Disusun Oleh
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
NPM :
Kelompok : 1 (satu)
Mengetahui,
Asisten
1513023001
I PENDAHULUAN
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang
mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga
atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung
gugusan amino (-NH2, - NHR, atau – NH2). Gugusan amino mengandung nitrogen
terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugusan karbonil).
Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina. Rumus umum untuk senyawa amina
adalah : RNH2 R2NH R3N: Dimana R dapat berupa alkil atau aril. Struktur Amina
merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu
amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain.
Nitril adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano (C=N), dengan atom
karbon terikat-tiga pada atom nitrogen. Kelompok CN dapat ditemukan dalam
banyak senyawa. Beberapa senyawa diantaranya berupa gas dan lainnya berupa
zat padat atau cair. Gugus siano terdapat juga dalam bentuk garam dan polimer
dan juga ada yang bersifat kovalen, molekuler, dan ionic. Ikatan rangkap tiga
karbon-nitrogen dari sianida organik (nitril) dapat dihidrolisis menjadi gugus
karboksil (Fessenden, 2006).
Senyawa anorganik yang berisi-C ≡ N kelompok tidak disebut nitril, tapi sianida
sebagai gantinya. Meskipun kedua nitril dan sianida dapat diturunkan dari garam
sianida, nitril paling tidak hampir sama beracun. Nitril adalah senyawa yang
mengandung gugus C≡N. Kadang-kadang diebut senyawa siano atau senyawa
sianida. Dalam sistem IUPAC, banyaknya atom karbon gugus C≡N, menentukan
induk alkananya. Nama alkana itu diberi akhiran –nitril. Beberaoa nitril diberi
nama menurut nama trivial untuk asam karboksilatnya, dengan menggantikan
imbuhan asam –at menjadi akhiran -nitril, atau –onitril, jika induknya tidak
mempunyai huruf o-(Wilbraham, 1992).
Nitrogen amina dapat memiliki 4 gugus atau atom yang terikat padanya, dalam
hal ini Nitrogen merupakan suatu ion positif. Ion ini terbagi menjadi dua kategori,
yaitu:
1. Garam amina (jika satu atau lebih yg terikat adalah H)
2. Garam amonium kuaterner (jika keempat gugus itu alkil atau aril = tidak ada
H pada N).
Amina primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan melakukan tes
Hinsberg. Dalam tes ini, amina dikocok dengan baik dengan reagen Hinsberg
dengan adanya alkali berair (baik KOH atau NaOH). Sebuah reagen yang berisi
larutan natrium hidroksida berair dan Benzenesulfonyl klorida ditambahkan ke
substrat. Sebuah amina primer akan membentuk garam sulfonamida larut yang
mengendap setelah penambahan asam klorida encer.Sebuah amina sekunder
dalam reaksi yang sama akan langsung membentuk sulfonamide larut. Sebuah
amina tersier tidak akan bereaksi dengan sulfonamide tetapi tidak larut. Setelah
menambahkan asam encer amina larut ini diubah menjadi garam amonium larut.
Dengan cara ini reaksi dapat membedakan antara tiga jenis amina (Stoker, 1991).
Dalam sistem tata nama IUPAC, nitril diberi nama berdasarkan rantai induk
alkananya, atom C yang terikat pada atom N juga termasuk kedalam rantai induk.
Nama lkana itu diberi nama akhiran –nitril. Beberapa nitril diberi nama menurut
nama trivial asam karboksilatnya, dengan menggantikan imbuhan asam-at
menjadi akhiran –nitril, atau –onitril, jika induknya tidak mempunyai huruf –o.
Gugus siano mengandung ikatan rangkap tiga yaitu satu ikatan sigma dan dua
ikatan pi. Meskipun nitrogen mempunyai sepasang elektron menyendiri, suatu
nitril hanyalah basa sangat lemah. Hal ini disebabkan oleh beradanya elektron
menyendiri dalam suatu orbital sp. Lebih banyaknya karakter s dalam suatu
orbital sp berarti bahwa elektron-elektron sp lebih erat diikat sehingga kurang
tersedia untuk mengikat proton (Hart, 1993).
III METODOLOGI PERCOBAAN
2 mL metanol
HCl 6 M
Hasil Pengamatan
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu
amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap
air. Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan
tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol.
Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat
pada atom karbon yang mengandung hidroksil, namun amina diklasifikasikan
dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen.
Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air
akibat adanya interaksi ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen tidak
seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga
terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amina tersier tidak
memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air
dengannya atau dengan amin tersier lainnya. Konsekuensinya titik didihnya
lebih rendah di banding amina primer atau sekunder. Amina volatil ini
menguap secara cepat dan tercium seperti campuran ammonia dan ikan
busuk. Kebanyakan bahan yang membusuk terutama organ yang mengandung
protein tinggi menghasilkan amina. Bagian dari aroma tumbuhan yang mati,
rumah penyimpanan daging, dan bagian pengolahan limbah semuanya adalah
amina
Titik lebur, Titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana
meningkat bersama dengan bertambahnya berat seperti alkohol, senyawa
amina yang lebih sederhana menunjukkan pengaruh ikatan hidrogen.
Nitrogen kurang elektonegatif dibandingkan dengan oksigen, ikatan hidrogen
pada N – H … N kurang kuat dibanding dengan ikatan O – H …. O. Oleh
karena itu, amina primer memiliki titik didih yang berbeda antara senyawa
alkana dan alkohol berdasarkan berat molekul,
Nitril adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano (C=N), dengan
atom karbon terikat-tiga pada atom nitrogen. Kelompok CN dapat ditemukan
dalam banyak senyawa. Beberapa senyawa diantaranya berupa gas dan
lainnya berupa zat padat atau cair. Gugus siano terdapat juga dalam bentuk
garam dan polimer dan juga ada yang bersifat kovalen, molekuler, dan ionic.
Ikatan rangkap tiga karbon-nitrogen dari sianida organik (nitril) dapat
dihidrolisis menjadi gugus karboksil. Reaksi ini berlangsung dalam keadaan
asam maupun basa. Bila dalam suasana asam atom nitrogen dari sianida
dikonversi menjadi ion ammonium, sedangkan dalam suasana basa, nitrogen
dikonversi menjadi amonia dan produk organik, yaitu garam karboksilat,
yang perlu dinetralkan dalam langkah terpisah menjadi asam.
Senyawa nitril biasanya berupa cairan tidak berwarna dengan bau yang
menyenangkan. Salah satu manfaat dari amina yaitu dapat digunakan sebagai
pereda nyeri yang kita kenal dengan nama morfina,yang dijumpai pada biji
opium dan putresina yaitu salah satu dari beberapa poliaminan yang
menyebabkan bau tidak enak dari daging busuk. Meskipun senyawa nitil
dikenal sebagai senyawa sangat toksik, namun diproduksi dalam jumlah
besar.
Salah satu manfaat dari amina yaitu dapat digunakan sebagai pereda nyeri
yang kita kenal dengan nama morfina, yang dijumpai pada biji opium dan
putresina yaitu salah satu dari beberapa poliaminan yang menyebabkan bau
tidak enak dari daging busuk. Diamina yang paling banyak dibuat oleh
manusia yaitu 1,6-diaminoheksana, digunakan dalam sintesis nilon.
Tes Hinsberg. Reaksi tes kimia untuk mendeteksi amina. Ini adalah tes yang
sangat baik untuk membedakan amina primer, sekunder dan tersier. Dalam tes
ini, amina dikocok dengan baik dengan reagen Hinsberg dengan adanya alkali
berair (baik KOH atau NaOH). Sebuah reagen yang berisi larutan natrium
hidroksida berair dan Benzenesulfonyl klorida ditambahkan ke substrat.
Sebuah amina primer akan membentuk garam sulfonamida larut yang
mengendap setelah penambahan asam klorida encer. Sebuah amina sekunder
dalam reaksi yang sama akan langsung membentuk sulfonamide larut. Sebuah
amina tersier tidak akan bereaksi dengan sulfonamide tetapi tidak larut.
Setelah menambahkan asam encer amina larut ini diubah menjadi garam
amonium larut. Dengan cara ini reaksi dapat membedakan antara tiga jenis
amina.
V KESIMPULAN
Fessenden, Ralph J. dan Fessenden, Joan S. 2006. Kimia Organik Edisi Ketiga
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Suatu senyawa yang tidak diketahui berbentuk cair dengan titik didih 79-82 oC.
Pada analisis unsur penyusunnya diperoleh data mengandung nitrogen. Senyawa
ini larut dalam air dan larutan HCl 10%, tetepai tidak larut dalam larutan 10%
NaOH. Senyawa juga bereaksi dengan benzensulfonil klorida menghasilkan
padatan (titik leleh 92-93 oC) yang tidak larut dalam 10% NaOH. Tentukan
struktur senyawa tersebut!
Jawab
H3C N CH3
CH3
CH3