Oleh
1413023047
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
Judul percobaan : Pengujian Senyawa Amina dan Nitril
NPM : 1413023047
Kelompok : 3 (tiga)
NPM 13130230
I PENDAHULUAN
Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organik maupun
senyawa anorganik, ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini
kita akan membahas mengenai salah satu senyawa organic sederhana, atau lebih
spesifik lagi kita akan membahas tentang amina dan nitril. Amina merupakan
keluarga amonia yang terdapat di alam dan memainkan peranan penting dalam
banyak teknologi modern. Nitrogen dijumpai dalam protein,dan asam
nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan,
maupun hewan.dalam bab ini,akan dibahas amina,senyawa organic yang
mengandung atom-atom nitrogen trivalent,yang terikat pada satu atom karbon
atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N. Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan
hewan,dan banyak amina mempunyai kereaktivan fali.misalnya dua dari stimulant
alamiah tubuh dari system saraf simpatetik (melawan atau melarikan diri)adalah
merepinafrina dan epinafrina.
1.2 Tujuan
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen
pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki
sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti
alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski
demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang
mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus
nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).
Amina adalah turunan organic dari amoniak (NH3).Zat ini merupakan senyawa
terpenting dalam kimia organik, yang berkelakuan sebagai basa.Satu atau dua gugus
alkil, dapat menggantikan hidrogen dari amoniak dan berturut-turut menghasilkan
amina primer sekunder dan terkier. Perhatikan bahwa menggunakan istilah primer,
sekunder dan tersier untuk amina tidaklah mempunyai arti bangun yang sama seperti
untuk alcohol. Untuk amina, istilah menanyakan angka no untuk atom yang terlambat
pada atom nitrogen, sedangkan untuk alcohol istilah itu menunjukan angka untuk
atom pada karbon pada karbon pembawa hidroksil (Hard,2003).
Pembuatan Amina ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan
reduksi.
1. Reaksi subtitusi dari alkil halida amonia dan mengandung pasangan elektron sunyi
pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa itu dapatbertindak sebagai nukleofil
dalam reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi dengan amonia
menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan
basa akan dibebaskan amina bebas. Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan
amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam amonium
kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan.
2. Reaksi reduksi dari senyawa nitrogen lain reduksi dari amida atau nitril dengan
litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen (hidrogenasi katalitik)
menghasilkan amina. Dengan amida, amina primer, sekunder, atau tersier bisa
didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen. Amida yang
disubtitusi CH3CH2CH2-CNCH3CH2CH2-CH2NH2 Nitril 1°amina (Putri,2012).
Nitril adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi -CN. Gugus fungsi -CN
disebut gugus nitril. Senyawa nitril biasanya berupa cairan tidak berwarna dengan
bau yang menyenangkan. Dalam gugus -CN, atom karbon dan atom nitrogen
berikatan rangkap tiga. Siano prefix digunakan dalam tata nama kimia untuk
menunjukkan adanya kelompok nitril dalam suatu molekul. Ion sianida adalah ion negatif
dengan rumus -CN. Gugus ± CN kadang-kadang disebut sebagai gugus sianid atau siano,
senyawa yang mengandung gugus sianid disebut sianida. Senyawa yang mengandung
gugus nitril sangat beracun karena dapat melepas ion CN.
Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi 3 buah,
pipet tetes, penangas air, dan penjepit tabung.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu etil amina 1
ml, dietil amina 1 ml, trimetilamina 1 ml, HCl 6 M, NaOH 10%, bensensulfonil
klorida (benzensulfonil klorida) 2 ml, dan kertas lakmus.
Tabung reaksi
- Dimasukkan 2 mL methanol, 5 tetes amina dan 8 tetes
benzesulfonil klorida
- Dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit kemudian
didinginkan
Tabung reaksi
- Ditambahkan 10 mL larutan 10 % NaOH dan dikocok selama 10
menit
- Dipanaskan campuran tersebut jika masih terdapat kelebihan
bensenasulfonil klorida sebagai cairan di bawah tabung, pemanasan
ini untuk menghidrolisis kelebihan bensenasulfonil klorida tersebut
Tabung reaksi
- Didinginkan pada suhu kamar dan diamati campuran tersebut
(jika senyawa yang tidak diketahui berupa amina primer dan
mempnyai berat molekul rendah, campuran reaksi harus berupa
larutan homogenya. Jika senyawa amina yang ditambahkan berupa
amina sekunder, harus diperoleh senyawa endapan turunan
sulfonamide. Jika amina yang diduga berupa amina tersier yang
tidak larut dalam air maka lapisan amina yang tidak bereaksi berada
dalam lapisan atas campuran tersebut).
Tabung reaksi
- Ditambahkan secara hati-hati larutan HCl 6 M tetes demi tetes
sambil diaduk diaduk sampai campuran bersifat asam. Sulfonamida
dari amina primer akan mengendap dalam suasana asam, sedangkan
amina tersier akan larut dalam suasana asam juga. Endapan
sulfonamide dari amina sekunder tidak larut dalam suasana asam.
Hasil
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Dapat disimpulkan bahwa senyawa amina pada tabung 1 adalah amina primer
yaitu etiamina. Pada tabung 2 adalah amina sekunder yaitu dietilamina.
Sedangkan senyawa pada tabung 3 adalah amina tersier yaitu trietilamina.
Penambahan NaOH disamping untuk membuat suasana basa, juga agar terbentuk
garam benzensulfonamida. NaOH yang ditambahkan harus berlebih. Reaksi
antara amina primer dan sekunder dapat menghasilkan sutu benzensulfonilamida
yang tersubstitusi sadangkan pada amina tersier tidak. Hal ini karena ion yang
terbentuk dari reaksi ini tidak stabil dalam suasana basa. Ketidakstabilan ini
menyebabkan ikatan antara N dengan S putus sehingga amina tersiernya akan
terbentuk kembali yang terlihat seperti minyak. Benzensulfonilamida yang
terbentuk dari amina primer dapat larut dalam NaOH sedangkan
benzensulfonilamida yang terbentuk dari amina sekunder tidak larut dalam NaOH
atau dalam suasana basa. Amida tersiernya juga tidak larut dalam NaOH.
Fungsi pemanasan agar larutan dapat cepat larut. Fungsi pendinginan agar
struktur amina tiadak terdenaturasi/rusaknya struktur amina.
Suatu amina adalah senyawa yang mengandung suatu nitrogen trivalent yang
mengikat satu sampai tiga gugus alkil atau aril RNH2, R2NH atau R3N. Sedangkan
nitril adalah senyawa yang mengandung gugus –C≡N. Amina dan nitril dapat
dibedakan berdasarkan perbedaan sifat kelarutannya. Amina primer, sekunder,
dan tersier dari rantai alifatik mudah larut dalam HCl encer. Sedangkan untuk
amina aromatic dengan satu cincin mudah larut larutan HCl 10%, tetapi dengan
kenaikan cincin seperti dietilamian dan trietilamina tidak larut dalam HCl 10%,
sedangkan nitril tidak larut dalam larutan HCl 10%. Hal ini disebabkab karena
gugus -C≡N tidak cukup basa untuk membentuk garam hidroksida.
Tes Hinsberg adalah reaksi tes kimia untuk mendeteksi amina. Ini adalah tes yang
sangat baik untuk membedakan amina primer, sekunder dan tersier. Dalam tes ini,
amina dikocok dengan baik dengan reagen Hinsberg dengan adanya alkali berair
(baik KOH atau NaOH). Sebuah reagen yang berisi larutan natrium hidroksida
berair dan Benzenesulfonyl klorida ditambahkan ke substrat. Sebuah amina
primer akan membentuk garam sulfonamida larut yang mengendap setelah
penambahan asam klorida encer. Sebuah amina sekunder dalam reaksi yang sama
akan langsung membentuk sulfonamide larut. Sebuah amina tersier tidak akan
bereaksi dengan sulfonamide tetapi tidak larut. Setelah menambahkan asam encer
aminalarut ini diubah menjadi garam amonium larut. Dengan menggunakan cara
ini, dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis amina.
Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai dalam tumbuhan. Karena
kebasaannya, beberapa amina ini dapat digunakan untuk memisahkan asm-asam
karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah striknina (strychnine) dan brusina
(brucine), keduanya dapat diisolasi dari biji bidara laut (strychnos nux-vomica;
kedua senyawa itu merupakanstimulan yang bersifat racun dalam sistem syaraf
pusat).
V KESIMPULAN
Agustina L.S., Putri. 2012. Reaksi Oksidasi pada Alkena dan Reaksi Asam Basa pada
Senyawa Amina. Diunduh dari http://putrilaur.blogspot.com/. Pada 27
Desember 2015 pukul 09.35 WIB
Fessenden, Ralph J. dan Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta: Erlangga.