Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion
logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks
juga disebut senyawa koordinasi. Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa
koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi
antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan. Senyawa kompleks sangat
berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana asam lewis adalah senyawa
yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas sedangkan basa lewis
adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron.
Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks
adalah kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas
sebuah logam atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat.
Logam atom pusat memiliki bilangan oksida nol, positif sedangkanligan bisa
bermuatan netral atau anion pada umumnya. Beberapa contoh senyawa kompleks
yaitu :
- [Co3+,(NH3)6]3+
[Fe2+,(CN)6]4-
- [Ni0(CN)4]4-
[Co+,(CO)4]3
Dalam bidang kesehatan dan farmasi senyawa kompleks sangat penting juga
dalam berupa obat obatan seperti vitamin B12yang merupakan senyawa
kompleks antara kobalt dengan porfirin, hemoglobin yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen.
1. Bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung
oleh atom pusat. Bilangan koordinasi dari Co 3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+
adalah 6, karena enam atom ligan (N dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu Co3+.
Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering muncul adalah 6, tetapi
terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak menutup
kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul.
2. Geometri
Bentuk (geometri) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi
dan ion logam itu sendiri. geometri ion kompleks tergantung pada bilangan
koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan beberapa contohnya. Sebuah ion
kompleks yang mana ion logamnya memiliki bilangan koordinasi 2, seperti
[Ag(NH3)2]+, memiliki bentuk yang linier.
Atom penyumbang(donor atom) adalah Ligan-ligan dari ion kompleks
merupakan anion ataupun molekul netral yang menyumbang satu atau lebih
atomnya untuk berikatan dengan ion logam sebagai atom pusat dengan ikatan
kovalen.
Ligan dikelompokkan berdasarkan jumlah dari atom penyumbangnya
(donor atoms). Monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan monodentat seperti
Cl dan NH3 dapat menyumbang satu atomnya untuk berikatan. Ligan bidentat
dapat menyumbang dua atomnya dan ligan polidentat dapat menyumbang lebih
dari dua atomnya.
3. Isomer struktur
Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, tetapi dihubungkan
dengan atom yang berbeda disebut isomer struktur. Senyawa kompleks memiliki
dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi (posisi) dan isomer rantai
a. Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah tetapi
senyawanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion saling bertukar
posisi, seperti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2.
b. Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun terikat
pada ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda. Ligan dapat
berikatan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang
(donor atom).
Contohnya ion nitrit dapat berikatan dengan pasangan atom N tunggal ( nitro,
O2N: ) atau dengan atom O ( nitrito,ONO:) sehingga membentuk isomer rantai.
Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co(NH3)5(ONO)]Cl2.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta.
Khopkar, S. M. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Vogel, A.I. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4. EGC. Jakarta.
F. EDTA
EDTA ialah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah atom donor
pasagan electron), yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O (dari OH).
Dalam pembentukan kelat, keenam donor (tetapi kadang-kadang hanya lima)
bersama-sama mengikat satu atom satu ion inti dengan membentuk lima lingkaran
kelat. Molekul EDTA dilipat mengelilingi ion logam itu sedemikian rupa sehingga
keenam atom donor terletak pada puncak-puncak sebuah oktaeder (bidang
delapan) dan inti terdapat di pusat oktaeder.
Berikut ini prosedur-prosedur yang paling penting untuk titrasi ion-ion logam
dengan EDTA, adalah:
1)
Titrasi langsung. Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan,
dibufferkan samapi ke pH yang dikehendaki (misalnya, sampai pH = 10 dengan
NH4+ larutan air NH3), dan titrasi langsung dengan larutan EDTA standar.
Mungkin adalah perlu untuk mencegah pengendapan hidroksida logam itu (atau
garam basa) dengan menambahkan sedikit zat pengkompleks pembantu, seperti
tartrat atau sitrat atau trietanolamina. Pada titik ekivalen, besarnya konsentrasi ion
logam yang sedang ditetapkan itu turun dengan mendadak. Ini umumnya
ditetapkan dari perubahan-perubahan pM: titik akhir ini dapat juga ditetapkan
3)
balik.
Titrasi penggantian atau titrasi substitusi. Titrasi-titrasi substitusi dapat digunakan
untuk ion logam yang tidak bereaksi (atau berekasi denagn tak memuaskan)
dengan indikator logam, atau untuk ion logam yang membentuk komplkes EDTA
yang lebih stabil daripada komplkes EDTA dari logam-logam lainnya seperti
magnesium dan kalsium. Kation Mn+ yang akan ditetapkan dapat diolah dengan
kompleks magnesium EDTA, pada mana reaksi berikut terjadi :
Mn+ + MgY2- (MY)(n-4)+ + Mg2+
Jumlah ion magnesium yang dibebaskan adalah ekivalen dengan kation-kation
yang berada di situ, dapat dititrasi dengan suatu larutan EDTA standar serta
indikator logam yang sesuai. Satu penerapan yang menarik adalah titrasi kalsium.
Pada titrasi langsung ion-ion kalsium, Hitam Solokrom (Hitam Erikrom T)
memberi titik akhir yang buruk; jika magnesium ada serta, logam ini akan
digantiakn dari komplkes EDTA-nya oleh kalsium, dan menghasilkan titik kahir
yang lebih baik.
4)
A. Dalam Industri
1. Proses Fotografi
Film foto pada dasarnya merupakan emulsi perak bromide dalam
gelatin. Bila film terkena cahaya, butiran perak bromida teraktifkan sesuai dengan
tingkatan cahaya yang mengenainya. Jika film sudah terkena cahaya ini diletakkan
pada larutan pengembang (pereduksi lemah, misalnya hidrokuinon C 6H4(OH)2,
butir perak bromide yang teraktifkan membentuk logam perak bromide hitam.
Butir-butir yang tidak teraktifkan pada bagian yang tidak terkena cahaya tidak
berpengaruh. Hal ini ini menghasilkan bayangan foto.
Proses fotografi inibelum selesai, butir-butir perak bromide yang tak
teraktifkan dapat tereduksi menjadi logam perak hitam bila terkena cahaya.
Bayangan film harus difikasi (diikat). Hal ini menyebabkan logam perak hitam
yang dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak hitam yang
dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak bromide sisa
dihilangkan (dicuci). pengikat yang digunakan umumnya adalah Natrium
tiosulfat. Pada proses pengikatan ini., AgBr (p) dilarutkan dan ion perak kompleks
tercuci.
AgBr (s) + 2 S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + Br2. Penyepuhan
Larutan elektrolit yang digunakan pada penyepuhan komersial amat rumit
komposisinya. Setiap komponen memainkan peranan dalam pembentukan hasil
akhir berupa penyepuhan yang halus dan mengkilat. Beberapa logam, misalnya,
tembaga, perak dan emas, umumnya disepuhkan dari larutan ion kompleks siano.
Pada reaksi elektrolisis di bawah ini obyek yang disepuh dibuat sebagai katode
dan batang tembaga sebagai anode.
Anode : Cu + 4CN- [Cu(CN)4]3- + eKatode: [Cu(CN)4]3- + e- Cu + 4 CNPerubahan bersih secara sederhana mencakup pemindahan logam tembaga
Cu dari ion kompleks [Cu(CN)4]3-. Keuntungan lain dari penyepuhan tembaga Cu
dari larutan [Cu(CN)4]3-. Keuntungan lain dari penyepuhan tembaga Cu dari
larutan [Cu(CN)4]3- ialah pembentukan 1 mol tembaga per Faraday, bukan mol
per Faraday jika digunakan larutan Cu2+.
3. Pengasingan Ion Logam
Ion logam dapat berlaku sebagai katalis reaksi-reaksi yang tak dikehendaki
pada proses industry, atau dapat mengubah sifat-sifat bahan dalam proses industri.
Sebagai
dan
[Mg(EDTA)]2- cukup besar (Kf= 4 x 1010 dan 4 x 108) sehingga konsentrasi Ca2+
(aq)
dan Mg2+
(aq)
kation yang terkomplekkan. Bila ada dua atau lebih ion logam dalam larutan
sebagaimana yang terjadi pada air alam, terdapat rekasi kompetisi terhadap
sequestering agent. Reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dan
sequestring agent merupakan reaksi setimbang, dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain pH, temperature, jenis dan konsentrasi padatan terlarut, dan lain-lain.
Banyak kation dapat dikomplekkan pada suatu kondisi tetap.
Sequestring agent jenis EDTA atau NTA saat ini banyak digunakan
khususnya dalam pengolahan air boiler. EDTA dan NTA membentuk senyawa
kompleks yang stabil dengan banyak kation pengganggu pembentuk kerak dan
deposit seperti Ca2+, Mg2+, Fe3+, Fe2+, Cu2+, dan lain-lain. Bila dalam larutan
terdapat beberapa kation dan konsentrasi molar dari sequestering agent melebihi
nilai total konsentrasi molar ion-ion logam, bahan tersebut akan membentuk
kompleks dengan ion logam yang memiliki afinitas yang lebih kuat. Afinitas ionion logam terhadap sequestering agent EDTA mempunyai nilai yang berbeda dan
besarnya sesuai dengan urutan sebagai berikut:
Na+ < Ba2+ < Mg2+ < Ca2+ < Fe2+ < Cu2+ < Fe3+
Jadi EDTA akan membentuk senyawa kompleks lebih besar dengan ion kalsium
dari pada dengan ion magnesium, juga lebih besar dengan Fe 2+ dari pada dengan
ion kalsium. Reaksi pembentukan kompleks ion logam dengan EDTA mengikuti
persamaan sebagai berikut :
4M+ + H4EDTA M4-EDTA + 4H+
Untuk pengkomplekan setiap satu ppm ion magnesium dibutuhkan EDTA
sebanyak 12 ppm, dan untuk pengomplekkan setiap 1 ppm ion kalsium diperlukan
EDTA sebanyak 7,4 ppm, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 2.
Tabel 2. Konsentrasi EDTA dan garam natriumnya yang dibutuhkan untuk
mengomplekkan 1 ppm ion kalsium, ion magnesium, dan ion barium.
Bahan pengomplek
Kelarutan
pH larutan
g/100 ml
air
H2O-79 0F
Mg2+
tanah
Ca2+
Ba2+
EDTA
Disodium etilen diamin
0,02
11,1
2,3
5
12
15,4
7,4
9,5
2,1
2,7
57
8,4
15,6
9,6
2,8
103,9
10,3
16,9
10,4
(Salimin, 2006)
2. Metalurgi
Dalam metalurgi, ekstraksi perak dan emas dengan pembentukan senyawa
kompleks siano dari bijihnya dan pemurnian logam nikel menjadi senyawa
kompleks karbonil merupakan contoh yang khas bagi manfaat senyawa kompleks
dalam proses ini. Dalam bijih logam yang mengandung emas atau perak
sekalipun kecil kadarnya, keduanya dapat dipisahkan secara ekstraksi dengan
larutan sianida dalam air yaitu dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.
4Au (s) + 8CN- (aq) + O2 (g) + 2H2O () 4[Au(CN)2]- (aq) + 4OH (aq)
Selanjutnya ion kompleks ini dipisahkan dari material-material tak larut yang lain
dengan penyaringan (biasanya dengan penambahan ion Na+), kemudian ke dalam
larutan senyawa kompleks ditambahkan logam elektropositif Zn sehingga terjadi
pemisahan emas:
2 [Au(CN)2]- (aq) + Zn (s)
logam nikel. Gas karbonmonoksida dialirkan lewat logam nikel yang tidak murni
pada temperatur sekitar 70 oC sehingga terbentuk senyawa kompleks [Ni(CO)4]
yang sangat volatil (mudah menguap, titik didih 43oC), tetapi sangat beracun.
Ni (s)
4 CO (g)
[Ni(CO)4]
(g)
(g)
Ni (s) + 4 CO (g)
tercapai. Sebaliknya, pada kondisi yang sama Cd2+] pada kesetimbangan dengan
[Cd(CN)4]2- cukup besar sehingga Ksp CdS tercapai.
2. Penetuan kesadahan air dengan Titrasi EDTA
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui
titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka
terhadap semua kation tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara
terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption Spectrophotometry).
Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan
EDTA) bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu
larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome
Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan
ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 0,1, larutan menjadi berwarna merah
muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan
menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi
kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru
yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk
menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks
garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA.
pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH
lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi
hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari
pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama
NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca
ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg oleh
karena itu EDTA direkomendasikan. http://ginoest.wordpress.com
B. Bidang Kesehatan
3.
Terapi khelasi
Terapi khelasi adalah metode pengobatan dengan menggunakan bahan
utama EDTA (Ethylene Diamine Tetracetik Acid ) dan nutrien lain yang dilarutkan
dalam 500 ml larutan infus steril, kemudian dimasukan ke dalam tubuh langsung
melalui pembuluh darah vena. Terapi khelasi berasal dari kata yunani CHELE
yang berarti capit , sehingga prinsip terapi khelasi ini adalah mencapit dimana
yang dicapit disini adalah logam-logam berat yang banyak masuk kedalam tubuh
manusia
karena
berbagai
polusi
seperti
timah
hitam,
Gambar 2. EDTA
http://askep-kesehatan.blogspot
1. Kompleks kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) sebagai pengikat logam timbal
(Pb) dalam tubuh manusia
atau
bahkan
mungkin
pembedahan
digunakan
untuk
Na
1,7
Li
2,8
Ba
7,8
Sr
8,6
Mg
8,7
Ca
10,6
Mn
13,4
Fe
14,4
Co
16,1
Zn
16,1
Cd
16,4
Pb
18,3
(log)
dimana logam dengan k konstan yang lebih tinggi bersaing untuk agen chelating
dengan logam nilai stabilitas lebih rendah dan akhirnya menghapus kedua
Pemberian kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) yang akan
mengkhelat timbal (Pb) dari tulang dan jaringan lunak, sehingga membentuk ion
kompleks PbNa2EDTA yang stabil dan secara cepat juga akan diekskresikan
melaui urin. CaNa2EDTA merupakan kompleks dan Pb merupakan ion logam.
Berdasarkan deret volta sifat reduktor Pb lebih kecil dibandingkan dengan Ca. Hal
ini berarti kemampuan oksidasi Pb lebih kecil dibandingkan dengan Ca sehingga
posisi Ca di EDTA akan digantikan oleh Pb. Sehingga Pb 2+ akan berikatan dengan
Na2EDTA dan terbentuk kompleks PbNa2EDTA yang stabil . Akibatnya Pb akan
keluar dalam bentuk larutan berupa air seni. Sedangkan Ca 2+ akan tertinggal
dalam tubuh sebagai zat gizi. Jadi kompleks kalsium disodium EDTA
(CaNa2EDTA) dapat digunakan sebagai pengikat logam timbal (Pb) dalam tubuh
manusia sehingga timbal (Pb) yang bersifat racun dapat keluar dari dalam tubuh
manusia tersebut. Pertukaran tersebut terjadi sebab [Pb Na2(EDTA)] (Kf = 1 x
1018) lebih mantap dibanding [Ca Na2(EDTA)]2- (Kf = 4 x 1010).
Pb2+ + [CaNa2(EDTA)] [PbNa2(EDTA)] + Ca2+
Derajat kemantapan yang tinggi dari kompleks EDTA dan beberapa lainnya dapat
dijelaskan dengan adanya cincin kelat beranggotakan lima dalam kompleks
tersebut (Flora, 2010).
1. EDTA sebagai antikoagulan
Dalam dunia kedokteran darah sangat diperlukan untuk pemeriksaan
penyakit secara medis. Darah cepat membeku, oleh karena itu diperlukan suatu zat
Ni
18,4
bekuan
darah.
http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/antikoagulan.html
I.
REFERENSI
Ginoest.
2010.
Penentuan
Kesadahan
air
dengan
titrasi
EDTA.
(hanya
makan
makanan
nabati)
perlu berhati-nati
terhadap
terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi
meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85 % ekskresi kobalt dilakukan
melalui urin, selebihnya fases dan keringat.
pertumbuhan sel yang tidak diharapkan dan pembentukan pembuluh darah kecil
sehingga mengurangi pertumbuhan kanker yang ada dalam tubuh. Dengan adanya
ion kobalt dapat merangsang pembentukan sel darah merah yang baik karena
kobalt adalah salah satu faktor pembentukan sel darah merah.
Sel darah merah atau eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak
berinti yang berdiameter 8m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya
hanya 1 m atau kurang. Karena se itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya
melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang
mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta Rh yang
menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah
protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O 2 dan CO2 dan mempertahankan Ph
normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Kobalt dalam bentuk vitamin B 12
juga mendukung proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah.
Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel
tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umumnya. Hal ini karena vitamin B 12
berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling
cepat pertumbuhan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B12 menghambat
kecepatan pembentukan eritrosit. Kobalt diperlukan sebagai katalisator dalam
tahapan-tahapan pembentukan eritrosit.
Vitamin B12 tanpa penandaan atau penunjukan berarti sianokobalamin,
karena molekul sianida melekat pada kobalt. Formula tersebut memperlihatkan
bahwa bagian utama molekul yang rumit tadi mempunyai atom kobalt di tengahtengah struktur cincin-tetra porfirin. Grup sianida terikat pada atom karbon, yang
bertanggung jawab terhadap nama siano-kobalamin.
Vitamin B12 berwarna merah karena adanya kobalt. Kobalt tersebut
merupakan 4,35% dari berat molekul. Meskipun merupakan molekul terbesar di
antara zat-zat vitamin dengan berat molekul 1355, vitamin B12 adalah stabil.
Vitamin B12 membentuk beberapa enzim dan berfungsi dalam prosesproses
metabolik,
menghasilkan
dalam
metilasi
transfer
hidrogen
dan
pembentukan he-moglobin. Vitamin tersebut secara luas digunakan dalam obatobatan manusia.
Kanker yang berhubungan dengan darah atau sel darah merah dapat berasal
dari sumsum tulang atau melalui kekurangan di sel itu sendiri. Leukemia
merupakan salah satu kanker yang berhubungan dengan sel darah merah. Kanker
adalah suatu kondisi di mana sel-sel mulai mengalami kerusakan. Dalam manusia
normal sel-sel tumbuh dan membelah sehingga mereka dapat membentuk sel-sel
baru. Ketika sel-sel yang lebih tua mati, sel-sel baru mengambil tempat mereka
dan tubuh tetap berfungsi. Ketika proses ini tidak terjadi seperti yang dijadwalkan
dan sel-sel yang lebih tua tidak mati sebagaimana seharusnya terlepas dari
pembentukan sel-sel baru, kondisi ini disebut kanker.
menstabilisasi struktur asam nukleat dan protein dan sebagai kofaktor berbagai
enzim. Nikel juga berperan mengatur kadar lipid dalam jaringan dan dalam
sintesis fosfolipid. Nikel juga merupakan nonspesifik aktifator enzim.
Tingginya kadar nikel dalam jaringan tubuh manusia dapat mengakibatkan
munculnya berbagai efek samping yaitu akumulasi Ni pada kelenjar pituitari yang
bisa mengakibatkan depresi sehingga mengurangi sekresi hormon prolaktin
dibawah normal. Akumulasi Ni pada pankreas bisa menghambat sekresi hormon
insulin.
Para nikolm keracunan yang paling umum adalah masih hadir dalam
lingkungan kerja, ada peningkatan jumlah kanker paru-paru pada pekerja yang
terpapar debu tempat kerja dan nikel sebagai asma. Beberapa senyawa dengan
nikel dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati yang dapat menyebabkan
kematian, dan pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada
bayi pribumi. Keracunan nikel didiagnosis dengan penentuan konsentrasi nikel
dalam urin.
endapan ini juga cenderung bergerak pada penyaringan dan pencucian namun
demikian, endapan ini mudah dikeringkan pada suhu 110 oC dan mempunyai
susunan kimia yang sangat sesuai dengan rumusnya (Rivai, 1995).
2. Senyawa Kompleks [Ni(EDTA)]2Dalam dunia kedokteran darah sangat diperlukan untuk pemeriksaan
penyakit secara medis. Darah cepat membeku, oleh karena itu diperlukan suatu zat
yang dapat membuat darah tidak membeku untuk mempermudah pemeriksaan
secara labororium. Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah
dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin
yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses
pembekuan. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang
lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian
hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit,
hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb. [Ni(EDTA)]2- biasanya digunakan
dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah
EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi.
Pembekuan darah (koagulasi) adalah proses dimana pembuluh darah pecah
perbaikan setelah cedera. Memperbaiki cedera benar-benar dimulai bahkan
sebelum pembekuan tidak, melalui pembuluh darah kejang, atau kontraksi otot
dinding kapal, yang mengurangi kehilangan darah. Pembekuan itu sendiri adalah
kaskade kompleks reaksi yang melibatkan trombosit, enzim, dan protein
struktural. Trombosit adalah sel tidak utuh, tapi paket agak kecil dari membran
sitoplasma-dibatasi. Ada sekitar satu juta trombosit dalam setetes darah.
Kerusakan pada lapisan pembuluh darah (lapisan endotel) mengekspos bahan
yang menyebabkan trombosit untuk menempel pada sel-sel endotel, trombosit
tambahan kemudian menempel ini. Ini rilis trombosit menggabungkan faktorfaktor yang mempromosikan akumulasi fibrin, protein beredar. Bekuan darah
adalah meshwork trombosit dan sel darah dijalin bersama oleh fibrin.
Koagulasi dapat mulai dengan salah satu dari dua jalur, yang disebut jalur
ekstrinsik dan intrinsik, baik yang feed ke jalur umum yang melengkapi proses.
Jalur ekstrinsik dimulai dengan faktor substansi jaringan yang disebut (jaringan
tromboplastin) yang dirilis oleh pembuluh darah yang rusak dan jaringan
sekitarnya. Setelah bentuk gumpalan, kontraksi dari trombosit menarik tepi luka
dekat bersama-sama, dan sel endotel segar kemudian tumbuh di atasnya,
memperbaiki pembuluh darah yang rusak. Seiring waktu, fibrin terdegradasi oleh
plasmin. Enzim ini terbentuk dari plasminogen beredar oleh jaringan plasminogen
activator (t-PA). Sintetis t-PA digunakan untuk melarutkan bekuan darah pada
stroke, infark miokard, emboli paru, dan kondisi lainnya.
Senyawa kompleks yang bisa dijadikan sebagai katalis harus memiliki
sifat yang stabil. Salah satu senyawa kompleks yang sangat stabil adalah senyawa
kompleks yang membentuk khelat. Salah satu senyawa kompleks yang memiliki
tingkat kestabilan cukup tinggi adalah senyawa kompleks Nikel(II)-EDTA yang
memiliki Kstab = 18.62 (Underwood, 2002). Sintesis dan karakterisasi senyawa
kompleks nikel(II)-EDTA yang dapat dimanfaatkan sebagai katalis.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Tahapan dalam sintesis senyawa kompleks Ni-EDTA adalah penentuan
panjang gelombang maksimum, pengaruh pH pada pembentukan senyawa
kompleks dan penentuan rumus senyawa kompleks dengan metode variasi
kontinu. Katalis senyawa kompleks Ni-EDTA disintesis melalui reaksi larutan
NiCl26H2O dengan larutan H4EDTA (titriplex II). NiCl26H2O dilarutkan ke
dalam air membentuk larutan berwarna hijau. Warna hijau yang muncul ini akibat
dari kompleks heksaakuonikelat (II) atau [Ni(H 2O)6]2+ seperti yang dilaporkan
oleh Svehla (1990). Kemudian larutan tersebut dicampur dengan larutan H 4EDTA
yang jernih hingga terbentuk larutan berwarna biru. Pembentukan warna ini
merupakan indikasi telah terbentuk senyawa kompleks Ni-EDTA. Senyawa
kompleks Ni-EDTA terbentuk akibat substitusi ligan H2O oleh ligan EDTA.
Fenomena ini juga didukung oleh pengamatan dengan spektrofotometer UV-VIS
yang menunjukkan adanya perubahan panjang gelombang maksimum senyawa
[Ni(H2O)6]2+ sebesar 658 nm menjadi senyawa kompleks Ni-EDTA yang
mempunyai panjang gelombang maksimum 584 nm. Pergeseran kearah panjang
gelombang yang lebih pendek seperti yang terlihat pada Gambar 4.1, dipengaruhi
oleh adanya ligan EDTA yang merupakan ligan dengan medan kuat (Effendi,
2007). Penggantian ligan dengan medan lemah ke ligan dengan medan kuat
memberikan energi ke atom pusat yang digunakan untuk promosi elektron
sehingga sinar yang diserap panjang gelombangnya semakin pendek seperti yang
dinyatakan oleh Sukardjo (1992).