Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN SENYAWA DARI

EKSTRAK HEKSAN, ASETON, ETANOL, DAN AIR DAUN DEWA (Gynura


pseudochina (Lour.) DC)
Harrizul Rivai1), Ayu Amalinah2), Ridho Asra2)
1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
Email: harrizul@phar.unand.ac.id; ayuamalinah1996@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian kualitatif dan kuantitatif kandungan senyawa kimia dari daun dewa (Gynura pseudochina
(Lour.) DC) dengan menggunakan empat pelarut yang berbeda telah diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis kandungan senyawa kimia dan menentukan kadar senyawa kimia dari ekstrak heksan, aseton,
etanol dan air daun dewa. Metode kualitatif yang digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan
pelarut heksan, aseton dan etanol dan air dengan metode infus. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
heksan positif mengandung asam amino dan alkaloid sedangkan ekstrak aseton, ekstrak etanol dan ekstrak air
positif mengandung flavonoid, fenol, tanin dan alkaloid. Metode kuantitatif dari masing-masing ekstrak
dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk senyawa flavonoid, fenol, dan tanin sedangkan metode
gravimetri untuk analisis senyawa alkaloid. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dari
ekstrak aseton, ekstrak etanol dan ekstrak air adalah 0,17 % dan 0,36 %. Senyawa fenol dari ekstrak aseton dan
ekstrak etanol adalah 0,46 % dan 0,33 %. Senyawa tanin dari ekstrak aseton dan ekstrak etanol adalah 0,26 %
dan 0,23 %. Senyawa alkaloid dari ekstrak heksan, ekstrak aseton, ekstrak etanol dan ekstrak air adalah 0,59 %,
0,84 %, 0,79 % dan 7,65 %.

Keywords : Kualitatif, Kuantitatif, Daun Dewa, Gynura pseudochina (Lour.) DC.

ABSTRACT

The qualitative and quantitative studies of chemical compounds from dewa leaves (Gynura
pseudochina (Lour.) DC) by using four different solvents have been investigated. The purpose of this study is to
analyze the content of chemical compound and to determine the levels of chemical compound from hexane,
acetone, ethanol and water extract from dewa leaves. The qualitative method used is maceration by using
solvent hexane, acetone, and ethanol and water by using infusion method. From this study, it showed that
hexane extract contained positive amino acids and alkaloids while acetone extract, ethanol extract and water
extracts were positive for flavonoids, phenols, tannins and alkaloids. The quantitative methods of each extract
were analyzed by using UV-Vis spectrophotometry for flavonoids, phenols, and tannins and the gravimetric
method for alkaloid. From this study, it showed that flavonoid compounds from acetone extract, ethanol extract
and water extract ware 0.17 % and 0.36 %. Phenol compounds from acetone extract and ethanol extract were
0.46 % and 0.33 %. Tannin compounds from acetone extract and ethanol extract were 0.26 % and 0.23 %.
Alkaloid compounds from hexane extract, acetone extract, ethanol extract and water extract were 0.59 %, 0.84
%, 0.79 % and 7.65 %.

Keywords : Qualitative, Quantitative, Dewa Leave, Gynura pseudochina (Lour.) DC.

PENDAHULUAN kanker jenis limpoma secara in vitro


Daun dewa (Gynura pseudochina (Sajuthi et al., 2001).
(Lour.) DC) mengandung beberapa jenis Daun dewa juga merupakan tumbuhan
metabolit sekunder yang dimanfaatkan yang memiliki kandungan senyawa kimia
dalam pengobatan seperti penurunan kadar flavonoid, tanin galat, saponin, dan steroid
kolesterol total serta menaikkan kadar atau triterpenoid (Kementerian Kesehatan
kolesterol HDL (Herwindriandita et al., Republik Indonesia, 2011). Berdasarkan
2006). Tanaman ini juga berkhasiat hasil penapisan fitokimia fraksi n-Butanol
sebagai penghambat pertumbuhan sel daun dewa menunjukkan adanya golongan
senyawa kimia alkaloid, flavonoid,

1
saponin, tanin, steroid atau triterpenoid membandingkan kandungan senyawa
dan minyak atsiri (Djamil & Yenni, 2014). kimia dan kadar kandungan kimia yang
Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat dari masing-masing ekstrak
bahwa daun dewa mengandung alkaloid, tersebut.
flavonoid, saponin, dan tanin (Krisyanella
et al., 2011).
Hasil penelitian analisis kuantitatif dari METODE PENELITIAN
kadar senyawa flavonoid total ekstrak air Alat
daun dewa yaitu sebesar 0,067 % b/b ± Alat-alat yang digunakan adalah
0,007, kadar sari yang larut dalam air dari wadah maserasi (botol gelap), timbangan
ekstrak sebesar 20,251 % ± 0,533 dan analitik (Precisa), corong, penguap putar
kadar sari yang larut dalam etanol 8,593 % (IKA®), krus porselen, cawan penguap,
± 0,794 (Krisyanella et al., 2011). lampu ultraviolet (Camag), sonikator
Penelitian lain juga menyatakan bahwa (Branson 1800), tabung reaksi (Iwaki),
hasil analisis kuantitatif kadar flavonoid spektrofotometer Ultraviolet-Visible
total daun dewa yaitu sebesar 0,0627 % (Shimadzu 1800), corong pisah (Iwaki),
b/b dari 5 gram sampel kering daun dewa Erlenmeyer (Iwaki), labu ukur (Iwaki),
dan aktivitas antioksidan nilai IC50 beaker glass (Iwaki), pipet ukur (Iwaki),
terhadap DPPH pada konsentrasi ekstrak oven (Memmert), kertas saring Whatmann
246,390 µg/mL (Haris, 2011). No. 42.
Pelarut yang digunakan adalah pelarut
yang dapat menyari sebagian besar Bahan
metabolit sekunder yang diinginkan dalam Bahan yang digunakan dalam
simplisia (Departemen Kesehatan penelitian ini adalah serbuk simplisia
Republik Indonesia, 2000). Ekstraksi kering daun dewa (Gynura pseudochina
dengan pelarut didasarkan pada sifat (Lour.) DC), heksan p.a (EMSURE®),
kepolaran zat dalam pelarut saat ekstraksi aseton (Merck®), etanol p.a (EMSURE®),
(Hanani, 2015). Heksan secara luas air suling (CV. NOVALINDO), amoniak
digunakan sebagai pelarut inert dalam (EMSURE®), silica gel 60 F254 20 x 20 cm
reaksi organik karena heksan bersifat (Merck®), Larutan warna II LP, asam galat
sangat tidak polar (Aziz et al., 2009). (Sigma), kuersertin (Sigma), katekin
Aseton merupakan komponen yang (Sigma), dan semua pereaksi di beli dari
hidrofilik dan lipofilik, tercampur dengan Merck: alumunium klorida, kloroform,
air, mudah menguap, dan memilki metanol, etil asetat, asam format, metil etil
toksisitas yang rendah. Etanol memiliki keton, asam klorida, larutan
aktivitas ekstrak yang lebih tinggi heksametilentetraamin, larutan asam asetat
dibandingkan dengan ekstrak air hal ini glasial, ninhydrin, α-naftol, asam nitrat,
disebabkan oleh jumlah polifenol yang asam sulfat, rodamin B, serbuk seng,
lebih banyak terdapat pada etanol serbuk magnesium, serbuk asam borat,
dibandingkan air, hal ini menyebabkan serbuk asam oksalat, besi (III) klorida,
etanol lebih efisien menembus dinding sel vanilin asam sulfat, vanilin asam klorida,
yang memiliki sifat non polar. Air bersifat Folin–Ciocalteau, garam besi (III) klorida,
universal, yang dapat digunakan untuk gelatin, raksa (II) klorida, bismut nitrat,
mengekstraksi semua bagian tanaman asam pikrat, amonium molibdrat, iodium,
(Tiwari et al., 2011). kalium iodida, asam nitrat, larutan frohde,
Penelitian ini bertujuan untuk eter, kalium permanganat, asam asetat
melakukan uji analisis kualitatif dan anhidrida, larutan Baljet, natrium
kuantitatif dari ekstrak heksan, aseton, hidroksida, n– butanol, dietil eter, kertas
etanol, dan air dari daun dewa (Gynura pH.
pseudochina (Lour.) DC). Serta dapat Cara Kerja

2
Penyiapan Sampel penangas air selama 15-20 menit pada
Sampel yang digunakan adalah suhu 98 ºC, lalu saring menggunakan kain
serbuk daun dewa (Gynura pseudochina flanel cukupkan volume hingga diperoleh
(Lour.) DC) yang dibeli di PT Temu ekstrak air daun dewa.
Kencono yang beralamat di Jalan
Koesbidjono Tjonodrowibowo, Desa Analisis Kualitatif dengan Skrining
Sumurejo, RT 01/ RW 03, Gunung pati, Fitokimia
Semarang. Setelah diperoleh ekstrak daun
dewa dari keempat pelarut (heksan, aseton,
Standarisasi Simplisia etanol, dan air), kemudian dilakukan uji
Standarisasi simplisia daun dewa skrining fitokimia sebagai berikut:
(Gynura pseudochina (Lour.) DC) 1. Uji Asam Amino
menurut Departemen Kesehatan Republik a. Larutan 0,1 % Ninhydrin-Aseton
Indonesia (1995) adalah sebagai berikut: (Hanani, 2015)
1. Pemeriksaan Mikroskopik 2. Uji Karbohidrat
2. Pola Kromatografi a. Larutan Fehling A dan Larutan
3. Penetapan Susut Pengeringan Fehling B (Hanani, 2015)
4. Penetapan Kadar Abu Total b. Reaksi Molisch (Hanani, 2015)
5. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut 3. Uji Asam Lemak
Asam a. Larutan Asam Sulfat 25 % (Hanani,
6. Penetapan Kadar Sari Larut Air 2015)
7. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol b. Larutan 0,5 % Rodamin B (Hanani,
2015)
Pembuatan Ekstrak 4. Uji Flavonoid
Pembuatan ekstrak heksan, a. Cara I (Departemen Kesehatn
aseton, etanol dan air. Masukkan 50 mg Republik Indonesia, 1995)
serbuk kering simplisia daun dewa ke b. Cara II (Departemen Kesehatn
dalam maserator, tambahkan 500 mL Republik Indonesia, 1995)
pelarut (perbandingan 1:10 w/v). c. Cara III (Departemen Kesehatn
Direndam selama 6 jam pertama sambil Republik Indonesia, 1995)
sesekali diaduk, kemudian diamkan selama 5. Uji Fenol
18 jam. Maserat dipisahkan dengan cara a. Garam Besi (III) Klorida (Hanani,
filtrasi (penyaringan) menggunakan kain 2015)
flanel, proses penyaringan ini diulang 2 b. Larutan Vanilin Asam Sulfat
kali dengan menggunakan jenis dan (Hanani, 2015)
jumlah pelarut yang sama. Semua maserat c. Larutan Vanilin Asam Klorida
dikumpulkan, kemudian uapkan dengan (Hanani, 2015)
alat penguap putar (rotary evaporator) 6. Uji Tanin
pada suhu di bawah ± 40 ºC sehingga a. Garam Besi (III) Klorida (Hanani,
diperoleh kembali ekstrak cair sebanyak 2015)
500 mL. b. Larutan 1 % Gelatin dalam 10 %
Selanjutnya pembuatan infusa daun Natrium Klorida (Hanani, 2015)
dewa, metode infusa adalah cara ekstraksi 7. Uji Alkaloid
dengan menggunakan pelarut air, pada Reaksi Pengendapan menurut
suhu 96-98 ºC selama 15-20 menit Departemen Kesehatan Republik
(Hanani, 2010). Dengan cara menimbang Indonesia (1995) :
sebanyak 50 gram simplisia daun dewa a. Pereaksi Bouchardat
dan dimasukkan ke dalam panci infus dan b. Pereaksi Mayer
ditambahkan dengan pelarut air suling c. Pereaksi Wagner
sebanyak 500 mL, lalu masukkan ke dalam

3
d. Pereaksi Dragendroff Dari hasil pengujian diperoleh nilai Rf
e. Pereaksi Hager untuk sampel yaitu Rf 1 = 0,21, Rf 2 =
0,25, Rf 3 = 0,32 dan Rf 4 = 0,97
Reaksi Warna menurut Departemen sedangkan untuk nilai Rf pembanding
Kesehatan Republik Indonesia (1995) : (Larutan warna 2 LP) yaitu Rf 1= 0,14
a. Larutan Erdman dan Rf 2 = 0,31.
b. Larutan Asam Nitrat Pekat 3. Susut Pengeringan
c. Larutan Asam Sulfat Pekat Dari pengujian karakterisasi telah
d. Larutan Frohde diperoleh hasil dengan nilai 8,9136 %
8. Uji Antrakuinon ± 0,4502 %.
a. Larutan Asam Klorida 2 N 4. Kadar Abu Total
9. Uji Minyak Atsiri Dari pengujian karakterisasi telah
a. Larutan Kalium Permangant diperoleh hasil dengan nilai 12,8007
b. Larutan Asam Asetat Anhidrida % ± 0,0490 %.
10. Uji Saponin 5. Kadar Abu Tidak Larut Asam
a. Uji busa Dari pengujian karakterisasi telah
11. Uji Glikosida Jantung diperoleh hasil dengan nilai 0,6427 %
a. Pereaksi Baljet ± 0,0777 %.
b. Pereaksi Keller-Kiliani 6. Kadar Sari Larut dalam Air
Dari pengujian karakterisasi telah
Analisis Kuantitatif Kadar Total diperoleh hasil dengan nilai 8,7369 %
kandungan Senyawa Kimia ± 0,0224 %.
7. Kadar Sari Larut dalam Etanol
Setelah dilakukan uji skrining Dari pengujian karakterisasi telah
fitokimia pada ekstrak tanaman, maka diperoleh hasil dengan nilai 7,3190 %
diperoleh hasil positif senyawa kimia yang ± 0,0055 %.
terdapat dalam masing-masing ekstrak.
Kemudian dilakukan uji analisis kuantitatif Analisis Kualitatif Ekstrak Heksan,
untuk menentukan kadar yang ada di Aseton, Etanol, Dan Air Daun Dewa
dalam ekstrak daun dewa, adalah sebagai
berikut : Dari hasil penelitian kandungan
1. Penetapan Kadar Flavonoid Total senyawa kimia pada ekstrak heksan daun
2. Penetapam Kadar Fenol Total dewa yaitu asam amino dan alkaloid, hal
3. Penetapan Kadar Tanin Total ini ditunjukkan dengan terbentuknya
4. Penetapan Kadar Alkaloid Total warna kuning pada percobaan uji kualitatif
dengan menggunakan peraksi Nindyrin-
HASIL DAN PEMBAHASAN Aseton. Sedangkan pada uji alkaloid
Standarisasi Simplisia terbentuknya endapan dengan
menggunakan pereaksi asam sulfat.
1. Pemeriksaan Mikroskopis Pada ekstrak aseton kandungan
Dari hasil pengujian yang didapat senyawa kimia yang terdapat pada daun
yaitu rambut penutup, jaringan bunga dewa yaitu flavonoid, fenol, tanin dan
karang dengan tetes minyak dan urat alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan
daun, epidermis bawah dengan sisik terbentuknya flouorensi kuning intensif
kelenjar, epidermis atas dengan pada percobaan cara III untuk senyawa
mesofil daun, epidermis atas, dan flavonoid. Pada uji fenol terbentuknya
epidermis bawah dengan stomata tipe warna hijau biru pada penggunaan peraksi
anisositik, yang dilihat dengan garam besi (III) klorida dan terbentuknya
perbesaran 400x. warna hijau tua pada penggunaan peraksi
2. Pola Kromatografi Lapis Tipis vanilin-asam sulfat. Pada uji tanin

4
terbentuknya warna hijau coklat pada konsentrasi dapat dilihat pada (Gambar 1,
penggunaan pereaksi garam besi (III) Tabel 1) :
klorida dan terbentuknya endapan pada
penggunaan larutan gelatin. Pada uji
alkaloid terbentuknya endapan pada
penggunaan pereaksi bouchardat, mayer,
wagner, dan dragendroff sedangkan pada
reaksi warna terbentuknya perubahan
warna pada penggunaan larutan asam
sulfat dan asam nitrat.
Pada ekstrak etanol kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada daun
dewa yaitu flavonoid, fenol, tanin dan Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan
alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan Kuersetin dalam Etanol 80 % dengan
terbentuknya flouorensi kuning intensif Pereaksi Alumunium Klorida
pada percobaan cara III untuk senyawa Konsentrasi (ppm) Absorban
flavonoid. Pada uji fenol terbentuknya
warna hijau biru pada penggunaan peraksi 20 0,265
garam besi (III) klorida dan terbentuknya 40 0,410
warna hijau tua pada penggunaan peraksi 60 0,554
vanilin-asam sulfat. Pada uji tanin 80 0,720
terbentuknya warna hijau coklat pada
penggunaan pereaksi garam besi (III) 100 0,861
klorida dan terbentuknya endapan pada Tabel 1. Absorban Larutan Kuersetin
penggunaan larutan gelatin. Pada uji dalam Etanol 80 % dengan Berbagai
alkaloid terbentuknya endapan pada Macam Konsentrasi
penggunaan pereaksi bouchardat, mayer,
wagner, dan dragendroff sedangkan pada Pada hasil penetapan kadar fenol
reaksi warna terbentuknya perubahan total ekstrak aseton dan etanol dengan
warna pada penggunaan larutan asam menggunakan pembanding asam galat
sulfat dan asam nitrat. diperoleh kadar sebesar 0,46 % dan 0,33
Pada ekstrak air kandungan senyawa %. Hasil dari kurva kalibrasi larutan asam
kimia yang terdapat pada daun dewa yaitu galat dalam metanol dan absorban larutan
alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan asam galat dengan berbagai maca
terbentukkan perubahan pada reaksi konsentrasi dapat dilihat pada (Gambar 2,
warna, dimana terbentuknya perubahan Tabel 2) :
warna pada penggunaan larutan asam
sulfat dan asam nitrat.
Analisis Kuantitatif Ekstrak Heksan,
Aseton, Etanol, Dan Air Daun Dewa

Dari hasil penetapan kadar flavonoid


total dengan menggunakan pembanding
kuersetin untuk ekstrak aseton adalah 0,17
% dan ekstrak etanol adalah 0,36 %. Hasil
dari kurva kalibrasi larutan kuersetin
dalam etanol 80 % dan absorban larutan Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Asam
kuersetin dengan berbagai macam Galat dalam Metanol dengan Pereaksi
Folin Ciocalteau Dan Natrium Hidroksida

5
Konsentrasi (ppm) Absorbsan KESIMPULAN
30 0,300 Dari data yang diperoleh dalam penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa:
40 0,394
1. Kandungan senyawa kimia yang
50 0,523 terdapat dalam ekstrak heksan yaitu
60 0,627 asam amino dan alkaloid.
70 0,728 Kandungan senyawa kimia yang
terdapat dalam ekstrak aseton yaitu
Tabel 2. Absorban Larutan Asam Galat flavonoid, fenol, tanin dan alkaloid.
Dalam Metanol Dengan Pereaksi Folin Kandungan senyawa kimia yang
Ciocalteu Dan Natrium Hidroksida terdapat dalam ekstrak etanol yaitu
Pada hasil penelitian kadar tanin flavonoid, fenol, tanin dan alkaloid.
total ekstrak aseton dan etanol dengan Dan kandungan senyawa kimia yang
menggunakan pembanding katekin terdapat dalam ekstrak air yaitu
diperoleh kadar sebesar 0,26 % dan 0,23 alkaloid.
%. Hasil dari spektrum larutan katekin 2. Kadar flavonoid total pada ekstrak
dalam etil asetat dan absorban larutan aseton yaitu sebesar 0,17 %
katekin dalam etil asetat dapat dilihat pada sedangkan pada ekstrak etanol yaitu
(Gambar 3, Tabel 3) : sebesar 0,36 %. Kadar fenol total
pada ekstrak aseton yaitu sebesar
0,46 % sedangkan pada ekstrak
etanol yaitu sebesar 0,33 %. Kadar
tanin total pada ekstrak aseton yaitu
sebesar 0,26 % sedangkan pada
ekstrak etanol yaitu sebesar 0,23 %.
Dan Kadar alkaloid total berturut-
turut dari ekstrak heksan, ekstrak
aseton, ekstrak etanol, dan ekstrak
air yaitu sebesar 0,59 %, 0,84 %,
0,79 %, dan 7,65 %.

Gambar 3. Spektrum Larutan Katekin Ucapan Terimakasih


dalam Etil Asetat Pada kesempatan ini perkenankan
penulis mengucapkan penghargaan dan
terima kasih yang setulusnya atas bantuan,
bimbingan doa, dukungan, semangat dan
Panjang gelombang Absorban perhatian atas terwujudnya tulisan ini.
280 0,513 Selanjutnya penulis ucapkan juga terima
Tabel 3. Absorban Larutan Katekin Dalam kasih kepada sekolah tinggi ilmu farmasi
Etil Asetat (STIFARM) padang yang telah
memberikan saranan serta fasilitas yang
Sedangkan pada penetapan kadar sangat memadai selama penelitian ini
alkaloid total ekstrak heksan, aseton, berlangsung.
etanol, dan air daun dewa dengan
menggunakan metode gravimetri di DAFTAR PUSTAKA
peroleh kadar berturut-turut sebesar 0,59
%, 0,89 %, 0,79 % dan 7,65 %. Aziz, T., Cindo, R., & Fresca, A. (2009).
Pengaruh Pelarut Heksana dan
Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu
Ekstraksi Terhadap Hasil Ekstraksi

6
Minyak Kopi. Jurnal Teknik Krisyanella, Femiwati, Rivai, H. (2011).
Kimia.16 (1), 1-8. Karakterisasi ekstrak air daun dewa
Departemen Kesehatan Republik (Gynura pseudochina (L.) DC dan
Indonesia. (1995). Materia Medika penetapan kadar flavonoid totalnya.
Indonesia. (Jilid IV). Jakarta: Jurnal Farmasi Higea, vol. 3 (1):
Direktorat Jendral Pengawasan Obat 16-24.
dan Makanan. Sayuthi D. 2001, Ekstraksi, fraksinasi,
Departemen Kesehatan Republik karakterisasi dan uji hayati in vitro
Indonesia. (2000). Parameter senyawa bioaktif daun dewa
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan (Gynura pseudochina (Linn.) DC.
Obat. (Edisi 1). Jakarta: Direktorat sebagai antikanker. Buletin Kimia
Jendral Pengawasan Obat dan 2001; 1(2): 75-79.
Makan, Direktoran Pengawasan Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G.,
Obat Tradisional & Kaur, H. (2011). Phytochemical
screening and extraction: A review.
Djamil, R., & Yenni, C., (2014). Isolasi dan Internation Pharmaceutica Sciencia.
Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam
1 (1), 98-106.
Fraksi n-Butanol Daun Dewa (Gynura
pseudochina (L.) DC) secara
Spektrofotometri UV-Cahaya Tampak.
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 12
(1), 93-98.

Hanani, E. (2014). Analisis Fitokimia. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Haris, M. (2011). Penentuan Kadar


Flavonoid Total dan Aktivitas
Antioksidan dari Daun Dewa
(Gynura pseudochina[Lour] DC)
dengan Spektrofotometer UV-
Visibel (Skripsi). Padang:
Universitas Andalas.
Herwindriandita, Kusumuayanti, S. Dan
Nawawi, A., 2006, Telaah fitokimia
daun dewa (Gynura pseudochina
(Lour.) DC., Skripsi, Sekolah
Farmasi ITB, hhtp://bahan-
alam.fa.itb.ac.id (diakses tanggal 5
Mei 2009).
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, (2011). Formularium
Obat Asli Indonesia. Volume 1.
Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai