Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum KI-3141

Dinamika Kimia
Percobaan M3
LAJU INVERSI GULA

Nama : Galih Dyah Kurniawati


NIM : 10515055
Kelompok/ Shift : III/ Kamis Pagi
Tanggal Percobaan : 26 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 02 November 2017
Asisten : Reza Jati P.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
LAJU INVERSI GULA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan tetapan laju reaksi orde pertama pada reaksi hidrolisis sukrosa dengan
katalis ion H+.

II. TEORI DASAR


Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa. Sukrosa
merupakan senyawa yang memiliki sifat optis aktif sehingga dapat memutar bidang
polarisasi ke kanan. Reaksi hidrolisis sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa
dengan bantuan asam atau enzim invertase. Glukosa memutar bidang polarisasi ke
kanan, fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri. Pemutaran ke kiri oleh fruktosa lebih
besar dibandingkan pemutaran ke kanan oleh glukosa, sehingga terjadi inversi. Reaksi
hidrolisis sukrosa yaitu:

Gambar 1. Reaksi hidrolisis sukrosa

Laju reaksi A + B → C dapat dinyatakan sbb:


d[A]
− = 𝑘. [A]a . [B]b
dt
dengan a yakni orde reaksi terhadap A dan b yakni orde reaksi terhadap B. Pada
pengukuran laju reaksi, konsentrasi reaktan dan produk mesti diketahui sebagai
fungsu waktu, sehingga perlu pemberhentian reaksi dengan cara pembekuan reaksi
cuplikan atau menghilangkan katalis. Metode yang lebih akurat yaitu penentuan
konsentrasi secara fisik, yakni mengukur salah satu sifat fisik, seperti absorbansi,
potensial reduksi, hantaran listrik, tekanan, atau pemutaran bidang polarisasi. Hukum
laju reaksi inversi sukrosa yaitu:
d[Sukrosa]
− = 𝑘. [H + ]. [H2 O]. [Sukrosa]
dt
Reaksi ini [H+] dan [H2O] tetap, sehingga merupakan reaksi orde pertama semu.
III. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Penentuan α aquadm
Pengukuran αo atau α aquadm (o)
1 175.40
2 171.20
Tabel 2. Pengukuran saat 30 menit pertama Tabel 3. Pengukuran 30 menit setelah pemanasan T=40oC
t (menit) αt 1(o) αt 2
(o) t (menit) αt+∆ 1 (o) αt+∆ 2 (o)
5 179.65 175.50 65 179.10 172.95
10 177.60 171.90 70 177.30 169.10
15 173.60 168.50 75 172.60 168.70
20 170.20 167.45 80 170.70 167.60
25 169.55 164.95 85 170.00 166.30
30 169.10 163.90 90 168.50 165.00

IV. PENGOLAHAN DATA


α t' = αt-αo
α(t+∆)' = α (t+∆)-αo
Contoh perhitungan:
α t' = αt-αo =179.65 – 175.40 = 4.25o
α(t+∆)' = α (t+∆)-αo =179.10 - 175.40 = 3.70o
α t'- α(t+∆)' = 4.25 - 3.70 = 0.55o
ln (α t'- αt+∆') = ln (0.25) = -0.597

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil pengolahan data pengukuran 1 sbb:
Tabel 4. Pengolahan pada data 1
′ ′
t (menit) 𝛼t′ (°) 𝛼t+∆ ′ (°) 𝛼t′ − 𝛼t+∆ (°) ln(𝛼t′ − 𝛼t+∆ )
5 4.25 3.7 0.55 -0.598
10 2.2 1.9 0.30 -1.204
15 -1.8 -2.8 1.00 0
20 -5.2 -4.7 -0.50 -
25 -5.85 -5.4 -0.45 -
30 -6.3 -6.9 0.60 -0.511

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil pengolahan data pengukuran 2 sbb:
Tabel 5. Pegolahan pada data 2
′ ′
t (menit) 𝛼t′ (°) 𝛼t+∆ ′ (°) 𝛼t′ − 𝛼t+∆ (°) ln(𝛼t′ − 𝛼t+∆ )
5 4.3 1.75 2.55 0.936
10 0.7 -2.1 2.8 1.030
15 -2.7 -2.5 -0.2 -
20 -3.75 -3.6 -0.15 -
25 -6.25 -4.9 -1.35 -
30 -7.3 -6.2 -1.1 -
Data 1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-0.2

-0.4
ln (α t'- αt+∆')

-0.6
y = 0.0124x - 0.764
-0.8 R² = 0.0735

-1

-1.2

-1.4
Waktu (menit)
Gambar 2. Kurva kalibrasi pada data 1
Dari kurva diperoleh persamaan regresi y=mx+C, y = 0.012x - 0.764, sehingga
diperoleh:
k = -m = -0.012 Menit-1

Data 2
1.04

1.02
y = 0.0187x + 0.8426
ln (α t'- αt+∆')

1 R² = 1
0.98

0.96

0.94

0.92
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
Gambar 3. Kurva kalibrasi pada data 2
Dari kurva diperoleh persamaan regresi y=mx+C, y = 0.018x + 0.842, sehingga
diperoleh:
k = -m = -0.018 Menit-1
V. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan, diperoleh nilai tetapan laju reaksi orde pertama pada
reaksi hidrolisis sukrosa dengan katalis ion H+ pada data pengukuran pertama dan
kemua yaitu -0.012 Menit-1 dan -0.018 Menit-1 .

VII. DAFTAR PUSTAKA


Atkins, P., Paula, J.d. 2006. Physical Chemistry, 8th edition. Oxford University Press.
USA. Halaman 791-797
Khan, S.H., Rahman, K. 1996. Inversion of Sucrose Solution by Ion Exchange :
Evaluation of Reaction Rate and Diffusivity. The Chemical Engineering Journal
61 (1996). Halaman 7-12
Verma, A.K., Singh, S.B., Agarwal, A.K., Solomon, S. 2012. Influence of Postharvest
Storage Temperature, Time, and Invertase Enzyme Activity on Sucrose and
Weight Loss in Sugarcane. Postharvest Biology and Technology 73 (2012).
Halaman 14–21

VIII. LAMPIRAN
1. Data pengamatan
2. Pertanyaan dari modul

1. Bagaimanakah mekanisme katalisis oleh ion H+ pada reaksi ini? Gambarkan


terjadinya protonasi dan pemecahan ikatan!
Jawab:

2. Berapa tetapan laju inversi yang diperoleh bila digunakan larutan asam yang
konsentrasinya dua kali lebih besar?
Jawab:
Bila digunakan larutan asam yang konsentrasinya dua kali lebih besar,
tetapan laju inversi yang diperoleh akan sama dengan setengah kali tetapan laju
inversi dengan larutan asam yang konsentrasinya 1 ekivalen. Hal ini karena
konsentrasi H+ diasumsikan tidak berubah dan dianggap konstan sehingga tidak
mempengaruhi laju reaksi, sehingga pengaruh 2 kali lipat konsentrasi H+ lebih
besar mesti diseimbangkan dengan nilai tetapannya yang setengah kali dari
tetapan konsentrasi H+ 1 ekivalen, agar diperoleh nilai tetapan laju reaksi yang
tetap juga.

3. Terangkan dengan singkat istilah-istilah ini:


a. Tentang penentuan orde reaksi
i. Metode coba-coba
ii. Metode isolasi
iii. Metode kecepatan awal
b. Tabung katalisis asam-asam
“Specific hydrogen ion catalysis”
Jawab:
a. Tentang penentuan orde reaksi
i. Metode coba-coba adalah metode penentuan orde reaksi dengan
cara membandingkan satu data dengan data lainnya. Metode ini
digunakan secara trial and error.
ii. Metode isolasi adalah metode penentuan orde reaksi di mana
konsentrasi reaktan dibuat bervariasi, namun konsentrasi reaktan
yang lain dibuat tetap.
iii. Metode kecepatan awal adalah metode penentuan orde reaksi
dengan pengaluran nilai logaritma laju reaksi terhadap logaritma
konsentrasi reaktan.
b. Tabung katalisis asam-asam
Specific hydrogen ion catalysis menggunakan tabung berisi campuran
suatu zat tertentu dengan asam spesifik yang kemudian dikocok-kocok
hingga tercampur.

Anda mungkin juga menyukai