Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum KI-2221

Cara Pemisahan dan Elektrometri


Percobaan 1
IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN TITRASI
POTENSIOMETRI

Nama : Dedy Wicaksono


NIM : 10515009
Kelompok : P1
Tanggal Percobaan : 13 Februari 2017
Tanggal Pengumpulan: 20 Februari 2017
Asisten : R. Tina Rosmalina

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
PERCOBAAN 1
Identifikasi Asam Lemah dengan Titrasi Potensiometri

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai Ka asam Lemah dengan titrasi potensiometri
2. Menentukan Nilai Mr dari sampel asam lemah

II. Dasar Teori

Asam lemah monoprotik (HA) dalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan
ion ionnya (H3O+) dan (A-)
HA + H2O H3O+ + A-
Dengan tetapan disosiasi (Ka)
[H3 O+ ][A ]
Ka =
[HA]

Atau jika dinyatakan dalam log Ka (pKa)


[HA]
pKa = pH + log
[ ]

Nilai dari Ka atau pKa sangat karakteristik untuk asam-asam lemah sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah asam lemah. Persamaan (3) menunjukkan pKa akan
sama dengan pH larutan jika [HA] = [A-]. Keadaan ini terpenuhi ketika berada pada titik tengah
penetralan asam lemah oleh basa kuat ( Volume titran = volume titran pada titik ekivalen).
Sehingga nilai pKa dari asam lemah yang dititrasi dapat ditentukan dari pH larutan pada titik
tengah tersebut. (Tim Analitik, 2017)
Disosiasi asam lemah poliprotik di dalam larutan melibatkan beberapa kesetimbangan.
Sehingga asam lemah poliprotik memiliki beberapa tetapan disosiasi (Ka1, Ka2 .dst) yang juga
sangat karakteristik untuk asam tersebut. Nilai Ka2 dapat dihitung dengan persamaan berikut :
pKa2 = 2 pHekiv pKa1
Dengan pHekiv adalah pH larutan pada titik ekivalen pertama. Dengan menggunakan
pH larutan pada titik tengah titrasi proton pertama dan pH larutan pada titik ekivalen
pertama maka nilai Ka1 dan Ka2 dapat ditentukan. (Tim Analitik , 2017)
Nilai pH larutan yang diperlukan untuk menetapkan nilai-nilai tetapan disosiasi
asam lemah tersebut dapat ditentukan secara langsung dari kurva titrasi asam-basa. Kurva
titrasi asam-basa berbentuk sigmoid dan dapat dibuat dengan mudah melalui titrasi
potensiometri. (Tim Analitik, 2017)
Titrasi potensiometri mencakup pengukuran potensial sel (yang terdiri dari sebuah
elektroda selektif dan sebuah elektroda pembanding) sebagai fungsi dari volume titran.
Selama titrasi asam-basa konsentrasi ion hidrogen berubah sebagai fungsi volume titran.
Elektroda gelas merupakan eletroktoda selektif. Potensial elektroda gelas merupakan
fungsi potensial linear dari pH , sehingga potensial sel yang diukur juga merupakan fungsi
linear dari pH larutan. (Tim Analitik, 2017)

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan : Labu takar 250 mL, pipet seukuran 25 mL dan 50 mL, buret 25 mL,
peralatan gelas umum, pH meter, elektrode gelas, electrode pembanding, pengaduk magnet, filler,
klem dan stirer.
Bahan yang digunakan : Larutan baku natrium hidroksida 0,1064 M, larutan buffer baku
pH 4, pH 7 dan pH 10 serta sampel asam 0,2576 gram.

IV. Cara Kerja


Sampel asam lemah murni ditimbang ke dalam gelas piala 250 mL sebesar 0,2576 gram.
Kemudian ditambahkan 175 mL air bebas mineral, ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan
pada 40o C. Larutan diaduk hingga sampel asam terlarut sempurna. Didinginkan dan dipindahkan
secara kuantitatif ke dalam labu takar 250 mL kemudian diencerkan hingga tanda batas. PH meter
dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4, 7 dan 10. Larutan sampel ini dipipet ke dalam gelas piala
150 mL dan ditempatkan di atas alat pengaduk magnetik. Elektroda gelas dan elektroda
pembanding dicelupkan ke dalam larutan ini. PH diukur sambil larutan diaduk. Kemudian
ditambahkan 0,5 mL larutan NaOH 0,1064 M dan pH larutan dicatat. Pengukuran pH diulangi
pada setiap penambahan 0,5 mL ( 0,1 mL di sekitar titik ekivalen) larutan basa. Pengukuran
dihentikan jika pH larutan antara 9-10. Larutan dipipet sekali lagi dan pekerjaan ini diulangi
kembali. Namun sekarang digunakan porsi yang lebih besar untuk menghemat waktu.
Dari data yang dperoleh dibuat kurva antara volume titran dan pH larutan. Digambarkan
juga kurva titrasi turunan pertama dan turunan kedua dari data yang diperoleh. Dari kurva-kurva
tersebut ditentukan massa molekul relatif asam yang dititrasi. Ditentukan pH larutan pada titik
tengah titrasi untuk menentukan nilai pKa asam yang dititrasi. Diidentifikasi asam yang dititrasi
dengan membandingkan nilai pKa dan Mr yang diperoleh dengan data literatur.

V. Data Pengamatan

Tabel Data Titrasi 1


Data Kurva Turunan
Data Percobaan Data Kurva Turunan Pertama
Kedua
V V1 Rata-rata V2 Rata- rata
V NaOH Ph NaOH pH
(mL) (mL)
0 2,32 0.5 0.05 0.1 0.25 -0.02 0.5
0,5 2,37 0.5 0.04 0.08 0.75 0.02 1
1 2,41 0.5 0.05 0.1 1.25 0.04 1.5
1,5 2,46 0.5 0.07 0.14 1.75 0 2
2 2,53 0.5 0.07 0.14 2.25 0.06 2.5
2,5 2,60 0.5 0.1 0.2 2.75 0.1 3
3 2,70 0.5 0.15 0.3 3.25 0.14 3.5
3,5 2,85 0.5 0.22 0.44 3.75 0.04 4
4 3,07 0.5 0.24 0.48 4.25 -0.06 4.5
4,5 3,31 0.5 0.21 0.42 4.75 0 5
5 3,52 0.5 0.21 0.42 5.25 0.02 5.5
5,5 3,73 0.5 0.22 0.44 5.75 -0.02 6
6 3,95 0.5 0.21 0.42 6.25 0.2 6.5
6,5 4,16 0.5 0.31 0.62 6.75 0.4 7
7 4,47 0.5 0.51 1.02 7.25 5.18 7.5
7,5 4,98 0.5 3.1 6.2 7.75 -0.73333333 7.9125
8 8,08 0.15 0.82 5.466667 8.075 -3.46666667 8.1625
8,15 8,90 0.2 0.4 2 8.25 -0.2 8.3125
8,35 9,30 0.05 0.09 1.8 8.375 -0.3 8.4125
8,4 9,39 0.1 0.15 1.5 8.45 -0.3 8.5
8,5 9,54 0.1 0.12 1.2 8.55 -0.6 8.6
8,6 9,66 0.1 0.06 0.6 8.65 0.4 8.7
8,7 9,72 0.1 0.1 1 8.75 -0.1 8.8
8,8 9,82 0.1 0.09 0.9 8.85 0 8.9
8,9 9,91 0.1 0.09 0.9 8.95
9 10
Tabel Data Titrasi 2

Data Kurva Turunan


Data Percobaan Data Kurva Turunan Pertama
Kedua
V
V1 Rata-rata V2 Rata- rata
V NaOH pH NaOH pH
(mL) (mL)

0 2.38 1 0.05 0.05 0.5 0.05 1


1 2.43 1 0.1 0.1 1.5 0.08 2
2 2.53 1 0.18 0.18 2.5 0.22 3
3 2.71 1 0.4 0.4 3.5 0.08 4
4 3.11 1 0.48 0.48 4.5 -0.08 5
5 3.59 1 0.4 0.4 5.5 0.06 5.875
6 3.99 0.5 0.23 0.46 6.25 0.12 6.5
6.5 4.22 0.5 0.29 0.58 6.75 0.32 6.925
7 4.51 0.2 0.18 0.9 7.1 0.4 7.175
7.2 4.69 0.1 0.13 1.3 7.25 0.033333333 7.3125
7.3 4.82 0.15 0.2 1.333333 7.375 4.266666667 7.425
7.45 5.02 0.05 0.28 5.6 7.475 -2.9 7.5125
7.5 5.3 0.1 0.27 2.7 7.55 7.6 7.6
7.6 5.57 0.1 1.03 10.3 7.65 11.7 7.6875
7.7 6.6 0.05 1.1 22 7.725 -8.4 7.75
7.75 7.7 0.05 0.68 13.6 7.775 -10 7.8375
7.8 8.38 0.2 0.72 3.6 7.9 -1.94 8.075
8 9.1 0.5 0.83 1.66 8.25 -0.98727273 8.5125
8.5 9.93 0.55 0.37 0.672727 8.775
9.05 10.3
VI. Perhitungan dan Pengolahan Data

Gambar 1

Gambar 2
Gambar 3

Gambar 4
Gambar 5

Gambar 6
Penentuan Ka
V ekuivalen = 7,75 mL
pH ekuivalen = 6,2
Nilai pKa = Nilai pH saat V ekuivalen
= 2,95 (Berdasarkan grafik 1)
Nilai Ka = 10-2,95
= 1,12 x 10-3

Penentuan nilai Mr
NaOH(aq) + HA(aq) NaA(aq) + H2O(l)
Sampel merupakan asam monoprotik maka :
Nilai n sampel = n NaOH x faktor aliquot
= V NaOH x M NaOH x faktor aliquot
= 7,75 x 10-3 liter x 0,1 M x (250 mL/50 mL)
= 3,875 x 10-3 mol

Mr sampel = Massa sampel / Mol


= 0,2576 gram / ( 3,875 x 10-3 mol)
= 66,477 gram/mol

VII. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan identifikasi asam lemah menggunakan metode titrasi
potensiometri. Titrasi potensiometri merupakan titrasi yang titik akhirnya ditentukan melalui nilai
potensial elektroda (elektroda direndam dalam campuran pereaksi) . Pada titrasi ini menggunakan
dua macam yaitu elektroda selektif dan elektroda pembanding. Elektroda selektif yang digunakan
ialah elektroda gelas. Selama titrasi asam - basa ini, konsentrasi ion hidrogen berubah sebagai
fungsi volume titran. Potensial elektrode gelas merupakan fungsi potensial linear dari nilai pH
sehingga potensial yang diukur merupakan fungsi linear dari pH larutan.
Esel = K-0,059 pH
Nilai pH langsung dapat dibaca oleh pH meter. Namun pH meter harus dikalibrasi terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan buffer yang memiliki nilai pH yang telah diketahui pasti.
Pada percobaan ini munggunakan pH 4 , 7 dan 9. Dengan dilakukan kalibrasi, pH meter akan
dapat menentukan nilai K dan slope (0,059 V pada 25o C) secara otomatis sehingga pengukuran
potensial yang terbaca oleh pH meter diubah menjadi nilai pH larutan.
Pada percobaan ini dilakukan pemanasan yang fungsinya untuk melarutkan sampel asam
yang akan digunakan sehingga larut sempurna. Untuk mempercepat sampel terlarut juga
dilakukan pengadukan menggunakan batang pengaduk magnet.
Data yang diperoleh pada titrasi potensiometri ini dapat disajikan dalam bentuk kurva pada
titik akhir titrasi dengan menggunakan kurva antara volume dengan pH. Dalam melakukan
identifikasi asam lemah dapat dilakukan dengan menggunakan data nilai Ka ( konstanta disosiasi
asam) atau nilai pKa dari asam tersebut. Ciri-ciri dari asam lemah ialah memiliki nilai Ka yang
kecil. Nilai pKa pada asam lemah ini, dapat ditentukan melalui nilai pH yang ditunjukkan saat
berada pada titik tengah titrasi ( pH saat volume ekuivalen ). Pada saat perhitungan untuk
menentukan nilai volume ketika berada pada titik akhir titrasi , dapat dilihat ketika menggunakan
kurva titrasi asam-basa berbentuk sigmoid, namun ketika kesulitan dalam menentukan volume
ekuivalen dapat juga menggunakan kurva turunan pertama dan kurva turunan kedua dari titrasi
tersebut. Sehingga dapat ditentukan dengan jelas letak titik akhir titrasi. Pada kurva turunan
pertama, titik akhir titrasi dapat dilihat ketika ada titik puncak tertinggi yang tergambar pada kurva.
Di titik itulah volume ekuivalen berada. Saat titik ekuivalen terjadi penurunan laju kenaikan pH
sehingga tergambar puncak tertinggi dari kurva tersebut. Pada kurva turunan kedua titrasi, volume
pada titik akhir titrasi ditandai dengan asimtot yang terjadi pada kurva turunan kedua. Hal tersebut
menandakan bahwa adanya perubahan laju kenaikan puncak positif yang kemudian berubah secara
signifikan menjadi lembah negatif.
Asam lemah monoprotik (HA) akan larut dalam air, sebagian akan terurai (terdisosiasi)
membentuk ion hydronium (H3O+) dan basa konjugasinya (A-)
HA + H2O H3O+ + A-
Dengan tetapan disosiasi (Ka)
[H3 O+ ][A ]
Ka =
[HA]
Atau jika dinyatakan dalam log Ka (pKa)
[HA]
pKa = pH + log
[ ]

Untuk asam lemah poliprotik memiliki beberapa nilai tetapan disosiasi (Ka), karena di
dalam larutan asam lemah poliprotik melibatkan beberapa kesetimbangan. Namun pada percobaan
ini asam lemah yang digunakan berupa asam lemah monoprotik karena kurva sigmoid yang
muncul pada percobaan ini hanya 1.
Dari kurva dua titrasi yang dilakukan, dilihat melalui kurva-kurva yang terbentuk, titik
akhir titrasi terjadi ketika volume berada saat 7,75 mL dengan nilai pH 6,2 serta nilai pH saat
volume ekuivalen berada pada pH 2,95. Dari data tersebut nilai Ka asam lemah pada percobaan
ini dapat diketahui dan bernilai 1,12 x 10-3.
Untuk memperkuat hasil identifikasi asam lemah maka dilakukan perhitungan massa
molekul relatif . Massa molekul relatif dari asam lemah dapat dihitung dari volume titran pada
titik ekuivalen titrasi dengan berat sampel asam lemah diketahui dengan tepat. Berdasarkan
percobaan , dengan berat sampel asam 0,2576 gram dan volume titik akhir titrasi sebesar 7,75 mL
dapat dihitung nilai Mr. Nilai Mr dari sampel asam lemah berdasarkan perhitungan menggunakan
data-data dari percobaan adalah 66,477 gram/mol.

VIII. Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang dilakukan, dilakukan perhitungan dengan hasil nilai Ka

dari sampel asam lemah adalah 1,12 x 10-3 dan massa molekul relatifnya sebesar 66,477
gram/mol.

IX. Daftar Pustaka


Harvey, David. 2008. Analythical Chemistry 2.0. McGraw-Hill Companies. Hal 431-434

Skoog, D.A. Analytical Chemistry 9th Ed., Saunders College Publishing. Philadelphia, 2014,
412-415.

Harvey, David. Modern Analytical Chemistry. 1st ed. Mc Graw-hill Companies. 1956. 734-
736.

Anda mungkin juga menyukai