ini menyebabkan perselisihan dalam komunitas ilmiah,
dengan pertanyaan-pertanyaan yang timbul mengenai keabsahan metode kami saat ini
mengklasifikasikan senyawa. Saat ini, senyawa organik mengandung karbon atau
hidrokarbon, yang membentuk ikatan yang lebih kuat. Ikatan yang dibentuk oleh karbon CO2
tidak ikatan yang kuat.[

Contoh Senyawa Anorganik


4. NO2 gas Nitrogen dioksida menyajikan berbagai warna pada temperatur yang berbeda.
Hal ini sering diproduksi dalam tes nuklir atmosfer, dan bertanggung jawab untuk warna
kemerahan kirim-kisah yang ditampilkan di awan jamur. Hal ini sangat beracun, dan bentukbentuk yang cukup ikatan lemah antara atom nitrogen dan oksigen.
1

5. Fe2O3 Besi (III) oksida merupakan salah satu dari tiga oksida utama besi, dan
merupakan senyawa anorganik karena kurangnya atom karbon atau hidrokarbon. Besi (III)
oksida terjadi secara alami sebagai hematit, dan merupakan sumber yang paling besi untuk
industri produksi baja. Hal ini umumnya dikenal sebagai karat, dan berbagi sejumlah
karakteristik dengan mitranya alami.

http://kliksma.com/2015/05/contoh-senyawa-anorganik.html
Zat Anorganik yang juga dibutuhkan tubuh
Kita sudah melihat zat-zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh. Ternyata ada juga zat-zat
anorganik yang juga dibutuhkan tubuh! meskipun tidak sepenting zat-zat seperti karbohidrat,
protein dan lemak, zat-zat anorganik pun tetap dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
bervariasi. Zat-zat itu antara lain mineral dan air
A. Mineral
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum
semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup
untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam
tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan
konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh
makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di
samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.
KLASIFIKASI
1. Makro elemen (major mineral)
essensial, makro mineral
Ca, P, Mg,Na, K, S, Cl
2. Trace elemen (trace mineral)
2

essensial, mikro mineral


Fe, Co, Cu, I, Zn, Mn, Mo
3. Elemen yang terdapat dalam tubuh
nonesensial
Al, Bo,Sr, Se, Va, As
4. Elemen yang terdapat dalam tubuh o.k. kontaminasi
nonesensial
Pb, Br, Ni, Ag, Au
Tabel 1. Nutrisi mineral esensial dan jumlahnya dalam tubuh MANUSIA.

Mineral makro

g/kg

Mineral mikro

mg/kg

Kalsium (Ca)

15

Besi (Fe)

20-80

Fosforus (P)

10

Seng (Zn)

10-50

Kalium (K)

Tembaga (Cu)

1-5

Natrium (Na)

1,6

Molibdenum (Mo)

1-4

Klorin (Cl)

1,1

Selenium (Se)

1-2

Sulfur (S)

1,5

Iodin (I)

0,3-0,6

Magnesium (Mg)

0,4

Mangan (Mn)

0,2-0,6

Sumber: McDonald et al. (1988)


Fungsi dari mineral:
3

1. Bahan pembentuk tulang dan gigi.


Ca,P
2. Pengatur fungsi tubuh.
berperan dalam pembentukan coenzim, enzim dan hormon.
Fe, Mg, P, I
3. Pembentuk garam dalam cairan tubuh.
Na, K, Cl
B. Air
Selain mineral, air juga merupakan zat anorganik. Meskipun terdengar sepele, air juga
merupakan salah satu komponen penyusun terpenting dalam tubuh kita. 70% tubuh
kita tersusun atas air, dan 60% berat badan kita merupakan kandungan air. Cairan
tubuh pun seperti keringat, urin, darah dan saliva tersusun atas air. Seorang manusia
dapat hidup dua bulan tanpa makan, tetapi tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari
tanpa minuman.
Mengapa air sangat penting dalam kehidupan manusia?
1. Air merupakan pelarut hampir semua senyawa-senyawa yang diperlukan tubuh
2. Air merupakan tempat berlangsungnya semua proses metabolisme atau reaksi kimia di
dalam tubuh
3. Air merupakan sarana transportasi
4. Air merupakan sarana homerostasis suhu tubuh
Air dapat kita peroleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang kita konsumsi setiap
hari.

Kekurangan air, dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian. Kebutuhan
air bagi orang dewasa adalah sekitar 8 gelas perhari atau sekitar 2 liter. Kelebihan air
tidak berakibat negatif, Kelebihan air, akan dikeluarkan melalui urin.

https://makanterus.wordpress.com/2010/04/11/zat-anorganik-yang-juga-dibutuhkan-tubuh/
Senyawa anorganik yang terbanyak dalam tubuh makhluk hidup adalah air.Sekitar 75% dari
massa tubuh manusia adalah air.Tubuh dari kebanyakan tumbuhan dan hewan terdiri ats 605

90% air.Air sangat penting bagi kehidupan.Di antara fungsi penting air dalam tubuh adalah
sebagai pelarut,bahan pengaangkut,dan sebagai pereaksi pada proses metabolisme.
Semua reaksi metabolisme berlangsung dalam media air.Didalam air tubuh terdapat berbagai
zat terlarut atau terdispersi.Zat-zat yang bersifat hidrofil dapat larut dalam air,sedangkan zatzat yang bersifat hidrofob dapat terdispersi karena pengaruh zat pengelmulsi tertentu.Dalam
keadaan terlarut atau terispersi itu zat-zat tersebut mudah bereaksi.
Sebagai pengangkut air membawa zat-zat yang terlarut atau terdispersi didalamnya keseluruh
bagian tubuh,ataupun dalam carian sel.Sebaliknya,air membawa zat-zat yang tidak diperlukan
lagi ke alat-alat sekresi.
Banyak reaksi dalam tubuh makhluk hidup memerlukan air,misalnya pada hidrolisis
karbonhidrat,protein, dan lemak.Dalam hal ini berfungsi sebagai pereaksi.
Selain air,zat anorganik yang terdapat dalam tubuh adalah mineral.Mineral ada yang berupa
asam dan basa,tetapi yang paling banyak adalah garam.Mineral berfungsi sebagai bahan
pengatur dan pembangun.Mineral yang diperlukan tubuh kita meliputi senyawa dari
kalsium,besi,magnesium,natrium,fosforus,fluorin,klorin,dan iodin.
Mineral

Kalsium

berfungsi

bersama-sama

dengan

fosforus

membentuk

matriks

tulang,membantu proses penggumpalan darah,sumber didapat dari susu,telur,dan kacangkacangan.


Fosforus berfungsi membentuk matriks tulang,membentuk DNA,ADP, dan ATP sumber dari
ikan,kacang-kacangan dan jagung.
Besi berfungsi membentuk hemoglobin dan mioglobin sumber sayur-sayuran
Fluorin berfungsi berfungsi menguatkan gigi sumber dari kuning telur.
Natrium dan Klorin berfungsi membentuk getah lambung sumber dari garam
Iodin berfungsi membentuk hormon kelenjar gondok[hormon tiroksin] sumber didapat dari
ikan laut ,garam dapur.

DNA menyimpan informasi[kode] tentang jenis protein yang harus dibentuk oleh suatu
sel.Informasi genetik ialah relasi antara urut-urutan basa nitrogen dan dalam DNA dengan
urut-urutan asam amino dalam protein.Urut-urutan basa nitrogen dalam DNA menentukan
urut-urutan asam amino dalam protein.Struktur kode genetik itu disebut KODON,yaitu
rangakaian tiga nukleaotida dalam urutan yang khas,yang biasa dinyatakan dengan basa
nitrogennya.Setiap kodon menentukan satu asam amino yang akan digunakan untuk sistesis
protein.Contoh,suatu kodon yang terdiri ats rangkaian adenin-guanin-sitosis[dinyatakan
dengan AGC],adalah kodon untuk serin.
Rangkaian nukleotida dalam DNA yang menetukan satu jenis protein yang disebut gen.[satu
gen molekul DNA dapat terdiri atas ratusan gen].Suatu gen terdiri atas 333 nukleotida atau
111 kodon dalam susunan yang khas,akan menentukan suatu protein yang terdiri atas 333/3
atau molekul asam amino dalam urutan khas.
Bagaimanakah penurunan sifat genetik itu?DNA terdapat dalam struktur sel yang disebut
KROMOSOM.Sebelum suatu sel membelah ,lebih dulu dibuatnya satu set KROMOSOM
,jadi juga satu set DNA,yang identik dengan kromosom lama yang akan diteruskan pada sel
baru.Oleh karena itu,sel yang baru mempunyai informasi genetik yang identik sel
asal.Kadang suatu kekeliruan terjadi pada pembentukan kromosom baru,yang mengakibatkan
perubahan sifat genetik.Hal ini disebut mutasi.RNA berperan pada proses pembuatan protein.
http://griyabiogreenscience.blogspot.com/2015/05/senyawa-anorganik-dalam-tubuhmakhluk.html
Pengenalan Berbagai Mineral Yang Dibutuhkan Tubuh

Mineral dikenal sebagai salah satu zat


makanan utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral yang dikonsumsi oleh manusia
7

1)
2)

bukanlah mineral yang berada bebas di alam berupa barang tambang seperti nikel dan kobal.
Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan aman untuk dikonsumsi ialah mineral berupa
nutrient anorganik yang biasanya berbentuk garam yang larut dalam makanan dan air saat
masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan sifat jenis kebutuhannya bagi tubuh, mineral terbagi
menjadi dua, yaitu :
Esensial : mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sebesar 100 mg atau lebih per
harinya. Mineral jenis ini terdiri atas Na ( Natrium ), Cl ( Klorida ), K ( Kalium ), Ca
( Kalsium ), P ( Fosfor ), Mg ( Magnesium ), dan S ( Sulfur ).
Trace element : mineral yang dibutukan tubuh dalam jumlah sebesar kurang dari 100
mg per harinya. Mineral jenis ini terdiri atas Fe ( Besi ), Cu ( Tembaga ), F ( Fluor ), dan Se
( Selenium ).

Senyawa anorganik ini memiliki manfaat


1)
2)
3)
4)
5)

yang cukup banyak, diantaranya, yaitu :


Sebagai kofaktor berbagai enzim.
Untuk kontraksi otot.
Sebagai neurotransmitter.
Untuk menjaga tekanan osmotik cairan ekstraseluler.
Sebagai zat pembangun dan pengatur.
Di bawah ini uraian singkat mengenai beberapa mineral dengan masing-masing fungsi
dan sumber mineral tersebut.
1)
Kalsium ( Ca )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai komponen tulang dan gigi, untuk proses
pembekuan darah, untuk kontraksi otot, dan sebagai neurotransmitter. Nutrient anorganik ini
memiliki sumber dari asupan berupa ikan, polong-polongan, susu, dan keju.
2)
Fosfor ( P )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai komponen tulang, komponen ATP,
DNA, RNA, dan fosfolipid ( membrane sel ). Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari
asupan berupa sereal, daging, dan susu.
3)
Sulfur ( S)

4)

5)

6)
7)

Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi


sebagai komponen pada beberapa protein dan vitamin. Nutrient anorganik ini memiliki
sumber dari asupan berupa ikan, kacang-kacangan, dan daging yang termasuk ke dalam
makanan memiliki protein yang tinggi.
Kalium ( K )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi berupa ion positif dalam sel dan berguna untuk
kontraksi otot. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan yang terdapat dalam
beberapa makanan.
Natrium ( Na )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai komponen cairan ekstraseluler, untuk
menjaga tekanan osmosis, untuk menjaga keseimbangan asam dan basa, untuk
mempengaruhi kontraksi otot dan impuls saraf. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari
asupan berupa garam dapur.
Klor ( Cl )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi penting untuk keseimbangan asam-basa.
Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa garam dapur.
Magnesium ( Mg )

Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi penting yang


dibutuhkan otot dan fungsi saraf. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa
kacang-kacangan dan sayur-sayuran.
8) Tembaga ( Cu )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi yang dibutuhkan untuk sintesis pigmen melanin,
untuk sintesis hemoglobin, dan sebagai komponen enzim. Nutrient anorganik ini memiliki
sumber dari asupan berupa hati, telur, ikan, dan kacang.
9

9)

Iodin ( I)
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai komponen hormone tiroid yang berguna
untuk meningkatkan laju metabolisme dan defisiensi konsumsi Iodin dapat menyebabkan
penyakit gondok. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa ikan laut,
minyak ikan, garam beriodium, sayuran yang berwarna hijau, dan kentang.
10) Mangan ( Mn )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi yang dibutuhkan untuk aktivitas arginase
( enzim yang berguna dalam pembentukan urea ) dan sebagai aktivator banyak enzim.
Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa sereal, sayuran hijau, dan kuning
telur.
11) Besi ( Fe )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi penting untuk enzim respirasi ( sitokom ), enzim
yang berguna untuk transpor oksigen, sebagai komponen hemoglobin, mioglobin dan
defisiensi konsumsi zat besi dapat menyebabkan anemia. Nutrient anorganik ini memiliki
sumber dari asupan berupa kuning telur, kacang-kacangan, dan daging yang terutama pada
hati.
12) Fluor ( F )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai komponen tulang dan gigi, untuk
mencegah kebusukan dan kelebihan dalam mengonsumsi Fluor dapat menyebabkan gigi
berbintik-bintik. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa teh, air minum,
dan makanan laut.
13) Zinc ( Zn )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
perbaikan jaringan, sebagai kofaktor bagi lebih dari 70 enzim, dan untuk membantu mengatur
sintesis protein. Nutrient anorganik ini memiliki sumber dari asupan berupa ikan laut, yogurt,
susu, dan daging.
14) Selenium ( Se )
Mineral ini memiliki manfaat dengan fungsi sebagai antioksidan. Nutrient anorganik ini
memiliki sumber dari asupan berupa hati, telur, daging, dan ikan laut.
Demikian uraian beberapa mineral yang berperan bagi tubuh. Semoga dengan
mengenal beberapa mineral di atas, kita dapat lebih mengenal mineral-mineral apa saja yang
dibutuhkan tubuh dan mengetahui makanan apa saja yang mengandung mineral yang
dibutuhkan tubuh.
Sumber :
Santoso, Begot.2007.Biologi Untuk SMA.Jakarta:Interplus.

http://yogajoyohadipoetranto28110641.blogspot.co.id/2012/06/pengenalan-berbagai-mineralyang.html
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air.
Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan
penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa
atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion Mg dan
Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat
10

merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan
(korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam
berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air
yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut
tidak layak minum.
https://3superelektron.wordpress.com/pencemaran-air/

Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah.
Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan dalam makanan hewan
maupun tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh
tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi
bersifat racun untuk hewan.
Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri
(Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan
pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan
dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan
lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan
pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuhtumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu
dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum
tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain.
Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada
penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air
untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan
keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda
pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa
11

digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang
mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
a) warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b) Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut
garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c) Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol,
pestisida,

hidrokarbon).

d) Keradioaktifan misal sinar .


e) Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
http://war27.blogspot.co.id/2009/11/zat-pencemar-air.html
Kandungan Udara Terbanyak di Bumi
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan Bumi. Udara Bumi yang
kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gasgas lain.
Kandungan (elemen senyawa gas dan partikel) dalam udara akan berubah-ubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah.Demikian juga massa nya, akan berkurang seiring
ketinggian, semakin dekat dengn lapisan troposfir, maka udara semakin tipis, sehingga
melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.
Apabila benda hidup bernapas kandungan oksigen berkurang sementara kandungan karbon
dioksida bertambah.

Ketika tumbuhan menjalani

sistem fotosintesa, oksigen kembali

dibebaskan.
Di antara gas-gas yang membentuk udara adalah seperti berikut :
1. Helium
Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun,
hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel
periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah
dari unsur-unsur lain dan ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi ekstrem.
Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya
tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memilikiisotop stabil kedua yang langka
yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting
12

bagi

para

periset

yang

mempelajari mekanika

kuantum (khususnya

dalam

fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol
absolut yang dimiliki benda (seperti superkonduktivitas).
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya dan salah satu unsur yang
diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh
helium baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur
ini diciptakan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah
nukleus helium). Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami)
dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan
suhu rendah yang disebut distilasi fraksional.
Pada 1868,

astronom Prancis Pierre

Janssen mendeteksi

pertama

kalihelium

sebagai

signatur garis spektral kuning yang tak diketahui dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu
kandungan helium besar banyak ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang
merupakan penyedia gas terbesar. Helium digunakan dalam kryogenik, sistem pernafasan laut
dalam, untuk mendinginkan magnet superkonduktor, dalam helium dating, untuk
pengembangan balon, untuk mengangkatkapal udara dan sebagai gas pelindung untuk
penggunaan industri (seperti arc welding) dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup
sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
2. Nitrogen
Nitrogen atau Zat lemas adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodikyang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa
rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan
hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam
nitrat, dan sianida.
3. Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodikyang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan
mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).
Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
13

Oksigen merupakan unsur paling melimpahketiga di alam semesta berdasarkan massa dan
unsur paling melimpah dikerak Bumi.Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer
bumi.
Semua

kelompok

molekul

struktural

yang

terdapat

pada

organisme

hidup,

seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa
anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk
O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri,ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan
digunakan padarespirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi
organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal
evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 milyar tahun
yang lalu.Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer
membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah
polutan yang merupakan produk samping dariasbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsalapada tahun 1773
dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh
karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan
oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen berhasil
meruntuhkanteori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri
dihasilkan

dengan distilasi

bertingkat udara

cair,

dengan

munggunakan zeolit untuk

memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen
digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan roket,
untukterapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang,kapal
selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesisoksigenik. Ganggang
hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang
dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.
Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:
6CO2 + 6H2O + foton C6H12O6 + 6O2
Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi
empat foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan
pembentukan

gradien proton di

seluruh

permukaan

tilakod.

Ini

digunakan

untuk

mensintesis ATP viafotofosforilasi.O2 yang dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian


dilepaskan ke atmosfer.
14

Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob. Oksigen
digunakan

di mitokondria untuk

membantu

menghasilkanadenosina

trifosfat (ATP)

selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan
dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 2880 kJmol-1
Pada vetebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa olehsel darah
merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi merah
cerah..Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan
beberapa antropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster). Satu liter darah dapat
melarutkan 200 cc O2.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2),
adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh organisme.Namun, bagian sistem
kekebalan organisme tingkat tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen
singlet untuk menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang
penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen per
menit.Jumlah ini setara dengan 6 milyar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per
tahun.
Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2dihasilkan, namun
diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O 2 mulai melepaskan diri dari samuder, namun
diserap oleh permukaan tanah dan pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O 2 mulai
berakumulasi
Gas

oksigen

bebas

hampir

tidak

terdapat

pada atmosfer bumi

sebelum

munculnya arkaea dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul dalam kadar
yang signifikan semasa masa Paleoproterozoikum(antara 2,5 sampai dengan 1,6 milyar tahun
yang lalu). Pertama-tama, oksigen bersamaan dengan besi yang larut dalam samudera,
membentuk formasi pita besi (Banded iron formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari
samudera 2,7 milyar tahun lalu, dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 milyar tahun
lalu.
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera kemungkinan membuat
kebanyakan organisme anaerob hampir punahsemasa bencana oksigen sekitar 2,4 milyar
tahun yang lalu. Namun,respirasi sel yang menggunakan O2 mengijinkan organisme
aerob untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga
15

organisme

aerob

mendominasi biosfer bumi.

Fotosintesis

dan

respirasi

seluler

O2 mengijinkan berevolusinya sel eukariota dan akhirnya berevolusi menjadi organisme


multisel seperti tumbuhan dan hewan.
Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O 2berfluktuasi antara 15%
sampai 30% berdasarkan volume.Pada akhir masa Karbon, kadar O2 atmosfer mencapai
maksimum dengan 35% berdasarkan volume, mengijinkan serangga dan amfibi tumbuh lebih
besar daripada ukuran sekarang. Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 milyar ton bahan
bakar fosil per tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar
oksigen di atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar 2.000 tahun
untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer sekarang.
Manusia yang normal akan membutuhkan oksigen sekitar 375 liter per hari. Secara alamiah,
kita mendapatkan oksigen dengan bernapas melalui paru-paru. Oksigen sampai di paru-paru
kemudian ke alveoli lalu akan diikat oleh hemoglobin di dalam darah. Kemudian disalurkan
ke seluruh tubuh untuk membantu proses pembakaran glukosa menjadi energi.
Oksigen kini tidak hanya dapat dihirup, namun bisa juga dimasukkan melalui saluran
pencernaan. Hampir sama dengan air minum dalam kemasan lainnya, air oksigen berasal dari
tanah atau mata air yang telah melalui proses destilasi, kemudian di akhir prosesnya
ditambahkan dengan oksigen. Melalui oxygen keeper technology, air yang tadinya
mengandung oksigen relatif sedikit, kini bisa mencapai 10 kali lipat lebih tinggi kadar
oksigennya. Air oksigen biasanya mengandung 80 ppm oksigen per botol. Namun, oksigen
yang sudah larut dalam air bersifat sangat labil dan mudah terlepas kembali terutama jika air
tersebut berada dalam kondisi di atas suhu ruang (25-30oC), terkena panas, atau terpapar
cahaya matahari langsung.
Sebenarnya manfaat air oksigen sejauh ini belum terbukti secara ilmiah atau secara klinis.
Perlu diketahui, bila asupan oksigen di dalam tubuh berada dalam kadar yang normal, maka
akan mendukung kesehatan kita. Namun, bila kadarnya terlalu tinggi, maka akan bersifat
berbahaya karena oksigen bersifat radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu faktor
pencetus terjadinya kanker. (ginjal.wordpress.com)
4. Karbondioksida
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secarakovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi.
Rata-rata

konsentrasi

karbon

dioksida

di

atmosfer

bumi

kira-kira

387 ppmberdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan
16

waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon

dioksida

dihasilkan

oleh

semua

hewan,

tumbuh-tumbuhan,

fungi,

dan

mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis.
Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon
dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon
dioksidaanorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti
pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1atm namun
langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 C. Dalam bentuk padat, karbon
dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi merah
muda.

http://blajartentangalam.blogspot.co.id/2012/12/kandungan-udara-terbanyak-di-bumi.html
Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Yang Berdampak
Pada Kesehatan
Abstrak
Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Akan
tetapi, karena seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti oleh beragamnya aktifitas
manusia, kualitas udara kecenderungan mengalami penurunan. Beragam aktifitas manusia
seperti kegiatan industri, transportasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya memiliki peranan yang
signifikan dalam mendorongnya terjadi pencemaran udara.
Salah satu zat yang dikeluarkan dari sisa pembakaran kendaraan bermotor adalah gas karbon
dioksida (CO2). Karbon dioksida atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon.
Karbon dioksida jika diabaikan maka konsentrasinya akan terakumulasi di atmosfer dan
berpotensi menyebabkan pemanasan global dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan
perubahan iklim yang berbahaya bagi kehidupan manusia.
BAB I
PENDAHULUAN
pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia sangat lah cepat . Hal ini dibuktikan oleh
meningkatnya kemacetan di setiap daerahnya. Akibat dari banyaknya Kendaraan bemotor,
maka emisi gas buangnya berpotensi untuk menurunkan kualitas udara. Dari berbagai
kendaraan bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang,
dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi
sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Resiko kesehatan yang dikaitkan
17

dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam
beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor
menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan
masalah pencemaran udara pula. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya
hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian
(prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan
bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif.
Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri
dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat
langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya.
Makalah ini akan mengulas dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas
buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan maupun lingkungan khususnya kendaraan
bermotor dengan bahan bakar fosil-bensin dan solar.
Dampak Terhadap Kesehatan Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi
diproduksi untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat
membahayakan kesehatan akibat dari emisi gas buang kendaraan adalah berbagai oksida
sulfur, oksida nitrogen, dan oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat.
Pembentukan gas buang tersebut terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan
solar didalam mesin. Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga
listrik, jenis proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak
sesempurna di dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih
tinggi, terutama berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon. Selain itu
gas buang kendaraan bermotor juga langsung masuk ke dalam lingkungan jalan raya yang
sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas buang dari cerobong industri yang
tinggi. Dengan demikian maka masyarakat yang tinggal atau melakukan kegiatan lainnya di
sekitar jalan yang padat lalu lintas kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya
seperti para pengendara bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering
kali terpajan oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi. Estimasi dosis pemajanan
sangat tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang dikaitkan dengan kondisi lalu
lintas pada saat tertentu. Keterkaitan antara pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan
adanya resiko terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa dekade belakangan ini.
Pengaruh yang merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya episod smog
sampai pada gangguan estetika dan kenyamanan. Gangguan kesehatan lain diantara kedua
pengaruh yang ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh lainnya,
penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang
diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain sperti paru, misalnya
sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajan oleh banyak senyawa secara bersamaan,
sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa mana atau kombinasi senyawa yang mana
yang paling berperan memberikan pengaruh membahayakan terhadap kesehatan.
Bahaya gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksiats (daya
racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat terpajan olehnya. Beberapa
faktor yang berperan di dalam ketidakpastian setiap analisis resiko yang dikaitkan dengan gas
buang kendaraan bermotor antara lain adalah : h Definisi tentang bahaya terhadap kesehatan
yang digunakan h Relevansi dan interpretasi hasil studi epidemiologi dan eksperimental h
Realibilitas dari data pajanan h Jumlah manusia yang terpajan h Keputusan untuk
menentukan kelompok resiko yang mana yang akan dilindungi h Interaksi antara berbagai
senayawa di dalam gas buang, baik yang sejenis maupun antara yang tidak sejenis h Lamanya
terpajan (jangka panjang atau pendek) Pada umumnya istilah dari bahaya terhadap kesehatan
yang digunakan adalah pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan meningkatnya
resiko atau penyakit atau kondisi medik lainnya pada seseorang ataupun kelompok orang.
18

Pengaruh ini tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat dibuktikan
secara klinik saja, tetapi juga pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga dipengaruhi
faktor lainnya seperti umur misalnya. Telah banyak bukti bahwa anak-anak dan para lanjut
usia merupakan kelompok yang mempunyai resiko tinggi di dalam peristiwa pencemaran
udara. Anak-anak lebih peka terhadap infeksi saluran pernafasan dibandingkan dengan orang
dewasa, dan fungsi paru-paru nya juga berbeda. Para usia lanjut masuk di dalam kategori
kelompok resiko tinggi karena penyesuaian kapasitas dan fungsi paru-paru menurun, dan
pertahanan imunitasnya melemah. Karena kapasitas paru-paru dari penderita penyakit jantung
dan paru-paru juga rendah, kelompok ini juga sangat peka terhadap pencemaran udara.
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar yang
terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon
monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan
senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi
bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi
rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun
bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara
operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan
bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan
bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya
seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa
lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan
kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang
buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon,
berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB).
Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara karena
adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat
meningkatkan kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan
rem.
Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan
uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain. Proses reaksi tersebut ada
yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang
berlangsung dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu
rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif
atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang
mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan
bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara
19

berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida
lain, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog). Pembentukan
smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran
kota. Jarak pembentukan smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbonhalogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau
mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut selanjutnya
juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak
industri makanan saat ini akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada
masyarakat kota maupun desa.
Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air menjadi
asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat
menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa mineral/logam,
sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.
2.2. Kondisi Pencemaran Udara.
Dengan menurunnya kualitas udara Jakarta disebabkan oleh berbagai hal seperti industri,
transportasi, rumah tangga dan pembangkit listrik. Sementara itu 92% pencemaran udara
Jakarta berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
Secara umum terjadinya pencemaran udara disebabkan oleh aktivitas manusia dibagi dalam 3
kategori, yaitu :
Attrition (gesekan) Melalui proses sanding (pemecahan butiran), grinding (pemotongan),
drilling (pengeboran), clan spraying (penyemprotan).
Vaporization (penguapan) Adanya perubahan bentuk dari cair ke bentuk gas.
Combustion (pembakaran)
Adanya proses pembakaran seperti bahan bakar minyak dan batu bara. Adapun macam bahan
pencemar udara dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, yaitu:
a. Klasifikasi menurut bentuk asal.
Bahan pencemar udara primer (Primary Air Pollutant).
Yaitu polutan yang apabila menyebar, keadaannya tetap seperti keadaan semula. Bahan
pencemar udara sekunder (Secondary Air Pollutant). Yaitu bahan pencemar udara primer
yang mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya.
b. Klasifikasi menurut keadaan phisik polutan.
- Partikulate.
Aerosol Yaitu partikel padat/cair yang dapat tetap tinggal diudara oleh sebab ukurannya
yang kecil (<1 um).
Dust Yaitu partikel padat yang berdiameter antara 0,1 -1.000 um.
Fume Yaitu partikel padat berdiameter 0,1 -1 um, sebagai akibat dari proses industri
pencairan benda padat seperti Pb.
Mist Yaitu partikel cair yang berdiameter > 1 00 um.
Smog Yaitu partikel padat atau cair yang berdiameter < 1 um.
Fog Yaitu kondensasi uap air di udara.
- Gas.
True gas Yaitu suatu zat yang keadaan fisiknya mempunyai sifat menyebar dan
menempati tempat dimana ia berada, misalnya (CO, SO2, CH4).
Vapor Yaitu bentuk gas dari suatu zat yang umumnya berbentuk padat dan cair pada
tekanan dan suhu kamar, rnisalnya : Hidrokarbon.
c. Klasifikasi menurut susunan kimia bahan pencemar.
20

- Inorganik CO, 802, C03, N02 (tidak mengandung unsur karbon).


- Organik terdiri dari unsur karbon yang mempunyai ikatan dengan hydrogen (methane,
benzen, ethylene).
Pembakaran sempurna pada mesin kendaraan bermotor adalah reaksi sempurna/stoikiometri
dari bahan bakar (oktana) dengan pembakaran oksigen menjadi energi (kalor dan kerja) dan
karbon dioksida/C02 serta air/H2O, atau reaksi kimia berikut :
2C8H18 + 2502 Energi + 16C02 + 18H2O.
Karena pembakaran dalam ruang bakar tidak selalu menghasilkan pembakaran sempurna,
karena bahan bakar mengandung kotoran (sulfur pada bahan bakar dan nitrogen pada udara)
serta tambahan/additives (Pb/TEL untuk menaikkan bilangan oktan) dan ketidak sempurnaan
konstruksi ruang bakar.
2.3. Dampak Pencemaran Terhadap Kesehatan Manusia.
2.3.1. Karbon Mono Oksida (CO).
Gas ini sangat berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan
dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk
mencapai kestabilan phasa gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan haemoglobin darah
membentuk Carboxy haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke selsel tubuh terhalangi, sehingga gejala keracunan sesak nafas dan penderita pucat.
Reaksi CO dapat menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi : 02Hb + CO ! OBb +
O2
Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun
serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu
tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan.
CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen
dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari
atmosfer.
Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat
dihilangkan selaIna 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971),
dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan,
sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.
2.3.2. Didrokarbon (DC).
Sebagai zat pencemar, kehadiran hidrokarbon di atmosfer dapat menghasilkan pembentukan
kabut (smog). Jika terjadi pembakaran tidak sempurna maka hidrokarbon (HC) semakin
banyak terbentuk, dengan sifat gas ini adalah bau yang tajam clan mudah mengikat N02
diudara menjadi komponen smog, yaitu komponen polusi sekunder photo-chemical oxydant.
Untuk Hidrokarbon ini dapat mengganggu kesehatan manusia dengan iritasi pada kulit, mata,
hidung, tenggorokkan akibat atom karbon yang diikatnya. Kematian dapat terjadi dari
Benzene jika 20.000 pprn setelah 5 10 menit.
2.3.3. Nitrogen Oksida (NOx).
Ada dua cara untuk menghindari pembakaran tidak sempurna, maka dilakukan 2 proses
pembakaran yaitu :
1. Bahan bakar dibakar pada temperatur tinggi dengan sejumlah udara sesuai dengan
persarnaan stoikiometri, misalnya dengan 90 -95% udara. Pembakaran NO dibatasi tidak
dengan adanya kelebihan udara.
2. Bahan bakar dibakar sempurna pada suhu relatif rendah dengan udara berlebih. Suhu
rendah menghindarkan pembentukan NO. Kedua proses ini menurunkan pembentukan NO
sarnpai 90%.
NO2 pada manusia dapat meracuni paru-paru, kadar 100 ppm dapat menimbulkan kematian,
21

5 ppm setelah 5 menit menimbulkan sesak nafas.


2.3.4. Sulfur Dioksida (SOx).
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu
mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan gangguan
sitem pernafasan, jika kadar 400-:500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan
iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
2.3.5. Partikulat.
Partikel asap atau jelaga hidrokarbon (Policyclic Aromatic Hydrokarbon) selalu mengganggu
pandangan karena kehitaman dan kepekatan, asapnya juga bersifat karsinogenis (penyebab
kanker).
2.3.6. Timah Hitam (Pb).
Timah hitam dalam bentuk senyawa TEL Tetra Etthyl Lend ( C5HI2O) digunakan sebagai
bahan tambahan (additif) untuk meningkatkan angka oktan dari bahan bakar sehingga
meningkatkan daya mampu bakarnya.
Timah hitam di udara akan terhirup oleh manusia sehingga akan terpapar setiap harinya, yang
mengakibatkan konsentrasi akan semakin meningkat sehingga lambat laun timah hitam ini
akan dapat mempengaruhi fungsi tubuh karena menumpuk pada hampir setiap organ tubuh
manusia (ginjal, hati, paru, darah) dan juga menimbulkan kanker (karsinogenik).
BAB III
METODE PENELITIAN
Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian,
pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru
untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin
bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung
hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada
kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini
dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan lingkungan yang sehat
dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu
pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor,
industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat
diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari
pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas
lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa
propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan
bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang
jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun
terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan
emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan
penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.
Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah
(natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia
(anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di
dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia
22

(anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen
(NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti
timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor
menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89%
hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta.
Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41%
dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di
tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

BAB IV
PEMBAHASAN
Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh
Tabel 1. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang
Pencemar Sumber Keterangan
Karbon monoksida (CO) Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri Standar
kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)
Sulfurdioksida (S02) Panas dan fasilitas pembangkit listrik Standar kesehatan: 80 ug/m3
(0.03 ppm)
Partikulat Matter Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri Standar
kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3
Nitrogen dioksida (N02) Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas Standar
kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam
Ozon (03) Terbentuk di atmosfir Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam
Sumber: Bapedal [2]
Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa
adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun
ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar
32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari
dalam satu tahun) [3]. Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat
peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi
darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi
dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi
pengendalian polusi udara di Indonesia.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya.
Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan
23

lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan
hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer diatmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia
adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini
pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer
semakin meningkat.
Kegiatan manusia

Transportasi

Industri

Pembangkit listrik

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan


bakar)

Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)


Upaya untuk mengurangi dampak polusi udara
Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).

Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak
mengotori udara.
Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
Meminimalkan penggunaan bahan kimia.Menghiasi rumah dan lingkungan dengan
tanaman asli.
Kalau toilet menggunakan pengharum ruangan, pilih yang tidak mengandung aerosol.
Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, selokan dan laut.
Menggunakan lebih banyak barang-barang yang terbuat dari kaca/keramik, bukan plastik atau
styrofoam.
Sebisa mungkin menghindari menggunakan barang/produk dengan kemasan kecil (sachet)
karena akan menambah jumlah sampah.
Membiasakan menggosok gigi dengan menggunakan gelas, bukan menyalakan keran
terus-menerus. Jangan sia-siakan air bersih.
Sebisa mungkin menggunakan lap atau sapu tangan untuk menggantikan tisu yang
terbuat dari kertas.
Mengurangi belanja yang tidak perlu agar tidak menimbulkan sampah di kemudian hari.
Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.
Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau dibakar
menimbulkan zat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan.
1. Bahwa dari distribusi pemakaian bahan bakar maka sektor transportasi
mengkonsumsi bahan bakar terbesar yang berakibat semakin banyak bahan pencemar di
24

udara.
2. Kesehatan dan keseimbangan lingkungan akan terganggu jika unsur pencemar udara
dibiarkan pada konsentrasi yang tinggi.
3. Dengan penyempumaan teknologi pereduksi emisi gas buang kendaraaN bermotor
diharapkan bahan pencemar yang dihasilkan semakin berkurang juga.
4. Kendaraan pribadi dan umum harus diwajibkan mengikuti uji emisi gas buang.
5. Pembangunan kota yang tidak berwawasan lingkungan turut memberikan andil dalam
bertambahnya pencemaran di udara.
3.2. SARAN
1. Pemerintah dan instansi yang terkait harus secara konsisten menerapkan peraturan
perundangan untuk mencegah semakin buruknya kualitas udara.
2.
Para ahli di bidang mesin agar dapat menciptakan teknologi mesin yang dapat menekan
bahan pencemar seminimal mungkin.
3.
Pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan harus lebih digalakkan ditengah
-tengah masyarakat.
4.
Masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif untuk menurunkan emisi gas buang
kendaraan dengan penghematan pemakaian kendaraan atau memperbaiki mesin
kendaraannya agar dapat terjadi pembakaran bahan bakar lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada
tanggal 2 Desember 2008 dari: http//kamase_ugm@yahoo.co.id
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat zat Pencemar Udara
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara
World Health Organization (1977) Environmental Health Criteria No. 3, Lead.
Geneva.
World Health Organization (1977) Environmental Health Criteria No. 4, Oxides of
nitrogen, Geneva.
World Health Organization (1978) Environmental Health Criteria No. 7,
http://ariefboting.blogspot.co.id/2013/10/pencemaran-udara-akibat-emisi-gas-buang.html

MACAM-MACAM SENYAWA KIMIA DALAM LAUT


Posted by Zabar Yunus On Sabtu, 29 September 2012 3 komentar

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan


organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman
mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku,
dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi
tidak menentukannya.Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak
terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan
oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas)
dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%),
natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan
sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium
25

dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan
di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal
vents) di laut dalam.
Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman
dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk
mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan
dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan
klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada
satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida.
1.

Klorida

Klorida banyak ditemukan di alam, hal ini di karenakan sifatnya yang


mudah larut. Kandungan klorida di alam berkisar < 1 mg/l sampai dengan
beberapa ribu mg/ldi dalam air laut. Air buangan industri kebanyakan
menaikkan kandungan klorida demikian juga manusia dan hewan membuang
material klorida dan nitrogen yang tinggi. Kadar Cl - dalam air dibatasi oleh
standar untuk berbagai pemanfaatan yaitu air minum, irigasi dan konstruksi.
Konsentrasi 250 mg/l unsure ini dalam air merupakan batas maksimal
konsentrasi yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa asin. Konsentrasi
klorida dalam air dapat meningkat dengan tiba-tiba dengan adanya kontak
dengan air bekas. Klorida mencapai air alam dengan banyak cara. Kotoran
manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-kira
sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini
rata-rata kira-kira 6 gr klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl
dalam air bekas kira-kira 15 mg/l di atas konsentrasi di dalam air yang
membawanya, disamping itu banyak air buangan dari industri yang
mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar.
Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi
manusia. Klorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur ini
apabila berikatan dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin (Sutrisno.T,
2004).
2.

Kalium
Dalam air laut, jumlah Kalium jauh lebih sedikit daripada jumlah Natrium,
tetapi di dalam batuan endapan jumlah Kalium lebih banyak dibandingkan
jumlah Natrium. Bukti tertentu menjelaskan bahwa sel-sel kehidupan
bertanggung jawab terhadap pengambilan Kalium dari laut dalam jumlah besar.
Organisme-organisme laut mengabsorpsi Kalium ke dalam sel-sel tubuh mereka.
Apabila organisme-organisme ini mati, mereka akan menyatu dengan batubatuan di dasar laut bersama Kaliumnya.
Apabila kadar Kalium darah meningkat lebih dari 3-4 kali nilai normal,
maka denyut jantung akan terhenti. Peningkatan sedikit lagi akan
26

mengakibatkan saraf berhenti menyampaikan impuls-impuls listrik dan otot-otot


menjadi lumpuh. Apabila 6% saja dari Kalium di dalam sel dibiarkan terlepas
dengan cepat ke dalam rongga luar sel, maka organisme akan segera mati.
Untunglah hal itu tidak terjadi dalam keadaan normal. Pengendalian
kesetimbangan ion Na-K dibantu oleh adanya pompa ion yang beroperasi. ATP
menarik kembali ion K yang keluar dari sel. Kadar ion K di luar sel pada
tumbuhan relatif lebih tinggi daripada kadar ion K dalam sel hewan. Unsur
Kalium juga diperlukan untuk proses fotosintesis.
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150 mmol/L. Sekitar 90%
dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari
total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat
pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L.
Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat
badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor
seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum
kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan
mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan + +
keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium
(Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan
kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam
yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang
terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat
3.

Fosfat
Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua
organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut,
berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa
organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan
fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat
dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada
dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan
90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam
pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme
(Hutagalung et al, 1997).
Sumber fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua
adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber
fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari
sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa
ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi
oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa
fosfat dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan
dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar
fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming)
fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal.
27

Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 5,51 mg/liter
(Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada
proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan
Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun
dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang
paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari
fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat
di angkut oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas
0,3 m akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies
fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 m ada bagian sel yang cocok
menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi
di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada
musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di laut dalam
kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P adalah
inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling dan
kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim
dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin
dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.
Fosfor berperan dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang
terdapat pada ATP (Adenosine Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate).
Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari asam ortofosfat adalah bentuk
fosfor yang paling sederhana di perairan.
Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat. Setelah masuk kedalam tumbuhan, misalnya
fitoplankton, fosfat anorganik mengalami perubahan menjadi organofosfat.
Fosfat yang berikatan dengan ferri [Fe2(pO4)3] bersifat tidak larut dan
mengendap didasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob, ion besi valensi
tiga (ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi valensi dua (ferro) yang
bersifat larut dan melepaskan fosfat keperairan, sehingga meningkatkan
keberadaan fosfat diperairan (Effendi 2003)
Secara rinci perputaran campuran organik P yang ditunjukkan di
permukaan air secara garis besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan
inorganik fosfor seperti hasil ionisasi pada H3PO4
H3PO4->H+ + H2PO4
H3PO4->H+ + HPO42H3PO4->H+ + PO43Pecahan pada bentuk ini dibatasi oleh pH dan komposisi pada air. Ionisasi
konstan untuk tiga tahap penguraian dapat didefinikan sebagai :
K1 = [H+] [H2PO4] [H3PO4]
K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4-]
K3 = [H+] [PO33-] [HPO4228

Banyak sumber fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri,


ataupun makhluk hidup lain yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang
berasal dari feses hewan (aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik,
fosfat bebas yang berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di
atmosfer, jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor
banyak terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan
inorganik, dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya
beberapa hewan melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.
Dalam perairan laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1. Ratio
N/P yang meningkat potensial menimbulkan blooming atau eutrofikasiperairan,
dimana terjadi pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Eutrofikasi
potensial berdampak negatif terhadap lingkungan, karena berkurangnya oksigen
terlarut yang mengakibatkan kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation),
selain keracunan karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton (genus
Dinoflagelata). Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya, masing
masing dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x 104)
untuk N dan 4 x 103 untuk C (Sanusi 2006).
4.

Nitrogen
Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk senyawa. Nitrogen yang
terbanyak dalam bentuk N-molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya
daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), tetapi tidak dalam bentuk yang berguna
bagi jasad hidup (Davis, 1986).
Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam
menghasilkan asam-asam amino yang membuat protein. Dalam siklus nitrogen,
tumbuh-tumbuhan menyerap N-anorganik dalam salah satu gabungan atau
sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein yang
kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan. Jaringan organic
yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk didalamnya bakteri
pengikat nitrogen yang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk
gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi yang melakukan hal
sebaliknya. Nitrogen lepas ke udara dan diserap dari udara selama siklus
berlangsung. Jumlah nitrogen yang tergabung dalam mineral dan mengendap di
dasar laut tidak seberapa besar (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Pola sebaran
nitrogen di Samudera Atlantik, Pasifik dan Samudera India tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan (Gambar 2) (Davis, 1986).
Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di laut.
Nitrat terbanyak terdapat di lapisan permukaan, ammonium tersebar secara
seragam, dan nitrit terpusat dekat termoklin. Interaksi-interkasi antara berbagai
tingkat nitrogen organic dan bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat nitrogen
diubah menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudah tenggelam di
bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena
termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-unsur ini dan
kenyataannya persediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi
produktivitas di laut.

29

5.

Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat
dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara
melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses
fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter
penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta
merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar
oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air,
dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian
(diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan
(turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent)
yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain
berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut
cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan
suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.
Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik
tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan
lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia, stress,
dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), bila dalam suatu
kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l,
maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada
perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat
lambat
sehingga
oksigen
dalam
air
sangat
sedikit.
Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil
proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang
hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri.Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa manfaatnya :
Untuk pernapasan
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi
untuk pertumbuhan dan pembiakan.
oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik
dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi
dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut.
Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis
yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik,
peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik
dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan
kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan
30

mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk


nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen
terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada
perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk
memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi
dan
pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat
berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain
yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini,
air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih
dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor,
seperti
- kekeruhan air,
- suhu,
- salinitas,
- pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya
suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan
permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara
air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya
kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses
fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan
untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan
organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium
dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah.
Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas,
memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen
terlarut.Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme. Idealnya,
kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam
dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan
bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata
bahari
dan
biota
laut.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter
atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan
akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5
ppm
akan
berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan
organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk
31

mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida


dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan
akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah
penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3
dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh
bakteri anaerob.
6.

Magnesium
Magnesium hidroksida umum diproduksi dengan proses pengendapan dari
lautan magnesium dan proses pengendapan dari air laut. Senyawa ini banyak
digunakan di industri farmasi/obat dalam sediaan obat maag dan obat lainnya,
sedangkan di industri kimia banyak digunakan dalam proses pemurnian gula,
pengeringan produk makanan, bahan tambahan residu minyak baker.
Manfaat Magnesium:

Magnesium membantu menjaga fungsi otot dan syarat yang normal.

Magnesium mempertahankan ritme jantung hingga menjadi stabil.

Magnesium membantu penguatan tulang.

Magnesium dapat menghambat penumbuhan kanker otak

magnesium dapat mengobati sakit asma akut.

Magnesium berfungsi dalam metabolisme energi dan sintesa protein.

Magnesium dapat mengobati migren, gangguan fungsi ginjal dan prostat,


memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah
seksual.

Magnesium berfungsi sebagai zat yang membentuk sel darah merah


berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.

Digunakan sebagai pupuk.

Bila Kekurangan Magnesium:

Menyebabkan
cemas.

peningkatan

kadar

adrenalin,menimbulkan

perasaan

Menyebabkan penyembulan katup mitral, meningkatkan tingkat perasaan


cemas.

Kehilangan nafsu makan

Depresi

Menyebabkan darah tinggi dan osteoporosis


32

7.

Kontraksi otot serta kram

Kejang koroner

Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya
bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum
diketahui)
(Janzen,
2004).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh
jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial
(biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik
seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut
dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil).
Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan
mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat
dengan atmosfer. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran
karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu
putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis
neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi
tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau
lubuk
(sink)
karbon
dioksida
(Houghton,
2005).
Siklus nitrogen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan
transformasi nitrogen dan senyawa yang mengandung-nitrogen dalam alam. Ini
merupakan siklus gas. Atmosfer bumi sekitar 78% merupakan nitrogen, ini
menjadikannya kolam nitrogen terbesar. Nitrogen merupakan unsur yang penting
untuk beberapa proses biologis; dan sangat penting untuk kehidupan di bumi.
Unsur ini dalam semua asam amino, bergabung ke dalam protein, dan sekarang
ini dalam basis pembuatan asam nukleat, seperti DNA dan RNA. Pada tanaman,
banyak dari nitrogen yang digunakan dalam molekul klorofil yang penting untuk
fotosintesis dan pertumbuhan selanjutnya (Smil, 2000).
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga
dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion
nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat
nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen
secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp.
yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga
mampu menambat nitrogen (Vitousek, Aber, Likens, Schindler, Schlesinger dan
Tilman,
1997).
Siklus oksigen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan gerakan
oksigen dalam dan antara tiga utama: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor
33

pengemudi utama dari siklus oksigen adalah fotosintesis, yang bertanggung


jawab terhadap atmosfer bumi modern dan kehidupan seperti yang kita ketahui.
Karena jumlah oksigen sangat banyak dalam atmosfer, bahkan jika semua
fotosintesis untuk menghentikannya mengambil antara 5,000 sampai 2,4 juta
tahun (referensi tidak diketahui) untuk mengosongkan semua oksigen (Millero,
2005).
8.

Kandungan Mineral
Air laut memiliki khasiat yang baik bagi tubuh dan kecantikan kulit. Ion dan
mineral yang terkandung di dalamnya berupa mineral seperti magnesium,
potasium, kalsium sulfat, dan sodium memiliki manfaat, di antaranya:
Melancarkan sirkulasi darah.
Memperkuat otot jantung.
Melancarkan sistem pernapasan.
Meningkatkan produksi sel darah merah.
Menyehatkan dan menutrisi kulit tubuh sehingga lebih bercahaya.
Karena itulah, mulai dikenal terapi air laut yang disebut Thallasotherapy, yang
merangkum semua manfaat air laut dalam bentuk relaksasi, revitalisasi tubuh,
sekaligus peremajaan kulit. Selebriti
dunia yang menggemari terapi ini adalah Jennifer Lopez dan Joan Collins.
http://perikanan-tangkap.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-senyawa-kimiadalam-laut.html
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Udara merupakan komponen kehidupan dan perikehidupan yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya
seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk
beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit
saja.
Diperkirakan orang tanpa makan dapat bertahan 5 minggu,tanpa air dapat bertahan
5 hari, tanpa udara hanya mampu bertahan 5 menit. Pernyataan di atas merupakansuatu
pernyataan yang mengingatkan kita betapa pentingnya udara, bukan sekedar udara biasa,
tapi udarabersih yang memiliki fungsi sebagai pendukung kehidupan, baik manusia, hewan
ataupun tumbuhan.
Komposisi udara udara bersih 78,09% Nitrogen, 20,94% Oksigen, 0,93% Argon,
0,0032% CO2, sisanyaunsur lainnya (Stern C Arthur, 1976, 27). Komposisi udara tersebut
sangat ideal untuk kehidupan baik,manusia, tumbuhan maupun hewan. Kompoisi terbanyak
34

adalah Nitrogen, bukan oksigen ataukarbondioksida. Hal ini dapat dipahami bahwa Nitrogen
banyak dibutuhkan tumbuhan sebagai bahan dasarmakanan untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan pada hakekatnya penghasil oksigen yang sangatdibutuhkan manusia
dan hewan, sebagai imbal baliknya manusia dan hewan menghasilkan CO2 yangdibutuhkan
oleh tumbuhan. Maka untuk mempertahankan keadaan tersebut keberadaan Nitrogen
perludi pertahankan. Dapat dibayangkan bila Nitrogen rendah proporsinya, maka tumbuhan
akan mati atau tinggalsedikit, otomatis oksigen yang diproduksi juga sedikit, akibatnya
manusia dan hewan akan kekurangan oksigen.

B.

Rumusan Masalah
1. Apa peranan udara bagi kehidupan manusia?
2. Apa kandungan unsur-unsur dalam udara ?

BAB II
PEMBAHASAN
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan
bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1%
uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain.

Sebagian besar udara mengandung oksigen dan nitrogen


Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah
dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan
berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer,
maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara
akan hampa sama sekali.
Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang,
sementara kandungan karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani
sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.

35

Di antara gas-gas yang membentuk udara adalah seperti berikut :

Helium

Nitrogen

Oksigen

Karbon dioksida

A. Helium
Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak
berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama
pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Di Mars
hanya sedikit Helium. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah
dari unsur-unsur lain dan ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi
"ekstrem". Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa
helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium
memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan
varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang
mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan
bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki benda
(seperti superkonduktivitas).
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya dan
salah satu unsur yang diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam
Jagad Raya modern hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses fusi
nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini diciptakan oleh peluruhan
radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus helium).
Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam
konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses
pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional.
Pada 1868, astronom Perancis Pierre Jules Csar Janssen mendeteksi
pertama kali helium sebagai signatur garis spektral kuning yang tak diketahui
36

dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu kandungan helium besar banyak
ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang merupakan penyedia gas
terbesar. Helium digunakan dalam kriogenik, sistem pernafasan laut dalam,
untuk mendinginkan magnet superkonduktor, dalam "penanggalan helium",
untuk pengembangan balon, untuk mengangkat kapal udara dan sebagai gas
pelindung

untuk

penggunaan

industri

(seperti

"pengelasan

busar")

dan

penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan
perubahan sementara kualitas suara seseorang.

B.

Nitrogen
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen",

"pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772,


yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa
terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah
diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada
masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan
Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah
flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine
Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang bermaksud
"tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam
perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.

Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa
warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang
stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat
lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak
jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam
amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Nitrogen

adalah

zat

non

logam,

dengan

elektronegatifitas

3.0.

Mempunyai 5 elektron di kulit terluarnya. Ikatan rangkap tiga dalam molekul gas
nitrogen (N2) adalah yang terkuat. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196 oC)
pada tekanan atmosfir dan membeku pada suhu 63K (-210 oC).
37

Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia


mengetahui asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan
asam nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya untuk
melarutkan emas. Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan
perusahaan pada awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam
penghasilan serbuk peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan
juga stok makanan ternak kimia.
Hidrida utama nitrogen ialah amonia (NH3) walaupun hidrazina (N2H4)
juga banyak ditemukan. Amonia bersifat basa dan terlarut sebagian dalam air
membentuk ion ammonium (NH4+). Amonia cair sebenarnya sedikit amfiprotik
dan membentuk ion ammonium dan amida (NH2-); keduanya dikenal sebagai
garam amida dan nitrida (N3-), tetapi terurai dalam air.
Gugus bebas amonia dengan atom hidrogen tunggal atau ganda dinamakan
amina. Rantai, cincin atau struktur hidrida nitrogen yang lebih besar juga
diketahui tetapi tak stabil.
Nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan asam nukleat,
dan ini menjadikan nitrogen penting bagi semua kehidupan. Protein disusun dari
asam-asam amino, sementara asam nukleat menjadi salah satu komponen
pembentuk DNA dan RNA. Polong-polongan, seperti kedelai, mampu menangkap
nitrogen secara langsung dari atmosfer karena bersimbiosis dengan bakteri bintil
akar.
Ada 2 isotop Nitrogen yang stabil yaitu:
banyak adalah

N dan

15

N. Isotop yang paling

14

N (99.634%), yang dihasilkan dalam bintang-bintang dan yang

selebihnya adalah
1

14

15

N. Di antara sepuluh isotop yang dihasilkan secara sintetik,

N mempunyai paruh waktu selama 9 menit dan yang selebihnya sama atau

lebih kecil dari itu.


Limbah baja nitrat merupakan penyebab utama pencemaran air sungai
dan air bawah tanah. Senyawa yang mengandung siano(-CN) menghasilkan
garam yang sangat beracun dan bisa membawa kematian pada hewan dan
manusia.
Peranan nitrogen dalam perindustrian relatif besar dan industri yang
menggunakan unsur dasar nitrogen sebagai bahan baku utamanya disebut pula
sebagai industri nitrogen. Nitrogen yang berasal dari udara merupakan
38

komponen utama dalam pembuatan pupuk dan telah banyak membantu


intensifikasi produksi bahan makanan di seluruh dunia. Pengembangan proses
fiksasi nitrogen telah berhasil memperjelas berbagai asas proses kimia dan
proses tekanan tinggi serta telah menyumbang banyak perkembangan di bidang
teknik kimia.
Sebelum adanya proses fiksasi (pengikatan) nitrogen secara sintetik,
sumber utama nitogen untuk keperluan pertanian hanyalah bahan limbah dan
kotoran hewan, hasil dekomposisi dari bahan-bahan tersebut serta amonium
sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan pembuatan kokas dari batubara.
Bahan-bahan seperti ini tidak mudah ditangani belum lagi jumlahnya yang tidak
mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan.
Salpeter Chili, salpeter dari air kencing hewan dan manusia, dan amonia
yang dikumpulkan dari pembuatan kokas menjadi penting belakangan ini tetapi
akhirnya disisihkan lagi oleh amonia sintetik dan nitrat. Amonia merupakan
bahan dasar bagi pembuatan hampir semua jenis produk yang memakai
nitrogen.
Catatan pertama mengenai usaha pembentukan senyawa nitrogen
sintetis pertama dilakukan oleh Priestley dan Cavendish yang melewatkan
percikan bunga api listrik di dalam bejana berisi udara bebas dan akhirnya
mendapatkan nitrat setelah sebelumnya melarutkan oksida yang terbentuk
dalam reaksi dengan alkali. Penemuan ini cukup besar di masanya, mengingat
kebutuhan senyawa nitrogen untuk pupuk yang besar namun sayangnya alam
tidak cukup untuk memenuhinya. Karena itu, adanya senyawa nitrogen yang
dapat dibuat di dalam laboratorium memberikan peluang baru.
Namun usaha komersial dari proses ini tidak berjalan dengan mudah
mengingat banyaknya kebutuhan energi yang besar dan efisiensinya yang
terlalu rendah. Setelah ini banyak proses terus dikembangkan untuk perbaikan.
Nitrogen pernah juga diikatkan dari udara sebagai kalsium sianida, namun tetap
saja proses ini masih terlalu mahal. Proses-proses lain juga tidak terlalu berbeda,
seperti pengolahan termal atas campuran oksida nitrogen (NOX), pembentukan
sianida

dari berbagai

sumber nitrogen,

pembentukan

aluminium nitrida,

dekomposisi amonia dan sebagainya. Semuanya tidak menunjukkan harapan


untuk dapat dikomersialkan walaupun secara teknis semua proses ini terbukti
dapat dilaksanakan.
39

Sampai akhirnya Haber dan Nernst melakukan penelitian yang menyeluruh


tentang keseimbangan antara nitogen dan hidrogen di bawah tekanan sehingga
membentuk amonia. Dari penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang
sesuai. Reaksi ini sebenarnya membutuhkan tekanan sistem yang tinggi, tetapi
pada masa itu peralatan yang memadai belum ada dan mereka merancang
peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi (salah satu sumbangan dari
perkembangan industri baru ini).
Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu
oleh tuntutan industri nitrogen ini. Haber dan Bosch, ilmuwan lain yang
bekerjasama dengan Haber, juga mengembangkan proses yang lebih efisien
dalam usahanya menghasilkan hidrogen dan nitrogen murni. Proses sebelumnya
adalah dengan elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen murni, dan distilasi
udara cair untuk mendapatkan nitrogen murni yang kedua usaha ini masih
terlalu

mahal

untuk

diaplikasikan

dalam

mengkomersialkan

proses

baru

pembuatan amonia mereka. Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih
murah.
Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika
berhasil membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih
memerlukan banyak energi namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan.
Dengan cepat proses ini berkembang melebihi proses sintetis senyawa nitrogen
lainnya, dan menjadi dominan sampai sekarang dengan perbaikan-perbaikan
besar masih berlanjut.
Bahan baku utama yang banyak digunakan dalam industri nitrogen
adalah udara, air, hidrokarbon dan tenaga listrik. Batubara dapat menggantikan
hidrokarbon namun membutuhkan penanganan yang lebih rumit, sehingga
proses menjadi kompleks dan berakibat pada mahalnya biaya operasi.
Dari semua macam senyawa nitrogen, amonia adalah senyawa nitogen
yang paling penting. Amonia merupakan salah satu senyawa dasar nitogen yang
dapat direaksikan dengan berbagai senyawa yang berbeda selain proses
pembuatan amonia yang sudah terbukti ekonomis dan efisiensinya yang sampai
sekarang terus ditingkatkan. Sebagian besar amonia diperoleh dengan cara
pembuatan sintetis di pabrik dan sebagian kecilnya diperoleh dari hasil samping
suatu reaksi.

40

Penggunaan

gas

amonia

bermacam-macam

ada

yang

langsung

digunakan sebagai pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam


nitrat dan asam nitrat, berbagai jenis bahan peledak, pembuatan senyawa nitro
dan berbagai jenis refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan
hidroksilamina.
Gas amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk,
namun jumlahnya masih terlalu kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang
maksimum. Maka dari itu diciptakan pupuk campuran, yaitu pupuk yang
mengandung tiga unsur penting untuk tumbuhan (N + P 2O5 + K2O). Pemakaian
yang intensif diharapkan akan menguntungkan semua pihak.
Amonia kualitas komersial meliputi NH 3 cair murni dan yang larut dalam
air dengan konsentrasi 28 %NH3. Transportasi bahan ini sebagian besar memakai
tangki silinder dan sebagian lagi ada yang langsung disalurkan melalui pipa.
Belakangan ini pemakaian pipa mulai berkembang pesat, terutama dari pusat
produksi ke pusat distribusi yang keseluruhan panjangnya bisa mencapai 1.000
Km.
2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g)
Karena molekul produk amonia mempunyai volum yang lebih kecil dari
jumlah volum reaktan maka keseimbangan akan bertambah ke arah amonia
dengan

peningkatan

tekanan.

Peningkatan

suhu

reaksi

menyebabkan

memberikan efek yang sebaliknya terhadap keseimbangan karena reaksi bersifat


eksotermis, namun memberikan efek positif terhadap laju reaksi. Maka dari itu
perlu dihitung suhu optimal agar menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Agar peralatan dapat dibuat sekompak mungkin, maka perlu dipikirkan
pemberian katalis agar laju reaksi dapat berjalan dengan cepat karena reaksi
hidrogen dan nitrogen berjalan sangat lambat.
Banyak jenis katalis yang digunakan secara komersial di berbagai pabrik, namun
yang umum digunakan adalah katalis besi dengan tambahan banyak promotor
seperti oksida aluminium, zirkonium, silikon dengan konsentrasi 3 % atau oksida
kalium sekitar 1 %.
Pembuatan amonia terdiri dari enam tahap:
1. Pembuatan gas-gas pereaksi
41

2. Pemurnian
3. Kompresi
4. Reaksi katalitik
5. Pengumpulan amonia yang terbentuk
6. Resirkulasi
Biaya pembuatan amonia sangat tergantung pada tekanan yang digunakan,
suhu dan katalis selain bahan yang digunakan.
Amonium nitrat atau dengan sebutan NH4NO3 (ammonium nitrate) dapat
dibuat dengan amonia dan asam nitrat sebagai bahan bakunya. proses
pembuatan amonium nitrat pun ada beberapa macam antara lain : 1. Proses
Prilling 2. Proses Kristalisasi, dan 3. Proses Stengel atau Granulasi dari ke-tiga
tahap tersebut, adalah proses kristalisasilah yang paling mudah; prosesnya;
bahan baku amonia dan asam nitrat masuk ke reaktor dengan bentuk fasenya
adalah amonia masih berupa gas dan asam nitrat telah berupa fase liquid. dari
reaktor semua bahan baku tersebut di lanjutkan ke evaporator lalu dikristalizer
dan akhirnya di separator dan jadilah amonium nitrat.

C. Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen
merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa
dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9%
volume atmosfer bumi..
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme
hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian
pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan.
Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan
tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir
42

semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme

anaerob, yang

merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi


kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 miliar
tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan
ozon pada atomsfer membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun
pada permukaan bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari
asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala
pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan
Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali
dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang
eksperimennya

dengan

oksigen

berhasil

meruntuhkan

teori

flogiston

pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan
distilasi bertingkat udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan
karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen
digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai
propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada
pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna
dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara
kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki
orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda
ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga
elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi
elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua
orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai
antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan
oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh
karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan
energi pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair
akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium,
jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
43

Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin


elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada
umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar
berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai
sumber

oksigen

aktif.

Karotenoid

pada

organisme

yang

berfotosintesis

(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam
menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak
tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah
dioksigen O2. Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJmol-1. Altrop
oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan
komponen utama atmosfer bumi.
Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang
sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di
atmosfer bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari
pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon menyerap
gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer
berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat
permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk
sampingan pembakaran otomobil.
Molekul metastabil tetraoksigen (O4) ditemukan pada tahun 2001, dan
diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini
dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan 20 GPa, dan
ditemukan struktur gerombol rombohedral O8. Gerombol ini berpotensi sebagai
oksidator yang lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat digunakan dalam
bahan bakar roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika
oksigen padat ditekan sampai di atas 96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998
bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini
tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh. Oksigen
lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O2
untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang sekitar
1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 C,
44

konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mgL 1, manakala pada suhu 20 C
oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mgL 1.[24][25] Pada suhu 25 C dan 1 atm
udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala
dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.[26] Pada suhu 5 C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (182,95 C, 297,31 F), dan
membeku pada 54.36 K (218,79 C, 361,82 F).[27] Baik oksigen cair dan
oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna
merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan
dengan distilasi bertingkat udara cair;[28] Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari
pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen
merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
16

Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah


dengan

16

O,

17

O, dan

18

O,

O merupakan yang paling melimpah (99,762%). Isotop oksigen dapat

berkisar dari yang bernomor massa 12 sampai dengan 28.


Kebanyakan

16

O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang,

namun ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon.

17

utamanya dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus


CNO, membuatnya menjadi isotop yang paling umum pada zona pembakaran
hidrogen

bintang.

Kebanyakan

18

pembakaran CNO) menangkap inti

diproduksi

ketika

14

(berasal

dari

He, menjadikannya bentuk isotop yang

paling umum di zona kaya helium bintang.


Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil
adalah

15

O dengan umur paruh 122,24 detik

dan

14

O dengan umur paruh

70,606 detik. Isotop radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek
daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki umur paruh kurang dari 83 milidetik.
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih ringan dari
adalah

penangkapan

elektron,

menghasilkan

nitrogen,

sedangkan

peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada

16

modus

18

O adalah

peluruhan beta, menghasilkan fluorin.


Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di
biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling
45

melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9%
massa Matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak
bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan
massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer
bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 10 15 ton) atmosfer.
Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet
lainnya dalam sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang
tinggi di atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2
berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang
lebih rendah. Namun, O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya
dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom
oksigen, misalnya karbon dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat
dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di
dalam dan di antara tiga reservoir utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer.
Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis
melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses pembusukan
menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi
dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di
atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan
kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada
kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut
yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang
terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan
menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah
O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.

Fotosintesis menghasilkan O2
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis
oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan
sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya
dihasilkan oleh tumbuhan daratan.
46

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:


6CO2 + 6H2O + foton C6H12O6 + 6O2
Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan
memerlukan energi empat foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat,
namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan
tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP via fotofosforilasi. O2 yang
dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme
aerob. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan
adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini
secara garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 2880 kJmol-1
Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa
oleh sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah
kebiruan menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan
hemosianin (hewan moluska dan beberapa artropoda) ataupun hemeritrin (labalaba dan lobster). Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2) dan hidrogen
peroksida (H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh
organisme. Namun, bagian sistem kekebalan organisme tingkat tinggi pula
menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk menghancurkan
mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang penting pada respon
hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4
gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang
dihirup oleh seluruh manusia per tahun.
Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O 2 yang dihasilkan; 2) O2
dihasilkan, namun diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O 2 mulai

47

melepaskan diri dari samuder, namun diserap oleh permukaan tanah dan
pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O2 mulai berakumulasi
Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum
munculnya arkaea dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul
dalam kadar yang signifikan semasa masa Paleoproterozoikum (antara 2,5
sampai dengan 1,6 miliar tahun yang lalu). Pertama-tama, oksigen bersamaan
dengan besi yang larut dalam samudera, membentuk formasi pita besi (Banded
iron formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari samudera 2,7 miliar tahun
lalu, dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera
kemungkinan membuat kebanyakan organisme anaerob hampir punah semasa
bencana oksigen sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu. Namun, respirasi sel yang
menggunakan O2 mengijinkan organisme aerob untuk memproduksi lebih banyak
ATP daripada organisme anaerob, sehingga organisme aerob mendominasi
biosfer bumi. Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengijinkan berevolusinya sel
eukariota dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan
dan hewan.
Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O2
berfluktuasi antara 15% sampai 30% berdasarkan volume. [46] Pada akhir masa
Karbon, kadar O2 atmosfer mencapai maksimum dengan 35% berdasarkan
volume, mengijinkan serangga dan amfibi tumbuh lebih besar daripada ukuran
sekarang. Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 miliar ton bahan bakar fosil
per tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar
oksigen di atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar
2.000 tahun untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer
sekarang.
Salah satu percobaan pertama yang menginvestigasi hubungan antara
pembakaran dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad ke-2,
Philo dari Bizantium. Dalam karyanya Pneumatica, Philo mengamati bahwa
dengan membalikkan labu yang di dalamnnya terdapat lilin yang menyala dan
kemudian menutup leher labu dengan air akan mengakibatkan permukaan air
yang terdapat dalam leher labu tersebut meningkat. Philo menyimpulkan bahwa
sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api, sehingga dapat
melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad kemudian,
48

Leonardo da Vinci merancang eksperimen yang sama dan mengamati bahwa


udara dikonsumsi selama pembakaran dan respirasi.
Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle membuktikan bahwa udara
diperlukan

dalam

proses

pembakaran.

Kimiawan

Inggris,

John

Mayow,

melengkapi hasil kerja Boyle dengan menunjukkan bahwa hanya sebagian


komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus nitroaereus atau nitroaereus
yang diperlukan dalam pembakaran. Pada satu eksperimen, ia menemukan
bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun sebatang lilin ke dalam wadah
penampung yang tertutup oleh permukaan air akan mengakibatkan permukaan
air tersebut naik dan menggantikan seperempatbelas volume udara yang hilang.
Dari percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus digunakan dalam proses
respirasi dan pembakaran.
Mayow mengamati bahwa berat antimon akan meningkat ketika
dipanaskan. Ia menyimpulkan bahwa nitroaereus haruslah telah bergabung
dengan antimon. Ia juga mengira bahwa paru-para memisahkan nitroaereus dari
udara dan menghantarkannya ke dalam darah, dan panas tubuh hewan serta
pergerakan otot akan mengakibatkan reaksi nitroaereus dengan zat-zat tertentu
dalam tubuh. Laporan seperti ini dan pemikiran-pemikiran serta percobaanpercobaan lainnya dipublikasikan pada tahun 1668 dalam karyanya Tractatus
duo pada bagian "De respiratione".
Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail Lomonosov, dan
Pierre Bayen, percobaan mereka semuanya menghasilkan oksigen, namun tiada
satupun dari mereka yang mengenalinya sebagai unsur. Hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh prevalensi filosofi pembakaran dan korosi yang dikenal
sebagai teori flogiston.
Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada
tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada tahun 1731.
Teori flogiston menyatakan bahwa semua bahan yang dapat terbakar terbuat
dari dua bagian komponen. Salah satunya adalah flogiston, yang dilepaskan
ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar
merupakan bentuk asli materi tersebut.
Bahan-bahan yang terbakar dengan hebat dan meninggalkan sedikit
residu (misalnya kayu dan batu bara), dianggap memiliki kadar flogiston yang
sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak mudah terbakar dan berkorosi
49

(misalnya besi), mengandung sangat sedikit flogiston. Udara tidak memiliki


peranan dalam teori flogiston. Tiada eksperimen kuantitatif yang pernah
dilakukan untuk menguji keabsahan teori flogiston ini, melainkan teori ini hanya
didasarkan pada pengamatan bahwa ketika sesuatu terbakar, kebanyakan objek
tampaknya menjadi lebih ringan dan sepertinya kehilangan sesuatu selama
proses pembakaran tersebut. Fakta bahwa materi seperti kayu sebenarnya
bertambah berat dalam proses pembakaran tertutup oleh gaya apung yang
dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa gas tersebut. Sebenarnya pun,
fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika berkarat menjadi petunjuk awal
bahwa teori flogiston tidaklah benar (yang mana menurut teori flogiston, logam
tersebut akan menjadi lebih ringan).
Oksigen pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm
Scheele. Ia menghasilkan gas oksigen dengan mamanaskan raksa oksida dan
berbagai nitrat sekitar tahun 1772. Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena
ia murupakan satu-satunya gas yang diketahui mendukung pembakaran. Ia
menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah manuskrip yang berjudul Treatise
on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775.
Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley,
melakukan percobaan yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida
(HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Augustus 1774. Percobaan ini
menghasilkan gas yang ia namakan 'dephlogisticated air'. Ia mencatat bahwa
lilin akan menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor tikus akan
menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara tersebut.
Setelah mencoba menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The feeling of it to my
lungs was not sensibly different from that of common air, but I fancied that my
breast felt peculiarly light and easy for some time afterwards." Priestley
mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah laporan yang
berjudul "An Account of Further Discoveries in Air". Laporan ini pula dimasukkan
ke dalam jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and Observations on
Different Kinds of Air. Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih
dahulu, Priestley biasanya diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan
oksigen.
Seorang kimiawan Perancis,

Antoine

Laurent Lavoisier

kemudian

mengklaim bahwa ia telah menemukan zat baru secara independen. Namun,


50

Priestley mengunjungi Lavoisier pada Oktober 1774 dan memberitahukan


Lavoisier mengenai eksperimennya serta bagaimana ia menghasilkan gas baru
tersebut. Scheele juga mengirimkan sebuah surat kepada Lavoisier pada 30
September 1774 yang menjelaskan penemuannya mengenai zat yang tak
diketahui, tetapi Lavoisier tidak pernah mengakui menerima surat tersebut
(sebuah kopian surat ini ditemukan dalam barang-barang pribadi Scheele setelah
kematiannya).
Apa yang Lavoisier tidak terbantahkan pernah lakukan (walaupun pada
saat itu dipertentangkan) adalah percobaan kuantitatif pertama mengenai
oksidasi

yang

mengantarkannya

kepada

penjelasan

bagaimana

proses

pembakaran bekerja. Ia menggunakan percobaan ini beserta percobaan yang


mirip lainnya untuk meruntuhkan teori flogiston dan membuktikan bahwa zat
yang ditemukan oleh Priestley dan Scheele adalah unsur kimia.
Pada satu eksperimen, Lavoisier mengamati bahwa tidak terdapat
keseluruhan peningkatan berat ketika timah dan udara dipanaskan di dalam
wadah tertutup. Ia mencatat bahwa udara segera masuk ke dalam wadah
seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
udara yang berada dalam wadah tersebut telah dikonsumsi. Ia juga mencatat
bahwa berat timah tersebut juga telah meningkat dan jumlah peningkatan ini
adalah sama beratnya dengan udara yang masuk ke dalam wadah tersebut.
Percobaan

ini

beserta

percobaan

mengenai

pembakaran

lainnya

didokumentasikan ke dalam bukunya Sur la combustion en gnral yang


dipublikasikan pada tahun 1777. Hasil kerjanya membuktikan bahwa udara
merupakan campuran dua gas, 'udara vital', yang diperlukan dalam pembakaran
dan respirasi, serta azote (Bahasa Yunani "tak bernyawa"), yang tidak
mendukung pembakaran maupun respirasi. Azote kemudian menjadi apa yang
dinamakan sebagai nitrogen, walaupun dalam Bahasa Perancis dan beberapa
bahasa Eropa lainnya masih menggunakan nama Azote.
Lavoisier menamai ulang 'udara vital' tersebut menjadi oxygne pada
tahun 1777. Nama tersebut berasal dari akar kata Yunani (oxys) (asam,
secara harfiah "tajam") dan - (-gens) (penghasil, secara harfiah penghasil
keturunan). Ia menamainya demikian karena ia percaya bahwa oksigen
merupakan komponen dari semua asam. Ini tidaklah benar, namun pada saat
para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygne telah digunakan secara
51

luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat
untuk disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.
Oxygne kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris
walaupun terdapat penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan
bahwa adalah seorang Inggris, Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta
menuliskan keterangan mengenai gas ini. Penyerapan ini secara sebagian
didorong oleh sebuah puisi berjudul "Oxygen" yang memuji gas ini dalam sebuah
buku populer The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek Charles
Darwin.
Hipotesis atom awal John Dalton berasumsi bahwa semua unsur berupa
monoatomik dan atom-atom dalam suatu senyawa akan memiliki rasio atom
paling sederhana terhadap satu sama lainnya. Sebagai contoh, Dalton berasumsi
bahwa rumus air adalah HO, sehingga massa atom oksigen adalah 8 kali massa
hidrogen (nilai yang sebenarnya adalah 16). [55] Pada tahun 1805, Joseph Louis
Gay-Lussac dan Alexander von Humboldt menunjukkan bahwa air terbentuk dari
dua volume hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun 1811,
berdasarkan apa yang sekarang disebut hukum Avogadro dan asumsi molekul
unsur diatomik, Amedeo Avogadro memperkirakan komposisi air dengan benar.
Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari bahwa udara dapat
dicairkan dan komponen-komponennya dapat dipisahkan dengan mengkompres
dan mendinginkannya. Kimiawan dan fisikawan Swiss, Raoul Pierre Pictet,
menguapkan cairan sulfur dioksida untuk mencairkan karbon dioksida, yang
mana pada akhirnya diuapkan untuk mendinginkan gas oksigen menjadi cairan.
Ia mengirim sebuah telegram pada 22 Desember 1877 kepada Akademi Sains
Prancis di Paris dan mengumumkan penemuan oksigen cairnya. Dua hari
kemudian, fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet mengumumkan metodenya
untuk mencairkan oksigen molekuler. Hanya beberapa tetes cairan yang
dihasilkan sehingga tidak ada analisis berarti yang dapat dilaksanakan. Oksigen
berhasil dicairkan ke dalam keadaan stabil untuk pertama kalinya pada 29 Maret
1877 oleh ilmuwan Polandia dari Universitas Jagiellonian, Zygmunt Wrblewski
dan Karol Olszewski.
Pada

tahun

1891,

kimiawan

Skotlandia

James

Dewar

berhasil

memproduksi oksigen cair dalam jumlah yang cukup banyak untuk dipelajari.
Proses produksi oksigen cair secara komersial dikembangkan secara terpisah
52

pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman Carl von Linde dan insinyur Britania
William Hampson. Kedua insinyur tersebut menurunkan suhu udara sampai ia
mencair dan kemudian mendistilasi udara cair tersebut. Pada tahun 1901,
pengelasan oksiasetilena didemonstrasikan untuk pertama kalinya dengan
membakar campuran asetilena dan O2 yang dimampatkan. Metode pengelasan
dan pemotongan logam ini pada akhirnya digunakan secara meluas.
Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard menjadi orang pertama
yang mengembangkan mesin roket; mesin ini menggunakan bensin sebagai
bahan

bakar

dan

oksigen

cair

sebagai

oksidator.

Goddard

berhasil

menerbangkan roket kecil sejauh 56 m dengan kecepatan 97 km/jam pada 16


Maret 1926 di Auburn, Massachusetts, USA.
Keadaan oksidasi okesigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa
oksigen yang diketahui. Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa senyawa
seperti peroksida.[63] Senyawa oksigen dengan keadaan oksidasi lainnya sangat
jarang ditemukan, yakni -1/2 (superoksida), -1/3 (ozonida), 0 (asam hipofluorit),
+1/2 (dioksigenil), +1 (dioksigen difluorida), dan +2 (oksigen difluorida).
Air (H2O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang
paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain
itu, atom hidrogen juga berinteraksi dengan atom oksigen dari molekul air
lainnya (sekitar 23,3 kJmol1 per atom hidrogen).[64] Ikatan hidrogen antar
molekul air ini menjaga kedua molekul 15% lebih dekat daripada yang
diperkirakan apabila hanya memperhitungkan gaya Van der Waals.
Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan
kimia dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan menghasilkan
senyawa oksida. Namun, terdapat pula beberapa unsur yang secara spontan
akan membentuk oksida pada suhu dan tekanan standar. Perkaratan besi
merupakan salah satu contohnya. Permukaan logam seperti aluminium dan
titanium teroksidasi dengan keberadaan udara dan membuat permukaan logam
tersebut tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan oksida ini akan mencegah
korosi lebih lanjut. Beberapa senyawa oksida logam transisi ditemukan secara
alami sebagai senyawa non-stoikiometris. Sebagai contohnya, FeO (wustit)
sebenarnya berumus Fe1 xO, dengan x biasanya sekitar 0,05.
Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon,
yaitu karbon dioksida (CO2). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan berbagai
53

senyawa oksida, yakni oksida silikon (Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan
pasir, oksida aluminium (aluminium oksida Al2O3 yang ditemukan pada bauksit
dan korundum), dan oksida besi (besi(III) oksida Fe2O3) yang ditemukan pada
hematit dan karat logam.

D. Karbon dioksida
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara
kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume, walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi,
dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada
proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen
penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping
pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari
gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1
atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 C. Dalam
bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi
merah muda.
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika
dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan
tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan
saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat
dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat
54

(misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik
untuk

kesehatan,

sedangkan

konsentrasi

lebih

dari

50.000

ppm

dapat

membahayakan kehidupan hewan.[2]


Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m,
kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O)
mengandung dua ikatan rangkap yang berbentuk linear. Ia tidak bersifat dipol.
Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa
membantu pembakaran logam seperti magnesium.
Pada suhu 78,51 C, karbon dioksida langsung menyublim menjadi
padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbon dioksida biasa disebut
sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan
Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan
sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya
sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim menjadi gas dan
tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk
pembersihan sembur.
Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm;
titik tripel karbon dioksida kira-kira 518 kPa pada 56,6 C (Silakan lihat diagram
fase di atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 C.
Terdapat pula bentuk amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun ia tidak
terbentuk pada tekanan atmosfer. Bentuk kaca ini, disebut sebagai karbonia,
dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada
tekanan ekstrem (40-48 GPa atau kira-kira 400.000 atm) di landasan intan.
Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa karbon dioksida
bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon,
misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca
karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika
tekanannya dilepas.
Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont,
menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan
abu yang massanya lebih kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan
bahwa sebagian arang tersebut telah ditransmutasikan menjadi zat yang tak
terlihat, ia menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre
(Bahasa Indonesia: arwah liar).
55

Sifat-sifat karbon dioksida dipelajari lebih lanjut pada tahun 1750 oleh
fisikawan Skotlandia Joseph Black. Dia menemukan bahwa batu kapur (kalsium
karbonat) dapat dibakar atau diberikan asam dan menghasilkan gas yang dia
namakan sebagai "fixed air". Dia juga menemukan bahwa gas ini lebih berat
daripada udara dan ketika digelembungkan dalam larutan kapur (kalsium
hidroksida) akan mengendapkan kalsium karbonat. Dia menggunakan fenomena
ini untuk mengilustrasikan bahwa karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan
hewan dan fermentasi mikrob. Pada tahun 1772, seorang kimiawan Inggris
Joseph Priestley mempublikasikan sebuah jurnal yang berjudul Impregnating
Water with Fixed Air. Dalam jurnal tersebut, dia menjelaskan proses penetesan
asam sulfat (atau minyak vitriol seperti yang Priestley sebut) ke kapur untuk
menghasilkan karbon dioksida dan memaksa gas itu untuk larut dengan
menggoncangkan semangkuk air yang berkontak dengan gas.
Karbon dioksida pertama kali dicairkan (pada tekanan tinggi) pada tahun
1823 oleh Humphry Davy dan Michael Faraday. Deskripsi pertama mengenai
karbon dioksida padat dilaporkan oleh Charles Thilorier ketika pada tahun 1834
dia membuka kontainer karbon dioksida cair yang diberikan tekanan dan
menemukan pendinginan tersebut menghasilkan penguapan yang menghasilkan
"salju" CO2 padat.
Karbon dioksida bisa kita dapatkan dengan distilasi udara. Namun cara
ini hanya menghasilkan CO2 yang sedikit. Berbagai jenis reaksi kimia dapat
menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan
karbonat logam. Reaksi antara asam sulfat dengan kalsium karbonat adalah:
H2SO4 + CaCO3 CaSO4 + H2CO3
H2CO3 kemudian terurai menjadi air dan CO2. Reaksi ini diikuti dengan
pembusaan atau penggelembungan.
Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti
metana (gas alam), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana),
arang dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi
antara metana dan oksigen:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O
Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur, menghasilkan
pig iron dan karbon dioksida:
56

2 Fe2O3 + 3 C 4 Fe + 3 CO2
Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada
proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:
C6H12O6 2 CO2 + 2 C2H5OH
Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran
karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksireaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah rumit dan tidak bisa
dijelaskan dengan mudah. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan
fotosintesis).
Karbon dioksida larut dalam air dan secara spontan membentuk H2CO3
(asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif antara
CO2, H2CO3, dan HCO3 (bikarbonat) dan CO32(karbonat) bergantung pada
kondisi pH larutan. Dalam air yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5),
bentuk bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam air yang bersifat basa kuat (pH
> 10,4), bentuk karbonat mendominasi. Bentuk karbonat dan bikarbonat
memiliki kelarutan yang sangat baik. Dalam air laut (dengan pH = 8,2 - 8,5),
terdapat 120 mg bikarbonat per liter.
Karbon dioksida secara garis besar dihasilkan dari enam proses:
1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana
metana dikonversikan menjadi CO2.
2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir,
wiski, dan minuman beralkohol lainnya;
4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
6. Secara langsung di ambil dari mata air yang karbon dioksidanya dihasilkan
dari pengasaman air pada batu kapur atau dolomit.

57

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan


konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan
massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,141018 kg, sehingga massa total karbon
dioksida atmosfer adalah 3,010 15 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon
dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah
perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di
ruangan tertutup, ia dapat mencapai 10 kali lebih besar dari konsentrasi di
atmosfer terbuka.
Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada
tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007.
Oleh karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan
penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat
sekitar 35% sejak dimulainya revolusi industri. Pada tahun 1999, 2.244.804.000
ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju
pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.
Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat
lebih besar dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura
dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.
Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi
semasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida. Menurut perkiraan paling
canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer
setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata air panas, seperti yang
terdapat di situs Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di
depresi yang berbentuk mangkuk dengan diameter kira-kira 100 m, konsentrasi
CO2 setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup
untuk membunuh serangga-serangga dan hewan yang kecil, namun menghangat
dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi
semasa pagi hari. Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh
gangguan air danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan akibat
dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700
kematian di Danau Nyos, Kamerun. Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih besar dari kuantitas yang
dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.

58

Terdapat sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam


samudera dalam bentuk CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang terdapat di atmosfer.
Samudera berperan sebagai buangan karbon raksasa dan telah menyerap
sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia." Secara umum,
kelarutan akan berkurang ketika temperatur air bertambah. Oleh karena itu,
karbon dioksida akan dilepaskan dari air samudera ke atmosfer ketika
temperatur samudera meningkat.
Kebanyakan CO2 yang berada di samudera berbentuk asam karbonat.
Sebagian dikonsumsi oleh organisme air sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil
lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Terdapat kekhawatiran
meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman air laut,
sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organismeorganisme yang hidup di air.
Karbon dioksida adalah hasil akhir dari organisme yang mendapatkan
energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen sebagai
bagian dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai respirasi sel. Hal ini
meliputi semua tumbuhan, hewan, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri.
Pada hewan tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh
ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida
diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.
Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer
dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang
menggunakan energi cahaya untuk memproduksi materi organik dengan
mengkombinasi karbon dioksida dengan air. Oksigen bebas dilepaskan sebagai
gas dari penguraian molekul air, sedangkan hidrogen dipisahkan menjadi proton
dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi.
Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk
membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan
melalui repirasi
Walaupun terdapat lubang angin, karbon dioksida haruslah dimasukkan
ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena
konsentrasi karbon dioksida dapat menurun selama siang hari ke level 200 ppm.
Tumbuhan memiliki potensi tumbuh 50 persen lebih cepat pada konsentrasi CO2
sebesar 1.000 ppm.
59

Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan

CO2 selama pernapasan, sehingga

tumbuhan yang berada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan


penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton
CO2 setiap tahunnya, namun hutan matang akan menghasilkan CO2 dari
pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk
biosintesis tumbuhan. Walaupun demikian, hutan matang jugalah penting
sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi.
Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di air laut, sehingga
mempromosikan penyerapan CO2 dari atmosfer.
Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03%
(300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.
Menurut

Otoritas

Keselamatan

Maritim

Australia,

"Paparan

berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat


menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium
fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak.
Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya
kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat
narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi,
dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen
berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusingpusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan
sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala,
keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah
paparan selama lima sampai sepuluh menit."
Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan
karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat
menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama
waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman
maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah
kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil.
Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari
Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH)
adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon
dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa
dan kesehatan.
60

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia.


Inhalasi CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga
persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi
selama lebih dari satu minggu. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi
sebesar 2,0 persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal
selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan
kinerja atau pada aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat
konsentrasi ini.
Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam
ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan
mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas.
Konsentrasi

yang

lebih

besar

dari

1.000

ppm

akan

menyebabkan

ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan


meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini
diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan
manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan
merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual
dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 antara 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm
digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para
penambang biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka
sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida
mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati
sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon
dioksida menyebabkan kematian yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada
tahun 1996. Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong
oksigen keluar, menyebabkan kematian hampir 2000 orang.
CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:

Kebanyakan (sekitar 70% 80%) dikonversikan menjadi ion bikarbonat


HCO3 oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah,[28] dengan
reaksi

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3.

5% 10% larut di plasma


61

5% 10% diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino


Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah

merah, mengangkut baik oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang
diangkut hemoglobin tidak terikat pada tempat yang sama dengan oksigen. Ia
bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena
efek alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi jumlah
oksigen yang dapat diikat. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena
peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam
traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan
tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen
dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr
Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai
darah. Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk
mengijinkan arus darah yang lebih besar ke jaringan yang dituju.
Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju
pernapasan seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan
yang terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan
pernapasan yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang bisa
menyebabkan alkalosis pernapasan.
Walaupun tubuh memerlukan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen
yang rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan
distimulasi oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada
udara bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen
murni) dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya
bagi pilot tempur. Ini juga adalah alasan mengapa penumpang pesawat
diinstruksikan untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu
sebelum membantu orang lain ketika tekanan kabin berkurang, jika tidak maka
terjadi risiko tidak sadarkan diri.
Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat,
pernapasan orang pada umumnya menghasilkan kira-kira 450 liter (sekitar 900
gram) karbon dioksida perhari.
Tubuh manusia butuh sekitar 10.000 liter oksigen per hari agar semua
organ bisa berfungsi dengan baik. Oksigen yang tersedia di udara, terutama di
perkotaan, sudah tercemar berbagai limbah beracun. Akibatnya, oksigen yang
62

kita hirup tidaklah bersih. Ozon merupakan komponen udara segar yang terjadi
secara alami, sebagai hasil reaksi antara sinar ultra violet matahari dengan
lapisan atas atmosfir bumi, dan membentuk lapisan pelindung bumi. Ozon untuk
terapi dibuat dengan cara mengaktifkan oksigen berstandar mutu medis dengan
menggunakan listrik, yaitu memakai alat yang disebut ozon generator.
Terapi ozon diyakini bisa meningkatkan kemampuan transportasi oksigen
dan hemoglobin darah serta meningkatkan ketahanan dan kelenturan sel darah
merah. Terapi ozon juga membentuk peroksida, termasuk alkaoxyl, peraxyl
radicals, singlet axygen, ozonides, carbonyls, dan alkens, yang menghilangkan
plak penyebab penyempitan pembuluh darah bagi penderita hiperlipidemia dan
hiperkolesterolemia, yang bisa menyulut stroke dan jantung
Kegunaan lain dari terapi ozon adalah menonaktifkan bakteri, virus,
jamur, dan protozoa dengan cara merusak selaput pelinung kuman. Dengan
demikian, kuman penyebab hepatitis atau herpes mudah dihancurkan sel-sel
tubuh.
Terapi ozon juga sanggup mencegah proses penuaan dini melalui peningkatan
enzim pengikat radikal bebas (glutathione peroxidase, catalase, dan superoxide
dismutase), menghambat metabolisme sel tumor, meningkatkan kekebalan
tubuh, serta memacu reaksi krebs cycle, yang berakibat meningkatnya
persediaan energi ATP.

Pemakaian ozon dalam dunia medis secara garis besar dapat dibagi :
1. Untuk menangani berbagai masalah yang berhubungan dengan sirkulasi darah,
seperti jantung pasca stroke, migran, dan vertigo.
2. Menangani berbagai penyakit yang berhubungan dengan virus, seperti hepatitis,
dan herpes.
3.

Menangani

luka,infeksi

dan

peradangan

pada

saluran

pencernaan,luka

bakar,infeksi jamur.
4. Sebagai pengobatan komplementer untuk menangani berbagai jenis kanker.
Meningkatkan sistem imunitas tubuh.

63

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang
paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja.
Jadi Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi
kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat di
atmosfer. Atmosfer juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di
bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya
panas

ke

ruang

angkasa

pada

malam

hari.

Atmosfer

juga

merupakan
64

penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga


sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur
sebelum mencapai permukaan bumi. Lapisan atmosfer merupakan campuran
dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas utama dalam udara
meliputi :
1. helium
2. nitrogen
3. oksigen
4. karbondioksida
B.

Saran
Adapun saran dari penulis, dirapkan kepada pemerintah dan masyarakat
untuk selalu menjaga kelestarian dan kesetimbangan udara.
http://enal-season2.blogspot.co.id/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

65

Anda mungkin juga menyukai