Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. TUJUAN PECOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan :
1. Terampil dalam melakukan oksidasi alkohol sekunder siklik.
2. Dapat memahami reaksi oksidasi alkohol sekunder siklik.
C. LANDASAN TEORI
Pembuatan sikloheksanon merupakan oksidasi alkohol sekunder siklik
menjadi keton siklik dengan menggunakan kalium kromat sebagai oksidator
dalam suasana asam
H OH O
[O] + H2O
R C OH R C O R C O
H aldehida asam
Alkohol primer
R’ R’
R C OH oksidator R C O
H
Alcohol tersier tidak dapat dioksidasi. Oksidator yang umum digunakan di
laboratorium untuk tujuan ini adalah asam kromat. H2CrO4 (diturunkan dari
kalium dikromat, K2Cr2O7, dan asam kuat), dan kromat anhidrida, CrO3 yang
keduanya mengandung Cr6+. Contoh reaksi ini adalah oksidasi sikloheksanol
menjadi sikloheksanon
H
O
OH
Sikloheksanol sikloheksanon
Td 161 ºc td 155,6ºc
(Rasyid, 2009 : 136 dan 137).
Oksidasi lembut yang terkendali dari alcohol-alkohol sekunder
menghasilkan keton. Turunan hidrokarbon yang molekulnya mempunyai ikatan
rangkap dari karbon ke oksigen, sebagai ganti kedua hydrogen, pada posisi yang
bukan ujung rantai, disebut keton. Persamaan umum berikut melukiskan oksidasi
keseluruhan:
RCHR’ + [O] RCR’ + H2O
OH OH
(Keenan, 1992: 388).
Alkohol dengan sekurang-kurangnya satu hydrogen melekat pada karbon
pembawa hidroksil dapat dioksidasi menjadi senyawa karbonil. Alcohol primer
menghasilkan aldehida, yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam
karboksilat. Alcohol sekunder menghasilkan keton. Perhatikan bahwa sewaktu
alcohol dioksidasi menjadi aldehida atau keton dan kemudian menjadi asam
karboksilat, jumlah ikatan diantara atom karbon rektif dan atom oksigen
meningkat dari satu menjadi dua dan menjadi tiga. Dengan kata lain, kita katakana
bahwa bilangan oksidasi karbon itu naik sewaktu kita bergerak dari alcohol
menjadi aldehida atau keton, lalu menjadi asam karboksilat
OH O O
zat pengoksidasi zat pengoksidasi
R C H R C H R C OH
H aldehida asam
Alcohol primer
OH O
R C R’ zat pengoksidasi
R C R’
H keton
Alcohol sekunder
Alcohol tersier, karena tidak memiliki atom hydrogen pada karbon pembawa
hidroksil, tidak menjadi jenis oksidasi ini (Hart, 2003: 235).
Apabila gugus alcohol primer dari glukosa D-glukopiranosa dioksidasi
menggunakan molekul oksigen dengan system katalis tripel yang sama dalam
pelarut asam asetat akan menyebabkan cincin glukosa terbuka lebih dahulu
menghasilkan asam 6-asetil glukona yang dapat membentuk polyester bila
direaksikan dengan suatu amina
O
O2/Pd(OAc)2/HQ/HPA
H OH
HO H
D- glukosa H OH
H OH
O
CH3
Asam g-asetil glukonat
Selain oksidasi terhadap gugus alcohol primer dari D-sorbitol, oksidasi terhadap
gugus alkohol sekunder dari D-sorbitol menggunakan molekul oksigen dengan
system katalis pelarut palladium (II)-benzokinon-heteropolyacid dalam pelarut
aseton menghasilkan 𝛽-asetoksi-𝛼-hidroksi-asam propionate dimana gugus
alcohol primer diproteksi terlebih dahulu kedalam bentuk ester dari asam asetat
(Bangun, 2005, vol. 9).
Oksidasi alcohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alcohol yang
berlebih dan aldehid bisa dipisahkan melalui destilasi sesaat setelah terbentuk.
Alcohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup
untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin
setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alcohol primer sedeerhana, maka kan
dihasilkan aldehid etanol, CH3CHO. Dalam kimia organic, versi-versi sederhana
dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap
zat-zat organic yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen
pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. untuk melangsungkan oksidasi sempurna,
kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar
aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam
campuran. Alcohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi
berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan
destilasi. Pada tahap reaksi alcohol primer, kita melihat bahwa ada sebuah atom
oksigen yang “disisipkan” antara atom karbon dan atom hydrogen dalam gugus
aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alcohol sekunder, tidak ada
atom hydrogen semacam itu, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat (Clark,
2007).
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton
dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida dan senyawa-senyawa beroksigen
lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alcohol dan eter.
Keton yang paling sedrhana adalah aseton. Keton dapat dihasilkan dengan
oksidasi alcohol sekunder. Proses ini memerlukan oksidator kuat seperti kalium
permanganate, kalium dikromat, atau senyawa lain yang mengandung Cr(VI).
Alcohol dioksidasi dengan pemanas refluks pada larutan asam. Sebagai contoh 2-
propanol dioksidasi menjadi aseton. Dua atom hydrogen dilepas, menjadikan
atom oksigen berikatan ganda dengan atom karbon (Wikipedia, 2013).
E. PROSEDUR KERJA
1. Menimbang kalium bikromat
2. Melarutkan 20,5 gram kalium bikromat dalam 100 mL air dalam gelas
kimia 250 mL.
3. Menambahkan dengan hati-hati 10 mL asam sulfat pekat kedalam larutan
kalium bikromat.
4. Mendinginkan campuran sampai 30ºC
5. Memasukkan 10 mL sikloheksanol kedalam labu destilasi 500 mL
6. Menambahkan larutan kalium bikromat sedikit demi sedekit kedalam labu
destilasi 500 mL
7. Mengocok campuran sampai campuran bercampur dengan baik, mengamati
suhu campuran akan menjadi panas
8. Mendinginkan bagian luar labu dengan air dingin apabila suhu mulai 50ºC
dan tidak lebih dari 60ºC
9. Mendinginkan labu diudara ± ½ jam sambil sesekali dikocok apabila
temperature campuran tidak melebihi dari 60ºC
10. Menambahkan 100 mL aquades kedalam labu destilasi
11. Memasang alat pendingin untuk destilasi (tanpa termometer)
12. Mendestilasi campuran sampai diperoleh 50 mL destilat yang terdiri dari
dua lapisan , lapisan air dan lapisan sikloheksanon (minyak)
13. Menimbang natrium klorida hingga di peroleh 13 gram
14. Menjenuhkan campuran reaksi dengan 13 gram NaCl, memisahkan lapisan
sikloheksanon (lapisan atas)
15. Mengekstraksi lapisan air dengan 12 mL petroleum eter
16. Menimbang Magnesium sulfat hingga diperoleh 3 gram
17. Menyatukan ekstrak dengan lapisan sikloheksanon, kemudian
mengeringkan dengan 3 gram magnesium sulfat anhidrat
18. Menyaring larutan kering kedalam gelas kimia
19. Menimbang gelas ukur, kemudian memasukkan larutan ke gelas ukur
20. Mencatat hasil akhir yang diperoleh (mencatat volume sikloheksanon yang
diperoleh)
F. HASIL PENGAMATAN
NO. Aktifitas Hasil
1. 20,5 gram kalium bikromat + Larutan berwarna orange
100 mL aquades
2. Larutan warna orange + 10 mL Larutan berwarna orange kemerahan
H2SO4 pekat dan panas
3. 10 mL sokloheksanol + Larutan Larutan berwarna hitam pekat, panas
kalium bikromat dan suhunya 49ºC
4. Mendestilasi larutan Diperoleh destilat 50 mL
5. Menjenuhkan destilat dengan Larutan berwarna keruh. Terbentuk 2
13 gram NaCl lapisan, dimana lapisan atas
berminyak dan lapisan bawah tidak
berminyak
6. Lapisan bawah + 12 mL Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
petroleum eter (dimasukkan berminyak dan lapisan bawah tidak
kembali kedalam corong pisah) berminyak
7. Lapisan atas + MgSO4 anhidrat Diperoleh larutan bening
G. ANALISIS DATA
Diketahui : Mr sikloheksanol (C6H11OH) = 100 g/mL
Mr sikloheksanon (C6H10O) = 98 g/mL
Volume sikloheksanol = 10 mL
Massa jenis sikloheksanol = 0,94 g/mL
Massa jenis sikloheksanon = 0,947 g/mL
Volume praktek sikloheksanon = 8,4 mL
Ditanyakan : Rendemen = . . . . ?
Penyelesaian :
Massa sikloheksanol = Massa jenis sikloheksanol x volume sikloheksanol
= 0,94 g/mL x 10 mL = 9,4 g
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑙
Mol sikloheksanol = 𝑀𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑙
9,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 100 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,094 mol
Massa sikloheksanon = Massa jenis sikloheksanol x volume praktek
= 0,947 g/mL x 8,4 mL
= 7,955 g
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑛
Mol sikloheksanon = 𝑀𝑟 𝑠𝑜𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑛
7,955 𝑔
= 98 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0, 081 mol
1 mol sikloheksanol ~ 1 mol sikloheksanon
𝑔 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑛
X sikloheksanon = 𝑀𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑜ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑛𝑜𝑙
9,4 𝑔 𝑥 98 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 100 𝑔/𝑚𝑜𝑙
921,2 𝑔2/𝑚𝑜𝑙
= 100 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 9,212 g
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% Rendemen = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
7,955 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 9,212 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%
= 0,8635 x 100 %
= 86,35 %
H. KOMENTAR PRAKTIKAN
Pada percobaan pembuatan sikloheksanon ini, yang menjadi bahan utama
adalah sikloheksanol. Mula-mula kalium bikromat ditimbang agar diperoleh
massa sebanyak 20,5 gram. Setelah itu 20,5 gram kalium bikromat dilarutkan
dalam 100 mL air yang menghasilkan larutan berwarna orange. Fungsi dari
kalium bikromat yaitu sebagai oksidator, lalu aquades berfungsi untuk melarutkan
serbuk kalium bikromat agar menjadi larutan. Kemudian ditambahkan asam sulfat
pekat sebanyak 10 mL yang berfungsi untuk memberikan suasana asam pada
larutan karena oksidasi dapat berlangsung dengan baik pada suasana asam, selain
itu asam sulfat juga berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Setelah
dilakukan pencampuran, terjadi perubahan warna menjadi orange kemerahan dan
larutan menjadi panas. Hal ini menandakan system melepaskan kalor ke
lingkungan (reaksi eksiterm). Campuran kemudian di dinginkan sampai 30ºc
dengan mendinginkan bagian luar gelas dengan air es. Tujuan didinginkan agar
tidak terjadi oksidasi lebih lanjut. Jika suhunya diatas 30ºC maka dikhawatirkan
terjadi pemutusan ikatan antara molekulnya sehingga sikloheksanon tidak
terbentuk.
Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu destilasi yang
telah berisi 10 mL sikloheksanol. Sikloheksanol disini berfungsi sebagai bahan
baku dalam pembuatan sikloheksanon yang akan mengalami oksidasi. Campuran
tersebut dikocok dan menghasilkan larutan yang berwarna hitam pekat dan suhu
larutan menjadi panas, suhunya 49ºC. suhu larutan menjadi panas menandakan
system melepaskan kalor ke lingkungan yang disebut reaksi eksoterm. Larutan
yang dihasilkan berwarna hitam pekat disebabkan karena kalium bikromat
mengalami reduksi. Penambahan dilakukan sedikit demi sedikit untuk menjaga
suhu campuran agar tidak kurang dari 50ºC dan tidak lebih dari 60ºC. ini
disebabkan karena untuk memperoleh larutan sikloheksanon harus mencapai suhu
optimal dimana kondisi optimum reaksi redoks pada percobaan ini adalah pad
temperature 50-60ºC. Kemudian campuran didinginkan di udara sambil dikocok
dan suhu campuran konstan pada suhu 49ºC karena tidak lagi mengalami
perubahan suhu.
Selanjutnya dilakukan destilasi untuk memisahkan sikloheksanon dari
campuran lainnya, sebelumnya ditambahkan 100 mL aquades untuk melarutkan
sikloheksanon agar dapat terpisah dari campuran lainnya. Di dalam labu destilasi
ditambahkan batu didih. Batu didih berguna untuk mengurangi letupan-letupan
pada saat campuran mendidih. Pada mulut labu juga ditutup dengan menggunakan
aluminium poil yang berfungsi untuk mengurangi pengaruh suhu kalor
disekeliling labu destilasi. Destilat yang dihasilkan sebanyak 50 mL yang terdiri
dari 2 lapisan yaitu lapisan sikloheksanon/minyak (atas) dan lapisan air (bawah).
Terbentuk 2 lapisan tersebut disebabkan karena sifat kepolaran yaitu
sikloheksanon bersifat nonpolar, sedangkan air bersifat polar. Selain dari sifat
kepolaran, juga disebabkan karena perbedaan massa jenisnya, massa jenis
sikloheksanon/minyak yaitu 0,947 gram/mL, sedangkan massa jenis air 1,00
gram/mL. setelah terbentuk 2 lapisan, selanjutnya dilakukan penjenuhan dengan
13 gram NaCl bersih. Tujuan penjenuhan ini yaitu untuk mengikat air yang
bercampur dengan sikloheksanon dan juga untuk menetralkan campuran. NaCl
dapat larut dalam air namun tidak larut dalam sikloheksanon, sehingga hasilnya
masih terbentuk 2 lapisan, dimana lapisan atas berminyak dan lapisan bawah tidak
berminyak. Setelah itu lapisan bawah yang merupakan air diekstraksi dengan
menambahkan petroleum eter sebanyak 12 mL. tujuan penambahan petroleum
eter adalah untuk mengikat sisa-sisa sikloheksanon yang terdapat pada lapisan air.
Hasil ekstraksi yang diperoleh dicampurkan dengan lapisan sikloheksanon.
Larutan ini kemudian dikeringkan dengan menambahkan 3 gram Magnesium
sulfat, tujuannya untuk mengikat air yang masih tersisa dalam larutan. Hasil yang
diperoleh adalah larutan bening. Lalu larutan ini disaring dan diproleh larutan
sikloheksanon dengan volume 8,4 mL. Berdasarkan analisis data persen rendemen
yang diperoleh adalah 86,35 %.
Reaksi yang terjadi pada pembuatan sikloheksanon ini, yaitu:
Tahap 1: K2Cr2O7 2 K+ + Cr2O72-
H2SO4 2 H+ + SO42-
Cr2O7 + 2 H+ 2 CrO3 + H2O
Tahap 2 :
OH O OH O
+ O Cr OH H +O Cr OH
OH OH
O O
O Cr OH O Cr OH O O
H H2O OH + Cr OH + H2O
OH
OH O
+ K2Cr2O7 + H2SO4 + Cr2(SO4) + 7H2O + K2SO4
I. KESIMPULAN
1. Oksidasi alcohol siklik dapat dilakukan dengan mengoksidasi alcohol
sekunder siklik dengan oksidator kalium dikromat dalam suasana asam
pada suhu 50-60ºC.
2. Oksidasi alcohol sekunder siklik yaitu senyawa oksidasi siklik dengan
menghilangkan atom H pada gugus hidroksil pada senyawa alcohol siklik
membentuk keton siklik.
J. SARAN
Sebaiknya praktikan memastikan alat yang digunakan baik dan bersih agar
hasil yang diharapkan sesuai. Selain itu, praktikan juga harus berhati-hati dalam
melakukan pencampuran karena terdapat beberapa larutan yang berbahaya dalam
laboratorium. Juga diharapkan kerja sama antar anggota kelompok agar hasil
percobaan hampir mendekati teori.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelasan. Jakarta: Erlangga.