Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LITERATUR KIMIA SEKUNDER DAN PRIMER

OLEH:

Sri Nurfadillah Ningsih

1713042002

PENDIDIKAN KIMIA B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018/2019
A. Cara Menggunakan Literatur Kimia Sumber Primer

Dalam menggunakan literatur penelusur harus memilih sumber-sumber literatur


kredibel dan mutakhir, dengan melihat aspek: (1) relevansi judul literatur; (2) keterbaruan
data literatur (up todate); dan (3) sumber informasi literatur yang akan dijadikan bahan
tulisan/penelitian. Sebaiknya dalam memanfaatan hasil penelusuran diutamakan dari sumber
referensi primer (proporsi 80%) dan selebihnya referensi sekunder (20%). Sumber referensi
primer, terdiri atas jurnal, prosiding/makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
paten, standar, dan dokumen sejarah (Nashihuddin, 2016: 4)
Menurut metode penelitiana.wordpress.com Adapun Cara-cara menggunakan literature
kimia sumber primer.
Langkah1: Formulasikan Permasalahan
a. Pilihlah topik yang sesuai isu dan minat
b. Permasalahan harus ditulis secara lengkap dan tepat
Langkah 2: Cari Literatur sumber primer
a. Cari literatur yang relevan dengan penelitian
b. Dapatkan gambaran(overview) topik penelitian
c. Sumber sumber penelitian sangat membantu bila didukung pengetahuan topik yang
dikaji.
d. Sumber sumber tersebut berikan gambaran/ringkasan penelitian sebelumnya
Langkah 3: Evaluasi Data
a. Lihatlah kontribusi apa saja terhadap topik yang dibahas
b. Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai kebutuhan guna mendukung penelitian
c. Data bisa berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun data yang berasal dati
kombinasi keduanya
Langkah 4: Analisis dan Interpretasikan
Diskusikan dan temukan serta ringkas literatur
Menurut (Hartinah. 2010: 2), cara-cara menggunakan literatur yang baik yaitu:
1. Menentukan topic yang kita cari
2. Menentukan kata kunci
3. Menentukan batasan penelusuran
4. Penggunaan hasil penelusuran
5. Rentang waktu yang diinginkan
6. Bahasa yang dipakai
7. Cakupan geografis
8. Bahasa yang digunakan dalam literature
9. Jenis Dokumen
10. Memilih sarana penelusuran
11. Mencatat hasil penelusuran
12. Menemukan lokasi informasi yang telah ditelusur.
Menurut (Muthmainnah latief. 2011) langkah-langkah menggunanakan literatur primer :
Langkah yang pertama adalah formulasi masalah.
Formulasi masalah merujuk pada kegiatan memilih topik yang akan ditelusuri
literaturnya
Langkah kedua adalah pengumpulkan data
mengumpulkan tulisan yang akan dipelajari menanyakan langsung kepada kolega atau
kenalan (Invisible college approach)apakah mereka memiliki tulisan-tulisan yang terkait
dengan topik yang akanditelaah atau tidak
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bagian tulisan yang akan dibaca.
Tidak seluruh dari suatu tulisan yang telah terkumpul dibaca dari awal hingga akhir.
Kita perlu menetapkan bagian yang mana yang perlu dicermati dan bagian yang mana yang
tidak.Kita perlu membuat kriteria untuk memilih bagian mana yang harus dibaca bagian
mana yang tidak.
Langkah keempat adalah evaluasi data.
Bahan bacaan yang telah terkumpul perlu dievaluasi mana yang ’sampah’ mana yang
bukan. Perbedaan prosedur dalam menentukan kriteria untuk menetapkan validitas bahan
bacaan akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Langkah kelima adalah analisis dan interpretasi.
Bahan literatur yang telah diseleksi dan telah dipelajari pada akhirnya perlu ditelaah,
dianalisis dan ditafsirkan. Prosedur untuk menganalisis dan mentafsirkannya perlu
ditetapkan. Perbedaan kriterianya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Dan, langkah yang terakhir dalam menelusuri literatur adalah penulisan, penyajian hasil.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara-cara menggunakan literatur
kimia primer yaitu:
1. Formulasikan Permasalahan
2. Cari Literatur kimia sumber primer
3. Evaluasi Data
4. Analisis dan Interpretasikan
B. Cara-cara menggunakan literatur kimia sumber sekunder
Menurut dunialibrary (2011) cara menggunakan literatur kimia sekunder dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu :
1. Penelusuran manual dengan mengunakan publikasi tercetak, bibliografi, abstrak, indeks
serta katalog perpustakaan.
2. Penelusuran dengan cara akses langsung atau online ke penyedia pangkalan data
computer yang ada didalam maupun diluar negeri.
3. Penelusuran dengan menggunakan CD-ROM dan pangkalan data yang dibangun
sendiri.
Menurut (Hartinah. 2010: 2), cara-cara menggunakan literatur yang baik yaitu:
1. Menentukan topic yang kita cari
2. Menentukan kata kunci
3. Menentukan batasan penelusuran
4. Penggunaan hasil penelusuran
5. Rentang waktu yang diinginkan
6. Bahasa yang dipakai
7. Cakupan geografis
8. Bahasa yang digunakan dalam literature
9. Jenis Dokumen
10. Memilih sarana penelusuran
11. Mencatat hasil penelusuran
12. Menemukan lokasi informasi yang telah ditelusur.
Menurut Wordpress.com Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah
itu akan dilakukan secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan secara manual,
maka kita harus menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data yang
potensial, yaitu: lokasi internal dan / atau lokasi eksternal. Jika pencarian dilakukan secara
online, maka kita perlu menentukan tipe strategi pencarian; kemudian kita memilih layanan-
layanan penyedia informasi ataupun database yang cocok dengan masalah yang akan kita
teliti.
Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah berikutnya ialah
melakukan penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan dilakukan agar kita hanya
mendapatkan data sekunder yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat kita abaikan.
Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat dilaksanakan.
Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu,
khususnya berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa
kualitas data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat
kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti.
Tahap terakhir ialah menggunakan data tersebut untuk menjawab masalah yang kita
teliti. Jika data dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, maka
tindakan selanjutnya ialah menyelesaikan penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan
untuk menjawab masalah, maka pencarian data sekunder harus dilakukan lagi dengan strategi
yang sama.
Dalam menggunakan literatur penelusur harus memilih sumber-sumber literatur
kredibel dan mutakhir, dengan melihat aspek: (1) relevansi judul literatur; (2) keterbaruan
data literatur (up todate); dan (3) sumber informasi literatur yang akan dijadikan bahan
tulisan/penelitian. Sebaiknya dalam memanfaatan hasil penelusuran diutamakan dari sumber
referensi primer (proporsi 80%) dan selebihnya referensi sekunder (20%). Sumber referensi
primer, terdiri atas jurnal, prosiding/makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
paten, standar, dan dokumen sejarah (Nashihuddin, 2016: 4)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan cara-cara menggunakan literatur
kimia sumber sekunder yaitu
1. memilih metode pencarian data sekunder
2. melakukan penyaringan dan pengumpulan data
3. data yang telah terkumpul kita evaluasi
4. menggunakan data tersebut untuk menjawab masalah yang kita teliti

C. Cara Menulis Informasi Dari Sumber Primer Dan Sekunder


Menurut Wahyudioetomo, 2015. Ketika kita mengerjakan tulisan akademik ditingkat
universitas, anda diharapkan merujuk penulis yang hasil kerjanya kita gunakan.
Informasi yang diambil tersebut bisa dalam bentuk kata-kata, kalimat, informasi, data, ide
ataupun konsep. Setiap kali anda melakukannya, sangat penting untuk mengidentifikasi hasil
kerja orang lain tersebut dengan cara mencantumkan referensi baik itu dalam konteks kalimat
(in textcitation) ataupun dalam daftar pustaka (reference list). Hal inilah yang disebut
referensi. Ada 2 cara dalam menuliskan sebuah informasi
1. Melakukan kutipan tidak langsung (indirect quotation)
Hal ini yang sangat dianjurkan untuk digunakan. Jika anda membaca sebuah tulisan
menarik dan anda ingin mencantumkannya ke dalam tulisan anda, maka sebaiknya Anda
rubah kalimat asli penulis ke dalam bahasa Anda sendiri yang mudah dimengerti oleh
pembaca Anda. Dan jangan lupa untuk mencantumkan nama penulis diikuti tahun penerbitan.
Ini akan membuat Anda ”lebih aman” dari tuduhan plagiarisme atau pembajakan hasil karya
orang lain.
2. Melakukan kutipan langsung (direct quotation)
Kutipan langsung adalah anda mengcopy-paste (maksimum 40 kata saja!!!) apa yang
ditulis oleh penulis asli yang anda rasa sangat penting dimasukkan ke dalam tulisan Anda.
Untuk penulisan ilmiah, maksimal anda hanya boleh melakukannya tidak lebih dari 5 kali
kutipan. Kalimat yang dikutip sama persis diberi tanda satu kutip (”) pada bagian awal dan
akhir kutipan. Nama belakang penulis, tahun publikasi serta nomor
halaman harus dicantumkan.
Menurut (Ruday, 2012: 3) Dalam menuliskan informasi yang diambil dari sumber
primer maupun sekunder, maka hal yang harus diperhatikan adalah cara-cara Penulisan
kutipan. Penulisan kutipan bertujuan untuk menjelaskan apakah baris-baris kalimat yang
ditulis murni pemikiran Anda atau hanya mengambil pendapat atau pemikiran orang lain.
Ada dua cara penulisan kutipan, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Berikut
iniadalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan kutipan.
1. Hendaknya sebuah kutipan sesuai dengan masalah yang sedang dibahas.
2. Jangan membuat kutipan yang terlalu panjang.
3. Jika terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan kutipan langsung bisa menyebabkan
perubahan arti atau kesalapahaman, jangan ragu untuk membuat kutipan langsung
A. Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil teks secara persis dari sumbernya dan
ditulis apa adanya. Berikut ini adalah beberapa aturan penulisan kutipan langsung.
Kutipan langsung kurang dari empat baris; hendaknya ditulis sebagai bagian dari kalimat
dengan memberikan tanda petik dua (“) pembuka dan penutup. Tanda petik penutup
diberikan setelah titik penutup kalimat, sedangkan permulaan kutipan menggunakan huruf
kapital. Jika kutipan merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan tersebut tidak dimulai
dengan huruf kapital. Kutipan langsung lebih dari empat baris; hendaknya ditulis tersendiri,
tidak masuk ke dalam kalimat, menjorok kedalam setelah lima ketukan. Apabila awal kutipan
tersebut adalah awal suatu alinea, baris pertama kutipan dimulai pada ketukan ke-11 dengan
jarak baris satu spasi. Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap. Dikatakan
tidak perlu lengkap karena terdapat beberapa bagian dalam pendapat itu yang tidak berkaitan
dengan bahasan dan tidak berpengaruh jika Anda menghilangkannya. Selain ketentuan-
ketentuan penulisan tersebut, ketentuan tambahan untuk kutipan elips adalah sebagai berikut.
Apabila bagian yang dibuang adalah bagian depan atau awal tulisan, mulailah kutipan
tersebut dengan tiga titik. Namun, jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga
titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan.
Apabila bagian belakang atau bagian akhir yang dibuang, akhiri kutipan tersebut dengan
empat titik dengan rincian: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik
sisanya menunjukkan tanda baca penutup.

B. Penulisan Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang meminjam pendapat seseorang yang
ditulis menggunakan bahasa penulis sendiri. Di sini, penulis hanya mengambil intisari
pendapat tersebut dan ditulis tanpa tanda petik dua serta terpadu dengan teks atau tata bahasa.
Berikut ini adalah beberapa aturan penulisan kutipan tidak langsung. Kutipan tidak langsung
panjang adalah kutipan yang lebih dari satu paragraf. Anda harus menulis nama sumber
kutipan untuk memulai sebuah kutipan tanpa tahun dan nomor halaman. Pada akhir kalimat
kutipan, Anda hendaknya menuliskan sumber kutipan secara lengkap dengan nama, tahun,
nomor, halaman dalam sebuah tanda kurung, tidak ditulis dalam tanda petik karena ia
merupakan kesatuan dalam tata bahasa. Ketentuan penggunaan spasi dan margin tidak
dibedakan dengan teks yang lain. Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan yang hanya
satu paragraf atau hanya berupa kalimat. Ditulis menyatu dengan teks lainnya dan tidak
ditulis di dalam tanda petik. Sumber kutipan dapat diletakkan di awal dan di akhir kalimat.

D. Cara Menulis Daftar Pustakan Sumber Primer dan Sumber Sekunder


1. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku
Cara menulisnya, Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun
terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit.
Contoh: Nawawi, Hadani, 1995, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada Press.

2. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Skripsi / Tesis / Disertasi


Cara penulisan : Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), Tahun, Judul
Skripsi/tesis/disertasi (dicetak tegak, diapit dua tanda petik “…..”), kata skripsi/tesis/disertasi
(dicetak miring), kota tempat perguruan tinggi: Nama Perguruan Tinggi.
Contoh: Elhasany, Zain, 2016, “Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perkosaan Anak
di Bawah Umur : Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif”, Skripsi, Jepara: UNISNU
Jepara.

3. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal


Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), Tahun terbit, Judul artikel (dicetak
tegak, diapit dua tanda petik “….”), Nama jurnal (semua kata diawali dengan huruf besar,
dicetak miring), nomor edisi (nomor volume/bulan, bila ada), halaman dimana artikel berada.
Contoh: Woodward, Mark R., 2005, “Religion, Culture, and regime change: reformasi in
Yogyakarta”, International Journal Ihya ‘Ulumal-Din, 86 (4), 1675-1710.

4. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Majalah


Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), Tahun terbit, Judul artikel (dicetak
tegak, diapit dua tanda petik “….”), Nama Majalah (semua kata diawali dengan huruf besar,
dicetak miring), tanggal dan bulan, halaman.
Contoh: Heryanto, Ariel, 2011, “Indonesia dalam Kajian tentang Indonesia”, Tempo, 20
November, 128-9.

5. Contoh Cara Menulis Daftar Pustaka dari Makalah Seminar


Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), Tahun , Judul artikel (dicetak
tegak, diapit dua tanda petik “….”), Makalah (diawali dengan huruf besar, dicetak miring),
Nama/tema seminar, tempat/kota pelaksanaan, tanggal dan bulan pelaksanaan.
Contoh: Ma’ruf, Katib, 2011, “Perlukah mata pelajaran Agama di madrasah di-UN-kan?”,
Makalah, Seminar Nasional Standarisasi Hasil Belajar Mapel Agama di Madrasah,
Pekanbaru: UIN Syarif Qosim, 20 Nopember.

6. Contoh Penulisan Daftar Pustaka Karya Lengkap dari Internet


Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun diunggah, Judul Karya
(dicetak tegak diapit dua petik “…..”), kata “dalam” nama website atau situs, kata “diunduh
pada” atau “diakses pada”, tanggal mengunduh atau mengakses.
Contoh: Elhasany, Zain, 2016, “Cara Menulis Daftar Pustaka Lengkap dengan Contohnya”,
dalam http://www.penaindigo.com/2016/08/cara-menulis-daftar-pustaka-lengkap.html,
diakses tanggal 23 Agustus 2016.
7. Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal Online (Internet)
Nama Belakang, Nama depan, Tahun terbit, judul artikel (dicetak tegak diapit dua tanda
petik[“….”]), Nama jurnal (dicetak miring), nomor edisi (nomor volume, nomor/bulan), kata
“dalam”, alamat website, kata “diunduh pada” atau “diakses pada”, tanggal
mengunduh/mengakses.
Contoh: Kawoan, Selviyanti, 2015, “Pemerkosaan Anak Kandung Oleh Orang Tua Dalam
Pandangan Islam”, Journal Irfani, 11 (1), 128-141, dalam
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir/article/view/382, diakses 18 Mei 2016.
DAFTAR PUSTAKA

https://penaindigo.com/cara-menulis-daftar-pustaka-lengkap/

Hartinah, Sri. (2010). Materi Pokok Penelusuran Literatur PUST2257. Jakarta: Universitas
Terbuka.
https://mutmainnahlatief.wordpress.com/tag/pencarian-literatur/

https://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/

https://rudaybvb.wordpress.com/2012/01/21/cara-menulis-kutipan-dalam-karya-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai