Disusun oleh :
Rehan R Peranginangin
(105117023)
(Kelompok 1)
Kinetika reaksi adalah jumlah mol zat yang bereaksi per liter yang
diubah menjadi zat lain dalam suatu satuan waktu tertentu. Suatu reaksi
kimia berlangsung karena atom-atom bersenyawa membentuk molekul-
molekul baru dengan cara pembentukan elektron oktet dalam masing-
masing atom. Mekanisme reaksi adalah rangkaian reaksi setingkat demi
setingkat yang terjadi berurutan (Endahwati,2007).
Laju reaksi suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi yang terlibat dalam reaksi terhadap satuan waktu. Laju atau
kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya/bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
umumnya dinyatakan dalam mol/L.
Pada proses reaksi, konsentrasi reaktan akan turun dan konsentrasi
produk akan naik. Laju reaksi adalah kecepatan penurunan konsentrasi
reaktan atau kecepatan kenaikan konsentrasi produk. Laju reaksi suatu
reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi dibawah ini:
A + B ® AB
Persamaan laju reaksi ditulis secara umum sebagai berikut :
Laju reaksi (r) = k [A]m[B]n
Dengan keterangan k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n
merupakan orde reaksi setiap pereaksi. Besarnya suatu laju reaksi
dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Konsentrasi reaktan
2. Luas permukaan
3. Tekanan
4. Temperatur
5. Katalis
Secara umum analisis kinetika reaksi terbagi atas tiga bagian yaitu
orde satu, dua dan tiga. Orde satu menyatakan grafik hubungan antara ln
C denga t yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep ln Co.
Orde dua menyatakan grafik hubungan antara 1/C dengan t yang
merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep 1/Co. Orde tiga
menyatakan grafik hubungan antara 1/C2 dengan t yang merupakan garis
lurus dengan slope 2 k dan intersep 1/Co2 (Tony, 1987). Berikut reaksi
dari masing-masing orde reaksi :
• Reaksi Order ke Satu :
In(a − x) = −krt + const
Pada t=0, const akan berharga −In a, sehingga:
In(a − x) = −krt + In a
Grafik In(a − x) vs t berbentuk garis lurus dengan slope −kr
• Reaksi Order ke Dua :
!"($ & ') & !"() & ')
krt = $ & )
+ const
*
!"
+
Pada t = 0, x = 0 sehingga konstanta berharga $ & ) , sehingga
, )($ & ')
diperoleh: krt = ($ & ') ln
$()&')
3.1. Bahan
• NaOH, • Asam Oksalat,
• Etil Asetat, • Akuades.
3.2. Alat
• Labu ukur, • Arloji,
• Gelas kimia, • Batang pengaduk,
• Erlenmeyer, • Stirrer,
• Gelas ukur, • Stopwatch,
• Pipet ukur, • Burret,
• Pipet tetes, • Penangas,
• Filler, • Botol semprot,
• Thermometer, • Statif & klem.
3.3. Prosedur Kerja
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan konstanta laju
reaksi, orde reaksi, dan energi aktivasi dari reaksi saponifikasi ester
menggunakan metode konduktometri. Larutan yang digunakan
pada percobaan ini yaitu NaOH 1 M dan larutan CH3COOC2H5
pekat. Larutan NaOH sebelum dicampurkan dengan etil asetat di
bakukan dengan dititrasi menggunakan as. Oksalat.
Dibuat kondisi larutan pada suhu 25˚C (suhu kamar), 40˚C
, dan 50˚C yang bertujuan untuk membuktikan bahwa pada kondisi
tersebut terjadilah reaksi orde 2.
Pada kedua larutan dicampurkan dan kondisi suhu 25˚C
(suhu kamar), 40˚C , dan 50˚C. Maka pada campuran tersebut
terjadi reaksi saponifikasi, seperti berikut :
CH3COOC2H5 (aq) + 2NaOH (aq) CH3COONa (aq)+
C2H5OH (aq) + NaOHsisa
Kemudian dilakukan pengukuran daya hantar listrik setiap
30 detik selama 5 menit dengan kondisi suhu yang sudah dibuat
pada 25˚C (suhu kamar), 40˚C , dan 50˚C untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap kinetika reaksi pada percobaan ini.
Daya hantar listrik bergantung dari pergerakan ion-ion yang
diukur dengan melihat besarnya hambatan (R) yang mana listrik
dialirkan ke dalam larutan yang berisi ion-ion tersebut. Sehingga
daya hantar listrik memiliki hubungan yang sebanding dengan
konsentrasi suatu senyawa. Nilai daya hantar yang diperoleh dari
masing-masing suhu mengalami penurunan ketika waktu
bertambah setiap 30 detik selama 5 menit, hal tersebut disebabkan
karena NaOH dan etil asetat yang bereaksi semakin kecil seiring
bertambahnya waktu dan suhu sehingga kedua larutan tersebut
mengalami proses eksoterm.
Penentuan konstanta reaksi, orde reaksi, energi aktivasi dari
reaksi saponifikasi dilakukan dengan metode regresi grafik pada
data yang diperoleh. Pada saat menentukan konstanta laju reaksi
digunakan data antara t (s) vs 1/a(𝑢𝑠)&, . Konstanta yang diperoleh
dari percobaan pada (25˚C) nilai k = 2 x 10-6,, pada 40˚C nilai k =
3 x 10-6, pada 50˚C nilai k= 5 x 10-6
Untuk menentukan energi aktivasi digunaan data antara ln k
Vs 1/T(K) kemudian diplotkan dan dimasukkan ke persamaan
arrhenius untuk mendapatkan nilai energi aktivasi. Energi aktivasi
yang didapat dari percobaan ini sebesar 74,6231 kJ/mol yang
merupakan reaksi endotermal
V. KESIMPULAN
• Orde reaksi dari saponifikasi ester merupakan orde reaksi orde 2
• Nilai konstanta laju reaksi pada saponifikasi ester pada suhu
ruang, 40˚C, dan 50 ˚C berturut-turut ialah 1x10-6, 5x10-6, 1x10-5
• Nilai Ea dari reaksi saponifikasi ester sebesar 74,6231 kJ/mol
(Endotermal)
Endahwati, L,. 2007, Kinetika Reaksi Pembuatan NaOH dari Soda Ash
dan Ca(OH)2, Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, No, 2 Vol 7, Hal 55-
63.
House, J. 2007. Principles of chemical kinetics. Elsevier Academic Press,
Amsterdam.
Khopkar, S. M., 2003. Konsep Dasar Kimia Analitis. Jakarta :UI Press.
Phatalina, dkk., 2013, Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng
Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia, Jurnal Teknik Kimia, No
2, Vol 19, Hal 42-48.
Tony, B., 1987, Kimia Fisika Untuk Universitas, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
• Perhitungan
1. Pembakuan larutan NaOH standar
Persamaan reaksi pembakuan NaOH dengan asam oksalat :
NaOH(aq)+𝐻/ 𝐶/ 𝑂8 .2 H2O(aq) 𝑁𝑎/ 𝐶/ 𝑂8 (aq)+ 2H2O(l)
/ ' <$==$ $=$< >?=$@$A
[NaOH] simplo = ;B< $=$< >?=$@$A ' C D$EFG
/ ' H,JKH/ L
= M
,/J ' H,HHQ/R
NOP
= 1,087 M
/ ' H,JK L
[NaOH] duplo = M
,/J ' H,HHQ/R
NOP
= 1,087M
[D$EF]=U<V@>W[D$EF] XYV@>
[NaOH]rata-rata = /
,,HZ[ BW,,HZ[ B
= /
= 1,087 M
Nilai k diperoleh dari setiap regresi linear persamaan garis 1/a terhadap t
(terdapat pada lampiran grafik) pada setiap suhu, (y = ax + b) , nilai a
merupakan nilai k sehingga di peroleh nilai k menurut tabel di bawah ini :
Tabel 2.4. Penentuan nilai Ea
T T
1/T k ln k
(˚C) (K)
25 298 0,0033 1x10-6 -13,82
40 313 0,0032 5x10-6 -12,21
50 323 0,0031 1x10-5 -11,51
• Grafik
0,00140
0,00120
0,00100
1/a
0,00080
25
0,00060 Linear (25)
0,00000
0 50 100 150 200 250 300 350
t (s)
Grafik 1/a terhadap t pada suhu 40°C
0,0035
0,0030
0,0025
0,0020
1/a
40
0,0015
Linear (40)
0,0010
y = 5E-06x + 0,0016
0,0005 R² = 0,9956
0,0000
0 50 100 150 200 250 300 350
t (s)
0,0050
0,0040
1/a
0,0030
50
y = 1E-05x + 0,002
0,0010 R² = 0,9976
0,0000
0 50 100 150 200 250 300 350
t (s)
Grafik ln k vs 1/T
0
0,00305 0,0031 0,00315 0,0032 0,00325 0,0033 0,00335 0,0034
-2
-4
-6
ln k
-8 ln k vs 1/T
-12
y = -8975,6x + 16,35
-14
R² = 0,9921
-16
1/T