Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KIMIA KOMPUTASI

KIMIA KUANTUM SEMIEMPIRIS

Dosen Pengampuh : Ibu Lusia Narsia Amsad, S.Pd.,M.Si.

Kelompok 4

Oda Regina Kiambo ( 20180111054020 )

Seprianti Vilcita Kurungga ( 20180111054003 )

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Alam

Universitas Cenderawasih

2021
Kata Pengantar

Puji Syukur kami kepada Tuhan Yesus atas berkat dan perlindungan-Nya bagi kami mulai
dari awal semester 1 hingga semester 6 sekarang. Puji syukur atas bimbingan-Nya bagi kami
sehingga dapat menyelesaikan berbagai tugas-tugas yang diberikan. Dalam wabah pandemi
Covid-19 seperti sekarang, begitu menyurutkan semangat belajar, namun tak ingin berlarut,
kami mengingat tugas kami sebagai mahasiswa dan anak yang bertanggung jawab
menjalankan kewajiban kami. Kami sadar bahwa semakin tinggi tingkatan semester, semakin
berat tugas kami. Sehingga kami berterima kasih kepada Dosen Ibu Lusia Narsia Amsad,
S.Pd.,M.Si, selaku dosen pengampuh mata kuliah Kimia Komputasi ini yang telah
membimbing dan sabar terhadap kami dalam setiap tugas yang ada.

Makalah singkat kami yang berjudul ‘’Kimia Kuantum Semiempiris’’ merupakan tugas
kelompok pertama dari perkuliahan Kimia Komputasi. Semoga makalah ini dapat memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata maupun kalimat. Sekian dan terima kasih.

Abepura, 27 Februari
Daftar Isi
Halaman Depan

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

Bab I.......................................................................................................................................4

Pendahuluan...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................................5

Bab II Pembahasan....................................................................................................................6

1. Kimia Komputasi..........................................................................................................6

2. Metode Kimia Kuantum Semiempiris........................................................................6

3. Aplikasi HyperChem....................................................................................................8

4. Batasan dalam Metode Kimia Kuantum Semiempiris.............................................9

5. COMPLETE NEGLECT OF DIFFERENTIAL OVERLAP (CNDO, POPLE


1965) JUGA DIKENAL DENGAN ZDO (ZERO DIFFERENTIAL OVERLAP)........13

6. INTERMEDIATE NEGLECT OF DIFFERENTIAL OVER-LAP (INDO,


POPLE 1967)......................................................................................................................14

7. MODIFIED INTERMEDIATE NEGLECT OF DIFFEREN-TIAL OVERLAP


(MINDO/3 DEWAR, 1975)................................................................................................15

8. NEGLECT OF DIATOMIC DIFFERENTIAL OVERLAP (NDDO, POPLE


1965).....................................................................................................................................16

9. MODIFIED NEGLECT OF DIATOMIC OVERLAP (MNDO)............................17

10. AUSTIN MODEL 1 (AM1).....................................................................................18

11. PARAMETERIZED MODEL 3 (PM3).................................................................19

12. KUALITAS DARI HASIL SEMIEMPIRIS.........................................................22

Bab III Penutup....................................................................................................................23


A. Kesimpulan................................................................................................................23

B. Referensi....................................................................................................................24
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada bahasan ini akan dibahas satu metode kimia komputasi yang paling banyak
digunakan oleh mahasiswa dalam melakukan perhitungan kimia komputasi yaitu metode
semi-empiris. Juga akan dibahas tentang jenis, aplikasi, kekuatan dan kelemahan metode
semiempiris dalam memodelkan senyawa. Dengan pembahasan metode semiempiris ini, akan
dapat dibandingkan secara lengkap tentang tiga metode kimia komputasi dalam pemodelan
molekul.

Metode kimia kuantum ab initio mempunyai keterba-tasan dalam penerapan secara


praktis karena keperluan yang besar terhadap waktu-CPU dan ruang simpan dalam cakram
(disk) atau memori dari komputer. Pada tingkat HF, masalah terletak pada besarnya jumlah
integral dua-elektron yang harus dievaluasi. Tanpa metode khusus, perhitungan ini sebanding
dengan pangkat empat dari jumlah fungsi basis. Untuk sistem yang besar, integral antara
orbital terpusat pada atom yang berjauhan tidak perlu dihitung karena harganya mendekati
nol. MP2 (Möller-Plesset orde 2) secara normal memerlukan waktu sebanding dengan
pangkat lima dari jumlah fungsi basis. Dengan demikian, masih tersedia kesem-patan untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih banyak, dengan masih memperhitungkan
penyelesaian secara kimia kuantum sehingga sifat-sifat elektronik masih dapat diturun-kan.
Pendekatan ini dikenal dengan metode kimia kuantum semiempiris.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kimia Komputasi?
2. Metode Kimia kuantum semiempiris?
3. Apa itu aplikasi HyperChem?
4. Apa saja batasan dalam Metode kimia kuantum semiempiris?
5. Bagaimana pendekatan ZERO DIFFRENTIAL OVERLAP (ZDO) ?
6. Bagaimana pendekatan INTERMEDIATE NEGLECT OF DIFFERENTIAL
OVER-LAPIndo ?
7. Bagaimana pendekatan MODIFIED INTERMEDIATE NEGLECT OF
DIFFEREN-TIAL OVERLAP (MINDO) ?
8. Bagaimana pendekatan dari NEGLECT OF DIATOMIC DIFFERENTIAL
OVERLAP (NDDO) ?
9. Bagaimana pendekatan MODIFIED NEGLECT OF DIATOMIC OVERLAP
(MNDO) ?
10. Bagaiman pendekatan AUSTIN MODEL 1 (AM1) ?
11. Bagaimana PARAMETERIZED MODEL 3 (PM3)
12. Bagaimana kualitas dari hasil semi empiris?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Kimia komputasi
2. Memahami tentang Kimia kuantum semiempiris
3. Mengetahui tentang aplikasi HyperChem
4. Mengetahui batasan dalam metode kimia kuantum semiempiris
5. Mengetahui tentang pendekatan ZERO DIFFRENTIAL OVERLAP (ZDO)
6. Mengetahui tentang pendekatan INTERMEDIATE NEGLECT OF
DIFFERENTIAL OVER-LAPIndo
7. Mengetahui tentang pendekatan MODIFIED INTERMEDIATE NEGLECT
OF DIFFEREN-TIAL OVERLAP (MINDO)
8. Mengetahui tentang pendekatan dari NEGLECT OF DIATOMIC
DIFFERENTIAL OVERLAP (NDDO)
9. Mengetahui tentang pendekatan MODIFIED NEGLECT OF DIATOMIC
OVERLAP (MNDO)
10. Mengetahui tentang pendekatan AUSTIN MODEL 1 (AM1)
11. Mengetahui tentang PARAMETERIZED MODEL 3 (PM3)
12. Mengetahui tentang kualitas dari hasil semi empiris
Bab II
Pembahasan

1. Kimia Komputasi

Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang
diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan
perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul
seperti protein atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal cair),
dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata (Intan,2011). Kimia
komputasi dapat dikatakakan juga sebagai ilmu yang menjembatani antara kimia teori
dengan kimia eksperimen karena kimia komputasi ini memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan dengan kimia eksperimen. Kelebihan kimia komputasi dibandingkan kima
eksperimen tentunya adalah untuk menghemat bahan kimia yang digunakan. Kimia
komputasi juga dapat menghasilkan informasi yang tidak dapat diterangkan secara
eksperimen. Salah satu contohnya adalah penentuan keadaan transisi (keadaan antara)
suatu reaksi (Rep, 2013). Dalam perkembangannya, komputasi kimia dapat memecahkan
masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan eksperimen. Kimia komputasi
digunakan untuk menjelaskan beragam sistem kimia dengan kompleksitas yang sangat
luas (Pranowo, 2002).

Metode kimia komputasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar yaitu mekanika
molekuler dan metode struktur elektronik yang terdiri dari metode semiempiris, metode
ab initio dan metode yang sekarang berkembang pesat yaitu teori kerapatan fungsional
(density functional theory, DFT). Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangannya.

2. Metode Kimia Kuantum Semiempiris

Metode semi-empirik adalah suatu metode komputasi yang digunakan untuk


elektron valensi secara eksplisit dengan memasukkan parameter untuk data penelitian
yang kurang eksplisit dari perhitungan ab initio dalam semua elektron dengan
perhitungan yang beracuan pada pendekatan HF. Adapun keunggulan yang dimiliki
oleh metode ini adalah lebih cepat dan mampu melakukan perhitungan pada molekul
yang lebih besar. Metode ini dapat menangani 103 dan memiliki skala waktu hingga
10 ns serta Mengukur keadaan transisi dan keadaan tereksitasi.
Metode kimia kuantum semi-empiris didasarkan pada formalisme metode
Hartree–Fock, namun membuat banyak perkiraan dan mendapatkan beberapa
parameter dari data empiris. Metode ini sangat penting dalam kimia komputasi dari
tahun 60-an hingga 90-an, terutama untuk menangani molekul besar di mana metode
Hartree-Fock tidak efektif digunakan karena menimbulkan biaya yang mahal.
Penggunaan parameter empiris muncul untuk memungkinkan dimasukkannya
beberapa efek korelasi ke dalam metode ini. Untuk sistem dengan elektron-π, dapat
menggunakan metode Hückel yang diusulkan oleh Erich Hückel, sementara untuk
seluruh sistem dengan elektron valensi, digunakan metode perpanjangan Hückel yang
diusulkan oleh Roald Hoffmann.
Metode semiempiris berbasis pada persamaan Roothaan – Hall (persamaan
22). Dalam perhitungan ab initio semua elemen matriks Fock dihitung menggunakan
persamaan (19) yaitu fungsi basis Φμ, Φv, Φℷ, dan Φσ masing–masing adalah berada
pada atom yang sama, pada atom yang terikat dan pada atom yang tak terikat
(Pranomo, 2000).
   Metode semiempiris dikembangkan dalam kerangka matematis dalam teori
orbital molekul, tetapi melakukan penyederhanaan dan pendekatan terhadap prosedur
komputasi. Dalam menyelesaikan persamaan Schrodinger, metode semiempiris hanya
melibatkan elektron valensi saja. Elektron dalam (core) dihitung sebagai fungsi
tolakan Core. Core bersama – sama dengan tolakan inti (Pranomo, 2000).
Dalam kerangka perhitungan Hartree-Fock, beberapa informasi (seperti
integral dua elektron) kadang-kadang didekati atau dihilangkan seluruhnya. Untuk
mengoreksi kerugian ini, metode semi-empiris diparameterisasi, yang hasilnya
dilengkapi dengan seperangkat parameter, biasanya sedemikian rupa sehingga
menghasilkan hasil yang paling sesuai dengan data eksperimen, tetapi terkadang
untuk setuju dengan ab initio hasil.
Metode semi-empiris mengikuti apa yang sering disebut metode empiris di
mana bagian dua elektron dari Hamiltonian tidak secara eksplisit disertakan. Untuk
sistem π-elektron, ini adalah metode Huckel yang diusulkan oleh Erich Hückel .
Untuk semua sistem elektron valensi, metode Huckel diperpanjang diusulkan oleh
Roald Hoffmann .

Perhitungan semi-empiris jauh lebih cepat daripada rekan-rekan ab initio


mereka, sebagian besar karena penggunaan pendekatan tumpang tindih diferensial nol
. Hasilnya, bagaimanapun, bisa sangat salah jika molekul yang dihitung tidak cukup
mirip dengan molekul dalam database yang digunakan untuk parameter metode.
Tujuan akhir dari metode semiempiris adalah aturan untuk mengetahui
bagaimana mengevaluasi setiap integral yang terdapat pada persamaan Hartree-
FockRoothan sehingga determinan sekuler dapat dibuat (elemen matrik) dan
diselesaikan untuk orbital molekul. Parameterisasi dari metode semiempiris ini dapat
bersumber dari data eksperimen maupun dari hasil perhi-tungan ab initio yang lebih
teliti. Itulah sebabnya harus dila-kukan pemilihan metode semiempiris dengan
memperhatikan golongan senyawa yang akan dianalisis.
 Metode Hartree–Fock

Metode ini dikembangkan oleh dua fisikawan, Inggris Douglas Rayner


Hartree (1897–1958) dan Soviet Vladimir Fock (1898–1974). Dalam kimia
dan fisika komputasi, metode Hartree–Fock (HF) merupakan suatu metode
hampiran untuk menentukan fungsi gelombang dan energi dari sistem benda-
banyak kuantum dalam keadaan stasioner. Metode ini merupakan suatu
prosedur pengulangan "swapanggah" (self-consistent) untuk menghitung
"kemungkinan terbaik" penyelesaian determinan tunggal terhadap persamaan
Schrödinger tak gayut-waktu dari sistem berelektron banyak dalam potensial
Coulomb inti tetap.
Terlepas dari kesederhanaannya, metode Huckel dalam bentuk aslinya
membuat prediksi yang secara kualitatif akurat dan bermanfaat secara kimiawi
untuk banyak molekul umum dan karenanya merupakan alat pendidikan yang
kuat dan banyak diajarkan. Hal ini dijelaskan dalam banyak buku pengantar
kimia kimia kuantum dan fisik kimia organik , dan ahli kimia organik
khususnya masih secara rutin menerapkan teori Huckel untuk mendapatkan
pemahaman yang sangat mendekati, belakang-amplop- understanding ikatan.
 Metode Huckel diperpanjang (EHM)
Perpanjangan yang lebih dramatis dari metode untuk memasukkan σ-elektron,
yang dikenal sebagai metode Huckel diperpanjang (EHM), dikembangkan
oleh Roald Hoffmann. ... Para elektron σ diasumsikan membentuk kerangka
molekul dan konektivitas σ digunakan untuk menentukan apakah dua orbital π
berinteraksi.

3. Aplikasi HyperChem

HyperChem merupakan salah satu aplikasi kimia yang dimanfaatkan untuk


menggambarkan struktur dari senyawa tertentu, program simulasi dan pemodelan
molekular yang memungkinkan perhitungan kimiawi yang kompleks. Aplikasi ini
awalnya dikembangkan oleh HyperCube Inc untuk system operasi Windows 95/98
dan Windows NT. Dalam aplikasi Hyperchem terdapat tools dasar dalam molecular
modeling. Software ini dapat digunakan untuk menggambar struktur kimia, optimasi
geometri dengan berbagai macam model, study molecular dinamik dasar, study
QSAR, dan lain-lain. Aplikasi ini juga merupakan suatu program simulasi dan
pemodelan molekular yang memungkinkan perhitungan kimiawi yang
kompleks. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari program aplikasi HyperChem:

1. Mengubah sketsa molekul 2D menjadi model 3D dengan HyperChem Model Builder.


2. Membaca tipe atom dan koordinat molekular yang telah disimpan sebagai arsip HIN
(masukan HyperChem yang dibuat sebelumnya) atau arsip ENT (mengambil dari
sumber lain, yaitu Brookhaven Protein Data Bank/PDB).
3. Menata kembali molekul, misalnya dengan memutar atau menggesernya.
4. Mengubah kondisi tampilan, termasuk penampakan ruang, model molekul,dan label
struktural.
5. Merancang dan melakukan perhitungan kimiawi, termasuk dinamika
molekular.Tersedia berbagai metode mekanika molekular maupun mekanika kuantum
(semiempiris atau ab initio). Perhitungan mekanika molekular menggunakan medan
gaya MM+, AM-BER, BIO+, atau OPLS, sedangkan mekanika kuantum semiempiris
meliputi extendedHückel, CNDO, INDO, MINDO3, MNDO, AM1, PM3, ZINDO/I,
dan ZINDO/S.
6. Penetapan efek isotop dalam perhitungan analisis vibrasional untuk metode-metode
SCF ab initio dan semiempiris.

4. Batasan dalam Metode Kimia Kuantum Semiempiris

Penelitian empiris adalah cara memperoleh pengetahuan melalui observasi


atau pengalaman langsung dan tidak langsung. Adapun metode empiris, kita dapat
membedakan metode-metode tersebut yaitu:

 Metode dibatasi pada π-elektron


Metode ini ada untuk kalkulasi keadaan poliena yang tereksitasi secara
elektronik, baik siklik maupun linier. Metode ini, seperti metode Pariser – Parr –
Pople (PPP), dapat memberikan perkiraan yang baik untuk status tereksitasi π-
elektronik, jika diparameterisasi dengan baik. Memang, selama bertahun-tahun,
metode PPP mengungguli perhitungan keadaan tereksitasi ab initio.
 Metode dibatasi untuk semua elektron valensi.

Metode ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok:

o Metode seperti CNDO / 2 , INDO dan NDDO yang diperkenalkan oleh John Pople .
Implementasi bertujuan untuk menyesuaikan, bukan eksperimen, tetapi hasil
himpunan basis minimum ab initio. Metode ini sekarang jarang digunakan tetapi
metodologi sering menjadi dasar metode selanjutnya.
Metode yang paling sederhana adalah CNDO (Abaikan Lengkap
Tumpang tindih Differential). Tolakan elektron antara elektron dalam orbital
yang berbeda hanya bergantung pada sifat dari atom yang terlibat, dan bukan pada
orbital tertentu. Ini menciptakan picture.One sangat sederhana dari kelemahan adalah
bahwa karena mengabaikan hampir semua integral pertukaran, tidak dapat
menghitung perbedaan antara keadaan multiplisitas timbul dari
configuration.CNDO elektronik yang sama memperlakukan kesenjangan energi
singlet-triplet buruk.
Metode INDO (Menengah NDO) mengoreksi beberapa masalah terburuk
dengan CNDO. Misalnya, INDO pertukaran integral antara elektron pada atom
yang sama tidak perlu sama, tetapi dapat bergantung pada orbital yang terlibat.
Meskipun ini memperkenalkan lebih parameter, waktu komputasi tambahan
diabaikan. INDO dan Mindo / 3 (Modified INDO, versi 3) metode implementasi yang
berbeda dari pendekatan yang sama.
ZINDO / 1 dan ZINDO / S adalah versi Dr Michael Zerner yang INDO dan
digunakan untuk sistem molekul dengan logam transisi. ZINDO / 1
diharapkan dapat memberikan geometri molekul, dan ZINDO / S
parametrized untuk memberikan spektrum UV.

o Metode yang ada di program komputer MOPAC , AMPAC , dan / atau SPARTAN
berasal dari grup Michael Dewar . Ini adalah MINDO , MNDO , AM1 , PM3 , RM1,
PM6 dan SAM1 . Di sini tujuannya adalah menggunakan parameter yang sesuai
dengan kalor eksperimental pembentukan, momen dipol, potensial ionisasi, dan
geometri.
The NDDO (Mengabaikan diatomik Differential Overlap) pendekatan adalah
dasar untuk MNDO, MNDO / d, AM1, dan PM3 metode. Selain integral yang
digunakan dalam metode INDO, mereka memiliki kelas tambahan integral
tolakan elektron. Kelas ini meliputi kepadatan tumpang tindih antara dua orbital
berpusat pada atom yang sama berinteraksi dengan kepadatan tumpang tindih antara
dua orbital juga berpusat pada satu (tapi mungkin berbeda) atom. Ini adalah langkah
signifikan terhadap memperhitungkan dampak dari interaksi elektron-elektron
pada berbeda atoms.
Calculating integral ekstra membutuhkan waktu. MNDO, MNDO / d, AM1,
dan PM3 perhitungan biasanya memakan waktu sekitar satu dan satu-setengah
kali selama INDO atau Mindo / 3 calculations.
AM1 umumnya metode komputasi yang paling akurat termasuk dalam
HyperChem dan sering metode terbaik untuk mengumpulkan kuantitatif
informasi. PM3 secara fungsional mirip dengan AM1, tetapi menggunakan
alternatif set parameter (lihat "PM3" pada halaman 156).

o Metode yang tujuan utamanya adalah untuk memprediksi geometri senyawa


koordinasi, seperti Sparkle / AM1 , tersedia untuk kompleks lantanida.
o Metode yang tujuan utamanya adalah menghitung keadaan tereksitasi dan karenanya
memprediksi spektrum elektronik. Ini termasuk ZINDO dan SINDO .

Parameterisasi

Berbagai metode semi-empiris dalam HyperChem berbeda dalam banyak rincian


teknis. Pengobatan interaksi elektron-elektron adalah salah satu fitur pembeda utama. Fitur
lain yang membedakan penting adalah pendekatan yang digunakan untuk parameterisasi
methods.Based pada metode yang digunakan untuk memperoleh parameter, metode
NDO jatuh ke dalam dua kelas:

 CNDO dan INDO dikembangkan oleh kelompok Pople di Carnegie Melon


University. Kelompok ini memilih parameter teori primarilyon berbasis. Niat mereka
adalah untuk memberi mereka nilai sedekat mungkin dengan yang mungkin
diperoleh dengan perhitungan Hartree-Fock tepat, menggunakan basis set yang
sama
 Mindo / 3, MNDO, dan AM1 dikembangkan oleh kelompok Dewar di
University of Texas di Austin. Kelompok ini memilih banyak parameter, seperti
memanaskan formasi dan geometri molekul sampel,untuk mereproduksi
quantities.The Dewar metode hasil hasil eksperimen yang lebih dekat untuk
bereksperimen daripada metode CNDO dan INDO.

 MNDO / d dikembangkan oleh Walter Thiel mantan anggota kelompok Dewar


terutama untuk berurusan dengan kelompok elemenutama di mana orbital d yang
penting

 PM3, dikembangkan oleh James JP Stewart37, adalah reparameterization dari AM1,


yang didasarkan pada mengabaikan diatomik tumpang tindih diferensial (NDDO)
pendekatan. NDDO mempertahankan tumpang tindih semua diferensial satu pusat
istilah ketika Coulomb dan pertukaran integral dihitung. PM3 berbeda dari AM1
hanya nilai-nilai parameter. Parameter untuk PM3 berasal dengan membandingkan
jumlah yang jauh lebih besar dan lebih luas berbagai sifat molekul eksperimental
dibandingkan dihitung. Biasanya, interaksi nonbonded kurang menjijikkan dalam
PM3 dibandingkan AM1.PM3 terutama digunakan untuk molekul organik, tapi
juga parameter untuk banyak unsur golongan utama
 ZINDO / 1 didasarkan pada versi modifikasi dari pengabaian menengah
tumpang tindih diferensial (INDO), yang dikembangkan oleh Michael Zerner dari
Proyek Teori Kuantum di Universitas Florida. Zerner yang asli INDO / 1 digunakan
Slate 37. Stewart, JJP Optimasi Parameter untuk Metode Semiempirical. I. Metode
J.Comput. Chem. 10:209, 1989 dan Stewart, JJP Optimasi Parameter untuk Metode
Semiempirical. II. Aplikasi J. Comput. Chem. 10:221, 1989.Eksponen orbital dengan
hanya ketergantungan jarak untuk baris pertama logam transisi. Namun, dalam
HyperChem eksponen orbital konstan digunakan untuk semua elemen yang
tersedia, sebagai direkomendasikan oleh Andrson, Edwards, dan Zerner, Inorg. Chem.
28, 2728-2732,1986.ZINDO/S adalah metode INDO paramater untuk memproduksi
sinar tampak transisi spektroskopi bila di gunakan dengan metode CI tunggal
bersemangat. Hal ini dikembangkan penelitian Michael Zerner dari proyek teori
kuantum di universitas Florida.TNDO didasarkan pada CNDO dan INDO yang
dimodifikasi oleh hypercube, inc. Dimulai dengan rilis 1.0 dari hyperNMR
5. COMPLETE NEGLECT OF DIFFERENTIAL OVERLAP (CNDO, POPLE
1965) JUGA DIKENAL DENGAN ZDO (ZERO DIFFERENTIAL OVERLAP).

Pendekatan zero differential overlap  (ZDO) mengasumsikan bahwa overlap antara


orbital–orbital yang berbeda dianggap nol. Akibatnya banyak integral elektron ganda dapat
terhilangkan. Metode yang menggunakan pendekatan ini adalah Complete Neglect
Differential Overlap (CNDO) dan Intermediate Neglect Differential Overlap (INDO).

   Pada pendekatan neglect of diatomic differential overlap (NDDO), pengabaian hanya


dilakukan pada overlap pada orbital atom pada atom yang berbeda. Integral yang dihilangkan
diganti dengan suatu parameter, yang dapt berupa nilai tetap atau bergantung pada jarak antar
atom sesuai dengan himpunan basis yang digunakan. Dalam hal ini, parameter empiris
diperoleh dari penurunan data pengukuran sifat atom atu molekul diatomik.

Beberapa pendekatan dari metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Himpunan basis disederhanakan dengan hanya memper-timbangkan orbital s dan p,

yang dinyatakan sebagai kombinasi linear dari fungsi Slater,


merupakan tetapan normalisasi dan Y adalah harmonis sferis nyata.
2) Persamaan sekuler digunakan untuk menentukan eigen-value energi orbital, integral

overlap
3) Diagonal integral satu-elektron diparameterisasi sebagai

A, Z adalah jumlah atom valensi,


RAB jarak antara atom A dan B, U adalah parameter yang disusun atas dasar
potensial ionisasi pada elektron dalam orbital , dan VAB = f(ZA, ZB, RAB).
4) Off-diagonal integral satu-elektron diparameterisasi sebagai
(dinamakan integral resonansi) yang membentuk harga tunggal untuk setiap pasangan
A dan B, dan S adalah integral tumpang tindih yang dihitung dari himpunan basis

5) Integral dua-elektron diparameterisasi sebagai


sehingga hanya integral yang tidak nol mempunyai  dan  sebagai orbital yang
identik pada atom yang sama dan  dan  juga sebagai orbital yang identik pada atom
yang sama, tetapi atom kedua harus berbeda dengan atom pertama.

6) Untuk integral dua-elektron yang masih tersisa,


dan jika A  B maka AB = f(ZA, ZB, RAB) yaitu persamaan parametrik yang
bergantung hanya pada jarak antar atom untuk setiap pasangan atom. Jika A = B, AA
sebagai suatu tetapan.
Perlu dicatat bahwa pada metode ini berlaku hubungan sebagai berikut

yang merupakan kelemahan


pada penerapan metode ini. Hasil analisis dengan metode CNDO agak jelek, terutama
disebabkan karena poin 6. CNDO sekarang menjadi metode yang hanya penting bagi
keperluan pendidikan, yaitu sebagai penjelasan perkembangan metode semiempiris.

6. INTERMEDIATE NEGLECT OF DIFFERENTIAL OVER-LAP (INDO,


POPLE 1967).

INDO adalah singkatan dari Intermediate Neglect of Differential Overlap . Ini


adalah metode kimia kuantum semi-empiris yang merupakan pengembangan dari metode
pengabaian lengkap diferensial tumpang tindih (CNDO / 2) yang diperkenalkan oleh John
Pople . Seperti CNDO / 2 ia menggunakan zero-differential overlap untuk integral dua
elektron tetapi tidak untuk integral yang berada di atas orbital yang berpusat pada atom
yang sama.

Metode ini sekarang jarang digunakan dalam bentuk aslinya dengan beberapa pengecualian
tetapi metode ini menjadi dasar untuk beberapa metode lain, seperti MINDO , ZINDO dan
SINDO .

Dalam metode INDO (Intermediate Neglect of Differential Overlap ) ( Pople et al., 1967 ),
diferensial overlap diabaikan di mana-mana kecuali untuk integral 2-elektron 1-pusat :
yang dievaluasi secara analitis dari STO, dimana:

diberi nilai semiempiris.

Metode ini menyumbang lebih baik daripada CNDO untuk pemisahan level menjadi setiap
suku atom, dan memberikan nilai yang masuk akal untuk distribusi spin tak berpasangan
dalam radikal. Karenanya, metode ini sesuai untuk kalkulasi semiempiris dari kepadatan spin
(ESR, NMR).

Perbedaan relatif terhadap metode CNDO adalah :

Parameter resonansi Hal ini mereduksi jumlah total parameter secara


substan-sial.

. Pada pusat atom yang sama, <ss|ss>, <ss|pp>, <pp|pp>, <pp|p’p’> dan <sp|sp>
diparameterisasi secara terpisah, utamanya difitting terhadap data spektroskopi. Parameter
dinamakan secara berturut-turut sebagai Gss, Gsp, Gpp, Gp2 dan Lsp. Perlu dicatat bahwa
pada pusat atom yang berbeda, integral ini mempunyai bentuk yang sama dengan yang
dinyatakan dalam CNDO (poin 6).

INDO masih memprediksi data struktur molekul dengan kualitas rendah, tetapi cukup baik
untuk analisis spektroskopi elektronik. ZINDO (Kode untuk INDO dari Zerner) dan INDO/S
(INDO untuk spektroskopi) masih digunakan secara luas karena ketersediaan parameter
untuk setiap atom dalam tabel periodik dan memperhitungkan elektron pada orbital d dan f.

7. MODIFIED INTERMEDIATE NEGLECT OF DIFFEREN-TIAL OVERLAP


(MINDO/3 DEWAR, 1975)

Metode MINDO / 3 (MINDO = pengabaian diferensial antara tumpang tindih diferensial

Dewar dan rekan kerja memarameterisasi pendekatan ini untuk memberikan metode
pengabaian diferensial antara tumpang tindih diferensial / 3 (MINDO / 3) < 1975JA1285 >
dan pengabaian yang dimodifikasi tumpang tindih diferensial (MNDO) < 1977JA4899 >.
MNDO memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan MINDO / 3. Pada tahun
1985 versi perbaikan dari MNDO, disebut AM1, diterbitkan < 1985JA3902 >. Kemudian
MNDO di reparameterisasi untuk memberikan MNDO-PM3 < 1989JC209 , 1990JC543 >.

Metode ini diparameterisasi terutama untuk mereproduksi geometri eksperimental dan


pemanasan formasi dengan tujuan aplikasi yang berguna untuk molekul organik dan
heterosiklik . Meskipun metode ini merupakan perkiraan, metode tersebut didasarkan pada
asumsi bahwa pilihan bijak dari parameter semiempiris, yang dipilih untuk memberikan
kesesuaian terbaik pada set pelatihan, akan mengimbangi perkiraan yang dibuat. Juga
disarankan bahwa parameter dapat memperhitungkan korelasi elektron yang diabaikan dalam
ab initiopendekatan. Metode semiempiris ini dikembangkan pada saat sumber daya
komputasi menjadi kendala utama, dan telah terbukti akurat dan cukup andal untuk
mempelajari berbagai sistem heterosiklik. Mereka masih memiliki tempat dalam repertoar
ahli kimia teoritis tetapi untuk studi yang akurat mereka sekarang telah digantikan oleh
metode yang lebih canggih.

Tujuan dari metode ini adalah meningkatkan kegunaan dari teori seperti INDO dan
membuatnya bersifat lebih umum. Matrik Fock pada MINDO/3 mempunyai bentuk
persamaan :

Semua suku sudah


didefinikan di atas
kecuali P yang
menyatakan matrik
kerapatan.

Setiap atom mempunyai 8 parameter (, U,  untuk orbital Slater, Gss, Gsp, Gpp, Gp2 dan
Lsp) dan setiap pasangan atom mempunyai satu parameter (). Setiap para-meter ini difitting
sedemikian hingga model akhir sesuai dengan data eksperimental, yang termasuk panas
pemben-tukan, potensial ionisasi, momen dipol dan frekuensi infra merah untuk himpunan
penguji yang cukup. Prosedur fitting seperti ini membuat terjadinya kesulitan ketika harus
menambahkan atom baru pada himpunan parameter
Metode MINDO/3 merupakan metode semiempiris yang secara sukses digunakan secara luas,
walaupun sekarang sudah diganti dengan Hamiltonian yang lebih baru.

8. NEGLECT OF DIATOMIC DIFFERENTIAL OVERLAP (NDDO, POPLE


1965)

Pengabaian Tumpang tindih Diferensial Diatomik

Metode semiempiris yang lebih sukses, MNDO (pengabaian diferensial tumpang


tindih yang dimodifikasi), AM1 (model Austin 1), dan PM3 (metode parametrik nomor 3),
semuanya didasarkan pada NDDO tetapi berbeda dalam perlakuan tolakan inti-inti dan
bagaimana parameternya ditugaskan. Hanya ada parameter atom, tidak ada parameter
diatomik seperti pada MINDO / 3. Metode NDDO yang "dimodifikasi" menghitung matriks
tumpang tindih, S , secara eksplisit daripada menggunakan matriks unit.

Bentuk dari integral INDO memungkinkan untuk mem-bedakan orbital s dan p pada atom
pusat tetapi tidak memper-timbangkan perbedaan orientasi dari orbital p pada pusat atom
tetangganya. Dengan INDO, semua rotamer mempunyai energi yang sangat mirip. Untuk
meningkatkan kemampuan metode ini, NDDO memperlakukan semua integral dalam bentuk
,   A dan ,  B tetapi tidak mempunyai kesamaan pada  dan  tidak mempunyai
kesamaan dengan . Dengan kata lain interaksi s, px, py dan pz diperhitungkan pada setiap
fragmen diatomik, tetapi awan muatan individual yang dimasukkan pada atom berbeda,
ditiadakan.

NDDO menyisakan 100 integral untuk setiap pasangan atom berat, dari 4096 (84) integral
yang mungkin. Perlu diperhatikan bahwa integral tersebut dapat terkurangi jika mereka
mempunyai simetri yang sama).

9. MODIFIED NEGLECT OF DIATOMIC OVERLAP (MNDO)


NEGLEKSI OVERLAP DIATOMI YANG DIUBAH

Kunci pengembangan dari formulasi metode MINDO/3 dan NDDO adalah :

1) Integral tidak diparameterisasi, tetapi didekati mengguna-kan multipol klasik jika


memungkinkan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Awan muatan s-s diperlakukan sebagai muatan titik (point charge) pada inti
 Awan muatan s-p diperlakukan sebagai dipol sepanjang aksis orbital p
 Awan muatan p-p diperlakukan sebagai kkuadrupol sepanjang aksis orbital p
 Awan muatan p-p’ diperlakukan sebagai kuadrupol dalam bidang dari orbital p.
 Interaksi elektrostatik dari awan muatan sekarang dapat dihitung secara analitis
sebagai intergral untuk semua momen multipol.
2) Suku ZBAB pada MINDO/3 diganti dengan ZB yaitu tolakan inti yang sebanding
dengan tolakan dengan elektron valensi s pada atom B.
3) Parameter empiris baru, , untuk mengatur tolakan antar inti : = ZAZB (exp(-ArAB)
+exp(-BrAB)) Matrik Fock dinyatakan sebagai :

MNDO mempunyai tujuh parameter atomik (Uss, Upp, , s, p,  dan satu
yang termasuk dalam perhitungan interaksi multipol (pada dasarnya pemisahan antara
titik muatan yang digunakan untuk menggambarkan dipol), dan tidak ada parameter
diatomik. Integral yang tidak diatur sama dengan nol pada asumsi CNDO dihitung
sebagai interaksi multipol.
Metode ini memerlukan 20% lebih lama dibandingkan dengan MINDO/3 dan
memberikan hasil yang lebih baik. Parameter atom yang sekarang tersedia adalah
untuk atom H, Li, Be, C, N, O, F, Al, Si, P, S, Cl, Zn, Ge, Br, I, Sn, Hg dan Pb. Thiel
telah mengembangkan metode ini dengan memasukkan perhitungan untuk orbital d.

10. AUSTIN MODEL 1 (AM1)

Dinamakan Austin Model 1 karena disusun oleh Dewar ketika berada di University of
Texas di Austin.
Austin Model 1 , atau AM1 , adalah metode semi empiris untuk kalkulasi
kuantum struktur elektronik molekuler dalam kimia komputasi . Hal ini didasarkan
pada pendekatan integral Tumpang-Tindih Diferensial Diatomik . Secara khusus, ini
adalah generalisasi dari pengabaian yang dimodifikasi dari pendekatan tumpang
tindih diatomik diferensial . Metode terkait adalah PM3 dan MINDO yang lebih lama

AM1 dikembangkan oleh Michael Dewar dan rekan kerja dan diterbitkan pada
tahun 1985. AM1 merupakan upaya untuk meningkatkan model MNDO dengan
mengurangi tolakan atom pada jarak pemisahan yang dekat. Istilah inti-inti atom
dalam persamaan MNDO dimodifikasi melalui penambahan fungsi Gaussian atraktif
dan tolak pusat .

Kompleksitas masalah parameterisasi meningkat di AM1 karena jumlah


parameter per atom meningkat dari 7 di MNDO menjadi 13-16 per atom di AM1.

Hasil perhitungan AM1 terkadang digunakan sebagai titik awal untuk


parameterisasi medan gaya dalam pemodelan molekuler .

AM1 diimplementasikan dalam program MOPAC , AMPAC , Gaussian ,


CP2K , GAMESS (AS) , PC GAMESS , GAMESS (Inggris Raya) , dan SPARTAN .

Perpanjangan AM1 adalah SemiChem Austin Model 1 (SAM1), yang


diimplementasikan dalam program AMPAC dan yang secara eksplisit menangani
orbital-d. Perpanjangan AM1 adalah AM1 * yang tersedia di perangkat lunak VAMP .

Hanya satu kunci penyelesaian yang berbeda dengan metode MNDO yaitu:
Penggunaan suku baru dalam menggam-barkan interaksi antar inti. Tolakan dalam
MNDO diperla-kukan sebagai jarak kontak van der Waals. Suku baru dapat secara
luas mengoreksi defisiensi ini :

a, b, dan c merupakan parameter dalam fungsi gaussian yang berasosiasi dengan atom
yang ditunjukkan pada tanda pangkat (superscript). AM1 mempunyai 14 parameter
per atom (beberapa atom mempunyai parameter fungsi gaussian lebih dari atau lebih
kecil dari yang disebutkan).
11. PARAMETERIZED MODEL 3 (PM3)

Dinamakan demikian karena ini parameterisasi ke tiga dari NDDO, dengan


MNDO dan AM1 sebagai yang pertama dan kedua. Hampir sama dengan bentuk AM1.
Perbedaan filosofi digunakan untuk memilih parameter untuk PM3 dan AM1. Kedua
Hamiltonian sangat baik dan cukup berguna untuk sistem yang bervariasi secara luas
(pada khususnya untuk senyawa organik). Data yang dihasilkan dari metode ini tidak
selalu benar, dan sering menunjukkan kekuatan dan kele-mahan dari pada v

PM3 , atau Metode Parametrik 3 , adalah metode semi-empiris untuk kalkulasi


kuantum struktur elektronik molekuler dalam kimia komputasi . Hal ini didasarkan pada
pendekatan integral Tumpang-Tindih Diferensial Diatomik .ariasi analisis struktur dan
energi molekul.

Model bola-dan-tongkat dari molekul aplysin,


C15H19BrO. Kode warna: Karbon, C: hitam Hidrogen, H: Brom putih, Br: Oksigen merah-
coklat, O: merah Struktur dihitung dengan Spartan Student 4.1, menggunakan metode semi
empiris PM3.

Metode PM3 menggunakan formalisme dan persamaan yang sama dengan metode AM1 .
Satu-satunya perbedaan adalah: 1) PM3 menggunakan dua fungsi Gaussian untuk fungsi
tolakan inti, bukan nomor variabel yang digunakan oleh AM1 (yang menggunakan antara
satu dan empat Gaussian per elemen); 2) nilai numerik dari parameter berbeda. Perbedaan
lainnya terletak pada filosofi dan metodologi yang digunakan selama parameterisasi:
sedangkan AM1 mengambil beberapa nilai parameter dari pengukuran spektroskopi, PM3
memperlakukannya sebagai nilai yang dapat di optimalkan.
Metode ini dikembangkan oleh JJP Stewart dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1989. Ini
diimplementasikan dalam program MOPAC (di mana versi yang lebih lama adalah domain
publik), bersama dengan metode RM1 , AM1 , MNDO dan MINDO terkait , dan di beberapa
program lain seperti sebagai Gaussian , CP2K , GAMESS (US) , GAMESS (UK) , PC
GAMESS , Chem3D , AMPAC , ArgusLab , BOSS , dan SPARTAN .

Publikasi PM3 asli disertakan parameter untuk unsur-unsur berikut: H , C , N , O , F , Al , Si ,


P , S , Cl , Br , dan saya .

Implementasi PM3 dalam program SPARTAN mencakup PM3tm dengan ekstensi tambahan
untuk logam transisi yang mendukung perhitungan pada Ca , Ti , V , Cr , Mn , Fe , Co , Ni ,
Cu , Zn , Zr , Mo , Tc , Ru , Rh , Pd , Hf , Ta , W , Re , Os , Ir , Pt, dan Gd . Banyak unsur
lain, kebanyakan logam, telah dijadikan parameter dalam pekerjaan selanjutnya.optimalkan.

Perkembangan lanjut dari metode semiempiris adalah :

Memasukkan orbital d, yang sangat penting bagi spesies organometalik dan hipervalen,
misalnya MNDO/d yang di-kemukakan oleh Thiel dan Voitzuk. Metode ini memberi-kan
lebih banyak parameter karena terdapat 5 macam orbital d. Juga model awan muatan untuk
menyederha- nakan penyelesaian integral tidak seumum seperti yang harus digunakan untuk
orbital d.

Logam transisi

SINDO1 yang dikemukakan oleh Li, Correa de Mallo dan Jug (1992). PM3/tm yang terdapat
pada program komputer SPARTAN. Problem utama dari penggunaan metode ini adalah
ketidakcocokan data eksperimen dengan parame-terisasi.

Interaksi Konfigurasi (CI).

Beberapa yang dikenal adalah VAMP dari Tim Clark (AM1/SOS), ZINDO (INDO/CI) dan
lain-lain. Penting untuk menggambarkan pertukaran elektron dan korelasi yang signifikan.
Pentingya untuk spektroskopi elektronik yang akurat (UV/VIS), dan energi serta geometri
sistem dengan lebih dari satu keadaan elektronik lowlying. Akan lebih baik kalau digunakan
pendekatan teori ab initio.

Model Fragmen
Pada dasarnya, metode ini menggunakan konsep perhi-tungan dengan teori level rendah
(CNDO) untuk sistem bulk molekul yang besar, kemudian menggunakan teori tingkat tinggi
(AM1) untuk daerah yang khusus yang menjadi perhatian.

Kombinasi mekanika kuantum-mekanika molekular (QM/ MM).

Metode ini mirip dengan model fragmen dan sangat berguna untuk sistem biologis. MM
dapat diterapkan pada bulk dari biomolekul, sedangkan interaksi khusus dimodelkan dengan
mekanika kuantum

12. KUALITAS DARI HASIL SEMIEMPIRIS

Metode semiempiris diparameterisasi berdasar pada sifat khas dari kumpulan


molekul yang mempunyai kesamaan sifat. Penerapan parameter ini dalam perhitungan
senyawa yang “sejenis” dengan kelompok senyawa yang dipakai menyusun parameter
akan tinggi kebenarannya, tetapi untuk senyawa yang jauh berbeda, maka realibilitasnya
rendah. Dalam kasus demikian, metode ab initio dengan tingkat yang rendah pun
-himpunan basis yang kecil- masih berdaya guna dan lebih luas aplikasinya

Untuk struktur molekul dan panas pembentukan dari molekul dengan sistem
tertutup, MNDO, AM1 dan PM3 cukup baik, tapi secara umum AM1 dan PM3 lebih
disukai. Kesalahan mutlak dari panjang ikatan dengan menggunakan metode PM3 sebesar
0,036 Å dan sedikit lebih besar untuk AM1 dan MNDO. Kesalahan pada sudut ikatan
adalah 3 sampai 4 derajat, angka ini masih lebih besar dibandingkan dengan hasil
perhitungan ab initio, tentu dengan waktu perhitungan yang lebih lama.

Beberapa catatan kemampuan umum dari metode semiempiris:

Sterik.

MNDO memberikan overestimasi dari pengaruh kesesakan sterik (sebagai


contoh, neopentana memberikan panas pembentukan sangat tinggi). Kebalikannya,
cincin berang-gota 4 terlalu stabil dengan MNDO (kubena diprediksi terlalu stabil
sebesar 50 kkal/mol). AM1 dan PM3 dapat dijalankan lebih baik dengan energi cincin
beranggota-4, tetapi masih memprediksi mereka sebagai bentuk planar yang berbeda
dengan eksperimen. AM1 dan PM3 juga jelek dalam memprediksi cincin beranggota-
5, yang diprediksi dengan bentuk terlalu datar (misalnya pada furanosa). Metode
AM1 dan PM3 cukup baik untuk memprediksi cincin beranggota 6.

Keadaan transisi.

MNDO overestimasi untuk memprediksi kebanyakan ha-langan reaksi karena


hal ini mempunyai kecenderungan untuk overestimasi dalam menghitung tolakan
antar atom yang terpisah pada jarak van der Waals. AM1 dan PM3 dapat mengoreksi
cukup besar atas kesalahan ini.

Spesies bermuatan

Spesies bermuatan diperlakukan kurang teliti dibanding-kan dengan senyawa


netral. Anion pada khususnya sulit diprediksi karena menggunakan orbital atom
dalam himpunan basis LCAO tidak terlalu diffuse, karena hanya menggunakan orbital
valensi yang sederhana.

Radikal cenderung diprediksi dengan overestimasi oleh metode semiempiris.

Senyawa aromatis secara konsisten dihitung terlalu tinggi dengan menggunakan


metode MNDO, AM1 dan PM3, dengan kesalahan berkisar antara 4 kkal/mol.

Hipervalensi diprediksi sangat jelek karena fungsi orbital d tidak merupakan bagian
dari himpunan basis yang digunakan dalam perhitungan.

Ikatan hidrogen dihitung dengan baik untuk geometri dan energi secara umum dengan
Hamiltonian PM3. Tetapi jarak oksigen-oksigen dalam air dimer lebih baik ditentukan
dengan AM1.

Geometri ditunjukkan dengan tabel berikut 5.1:

Tabel 5.1 Kemampuan beberapa metode semiempiris dalam analisis geometri Molekul
13. Kelebihan dan kekurangan metode kimia kuantum semiempiris

Kelebihan Kekurangan

·         Kalkulasi lebih cepat ·         Membutuhkan data


dibandingkan dengan metode ab- eksperimen atau hasil perhitunhan
inito dapat digunakan untuk ab initio untuk parameter shingga
pemodelan molekul besar harus dilakukan pemilihan metode
·         Mengukur keadaan transisi semi empiris dengan
dan keadaan tereksitasi memperhatikan golongan senyawa
yang akan dianalisi
·         Kurang akurat
dibandingakn dengan metode ab-
initio
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Metode semiempiris dibedakan atas dasar pendekatan parameterisasi data
eksperimen dan penyederhanaan perhi-tungan integral dalam prosedur SCF. Pada
umumnya metode ini baik cukup baik dalam memprediksi sifat molekul. Untuk
keperluan khusus, seperti analisis spektra, harus dilakukan pemilihan metode
semiempiris yang parameterisasinya dida-sarkan pada data spektroskopi.

B. Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_komputasi#:~:text=Metode%20kimia
%20kuantum%20semi%2Dempiris%20didasarkan%20pada%20formalisme
%20metode%20Hartree,beberapa%20parameter%20dari%20data
%20empiris.&text=Penggunaan%20parameter%20empiris%20muncul
%20untuk,korelasi%20ke%20dalam%20metode%20ini.

http://islamudinahmad.com/tulisan/artikel-artikel/artikel-3/metode-kimia-kuantum/

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Semi
empirical_quantum_chemistry_method&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=searh

https://www.sciencedirect.com/topics/mathematics/differential-overlap

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/INDO&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

https://www.sciencedirect.com/topics/chemistry/modified-intermediate-neglect-of-
differential-overlap

https://www.sciencedirect.com/topics/chemistry/neglect-of-diatomic-differential-
overlap

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Austin_Model_1&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&pr
ev=search
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/PM3_(chemistry)&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&p
rev=search

https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Hartree%E2%80%93Fock#Perangkat_lunak

http://blog.unnes.ac.id/nailiskimia/2017/12/26/hyperchem-mudah-atau-susah/

https://www.academia.edu/8817821/METODE_PERHITUNGAN_KIMIA_KOMPU
TASI

https://studylibid.com/doc/133749/bab-2-perhitungan-hyperchem#

Anda mungkin juga menyukai