MAKALAH
Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan perguruan tinggi, salah satunya dibidang
pengetahuan alam pasti sangat erat kaitannya dengan keterampilan untuk
mengamati dan meneliti objek-objek alam yang terdapat di lingkungan
sekitar. Untuk melakukan pengamatan dan penelitian tersebut, mahasiswa
diberi sarana untuk mewujudkannya yang biasa disebut laboratorium.
Laboratorium merupakan sarana belajar untuk melakukan pengamatan dan
percobaan baik secara individu maupun berkelompok dengan menggunakan
segenap pancaindera, otak, dan tangannya, memecahkan berbagai masalahnya
sendiri atau dari sumber buku atas petunjuk guru, dan kemudian
memperbincangkan hasil-hasil penelaahnya untuk memperoleh pengetahuan
(Amaria 2017).
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang
diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi
sumber daya. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, laboratorium
harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus apapun suatu
laboratorium tidak akan berarti apabila tidak ditunjang oleh pengelolaan
laboratorium yang baik. Pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan
berkaitan dengan unsur-unsur dalam pengelolaan (Susilowati, 2012). Unsur-
unsur pengelolaan laboratorium yang paling pokok ada 6 unsur yaitu: 1)
perencanaan, 2) penataan, 3) pengadministrasian, 4) pengamanan, 5)
perawatan, 6) pengawasan. Unsur-unsur pokok tersebut menjadi dasar
peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi pengelolaan.
Tujuan dari unsur-unsur pengelolaan laboratorium tersebut adalah untuk lebih
meningkatkan hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian terhadap
masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit yaitu
produk lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas (Decaprio, 2013).
2|Page
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas serta aktifitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelola dan pengguna laboratorium
terdiri dari kepala laboratorium, supervisor, penanggung jawab teknis,
koordinator laboratorium, laboran, dan praktikan. Pengelolaan laboratorium
merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna.
Setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur,
memelihara dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya, sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Pengelolaan laboratorium dikatakan baik apabila pengelolaaan laboratorium
tersebut sudah sesuai dengan standar minimal pengelolaan laboratorium yang
telah ditentukan. Keberhasilan pengelolaan laboratorium yang baik sangat
berpengaruh terhadap kualitas suatu laboratorium. Selama ini belum diketahui
bagaimana kualitas pengelolaan laboratorium Kimia Anorganik di jurusan
Kimia, apakah pengelolaannya sudah baik atau belum. Kualitas pengelolaan
laboratorium dapat diketahui melalui evaluasi personal laboratorium meliputi
siswa/mahasiswa sebagai praktikan, tenaga administrasi, laboran, dosen
pengampu praktikum dan kepala laboratorium. Oleh karena itu, mahasiswa
diberi tugas untuk menganalisis tentang pengelolaan laboratorium kimia
anorganik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan peranan dari pengelolaan laboratorium ?
2. Bagaimanakah penilaian mengenai ruangan laboratorium Kimia
Anorganik di jurusan Kimia FMIPA UNESA?
3. Apakah laboratorium Kimia Anorganik di jurusan Kimia FMIPA UNESA
secara keseluruhan sesuai dengan peraturan dan kebutuhan laboratorium
pada umumnya?
3|Page
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dan peranan dari pengelolaan laboratorium.
2. Untuk mengetahui penilaian mengenai ruangan laboratorium Kimia
Anorganik di jurusan Kimia FMIPA UNESA.
3. Untuk mengetahui bahwa laboratorium Kimia Anorganik di jurusan
Kimia FMIPA UNESA secara keseluruhan sesuai dengan peraturan dan
kebutuhan laboratorium pada umumnya.
4|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya
percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi
oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani (Riandi, Tanpa
Tahun).
5|Page
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun
peralatan. Beberapa contoh penataan fasilitas umum lab sudah dikemukakan
sebelumnya, pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada penataan alat.
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama
cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan
bahan kimia saja
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3. Keperangkatan
4. Nilai/ harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat, dan
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot / berat alat (Wahyudi, 2011).
Fasilitas Laboratorium
1. Penerangan
6|Page
2. Ventilasi
3. Air
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah
peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat
menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab
aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian
penting yang harus diperhatikan (Wahyudi, 2011).
7|Page
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses
pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan
kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama
tingkat kebahayaannya (Wahyudi, 2011).
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus
disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti
api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia (Wahyudi, 2011).
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya.
Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya
yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat
dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya
karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada
cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet
bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat
bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya (Wahyudi, 2011).
Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas.
Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima
dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing
kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna
merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan
toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah
(Wahyudi, 2011).
8|Page
label bahan flammable label bahan oksidator
9|Page
kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping
itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang
asap atau ke luar ruangan (Wahyudi, 2011).
Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah
sekunder seperti baki plastik untuk mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor
atau pecah. Wadah sekunder yang diperlukan harus didasarkan atas ukuran wadah
yang langsung diisi bahan kimia, tidak atas dasar volume bahan cair yang ada
dalam wadahnya. Ukuran wadah bahan primer yang perlu disediakan wadah
sekundernya yaitu :
Bahan kimia kadaluarsa, bahan kimia yang tidak diperlukan, dan bahan
kimia yang rusak harus dibuang melalui unit pengelolaan limbah. Ingat bahwa
biaya pembuangan bahan kimia akan meningkat jika ditunggu sampai waktu
cukup lama, oleh karena itu limbah kimia harus dibersihkan setiap saat (Wahyudi,
2011).
Inventarisasi harus dilakukan terhadap bahan kimia yang ada di
laboratorium. Perbaharui label-label yang rusak secara secara periodik.
Inventarisasi harus melibatkan nama bahan, rumus, jumlah, kualitas, lokasi
penyimpanan, dan tanggal penerimaan, nama industri, bahaya terhadap kesehatan,
bahaya fisik, lama dan pendeknya bahaya terhadap kesehatan (Wahyudi, 2011).
10 | P a g e
Di suatu laboratorium, MSDS (Materials Safety Data Sheets) atau sumber
lain yang memberikan informasi tentang resiko bahaya dari setiap bahan harus
ada. Hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan informasi itu, atau jalin
hubungan dengan Rumah Sakit untuk mempermudah penanganan jika terjadi
kecelakaan di laboratorium. Di dalam MSDS biasanya terdapat informasi tentang
nama produk dan industri, komposisi bahan, identifikasi tingkat bahaya,
pertolongan pertama bila terkena bahan itu, cara menangani kecelakaan,
penanganan dan penyimpanan, cara perlindungan fisik, kestabilan dan kereaktifan,
informasi toksikologi, ekologi, transportasi, pembuangan dan aturan pemerintah
yang diberlakukan (Wahyudi, 2011).
11 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
Universitas Negeri Surabaya mempunyai beberapa laboratorium yang
dikelola oleh Fakultas. Laboratorium merupakan sarana belajar untuk melakukan
pengamatan dan percobaan baik secara individu maupun berkelompok dengan
menggunakan segenap pancaindera, otak, dan tangannya, memecahkan berbagai
masalahnya sendiri atau dari sumber buku atas petunjuk guru, dan kemudian
memperbincangkan hasil-hasil penelaahnya untuk memperoleh pengetahuan
(Amaria 2017).
12 | P a g e
4. Untuk mendapatkan pengalaman praktek kimia sebagai dasar melakukan
penelitian lebih lanjut sesuai dengan latar belakang keahlian masing-masing.
13 | P a g e
dan bahan, administrasi, penataan, perawatan, pengamanan, pengawasan,
sampai pengambilan keputusan praktikum apa yang dapat dilakukan dan tidak
dapat dilakukan di Laboratorium tersebut.
B. Penataan
1. Penataan Ruang
14 | P a g e
dan agar pekerjaan dari masing masing bagian, seperti dosen, koas dan
laboran, dapat berjalan dengan kondusif. Terdapat ruang kelas yang
berhubungan dengan Laboratorium dan papan tulis dengan tujuan
menyediakan fasilitas bagi koas atau dosen untuk memberi pengarahan
kepada mahasiswa sebelum melakukan praktikum. Ruang alat dipisah
dengan ruang praktikum bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan alat secara tak sengaja, misal tersenggol, ketika praktikum
berlangsung. Terdapat wastafel di kedua ujung meja praktikum dengan
tujuan mempermudah praktikan untuk membersihkan alat ketika
praktikum berlangsung. Alat alat praktikum yang tidak dapat dipindah
seperti oven, lemari asam, dan alat besar lainnya diletakkan di meja
terpisah dengan meja praktikum dan berada di ujung ruangan sehingga
memudahkan praktikan serta membuat tatanan ruang menjadi lebih rapi.
15 | P a g e
2. Penataan Alat
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan
alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut
berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing)
maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan
penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu
agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam
pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam
memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat
laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur,
indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam
arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas
dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan (Wahyudi,
2011).
Di laboratorium Anorganik Kimia Unesa, alat yang ada
ditempatkan di ruang alat. Penataan alat dikelompokkan sesuai jenisnya.
Namun untuk alat alat praktikum dengan ukuran kecil seperti spatula,
termometer, pipet volume, dan alat kecil lainnya belum memiliki tempat
khusus di ruang alat dan disimpan di lemari ruang laboran. Rak alat di
ruang alat juga terlalu kecil untuk menempatkan alat alat yang dimiliki
laboratorium sehingga beberapa alat masih berada di keranjang
praktikum sesuai dengan judul praktikumnya dan tidak dikembalikan
sesuai dengan jenisnya.
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1) Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai
penyimpan bahan kimia saja
2) Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3) Keperangkatan
4) Nilai/ harga alat
5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
16 | P a g e
7) Bahan dasar penyusun alat, dan
8) Bentuk dan ukuran alat
9) Bobot / berat alat (Wahyudi, 2011).
3. Penataan Bahan
Dalam penyimpanan bahan, penataan berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses
pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya
terutama tingkat kebahayaannya (Wahyudi, 2011).
Bahan di laboratorium kimia anorganik diletakkan pada lemari
yang berada di sudut ruang praktikum. Penempatan lemari dalam tata
ruang memang tidak terlalu mempengaruhi kerja laboratorium, namun
seharusnya bahan kimia ditempatkan pada ruang khusus.
Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan
secara tertutup seperti dalam cabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan
harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar
matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan (Wahyudi, 2011).
C. Pengamanan Keselamatan Kerja
1. Pakaian di Laboratorium
Para pengguna laboratorium harus mengetahui etika berbusana di dalam
laboratorium, yang memiliki tujuan untuk menjaga diri sendiri dari hal
hal diluar dugaan seperti kecelakaan kecelakaan akibat menggunakan
alat dan bahan kimia. Peraturan yang harus diketahui dan telah
diterapkan pada laboratoium kimia anorganik unesa yaitu:
17 | P a g e
a. Menggunakan jas lab pada saat bekerja dan menggunakan pelindung
lain seperti sarung tangan pada saat penggunaan bahan bahan yang
pekat.
b. Perempuan yang memiliki rambut yang panjang diharsukan untuk
mengikat rambutnya.
c. Menggunakan sepatu yang tertutup untuk menghindari kecelakaan
akibat bahan kimia yang bersifat korosif.
Himbauan penggunaan pakaian yang sesuai dengan etika ini sudah sesuai
untuk menghindari terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium.
2. Bekerja dengan bahan kimia
Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
18 | P a g e
g. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada
botol dan diberi label yg jelas.
Sejauh ini pembuangan limbah yang dilakukan di laboratorium anorganik
unesa belum memilah milah tempat pembuangan limbah kimia sisa
praktikum. Selama ini tempat pilah pembuangan hanya ada 2 yaitu
pembuangan bahan cair ke dalam wastafel dan pembuangan bahan padat
ke tempat sampah.
4. Terkena bahan kimia dan jika terjadi kebakaran
Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati
hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik .
b. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya
dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan
tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk, supaya tidak merata.
e. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup
oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya.
Di dalam laboratorium kimia anorganik unesa masih belum ada
himbauan khusus apa yang harus dilakukan jika terkena bahan kimia
yang memiliki sifat yang korosif.
5. Simbol simbol informasi bahan berbahaya
Di dalam laboratorium kimia anorganik unesa sudah memiliki beberapa
tanda untuk bahan bahan yang berbahaya dengan menunjukkan
keterangannya seperti digambar dibawah ini:
19 | P a g e
Gambar. Keterangan simbol simbol pada bahan berbahaya (diambil di
laboratorium anorganik kimia unesa)
20 | P a g e
SIMPULAN DAN SARAN
21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
22 | P a g e